Hadirnya pendampingan Pemerintah Pusat (K/L teknis) Pengelolaan dilepas sepenuhnya kepada pemerintah
sejak tahap perencanaan, pembinaan, pengawasan, daerah, sehingga semua risiko ditanggung sendiri oleh
sampai dengan evaluasi pemerintah daerah
Penyaluran dilakukan langsung kepada provinsi dan Penyaluran cenderung lebih lama karena menunggu
kab/kota dengan simplifikasi mekanisme dan dokumen kompilasi dari seluruh kab/kota serta mekanisme serta
salur untuk percepatan penerimaan pendanaan Otsus dokumen salur yang kurang simple
Mixed skema Dana Otsus Block Grant (1% DAU) dan Earmark Pencapaian output & outcome yang efektif
berbasis kinerja (1,25% DAU) dan efisien
Pembagian Dana Otsus oleh Pemerintah atas usulan Provinsi Kepastian bagi APBD daerah
Adanya badan khusus untuk sinkronisasi, harmonisasi, evaluasi, dan Percepatan koordinasi pengendalian
koordinasi pelaksanaan Otsus pelaksanaan 4
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Otsus, diberikan sejumlah pendanaan khusus bagi Papua dan Papua
Barat. Penggunaan atas pendanaan dalam rangka Otsus diarahkan agar memberikan dampak signifikan bagi
peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat Papua (khususnya OAP)
Belanja Pendidikan
1% Bersifat Blockgrant • Infr. Perhubungan
35% Prov/Kab/Kota sesuai Kewenangannya
Pembangunan, Pemeliharaan, dan
• Air Bersih
Pelaksanaan Pelayanan Publik;
Belanja Kesehatan dan Perbaikan • Energi Listrik
25% Gizi Provinsi/Kabupaten/Kota Sesuai Peningkatan Kesejahteraan
Kewenangannya; OAP dan Penguatan Lembaga Adat; • Telekomunikasi
3
kab/kota (tidak perlu menunggu
lebih optimal;
PENYALURAN rangka memperoleh rekemdasi kumulatif kinerja seluruh kab/kota)
Mendagri ▪ Memperhitungkan realisasi tahap • Syarat salur lebih ringkas dan
• Penyaluran dari pusat dilakukan sebelumnya dan kesesuaian rencana substansi informasi yang
setelah kumulatif kinerja provinsi penggunaan; diperoleh semakin lengkap
dan kab/kota disampaikan, ▪ Penyaluran full 100% diberikan melalui sistem informasi
sehingga Kab/Kota berkinerja baik paling lambat November (tanpa terintegrasi;
tertunda penyaluran karena memperhitungkan sisa dana);
menunggu kab/kota lainnya
5
• Tidak mengatur pelaporan Dana ▪ Laporan tahunan disampaikan 3 bulan segera melakukan evaluasi
PELAPORAN Otsus/DTI setelah tahun anggaran berakhir; korektif maupun langkah-
▪ Disampaikan melalui sistem informasi langkah preventif dengan lebih
terintegrasi. cepat.
❑ Sinergi usulan rencana ❑ Kesepakatan antara provinsi dan kabupaten/kota atas kebijakan prioritas program
Program dan Kegiatan strategis bersama sekurang-kurangnya meliputi:
dalam evaluasi rencana a. pemetaan Program dan Kegiatan strategis bersama berdasarkan masing-masing
anggaran dan program kab/ kewenangan provinsi/kabupaten/kota;
kota dapat meliputi antara b. Program dan Kegiatan strategis bersama mendukung percepatan pembangunan
lain sinergi Program dan Papua sesuai dengan RIPPP dan rencana aksi 5 (lima) tahunan;
Kegiatan dalam kebijakan c. kebutuhan pendanaan untuk masing-masing Program dan Kegiatan strategis
prioritas program strategis bersama yang menjadi tanggung jawab provinsi dan masing-masing kabupaten/kota;
bersama. dan
d. mekanisme pendanaan atas pelaksanaan Program dan Kegiatan strategis bersama.
❑ Kebijakan prioritas program e. Kesepakatan atas kebijakan prioritas program strategis bersama dituangkan dalam
strategis bersama merupakan berita acara yang ditandatangani bersama oleh Pemerintah Daerah provinsi dan
Program dan Kegiatan kabupaten/kota.
strategis yang berdampak
langsung kepada masyarakat ❑ Gubernur dapat ❑ Provinsi melakukan ❑ Sisa dana atas
Papua terutama OAP dan mengajukan pengelolaan dan pemotongan
membutuhkan koordinasi permohonan pembayaran terhadap penyaluran Dana
dan harmonisasi di dalam pemotongan Program dan Kegiatan Otonomi Khusus
pengelolaannya berdasarkan penyaluran Dana Otsus prioritas program Provinsi Papua, wajib
kesepakatan antara untuk kab/kota sesuai strategis bersama dikembalikan oleh
provinsi dan kabupaten/ kesepakatan dan berdasarkan provinsi kepada
kota. disalurkan ke RKUD kesepakatan kabupaten/kota.
provinsi.