Anda di halaman 1dari 21

Nomor

Revisi Ke
Berlaku
Tgl

PANDUAN PELAYANAN KESEHATAN


PEDULI REMAJA (PKPR)

Ditetapkan oleh
Kepala UPTD Puskesmas Ngawen

dr.Nur Istifah
NIP: 19660212 200212 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

UPTD PUSKESMAS NGAWEN


Jln. Kawedanan No.2 Ngawen Telp. (0296) 361026
BAB I
DEFINISI

Menurut World Health Organization (WHO), yang termasuk ke dalam


kelompok remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun, dan secara
demografis kelompok remaja dibagi menjadi 2 kelompok usia remaja 10-14
tahun dan 15-19 tahun. Sementara Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak mengelompokkan setiap orang yang berusia sampai dengan
18 tahun sebagai anak, sehingga berdasarkan Undang-undang ini sebagian besar
remaja termasuk golongan anak. Berdasarkan data proyeksi penduduk Indonesia
2000 -2025, proporsi penduduk remaja berusia 10-19 tahun pada tahun 2010
adalah sekitar18,3% dari total penduduk atau sekitar 43 juta jiwa

Besarnya populasi kelompok usia remaja dapat dimaknai sebagai asset dan
potensi bangsa sebagai generasi penerus yang akan datang. Untuk dapat
mewujudkan harapan tersebut Negara dan masyarakat harus dapat menjamin
agar remaja Indonesia mampu tumbuh dan berkembang secara positip dan
terbebas dari berbagai permasalahan yang mengancam baik secara fisik, mental
emosional maupun sosial. Remaja sebagai asset bangsa sangat berperan penting
dalam peradaban manusia, ditunjukkan dengan semakin majunya IPTEK yang
sangat berpengaruh pada perilaku remaja itu sendiri yang berakibat pada faktor
resiko kesehatan.

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja atau disingkat PKPR adalah


pelayanan kesehatan yang peduli terhadap remaja, melayani semua remaja dalam
bentuk konseling dan berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan remaja.
Remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk curhat/konseling, mendapatkan
informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang diperlukan remaja.

Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak


untuk menjadi dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang secara
fisik tetapi masih matur dalam psikis/kejiwaan. Oleh karena itu kelompok anak
usia remaja dianggap termasuk dalam kelompok beresiko untuk terkena berbagai
masalah termasuk kesehatan.

Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar,


maka perilaku remaja sering mengarah kepada perilaku yang beresiko, seperti
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya),
perilaku yang mudah menyebabkan terkena infeksi HIV/AIDS, Infeksi Menular
Seksual (IMS), masalah gizi (anemia/kurang darah, kurang energi khronik/KEK,
obesitas/kegemukan), dan perilaku seksual yang tidak sesuai dengan norma-
norma yang berlaku.

Berdasarkan Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun


2012, sebanyak 1,6% remaja perempuan (110 orang) usia 15-19 tahun. Hanya
40,5% (2.805 orang) remaja perempuan uaia 15-19 tahun yang menggunakan
kondom ketika berhubungan seksual dan hanya 61% (4.255 orang) yang
membatasi hubungan dengan satu pasangan. Hubungan seksual yang dilakukan
pada usia yang masih sangat muda meningkatkan kemungkinan seseorang
terinfeksi HIV dan IMS, terutama jika melibatkan pasangan seksualn yang
beresiko atau pasangan yang berganti-ganti dan penggunaan kondom yang
rendah. Selain resiko HIV, melakukan hubungan seksual yang terlalu dini pada
remaja juga berdampak pada aborsi yang tidak aman, pernikahan dini, dan
melahirkan di usia yang masih sangat muda.

Di UPTD Puskesmas Ngawen yang merupakan salah satu Puskesmas


layak anak di kabupaten Blora, memberikan pelayanan PKPR yang meliputi;
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (pemeriksaan kesehatan, pengobatan
penyakit, konseling, Penyuluhan Kespro, membina minimal 1 sekolah (sekolah
umum dan sekolah berbasis agama) minimal 2x setahun, melatih konselor
sebaya.

