Anda di halaman 1dari 48

IMPLEMENTASI PENERAPAN SISTEM

INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH (SIPD)


SESUAI UU NO.23 THN 2014, PP NO.12 THN 2019
DAN PERMENDAGRI NO.64 TAHUN 2020
disampaikan oleh :
BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SIPD TERKAIT DENGAN PENYUSUNAN APBD
TAHUN ANGGARAN 2021 PEMERINTAH KABUPATEN PANGKEP

PESONA Hotel Makassar, 22 OKTOBER 2020


DASAR HUKUM DAN
PRINSIP PENGANGGARAN
APBD TAHUN ANGGARAN
2021
DASAR HUKUM YANG MELANDASI :

• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah;
• Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun
2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun
2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
dan perubahannya;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2020 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun
Anggaran 2021;
TESTIMONI
“Teman yang baik adalah
peraturan”
mantan, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam
Negeri
Terkait dengan pelaksanaan peraturan Arsyad
Yuswandi perundang-undangan,
Temenggungmaka berlaku ketentuan
sebagai berikut :

(1) jika diatur dapat dilaksanakan;


(2) jika dilarang jangan dilaksanakan; dan
(3) jika tidak diatur tidak dapat dilaksanakan.

DR. Mochamad Ardian Noervianto, M.Si,


Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah
Kementerian Dalam Negeri

BPKD PROV. SULSEL


TESTIMONI

“GAGAL DALAM
PERENCANAAN, BERARTI
MERENCANAKAN
KEGAGALAN”

Asrul Sani.
Kabag pada Biro PBJ, Setda Provinsi Sulsel

BPKD PROV. SULSEL


APBD

PENGELOLAAN
KEUANGAN
DAERAH Rencana Keuangan Tahunan
Daerah yang ditetapkan
dengan PERDA

Keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,


KEUANGAN
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
DAERAH
pelaporan, pertanggungiawaban, dan pengawasan
Keuangan Daerah

Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka


penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat
dinilai dengan uang serta segala bentuk kekayaan
yang dapat dijadikan milik Daerah berhubung dengan
hak dan kewajiban Daerah
AZAS UMUM APBD
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan daerah yang
menjadi kewenangan Daerah dan kemampuan Pendapatan Daerah. (23 (1)

APBD Disusun dengan mempedomani KUA PPAS yang Didasarkan pada RKPD. (23 (2)

Pengeluaran Daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan rencana


Pengeluaran Daerah sesuai dengan kepastian tersedianya dana atas Penerimaan
Daerah dalam jumlah yang cukup. (24 (5)

AZAS
AZAS
umum
umum
Setiap Pengeluaran Daerah harus memiliki dasar hukum yang melandasinya, (24 (6)

APBD
APBD Seluruh Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dianggarkan secara bruto dalam
APBD (24 (7)

APBD merupakan dasar Pengelolaan Keuangan Daerah dalam masa 1 (satu) tahun
anggaran sesuai dengan undang-undang mengenai keuangan negara.(26)

"transparan" adalah Prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk


mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang Keuangan Daerah.

BKAD PROV. SULSEL


KEBIJAKAN
PENGANGGARAN
KEBIJAKAN STANDAR (Pasal 51 PP No.12-2019)
• Belanja Daerah berpedoman pada STANDAR Perpress 33
standar harga satuan regional, analisis HARGA SATUAN Thn 2020
standar belanja, dan/atau standar REGIONAL
teknis sesuai dengan ketentuan
peraturan perurndang-undangan.
KDH dpt menetapkan SSH selain .... dgn
• Standar harga satuan regional memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas,
ditetapkan dengan Peraturan Presiden. Kepatutan, kewajaran sesuai Per UU
• Standar harga satuan regional
digunakan sebagai pedoman dalam
menyusun standar harga satuan pada Standar Satuan Harga
masing-masing Daerah.
• Analisis standar belanja, standar teknis
dan standar harga satuan ditetapkan
Standar Biaya Umum
dengan Perkada.
• Analisis standar belanja, standar harga Analisa Standar Belanja
satuan, dan/atau standar teknis
digunakan untuk menyusun rencana
kerja dan anggaran dalam penyusunan Harga Standar
rancangan Perda tentang APBD. Pokok Kegiatan
KEBIJAKAN PENGANGGARAN HONORARIUM

Penganggaran honorarium memperhatikan


asas kepatutan, kewajaran, rasionalitas dan
efektifitas dalam pencapaian sasaran program
dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan
waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka
mencapai target kinerja kegiatan dimaksud.

pemberian honorarium tersebut meliputi


honorarium penanggung jawab pengelola
keuangan, honorarium pengadaan barang/jasa,
dan honorarium perangkat Unit Kerja Pengadaan
Barang dan Jasa (UKPBJ) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020
tentang Standar Harga Satuan Regional.
KEBIJAKAN TAMBAHAN PENGHASILAN (Pasal 58 PP 12-2019)

Pemerintah Daerah dapat memberikan TPP kepada Pegawai ASN dengan memperhatikan
kemampuan Keuangan Daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pemberian TPP ditetapkan dengan Perkada dengan berpedoman pada PP

Dalam hal belum ada PP ttg TPP, KDH dapat memberikan TPP bagi Pegawai ASN
setelah mendapat persetujuan Menteri

Persetujuan Menteri ditetapkan setelah memperoleh pertimbangan menteri


yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

Dalam hal KDH menetapkan pemberian TPP bagi Pegawai ASN tidak sesuai dengan ketentuan maka
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan melakukan penundaan dan/atau
pemotongan Dana Transfer Umum atas usulan Menteri.
KEBIJAKAN BELANJA BARANG YANG DISERAHKAN KEPADA
MASYARAKAT/PIHAK KETGA (Pasal 59 PP 12-2019)

Belanja barang dan jasa digunakan untuk


menganggarkan pengadaan barang/jasa yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 bulan, termasuk
barang/jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada
masyarakat/pihak ketiga.

Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dalam rangka melaksanakan Program
dan Kegiatan Pemerintahan Daerah
Apakah pengadaan barang tersebut
diadakan dalam rangka
melaksanakan program dan kegiatan
Pemerintahan Daerah

YA atau TIDAK ??

YA TIDAK

Belanja Barang
yang diserahkan Hibah Barang
kepada Masy.
KEBIJAKAN BELANJA SKPKD (PMDN 64-2020)
SKPKD SKPD (LAIN)
NO. URAIAN NO. URAIAN

BELANJ A TIDAK LANGSUNG BELANJ A DAERAH

1 BELANJA BUNGA 1 BELANJA OPERAS I


a. BELANJA PEGAWAI
b. BELANJA BARANG DAN JASA
2 BELANJA S UBS IDI c. BELANJA BUNGA
d. BELANJA S UBSIDI
e . BELANJA HIBAH
3 BELANJA HIBAH f. BELANJA BANTUAN SOSIAL
2 BELANJA MODAL

4 BELANJA BANTUAN SOSIAL SKPD (BKAD)


NO. URAIAN

5 BELANJA BAGI HASIL BELANJ A DAERAH

1 BELANJA OPERAS I
6 BELANJA BANTUAN KEUANGAN a. BELANJA PEGAWAI
b. BELANJA BARANG DAN JASA
c. BELANJA BUNGA
7 BELANJA TIDAK TERDUGA d. BELANJA S UBSIDI
e . BELANJA HIBAH
f. BELANJA BANTUAN SOSIAL
2 BELANJA MODAL
3 BELANJA TIDAK TERDUGA
4 BELANJA TRANSFER
a. BELANJA BAGI HASIL
b. BELANJA BANTUAN KEUANGAN

Bantuan Partai Politik, berpindah dari Belanja Bantuan Keuangan menjadi


Belanja Hibah
KEBIJAKAN REKENING BELANJA BAGI HASIL, BANTUAN
KEUANGAN DAN BELANJA TDK TERDUGA
No Rekening Belanja URAIAN
5 Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
5.4 BELANJA TRANSFER
5.4.01 Belanja Bagi Hasil
5.4.01.01 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
Kabupaten/Kota dan Desa
5.4.01.01.01 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
Kabupaten
5.4.01.01.01.001 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
Kabupaten ...
5.4.01.01.02 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Kota
5.4.01.01.02.001 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Kota ...
5.4.01.01.03 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa
5.4.01.01.03.001 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa ...

Kepmendagri No.050-378 Thn 2020 Hasil Verifikasi & Validasi Pemutakhiran KKN PPKD
KEBIJAKAN REKENING BELANJA BAGI HASIL, BANTUAN
KEUANGAN DAN BELANJA TDK TERDUGA
No Rekening Program/
URAIAN
Kegiatan/Sub Kegiatan
5.02 KEUANGAN
5.02.02 PROGRAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
5.02.02.2.04 Penunjang Urusan Kewenangan Pengelolaan Keuangan Daerah
5.02.02.2.04.01 Pengelolaan Dana Cadangan Pemerintah Daerah
5.02.02.2.04.02 Analisis Investasi Pemerintah Daerah
5.02.02.2.04.03 Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan Penerimaan Pinjaman Pemerintah
Daerah
5.02.02.2.04.04 Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan Pembayaran Cicilan Pokok dan Bunga
Pinjaman Pemerintah Daerah
5.02.02.2.04.05 Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan Pemberian Pinjaman Daerah
5.02.02.2.04.06 Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan Penerimaan Kembali Pinjaman Daerah
5.02.02.2.04.07 Penyusunan Kebijakan dan Alokasi Subsidi
5.02.02.2.04.08 Analisis Perencanaan dan Penyaluran Bantuan Keuangan
5.02.02.2.04.09 Pengelolaan Dana Darurat dan Mendesak
5.02.02.2.04.10 Pengelolaan Dana Bagi Hasil Kabupaten/Kota

Kepmendagri No.050-378 Thn 2020 Hasil Verifikasi & Validasi Pemutakhiran KKN PPKD
REKENING BELANJA HIBAH DAN BANSOS
BERDASARKAN PMD 90 TAHUN 2019
Kode Rekening Uraian Kode Rekening Uraian
5.1.05 Belanja Hibah Belanja Hibah Uang kepada Organisasi
5.1.05.01 Belanja Hibah kepada Pemerintah Pusat 5.1.05.05.04
Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia
5.1.05.01.01 Belanja Hibah Uang kepada Pemerintah Pusat
5.1.05.01.01.001 Belanja Hibah Uang kepada Pemerintah Pusat ...
Belanja Hibah Uang kepada Organisasi
5.1.05.01.02 Belanja Hibah Barang kepada Pemerintah Pusat
5.1.05.05.04.001 Kemasyarakatan ... yang Berbadan Hukum
5.1.05.01.02.001 Belanja Hibah Barang kepada Pemerintah Pusat
Indonesia
5.1.05.01.03 Belanja Hibah Jasa kepada Pemerintah Pusat Belanja Hibah Barang kepada Organisasi
5.1.05.05.05
5.1.05.01.03.001 Belanja Hibah Jasa kepada Pemerintah Pusat ... Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia
5.1.05.02 Belanja Hibah kepada Pemerintah Daerah Lainnya Belanja Hibah Barang kepada Organisasi
5.1.05.02.01 Belanja Hibah Uang kepada Pemerintah Daerah 5.1.05.05.05.001 Kemasyarakatan ... yang Berbadan Hukum
5.1.05.02.01.001 Belanja Hibah Uang kepada Pemerintah Daerah ... Indonesia
5.1.05.02.02 Belanja Hibah Barang kepada Pemerintah Daerah Lainnya Belanja Hibah Jasa kepada Organisasi
5.1.05.02.02.001 Belanja Hibah Barang kepada Pemerintah Daerah ... 5.1.05.05.06
Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia
5.1.05.02.03 Belanja Hibah Jasa kepada Pemerintah Daerah Lainnya
5.1.05.02.03.001 Belanja Hibah Jasa kepada Pemerintah Daerah ...
Belanja Hibah Jasa kepada Organisasi
5.1.05.03 Belanja Hibah kepada BUMN
5.1.05.05.06.001 Kemasyarakatan ... yang Berbadan Hukum
5.1.05.03.01 Belanja Hibah Uang kepada BUMN Indonesia
5.1.05.03.01.001 Belanja Hibah Uang kepada BUMN ... 5.1.05.06 Belanja Hibah Dana BOS
5.1.05.03.02 Belanja Hibah Barang kepada BUMN Belanja Hibah Uang Dana BOS yang Diterima oleh
5.1.05.06.01
5.1.05.03.02.001 Belanja Hibah Barang kepada BUMN ... Satdikdas Negeri
5.1.05.03.03 Belanja Hibah Jasa kepada BUMN Belanja Hibah Uang Dana BOS yang Diterima oleh
5.1.05.03.03.001 Belanja Hibah Jasa kepada BUMN ... 5.1.05.06.01.001
Satdikdas Negeri ...
5.1.05.04 Belanja Hibah kepada BUMD
Belanja Hibah Uang Dana BOS yang Diterima oleh
5.1.05.04.01 Belanja Hibah Uang kepada BUMD 5.1.05.06.02
5.1.05.04.01.001 Belanja Hibah Uang kepada BUMD ... Satdikdas Swasta
5.1.05.04.02 Belanja Hibah Barang kepada BUMD Belanja Hibah Uang Dana BOS yang Diterima oleh
5.1.05.06.02.001
5.1.05.04.02.001 Belanja Hibah Barang kepada BUMD ... Satdikdas Swasta ...
5.1.05.04.03 Belanja Hibah Jasa kepada BUMD Belanja Hibah Uang Dana BOS yang Diterima oleh
5.1.05.04.03.001 Belanja Hibah Jasa kepada BUMD ... 5.1.05.06.03
Satdikmen Swasta
Belanja Hibah kepada Badan, Lembaga, Organisasi
5.1.05.05
Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia Belanja Hibah Uang Dana BOS yang Diterima oleh
5.1.05.06.03.001
Belanja Hibah Uang kepada Badan/Lembaga yang Berbadan
Satdikmen Swasta ...
5.1.05.05.01
Hukum Indonesia Belanja Hibah Uang Dana BOS yang Diterima oleh
5.1.05.06.04
Belanja Hibah Uang kepada Badan/Lembaga ... yang Berbadan Satdiksus Swasta
5.1.05.05.01.001
Hukum Indonesia
Belanja Hibah Uang Dana BOS yang Diterima oleh
Belanja Hibah Barang kepada Badan/Lembaga yang Berbadan 5.1.05.06.04.001
5.1.05.05.02 Satdiksus Swasta ...
Hukum Indonesia
Belanja Hibah Bantuan Keuangan kepada Partai
Belanja Hibah Barang kepada Badan/Lembaga ... yang Berbadan 5.1.05.07
5.1.05.05.02.001
Hukum Indonesia Politik
Belanja Hibah Jasa kepada Badan/Lembaga yang Berbadan Belanja Hibah Bantuan Keuangan kepada Partai
5.1.05.05.03 5.1.05.07.01
Hukum Indonesia Politik
Belanja Hibah Jasa kepada Badan/Lembaga ... yang Berbadan Belanja Hibah berupa Bantuan Keuangan kepada
5.1.05.05.03.001 5.1.05.07.01.001
Hukum Indonesia Partai Politik …
Kode Rekening Uraian
5.1.06 Belanja Bantuan Sosial
5.1.06.01 Belanja Bantuan Sosial kepada Individu
5.1.06.01.01 Belanja Bantuan Sosial Uang yang direncanakan kepada Individu

5.1.06.01.01.001 Belanja Bantuan Sosial Uang yang Direncanakan kepada Individu...

5.1.06.01.02 Belanja Bantuan Sosial Barang yang Direncanakan kepada Individu

5.1.06.01.02.001 Belanja Bantuan Sosial Barang yang Direncanakan kepada Individu ...
5.1.06.02 Belanja Bantuan Sosial kepada Keluarga
5.1.06.02.01 Belanja Bantuan Sosial Uang yang direncanakan kepada Keluarga

5.1.06.02.01.001 Belanja Bantuan Sosial Uang yang Direncanakan kepada Keluarga ...

5.1.06.02.02 Belanja Bantuan Sosial Barang yang Direncanakan kepada Keluarga

5.1.06.02.02.001 Belanja Bantuan Sosial Barang yang Direncanakan kepada Keluarga ...
5.1.06.03 Belanja Bantuan Sosial kepada Kelompok Masyarakat
5.1.06.03.01 Belanja Bantuan Sosial Uang yang direncanakan kepada Kelompok Masyarakat

5.1.06.03.01.001 Belanja Bantuan Sosial Uang yang Direncanakan kepada Kelompok Masyarakat ...

5.1.06.03.02 Belanja Bantuan Sosial Barang yang Direncanakan kepada Kelompok Masyarakat

5.1.06.03.02.001 Belanja Bantuan Sosial Barang yang direncanakan kepada Kelompok Masyarakat ...

5.1.06.04 Belanja Bantuan Sosial kepada Lembaga Non Pemerintahan (Bidang Pendidikan, Keagamaan dan Bidang Lainnya)

Belanja Bantuan Sosial Uang yang direncanakan kepada Lembaga Non Pemerintahan (Bidang Pendidikan, Keagamaan dan Bidang
5.1.06.04.01
Lainnya)

Belanja Bantuan Sosial Uang yang Direncanakan kepada Lembaga Non Pemerintahan (Bidang Pendidikan, Keagamaan dan Bidang
5.1.06.04.01.001
Lainnya) ...

Belanja Bantuan Sosial Barang yang Direncanakan kepada Lembaga Non Pemerintahan Bidang (Pendidikan, Keagamaan dan
5.1.06.04.02
Bidang Lainnya)

Belanja Bantuan Sosial Barang yang Direncanakan kepada Lembaga Non Pemerintahan (Bidang Pendidikan, Keagamaan dan Bidang
5.1.06.04.02.001
Lainnya) ...

6.1.01.05.01.028 Penghematan Belanja Bantuan Sosial-Bantuan Sosial kepada Individu

6.1.01.05.01.029 Penghematan Belanja Bantuan Sosial-Bantuan Sosial kepada Keluarga

6.1.01.05.01.030 Penghematan Belanja Bantuan Sosial-Bantuan Sosial kepada Kelompok Masyarakat

Penghematan Belanja Bantuan Sosial-Bantuan Sosial kepada Lembaga Non Pemerintahan (Bidang Pendidikan, Keagamaan dan Bidang
6.1.01.05.01.031
Lainnya)
Contoh Pemutakhiran
5 1 02 04 Belana Perjalanan Dinas
5.1.02.04.01.001 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
5.1.02.04.02.001 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah

Menjadi ......
5 1 02 04 Belana Perjalanan Dinas
5 1 02 04 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri
5 1 02 04 01 0001 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
5 1 02 04 01 0002 Belanja Perjalanan Dinas Tetap
5 1 02 04 01 0003 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
5 1 02 04 01 0004 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
5 1 02 04 01 0005 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

5 1 02 04 02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Negeri


5 1 02 04 02 0001 Belanja Perjalanan Dinas Biasa–Luar Negeri
Contoh Pemutakhiran
Belanja Jasa Petugas Penunjang Kegiatan
5.1.02.02.01.080 Kantor/Lapangan melalui Perjanjian/Perikatan

Menjadi ......
8 1 02 02 01 0013 Beban Jasa Tenaga Pendidikan 8 1 02 02 01 0014 Beban Jasa Tenaga Kesehatan 8 1 02 02 01 0015
Beban Jasa Tenaga Laboratorium 8 1 02 02 01 0016 Beban Jasa Tenaga Penanganan Prasarana dan Sarana Umum 8 1 02
02 01 0017 Beban Jasa Tenaga Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat 8 1 02 02 01 0018 Beban
Jasa Tenaga Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan 8 1 02 02 01 0019 Beban Jasa Tenaga Penanganan Bencana 8 1 02
02 01 0020 Beban Jasa Tenaga Penanganan Sosial 8 1 02 02 01 0021 Beban Jasa Tenaga Sumber Daya Air 8 1 02 02 01
0022 Beban Jasa Tenaga Perhubungan 8 1 02 02 01 0023 Beban Jasa Tenaga Teknis Pertanian dan Pangan 8 1 02 02 01
0024 Beban Jasa Tenaga Arsip dan Perpustakaan 8 1 02 02 01 0025 Beban Jasa Tenaga Kesenian dan Kebudayaan 8 1 02
02 01 0026 Beban Jasa Tenaga Administrasi 8 1 02 02 01 0027 Beban Jasa Tenaga Operator Komputer8 1 02 02 01 0028
Beban Jasa Tenaga Pelayanan Umum 8 1 02 02 01 0029 Beban Jasa Tenaga Ahli 8 1 02 02 01 0030 Beban Jasa Tenaga
Kebersihan8 1 02 02 01 0031 Beban Jasa Tenaga Keamanan8 1 02 02 01 0032 Beban Jasa Tenaga Caraka8 1 02 02 01 0033
Beban Jasa Tenaga Supir 8 1 02 02 01 0034 Beban Jasa Tenaga Juru Masak 8 1 02 02 01 0035 Beban Jasa Tenaga Teknisi
Mekanik dan Listrik 8 1 02 02 01 0036 Beban Jasa Audit/Surveillance ISO 8 1 02 02 01 0037 Beban Jasa Juri
Perlombaan/Pertandingan 8 1 02 02 01 0038 Beban Jasa Tata Rias 8 1 02 02 01 0039 Beban Jasa Tenaga Informasi dan
Teknologi 8 1 02 02 01 0040 Beban Jasa Tenaga Operator Tiket8 1 02 02 01 0041 Beban Jasa Pemasangan Instalasi
Telepon, Air, dan Listrik 8 1 02 02 01 0042 Beban Jasa Pelaksanaan Transaksi Keuangan 8 1 02 02 01 0043 Beban Jasa
Penulisan dan Penerjemahan 8 1 02 02 01 0044 Beban Jasa Pelayanan Perpustakaan 8 1 02 02 01 0045 Beban Jasa
Pelayanan Kearsipan 8 1 02 02 01 0046 Beban Jasa Konversi Aplikasi/Sistem Informasi 8 1 02 02 01 0047 Beban Jasa
Penyelenggaraan Acara 8 1 02 02 01 0048 Beban Jasa Kontribusi Asosiasi 8 1 02 02 01 0049 Beban Jasa Pencucian
Pakaian, Alat Kesenian dan Kebudayaan, serta Alat Rumah Tangga8 1 02 02 01 0050 Beban Jasa Kalibrasi 8 1 02 02 01
0051 Beban Jasa Pengolahan Sampah 8 1 02 02 01 0052 Beban Jasa Pembersihan, Pengendalian Hama, dan Fumigasi 8 1
02 02 01 0053 Beban Jasa Pengukuran Tanah 8 1 02 02 01 0054 Beban Jasa Jalan/Tol 8 1 02 02 01 0055 Beban Jasa
Iklan/Reklame, Film, dan Pemotretan 8 1 02 02 01 0056 Beban Jasa Pemindahan Benda Bersejarah 8 1 02 02 01 0057
Beban Jasa Operator Kapal 8 1 02 02 01 0058 Beban Jasa Penyelaman
KEBIJAKAN BANTUAN KEUANGAN (Pasal 58 PP 12-2019)

bantuan keuangan antar-Daerah provinsi

bantuan keuangan antar-Daerah kabupaten/ kota;

bantuan Keuangan Daerah provinsi ke Daerah kabupaten/kota di


wilayahnya dan/atau Daerah kabupaten/ kota di luar wilayahnya;;

bantuan Keuangan Daerah kabupaten/kota ke Daerah provinsinya


dan/atau Daerah provinsi lainnya; dan/atau

bantuan Keuangan Daerah provinsi atau kabupaten/


kota kepada desa;
KEBIJAKAN PENGANGGARAN SESUAI KEWENANGAN
UU NO.23 TAHUN 2014
SINKRONISASI & HARMONISASI DENGAN DAERAH MELALUI
KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN (Pasal 259 UU 23-2014)

1. Untuk mencapai target pembangunan nasional dilakukan koordinasi


teknis pembangunan antara kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian dan Daerah.
2. Koordinasi teknis pembangunan antara kementerian atau lembaga
pemerintah nonkementerian dan Daerah dikoordinasikan oleh Menteri
dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perencanaan pembangunan.
3. Koordinasi teknis pembangunan antara Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota dan antar-Daerah kabupaten/kota lingkup Daerah
provinsi dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
4. Koordinasi teknis pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
evaluasi pembangunan Daerah.
KEBIJAKAN BATAS KAPITALISASI ASET (Pasal 64 PP 12-2019)

 Belanja modal digunakan untuk menganggarkan pengeluaran


yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset
lainnya.
 Pengadaan aset tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memenuhi kriteria:
a. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b. digunakan dalam Kegiatan Pemerintahan Daerah; dan
c. batas minimal kapitalisasi aset.
 Batas minimal kapitalisasi asset diatur dalam Perkada
 Aset tetap dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli
atau bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset sampai aset siap digunakan.
RANGKAIAN
BELANJA MODAL BPKD
Prov. Sulsel

JENIS BELANJA KOMPONEN BIAYA YANG DIMUNGKINKAN DI DALAM


MODAL BELANJA MODAL
Belanja Modal Tanah Belanja Modal Pembebasan Tanah
Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah
Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah
Belanja Modal Pengukuran dan Pematangan Tanah
Belanja Modal Biaya Pengukuran Tanah
Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah

Belanja Modal Gedung dan Belanja Modal Bahan Baku Gedung dan Bangunan
Bangunan Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Gedung
dan Bangunan
Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Perizinan Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Honor Perjalanan Gedung dan Bangunan

Belanja Modal Peralatan dan Belanja Modal Bahan Baku Peralatan dan Mesin
Mesin Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Peralatan
dan Mesin
Belanja Modal Sewa Peralatan, Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Perjalanan Peralatan dan Mesin

-15-
RANGKAIAN
BELANJA MODAL Lanjutan…
JENIS BELANJA KOMPONEN BIAYA YANG DIMUNGKINKAN DI DALAM
MODAL BELANJA MODAL
Belanja Modal Jalan, Irigasi Belanja Modal Bahan Baku Jalan dan Jembatan
dan Jaringan Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Jalan
dan Jembatan
Belanja Modal Sewa Peralatan Jalan dan Jembatan
Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan
Belanja Modal Perizinan Jalan dan Jembatan
Belanja Modal Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan Lama
Jalan dan Jembatan
Belanja Modal Perjalanan Jalan dan Jembatan
Belanja Modal Bahan Baku Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Sewa Peralatan Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Perjalanan Irigasi dan Jaringan

Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal Bahan Baku Fisik Lainnya
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Pengelola Teknis Fisik
Lainnya
Belanja Modal Sewa Peralatan Fisik Lainnya
Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Fisik Lainnya
Belanja Modal Perizinan Fisik Lainnya
Belanja Modal Jasa Konsultan Fisik Lainnya
-16-
BELANJA MODAL, meliputi :

A
belanja tanah, digunakan untuk menganggarkan tanah yang diperoleh dengan maksud untuk
dipakai dalam kegiatan operasional Pemerintah Daerah dan dalam kondisi siap dipakai;
belanja peralatan dan mesin, digunakan untuk menganggarkan peralatan dan mesin
B
mencakup mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, inventaris kantor, dan peralatan
lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
dalam kondisi siap pakai;
belanja bangunan dan gedung, digunakan untuk menganggarkan gedung dan bangunan
C mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam
kegiatan operasional Pemerintah Daerah dan dalam kondisi siap dipakai;
belanja jalan, irigasi, dan jaringan , digunakan untuk menganggarkan jalan, irigasi, dan
D jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh Pemerintah Daerah serta
dimiliki dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan dalam kondisi siap dipakai;
belanja aset tetap lainnya, digunakan untuk menganggarkan aset tetap lainnya
E mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok asset tetap
sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d, yang diperoleh dan dimanfaatkan
untuk kegiatan operasional Pemerintah Daerah dan da_lam kondisi siap dipakai; dan
belanja aset lainnya, digunakan untuk menganggarkan aset tetap yang tidak digunakan
F untuk keperluan operasional Pemerintah Daerah, tidak memenuhi definisi aset tetap, dan harus
disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya
proses penyusunan RENJA, RKBMD, RKA/DPA
RENJA
(Pasal 19 ayat (1) PMDN 19
Tahun 2016) Pedoman:
Perencanaan kebutuhan BMD (Pasal 20 ayat(2) PMDN 19 Tahun 2016)
dilaksanakan setiap tahun  Standar Barang
setelah RENJA SKPD  Standar Kebutuhan
ditetapkan  Standar Harga
RKPD

RKBMD Perencanaan kebutuhan BMD (Pasal


(Pasal 18 ayat (3) PMDN 19 26 ayat (1) PMDN 19 Tahun 2016)
Tahun 2016) meliputi:
KUA/PPAS Harus dapat mencerminkan  Perencanaan Pengadaan BMD
kebutuhan riil BMD pada SKPD  Perencanaan Pemeliharaan BMD
 Perencanaan Pemanfaatan BMD
 Perencanaan Pemindahtanganan
BMD
 Perencanaan Penghapusan BMD
RKA
SKPD/PD (Pasal 19 ayat (2) PMDN 19 Tahun 2016)
Perencanaan kebutuhan BMD merupakan
salah satu dasar bagi SKPD dalam
pengusulan penyediaan anggaran dan
penyusunan RKA
DPA
SKPD/PD
BPKD PROV. SULSEL
PENDANAAN KEADAAN DARURAT DAN KEPERLUAN MENDESAK
(Pasal 69 PP 12-2019)
Keadaan Darurat meliputi :

Bencana alam, bencana non-alam, bencana sosial


dan/atau kejadian luar biasa.

Pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan,


dan/atau;

Kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu


kegiatan pelayanan publik.
Kriteria keadaan darurat dan keperluan mendesak, ditetapkan dalam
Perda tentang APBD tahun berkenaan.
Pengeluaran untuk mendanai keadaan darurat yang belum tersedia anggarannya,
diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA SKPD, kecuali untuk kebutuhan tanggap
darurat bencana, konflik sosial, dan/atau kejadian luar biasa.
PENDANAAN KEADAAN DARURAT DAN KEPERLUAN MENDESAK
(Pasal 69 PP 12-2019)
Keperluan Mendesak meliputi :

Kebutuhan Daerah dlm rangka Pelayanan Dasar masyarakat yang anggarannya belum
tersedia dalam TA. Berjalan.

Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib.

Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendali Pemda dan tidak dapat diprediksikan
sebelumnya, serta amanat peraturan perundang-undangan; dan/atau

Pengeluaran daerah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar bagi Pemda dan/atau masyarakat.

Pengeluaran untuk mendanai keperluan mendesak yang belum tersedia


anggarannya dan/atau tidak cukup tersedia anggarannya, diformulasikan terlebih
dahulu dalam RKA SKPD dan/atau Perubahan DPA SKPD..
KESEPAKATAN KUA-PPAS (Pasal 91 PP 12-2019)
penentuan KUA-PPAS dapat disahkan oleh kepala daerah,
tanpa persetujuan oleh DPRD jika dalam 1,5 bulan
pembahasan belum menemukan kesepakatan.
 Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD tidak
menyepakati bersama rancangan KUA dan
rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 90 ayat (1), paling lama 6 (enam) minggu
sejak rancangan KUA dan rancangan PPAS
Dead lock, disampaikan kepada DPRD, maka Kepala Daerah
alot, tdk
menyampaikan Rancangan Perda tentang APBD
sepakat, dll
kepada DPRD berdasarkan RKPD, rancangan
KUA, dan rancangan PPAS yang disusun Kepala
Daerah, untuk dibahas dan disetujui bersama
antara Kepala Daerah dengan DPRD sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
14 JULI 2020 + 6(PASAL
MINGGU =91)
26 AGUSTUS 2020
Paling lambat
Minggu ke III bulan 14 Sept /
Agustus 30 Sept 2020

30 Nov
2020
TAHAPAN & JADWAL
PENYUSUNAN APBD

Tepat Waktu Paling lambat


Penetapan APBD 1 bulan sebelum TA 2021

KUA/PPAS RKA Persetujuan Bersama

Paling
Paling lambat
lambat Paling
Paling lambat
lambat

paling lambat minggu paling lambat minggu II


II bulan Juli bulan Agustus Akhir Nopember

Pasal 90 ayat (2) dan Pasal 104 PP 12/2019 serta Pasal 311 ayat (3) UU 23/2014
37
BATAS PERSETUJUAN RANPERDA (PMDN 64-20200
• DPRD dan Kepala Daerah • Berkenaan dengan hal
yang tidak menyetujui tersebut, sanksi tidak dapat
bersama rancangan dikenakan kepada anggota
Peraturan Daerah tentang DPRD, apabila
keterlambatan persetujuan
APBD :
bersama terhadap
a. 1 (satu) bulan sebelum
dimulainya tahun anggaran rancangan Peraturan
setiap tahun dikenai sanksi Daerah tentang APBD
administratif berupa teguran disebabkan oleh Kepala
tertulis; dan/atau Daerah terlambat
b. sebelum dimulainya tahun menyampaikan rancangan
anggaran setiap tahun dikenai
sanksi administratif berupa tidak Peraturan Daerah tentang
dibayarkan hak-hak keuangan APBD kepada DPRD dari
selama 6 (enam) bulan, sesuai tahapan dan jadwal
dengan ketentuan perundang-
undangan
Siapa saja yang menjadi Anggota TAPD?
• TAPD adalah tim yang bertugas menyiapkan dan TAPD terdiri atas :
melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam (Contoh Provinsi Sulsel)
rangka penyusunan APBD. (Pasal 1 Angka 70 PP
12-2019)
• TAPD terdiri atas Pejabat Perencana Daerah, 1. Bappelitbangda
PPKD, dan pejabat lain sesuai dengan
kebutuhan. (Psl 22 Ayat 2) 2. BKAD
• TAPD mempunyai tugas :
a. membahas kebijakan Pengelolaan Keuangan 3. Bapenda
Daerah;
b. menyusun dan membahas rancangan KUA dan 4. Biro PBJ
rancangan perubahan KUA;
c. menJrusun dan membahas rancangan PPAS dan 5. Biro Hukum
rancangan perubahan PPAS;
d. melakukan verifikasi RKA SKPD; 6. Biro Organisasi
e. membahas rancangan APBD, rancangan Surat Kemendagri
perubahan APBD, dan rancangan No.061/4838/SJ
pertanggungjawaban APBD; Tgl 28 Agustus 2020
f. membahas hasil evaluasi APBD, perubahan APBD,
dan Pertanggungjawaban APBD ; 7. Inspektorat
g. melakukan verifikasi rancangan DPA SKPD dan
rancangan perubahan DPA SKPD;
h. menyiapkan surat edaran Kepala Daerah tentang
pedoman pen)rusunan RKA; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pemenuhan belanja urusan pemerintahan daerah
(Pasal 50)
• Dalam hal Daerah tidak • Ketentuan lebih lanjut mengenai
penundaan dan/atau pemotongan
memenuhi alokasi belanja
penyaluran Dana Transfer Umum
sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
pada ayat (1), menteri yang diatur dalam peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pemerintahan di bidang keuangan.
keuangan melakukan
penundaan dan/atau
pemotongan penyaluran
Dana Transfer Umum, Earmarking, fungsi
setelah berkoordinasi pendidikan, urusan
dengan Menteri dan menteri kesehatan, belanja
teknis terkait. pengawasan, belanja diklat,
dll
PENGANGGARAN BELANJA EARMARKING

PEMERINTAH DAERAH WAJIB


MEMENUHI ALOKASI ANGGARAN

Fungsi Anggaran Anggaran Anggaran Alokasi


Pendidikan Peningkatan Anggaran
Kesehatan Infrastruktur
Alokasi Kapasitas Penguatan
Minimal yang SDM APIP Sebesar
Anggaran 10% dari Bersumber Sekurang- 0,3% s.d.
Fungsi Total Dari Dana kurangnya 0,9% Dari
Pendidikan Belanja Transfer 0,34% Total
Sekurang- (Provinsi) dan
Daerah Umum Belanja
kurangnya 0,16% Daerah
diluar Gaji Sebesar 25% (Kab/Kota)
20% dari
APBD dari Total
Belanja
Daerah
PENGANGGARAN BELANJA EARMARKING

ALOKASI ANGGARAN
UNTUK PENINGKATAN SDM

Anggaran Pendidikan dan Pelatihan


(Pengembangan Kompetensi Penyelenggara Pemerintah Daerah)

Untuk

Pemenuhan kompetensi pemerintahan pegawai ASN yang


menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah, jabatan
administrator dan jabatan pengawas

Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional


substantif pemerintahan dalam negeri

Penyelenggaraan uji kompetensi pemerintahan dalam


rangka sertifikasi kompetensi pemerintahan

PROVINSI KAB/KOTA
ALOKASI
0,34% 0,16%
43
PENGANGGARAN BELANJA EARMARKING

ALOKASI
ANGGARAN PENGAWASAN PROVINSI

sampai dengan Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah) sekurang-


kurangnya sebesar 0,90% (nol koma sembilan puluh persen) dari total
belanja daerah

diatas Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah) sampai dengan


Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah) sekurang-kurangnya
sebesar 0,60% (nol koma enam puluh persen) dari total belanja daerah
dan diatas Rp36.000.000.000,00 (tiga puluh enam miliar rupiah); dan

diatas Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah) sekurang-kurangnya sebesar


0,30% (nol koma tiga puluh persen) dari total belanja daerah dan diatas
Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar);

44
PENGANGGARAN BELANJA EARMARKING

ALOKASI
ANGGARAN PENGAWASAN KAB/KOTA

sampai dengan Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah)


sekurang-kurangnya sebesar 1,00% (satu persen) dari total belanja
daerah

diatas Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai


dengan Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) sekurang-
kurangnya sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) dari
total belanja daerah dan diatas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah); dan

diatas Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) sekurang-kurangnya


sebesar 0,50% (nol koma lima puluh persen) dari total belanja daerah dan
diatas Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)

45
JADWAL PENETAPAN PER TAHAPAN DALAM PENYUSUNAN APBD

Penyampaian Penyampaian
Penetapan Kesepakatan
KUA/PPAS ke Ranperda
RKPD DPRD KUA/PPAS APBD

Minggu II
Akhir Bulan Minggu II Minggu II
Bulan
Mei Bulan Juli Bulan Sept
Agustus

BA Penyampaian
Penetapan Penetapan
Persetujuan Ranperda utk
Hasil Evaluasi
dievaluasi Perda APBD
Bersama

3 Hari stlh BA
30 November Pers.Bersama
15 Hari 31 Desember
RANGKUMAN HASIL AUDIT BPK
TERHADAP PELAKSANAAN APBD
TAHUN ANGGARAN 2016 BPKD
Prov. Sulsel

1. Pada kegiatan yang berjudul “PEMELIHARAAN” terdapat rekening belanja Modal


(menurut catatan BPK dalam kegiatan pemeliharaan, tidak diperbolehkan
menganggarkan belanja Modal);
2. Pada kegiatan yang berjudul “PEMELIHARAAN” terdapat rekening belanja
Pemeliharaan (menurut catatan BPK, seharusnya dialihkan ke belanja Modal
karena menambah nilai asset sehingga harus dialihkan ke kegiatan yang outputnya
menambah nilai asset);
3. Penganggaran rekening belanja Perencanaan dan belanja Pengawasan, masih
dianggarkan secara terpisah dengan rekening belanja Konstruksi bangunan
(menurut catatan BPK, perencanaan dan pengawasan merupakan nilai perolehan
untuk membentuk nilai asset, sehingga harus digabung dengan belanja Modal);
4. Terdapat 2 (dua) keluaran nilai aset dalam 1 (satu) rekening belanja Modal,
misalnya:
a. Rekening pembangunan gedung kantor digabung dengan moubiler;
b. Rekening pembangunan gedung kantor digabung dengan jaringan internet;
5. Terdapat SKPD yang melakukan pemeliharaan aset terhadap asset milik SKPD
lainnya;
6. Terdapat SKPD Provinsi masih melakukan Pemeliharaan Aset milik
Kabupaten/Kota dan/atau Aset Pemerintah Pusat;
7. Terdapat SKPD yang melakukan pembangunan aset (pembangunan jalan, jembatan
dll) namun dilakukan diatas asset Kabupaten/Kota.
-24-
SU M ATE R A
K A L IM A N T A N

IR IA N J A Y A

JAVA

48

Anda mungkin juga menyukai