Revisi Ke
Berlaku
Tgl
Ditetapkan oleh
Kepala UPTD Puskesmas Ngawen
dr.Nur Istifah
NIP: 19660212 200212 2 001
Besarnya populasi kelompok usia remaja dapat dimaknai sebagai asset dan
potensi bangsa sebagai generasi penerus yang akan datang. Untuk dapat
mewujudkan harapan tersebut Negara dan masyarakat harus dapat menjamin
agar remaja Indonesia mampu tumbuh dan berkembang secara positip dan
terbebas dari berbagai permasalahan yang mengancam baik secara fisik, mental
emosional maupun sosial. Remaja sebagai asset bangsa sangat berperan penting
dalam peradaban manusia, ditunjukkan dengan semakin majunya IPTEK yang
sangat berpengaruh pada perilaku remaja itu sendiri yang berakibat pada faktor
resiko kesehatan.
2. Fasilitas kesehatan
3. Remaja
Standar 3. Remaja
Remaja memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga memahami kebutuhan mereka
untuk hidup sehat dan produktif, dan dapat memanfaatkan berbagai jenis dan tempat
layanan kesehatan sesuai kebutuhan mereka
Kriteria masukan (Input) Kriteria proses Kriteria luaran
(output)
I.3.1. Tersedianya mekanisme, P.3.1. Terselenggaranya Remaja memperoleh
prosedur dan sumber daya kegiatan pemberian informasi informasi yang
penyelenggaraan kegiatan kepada remaja/pelayanan dibutuhkan sehingga
pemberian informasi/pelayanan KIE yang memenuhi selera mampu memahami
KIE yang memenuhi selera dan dan kebutuhan berbagai kebutuhan untuk
kebutuhan berbagai kelompok kelompok remaja hidup sehat dan
remaja berdasarkan berdasarkan standar/pedoman produktif, serta dapat
standar/pedoman yang berlaku, yang berlaku, oleh berbagai memanfaatkan
oleh berbagai pihak terkait pihak terkait sesuai dengan berbagai jenis dan
sesuai dengan kewenangan kewenangan masing-masing tempat layanan
masing-masing kesehatan sesuai
I.3.2. Tersedianya berbagai alat P.3.2.Diselenggarakannya kebutuhan.
bantu audio visual untuk kegiatan pemberian
kegiatan pemberian informasi/pelayanan KIE
informasi/pelayanan KIE, yang yang memenuhi selera dan
memenuhi selera dan kebutuhan kebutuhan berbagai
berbagai kelompok remaja dan kelompok remaja dan
masyarakat terkait. masayarakat terkait,
menggunakan berbagai
metode dan alat bantu audio
visual
I.3.3. Adanya pedoman tentang P.3.3. Konselor sebaya dan
peran, hak tanggungjawab, dan pendamping konselor sebaya
ruanglingkup kegiatan konselor melaksanakan peran, hak,
sebaya dan pendampingan tanggungjawab serta kegiatan
konselor sebaya. sesuai pedoman.
4. Jejaring
Standar 4.1.Jejaring
Terbentuk dan berfungsinya jejaring antar remaja, kelompok masyarakat, lintas program,
lintas sektor terkait dan lembaga swadaya masyarakat, dalam penyediaan dan
pemanfaatan PKPR
Kriteria masukan (Input) Kriteria proses Kriteria luaran (output)
I.4.1. Tersedianya metode P.4.1. Terlaksananya Terbentuk dan berfungsinya
dan instrument untuk pemetaan dan tersedianya jejaring antar remaja,
melakukan pemetaan peran, peta peran, kegiatan dan kelompok, masyarakat,
kegiatan dan produk produk berbagai pemangku lintas program, lintas sektor
berbagai pemangku kepentingan dalam terkait dan lembaga
kepentingan dalam pembinaan kesehatan swadaya masyarakat dalam
pembinaan kesehatan remaja remaja. penyediaan dan
(duty bearer analysis) pemanfaatan PKPR
I.4.2.Tersedianya P.4.2.Terlaksananya
mekanisme pembentukan mekanisme pembentukan
jejaring/forum antar jejaring/forum antar
pemangku kepentingan, pemangku kepentingan,
kejelasan peran, adanya kejelasan peran,
tanggungjawab dan fungsi tanggungjawab dan fungsi
pembinaan dari setiap pembinaan dari setiap
organisasi dalam pembinaan organisasi dalam kesehatan
kesehatan remaja remaja
I.4.3.Tersedianya P.4.3.Berbagai kelompok
mekanisme pembinaan masyarakat melaksanakan
berbagai kelompok kegiatan yang mendukung
masyarakat untuk pemanfaatan pelayanan
mendukung pemanfaatan kesehatan remaja
pelayanan kesehatan remaja
I.4.4. Tersedianya P.4.4.Terlaksananya
mekanisme pembinaan, pembentukan pembinaan
penguatan peran dan penguatan peran, dan
tanggungjawab organisasi tanggungjawab organisasi
remaja yang remaja yang
memperjuangkan memperjuangkan
kepentingan remaja kepentingan remaja
I.4.5. Tersedianya P.4.5.Remaja di dorong
mekanisme untuk untuk berpartisipasi aktif
meningkatkan partisipasi dalam merencanakan,
remaja dalam pembinaan melaksanakan, memantau
kesehatan remaja dan menilai kegiatan
pembinaan kesehatan
remaja.
5. Manajemen kesehatan
9. Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga remaja dapat
memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi masalahnya atau memenuhi
kebutuhannya.
A. PERENCANAAN
1. Penyediaan data
Data digunakan sebagai bahan advokasi dan sosialisasi, karena
akan menggambarkan kondisi remaja di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Ngawen. Gambaran tersebut bisa berupa masalah-masalah remaja yang
berkaitan dengan perilaku dan kesehatan, pelayanan yang tersedia dan
diberikan.
Data dapat diperoleh dari data sekunder yang sudah tersedia dari
berbagai sumber (literature, BPS, Dinas Kesehatan Kabupatan, dll), bisa
juga melakukan survey sederhana dengan menggunakan kuesioner.
Adapun data yang diperoleh di UPTD Puskesmas Ngawen dengan cara :
a. Melakukan pendataan jumlah remaja, sekolah, Ponpes, Karang Taruna,
dan organisasi remaja setiap desa di wilayah UPTD Puskesmas
Ngawen.
b. Melakukan pendataan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
dihadapi remaja masing-masing desa di wilayah Puskesmas Ngawen.
c. Merekap hasil pendataan masing-masing desa di tingkat Puskesmas.
d. Melakukan survey kebutuhan masyarakat tentang PKPR
2. Advokasi
Advokasi bertujuan untuk memperoleh komitmen dan dukungan
penentu kebijakan dan unsur terkait, dan dilakukan dengan memanfaatkan
informasi/ data yang diperoleh melalui survey atau berbagai sumber yang
ada. Advokasi yang dilakukan dengan cara :
a. Melakukan pendekatan dan penggalangan komitmen dan dukungan dari
stakeholder.
b. Menganalisa hasil pendataan dan survey kebutuhan masyarakat.
c. Melakukan tindak lanjut hasil pendataan dan survey kebutuhan
masyarakat.
d. Menyusun rencana kerja kegiatan PKPR dari hasil pendataan serta
survey kebutuhan masyarakat.
e. Menggalang dukungan dengan pihak-pihak terkait baik lintas
program,lintas sektor serta masyarakat untuk membantu menyelesaikan
masalah yang ada.
Advokasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa melalui seminar, tatap
muka, pertemuan khusus, sarasehan, dan mdia massa.
3. Sosialisasi
Sosialisasi adalah kegiatan pertemuan lintas program dan lintas
sektoral terkait baik di tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota yang
bertujuan menyamakan atau memperkenalkan persepsi pendekatan PKPR.
Sosialisi dilaksanakan oleh Tim yang telah dilatih oleh Dinas Kesehatan
Propinsi untuk menjadi fasilitator tingkat kabupaten/Blora, yang kemudian
dilanjutkan ke tingkat desa atau kecamatan.
Metode yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi adalah
partisipatori (keterlibatan seluruh peserta sosialisasi) dengan
menggunakan pendekatan kelompok. Adapun peserta sosialisasi adalah
lintas program, lintas sektor, kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh
agama, kelompok masyarakat (organisasi pemuda, muslimatan dll), serta
perwakilan masyarakat umum, LSM, dll.
4. Pembentukan Tim PKPR
B. PELAKSANAAN
Jenis-jenis pelayanan dalam ruang PKPR adalah :
1. Pemeriksaan Kesehatan
a. Dilaksanakan pemeriksaan kesehatan secara umum
b. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya bila perlu
c. Pemeriksaan kesehatan dapat dilaksanakan antara lain ;
1) Di Puskesmas di setiap ruangan pemeriksaan gigi, KIA, KB, BP
bagi setiap remaja yang datang ke ruangan tersebut dilakukan
pemeriksaan dan anamnesa lengkap.
2) Di rumah tinggal/ di tempat-tempat lain yang sudah dilakukan
kesepakan bersama (MOU)
2. Pengobatan
a. Semua penyakit yang ditemukan diobati sesuai dengan penyakitnya.
b. Pengobatan di lakukan di puskesmas, untuk pemeriksaan kesehatan
yang diluar gedung puskesmas yang MOU dengan pihak kedua bisa
dilakukan pengobatan dasar atau ringan dan dirujuk ke FKTP bila
membutuhkan pengobatan lebih lanjut.
c. Rujukan, bila diperlukan pengobatan atau pemeriksaan lebih lanjut ke
jenjang yang lebih tinggi (RS)
3. Konseling
a. Merupakan kegiatan pembinaan kepada remaja yang mempunyai
maslah kesehatan reproduksi, atau masalah lain yang membutuhkan
dialog. Tempat konseling dapat dilaksanakan di puskesmas, sekolah,
ataupun Via telepon atau WA HP.
b. Pelaksana adalah petugas medis maupun nonmedis yang terampil
komunikasi, mau dan mampu memberikan konseling dengan baik.