Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Kerja (Renja) BLUD UPT Puskesmas cerme adalah merupakan dokumen perencanaan
BLUD UPT Puskesmas Cerme yang dilaksanakan untuk tahun 2020. Hal ini dilaksanaakan tidak terlepas
dari tugas pokok dan fungsi, namun dalam pelaksaannya didasarkan pada skala prioritas (urgensi)
dengan mengutamakan nilai-nilai pelayanan kesehatan dengan mengacu pada anggaran berbasis kinerja
yang berioritas pada hasil yakni dalam setiap tahunnya diwajibkan menyusun dokumen Rencana kerja
(Renja) yang kemudian dan fungsi khususnya pada BLUD UPT Puskesmas Cerme.

Renja Puskesmas cerme adalah bagian yang tak terpisahkan dengan Renja Dinas Kesehatan Kab.
Gresik untuk melaksanakan upaya-upaya strategis yang menjadi target pencapaian pelaksanaan untuk
tahun 2020. Adapun landasan normatif dalam menyusun Renja ini berdasarkan pada Permendagri no 22
tahun 2018 tentang penyusunan Rencana kerja Pemerintah daerah 2019.

Dalam penyusunan renja dimaksudkan agar dalam pelaksanaan program kegiatan lebih terarah,
teratur, akuntabel dan tepat sasaran sehingga diharapkan pada aplikasinya tidak menemukan kendala
apapun. Dalam melaksanakan tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) tidak terlepas
menyelanggarakan fungsi Pembinaan pelaksanaan umum, pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan
operasional, dan tugas lain yang ditentukan berdasarkan bidang tugas.

B. Landasan Hukum

Dasar Hukum yang digunakan dalam menyusun Rencana Kerja BLUD UPT Puskesmas Cerme
antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737) ;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4741);

3. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor : 9 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016 Tahun 2016 – 2021.
C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan menyusun Rencana Kerja BLUD UPT Puskesmas Cerme Tahun 2020 adalah :

a. Sebagai landasan operasional unutk melaksanakan serangkaian kegiatan pada UPTD Puskesmas
Cerme sehingga seluruh unsur dapat dimanfaatkan secara optimal melalui program kegiatan;

b. Menjadi acuan dan pedoman pelaksanaan dalam merealisasikan rencana yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi sehingga pencapiannya dapat dilakukan dengan lebih terukur, efisien dan efektif dan
akuntabel;

c. Memudahkan seluruh aparat dalam mencapai tujuan dan memudahkan komitmen penyusun
program kegiatan secara terpadu, terarah dan berkelanjutan;

d. Menjadi landasan penentuan program kegiatan tahunan secara berkelanjutan dan


berkesinambungan.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penyusun dokumen Rencana Kerja Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Landasan Hukum

C. Maksud dan Tujuan

D. Sistematika

BAB II PELAKSANAAN RENJA PUSKESMAS

A. Isu – Isu Strategis Aplikasi Tugas Pokok Dan Fungsi

B. Kondisi Yang Diharapkan pada BLUD UPT Puskesmas Cerme

C. Organisasi BLUD UPT Puskesmas cerme

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, KEGIATAN

A. Tujuan Rencana Kerja

B. Sasaran Rencana Kerja

C. Program dan Kegiatan

BAB IV PENUTUP
BAB II

PELAKSANAAN RENJA PUSKESMAS

Perencanaan Kinerja adalah merupakan proses penyusunan Rencana kerja sebagai penjabaran
dari sasaran dan program kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategik, yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan rencana kerja
Puskesmas Cerme (Perfomance Plan) dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan
anggaran melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik serta merupakan komitmen bagi instansi untuk
mencapainya dalam kurun waktu tertentu dan kurun waktu satu tahun. Dalam Rencana kerja ditetapkan
Rencana kerja Tahunan (KT) untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran kegiatan.

Dokumentasi Rencana kerja membuat informasi tentang indikator kinerja sasaran dan rencana
pencapaiaannya, program, kegiatan, serta kelompok indikator kinerja dan rencana capaiannya. Indikator
kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat capaian suatu kegiatan
yang telah ditetapkan. Penetapan indikator kinerja harus didasarkan pada perkiraan yang realistis
dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta data pendukung yang harus
diorganisasir.

Pada prinsipnya renja adalah merupakan penjabaran target kinerja yang harus dicapai dalam
satu tahun pelaksanaan yang menunjukan nilai kualitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik
pada tingkat sasaran strategik maupun tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses
pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Rencana kerja
merupakan komitmen seluruh anggota organisasi untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan
sebagai bagian dari upaya memenuhi misi organisasi. Dengan demikian, seluruh proses perencanaan
dan pengendalian aktivitas operasional sepenuhnya dapat dirujuk pada Rencana kerja tahunan tahun
2020.

