Anda di halaman 1dari 16

HOTEL EMERSIA, 4 OKTOBER 2021

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : MERY DESTIATY, S.Tr.Keb, SKM, M.Kes


Tempat Lahir / : Tanjung Karang, 25 Desember 1963
Tanggal Lahir
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Alam Hijau No 50 BTN 2 Way Halim Kota Bandar Lampung Provinsi
Lampung

Pendidikan Terakhir : Magister Kesehatan Universitas Malahayati Bandar Lampung

Pengalaman : Ketua IBI Cabang Lampung Tengah Periode 2008-2013


Berorganisasi Ketua IBI Cabang Lampung Tengah Periode 2013-2018
Ketua PD IBI Provinsi Lampung Periode 2018-2023
Riwayat Pekerjaan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah
Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Lampung Tengah

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Kabupaten Lampung Tengah
PRAKTIKP2GP/SUNATPEREMPUANDIINDONESIA
P2GP atau biasa disebut
dengan Sunat Perempuan
adalah seluruh bentuk
pemotongan alat kelamin ➢Peran bidan di garda terdepan sering
dihadapi pada masalah dilematis, salah
perempuan baik sebagian
satunya adalah sunat perempuan ini
atau keseluruhan atau dalam
bentuk apapun yang melukai ➢Faktor sosial-budaya serta kepercayaan
alat kelamin perempuan masyarakat terkait sunat perempuan,
dengan alasan diluar memberikan tantangan tersendiri bagi
bidan.
kepentingan medis.
➢Kekhawatiran bahwa pasien/klien akan
Praktik sunat perempuan di mengakses layanan sunat perempuan
Indonesia : dengan cara-cara tradisional dan tidak
◦ 51,2% anak perempuan 0- aman yang akan membahayakan
11 tahun pernah di sunat perempuan, juga menjadi pertimbangan
Bidan berkontribusi dalam bidan untuk melakukan pencegahan.
praktik sunat perempuan
dimana: ➢Sunat perempuan yang dilayani oleh
bidan tidak melakukan pemotongan,
◦ 50,9% praktik sunat
perempuan dilakukan oleh namun pembersihan.
bidan, 40%dilakukan oleh ➢Meskipun demikian, tentunya praktik-praktik
dukun bayi dan 2,3%dilakukan mengarah pada sunat perempuan tidak
oleh tenaga kesehatan dapat dibenarkan karena melanggar hak
lainnya
anak perempuan dan hak perempuan.
Namun, Studi ini tidak
menyajikan bagaimana proses
pelaksanaan dari P2GP
PRAKTIKP2GP/SUNATPEREMPUANPERLUDICEGAH
◦Pemotongan/Pelukaan Genitalia Perempuan
(P2GP), yang lebih dikenal dengan sunat
meskipun pemerintah
perempuan, merupakan praktik yang di
telah berupaya
percaya dapat memuliakan perempuan (mak menghapuskan praktik
rumah), walaupun secara medis tidak ada P2GP melalui
manfaatnya untuk perempuan. pendekatan kebijakan,
◦P2GP bahkan dapat berbahaya bagi namun upaya ini belum
menunjukkan hasil yang
kesehatan reproduksi. maksimal.
◦Pelukaan pada klitoris dapat menyebabkan Hal ini ditunjukkan
pendarahan yang akan sulit untuk dihentikan dengan masih
tanpa memiliki pengetahuan yang khusus. tingginya persentase
◦Apabila pendarahan tidak dapat ditangani masyarakat yang
melakukan P2GP
secara cepat dan tepat maka akan dapat
menyebabkan kematian.
(Riskesdas 2013; PUSKA Gender &
◦Kitoris merupakan organ seksual perempuan Seksualitas FISIP UI, 2015;
Komnas Perempuan dan PSKK
yang sensitif yang memiliki saraf dan UGM, 2017).
pembuluh darah yang banyak.
Definisi WHO

Sunat Perempuan sama sekali tidak punya manfaat medis. Praktik itu justru
membawa banyak dampak buruk bagi perempuan

WHO memaparkan, untuk jangka pendek praktik sunat perempuan bisa


menyebabkan :
- Kesakitan Ekstrem pada organ vital
- Perdarahan Parah
- Pembengkakan jaringan genitas
- Infeksi
- Masalah pada saluran kencing
- Trauma dan Kematian
PERATURAN TERKAIT P2GP

DASAR HUKUM
International
Convention on Conference for Konferensi SDGs target 5.3:
UU No. 39 Tahun
Population and Internasional menghapuskan
The Elimination 1999 tentang HAM.
Development), Kairo Konvensi Hak perempuan ke IV di praktik berbahaya
of All Forms of Pasal 51 ayat 1
1994 Tentang Anak 1990 Beijing: Sunat seperti perkawinan
Discrimination dan pasal 58 ayat
pemenuan hak perempuan anak sunat
against Women 1 tentang hak dan
kesehatan merupakan bentuk perempuan,
(CEDAW) perlindungan anak
reproduksi dan kekerasan terhadap perkawinan dini
dari segala bentuk
seksualitas perempuan dan paksaan
kekerasan
perempuan
REGULASI TERKAIT P2GP
Pelaksanaan P2GP Praktik P2GP tidak Praktik P2GP sebagai
tidak terdapat dalam pernah ada dalam bentuk pelanggaran
standar kompetensi kurikulum pendidikan kode etik karena
BIDAN BIDAn pemotongngan/
perlukaan ada
jaringan genitalia
sehat merupakan
pelanggaran prinsip
kode etik
Kompetensi dan Kewenangan Tenaga
Kesehatan dalam Praktik P2GP

1. Etika profesi kesehatan untuk tidak melakukan pengrusakan


terhadap organ yang sehat
2. Dampak merugikan terhadap kesehatan perempuan
3. Tidak terdapat dalam Kompetensi dan kewenangan tenaga
kesehatan
4. Tidak diajarkan di dalam kurikulum pendidikan tenaga
kesehatan

P2GP

1. Bukan merupakan kompetensi dan kewenangan Bidan


2. Bertentangan dengan amanat Undang-Undang dalam
perlindungan kesehatan reproduksi bagi perempuan
3. Tidak ada indikasi medis dan manfaat untuk kesehatan
PERAN BIDAN SESUAI DENGAN PRINSIP
RESPECT FULMIDWIFERY CARE (RMC)

Bidan PENJAGA PEREMPUAN SEKALIGUSPENGAWAL


Kelahiran generasi penerus sejak pra konsepsi

Kualitas manusia sangat ditentukan oleh


kesehatan perempuan yang mengandung,
melahirkan dan mengasuhnya

Bidan memberikan asuhan berkesinambungan,


komprehensif dan sensitif gender, menghormati
dan menghargai hak reproduksi dan seksual
Bidan Berperan untuk Memutus Rantai Kekerasan terhadap Perempuan yang
Berdampak kepada Kesehatan dan Kesejahteraan Perempuan

Usia lanjut
Sebelum Kekerasan thd
kelahiran janda/usila

Efek-efek kesehatan Usia Reproduktif


Masa bayi
Kematian bayi & anak Penyalahgunaan Pembunuhan utk kehormatan
Pembunuhan bayi narkoba
perempuan Diterlantarkan BBLR Pembunuhan mas kawin
Bunuh diri
(perawatan kesehatan, gizi) Kesehatan mental yang buruk Masalah kandungan Kekerasan pasangan intim
Kesehatan fisik yang buruk KTD Kekerasan seksual
Perlukaan Komplikasi
kehamilan
Pembunuhan
Nyeri kronis Aborsi tidak Prostitusi Trafficking
Masalah gastrointestinal aman Risiko Pelecehan seksual
Stress seksual IMS
Depresi HIV/AIDS
Kecemasan

