POKOK BAHASAN :
RUANG Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah, serta melakukan
LINGKUP pinjaman daerah;
Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, brarang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.
5
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Efisien
Bertanggung
Ekonomis
Jawab
Keuangan
Daerah
Transparan Efeketif
6
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
7
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKRETARIS DAERAH
(Koordinator Pengelolaan
KEUDA)
PPTK PPK-SKPD
Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
7 dipimpinnya
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 12
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
STRUKTUR APBD
APBD
PENDAPATAN DAERAH
• Pendapatan Daerah terdiri atas:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD);
2. Dana Perimbangan; dan
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
• Pendapatan Asli Daerah, terdiri atas:
1. Pajak daerah;
2. Retribusi daerah;
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
4. Lain-lain PAD yang sah.
• Lain-lain PAD yang sah, mencakup:
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
2. Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
3. Jasa giro;
4. Pendapatan bunga;
5. Tuntutan ganti rugi;
6. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan
7. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
1. Belanja pegawai
2. Belanja barang dan jasa
3. Belanja modal
4. Pembayaran Bunga Utang
D. JENIS 5. Subsidi
BELANJA
6. Hibah
7. Bantuan sosial
8. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
9. Belanja
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 tidak terduga 19
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PEMBIAYAAN DAERAH :
A. PENERIMAAN Perhtungan Anggaran tahun anggaran sebelumnya
PEMBIAYAAN 2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Penerimaan pinjaman
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
B. PENGELUARAN 1. Pembentukan dana cadangan
PEMBIAYAAN
2. Penyertaan modal pemerintah daerah
3. Pembayaran pokok utang
4. Pemberian pinjaman
1. Menyelaraskan kebijakan
ekonomi makro dan sumber
daya yang tersedia
APBD
TUJUAN
2. Mengalokasikan sumber daya
secara tepat sesuai kebijakan
pemerintah
3. Mempersiapkan kondisi bagi
pelaksanaan pengelolaan
anggaran secara baik
PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) DAN PRORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)
Dalam penyusunan RKA SKPD kepala 1. Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah
SKPD melakukan pendekatan : 2. Pendekatan penganggaran terpadu
PENETAPAN APBD
PENETAPAN APBD
Evaluasi
Penetapan
rancangan
peraturan
peraturan
daerah
daerah
Penyampaian Persetujuan tentang APBD
tentang APBD
dan rancangan dan
dan
pembahasan peraturan peraturan
peraturan
rancangan daerah Kepala
Kepala
PERDA tentang APBD daerah
daerah
tentang APBD tentang
tentang
penjabaran
penjabaran
APBD
RAPBD
PELAKSANAAN APBD
Memberikan peran dan tanggung jawab yang lebih besar para pejabat pelaksana anggaran,
sistem pengawasan pengeluaran dan sistem pembayaran, manajemen kas dan perencanaan
keuangan, pengelolaan piutang dan utang, pengelolaan investasi, pengelolaan Barang Milik
Daerah, larangan penyitaan Uang dan Barang Milik Daerah dan/atau yang dikuasai
negara/daerah, penatausahaan dan pertanggungjawaban APBD, serta akuntansi dan pelaporan.
Posisi satuan kerja perangkat daerah sebagai instansi pengguna anggaran dan pelaksana
program, dan ditetapkan posisi Satuan kerja Pengelola Keuangan Daerah sebagai
Bendahara Umum Daerah.
PERUBAHAN APBD :
1 Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA
4 Keadaan darurat
PENGENDALIAN DEFISIT/PENGGUNAAN
SURPLUS APBD
46
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
4 Penerimaan pinjaman
• Setiap pengeluaran atas beban APBD diterbitkan dokumen pelaksanaan anggaran dan
surat penyediaan dana atau dokumen lain yang dipersamakan dengan surat penyediaan
dana oleh pejabat pengelola keuangan Daerah selaku bendahara umum Daerah.
• Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja Daerah jika anggaran untuk
pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam APBD.
• Kepala Daerah, dan Perangkat Daerah dilarang melakukan pengeluaran atas beban
anggaran belanja Daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD.
• Dalam rangka manajemen kas, Pemerintah Daerah dapat mendepositokan dan/atau
melakukan investasi jangka pendek uang milik Daerah yang sementara belum
digunakan sepanjang tidak mengganggu likuiditas keuangan Daerah, tugas Daerah, dan
kualitas pelayanan publik. Bunga deposito, bunga atas penempatan uang di bank, jasa giro,
dan/atau bunga atas investasi jangka pendek merupakan pendapatan Daerah.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan Daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawan Keuangan Negara.
Terdapat dua jenis pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap pengelolaan keuangan negara, yaitu
pemeriksaan intern dan pemeriksaan ekstern.
Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan sejalan dengan amandemen IV UUD 1945.
Berdasarkan UUD 1945, pemeriksaan atas laporan keuangan dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
§ Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah secara rinci ditetapkan oleh masing-masing
daerah. Kebhinekaan dimungkinkan terjadi sepanjang hal tersebut masih sejalan atau tidak
bertentangan dengan peraturan pemerintah.
§ Dengan upaya tersebut, diharapkan daerah didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan mampu
mengambil inisiatif dalam perbaikan dan pemutakhiran sistem dan prosedurnya serta meninjau
kembali sistem tersebut secara terus menerus dengan tujuan memaksimalkan efisiensi tersebut
berdasarkan keadaan, kebutuhan dan kemampuan setempat.