A. Isu – Isu Strategis Aplikasi Tugas Pokok Dan Fungsi

Isu strategis UPTD Puskesmas Cerme adalah suatu isu penanganannya perlu perhatian secara
serius sehingga pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dan kedepan tidak
lagi terdapat suatu hambatan dalam arti program kegiatan berjalan sebagaimana sasaran yang ingin
dicapai. Tentunya sejalan dengan pengembangan lingkungan strategik di bidang pelayanan kesehatan
khususnya UPTD Puskemas Cerme dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Isu – isu strategis tersebut
sebagai pendukung dalam merumuskan program kegiatan dalam jangka waktu lima tahun kedepan
sejalan dengan program kegiatan Dinas Kesehatan diuraikan sebagai berikut :

1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Lansia dan Gizi Masyarakat


Kematian ibu selama masa kehamilan dan nifas masih menjadi isu yang sangat strategis karena
Angka Kematian Ibu merupakan gambaran kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat.
Kondisi geografis dan demografis wilayah kerja dengan kepadatan penduduk serta mobilitas
yang tinggi, memerlukan terobosan dan inovasi untuk menjangkau ibu hamil melalui strategi-
strategi pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.

Pemantauan terhadap ibu risiko tinggi, bayi dan balita risiko tinggi perlu dilakukan melalui
pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.

Indikator tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik yang mengacu kepada RPJMD Kabupaten
Gresik adalah meningkatkan Usia Harapan Hidup (UHH). Hal tersebut berkaitan erat dengan
kesehatan lansia sehingga lansia memerlukan pelayanan program yang lebih komprehensif dan
memadai.

Pada semua lini kehidupan, keadaan gizi merupakan penunjang yang sangat penting. Angka gizi
buruk pada balita masih ada di wilayah kerja Puskesmas Cerme. Penemuan gizi buruk melalui
pemeriksaan status gizi yang dilanjutkan dengan konseling hingga terapi adekuat sangat
diperlukan untuk menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia melalui peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia.

2. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Paradigma sakit pada masyarakat termasuk masyarakat pedesaan, masih menjadi
hambatan pelaksanaan promosi kesehatan. Upaya peningkatan kesadaran masyarakat
terhadap upaya promotif preventif perlu tetap dilaksanakan.
Promosi kesehatan memerlukan terobosan dan inovasi agar mudah diterima masyarakat
dan mendorong perubahan perilaku dan paradigma sakit menjadi paradigma sehat.
Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu metode untuk lebih mendekatkan promosi
kesehatan di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan kondisi sosial dan budaya yang ada.
Pemberdayaan masyarakat dilakukan kepada pihak manapun yang memiliki potensi dan
sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk upaya promosi kesehatan.
Kebijakan pemerintah melalui anggaran Biaya Operasional Kesehatan (BOK) menjadi
daya dorong untuk upaya promosi kesehatan.

3. Perbaikan Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan

Tuberkulosis masih menjadi masalah utama di bidang penyakit menular di wilayah kerja
Puskesmas Cerme. Capaian penemuan kasus TB masih rendah yaitu 56% dari target penemuan
penderita berdasarkan insidens TB di masyarakat. Sementara itu masih banyak fasilitas
kesehatan di wilayah kerja yang belum menerapkan standar pengobatan TB melalui DOTS.
Sedangkan kasus-kasus TB yang belum ditemukan dan diobati akan terus menjadi ancaman
karena menjadi sumber penularan bagi masyarakat.
Selain masalah tuberkulosis, ancaman penyakit HIV-AIDS pada masyarakat urban di
wilayah kerja Puskesmas Cerme juga cukup tinggi. Banyak masyarakat pendatang yang
berstatus penduduk tidak tetap di rumah persewaan atau kos-kosan pekerja dan kasus
kenakalan remaja.
Kondisi lingkungan berpengaruh besar terhadap pola penyakit terutama penyakit
menular dan berperan terhadap derajat kesehatan manusia sebagai host penyakit akibat
lingkungan.
Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Cerme rawan terhadap paparan polusi industri
dan kendaraan bermotor, kecelakaan lalu lintas, bencana bahan kimia, kebisingan dan
kurangnya penghijauan yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan.

4. Perbaikan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Wilayah kerja Puskesmas Cerme dengan jumlah penduduk yang padat dan
karakteristik masyarakat urban, meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Tingkat
pendapatan yang tergolong tinggi tanpa diimbangi dengan penerapan gaya hidup sehat akan
berdampak pada peningkatan kasus penyakit metabolik seperti Diabetes Melitus, hipertensi,
dislipidemia dan lain-lain.
Paparan polusi, gaya hidup yang tidak sehat dan perilaku seks bebas juga
meningkatkan risiko kanker termasuk kanker payudara dan kanker leher rahim.

5. Peningkatan Kualitas Pelayanan Melalui Penerapan Standar Akreditasi Puskesmas dan


Perkembangan Tekhnologi Informasi

Kebijakan akreditasi Puskesmas sesuai dengan Permenkes No 46 Tahun 2015 merupakan


peluang untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas. Standar akreditasi diterapkan dalam
mutu pelayanan administrasi manajemen, UKM dan UKP. Peningkatan mutu pelayanan akan
menambah daya saing dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain.

Perkembangan tekhnologi informasi dan karakteristik masyarakat urban yang melek tekhnologi
dan berpendidikan baik, perlu dikembangkan menjadi saran peningkatan mutu pelayanan.
Penggunaan tekhnologi informasi baik dalam proses pelayanan, informasi kesehatan maupun
penanganan pengaduan perlu dikembangkan.

6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Perorangan yang Responsif

Masyarakat pedesaan di wilayah kerja Puskesmas Cerme dengan tingkat mobilitas dan irama
kerja yang tinggi, memiliki tuntutan pelayanan yang mudah, cepat dan responsif.
Kemudahan akses pelayanan kesehatan selama 24 jam dan pelayanan home care untuk
pelayanan prima perlu dipertimbangkan sebagai terobosan dan inovasi.
A. Kondisi Umum BLUD UPT Puskesmas Cerme Masa Kini :

a. Perlunya Pemahaman aparat terhadap tupoksi :

Peran BLUD UPT Puskesmas Cerme sangat menentukan keberhasilan dalam melaksanakan program
kegiatan layanan dibidang kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsi. Dengan pemahaman tupoksi
diharapkan pelayanan kesehatan dapat bejalan dengan tepat, benar, tetap sasaran, sesuai dengan
aturan yang berlaku. Namun tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaannya akan mendapatkan suatu
hambatan yang mengakibatkan pencapaian tujuan organisasi tidak optimal sebagaimana yang
diharapkan.

b. Perlunya peningkatan sumber Daya Aparatur (SDM) lingkungan BLUD UPT Puskesmas Cerme ;

Petugas Layanan dalam menghadapi pengguna layanan, semakin berat dan banyak menghadapi
tantangan diakibatkan semakin bertambahnya jumlah pengguna layanan (pasien). Tentunya untuk
mengantisipasi hal tersebut aparat semakin dituntut untuk mempersiapkan diri dengan melalui
pengembangan sumber daya manusia aparat (PSDMA). Demikian pula dalam perkembangan lingkungan
strategik yang kita hadapi dewasa ini mengisyaratkan kita untuk menata dan mendisain sebuah sistem
menuju sebuah perubahan paradigma khususnya dibidang pelayanan kesehatan dan peningkatan
kompetensi Sumber Daya Aparatur (SDA). Sehubungan dengan tersebut, perlu disadari bahwa unutk
menjawab tantangan baik masa kini maupun masa yang akan datang tentunya pemerintah melakukan
berbagai upaya dalam peningkatan kompetensi aparatur agar program kegiatan dapat berjalan dengan
baik.

c. Dalam operasional pelaksanaan tugas-tugas kedinasan pelayanan kesehatan kepada masyarakat perlu
didukung sarana dan prasarana fisik yang memadai. Upaya melengkapi sarana prasarana baik swadaya
maupun bantuan pemerintah melalui dinas kesehatan diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan
kepada pasien sehingga dapat lebih terlayani secara maksimal dan tepat waktu.

B. Kondisi yang diharapkan pada BLUD UPT Puskesmas Cerme

Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang optimal maka perlu adanya kebijakan yang dapat
memenuhi layanan kesehatan :

1. Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan

2. Kebijakan dana operasional untuk pengembangan layanan kesehatan seiring dengan program
kegiatan pada BLUD UPT Puskesmas Cerme

3. Perkembangan teknologi informatika berbasis komputer untuk memberikan layanan

Berdasarkan lingkungan strategis UPTD Puskesmas cerme maka faktor pendukung keberhasilan yang
harus dimiliki untuk mencapai tujuan yang menjadi target pencapaian kinerja adalah :
1. Adanya rasa memiliki dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dlingkungan kerjanya

2. Adanya kerja sama yang saling mendukung (Team Work)

3. Adanya Sumber Daya Manusia (Human Resources) yang berkualitas

4. Terciptanya Budaya kerja aparatur yang professional, transparan, pertisipatif, akuntabel,efektif


dan efisien;

5. Mengutamakan koordinasi

6. Pemanfaataan sumber daya secara terpadu dan menyeluruh;

7. Penerapan IPTEK Layanan Kesehatan secara produktif

C. Organisasi BLUD UPT Puskesmas Cerme

Organisasi BLUD UPT Puskesmas cerme adalah penyelenggaran Layanan di bidang Kesehatan
harapannya dapat memberikan layanan yang optomal kepada masyarakat. Landasan untuk
melaksanakan program kegiatan tidak terlepas mengacu pada struktur organisasi BLUD UPT Puskesmas
Cerme sebagimana tertuang dalam peraturan Menteri Dalam Negri No 21 tahun 2011 dan Permendagri
No 79 tahun 2018 tentang Badan layanan Umum, serta Peraturan Bupati Nomor : 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Gresik. Adapun susunan Organisasi BLUD UPT
Puskesmas Cerme sebagai berikut :

BLUD UPT Puskesmas Cerme terdiri dari :

1. Pimpinan BLUD UPT Puskesmas Cerme

2. Pejabat Keuangan BLUD UPT Puskesmas Cerme

3. Pejabat Teknis, terdiri dari :

a. Penanggung Jawab UKM dan Perkesmas:

1. UKM Esensial

2. UKM Pengembangan

b. Penanggung jawab UKP , Kefarmasian, Laboratorium

c. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan dan jejaring Fasyankes

1. Pustu

2. Ponkesdes

3. Fasyankes
Secara fungsional landasan strukutur organisasi BLUD UPT Puskesmas Cerme didahului dengan kegiatan
pengkajian dan analisis menyaangkut layanan kesehatan sebagaimana tertuang dalam tugas dan fungsi
bahwa Unit Pelaksana Teknis pada Dinas adalah perangkat Pemerintah Kabupaten yang berkedudukan
di wilayah kerja Kecamatan dan bertanggungjawab langsung pada kepala Dinas.
BAB III

TUJUAN , SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

A. Tujuan rencana kerja

Tujuan adalah suatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Untuk
menentukan tujuan mengacu pada visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategik.
Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai masa yang akan datang, sebagaimana isi dan misi
yang telah ditetapkan, khususnya pelayanan dibidang kesehatan.

TUJUAN PUSKESMAS CERME

“Meningkatkan kesehatan keluarga, perbaikan gizi masyarakat, promosi, pemberdayaan


masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan olah raga, pencegahan dan
pengendalian penyakit dan pemenuhan sumber daya kesehatan melalui peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan”

Dalam penetapan Visi dan Misi tersebut, sasaran satu dengan lainnya saling terkait melalui
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan Upaya pelayanan Kesehatan Dasar.

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara tepat dan cepat, memberikan makna
bahwa sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diketahui dan diatasi melalui peningkatan
Pelayanan Kesehatan Dasar. Standard Pelayanan Minimal harus terpenuhi sebagai indikatornya
pelayanan kesehatan dasar yaitu diantaranya:

1. Peningkatan pelayanan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4;

2. Peningkatan pelayanan Kesehatan Ibu bersalin;

3. Pelayanan Keluarga Berencana

4. Peningkatan Pelayanan kesehatan bayi Baru lahir ( KN Lengkap );

5. Peningkatan pelayanan kesehatan balita ( 0-59 bulan );

6. Peningkatan pelayanan Kesehatan pada usia pendidikan dasar ;

7. Peningkatan pelayanan pada Usia Produktif ( 15- 59 thn );

8. Peningkatan pelayanan kesehatan pada Hpertensi;

9. Peningkatan pelayanan kesehatan pada Diabetis Melitus;

10. Pelayanan pada orang dengan gangguan Jiwa ( ODGJ ) berat


11. Pelayanan Kesehatan orang terduga TBC

12. Pelayanan orang dengan resiko terinfeksi HIV AIDs

13. Keluarga menjadi anggota JKN

14. Kepuasan pelayanan di Puskesmas

15. Pencapaian desa/ kelurahan UCI

16. Pencapaian desa / kelurahan Siaga Aktif PURI

17. CFR Demam berdarah Dengue

18. Penaggulangan KLB > 24 jam

19. Pencapaian Desa STBM dan PHBS

B. Sasaran rencana kerja

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai adalah rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun
waktu yang telah ditentukan baik jangkah pendek, maupun jangkah panjang dari tujuan yang ingin
dicapai dan diupayakan dapat berkesinambungan sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai sebagai
berikut :

TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

Meningkatkan kesehatan 1. Meningkatnya Upaya 1 Cakupan pelayanan nifas


keluarga, perbaikan gizi Kesehatan Masyarakat
masyarakat, promosi, secara inklusif Cakupan pelayanan
2
pemberdayaan masyarakat, kesehatan remaja
kesehatan lingkungan, 3 Pelayanan KN Lengkap
kesehatan kerja, kesehatan
olah raga, pencegahan dan 4 Persentase Balita Gizi Kurang
pengendalian penyakit dan
pemenuhan sumber daya
Persentase Sekolah setingkat
kesehatan melalui
peningkatan kualitas SD, SMP dan SMA yang
5
pelayanan kesehatan melaksanakan pemeriksaan
penjaringan kesehatan

Pelayanan kesehatan pada


6
pra lansia
7 Pencapaian desa siaga aktif
Persentase rumah tangga
8
STBM
Persentase TTU bersanitasi
9
dasar
Persentase rumah tangga
10
ber PHBS
Persentase bayi
11
mendapatkan IDL
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

Persentase penyakit potensi


12
wabah yang dilakukan PE
Notifikasi kasus TB yang
13
diobati (CNR)

14 Kasus defaulter kusta

Insiden / angka kesakitan


15
DBD
Persentase sekolah
(SMP/SMA/sederajat) yang
16
mendapatkan penyuluhan
HIV/AIDS)
Cakupan pelayanan
17
kesehatan ODGJ Berat
Pelayanan kesehatan usia
18
produktif
Monitoring/ inspeksi kesling
19
di TPM
Persentase Klinik dan
20 Rumah Sakit yang memiliki
ijin operasional
Tenaga kesehatan memiliki
21
ijin
Persentase sarana
22
kefarmasian yang berijin
Persentase penyehat
23
tradisional berijin / terdaftar
2. Meningkatnya Upaya Nilai IKM puskesmas dalam
Kesehatan Perorangan Survey Kepuasan
secara akuntabel dan 24 Masyarakat sesuai
metodologi penelitian
berkelanjutan deskriptif kualitatif
Persentase pemenuhan
25 sarana Program
Pencegahan Infeksi

Utilisasi peserta JKN di


26
Puskesmas
3. Meningkatnya
pengelolaan administrasi 27 Persentase SDM terpenuhi
dan manajemen
Puskesmas Persentase sarana
28 prasarana dan alkes
terpenuhi
Persentase obat dan BMHP
29 terpenuhi

Persentase ponkesdes
30
sesuai standar
Persentase Pustu sesuai
31
standar
C. Program dan Kegiatan

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran diperlukan serangkaian lengkah-langkah untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang sifatnya strategis dan urgensi. Program merupakan bentuk instrumen
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi. Sedangkan kegiatan adalah merupakan bagian dari program
yang dilaksankan untuk mencapai sasaran yang terukur yang terdiri dari sumber daya, barang, dana
yang merupakan input untuk menghasilkan output dalam bentuk barang dan jasa. Adapun program
kerja untuk tahun 2020 terdiri dari :

(Rincian Program Kerja masing masing Program Terlampir)


BAB IV
PENUTUP

Dalam upaya peningkatan dan menciptakan kinerja BLUD UPT Puskesmas Cerme Kecamatan
Cerme secara efektif, optimal dan mencapai sasaran, maka disusun Rencana Kerja BLUD UPT Puskesmas
Cerme Kecamatan Cerme.

Atas segala upaya dan usaha dengan Ridho ALLAH S.W.T dapat menyelesaikan penyusunan
rencana kerja sebagaimana kewajiban unutk menyusun setiap tahunnya.

Rencana kerja BLUD UPT Puskesmas Cerme kecamatan Cerme Tahun 2020 diimplementasikan
dalam anggaran BLUD UPT Peskemasmas Cerme Kecamatan cerme dengan pengelolahan anggaran
berdasarkan pada prinsip-prinsip anggaran kinerja sesuai dengan anggaran yang diusulkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Gresik.

Seiring dengan hal tersebut diatas, dokumen Rencana kerja BLUD UPT Puskesmas Cerme
Kecamatan Cerme diharapkan dapat menjadi bahan pembahasan serta dapat disepakati sebagai dasar
penyusun dan pembahasan kebijakan umum khususnya pada BLUD UPT Puskesmas Cerme Kecamatan
Cerme untuk tahun anggaran 2020.

Untuk itu, dukungan sangat diperlukan untuk menjalankan program kegiatan secara optimal dan
bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai