Anda di halaman 1dari 47

MEKANISME

PERENCANAAN OTSUS
JAKARTA, 8 DESEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
Gambaran Umum Rencana Anggaran & Penggunaan (RAP)

RAP
1. RAP Dana Otsus 1%
2. RAP Dana Otsus 1,25%
3. RAP DTI
4. RAP Tambahan DBH Migas
Otsus

RAP Awal Tahun RAP SiLPA RAP Penyesuaian (Akhir RAP Perubahan (TA.
Otsus Tahun) Berjalan)

Disusun dan disampaikan Disusun dan Disusun dan disampaikan di Disusun dan disampaikan di
awal tahun sebelum disampaikan awal akhir tahun sebelum Tahun Tahun Anggaran Berjalan
Tahun Anggaran Berjalan tahun sebelum Tahun Anggaran Berjalan, setelah (Jika ada perubahan),
(menggunakan nilai TA. Anggaran Berjalan terbit alokasi definitif dalam Maksimal 2x (nilai sesuai
Sebelumnya) (sebesar nilai Sisa Laporan Panja TKD alokasi Definitif)
Dana TA. (menggunakan nilai alokasi
Sebelumnya) Definitif)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 2


FORMAT RENCANA ANGGARAN DAN PROGRAM (RAP) BARU

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 3


FORMAT RAP PERUBAHAN/PENYESUAIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 4


FORMAT RENCANA ANGGARAN DAN PROGRAM (RAP) SILPA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


FORMAT RENCANA ANGGARAN DAN PROGRAM (RAP) SILPA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


EVALUASI/ HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

PENILAIAN RAP • RAP Kab/Kota dievaluasi oleh Gubernur dengan


pendampingan oleh Pusat
• RAP Provinsi dievaluasi oleh Pusat

• BERITA ACARA Rancangan


PENILAIAN (BAP) RKPD
• RAP FINAL

KUA-PPAS TAPD
RAP EVALUASI
Kab/Kota GUBERNUR
(RAP DTI dan Otsus 1,25%)
Rancangan
ASISTENSI
EVALUASI GUBERNUR : APBD

1. Kesesuaian RAP dengan RIPP dan RKPD


dengan memperhatikan hasil Musrenbangsus
2. Kesesuaian RAP dengan kewenangan
Kab/Kota
3. Sinergi RAP Kab/Kota dengan RAP Provinsi
RAP EVALUASI 4. Kewajaran Nilai RAP
Provinsi PUSAT (+KL Teknis) 5. Asas Efisiensi dan Efektivitas
(RAP DTI dan Otsus 1,25%) 6. Hasil Monev Otsus
7. Sinergi dengan RAP Otsus Umum dan RAP
Tambahan DBH Migas
PENILAIAN RAP PROVINSI oleh PEMERINTAH PUSAT
POIN PENILAIAN KEMENKEU KEMENDAGRI BAPPENAS K/L TERKAIT
• Duplikasi pendanaan RAP yang bersumber dari Dana Otsus 1% dan Dana
V
Otsus 1,25%, DTI dan Tambahan DBH Migas
• Sinergi kegiatan RAP Dana Otsus 1%, Otsus 1,25%, DTI, dan Tambahan DBH
V V V
Migas
• Sinergi dengan Program K/L Terkait V

• Penyusunan RAP telah mempertimbangkan hasil Monev penerimaan dalam


V V V V
rangka Otonomi Khusus Provinsi Papua
• Kesesuaian penggunaan Dana dalam rangka Otsus dengan ketentuan UU

• Kesesuaian kode dan nomenklatur subkegiatan dengan ketentuan


V
perundang-undangan
• Kesesuaian RAP dgn kewenangan provinsi/kabupaten/kota sesuai
V V
ketentuan perundang-undangan;
• Kesesuaian RAP dgn RIPPP, RPJMN, dan RKP dgn memperhatikan hasil
V
Musrenbang Otsus;
• Kesesuaian RAP dgn ketentuan Penggunaan, target Keluaran, dan Hasil. V V

• Kewajaran unit cost/volume/satuan Keluaran; V


• Duplikasi RAP yang bersumber dari Dana Otsus 1,25% dan DTI serta dana
lainnya (DAK fisik, DAK non fisik, hibah ke Daerah, dan/atau Belanja KL); V

• RAP yang mendukung pencapaian SPM; V


8
Evaluasi RAP Provinsi oleh Pemerintah Pusat

Kementerian/Lembaga Yang Melakukan Evaluasi

1. Kementerian Keuangan 10. Kementerian Ketenagakerjaan;


2. Kementerian Dalam Negeri 11. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
3. Kementerian Perencanaan Pembangunan
12. Kementerian Pertanian;
Nasional / Bappenas
13. Kementerian Kelautan dan Perikanan;
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
14. Kementerian Perhubungan;
dan Teknologi;
15. Kementerian Komunikasi dan Informatika;
5. Kementerian Kesehatan;
16. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
6. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Tertinggal, dan Transmigrasi;
Perumahan Rakyat;
17. Kementerian Energi dan Sumber Daya
7. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Mineral;
Menengah; 18. Kementerian Lingkungan Hidup dan
8. Kementerian Perdagangan; Kehutanan; dan
9. Kementerian Perindustrian; 19. Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 9


