Anda di halaman 1dari 57

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

E-LEARNING HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

KONSEP DASAR DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH


PENYUSUN: DR. BOEDIARSO TEGUH WIDODO, M.E.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mempelajari mata pelatihan ini, peserta E-Learning HKPD diharapkan dapat:
§ Memahami Dasar Hukum, Pengertian, dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah;
§ Memahami Pengertian, Asas Umum, Arsitektur, dan Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah;
§ Memahami Kekuasaan Keuangan Daerah: Pemegang Kekuasaan, Koordinator Pengelola, PPKD, PPAD/PPBD;
§ Memahami APBD sebagai Dasar Pengelolaan Keuangan Daerah: Pengertian, Asas-Asas Umum; Fungsi;
Struktur; dan Anatomi APBD;
§ Memahami Perencanaan dan Penganggaran Daerah (APBD): Penyusunan Rancangan APBD; Penetapan APBD;
§ Memahami Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah: Asas Umum, Pelaksanaan APBD; Pelaksaan
Anggaran Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah; Perubahan APBD, serta Pengendalian
Defisit dan Penggunaan Surplus APBD;
§ Memahami Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD: Penyusunan Perda Pertanggungjawaban APBD;
Komponen Laporan Keuangan Pokok; Siklus Akuntansi Keuangan Daerah; serta Evaluasi Rancangan Perda
Pertanggungjawaban APBD.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN
JAKARTA, DESEMBER 2020
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 1
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENGANTAR KONSEP DASAR DAN


POKOK-POKOK KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mempelajari mata pelatihan ini, para peserta E-Learning HKPD diharapkan dapat:
a. Memahami pengertian dan ruang lingkup keuangan daerah
b. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah
c. Memahami siklus pengelolaan keuangan daerah
d. Memahami arah kebijakan umum (KUA) APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS)
e. Memahami pertanggungjawaban APBD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 2


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POKOK BAHASAN :

KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH: Dasar Hukum,


Pengertian, Arsitektur, Siklus Pengelolaan

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH: Pemegang Kekuasaan, Koordinator


Pengelolaan, Pejabat Pengelola KD (PPKD), Pejabat Pengguna Anggaran (PPAD/PPBD)

APBD SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH: Pengertian; Asas-Asas


Umum, Fungi, Struktur dan Anatomi; APBD.

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN APBD: Penyusunan Rancangan APBD, dan


Penetapan APBD

PELAKSAAN APBD: Asas Umum Pelaksnaan Anggaran, Penayiapan Dokumen Pelaksanaan


Anggaran SKPD, Pelaksanaan Anggaran Pendapatan, Pelaksanaan Anggaran Belanja, Pelaksanaan
Anngaran Pmbiayaan, dan Perubahan APBD.

PENGENDALIAN DEFISIT, PENGGUNAAN SURPLUS, PENATAUSAHAAN KEUANGAN


DAERAH, DAN PERTANGGUNGJAWABAN APBD: Pengendalian Defisit APBD, Penggunaan
Surplus, Penyusunan Perda Pertanggungjawan Pelaksanaan APBD, Evaluasi Perda PPAPBD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 3


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

DASAR HUKUM KEUANGAN DAERAH


No. Nama Peraturan Perundangan Tentang
1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 23: APBN
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 APBN Tahun Anggaran 2016
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55/2005 Dana Perimbangan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12/2019 Pengelolaan Keuangan Daerah
10. Peraturan Teknis dibawahnya: Pedoman Penyusunan APBD, Pengelolaan
Permendagri, PMK, dan lain-lain TKDD, dan lain-lain
4
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020
PENGERTIAN, ASAS UMUM, ARSITEKTUR, DAN SIKLUS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH : (1)
PENGERTIAN KEUANGAN DAERAH adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah tersebut. (Pasal 1 Ketentuan Umum PP 58 Tahun 2005).

RUANG Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah, serta melakukan
LINGKUP pinjaman daerah;

Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah, dan


membayar tagihan pihak ketiga;

Penerimaan daerah (uang yang masuk ke rekening kas daerah

Pengeluaran daerah (uang yang keluar dari rekening kas daerah);

Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, brarang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah;

Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

5
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENGERTIAN, ASAS UMUM, ARSITEKTUR, DAN SIKLUS PENGELOLAAN


KEUANGAN DAERAH : (2)
ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Efisien

Bertanggung
Ekonomis
Jawab
Keuangan
Daerah

Transparan Efeketif

6
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

ARSITEKTUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


(SESUAI PP 58/2005 DAN PERMENDAGRI 13/2006)

7
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 8


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA


KEPALA DAERAH
(Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan)

SEKRETARIS DAERAH
(Koordinator Pengelolaan
KEUDA)

KEPALA SATUAN KERJA PENGELOLA KEPALA BADAN PENGELOLAAN


KEUANGAN DAERAH (SKPD) KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD)
Pengguna Anggaran/Barang Daerah PPKD selaku BUD

BENDAHARA KUASA PA KUASA BUD

PPTK PPK-SKPD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 9


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

TUGAS KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

1 Memimpin tim anggaran pemerintah daerah

2 Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD

3 Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah

4 Memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD

Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan


5 daerah lainnya

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 10


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

TUGAS PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)


Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan
1 daerah

Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan


2 APBD

Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah


3 ditetapkan dengan Peraturan Daerah

4 Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah

Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka


5 pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang


6 dilimpahkan oleh kepala daerah

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 11


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

TUGAS PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/BARANG DAERAH (1)


1 Menyusun RKA-SKPD & DPA-SKPD

Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban


2 anggaran belanja

3 Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya

4 Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan


pembayaran

5 Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak

Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam


6 batas anggaran yang telah ditetapkan

Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
7 dipimpinnya
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 12
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

TUGAS PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/BARANG DAERAH (2)


Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi
8 tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya

Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang


9 dipimpinnya

10 Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya

Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang


11 lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah

Pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas


12 pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 13


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) :


SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 14


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

ASAS-ASAS UMUM APBD : (1)

1 Disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan


pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah

2 Dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat


untuk tercapainya tujuan bernegara

3 APBD mempunyai fungsi Otorisasi, Perencanaan,


Pengawasan, Alokasi, Distribusi, Stabilisasi

4 APBD ditetapkan dengan PERDA

5 Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dianggarkan


dalam APBD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

ASAS-ASAS UMUM APBD (2) : FUNGSI ANGGARAN DAERAH (APBD)


FUNGSI FUNGSI FUNGSI
OTORISASI PERENCANAAN PENGAWASAN

Anggaran daerah Anggaran daerah Anggaran daerah


menjadi dasar untuk menjadi pedoman bagi menjadi pedoman untuk
melaksanakan manajemen dalam menilai apakah kegiatan
pendapatan dan belanja merencanakan kegiatan penyelenggaraan
pada tahun yang pada tahun yang pemerintahan daerah
bersangkutan bersangkutan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan
FUNGSI FUNGSI FUNGSI
ALOKASI DISTRIBUSI STABILISASI

Anggaran daerah harus


Anggaran pemerintah
diarahkan untuk
Kebijakan anggaran daerah menjadi alat
menciptakan lapangan
daerah harus untuk memelihara dan
kerja/mengurangi
memerhatikan rasa mengupayakan
pengangguran dan
keadilan dan kepatutan keseimbangan
pemborosan sumber
fundamental
daya, serta
perekonomian daerah
meningkatkan efisiensi
dan efektivitas
Dr. Boediarso Teguhperekonomian
Widodo, M.E ©2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

STRUKTUR APBD

APBD

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENDAPATAN DAERAH
• Pendapatan Daerah terdiri atas:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD);
2. Dana Perimbangan; dan
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
• Pendapatan Asli Daerah, terdiri atas:
1. Pajak daerah;
2. Retribusi daerah;
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
4. Lain-lain PAD yang sah.
• Lain-lain PAD yang sah, mencakup:
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
2. Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
3. Jasa giro;
4. Pendapatan bunga;
5. Tuntutan ganti rugi;
6. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan
7. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 18


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KLASIFIKASI BELANJA DAERAH


Disesuaikan dengan susunan organisasi pemerintahan daerah. Yang dimaksud dengan
A. ORGANISASI organisasi pemerintahan daerah, seperti DPRD, kepala daerah dan wakil kepala daerah,
sekretariat daerah, dan sekretariat DPRD, dinas, kecamatan, lembaga teknis daerah, dan
kelurahan.

1. Klasifikasi berdasarkan Urusan Pemerintahan


B. FUNGSI
2. Klasifikasi Fungsi Pengelolaan Keuangan Negara

Disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. disesuaikan


C. PROGRAM dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Urusan pemerintahan
DAN KEGIATAN adalah urusan yang bersifat wajib dan urusan bersifat pilihan yang menjadi kewenangan
pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota.

1. Belanja pegawai
2. Belanja barang dan jasa
3. Belanja modal
4. Pembayaran Bunga Utang
D. JENIS 5. Subsidi
BELANJA
6. Hibah
7. Bantuan sosial
8. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
9. Belanja
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 tidak terduga 19
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PEMBIAYAAN DAERAH :
A. PENERIMAAN Perhtungan Anggaran tahun anggaran sebelumnya
PEMBIAYAAN 2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Penerimaan pinjaman
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
B. PENGELUARAN 1. Pembentukan dana cadangan
PEMBIAYAAN
2. Penyertaan modal pemerintah daerah
3. Pembayaran pokok utang

4. Pemberian pinjaman

PEMBIAYAAN NETO = PENERIMAAN PEMBIAYAAN – PENGELUARAN PEMBIAYAAN


*Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 20


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH


(APBD)

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 21


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN


Dalam rangka disiplin anggaran, maka penyusunan anggaran, baik
“pendapatan” maupun “belanja” harus mengacu pada aturan atau
pedoman yang melandasinya, yaitu: UU, PP, Keputusan Menteri, Perda, atau
Keputusan Kepala Daerah. Dalam proses penyusunan APBD, pemerintah
daerah harus mengikuti prosedur administratif yang ditetapkan.

1. Menyelaraskan kebijakan
ekonomi makro dan sumber
daya yang tersedia
APBD
TUJUAN
2. Mengalokasikan sumber daya
secara tepat sesuai kebijakan
pemerintah
3. Mempersiapkan kondisi bagi
pelaksanaan pengelolaan
anggaran secara baik

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 22


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 23


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 24


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 25


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 26


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KEBIJAKAN UMUM APBD


• Kepala daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD.
• Penyusunan rancangan kebijakan umum APBD berpedoman pada Pedoman
Penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahun.
Pedoman Penyusunan APBD antara lain memuat:
a. Pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah
dengan pemerintah daerah;
b. Prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berikutnya;
c. Teknis penyusunan APBD;
d. Hal-hal khusus lainnya.
• Kepala daerah menyampaikan rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran
berikutnya sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-
lambatnya pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan.
• Rancangan kebijakan Umum APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama
DPRD dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD, selanjutnya disepakati menjadi
Kebijakan Umum APBD.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 27


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PRORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)


• Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan
DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara yang
ditampilakan oleh kepala daerah.
• Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara dilakukan paling lambat
minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan.
• Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan;
b. Menentukan urutan program dalam masing-masing urusan;
c. Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program.
• Kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sementara yang telah
dibahas dan disepakati bersama kepala daerah dan DPRD dituangkan dalam nota
kesepakatan yang ditandatangani bersama oleh kepala daerah dan piminan DPRD.
• Kepala daerah berdasarkan nota kesepakatan menertibkan pedoman penyusunan
RKA-SKPD sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 28


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) DAN PRORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 29


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SKPD


Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD) adalah dokumen
perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan
untuk melaksanakannya

Dalam penyusunan RKA SKPD kepala 1. Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah
SKPD melakukan pendekatan : 2. Pendekatan penganggaran terpadu

3. Pendekatan prestasi kerja

4. Pendekatan analisis standar belanja

PENYIAPAN RAPERDA APBD


• RKA-SKPD yang telah disusun oleh kepala SKPD disampaikan kepada PPKD.
• RKA-SKPD selanjutnya dibahas oleh tim anggaran pemerintah daerah.
• Pembahasan oleh tim anggaran pemerintah daerah dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-
SKPD dengan kebijakan umum APBD, prioritas, dan plafon anggaran sementara, prakiraan maju yang
telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian kinerja,
indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.
• PPKD menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD berikut dokumen pendukung berdasarkan
RKA-SKPD yang telah ditelaah oleh tim anggaran pemerintah daerah.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 30


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENETAPAN APBD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 31


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENETAPAN APBD

Evaluasi
Penetapan
rancangan
peraturan
peraturan
daerah
daerah
Penyampaian Persetujuan tentang APBD
tentang APBD
dan rancangan dan
dan
pembahasan peraturan peraturan
peraturan
rancangan daerah Kepala
Kepala
PERDA tentang APBD daerah
daerah
tentang APBD tentang
tentang
penjabaran
penjabaran
APBD
RAPBD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 32


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN APBD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 33


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH : (1)


PP Nomor 12 Tahun 2019

Memberikan peran dan tanggung jawab yang lebih besar para pejabat pelaksana anggaran,
sistem pengawasan pengeluaran dan sistem pembayaran, manajemen kas dan perencanaan
keuangan, pengelolaan piutang dan utang, pengelolaan investasi, pengelolaan Barang Milik
Daerah, larangan penyitaan Uang dan Barang Milik Daerah dan/atau yang dikuasai
negara/daerah, penatausahaan dan pertanggungjawaban APBD, serta akuntansi dan pelaporan.
Posisi satuan kerja perangkat daerah sebagai instansi pengguna anggaran dan pelaksana
program, dan ditetapkan posisi Satuan kerja Pengelola Keuangan Daerah sebagai
Bendahara Umum Daerah.

Dengan demikian, fungsi perbendaharaan akan dipusatkan di Satuan Kerja Pengelola


Keuangan Daerah.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 34


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH : (2)


Dalam rangka meningkatkan pertanggungjawaban dan akuntabilitas satuan kerja
perangkat daerah, serta untuk menghindari pelaksanaan verifikasi (pengurusan
administratif) dan penerbitan SPM (pengurusan pembayaran) berada dalam satu
kewenangan tunggal (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah), fungsi penerbitan
SPM dialihkan ke Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Perubahan tersebut diharapkan dapat menyederhanakan seluruh proses pembayaran. Dengan


memisahkan pemegang kewenangan dari pemegang kewenangan kompatabel, check and balance
mungkin dapat terbangun melalui:
1. Ketaatan terhadap ketentuan hukum;
2. Pengamanan dini melalui pemeriksaan dan persetujuan sesuai ketentuan yang berlaku;
3. Sesuai dengan spesifikasi teknis; dan
4. Menghindari pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan dan memberikan
keyakinan bahawa uang daerah dikelola dengan benar.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 35


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

I. ASAS UMUM PELAKSANAAN APBD


• SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan
yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam
APBD.
• Pelaksanaan belanja daerah harus didasarkan pada prinsip hemat, tidak mewah, efektif,
efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

II. PENYIAPAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SKPD (1)


• PPKD paling lambat 3 (tiga) hari kerja, setelah APBD ditetapkan, memberitahukan kepada
semua kepala SKPD agar menyusun dan menyampaikan rancangan DPA-SKPD.
• Rancangan DPA-SKPD merinci sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program, kegiatan,
anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana
tiap-tiap satuan kerja serta pendapatan yang diperkirakan.
• Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD yang telah disusunnya kepada PPKD
paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pemberitahuan disampaikan.
• Tim anggaran pemerintah daerah melakukan verifikasi rancangan DPA-SKPD bersama-
sama dengan kepala SKPD yang bersangkutan.
• Verifikasi atas rancangan DPA-SKPD diselesaikan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja,
sejak ditetapkannya peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 36
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

II. PENYIAPAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SKPD (2)


• Berdasarkan hasil verifikasi, PPKD mengesahkan rancangan DPA-SKPD dengan
persetujuan sekretaris daerah.
• DPA-SKPD yang telah disahkan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah
disampaikan kepada kepala SKPD yang bersangkutan, kepada satuan kerja pengawasan
daerah, dan kepada BPK selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal disahkan.
• DPA-SKPD digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh kepala SKPD selaku
pengguna anggaran/barang.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 37


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

III. PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH


• Semua penerimaan daerah dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah, yaitu
tempat penyimpanan uang dan surat berharga yang ditetapkan oleh kepala daerah.
Bendahara penerimaan wajib menyetor seluruh penerimaannya ke rekening kas
umum daerah selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja. Setiap
penerimaan harus didukung oleh bukti yang lengkap atas setoran dimaksud,
kecuali terhadap penerimaan yang telah diatur dengan peraturan perundang-undang,
seperti penerimaan BLUD.
• Semua penerimaan daerah apabila berbentuk uang harus segera disetor ke kas
umum daerah dan berbentuk barang menjadi milik/asset daerah yang dicatat
sebagai inventaris daerah. Ketentuan ini dikecualikan terhadap penerimaan BLUD
yang telah diatur dengan peraturan perundang-undangan.
• Bagi daerah yang kondisi geografisnya sulit dijangkau dengan komunikasi dan
transportasi dapat melebihi batas waktu yang ditetapkan dalam PP No. 58 Tahun
2005, yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
• Bagi pemerintah daerah yang sudah menerapkan on-line banking system dalam
sistem dan prosedur penerimaannya, maka penerimaan pendapatan semacam ini perlu
pengaturan khusus yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 38
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA DAERAH : (1)


• Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak
yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
• Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan berdasarkan SPD (keputusan tentang
pengangkatan pegawai), atau DPA-SKPD (pinjaman daerah dan DAK), atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.
• Gaji pegawai negeri sipil daerah dibebankan dalam APBD. Pemerintah daerah
dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil daerah
berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan
keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak
lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang
dipungutnya ke rekening Kas Negara pada bank pemerintah atau bank lain yang
ditetapkan Menteri Keuangan sebagai bank persepsi
• Pelaksanaan pengeluaran atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPM yang
diterbitkan oleh pengguna anggaran.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 39


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA DAERAH : (2)


• Pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D oleh kuasa BUD. Dalam rangka
pelaksanaan pembayaran dimaksud, kuasa BUD berkewajiban untuk:
1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran;
2. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBD yang tercantum dalam
perintah pembayaran;
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
4. Memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran daerah; dan
5. Menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
pengguna anggaran tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Yang dimaksud
dengan perintah pembayaran adalah perintah membayarkan atas bukti-bukti
pengeluaran yang sah dari pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
• Penerbitan SPM tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa diterima
kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
• Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara
pengeluaran.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 40
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA DAERAH : (3)


• Bendahara pengeluaran melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang
dikelolanya setelah:
a. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran//kuasa pengguna anggaran;
b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah
pembayaran; dan
c. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
d. Bendahara pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran apabila persyaratan tidak dipenuhi.
• Bendahara pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang
dilaksanakannya.
• Kepala daerah dapat memberikan izin pembukaan rekening untuk keperluan
pelaksanaan pengeluaran di lingkungan SKPD.
• Setelah tahun anggaran berakhir, kepala SKPD selaku pengguna anggaran dilarang
menerbitkan SPM yang membebani tahun anggaran berkenaan.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 41
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAERAH : (1)


• Pengelolaan anggaran pembiayaan daerah dilakukan oleh PPKD.
• Semua penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah dilakukan melalui Rekening
Kas Umum Daerah.
• Pemindah bukuan dari rekening dana cadangan ke Rekening Kas Umum Daerah
dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan, setelah jumlah dana cadangan
yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan
yang berkenaan mencukupi. Pemindah bukuan paling tinggi sejumlah pagu dana
cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan dalamtahun
anggaran berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan daerah tentang
pembentukan dana cadangan. Pemindah bukuan dari rekening dana cadangan ke
rekening kas umum daerah dilakukan dengan surat perintah pemindah bukuan
oleh kuasa BUD atas persetujuan PPKD.
• Penerimaan pinjaman dalam bentuk mata uang asing dibukukan dalam nilai rupiah
menggunakan kurs resmi Bank Indonesia.
• Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah didasarkan pada perjanjian
pemberian pinjaman daerah sebelumnya, untuk kesesuaian pengembalian pokok
pinjaman dan kewajiban lainnya yang menjadi tanggungan pihak peminjam.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 42
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAERAH : (2)


• Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan
dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan
modal daerah berkenaan.
• Pembayaran pokok utang didasarkan pada jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan
perjanjian pinjaman dan pelaksanaannya merupakan prioritas utama dari seluruh kewajiban
pemerintah daerah. yang harus diselesaikan dalam tahun anggaran yang berkenaan.
• Pemberian pinjaman daerah kepada pihak lain (pemerintah pusat, pemerintah daerah
lainnya, BUMD) berdasarkan keputusan kepala daerah atas persetujuan DPRD.
• Dalam rangka pelaksanaan pengeluaran pembiayaan, kuasa BUD berkewajiban untuk:
1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran/pemindah bukuan yang diterbitkan oleh PPKD;
2. Menguji kebenaran perhitungan pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalam perintah
pembayaran;
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
4. Menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran atas pengeluaran pembiayaan tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 43


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KETENTUAN PELAKSAAN APBD DALAM UU NO. 17/2003:


• Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan lebih lanjut
dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.
• Pemerintah Daerah menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan prognosis untuk 6
(enam) bulan berikutnya. Laporan disampaikan kepada DPRD selambat-lambatnya pada akhir Juli
tahun anggaran yang bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPRD dan Pemerintah Daerah.
• Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas bersama DPRD
dengan Pemerintah Daerah dalam rangka penyusunan prakiraan Perubahan atas APBD tahun anggaran
yang bersangkutan, apabila terjadi:
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD;
2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit organisasi,
antarkegiatan, dan antarjenis belanja.
3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan untuk
pembiayaan anggaran yang berjalan.
• Dalam keadaan darurat Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD, dan/atau disampaikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran.
• Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD tahun
anggaran yang bersangkutan berdasarkan perubahan untuk mendapatkan persetujuan DPRD sebelum
tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 44


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PERUBAHAN APBD :
1 Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA

Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit


2 organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja

Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran tahun


3 sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan dalam tahun anggaran
berjalan

4 Keadaan darurat

5 Keadaan luar biasa

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 45


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENGENDALIAN DEFISIT/PENGGUNAAN
SURPLUS APBD

46
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENGENDALIAN DEFISIT APBD


1 Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) daerah tahun sebelumnya

2 Pencairan dana cadangan

3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

4 Penerimaan pinjaman

5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman

PENGGUNAAN SURPLUS APBD


Dalam hal APBD diperkirakan surplus, penggunaannya ditetapkan dalam peraturan daerah
tentang APBD. Penggunaan surplus APBD diutamakan untuk pengurangan utang,
pembentukan dana cadangan, dan/atau pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 47


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH


• Semua penerimaan dan pengeluaran Daerah dianggarkan dalam APBD dan dilakukan
melalui rekening kas umum Daerah yang dikelola oleh bendahara umum Daerah.

• Setiap pengeluaran atas beban APBD diterbitkan dokumen pelaksanaan anggaran dan
surat penyediaan dana atau dokumen lain yang dipersamakan dengan surat penyediaan
dana oleh pejabat pengelola keuangan Daerah selaku bendahara umum Daerah.

• Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja Daerah jika anggaran untuk
pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam APBD.

• Kepala Daerah, dan Perangkat Daerah dilarang melakukan pengeluaran atas beban
anggaran belanja Daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD.
• Dalam rangka manajemen kas, Pemerintah Daerah dapat mendepositokan dan/atau
melakukan investasi jangka pendek uang milik Daerah yang sementara belum
digunakan sepanjang tidak mengganggu likuiditas keuangan Daerah, tugas Daerah, dan
kualitas pelayanan publik. Bunga deposito, bunga atas penempatan uang di bank, jasa giro,
dan/atau bunga atas investasi jangka pendek merupakan pendapatan Daerah.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan Daerah diatur dengan peraturan pemerintah.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 48


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 49


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH : (1)


Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, pemerintah
daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa:

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawan Keuangan Negara.
Terdapat dua jenis pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap pengelolaan keuangan negara, yaitu
pemeriksaan intern dan pemeriksaan ekstern.
Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan sejalan dengan amandemen IV UUD 1945.
Berdasarkan UUD 1945, pemeriksaan atas laporan keuangan dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).

§ Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah secara rinci ditetapkan oleh masing-masing
daerah. Kebhinekaan dimungkinkan terjadi sepanjang hal tersebut masih sejalan atau tidak
bertentangan dengan peraturan pemerintah.
§ Dengan upaya tersebut, diharapkan daerah didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan mampu
mengambil inisiatif dalam perbaikan dan pemutakhiran sistem dan prosedurnya serta meninjau
kembali sistem tersebut secara terus menerus dengan tujuan memaksimalkan efisiensi tersebut
berdasarkan keadaan, kebutuhan dan kemampuan setempat.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 50


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENYUSUNAN PERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD


Kepala daerah menyampaikan Rancangan Perda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD dengan dilampiri laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 (enam) bulan setelah
tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan dimaksud paling sedikit meliputi:
1. Laporan realisasi anggaran;
2. Laporan perubahan saldo anggaran lebih;
3. Neraca;
4. Laporan operasional;
5. Laporan arus kas;
6. Laporan perubahan ekuitas; dan
7. Catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan ikhtisar laporan keuangan
BUMD.
Rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dibahas kepala daerah
bersama DPRD untuk mendapat persetujuan bersama. Persetujuan bersama rancangan
Perda dilakukan paling lambat 7 (tujuh) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Atas dasar persetujuan bersama kepala daerah menyiapkan rancangan Perkada
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 51
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 52


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 53


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

EVALUASI RANCANGAN PERDA TENTANG


PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD PROVINSI
• Rancangan Perda Provinsi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah disetujui
bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan oleh gubernur paling lama 3 (tiga) hari disampaikan kepada
Menteri untuk dievaluasi.
• Menteri melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Provinsi tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD dimaksud untuk menguji kesesuaiannya dengan Perda Provinsi tentang APBD
dan/atau Perda Provinsi tentang perubahan APBD, peraturan gubernur tentang penjabaran APBD
dan/atau peraturan gubernur tentang penjabaran perubahan APBD serta temuan laporan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan. Hasil evaluasi disampaikan oleh Menteri kepada
gubernur paling lama 15 (lima belas) hari terhitung sejak rancangan Perda Provinsi dimaksud
diterima.
• Dalam hal Menteri menyatakan hasil evaluasi rancangan Perda Provinsi tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD bertentangan dengan Perda Provinsi tentang APBD
dan/atau Perda Provinsi tentang perubahan APBD dan tidak menindaklanjuti temuan laporan hasil
pemeriksanaan Badan Pemeriksa Keuangan, gubernur bersama DPRD melakukan penyempurnaan
paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak hasil evaluasi diterima.
• Dalam hal hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur menetapkan
rancangan Perda Provinsi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menjadi Perda, Menteri
membatalkan seluruh atau sebagian isi Perda Provinsi dimaksud.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 54
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

EVALUASI RANCANGAN PERDA TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD


KABUPATEN/KOTA (1)
• Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda
Kabupaten/Kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD untuk menguji
kesesuaiannya dengan Perda Kabupaten/Kota tentang APBD dan/atau Perda Kabupaten/Kota
tentang perubahan APBD, peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD dan/atau peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran perubahan APBD serta temuan laporan hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan.
• Hasil evaluasi disampaikan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat kepada bupati/walikota
paling lama 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan Perda Kabupaten/Kota dan
rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebagaimana dimaksud.
• Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat menyatakan hasil evaluasi rancangan Perda
Kabupaten/Kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah sesuai dengan Perda
Kabupaten/Kota tentang APBD, dan/atau Perda Kabupaten/Kota tentang perubahan APBD, dan
telah menindaklanjuti temuan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, maka
bupati/walikota menetapkan rancangan Perda Kabupaten/Kota dimaksud menjadi Perda
Kabupaten/Kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama dan
rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari disampaikan kepada gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk dievaluasi.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 55
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

EVALUASI RANCANGAN PERDA TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD


KABUPATEN/KOTA (2)
• Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dari kepala daerah, DPRD tidak mengambil
keputusan bersama dengan kepala daerah terhadap rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, kepala daerah menyusun dan menetapkan Perkada
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
• Rancangan Perkada sebagaimana dimaksud ditetapkan setelah memperoleh pengesahan dari
Menteri bagi Daerah provinsi dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Daerah
kabupaten/kota.
• Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud, Rancangan Perkada tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD beserta lampirannya disampaikan paling lama 7
(tujuh) hari terhitung sejak DPRD tidak mengambil keputusan bersama dengan kepala
daerah terhadap rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
• Apabila dalam batas waktu 15 (lima belas) hari Menteri atau gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat tidak mengesahkan rancangan Perkada sebagaimana dimaksud, kepala
daerah menetapkan rancangan Perkada dimaksud menjadi Perkada.

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 56


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 57

Anda mungkin juga menyukai