PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA DAN DAERAH
( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintahan )
Dosen Pengampuh : Drs. R. Hery Kusharjono, MM
Disusun Oleh :
IMRON HARI HANDOKO 14 642 0075
LOLA VITALOKA 14 642 0097
MARATUL JANNAH 14 642 0140
M. ADNAN 14 642 0062
SAMSUL ARIFIN 14 642 0
REKYAN LUKMANTO 14 642 0133
FITRI HALIMATUS 14 642 0117
NURHADIYANTI 14 642 0146
SIGIT PURNOMO 14 642 0118
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PANCA MARGA
PROBOLINGGO
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Hanya karena ridho-Nya
makalah ini dapat tersusun. Dan juga Shalawat dan Salam kami panjatkan kepada Junjungan
Besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa pencerahan kepada kita semua.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca khususnya
Mahasiswa Universitas Panca Marga. Serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam
mengembangkan karya tulis ilmiah yang sejenis demi kesempurnaan pengetahuan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2. Pengelompokkan Keuangan Negara dan Asas Umum Keuangan Negara ................4
2
BAB I
PENDAHULUAN
daerah ?
1
6. Apa yang dimaksud dengan pengeluaran daerah (belanja daerah) ?
7. Bagaimanakah sisklus pengelolaan keuangan daerah dan apa saja dasar hukum
keuangan daerah ?
8. Apa saja Sistem Pengelolaan Keuangan Negara dan Keuangan Daerah ?
BAB II
PEMBAHASAN
2
tersebut. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan
Negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan.
Dari sisi objek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak
dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan
dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta
segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh
subjek yang memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah
pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya
dengan keuangan negara.
Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungg jawaban.
Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan
hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek
sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.
Yang dimaksud daerah di sini adalah pemerintah daerah yang merupakan daerah
otonom berdasarkan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom ini terdiri dari
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. karena pemerintah
daerah merupakan bagian dari pemerintah (pusat) maka keuangan daerah merupakan
bagian tak terpisahkan dari keuangan negara.
3
dimaksud, merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keungan negara dan merupakan
elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahaan daerah. Untuk menjamin
pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah tersebut maka hendaknya sebuah pengelolaan
keuangan daerah meliputi keseluruhan dari kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.
4
Asas Akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap
pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas
keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.
Asas Profesionalitas mengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh
tenaga yang profesional.
Asas Proporsionalitas; pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional
pada fungsi-fungsi kementerian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan
yang ingin dicapai.
Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya
keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas
hasil pengawasan oleh lembaga audit yang independen.
Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri,
memberi kewenangan lebih besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara objektif dan
independen.
5
Hak Daerah untuk memungut pajak Daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman.
kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan Pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga.
penerimaan daerah, adalah keseluruhan uang yang masuk ke kas daerah. pengertian
ini harus dibedakan dengan pengertian pendapatan daerah karena tidak semua
penerimaan merupakan pendapatan daerah. Yang dimaksud dengan pendapatan
daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayan
bersih.
pengeluaran daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah. Seringkali istilah
pengeluaran daerah tertukar dengan belanja daerah. yang dimaksud dengan belanja
daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uanga,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah.
kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum. UU
keuangan Negara menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kekayaan pihak lain
adalah meliputi kekayaan yang dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan
kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di lingkungan kementerian negara/lembaga,
atau perusahaan negara/daerah
2.4. Perbendaharaan Keuangan Negara dan Kewenangan Pejabat Perbendaharaan
Negara
6
4. pemanfaatan dana yang menganggur (idle cash) untuk meningkatkan nilai tambah
sumber daya keuangan.
Kewenangan Pejabat Perbendaharaan Negara Meliputi :
1. Pengguna Anggaran
Sebagai pengguna anggaran, menteri/pimpinan lembaga memiliki wewenang:
menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.
menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang.
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran.
menggunakan barang milik negara.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik negara.
mengawasi pelaksanaan anggaran.
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan dari kementerian negara/lembaga
yang dipimpinnya.
2. Bendahara Umum Negara (BUN)
Menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara memiliki wewenang:
menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara.
mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran.
melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara.
menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas negara;
menunjuk bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran negara.
mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran
negara.
menyimpan uang negara.
menempatkan uang negara dan mengelola/menatausahakan investasi. Dalam
rangka pengelolaan kas, investasi yang dimaksud adalah pembelian Surat Utang
Negara (SUN).
melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas
beban rekening kas umum negara.
melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah.
memberikan pinjaman atas nama pemerintah.
melakukan pengelolaan utang dan piutang negara.
mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi
Pemerintaha.
melakukan penagihan piutang negara.
menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara.
7
menyajikan informasi keuangan negara.
menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik
negara.
menentukan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah dalam rangka pembayaran
pajak.
menunjuk pejabat Kuasa Bendahara Umum Negara.
3. Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
Menteri/pimpinan lembaga mengangkat Bendahara Penerimaan dan
Bendahara Pengeluaran untuk melaksakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan dan anggaran belanja pada kantor/satuan kerja di
lingkungan kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah. Tugas
kebendaharaan dimaksud meliputi kegiatan menerima, menyimpan,
menyetor/membayar/menyerahkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
penerimaan/pengeluaran uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya.
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran adalah pejabat
fungsional dan tidak boleh dirangkap oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau Kuasa
Bendahara Umum Negara. Bendahara Penerimaan/Pengeluaran dilarang melakukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung, kegiatan perdagangan, pekerjaan
pemborongan dan penjualan jasa, atau bertindak sebagai penjamin atas
kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut. Persyaratan pengangkatan dan pembinaan
karier bendahara diatur oleh Bendahara Umum Negara selaku Pembina Nasional
Jabatan Fungsional Bendahara.
8
peningkatan aset/aktiva, atau pengurangan utang/kewajiban yang mengakibatkan
penambahan dana yang berasal dari kontribusi dana.
Menurut UU RI No. 32 Tahun 2001 tentang Pemerintah Daerah pasal 1 ayat 15
pengertian pendapatan daerah yaitu: pendapatan daerah adalah semua hak daerah
yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan.
Sumber Pendapatan Daerah
9
Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Tidak Langsung diklasifikasikan
menjadi: (belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil,
bantuan keuangan, dan belanja tak terduga).
2.7. Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah dan Dasar Hukum Keuangan Daerah
Siklus pengelolaan keuangan daerah terdiri dari lima tahapan sebagai berikut :
dari Laporan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dalam undang-undang. Lebih lanjut pada pasal 18 A
dijelaskan bahwa hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatn sumber daya alam
10
dan sumber daya lainnya antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
Keuangan Negara
Daerah
untuk mengelola keuangan negara dan daerah secara efektif dan efisien. Ide dasar
tersebut kemudian mengilhami suatu pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik
yang memiliki tiga pilar utama, yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif.
yang berwujud Peraturan Pemerintah tersebut harus komprehensif dan terpadu (omnibus
regulation) dari berbagai undang-undang tersebut diatas. Hal ini bertujuan agar
11
penerapanya. Peraturan tersebut memuat barbagai kebijakan terkait dengan perencanaan,
Beberapa permasalahan yang dipandang perlu diatur secara khusus diatur dalam
Peraturan menteri Dalam Negeri terpisah. Beberapa contoh Permendagri yang mengatur
Daerah tantag Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan
Daerah
Permendagri N0 61 tahun 2007 tentang Pedoman Tekhnis Pengelolaan Keuangan
12
diandalkan, baik yang diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti
DPR, maupun oleh berbagai tingkat manajemen pada pemerintah pusat.
Kerangka Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat :
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat disampaikan kepada DPR sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR,
laporan keuangan pemerintah pusat tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK.
Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran
Konsolidasi Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh Kementerian
Negara/Lembaga yang telah direkonsiliasi. Laporan ini menyajikan informasi
realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggaran dalam satu periode.
b. Neraca Pemerintah
Neraca Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Neraca SAI dan Neraca
SAKUN (Sistem Akuntansi Kas Umum Negara). Laporan in menyajikan
informasi posisi keuangan pemerintah pusat berkaitan dengan aset, utang dan
ekuitas dana pada tanggal/tahun anggaran tertentu.
c. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Laporan Arus
Kas dari seluruh Kanwil Ditjen PBN. Laporan ini menyajikan informasi arus
masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran.
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan penjelasan atau perincian atau analisis atas nilai suatu pos
yang tersaji di dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca Pemerintah dan
Laporan Arus Kas dalam rangka pengungkapan yang memadai.
13
Menyediakan pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan klasifikasi rekening
dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus
kegiatan pemerintah daerah yang mencakup penganggaran, perbendaharaan, dan
pelaporannya.
SAPD adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD) :
Dalam konstruksi keuangan negara, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu
SKPD dan SKPKD. Dalam pelaksanaan anggaran, transaksi terjadi di SKPD dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD sebagai satuan kerja
2. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD pada level pemda
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Sedangkan dengan Keuangan Daerah sebagai semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
Timbulnya hak akibat penyelenggaraan pemerintah daerah tersebut menimbulkan
aktivitas yang tidak sedikit. Hal itu harus diikuti dengan adanya suatu sistem pengelolaan
keuangan daerah untuk mengelolanya. Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana
dimaksud, merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keungan negara dan merupakan
elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahaan daerah.
Bidang pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan dalam :
a. subbidang pengelolaan fiskal.
b. subbidang pengelolaan moneter.
c. subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.
Siklus pengelolaan keuangan daerah terdiri dari lima tahapan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
15
http://dewo-kusumo.blogspot.co.id/2016/04/makalah-pengelolaan-keuangan-daerah.html
http://dppkad.gorontalokab.go.id/2015/01/05/keuangan-negara-keuangan-daerah-dan-
pengelolaan-keuangan-daerah-bagian-2/
http://www.academia.edu/25635748/Keuangan_Negara_dan_Daerah
http://dokumen.tips/documents/sistem-pengelolaan-keuangan-negara-dan-daerah.html
16