PROPORSI BELANJA BLOCK GRANT (OTSUS 1%) - DLM MILIAR

  Se-Papua % Se-Papua Barat %


Total Otsus 1% 2,417.82   1,259.42  
Belanja Pendidikan 76.60 3% 32.46 3%

ANALISA Belanja Kesehatan


Belanja Infrastruktur
75.12
287.50
3%
12%
29.42
315.91
2%
25%

RAP OTSUS TA 2022


Belanja Infrastruktur Perhubungan 497.93 21% 168.53 13%
Belanja Sosial 53.12 2% 170.84 14%
Belanja Administrasi Pemerintahan 859.26 36% 178.69 14%
Belanja Pemberdayaan Ekonomi
306.02 13% 84.77 7%
Masyarakat
Belanja Penguatan Kelembagaan 42.68 2% 159.77 13%

PROPORSI BELANJA DTI dlm miliar Belanja Pemberdayaan Masyarakat Adat 27.40 1% 9.11 1%

  Se-Papua % Se-Papua Barat % Belanja Infrastruktur Sanitasi Lingkungan 42.67 2% 14.34 1%

Total DTI 2,386.31   2,059.34   Belanja Infrastruktur Energi Listrik 44.94 2% 14.93 1%
Belanja Infrastruktur Perhubungan 2,131.04 89.30% 1,869.51 90.78% Belanja Infrastruktur Telekomunikasi 18.15 1% 9.49 1%
Belanja Infrastruktur Sanitasi Lingkungan 1.00 0.04% 16.84 0.82% Belanja Infrastruktur Air Bersih 44.72 2% 10.27 1%
Belanja Infrastruktur Air Bersih 193.57 8.11% 50.49 2.45% Belanja Pertanahan 41.71 2% 60.91 5%
Belanja Infrastruktur Telekomunikasi 30.84 1.29% 73.81 3.58%
PROPORSI BELANJA SPESIFIC GRANT (OTSUS 1,25%) DLM MILIAR
Belanja Infrastruktur Energi Listrik 29.86 1.25% 48.69 2.36%
  Se-Papua % Se-Papua Barat %
Total Otsus 1,25% 3,169.90   1,512.89  
Belanja Pendidikan 1,189.00 38% 613.52 41%
Belanja Kesehatan 845.02 27% 390.37 26%
Belanja Ekonomi 1,633.81 52% 655.64 43%
PENYESUAIAN RAP PENGGUNAAN DANA OTSUS
Terdapat perubahan RAP dalam proses
Pembahasan Kebijakan Anggaran antara Tindak Lanjut:
Pemda dengan DPRP/DPRK Sesuai Prosedur
SEBELUM
Penyusunan
TAHUN
PERBAIKAN RAP
ANGGARAN Nilai RAP tidak sesuai dengan pagu
RAP BERJALAN Penerimaan dalam rangka Otsus dalam APBN
yang telah disetujui DPR RI dan Pemerintah

PENYESUAIAN RAP Mengurangi


dapat dilakukan Pemda Bila Nilai RAP lebih rendah dari anggaran kegiatan
bilamana Nilai Pagu APBN RAP
Menambah volume
Bila Nilai RAP lebih tinggi dari
dan/atau rincian
Nilai Pagu APBN
RAP

SAAT TAHUN • dilakukan maksimal 2 kali dalam satu tahun;


ANGGARAN • bertujuan untuk menampung perubahan rencana anggaran
BERJALAN dan program Pemda dan optimalisasi anggaran;
• Biasanya dilaksanakan pada bulan Juni dan Oktober.

Hasil persetujuan atas usulan perubahan rencana anggaran dan Program oleh Pemerintah Pusat
menjadi pedoman dalam melakukan penyesuaian APBD
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
PENGALOKASIAN
DANA OTSUS
JAKARTA, 8 DESEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
USULAN ALOKASI PER DAERAH

Pasal 32 & 33 PP 107/2021

Usulan Alokasi Pemerintah Provinsi


Pemerintah melakukan evaluasi
disampaikan kepada Pemerintah pada bulan
dan pengalokasian berdasarkan
April / Peralihan 2022 bulan Juni (untuk DTI)
usulan Pemerintah Provinsi
dan bulan Juli (untuk Dana Otsus)

Dalam hal pemerintah Provinsi tidak


menyampaikan usulan sesuai batas waktu, RAPBN
Pemerintah melaksanakan pembagian alokasi
tanpa usulan Pemerintah Provinsi.
1 (dibahas bersama DPR)

UU APBN + Perpres
Rincian APBN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


PENGALOKASIAN DANA OTONOMI KHUSUS DALAM UU 2/2021

Pasal 34 Ayat (9) UU 2/2021


“Pembagian penerimaan khusus dalam Rangka Otsus antarprovinsi dan
antarkabupaten/kota memperhatikan : jumlah OAP, jumlah penduduk, luas
wilayah, jumlah kab/kota, jumlah distrik, jumlah kampung/kelurahan, tingkat
kesulitan geografis, indeks kemahalan konstruksi, tingkat capaian
pembangunan, dan indikator lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan ”

Pasal 34 Ayat (10) UU 2/2021


“Pembagian penerimaan khusus dalam rangka Otsus dan dana tambahan
dalam rangka Otsus dilakukan sebagai berikut :
1. Pembagian antarprovinsi dilakukan oleh Pemerintah
2. Pembagian antara provinsi dan kabupaten/kota dilakukan oleh
Pemerintah atas usulan Provinsi
3. Pembagian antarkabupaten/kota dilakukan oleh Pemerintah atas usulan
Provinsi”
Pasal 34 Ayat (11) UU 2/2021
“Dalam hal provinsi tidak menyampaikan usulan dalam batas waktu yang
ditetapkan, Pemerintah melaksanakan pembagian tanpa usulan provinsi”

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


PENGALOKASIAN DANA OTSUS & DTI DALAM PP 107/2021
Pasal 29 s.d. 31 PP 107/2021

DANA OTSUS DTI

Level
Alokasi Antar Provinsi
1 dilakukan oleh Pemerintah

Level
Alokasi Antara Provinsi dan Kab/Kota
2 dilakukan oleh Pemerintah atas usulan Prov. Papua

Level
Alokasi Kab/Kota
3 dilakukan oleh Pemerintah atas usulan Prov. Papua

• LEVEL 1 memperhatikan prioritas kebutuhan infrastruktur perhubungan, air


• LEVEL 1 dan LEVEL 3 memperhatikan : Jml OAP, Jml Penduduk, bersih, energi listrik, telekomunikasi, dan sanitasi lingkungan serta Indikator
Luas Wilayah, Jumlah Kab/Kota, Distrik, Kampung/Kelurahan, lain yang diatur dengan PMK
Tingkat Kesulitan Geografis, Indeks Kemahalan Kontruksi, Tingkat
• LEVEL 2 memperhatikan kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota
Capaian Pembangunan, Indikator lain dalam Peraturan Menteri serta prioritas kebutuhan infrastruktur perhubungan, air bersih, energi listrik,
Keuangan telekomunikasi, dan sanitasi lingkungan yang mengacu pada Rencana Induk
• LEVEL 2 memperhatikan belanja urusan dan kewenangan antara • LEVEL 3 memperhatikan:
provinsi dan kabupaten/kota, dengan bagian provinsi tidak a. pemerataan kemampuan Kab/Kota;
melebihi 30% dari alokasi se-provinsi b. prioritas Kab/Kota terkait infrastruktur perhubungan, air bersih, energi
listrik, telekomunikasi, dan sanitasi lingkungan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 15


PEMBAGIAN DANA OTSUS TA.2023
DAU Nasional
2,25% Berdasarkan Variable :
• Jumlah OAP; • Jumlah Distrik,
Dana Otsus Papua + Papua Barat • Jumlah penduduk; IKG;

• Luas wilayah darat dan laut; • IKK; dan
• Jumlah kabupaten/kota, • IPM.
Pembagian antar Provinsi • Jumlah Kampung/desa/kelurahan • Indeks Kinerja
dilakukan oleh Pemerintah Level
Papua : 1% dan 1,25% 01 Berdasarkan Variable :
• Belanja per Urusan TA.2020 Audited;
Papua Barat : 1% dan 1,25%
 Dana Otsus 1% :
 Diluar 3 Urusan (bobot sama besar)
Pembagian antara  Dana Otsus 1,25% :
 Urusan Pendidikan (30%), Kesehatan
Provinsi dan Total Kab/Kota Level (20%), Ekonomi (50%)
Dirinci dalam perpres APBN

oleh Pemerintah atas usulan Provinsi


02
Provinsi : 1% dan 1,25% Berdasarkan Variable :
Kab/Kota (Agregat) : 1% dan 1,25% • Jumlah OAP; • IKK;
• Jumlah penduduk; • IPM.
• Luas wilayah darat dan laut; • JPM
• Jumlah kabupaten/kota, • IDM
Pembagian antar Kab/Kota Level • Jumlah Kampung/desa/kelurahan • IKFD
oleh Pemerintah atas usulan Provinsi • Jumlah Distrik • Indeks
Antar Kab/Kota : 1% dan 1,25% 03 • IKG Kinerja
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
Indeks Kinerja Perhitungan Dana Otsus TA.2023
Pasal 66 Huruf “l” PMK 76/2022
Indeks kinerja untuk perhitungan alokasi Dana Otsus TA.2023 antarprovinsi dan antarkabupaten/kota, terdiri atas:
1. SiLPA Dana Otsus  bobot 40%
2. Penetapan Perda APBD tepat waktu  bobot 40%
3. Penyampaian RAP TA.2022  bobot 20%
Penilaian SilPA Dana Otsus Penetapan APBD
Interval Persentase Nilai Interval Waktu Penetapan APBD Nilai
0,00% - 3,00% 1,2 < 1 Desember 1,2
3,01% - 5,00% 1 1 Desember - 31 Desember 1
5,01% - 8,00% 0,9 1 Januari -12 Januari 0,9
8,01% - 11,00% 0,8 13 Januari - 24 Januari 0,8
11,01% - 14,00% 0,7 25 Januari - 5 Februari 0,7
14,01% - 17,00% 0,6 6 Februari - 17 Februari 0,6
17,01% - 20,00% 0,5 18 Februari - Akhir Februari 0,5
Penyampaian RAP di 2021
>20,00% 0,4 > Februari 0,4
Kriteria Nilai
Menyampaikan perbaikan 1
Tidak menyampaikan perbaikan 0,4
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 17
Contoh Ranking Indeks Kinerja Daerah di Wilayah Papua

KINERJA KINERJA KINERJA


Rerata Rerata Rerata
DAERAH Penetapan DAERAH Penetapan DAERAH Penetapan
SiLPA RAP Final Indeks Kinerja SiLPA RAP Final Indeks Kinerja SiLPA RAP Final Indeks Kinerja
APBD APBD APBD
Kab. Puncak 1,20 1,00 1,00 1,07 Kab. Tolikara 1,20 0,40 1,00 0,87 Kab. Dogiyai 0,40 0,50 1,00 0,63
Kab. Yahukimo 1,20 1,00 1,00 1,07 Kab. Sorong Selatan 0,90 0,70 1,00 0,87 Kab. Tambrauw 0,50 1,00 0,40 0,63
Kab. Pegunungan Arfak 1,20 1,00 1,00 1,07 Kab. Maybrat 0,90 0,70 1,00 0,87 Kab. Teluk Bintuni 0,90 0,40 0,40 0,57
Kab. Raja Ampat 1,20 1,00 1,00 1,07 Provinsi Papua 0,80 0,74 0,98 0,84 Kab. Sorong 0,40 0,50 0,40 0,43
Kab. Sarmi 1,00 1,00 1,00 1,00 Kab. Kepulauan Yapen 0,80 0,70 1,00 0,83
Kab. Mappi 1,00 1,00 1,00 1,00 Kab. Boven Digoel 0,80 0,70 1,00 0,83
Kab. Lanny Jaya 1,20 0,80 1,00 1,00 Kab. Mimika 0,80 0,70 1,00 0,83
Kab. Jayapura 0,90 1,00 1,00 0,97 Kab. Paniai 0,80 0,70 1,00 0,83
Kota Jayapura 0,90 1,00 1,00 0,97 Kab. Kaimana 0,90 0,60 1,00 0,83
Kab. Jayawijaya 0,90 1,00 1,00 0,97 Provinsi Papua Barat 0,90 0,78 0,79 0,82
Kab. Manokwari 0,90 1,00 1,00 0,97 Kab. Biak Numfor 0,40 1,00 1,00 0,80
Kab. Merauke 0,90 0,90 1,00 0,93 Kab. Waropen 1,00 0,40 1,00 0,80
Kab. Asmat 0,80 1,00 1,00 0,93 Kota Sorong 1,00 1,00 0,40 0,80
Kab. Pegunungan Bintang 1,20 0,60 1,00 0,93 Kab. Supiori 0,80 0,50 1,00 0,77
Kab. Manokwari Selatan 1,00 0,70 1,00 0,90 Kab. Mamberamo Raya 0,80 0,50 1,00 0,77
Kab. Teluk Wondama 0,80 0,90 1,00 0,90 Kab. Yalimo 0,90 0,40 1,00 0,77
Kab. Keerom 0,60 1,00 1,00 0,87 Kab. Nduga 0,90 0,40 1,00 0,77
Kab. Nabire 0,80 0,80 1,00 0,87 Kab. Fak Fak 0,90 0,40 1,00 0,77
Kab. Puncak Jaya 0,80 0,80 1,00 0,87 Kab. Mamberamo Tengah 0,70 0,40 1,00 0,70
Kab. Deiyai 1,00 0,60 1,00 0,87 Kab. Intan Jaya 0,40 0,60 1,00 0,67

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 18


PEMBAGIAN DANA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR (DTI) TA.2023
Variabel
a. luas wilayah darat dan laut (25%);
Level
Pembagian antar Provinsi b. jumlah kabupaten/kota (25%); dan
01 c. indeks kemahalan (50%).

berdasarkan proporsi alokasi DTI bagian provinsi


dan bagian agregat kab/kota yang disepakati
Pembagian antara Level bersama antara provinsi dan kabupaten/kota
Provinsi dan Total Kab/Kota 02 mengacu kebutuhan pada pencapaian Rencana Aksi
5 Tahunan (dituangkan dalam BA yang di ttd
prov dan min. 50% kab/kota)

Pembagian antara Level Variabel:


Provinsi dan Total Kab/Kota 03 a. luas wilayah darat dan laut;
b. jumlah orang asli Papua;
c. indeks kemahalan konstruksi;
 Data variabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
d. persentase jalan mantap;
kementerian negara/lembaga terkait.
e. rasio elektrifikasi;
 Dalam hal data variabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperoleh f. akses air bersih;
dari kementerian negara/lembaga terkait, data variabel dapat bersumber dari g. akses sanitasi layak; dan
Pemerintah Daerah. h. persentase sinyal seluler.
 Dalam hal data variabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tersedia
dari kementerian negara/lembaga terkait dan Pemerintah Daerah, variabel
tidak digunakan dalam perhitungan alokasi. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
Evaluasi & Penyesuaian Usulan Alokasi oleh Pemerintah Pusat

Kementerian Keuangan melakukan evaluasi terhadap


usulan alokasi dari Pemerintah Daerah provinsi dengan
memperhatikan kesesuaian formula dan data.

Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perhitungan alokasi


dalam usulan Pemerintah Daerah provinsi dengan ketentuan
formulasi dan data, Kementerian Keuangan dapat
langsung melakukan penyesuaian perhitungan alokasi
dan menyampaikan hasil penyesuaian kepada provinsi.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 20


Evaluasi & Penyesuaian Usulan Alokasi oleh Pemerintah Pusat

Dalam hal terdapat perubahan nilai pagu dalam proses


pembahasan Nota Keuangan dan RUU APBN, Kementerian
Keuangan melakukan penyesuaian dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Penyesuaian atas perhitungan alokasi Dana Otsus antara provinsi
dan kabupaten/kota dilakukan sesuai dengan ketentuan
formulasi dan data level 2
b. Penyesuaian atas perhitungan alokasi DTI antara provinsi dan
kabupaten/kota dilakukan dengan menggunakan proporsi DTI
bagian provinsi dan bagian agregat kabupaten/kota yang
tertuang dalam berita acara kesepakatan.
c. Penyesuaian atas perhitungan alokasi DTI antar kabupaten/kota
dilakukan sesuai dengan ketentuan formulasi dan data level 3

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 21


PENYALURAN
DANA OTSUS
JAKARTA, 8 DESEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
PROSES PENYALURAN PENERIMAAN
DALAM RANGKA OTSUS

3
DJPK Hari PEMDA
Menyampaikan • Verifikasi; • Penerbitan SP2D;
dokumen syarat • Penerbitan • Pemindahbukuan Pemindahbukuan dari
salur Rekomendasi; dari RKUN ke RKUD RKUD ke Rekening
• SPP Utama. Khusus.
• SPM
PEMDA KPPN

CATATAN DOKUMEN DITERIMA DENGAN LENGKAP DAN BENAR


 surat penyampaian beserta seluruh penyaluran, 23
realisasi penyerapan, diinput secara lengkap di dalam
lampiran syarat salur telah dan sisa dana, serta nilai capaian laporan yang disampaikan
disampaikan; Keluaran telah sama dengan pemerintah daerah; dan
 nilai pagu, penyaluran, realisasi rinciannya yang terdapat dalam  seluruh dokumen telah dilengkapi
penyerapan, dan sisa dana, serta laporan yang disampaikan dengan atribut yang meliputi
nilai capaian Keluaran dalam pemerintah daerah; nama, tanda tangan, cap dinas, dan
laporan yang disampaikan tanggal.
Pemerintah Daerah telah sama
dengan nilai yang tertuang dalam
reviu APIP;

23
PENYALURAN DANA OTSUS & DTI
Syarat Salur Tahap 3 CATATAN PENYALURAN
Syarat Salur Tahap 1
1. laporan realisasi anggaran s.d. tahap II
1. Laporan Tahunan + Reviu APIP; (min.70% dari yang telah disalurkan); • Salur (pemindahbukuan dari RKUN ke
2. Hasil validasi atas telah ter-integrasi- 2. laporan capaian output s.d. tahap II (Min. 50% RKUD) maksimum 12 hari kerja sejak
nya RAP dengan APBD. syarat salur diterima lengkap dan
dari total target output).
benar
paling lambat di terima akhir APRIL paling lambat diterima akhir SEPTEMBER
• Dalam hal kemenkeu belum menerima
dokumen syarat salur sampai dengan
TAHAP TAHAP
TAHAP
RKUN 1 2 3 batas waktu masing-masing tahap,
penyaluran dilakukan paling cepat 1
(satu) bulan setelah dokumen syarat
MAKS salur diterima secara lengkap dan

30% 45%
APRIL Selisih yang
belum salur
benar

RKUD • Dalam hal :


1. Kemenkeu belum menerima
Memperhitungkan : Memperhitungkan : dokumen syarat salur tahap I, tahap
II, dan/atau tahap III secara lengkap
 Nilai tahap I yang belum direalisasikan Belanja yang tidak sesuai
dan benar sampai dengan bulan
 Belanja tahap I yang tidak sesuai dengan RAP dengan RAP September, dan/atau
2. terdapat pagu alokasi yang belum
Syarat Salur Tahap 2 Lap.Realisasi + Capaian Output : disalurkan karena realisasi anggaran
• Telah direviu oleh APIP tidak sesuai dengan rencana
1. Laporan Realisasi Anggaran Tahap I; Daerah penggunaan
2. Laporan Capaian Output Tahap I • Dilampiri Rek. Koran dari penyaluran dilakukan pada bulan
Rekening Khusus November
paling lambat diterima akhir JUNI menunjukkan
pemindahbukuan dan saldo

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 24


PENATAUSAHAAN
DANA OTSUS
JAKARTA, 8 DESEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
AMANAT UU 2/2021 & PP
Pasal 18 UU 2/2021
Pasal 34 ayat (18) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan,
pembinaan, dan pengawasan, serta rencana induk
UU 2/2021 Pasal 36 penerimaan dalam rangka pelaksanaan Otonomi
tentang Perubahan Kedua atas Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
UU 21/2001 tentang Otonomi huruf b angka 4 dan angka 5, huruf e, dan huruf f,
Khusus Bagi Provinsi Papua
Pasal 56 ayat (9)
ayat (13), ayat (14), dan ayat (15) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 59 ayat (8)

Mekanisme Teknis Pengelolaan Penerimaan


Dalam Rangka Otsus Papua : PP 107/2021
 Perencanaan dan Penganggaran tentang Penerimaan, Pengelolaan,
 Pengalokasian Pengawasan, dan Rencana Induk
 Penyaluran PMK 76/2022 Percepatan Pembangunan Dalam
PENGELOLAAN DANA Rangka Pelaksanaan Otonomi
 Penatausahaan OTONOMI KHUSUS Khusus Provinsi Papua
 Pelaporan
 Pelaporan dan Evaluasi
 Pembinaan dan Pengawasan
 Pengelolaan Sistem Informasi
Terintegrasi 26
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
Pasal 36 s.d. 38
PENATAUSAHAAN PENERIMAAN DALAM RANGKA OTSUS PP 107/2021
PP 107/2021
Pasal 36 ayat (2) Pasal 36 ayat (4) Pasal 37 ayat (1)
PP 107/2021 PP 107/2021 PP 107/2021

Pembuatan Rekening Khusus Dokumen pelaksanaan dan penatausahaan SiLPA dari penerimaan otonomi khusus,
untuk pendanaan yang bersumber Mencantumkan Sumber Dana dan Output, pengelolaannya dipisahkan dengan
dari Dana Otsus di daerah. serta penerima manfaat utamanya OAP. SiLPA yang berasal dari sumber lain.

PMK 76/2022
Pasal 38 ayat (2) s.d. Ayat (7)
PMK 76/2022
Pemerintah Daerah membuka rekening kas penerimaan dan Rekening kas penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pengeluaran dalam rangka Otsus Papua pada bank umum yang Otsus Papua digunakan untuk menyimpan uang daerah yang
sehat dan memiliki fasilitas monitoring rekening secara real time bersumber dari penerimaan dalam rangka Otsus Papua dan
Terdiri dari: untuk membiayai pengeluaran dalam rangka Otsus Papua

1. Rekening Tambahan DBH Migas Otsus


Pemerintah Daerah harus melakukan pemindahbukukan
2. Rekening Dana Otsus Block Grant
dari RKUD ke rekening kas penerimaan dan pengeluaran
3. Rekening Dana Otsus Spesific Grant dalam rangka Otsus Papua paling lambat 3 hari sejak
4. Rekening DTI. penerimaan rangka Otsus Papua masuk ke RKUD

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 27


CONTOH DOKUMEN REKENING KORAN KHUSUS

OTSUS 1%

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 28


CONTOH DOKUMEN REKENING KORAN KHUSUS

OTSUS 1,25%

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 29


CONTOH DOKUMEN REKENING KORAN KHUSUS

DTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 30


PENATAUSAHAAN PENERIMAAN DALAM RANGKA OTSUS Pasal 36 s.d. 38
PP 107/2021
PP 107/2021
Pasal 36 ayat (2) Pasal 36 ayat (4) Pasal 37 ayat (1)
PP 107/2021 PP 107/2021 PP 107/2021

Pembuatan Rekening Khusus Dokumen pelaksanaan dan penatausahaan SiLPA dari penerimaan otonomi khusus,
untuk pendanaan yang bersumber Mencantumkan Sumber Dana dan Output, pengelolaannya dipisahkan dengan
dari Dana Otsus di daerah. serta penerima manfaat utamanya OAP. SiLPA yang berasal dari sumber lain.

PMK 76/2022
Pasal 38 ayat (9)
PMK 76/2022
Pemerintah Pemerintah Daerah harus mencantumkan
sumber dana dan Keluaran Kegiatan yang berasal dari
penerimaan dalam rangka Otonomi Khusus Provinsi Papua,
serta penerima manfaat utamanya OAP di dalam
dokumen pelaksanaan dan penatausahaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 31


PENATAUSAHAAN PENERIMAAN DALAM RANGKA OTSUS Pasal 36 s.d. 38
PP 107/2021
PP 107/2021
Pasal 36 ayat (2) Pasal 36 ayat (4) Pasal 37 ayat (1)
PP 107/2021 PP 107/2021 PP 107/2021

Pembuatan Rekening Khusus Dokumen pelaksanaan dan penatausahaan SiLPA dari penerimaan otonomi khusus,
untuk pendanaan yang bersumber Mencantumkan Sumber Dana dan Output, pengelolaannya dipisahkan dengan
dari Dana Otsus di daerah. serta penerima manfaat utamanya OAP. SiLPA yang berasal dari sumber lain.

PMK 76/2022
Pasal 39
PMK 76/2022
SiLPA yang berasal dari penerimaan dalam rangka Otonomi Khusus
Provinsi Papua, pengelolaannya dipisahkan dengan SiLPA yang
berasal dari sumber lain.

Nilai SiLPA merupakan nilai SiLPA yang telah direviu oleh APIP Daerah

Pemerintah Daerah menyusun rencana anggaran dan Program (RAP)


penggunaan SiLPA yang berasal dari penerimaan dalam rangka Otsus
Papua berdasarkan nilai SiLPA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 32


PELAPORAN ATAS
PENGGUNAAN DANA OTSUS
JAKARTA, 07 DESEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
PELAPORAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 34


PELAPORAN
Poin-poin dalam Laporan

a. pagu anggaran dan target Hasil Evaluasi


keluaran; terhadap
b. sumber daya manusia; Laporan
c. realisasi anggaran dan capaian Tahunan
keluaran; menjadi
LAPORAN TAHUNAN d. realisasi dan capaian keluaran masukan untuk
SiLPA yang berasal dari penerimaan perbaikan RAP
dalam rangka Otonomi Khusus tahun
Provinsi Papua wajib menyusun Provinsi Aceh; berikutnya
laporan tahunan atas pelaksanaan e. kendala pelaksanaan dan tindak
pengelolaan penerimaan dalam rangka lanjut penyelesaian;
Otonomi Khusus Provinsi Papua untuk
disampaikan kepada BP3OKP, f. dokumentasi Kegiatan strategis
Kementerian Keuangan , Kemendagri, dan prioritas; dan
dan Bappenas g. usulan perbaikan tata kelola.

Waktu Penyampaian
Laporan tahunan disampaikan paling
lambat bulan Maret setelah tahun
anggaran berakhir

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 35


RINCIAN URAIAN LAPORAN TAHUNAN

 Uraian rencana anggaran dan  Realisasi anggaran dan capaian  Kendala dari masing-masing
1.Program: 3.keluaran: 5. pelaksanaan jenis dana penerimaan
 nominal rupiah serta keluaran per  Nominal rupiah serta keluaran per dalam rangka Otonomi Khusus dan
satuan unit satuan unit; tindak lanjut penyelesaian.
 rincian per jenis belanja yang; dan  Rincian per jenis belanja yang

 rincian rencana anggaran dan
Program per bidang seperti belanja
bersumber; dan
 Rincian rencana anggaran dan
6. Foto pelaksanaan Kegiatan fisik
maupun non fisik yang bersifat strategis
pendidikan, kesehatan, Program per bidang seperti belanja dan prioritas.
pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendidikan, kesehatan, 
infrastruktur, operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat, 7. Titik koordinat pelaksanaan kegiatan
fisik dari masing-masing jenis dana
pemerintahan, bantuan infrastruktur, operasional
penerimaan dalam rangka Otonomi
sosial/keagamaan, bantuan untuk pemerintahan, bantuan sosial/
Khusus.
kelembagaan, dan bantuan untuk keagamaan, bantuan untuk
masyarakat adat yang bersumber
dari masing-masing jenis dana
kelembagaan, dan bantuan untuk
masyarakat adat yang bersumber dari
8.
 Usulan perbaikan tata kelola dari
masing-masing jenis dana penerimaan
penerimaan dalam rangka Otonomi masing-masing jenis dana
dalam rangka Otonomi Khusus.
Khusus. penerimaan dalam rangka Otonomi
Khusus.
 Uraian sumber daya manusia untuk
2.Provinsi Papua memuat informasi paling  Realisasi dan capaian keluaran SiLPA
sedikit mengenai jumlah OAP dan Non-
4. yang berasal dari penerimaan dalam
OAP, gender, asal perangkat daerh, dan rangka Otsus yang merupakan realisasi
tingkat pendidikan.  dan capaian keluaran SiLPA sampai
dengan tahun anggaran sebelumnya.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 36


OUTLINE LAPORAN TAHUNAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 37


PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
JAKARTA, 8 DESEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
PEMANTAUAN DAN EVALUASI (dalam UU 2/2021)

PASAL 34 ayat (18)

“Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan, pembinaan,


dan pengawasan, serta rencana induk penerimaan dalam
rangka pelaksanaan Otonomi Khusus diatur dengan Peraturan
Pemerintah”

Penjelasan :
“Yang dimaksud “pengelolaan” antara lain prinsip umum, arah
kebijakan, penggunaan, perencanaan, penganggaran,
pengalokasian, penyaluran, pelaksanaan, penatausahaan,
pertanggungjawaban, pelaporan, dan evaluasi

PASAL 68A

“Dalam rangka sinkronisasi, harmonisasi, evaluasi, dan


koordinasi pelaksanaan Otonomi Khusus dan pembangunan
di wilayah Papua, dibentuk suatu badan khusus yang
bertanggungjawab secara langsung kepada Presiden”

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


PEMANTAUAN DAN EVALUASI (dalam PP 107/2021)

Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan secara terkoodinir melalui
pengamatan langsung di lapangan dan/atau pengamatan tidak langsung melalui dokumen serta
memanfaatkan sistem informasi pengelolaan penerimaan dalam rangka Otsus yang terintegrasi.

• Pemantauan dan Evaluasi bertujuan Badan pengarah mengkoordinasi dan


memastikan kesesuaian pelaksanaan mengarahkan pelaksanaan Pemantauan dan
dengan perencanaan dan peraturan Evaluasi
perundang-undangan serta pertimbangan
penyempurnaan kebijakan ke depan.

Evaluasi dilakukan dalam Periode Tahunan,


periode 5 tahunan, dan dalam periode
tertentu
• Pihak yang melakukan pemantauan evaluasi
antara lain:
• Kementerian,
• Lembaga Pemerintah Non Kementerian,
• Gubernur, dan
• Pihak Lain sesuai dengan kewenangan serta
tugas dan fungsi masing-masing

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


PERIODE PELAKSANAAN EVALUASI (dalam PP 107/2021)

EVALUASI PERIODE EVALUASI PERIODE 5 EVALUASI PERIODE


TAHUNAN TAHUNAN TERTENTU
dilakukan dengan tujuan: dilakukan dengan tujuan: dilakukan untuk tujuan tertentu
a. menyesuaikan target capaian sesuai kebutuhan.
a. menilai capaian atas hasil pengelolaan
keluaran tahun berikutnya atas penerimaan dalam rangka otonomi
capaian keluaran di tahun khusus Provinsi Papua dibandingkan
sebelumnya; dengan target yang direncanakan
b. menentukan kebijakan atas sisa dalam dokumen induk;
dana penggunaan penerimaan b. menentukan sektor-sektor yang masih
dalam rangka otonomi khusus perlu dilakukan perbaikan dan
Provinsi Papua; dan/atau dilanjutkan dalam periode berikutnya;
c. mempersiapkan langkah-langkah dan/atau
yang perlu diambil untuk c. menyesuaikan/memutakhirkan RIPPP
periode/tahun berikutnya. periode 5 (lima) tahun berikutnya.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


PEMANTAUAN DAN EVALUASI (dalam PMK 76/2022)

Pemantauan Evaluasi
a. Dilakukan terhadap Kegiatan yang a. Dilakukan terhadap Kegiatan yang
sedang berlangsung telah selesai dilaksanakan
b. Melalui pengamatan langsung di b. Melalui pengamatan langsung di
lapangan; dan/atau lapangan dan/atau
c. Melalui pengamatan tidak c. Melalui Pengamatan tidak
langsung melalui dokumen : langsung melalui dokumen :
 Perencanaan;  Laporan Tahunan pelaksanaan
 Penganggaran, penerimaan dalam rangka
otonomi khusus yang telah
 Penyaluran, dan
disampaikan oleh Pemda
 Pelaksanaan yang telah
disampaikan oleh Pemda

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 42


PEMANTAUAN DAN EVALUASI (dalam PMK 76/2022)
Pemantauan dan Evaluasi Oleh Kemenkeu
Termasuk namun Tidak Terbatas Untuk: Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan:

1. Ketepatan waktu penyampaian laporan Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi oleh K/L sesuai
syarat salur; dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Evaluasi kendala dan permasalahan di Rincian teknis pemantauan dan evaluasi diatur oleh
dalam realisasi penyerapan anggaran; masing-masing K/L.
3. Kesesuaian realisasi penyerapan anggaran Pemantauan dapat dilaksanakan dalam periode triwulan
dengan ketentuan earmarking; dan/atau semester.
4. Kesesuaian realisasi penyerapan anggaran
Pemantauan Dan Evaluasi laporan tahunan Prov. dilakukan oleh K/L
dengan dokumen rencana penggunaan; dikoordinir secara teknis oleh Kemendagri
Evaluasi Kemenkeu
5. Sisa dana penggunaan penerimaan dalam
Evaluasi laporan tahunan Kab/Kota dilakukan oleh Prov.
Kementerian Keuangan rangka Otonomi Khusus Provinsi Papua; Dan diasistensi oleh Pem. Pusat
(dilakukan oleh Kanwil
6. Efisiensi dan efektivitas realisasi penyerapan
DJPb dan dikoordinasikan Hasil pemantauan dan evaluasi disampaikan ke Badan
anggaran; dan
dengan DJPK) melakukan pengarah, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah
pemantauan dan evaluasi 7. Kepatuhan pemindahbukuan penerimaan
dalam rangka Otonomi Khusus dari RKUD Laporan hasil pemantauan dan evaluasi disampaikan
terhadap pengelolaan awal tahun (maret-april) setelah tahun anggaran
penerimaan dalam rangka ke rekening kas penerimaan dan pengeluaran berjalan
Otonomi Khusus Papua. dalam rangka Otonomi Khusus Provinsi
Papua. Laporan hasil pemantauan dan evaluasi menjadi salah
satu yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
rencana anggaran dan Program tahun anggaran
berikutnya.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 43


PEMBINAAN dan
PENGAWASAN
JAKARTA, 8 DESEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
PEMBINAAN
Pembinaan dilakukan untuk mendukung Pemerintah Daerah mengelola menerimaan
dalam rangka otsus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

PRINSIP
BENTUK PEMBINAAN
Pembinaan terhadap
pengelolaan penerimaan Pendampingan/Fasilitasi,
dalam rangka otonomi Konsultasi, Diklat, Bimtek,
khusus Provinsi Papua dengan serta Litbang (sesuai
menjunjung prinsip keadilan, ketentuan peraturan
transparan, akuntabel, tepat Perundang-undangan)
sasaran, efektif, dan efisien

SIAPA YANG MELAKUKAN


DILAKUKAN TERHADAP :
RUANG LINGKUP PEMBINAAN?

Pembinaan dilakukan dalam Kepala Daerah


aspek perencanaan,
KEMENTERIAN/ PEMDA
penganggaran, Perangkat Daerah
LEMBAGA
pengorganisasian, pelaksanaan, Pelaksana Dana Otsus
pelaporan, dan evaluasi. Dikoordinasikan oleh BP3OKP dalam
forum sinkronisasi, harmonisasi, evaluasi, APIP Prov/Kab/Kota
dan koordinasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


PENGAWASAN

SISTEM PENGENDALIAN
PENGAWASAN SOSIAL
INTERN PEMERINTAH (SPIP)

• Kepala Daerah wajib • Masyarakat dapat berpartisipasi


menyelenggarakan SPIP dengan menggunakan Whistleblowing
System sebagai salah satu Media
Penyampaian Laporan atau
WHISTLEBLOWING Pengaduan
SYSTEM
• Pemerintah Provinsi dan
kabupaten/kota Wajib
menyelenggarakan dan menyusun
aturan terkait Whistleblowing System
• Pengaduan yang disampaikan melalui
whistleblowing system dapat dijangkau,
diketaui, dan diakses oleh pihak yang
melakukan pengawasan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


TERIMA KASIH
JAKARTA, 07 DESEMBER 2022

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

Anda mungkin juga menyukai