Pelayanan PKPR di UPTD Puskesmas Ngawen meliputi beberapa layanan


diantaranya adalah ; (1).Pemeriksaan kehamilan bagi remaja terutama Catin usia
remaja, (2).Konseling semua masalah kesehatan reproduksi dan seksual,
(3).Konsultasi mengenai masalah kejiwaan, (3).Penyuluhan HIV-AIDS dan IMS,
(4).penanggulangan anemia pada remaja putri dan pencegahan stunting sedini
mungkin.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. TUJUAN DAN STRATEGI KEGIATAN


1. Tujuan
a. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan remaja melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan remaja.
b. Khusus
1) meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang
berkualitas.
2) Meningkatkan pemanfaatn puskesmas oleh remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khusus pada remaja.
4) Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
2. Strategi pelaksanaan pengembangan PKPR di tingkat Puskesmas
a. Penggalangan kemitraan, dengan membangun kerjasama atau jejaring
kerja.
b. Pemenuhan sarana dan prasarana dilaksanakan secara bertahap.
c. Penyertaan remaja secara aktif.
d. Penentuan biaya pelayanan serendah mungkin.
e. Dilaksanakan kegiatan minimal.
f. Ketetapan penentuan prioritas sasaran.
g. Ketetapan pengembangan jenis kegiatan.
h. Pelembagaan monitoring dan evaluasi internal.

B. SASARAN PELAYANAN PKPR


Pelayanan PKPR dilakukan di Puskesmas yang ada fasilitas PKPR
termasuk Puskesmas Ngawen. Di puskesmas Ngawen kegiatan PKPR
dilakukan oleh TIM PKPR UPTD Puskesmas Ngawen, yaitu dokter, Bidan,
Perawat, Ahli Gizi, maupun analis. Petugas PKPR merupakan tenaga
kesehatan yang peduli dan siap melayani semua kelompok usia remaja.
Remaja dilayani dengan sikap meyenangkan, dihargai dan diterima dengan
tangan terbuka.
Sasaran PKPR adalah semua remaja dimana saja berada baik di
sekolah maupun di luar sekolah seperti karang taruna, remaja
masjid/gereja/vihara/pura, pondok pesantren, ataupun kelompok remaja
lainnya.
Berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak, bahwa sasaran pengguna layanan PKPR adalah kelompok remaja usia
10–18 tahun, walaupun demikian mengingat batasan remaja menurut WHO
10-19 tahun, maka Kementerian Kesehatan menetapkan sasaran pengguna
layanan PKPR meliputi remaja berusia 10-19 tahun tanpa memandang status
pernikahan.
Fokus sasaran layanan PKPR di UPTD Puskesmas Ngawen adalah
berbagai kelompok remaja, antara lain;
1. Remaja di sekolah ; Sekolah umum, madrasah, Pondok Pesantren, sekolah
luar biasa.
2. Remaja di luar sekolah ; Karang taruna, saka bakti husada, PMR,
organisasi remaja, kelompok keagamaan beranggotakan remaja, dll.
3. Remaja putrid sebagai calon pengantin (Catin) dan remaja yang hamil
tanpa memandang status pernikahan.
4. Remaja yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS dan IMS, remaja yang
sudah terinfeksi HIV/AIDS dan IMS, remaja yang terkena dampak
HIV/AIDS dan IMS, remaja yang menjadi yatim/piatu karena AIDS
5. Remaja berkebutuhan khusus, seperti remaja korban kekerasan fisik
ataupun seksual dengan memberikan konsultasi kespro dan visum bila
diperlukan oleh pihak kepolisian.
6. Kegiatan pemberian tablet Fe bagi remaja putri untuk penanggulangan
anemia dan pencegahan stunting sedini mungkin.
7. Penyuluhan tentang NAPZA, Kespro, Gizi remaja, HIV/AIDS dan IMS,
tumbuh kembang remaja, serta pencegahan dan penanggulangan
kehamilan pada remaja.
8. Memberikan pelayanan kesehatan di UKS dengan melakukan perjanjian
kerjasama (MOU) antara SMA N 1 Ngawen dengan UPTD Puskesmas
Ngawen.

C. LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES PENGEMBANGAN DAN


PEMANFAATAN STANDAR PKPR DI UPTD PUSKESMAS NGAWEN
PKPR yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Ngawen dalam
penyelenggaraanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, sehingga
mutu pelayanannya belum bisa maksimal. Meski demikian perlunya
pengembangan standar yang dapat menjamin mutu PKPR secara terukur,
merata dan ajeg. Proses pengembangan standar ini dilakukan melalui beberapa
langkah yang dibutuhkan hingga akhirnya tersusunlah panduan PKPR di
UPTD Puskesmas Ngawen.
Langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Mengembangkan pemahaman bersama pada stakeholder tentang kegiatan
PKPR di UPTD Puskesmas Ngawen, yaitu melibatkan pihak Kepala
Puskesmas selaku pentu kebijakan pelayanan PKPR di Puskesmas, Lintas
Sektor seperti Camat dan Kepala Desa berkaitan dengan penganggaran
kegiatan remaja, Lintas Program sebagai rujukan layanan kesehatan untuk
remaja.
2. Menentukan jenis pelayanan kesehatan remaja yang diinginkan remaja
serta menetapkan prioritas dampak kesehatan remaja yang ingin dicapai,
meliputi; pemberian informasi, layanan konseling, layanan klinik dan
rujukan.
3. Melakukan survey kebutuhan kepada masyarakat terutama yang berkaitan
dengan pelayanan remaja baik di dalam gedung ataupun di luar gedung.
4. Membuat kriteria yang berkaitan dengan kegiatan PKPR, yang meliputi:
a. Kriteria Input (masukan) ; hal-hal yang harus tersedia di Puskesmas
ataupun di layanan lain yang berhubungan dengan kegiatan PKPR.
b. Kriteria Proses yaitu cara petugas Puskesmas berinteraksi di tempat
pelayanan dengan remaja dan dengan tokoh masyarakat/orangtua
remaja.
c. Kriteria output (keluaran) adalah hasil yang diinginkan pada sasaran
remaja pengguna pelayanan kesehatan dan tokoh masyarakat lainnya.
5. Melakukan identifikasi kegiatan agar kriteria dapat dicapai secara
optimal.
6. Pemilihan kriteria yang akan digunakan dalam pemantauan terbatas untuk
mengetahui hasil penerapan standar.
7. Mekanisme perencanaan kegiatan serta sistem pencatatan dan pelaporan.

D. STANDAR PKPR DI PUSKESMAS


Standar PKPR di Puskesmas adalah dokumen tertulis yang berisi
berbagai persyaratan mutu PKPR, yang meliputi persyaratan mutu masukan
(input), proses, maupun keluaran (output). Panduan PKPR UPTD Puskesmas
Ngawen ini disusun untuk dijadikan pegangan sebagai pengendalian mutu
pelayanan PKPR yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan untuk
meningkatkan dan menjamin mutu PKPR.
Standar nasional PKPR ini mengatur 5 aspek yang berkaitan dengan
penyelenggaraan PKPR, yaitu :
1. SDM kesehatan

Standar 1. SDM Kesehatan


Terbentuk dan berfungsinya Tim PKPR yang kompeten (mempunyai pengetahuan, sikap
dan ketrampilan) untuk melaksanakan PKPR sesuai dengan standar dan pedoman yang
berlaku
Kriteria masukan (input) Kriteria Proses Kriteria Luaran (Output)
I.1.1. pengelola program P.1.1. Pengelola program Terbentuk dan berfungsinya
terlatih, terkait PKPR, yang melaksanakan pelayanan Tim PKPR yang kompeten
mempunyai pengetahuan, terhadap remaja sesuai (mempunyai pengetahuan,
sikap dan ketrampilan dengan standar dan sikap dan ketrampilan)
untuk melaksanakan PKPR pedoman yang berlaku dan untuk melaksanakan PKPR
sesuai kebutuhan remaja dikukuhkan dengan surat sesuai dengan standard an
berdasarkan pedoman. keputusan. pedoman yang berlaku
I .1.2. Pengelola program, P.1.2. Pengelola program
terlatih dan mampu memberikan pelayanan
memberikan pelayanan konseling yang peduli,
konseling yang peduli, peka, bersahabat dan tidak
peka bersahabat dan tidak menghakimi remaja sesuai
menghakimi remaja sesuai dengan standard an
dengan standard an pedoman yang berlaku
pedoman yang berlaku