Masa kanak kanak


Kekerasan terhadap
Remaja
anak Malnutrisi Pemaksaan Prostitusi
Trafficking (Shane & Ellsberg, 2002)
FGM Pemaksaan kawin muda
Kekerasan psikologis
◦ Dalam melaksanakan tugasnya, bidan harus sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku → standar profesi
◦ Bidan melindungi anak dan perempuan dari cedera fisik
maupun perlakuan buruk, termasuk melindungi dari budaya
yang membahayakan keselamatan dan kesehatan
reproduksi perempuan
◦ Bidan melindungi anak perempuan dan perempuan dari
kekerasan berbasis gender, khususnya kekerasan seksual, dalam hal
ini termasuk praktik sunat perempuan.
◦ Bidan menciptakan lingkungan yang aman untuk anak
perempuan dan perempuan dengan melakukan upaya promosi
melalui edukasi, komunikasi dan informasi terkait sunat
perempuan
◦ Bidan bekerjasama dengan lintas sektor dan perangkat masyarakat
untuk memberikan edukasi terkait praktik sunat perempuan
◦ Bidan tidak melakukan tindakan yang berkaitan dengan
sunat perempuan, meskipun hanya dalam bentuk
pembersihan. → merupakan tindak kekerasan dan
DEFINISI KEBIDANAN (MIDWIFERY) – ICM 2017

Sebuah pendekatan asuhan untuk perempuan dan bayi baru lahirnya,


dimana bidan:
• Mengoptimalkan proses normal biologis, psikologis, sosial, dan budaya
dari proses persalinan dan awal kehidupan bayi
• Bekerja sebagai mitra dengan perempuan – menghormati latar belakang
dan situasi serta pandangan dari setiap perempuan
• Mempromosikan agar perempuan memiliki kapasitas untuk merawat
dirinya dan keluarganya
• Berkolaborasi dengan bidan dan profesi kesehatan lainnya untuk
Siklus Hidup layanan holistic yang diperlukan oleh perempuan
Perempuan

Ruang Lingkup Kebidanan:


masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, pascapersalinan,
masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah,
termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang, dan pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan
tertentu
(UU Kebidanan, 2019)
Berdasarkan Deklarasi Hak dari International Confederation of Midwives (ICM)
yang sejalan dengan Undang-Undang Kebidanan di Indonesia, perempuan sebagai
klien/pasienyang menerima layanan dari Bidan memilikihak, antara lain:
1) Hak untuk dapatkan layanan dari pemberilayanan yang terampildan kompeten
2) Hak untukdihormatisebagaimanusia
3) Hak untuk hidupdan hak atas keselamatan tubuhnya
4) Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi
5) Hak untuk mendapatkan informasikesehatan terkini
6) Hak untuk berpartisipasi aktif dalam pembuatan keputusan atas layanan kesehatan yang diterima dan
menawarkan informed consent
7) Hak untukkerahasiaan
8) Hak untuk memilihtempatdimana dia akan mendapat pelayanan
9) Hak untuk memutuskan apakah ataupun kapan inginpunya anak
BERTENTANGAN DENGAN FILOSOFI
ETIKA DAN KODE ETIK SERTA UU
KEBIDANAN

PRAKTIK SUNAT PEREMPUAN MERUPAKAN


P2GP / SALAH SATU BENTUK KEKERASAN
TERHADAP ANAK / PEREMPUAN
SUNAT
PEREMPUAN SUNAT PEREMPUAN JUGA
BERTENTANGAN DENGAN
KESEPAKATAN DUNIA TERKAIT HAK-
HAK PEREMPUAN DAN PERATURAN
PERUNDANGAN DI INDONESIA
Saatnya Bidan dan Perempuan
bersatu. Bergerak Bersama untuk
meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak Menuju Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai