Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)


Sebagai Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Pengelolaan Keuangan Daerah

Disusun Oleh Kelompok V

NINDYA REGINA PRAJA (17)


PUTU WIRA DHARMA (18)
RAHAJENG NUR ALDANINGRUM (19)
RAHMA WIGUNA (20)

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


Jakarta, 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-N
ya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Sebagai Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pengelolaan
Keuangan Daerah”. Makalah ini di tulis dalam rangka menyelesaikan tugas mata
kuliah Seminar Keuangan Daerah.

Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan ide dan membimbing dalam proses penulisan makalah ini sehingga
makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesem
purnaan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat memban
gun dari para pembaca. Harapan kami dari penulisan makalah ini dapat menjadi su
mber informasi dan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 18 November 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3

1.3 Tujuan............................................................................................................3

1.4 Manfaat..........................................................................................................4

BAB II...........................................................................................................5

2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)...............................5

2.1.1 Pengertian LKPD..................................................................5

2.1.2 Karakteristik Kualitatif LKPD................................................6

2.1.3 Komponen-Komponen LKPD...............................................8

2.1.4 Jenis-Jenis LKPD.................................................................8

2.1.5 Basis Akuntansi Pada LKPD................................................9

2.2 Mekanisme Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) ......11

2.3 Faktor Penyebab Timbulnya Permasalahan Pelaporan Laporan


Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).............................................13

BAB III........................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.................................................................................................15

3.2 Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak diberlakukannya sistem desentralisasi pemerintahan di
Indonesia, maka pemerintah pusat dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bantu oleh pemerintah daerah. Pemerintah pusat
melimpahkan sebagian kewenangannya kepada pemerintah daerah untuk
mengatur dan mengurus sendiri daerahnya masing-masing sesuai dengan
asas otonomi daerah. Salah satunya adalah urusan di bidang keuangan
daerah.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, yang dimaksud dengan Keuangan
Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang
serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik daerah
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Sementara
pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.
Keuangan Daerah harus di kelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan, dan
manfaat untuk masyarakat. Di sisi lain tuntutan transparansi dan
akuntabilitas dalam sistem pemerintah semakin meningkat pada era
reformasi saat ini, tidak terkecuali transparansi dalam pengelolaan
keuangan daerah. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Oleh karena itu, PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dalam penerapannya mengatur meliputi SAP

1
Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. SAP Berbasis
Akrual terdapat pada Lampiran I pada PP ini dan berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas. SAP Berbasis
Kas Menuju Akrual pada Lampiran II pada PP ini berlaku selama masa
transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis
Akrual.
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
Kepala Daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan
menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah. Dalam
menjalankan tugas, Kepala Daerah mendelegasikan sebagian
kewenangannya kepada Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Pengguna
Anggaran (PA) dan/atau Pengguna Barang (PB). PPKD merupakan
entitas pelaporan dimana PPKD bertugas untuk mengkonsolidasikan
seluruh laporan keuangan SKPD maupun laporan keuangan PPKD. PPKD
juga merupakan entitas akuntansi dimana PPKD juga menyajikan laporan
keuangan PPKD. Sementara SKPD sebagai PA/PB merupakan entitas
akuntansi yang menyajikan laporan keuangan SKPD.
Kepala daerah dalam mengelola keuangan daerah memiliki
tanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah.
Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan produk yang dihasilkan
dari akuntansi pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pemerintah pusat
dalam mentransfer dana ke daerah. Laporan keuangan pemerintah
daerah juga merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas kepada
masyarakat maupun kepada lembaga pengawas yang dijadikan sebagai
bahan evaluasi berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah.
Seiring perkembangannya, pelaporan keuangan daerah masih
mengalami masalah (problem) tidak saja menyangkut masalah akuntansi
dan tata pembukuan, tetapi lebih mendasar lagi mencerminkan politik
kebijakan dan komitmen penegakan good governance di daerah. Merujuk
pada Laporan Hasil Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK bahwa

2
terdapat peningkatan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dari 0,65% (3 LKPD) pada
tahun 2006 menjadi 90% (485 LKPD) pada tahun 2019. Namun di sisi lain,
masih banyak ditemukannya kasus-kasus penyelewengan yang dilakukan
pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini
membuktikan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh Pemda tidak
memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini
penulis tertarik mengambil topik dengan judul “Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Sebagai Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Daerah ”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas maka dapat di rumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) sebagai pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan daerah ?
2. Bagaimana mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) ?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan dalam
pelaporan dan pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami terkait dengan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) sebagai pelaporan dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.
2. Untuk menjelaskan dan menggambarkan terkait dengan mekanisme
pelaporan dan pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD).