2. Fasilitas kesehatan

Standar 2. Fasilitas Kesehatan


Tersedia dan berfungsinya fasilitas kesehatan mampu laksana PKPR dengan pelayanan
kesehatan yang sesuai kebutuhan remaja, prosedur dan tatalaksana yang ramah remaja,
serta didukung sarana prasarana termasuk peralatan dan obat-obatan yang memadai.
Kriteria masukan (input) Kriteria Proses Kriteria luaran
(output )
I.2.1. Tersedianya paket P.2.1. pengelola program Tersedianya dn
pelayanan kesehatan menyelenggarakan paket berfungsinya
komprehensif sesuai dengan pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan
kebutuhan remaja tanpa komprehensif, sesuai standar dan mampu laksana
membedakan karakteristik pedoman untuk memenuhi PKPR dengan
sosial dan ekonomi pada setiap kebutuhan remaja tanpa pelayanan
jenjang pelayanan kesehatan, membedakan karakteristik sosial kesehatan yang
baik di dalam maupun di luar dan ekonomi, baik di dalam sesuai kebutuhan
gedung berdasarkan standar maupun di luar gedung remaja, prosedur
dan pedoman yang berlaku. dan tata laksana
I.2.2. tersedianya prasarana P.2.2. Pengelola program yang ramah remaja,
dan sarana yang diperlukan memanfaatkan prasarana dan serta didukung
sesuai standar dan pedoman sarana yang tersedia untuk sarana, prasarana
untuk menyelenggarakan menyelenggarakan pelayanan termasuk peralatan
pelayanan kesehatan kesehatan komprehensif yang dan obat-obatan
komprehensif yang memenuhi sesuai dengan kebutuhan remaja yang memadai
selera remaja, baik di dalam tanpa membedakan karakteristik
maupun di luar gedung. sosial dan ekonomi, baik di
dalam maupun di luar gedung.
I.2.3.Tersedianya prosedur, P.2.3.Pengelola program
tatalaksana dan alur pelayanan menyelenggarakan pelayanan
yang mampu mencegah kesehatan bagi remaja dengan
terjadinya missed opportunity prosedur dan tatalaksana yang
dan menjamin kerahasiaan, mampu mencegah terjadinya
privacy, kenyamanan dan missed opportunity dan
kecepatan penyelenggaraan menjamin kerahasiaan, privacy,
pelayanan kesehatan kenyamanan dan kecepatan baik
komprehensif bagi remaja, di dalam maupun di luar gedung
baik di dalam maupun di luar
gedung faskes

3. Remaja

Standar 3. Remaja
Remaja memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga memahami kebutuhan mereka
untuk hidup sehat dan produktif, dan dapat memanfaatkan berbagai jenis dan tempat
layanan kesehatan sesuai kebutuhan mereka
Kriteria masukan (Input) Kriteria proses Kriteria luaran
(output)
I.3.1. Tersedianya mekanisme, P.3.1. Terselenggaranya Remaja memperoleh
prosedur dan sumber daya kegiatan pemberian informasi informasi yang
penyelenggaraan kegiatan kepada remaja/pelayanan dibutuhkan sehingga
pemberian informasi/pelayanan KIE yang memenuhi selera mampu memahami
KIE yang memenuhi selera dan dan kebutuhan berbagai kebutuhan untuk
kebutuhan berbagai kelompok kelompok remaja hidup sehat dan
remaja berdasarkan berdasarkan standar/pedoman produktif, serta dapat
standar/pedoman yang berlaku, yang berlaku, oleh berbagai memanfaatkan
oleh berbagai pihak terkait pihak terkait sesuai dengan berbagai jenis dan
sesuai dengan kewenangan kewenangan masing-masing tempat layanan
masing-masing kesehatan sesuai
I.3.2. Tersedianya berbagai alat P.3.2.Diselenggarakannya kebutuhan.
bantu audio visual untuk kegiatan pemberian
kegiatan pemberian informasi/pelayanan KIE
informasi/pelayanan KIE, yang yang memenuhi selera dan
memenuhi selera dan kebutuhan kebutuhan berbagai
berbagai kelompok remaja dan kelompok remaja dan
masyarakat terkait. masayarakat terkait,
menggunakan berbagai
metode dan alat bantu audio
visual
I.3.3. Adanya pedoman tentang P.3.3. Konselor sebaya dan
peran, hak tanggungjawab, dan pendamping konselor sebaya
ruanglingkup kegiatan konselor melaksanakan peran, hak,
sebaya dan pendampingan tanggungjawab serta kegiatan
konselor sebaya. sesuai pedoman.

4. Jejaring

Standar 4.1.Jejaring
Terbentuk dan berfungsinya jejaring antar remaja, kelompok masyarakat, lintas program,
lintas sektor terkait dan lembaga swadaya masyarakat, dalam penyediaan dan
pemanfaatan PKPR
Kriteria masukan (Input) Kriteria proses Kriteria luaran (output)
I.4.1. Tersedianya metode P.4.1. Terlaksananya Terbentuk dan berfungsinya
dan instrument untuk pemetaan dan tersedianya jejaring antar remaja,
melakukan pemetaan peran, peta peran, kegiatan dan kelompok, masyarakat,
kegiatan dan produk produk berbagai pemangku lintas program, lintas sektor
berbagai pemangku kepentingan dalam terkait dan lembaga
kepentingan dalam pembinaan kesehatan swadaya masyarakat dalam
pembinaan kesehatan remaja remaja. penyediaan dan
(duty bearer analysis) pemanfaatan PKPR
I.4.2.Tersedianya P.4.2.Terlaksananya
mekanisme pembentukan mekanisme pembentukan
jejaring/forum antar jejaring/forum antar
pemangku kepentingan, pemangku kepentingan,
kejelasan peran, adanya kejelasan peran,
tanggungjawab dan fungsi tanggungjawab dan fungsi
pembinaan dari setiap pembinaan dari setiap
organisasi dalam pembinaan organisasi dalam kesehatan
kesehatan remaja remaja
I.4.3.Tersedianya P.4.3.Berbagai kelompok
mekanisme pembinaan masyarakat melaksanakan
berbagai kelompok kegiatan yang mendukung
masyarakat untuk pemanfaatan pelayanan
mendukung pemanfaatan kesehatan remaja
pelayanan kesehatan remaja
I.4.4. Tersedianya P.4.4.Terlaksananya
mekanisme pembinaan, pembentukan pembinaan
penguatan peran dan penguatan peran, dan
tanggungjawab organisasi tanggungjawab organisasi
remaja yang remaja yang
memperjuangkan memperjuangkan
kepentingan remaja kepentingan remaja
I.4.5. Tersedianya P.4.5.Remaja di dorong
mekanisme untuk untuk berpartisipasi aktif
meningkatkan partisipasi dalam merencanakan,
remaja dalam pembinaan melaksanakan, memantau
kesehatan remaja dan menilai kegiatan
pembinaan kesehatan
remaja.

5. Manajemen kesehatan

Standar 5. Manajemen Kesehatan


Adanya kebijakan dan sistem manajemen yang mampu menjamin dan meningkatkan
kualitas PKPR
Kriteria masukan (Input) Kriteria proses Kriteria keluaran
(Output)
I.5.1.Tersedianya berbagai P.5.1. Terlaksananya Adanya kebijakan dan
dokumen yang dibutuhkan kegiatan advokasi PKPR sistem manajemen yang
untuk advokasi terhadap dengan menggunakan mampu menjamin
penentu kebijakan/pengambil berbagai dokumen terkait peningkatan kualitas
keputusan pada berbagai pada berbagai tingkat PKPR
tingkat administratif, dengan administratif untuk
tujuan untuk memastikan mendukung lahirnya
ketersediaan sumber daya pelaksanaan PKPR
bagi pelaksanaan PKPR
I.5.2.Tersedianya standar, P.5.2.Terselenggaranya
pedoman, dan rencana aksi PKPR sesuai dengan
untuk penyelenggaraan PKPR standar, pedoman dan
rencana aksi
I.5.3.Tersedianya sistem P.5.3.Terselenggaranya
pencatatan dan pelaporan pencatatan dan pelaporan
program PKPR program PKPR
I.5.4.tersedianya metode dan P.5.4.Terlaksananya
instrument untuk kegiatan evaluasi diri,
melaksnakan evaluasi diri, supervise fasilitatif dan
superfisi fasilitatif dan pemantauan terhadap
pemantauan terhadap penyelenggaraan PKPR
penyelenggaraan PKPR
I.5.5.Adanya sistem rujukan P.5.5.Terlaksananya layanan
medik untuk pelayanan rujukan dan rujukan balik
kesehatan remaja, yang medik untuk pelayanan
terintegrasi dengan rujukan kesehatan remaja dan
sosial maupun rujukan berfungsinya rujukan sosial
hukum maupun rujukan hukum

E. PERAN PETUGAS DALAM MELAYANI PKPR DI PUSKESMAS

Petugas yang melayani PKPR di UPTD Puskesmas Ngawen adalah seorang


dokter, bidan atau perawat yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan
sabar, ramah, siap menampung segala permasalahan remaja serta siap
berdiskusi (memberikan konseling). Petugas khusus yang peduli remaja harus
memenuhi kriteria :

1. Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian, bersahabat,


memiliki kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan khusus kepada
remaja, mempunyai ketrampilan komunikasi interpersonal dan konseling.

2. Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan remaja.


3. Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak menyenangkan
atau merendahkan.

4. Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan.

5. Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.

6. Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan

7. Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang.

8. Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak membeda-


bedakan.

9. Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga remaja dapat
memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi masalahnya atau memenuhi
kebutuhannya.

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN


PKPR DI PUSKESMAS.
1. Identifikasi masalah melalui kajian sederhana
2. Advokasi kebijakan publik
3. Persiapan pelaksanaan PKPR di puskesmas
4. Sosialisasi kegiatan ke luar baik lintas program maupun lintas sektor terkait.
5. Melaksanakan pelayanan PKPR
BAB III
TATA LAKSANA

A. PERENCANAAN
1. Penyediaan data
Data digunakan sebagai bahan advokasi dan sosialisasi, karena
akan menggambarkan kondisi remaja di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Ngawen. Gambaran tersebut bisa berupa masalah-masalah remaja yang
berkaitan dengan perilaku dan kesehatan, pelayanan yang tersedia dan
diberikan.
Data dapat diperoleh dari data sekunder yang sudah tersedia dari
berbagai sumber (literature, BPS, Dinas Kesehatan Kabupatan, dll), bisa
juga melakukan survey sederhana dengan menggunakan kuesioner.
Adapun data yang diperoleh di UPTD Puskesmas Ngawen dengan cara :
a. Melakukan pendataan jumlah remaja, sekolah, Ponpes, Karang Taruna,
dan organisasi remaja setiap desa di wilayah UPTD Puskesmas
Ngawen.
b. Melakukan pendataan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
dihadapi remaja masing-masing desa di wilayah Puskesmas Ngawen.
c. Merekap hasil pendataan masing-masing desa di tingkat Puskesmas.
d. Melakukan survey kebutuhan masyarakat tentang PKPR
2. Advokasi
Advokasi bertujuan untuk memperoleh komitmen dan dukungan
penentu kebijakan dan unsur terkait, dan dilakukan dengan memanfaatkan
informasi/ data yang diperoleh melalui survey atau berbagai sumber yang
ada. Advokasi yang dilakukan dengan cara :
a. Melakukan pendekatan dan penggalangan komitmen dan dukungan dari
stakeholder.
b. Menganalisa hasil pendataan dan survey kebutuhan masyarakat.
c. Melakukan tindak lanjut hasil pendataan dan survey kebutuhan
masyarakat.
d. Menyusun rencana kerja kegiatan PKPR dari hasil pendataan serta
survey kebutuhan masyarakat.
e. Menggalang dukungan dengan pihak-pihak terkait baik lintas
program,lintas sektor serta masyarakat untuk membantu menyelesaikan
masalah yang ada.
Advokasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa melalui seminar, tatap
muka, pertemuan khusus, sarasehan, dan mdia massa.
3. Sosialisasi
Sosialisasi adalah kegiatan pertemuan lintas program dan lintas
sektoral terkait baik di tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota yang
bertujuan menyamakan atau memperkenalkan persepsi pendekatan PKPR.
Sosialisi dilaksanakan oleh Tim yang telah dilatih oleh Dinas Kesehatan
Propinsi untuk menjadi fasilitator tingkat kabupaten/Blora, yang kemudian
dilanjutkan ke tingkat desa atau kecamatan.
Metode yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi adalah
partisipatori (keterlibatan seluruh peserta sosialisasi) dengan
menggunakan pendekatan kelompok. Adapun peserta sosialisasi adalah
lintas program, lintas sektor, kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh
agama, kelompok masyarakat (organisasi pemuda, muslimatan dll), serta
perwakilan masyarakat umum, LSM, dll.
4. Pembentukan Tim PKPR