3
3. Untuk menganalisis terkait faktor penyebab timbulnya permasalahan
dalam pelaporan dan pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD).

1.4 Manfaat
Diharapkan setelah membaca makalah ini mendapatkan manfaat
sebagai berikut :
1. Penulis
Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan terkait
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) sebagai pelaporan
dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.
2. Kampus IPDN
Diharapkan dapat menambah studi literatur terkait Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) sebagai pelaporan dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.
3. Pemerintah
Diharapkan mampu memberikan saran dan masukan kepada
pemerintah terkait dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) sebagai pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan daerah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)


2.1.1 Pengertian LKPD
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah merupakan suatu ikhtisar
dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama
satu periode anggaran yang telah di catat untuk dilaporkan kepada
pengguna laporan keuangan tersebut maupun masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pengertian
laporan keuangan adalah laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban,
berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:

a. Pemerintah pusat;
b. Pemerintah daerah;
c. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan
pemerintah pusat;
d. Suatu organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi dimaksud wajib menyampaikan laporan keuangan.
Menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, pelaporan
keuangan pemerintah daerah (pemda) seharusnya menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik
dengan :
a. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya keuangan;
b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

5
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil
yang telah dicapai;
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
entitas pelaporan maupun jangka panjang, termasuk yang berasal
dari pungutan pajak dan pinjaman;
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan Pemda
merupakan laporan keuangan gabungan dari seluruh SKPD dan laporan
keuangan PPKD sebagai PPKD/BUD. Laporan keuangan Pemda ini
dibuat setiap semester/tahunan dan merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah untuk tahun anggaran
tersebut.

2.1.2 Karakteristik Kualitatif LKPD


Menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan,
karakteristik kualitatif pelaporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya. Karakteristik kualitatif tersebut menjadi prasyarat
normatif yang diterapkan sehingga laporan keuangan pemerintah daerah
dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. Karakteristik kualitatif laporan
keuangan pemda terdiri atas:
1. Relevan
Relevan mengandung pengertian bahwa laporan keuangan
pemerintah daerah memuat informasi yang dapat dihubungkan
dengan maksud penggunaannya yaitu:
a. Laporan keuangan memuat informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasinya (feedback value).

6
b. Laporan keuangan memuat informasi yang dapat membantu
pengguna laporan keuangan untuk memprediksi masa yang akan
datang (predictive value).
c. Laporan keuangan disajikan tepat waktu (timeliness) sehingga
dapat berpengaruh dan berguna untuk pembuatan keputusan
pengguna laporan keuangan.
d. Penyajian laporan keuangan memuat informasi yang selengkap
mungkin (completeness) yaitu mencakup semua infomasi
akuntansi yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan
pengguna laporan.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuanagn pemerintah daerah bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan
setiap kenyataan secara jujur, dapat diverifikasi dan netral.
a. Jujur, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang
menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat diverifikasi, artinya bahwa laporan keuangan memuat
informasi yang dapat diuji dan apabila pengujian dilakukan lebih
dari sekali oleh pihak yang berbeda hasinya harus tetap
mempunyai kesimpulan yang sama.
c. Netral, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan umum dan tidak bias pada
kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan sebelumnya atau laporan keuangan
pemerintah daerah lainnya dengan syarat menetapkan kebijakan
akuntansi yang sama. Apabila pemerintah menggunakan kebijakan
akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi periode
sebelumnya maka perubahan tersebut harus diungkapkan pada
periode terjadinya perubahan tersebut.

7
4. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna laporan keuangan dan dinyatakan dalam bentuk
serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna
laporan.

2.1.3 Komponen-Komponen LKPD


Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) meliputi laporan
keuangan satuan kerja perangkat daerah dan laporan konsolidasi dari
seluruh laporan keuangan SKPD yang disusun dalam bentuk Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) meliputi :
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
b. Laporan Operasional (LO)
c. Neraca
d. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
e. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
f. Laporan Arus Kas (LAK
g. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

Sementara laporan keuangan yang disusun oleh SKPD melliputi :


a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
b. Laporan Operasional (LO)
c. Neraca
d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
e. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

2.1.4 Jenis-Jenis LKPD


Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan Paragraf 14 disebutkan
bahwa laporan keuangan (financial statement) pemerintah terdiri dari dua
jenis: (1) laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), dan (2)
laporan finansial (financial reports).

8
Laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) terdiri atas
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih (SAL). Hal ini sesuai karakteristik organisasi
pemerintahan sebagai pelaksana anggaran. Anggaran merupakan
instrumen penting bagi pemerintah yaitu sebagai alat pernyataan
kebijakan publik, target fiskal, dan pengendalian. Oleh karena itu, laporan
pelaksanaan anggaran merupakan laporan keuanngan penting untuk
transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pemerintahan.
Laporan finansial (financial reports) terdiri atas Neraca, Laporan
Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas
(LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan finansial ini
dapat dipersamakan dengan laporan keuangan pada organisasi
komersial. CaLK merupakan laporanyang tdiak terpisahkan dari laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finasial karena menjelaskan
secara rinci akun-akun di dalam kedua jenis laporan tersebut.

No. Kelompok Laporan Jenis Laporan


Keuangan
Laporan Pelaksanaan Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
1. Laporan Perubahan SAL (LPSAL)
Anggaran
Neraca
Laporan Operasional (LO)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
2. Laporan Finansial Laporan Arus Kas (LAK)
Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK)

2.1.5 Basis Akuntansi Pada LKPD


Basis akuntansi merupakan salah satu prinsip akuntansi untuk
menentukan periode pengakuan dan pelaporan suatu transaksi ekonomi
dalam laporan keuangan. Basis akuntansi yang umum di kenal yaitu :
1. Basis Kas (Cash Basis)
Menurut PSAP 01 basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi keuangan dan peristiwa lainnya pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar. Pada basis kas, pendapatan

9
diakui ketika kas diterima bukan ketika hak atas pendapatan tersebut
timbul dan belanja diakui ketika dibayar bukan ketika kewajiban
untuk membayar timbul. Pada basis kas, pembelian aset jangka
panjang tidak dikapitalisasi tapi seluruhnya diakui sebagai belanja,
sehingga tidak ada pencatatan dan penyajian atas aktiva tetap dan
termasuk peyusutannya.
2. Basis Kas Menuju Akrual (Cash Toward Accrual)
Basis kas menuju akrual dianut di Indonesia sebagaimana dalam PP
24 tahun 2005, dan ini ditegaskan dalam PSAP 01 paragraf 5 yang
menyatakan bahwa, basis akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dana dalam neraca. Meskipun menganut
basis kas menuju akrual, entitas pelaporan dapat menyajikan laporan
keuangan dengan sepenuhnya menggunakan basis akuntansi
akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dana.
3. Basis Akrual (Accrual Basis)
Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi
keuangan dan peristiwa ekonomi lainnya pada saat transaksi dan
peristiwa itu terjadi (bukan hanya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar). Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam
laporan keuangan pada periode terjadinya. Basis akrual telah
ditetapkan dalam PP nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP untuk
pelaporan keuangan bagi seluruh entitas pemerintahan, termasuk
pemerintah daera di Indonesia sudah harus menerapkannya
selambat-lambatnya tahun 2017 (Pasal 10 Permendagri 64 Tahun
2013).

10
2.2 Mekanisme Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Untuk bisa menyusun laporan keuangan Pemda, terlebih dahulu
disusun laporan keuangan Satuan Kerja secara terpisah, juga PPKD
menyusun laporan keuangan sebagai PPKD/BUD. Pada saat akan
disusun laporan keuangan pemda maka laporan keuangan SKPD dan
PPKD digabungkan untuk menjadi laporan keuangan tingkat Pemda.
Format laporan keuangan PPKD sama dengan laporan keuangan SKPD.
Yang berbeda dari kedua laporan keuangan tersebut adalah cakupan
transaksi dan akun yang digunakannya.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun dan disajikan
berdasarakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013
tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Pada Pemerintah Daerah dengan siklus akuntansi secara sederhana
digambarkan sebagai berikut.

Dokumen Catatan Laporan

Dokumen Laporan
Buku Jurnal Buku Besar
Transaksi 11 Keuangan

Pencatatan dan Penggolongan


Siklus akuntansi dimulai dengan pencatatan transaksi keuangan
atau aktivitas keuangan ke dalam jurnal. Transaksi yang telah dicatat
dalam jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam buku besar per akun atau
kode rekening. Pada tanggal tertentu (misal akhir periode), saldo dari
setiap akun atau kode rekening dari buku besar diikhtisarkan atau
dirangkum ke dalam neraca saldo. Neraca saldo menjadi dasar
penyusunan laporan keuangan.
Adapun siklus akuntansi keuangan daerah (Marja Sinurat, 2018)
meliputi :
a. Analisis transaksi dengan bukti transaksi
b. Pencatatan ke dalam jurnal
c. Posting ke buku besar
d. Penyusunan Neraca Saldo (Trial Balance)
e. Penyelesaian Kertas Kerja/Neraca Lajur (Work Sheet)
f. Penyusunan Jurnal Penyesuaian
g. Penyusunan Neraca Saldo setelah penyesuaian
h. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran
i. Jurnal Penutup LRA
j. Posting ke Buku Besar LRA
k. Penyusunan Laporan Operasional
l. Jurnal Penutup LO
m. Posting ke Buku Besar LO
n. Neraca Saldo setelah penutupan LRA dan LO
o. Neraca (Balance Sheet)

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang


Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Pasal 10 dijelaskan
bahwa Kepala SKPD dan PPKD menyusun laporan keuangannya masing-
masing dan menyampaikan kepada kepala daerah selambat-lambatnya
dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Kemudian PPKD akan
menyusun laporan keuangan Pemda yang mencakup laporan keuangan
SKPD dan PPKD/BUD sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

12
yagn selanjutnya akan disampaikan oleh Kepala Daerah kepada BPK
selambat-lambatnya 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir.

2.3 Faktor Penyebab Timbulnya Permasalahan Pelaporan


Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Dalam pelaporan dan pertanggungjawaban laporan keuangan
Pemda tentunya tidak terlepas dari kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Salah satu masalah yang sering terjadi pada suatu entitas
pelaporan khususnya pada pemerintah daerah adalah kesesuaian antara
yang dilaporkan dengan kenyataan (fakta) yang terjadi dilapangan. Hal
tersebut dapat terjadi karena antara lain :
1. Pengawasan Internal
Pengawasan internal merupakan salah satu bagian dari kegiatan
pengendalian interen yang berfungsi melakukan penilaian
independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam
organisasi pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain
adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak (Kepala Daerah) telah dipatuhi dan berjalan
sesuai dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya
pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang
tidak kalah pentingnya adalah menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai Unit/Satuan Kerja sebagai bagian yang
integral dalam organisasi Pemerintah Daerah. Untuk itu apabila
sistem pengawasan internal tidak melaksanakan tugas dengan baik
maka akan menimbulkan dampak pada pelaporan keuangan
pemerintah daerah.
2. Pemahaman Peraturan
Para pengelola perlu memiliki pemahaman memadai tentang standar
akuntansi keuangan daerah agar dapat menyajikan laporan
keuangan yang handal. Dalam fungsi pengukuran, akuntansi
melakukan proses pengumpulan, pencatatan realisasi pendapatan

13
dan belanja serta transaksitransaksi yang terjadi diluar pendapatan
dan belanja, serta aktivitas pelaporan. Selanjutnya akan dapat
digunakan sebagai pengukur kinerja ekonomis, efisiensi, dan
efektivitas pemerintah daerah.
3. Kapasitas SDM
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang
atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem
untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus
dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk
menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil
(outcomes). Pemerintah daerah sangat membutuhkan sumber daya
manusia yang professional dengan wawasan yang luas, memiliki
kompetensi dibidangnya dan memiliki jiwa berkompetensi yang
sportif. Sumber daya manusia yang professional akan mampu
menyelesaikan tugas dan pekerjaannya secara tuntas, berdasarkan
tugas pokok dan fungsinya. Sumber daya manusia yang berkualitas
dan kompeten dalam bidang akuntansi (keuangan) menjadi
penyangga utama untuk dapat tersusun laporan keuangan yang
berkualitas.
4. Penggunaan Teknologi Informasi
Pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen
dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara
terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit kerja. Sistem
informasi akuntansi berbasis komputer bertujuan untuk
memperlancar arus informasi dan untuk memberikan kemudahan
bagi para pengelola keuangan untuk menghasilkan informasi yang
dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap dan dapat dipaham.
5. Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi adalah kemampuan dan kemauan untuk
menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan
sasaran organisasi. Pada konteks pemerintahan, aparat yang

14
memiliki komitmen organisasi yang tinggi, akan menggunakan
informasi yang dimiliki untuk menyusun laporan keuangan menjadi
relatif lebih tepat. Dan dengan adanya komitmen organisasi yang
tinggi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian laporan
keuangan pemerintah yang reliable sesuai dengan SAP

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan daerah yang
disajikan oleh pemerintah daerah dengan mencakup karakteristik
kualitatif laporan keuangan yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan,
dan dapat dipahami. Laporan Keuangan yang disajikan oleh
Pemerintah daerah meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL),
Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CaLK). Di Indonesia laporan keuangan pemerintah menggunakan
basis kas menuju akrual ataupun basis akrual sepenuhnya sesuai
dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
2. Mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dimulai dengan menyusun laporan
keuangan SKPD dan laporan keuangan PPKD/BUD yang kemudian
digabungkan untuk menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD). Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) diserahkan
paling lama 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir kepada BPK
untuk diperiksa dan dievaluasi.
3. Faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan atau kendala
dalam pelaporan dan pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) ada lima yaitu pengawasan internal,
pemahaman terhadap peraturan, kapasitas SDM, penggunaan
teknologi informasi, dan komitmen organisasi.

16
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan faktor yang
menimbulkan kendala dalam pelaporan dan pertanggungjawaban Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) antara lain :

1. Untuk meninjau kembali dan memperbaiki atas kesalahan-kesalahan


yang terjadi pada sistem pengawasan internal pemerintah.
2. Untuk melakukan sosialisasi dan pembekalan terkait peraturan-
peraturan dalam pengelolaan keuangan daerah khususnya pada
pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.
3. Untuk meningkatkan kualitas SDM dalam mengelola dan menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) terutama dalam segi
moral dan kejujurannya.
4. Untuk menggunakan teknologi informasi dalam pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah secara bijak dan penuh rasa
tanggungjawab sehingga tidak terdapat kecurangan-kecurangan
dalam pelaporan keuangan daerah.
5. Untuk menjaga komitmen dan konsistensi organisasi dalam hal ini
Pemerintahan Daerah agar dalam pelaporan dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah disajikan secara
benar dan dapat dipercaya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sinurat, Marja. 2018. Akuntansi Keuangan Daerah. Bogor: Penerbit Ghalia


Indonesia.
Aidil, 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Penyusunan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ( Studi Empirriss pada
Pemerintah Kota Tebing Tinggi), USU. Medan.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
Tentang Keuangan Negara

Republik Indonesia. 2019. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019


Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010


Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006


Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintahan

https://www.bpk.go.id/ diakses pada tanggal 17 November 2020

18

Anda mungkin juga menyukai