Setelah mendapatkan dukungan serta komitmen dari lintas


program, linsek, masyarakat dan pihak swasta/LSM, maka dilakukan
tindak lanjut dengan membentuk TIM PKPR di tingkat Puskesmas.
Petugas yang memberikan pelayanan di ruangan PKPR adalah :
1. Petugas khusus yang peduli Remaja, yang memiliki kriteria :
a. Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi pekerti dan penuh
pengertian, bersahabat, memiliki kompetensi teknis dalam memberikan
pelayanan khusus kepada remaja, mempunyai ketrampilan komunikasi
interpersonal dan konseling.
b. Termotivasi bekerjasama dengan remaja.
c. Tidak menghakimi, merendahkan, tidak bersikap dan berkomentar tidak
menyenangkan.
d. Dapat dipercaya, dapat menjaga kerahasiaan.
e. Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.
f. Dapat ditemui pada kunjungan ulang.
g. Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak
membedakannya.
h. Memberikan informasi dan dukungan cukup hingga remaja dapat
memutuskan pilihan tepat untuk mengatasi masalahnya atau memenuhi
kebutuhannya.
2. Petugas pendukung yang peduli remaja, yang memiliki kriteria :
a. Petugas lain yang berhubungan dengan remaja, misalnya petugas loket,
laboratorium dan unit pelayanan lain juga perlu menunjukkan sikap
menghargai kepada semua remaja dan tidak membedakannya.
b. Mempunyai kompetensi sesuai bidangnya masing-masing
c. Mempunyai motivasi untuk menolong dan memberikan dukungan pada
remaja.
Susunan Tim PKPR UPTD Puskesmas Ngawen adalah sebagai berikut :
 Penanggungjawab : dr Nur Istifah (Kepala UPTD Puskesmas
Ngawen)
 Koordinator PKPR : Sri Hartati (Bidan)
 Sekretaris : Wike Aditya (Bidan)
 Konselor : dr Antika Premi Vindasari, Sri Hartati, Puji Astuti,
Nurul Faidah, Tomi Subari, Yuli Astuti
 Gizi : Evy Mega Widayanti
 Laborat : Dyah Ayu Pratiwi
5. Persiapan sarana dan prasarana
Prasarana terdiri dari bangunan puskesmas yang mudah dijangkau
oleh remaja baik di sekolah maupun di luar sekolah, memiliki sarana
computer dengan jaringan internet yang baik, alat komunikasi yng
terjangkau (via telepon, HP).
Sarana meliputi ruangan untuk pelayanan terhadap remaja
(pemeriksaan, konsultasi, konseling, dan pengobatan) yang dapat menjaga
kerahasiaan.
Sarana konseling dan penyuluhan meliputi; LCD, leaflet, gambar
anatomi fisiologi organ reproduksi perempuan dan laki-laki,dokumen lain
yang mendukung kegiatan PKPR.
6. Promosi PKPR
Dilaksanakan untuk memperluas informasi program PKPR di
semua lapisan masyarakat. Untuk menunjang informasi tersebut
dibutuhkan fasilitas program seperti brosur, leaflet tentang PKPR. Media
promosi lain lewat Radio, Facebook, serta WA.

B. PELAKSANAAN
Jenis-jenis pelayanan dalam ruang PKPR adalah :
1. Pemeriksaan Kesehatan
a. Dilaksanakan pemeriksaan kesehatan secara umum
b. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya bila perlu
c. Pemeriksaan kesehatan dapat dilaksanakan antara lain ;
1) Di Puskesmas di setiap ruangan pemeriksaan gigi, KIA, KB, BP
bagi setiap remaja yang datang ke ruangan tersebut dilakukan
pemeriksaan dan anamnesa lengkap.
2) Di rumah tinggal/ di tempat-tempat lain yang sudah dilakukan
kesepakan bersama (MOU)
2. Pengobatan
a. Semua penyakit yang ditemukan diobati sesuai dengan penyakitnya.
b. Pengobatan di lakukan di puskesmas, untuk pemeriksaan kesehatan
yang diluar gedung puskesmas yang MOU dengan pihak kedua bisa
dilakukan pengobatan dasar atau ringan dan dirujuk ke FKTP bila
membutuhkan pengobatan lebih lanjut.
c. Rujukan, bila diperlukan pengobatan atau pemeriksaan lebih lanjut ke
jenjang yang lebih tinggi (RS)
3. Konseling
a. Merupakan kegiatan pembinaan kepada remaja yang mempunyai
maslah kesehatan reproduksi, atau masalah lain yang membutuhkan
dialog. Tempat konseling dapat dilaksanakan di puskesmas, sekolah,
ataupun Via telepon atau WA HP.
b. Pelaksana adalah petugas medis maupun nonmedis yang terampil
komunikasi, mau dan mampu memberikan konseling dengan baik.

C. MONITORING DAN EVALUASI


1. Monitoring
Monitoring bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hambatan/masalah dalam pelaksanaan Program PKPR. Monitoring
dilaksanakan pada semua tahap kegiatan PKPR mulai dari persiapn sampai
pelaksanaan.
Dalam melaksanakan monitoring diperlukan instrument monitoring
yang sudah disepakati bersama oleh Tim Mutu pelayanan di UPTD
Puskesmas Ngawen
2. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menentukan kelanjutan dari program PKPR.
Evaluasi dilaksanakan dari semua tahapan baik dari persiapan sampai
pelaksanaan.

D. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan kegiatan PKPR di UPTD Puskesmas Ngawen dilakukan oleh
koordinator PKPR dengan mencatat data mengenai kegiatan PKPR yang
diaksanakan didalam gedung.
2. Merekapitulasi seluruh kegiatanyang sudah dilakukan di dalam gedung
dan melaporkannya kepada atasan dan ke Dinas Kesehatan kabupaten
Blora.
3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan bermanfaat untuk mendapatkan data
kesehatan remaja di wilayah Puskesmas Ngawen, melakukan perencanaan
dan memantau kegiatan PKPR sehingga dapat ditentukan langkah-langkah
perbaikan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan


dokumen-dokuen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari karangan / tulisan, wasiat, buku, undang-
undang dan sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan
keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk
kegunaan dari arsip perpustakaan dan kepustakaan. Dokumentasi juga digunakan
dalam sebuah laporan pertanggungjawaban dari sebuah kegiatan.

Dokumentasi dalam kegiatan PKPR di Puskesmas adalah :

1. Buku pedoman umum PKPR.


2. Panduan PKPR
3. Register pelayanan PKPR
4. Kuesioner PKPR
5. Foto pelaksanaan PKPR
Puskesmas memiliki tempat penyimpanan yanga aman dan mencukupi untuk
berkas rekam medis termasuk pencatatan konseling sehingga hak privasi dan
kerahasiaan klien remaja terjamin.
Penyimpanan dokumen hasil kegiatan disimpan di dalam bok file yang
tertata rapi di dalam almari, yang disertai kunci pengamanan sehingga
kemungkinan terbaca oleh pihak luar sangat diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai