Anda di halaman 1dari 12

Rangkuman Materi Kuliah (RMK)

Kelompok 2
“Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”

Disusun Oleh :
Yudha Tri Haryogi (20013010199)
Bagas Arya Satya Dinata (23013010276)
Pramadita Maharani (23013010282)
Via Nur Mahera (23013010285)
Salsabila Azka Az Zahra (23013010292)
Karoma (23013010294)
Siti Nur Ashikin (23013010295)

Dosen Pengampu :
Fajar Syaiful Akbar, SE, M.Aks,CTC.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2024
Kata Pengantar
Pertama - tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Fajar Syaiful Akbar, SE, M.Aks, CTC
selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah mengarahkan kami dalam
pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan - rekan yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat
bernilai baik untuk semua pihak.
Kami juga memohon maaf sebesar - besarnya apabila di dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun referensi yang digunakan. Oleh
karena itu kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun guna
pembelajaran dan evaluasi kedepannya. Akhir kata kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak dan digunakan sebaik - baiknya.

Surabaya, 15 April 2024

Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………. i

Daftar Isi………………...………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………….………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………. 2

1.3 Tujuan Makalah……...……………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah…………………………. 3

2.2 Pentingnya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah …………..... 3

2.3 Laporan Keuangan dan Penggunaan …………………………….... 4

2.4 Komponen Laporan Keuangan Keuangan Daerah………………. 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………... 7

3.2 Saran…………………………………………..……………………... 7

BAB IV OPINI KELOMPOK…………………………………………..………….… 8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..……………………... 9

ii
[1]

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah daerah sebagai pihak yang diberi amanah oleh rakyat untuk menyelenggarakan
pemerintahan harus mempertanggungjawabkan kinerja kepada rakyat dan laporan keuangan
yang disusun pada akhir tahun anggaran merupakan salah satu mekanisme
pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat dan pengelolaankeuangan daerah, khususnya
yang berkaitan dengan akuntansi dan akuntabilitas yangmengacu pada peraturan perundang-
undangan. Dalam era transparansi dan akuntabilitas pemerintahan saat ini, laporan keuangan
pemerintah daerah menjadi dokumen penting yang mencerminkan kinerja dan integritas
pengelolaan keuangan daerah. Laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu tidak hanya
memenuhi kewajiban legal, tetapi juga meningkatkan kepercayaan publik terhadap
pemerintah daerah.

Pemerintah juga berkewajiban untuk membuat laporan keuangan sebagai alat


pengendalian, evaluasi kerja, salah satu pertanggungjawaban, dan dasar pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, pemerintah diharuskan membuat laporan keuangan yang
berkualitas agar para pemakai laporan keuangan dapat memahami informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan tersebut. Apabila laporan keuangan pemerintah buruk dapat
menimbulkan implikasi yang negatif, yaitu menurunkankepercayaan masyarakat dalam
pengelolaan dana publik (pemerintah) dan kualitas keputusan menjadi buruk. Selain itu,
pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk mengelola sumber daya yang berasal dari
pajak rakyat dan alokasi anggaran pusat dengan efisien dan efektif. Oleh karena itu, laporan
keuangan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang berlaku dan harus
mampu memberikan informasi yang jelas mengenai posisi keuangan, hasil operasi, serta
perubahan dalam ekuitas. Namun, masih terdapat tantangan dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan yang berkualitas. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi pemerintahan, sistem pengelolaan
keuangan yang
belum terintegrasi dengan baik, serta rendahnya kesadaran akan pentingnya good governance
dalam pengelolaan keuangan daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka rumusan masalah ialah sebagai
berikut:

1. Apa itu laporan keuangan pemerintah daerah?


2. Apa pentingnya laporan keuangan pemerintah daerah?
3. Bagaimana penggunaan laporan keuangan keuangan daerah?
4. Apa saja komponen laporan keuangan keuangan daerah?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa itu laporan keuangan pemerintah daerah.


2. Mengetahui pentingnya laporan keuangan pemerintah daerah.
3. Mengetahui cara penggunaan laporan keuangan keuangan daerah.
4. Mengetahui komponen-komponen laporan keuangan keuangan daerah.
[3]

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah
untuk menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan
kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna daya. Secara
spesifik, tujuan laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.
Kewajiban pemerintah daerah untuk menyelenggarakan akuntansi dan pelaporan
keuangan dilakukan dalam rangka meningkatkan akuntanbilitas dan transparansi. Dalam
rangka pengelolaan keuangan daerah (SKPD) dan satuan kerja pengelola keuangan daerah
(SKPKD) wajib menyampaikan laporan keuangan yang mencakup : (i) laporan realisasi
anggaran, (ii) neraca keuangan, (iii) laporan arus kas dan (iv) catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
Sebelum dilaporkan kepada masyarakat melalui DPRD, laporan keuangan harus diperiksa
terlebih dahulu oleh badan pemeriksa keuangan (BPK).
Penyusunan laporan keuangan dilakukan tiap-tiap SKPD. Selanjutnya laporan keuangan
tersebut akan dikonsolidasikan oleh SKPKD menjadi laporan keuangan pemerintah
provinsi/kota/kabupaten. Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang
telah dilakukan. Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang
dinyatakan standar akuntansi pemerintah.

2.2 Pentingnya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Pemerintah daerah adalah suatu entitas pelaporan keuangan publik yang harus
mempertanggungjawabkan tata kelola keuangan daerah kepada para stakeholder bagaimana
diatur dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Pembuatan laporan keuangan
ini dilakukan setelah adanya laporan keuangan SKPD dengan batasan watku dua bulan setelah
[4]

tahun anggaran berakhir. Sebelum diserahkan kepada DPRD, laporan keuangan pemerintah
daerah terlebih dahulu diaudit oleh lembaga negara yang indenpenden yaitu BPK RI dalam
waktu paling lambat enam bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Laporan keuangan merupakan tindak lanjut paket undang-undang tentang keuangan
negara. Hal ini menjadi suatu fenomena baru bagi pemerintah, khususnya pemerintah daerah
dalam melakukan pengelolaan keuangan agar menjadi lebih baik, walaupun dalam waktu
singkat masih banyak yang kurang yakin bahwa pengelolaan keuangan sesuai paket undang-
undang tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya
pemerintahan daerah yang belum mampu melakukan pelaporan keuangan sesuai pelaporan
yang ada. Secara kuantitas, hal ini tercermin melalui jumlah pemerintah daerah yang
mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK mengenai pelaksanaan laporan
keuangan, dimana hasilnya sangat belum memenuhi harapan masyarakat. Dengan tidak
sempurnanya pengelolaan keuangan daerah sebagiamana yang diharapkan oleh masyarakat
karena banyaknya komponen laporan keuangan yang perlu dimasukkan sehingga sulit
menidentifikasi secara wajar. Hal ini mengakibatkan opini BPK RI terhadap laporan keuangan
Pemerintah Daerah masih sangat sedikit yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Para pengguna yang membaca laporan keuangan akan mempertanyakan apakah penurunan ini
terjadi akibat penyimpangan di daerah atau ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola
keuangan atau mungkin karena adanya peraturan- peraturan tentang tata cara pengelolaan
keuangan yang belum dapat memberikan pemahaman yang sama dengan pembuat aturan
tersebut.
Asumsi-asumsi pertanyaan tersebut tidak harus menyalahkan pihak- pihak yang
berkepentingan dalam pengelolaan keuangan daerah, namun diperlukan adanya pemahaman
yang sama anatar pengambil kebijakan, pelaksana pengelolaan keuangan daerah, maupun para
auditor sehingga pemerintah daerah akan lebih leluasa dalam memperbaiki mekanisme
pengelolaan keuangan agar setiap tahun ada perbaikan.

2.3 Laporan Keuangan dan Penggunaan Laporan Keuangan Keuangan Daerah


Selama puluhan tahun bahkan sejak indonesia merdeka, laporan keuangan pemerintah
belum pernah dikelola dengan transparan sehingga masyarakat sulit untuk memperoleh
informasi keuangan negara maupun keuangan daerah sesuai mekanisme pengelolaan. Namun,
[5]

dalam era transparansi pertanggungjawaban keuangan daerah mutlak diperlukan agar


stakeholder mengetahui kebijakan pengelolaan keuangan selama satu tahun anggaran. Sistem
akuntansi atau penatausahaan keuangan di masa lalu dilakukan dengan sistem pembukuan
tunggal yang berbasis kas, mengakui pendapatan pada saat diterimanya kas, dan mengakui
belanja atau biaya pada saat dikeluarkannya kas. Pada alokasi sumber daya lainnya,
pertanggungjawaban kepada publik terbatas pada penggunaan kas, dan tidak mencantumkan
pertanggungjawaban atas pengelolaan aktiva lainnya serta utang atau kewajiban.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka informasi keuangan yang dituangkan dalam laporan
keuangan harus dapat dipahami oleh stakeholder. Informasi tersebut tidak hanya sebatas pada
transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pengeluaran kas, melainkan juga
kewajiban yang membutuhkan penyelesaian kas di masa depan dan informasi lain yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Dengan melihat penyampaian
informasi keuangan yang disampaikan kepada stakeholder melalui laporan keuangan, maka
sistem akuntansi atau penatausahaan keuangan dilakukan perubahan dari basis kas menjadi
sitem akuntansi berbasis akrual sebagaimana tertulis dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun
2003.
Adanya Peraturan Tersebut diharapkan terjadi pemahaman yang sama tentang
pengelolaan keuangan sehingga pihak yang menggunakan laporan keuangan daerah akan
mempunyai standar yang sama dalam menilai tingkat kewajaran pengelolaan keuangan daerah.
Penggunaan standar akuntansi yang sama mengakibatkan pertanggungjawaban
Keuangan Pemerintah Daerah dalam hal distribusi alokasi sumber daya sudah dapat dipercaya
karena sesuai dengan visi dan misi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada
stakeholder. Alokasi Sumber daya tersebut setap tahun dituangkan dalam peraturan Daerah
tentang APBD. Pada akhir tahun anggaran akan dilakukan audit oleh BPK, audit tersebut akan
disimpulkan dalam bentuk opini-opini BPK sebagimana telah dijelaskan diatas.

2.4 Komponen Laporan Keuangan Keuangan Daerah


Komponen laporan keuangan keuangan daerah terbagi menjadi dua faktor utama,yaitu:
● Laporan Realisasi Anggaran (LRA): Menyajikan informasi mengenai realisasi
pendapatan dan belanja selama periode pelaporan dibandingkan dengan anggaran yang
telah ditetapkan.
[6]

● Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL): Menjelaskan perubahan saldo


anggaran lebih (SAL) selama periode pelaporan.
Laporan Keuangan (LK)
● Neraca: Memberikan gambaran posisi keuangan daerah pada tanggal tertentu, yang
menunjukkan aset, liabilitas, dan ekuitas daerah.
● Laporan Operasional (LO): Menyajikan informasi mengenai kinerja keuangan daerah
selama periode pelaporan, yang menunjukkan hasil usaha, beban, dan laba/rugi.
● Laporan Perubahan Ekuitas (LPE): Menjelaskan perubahan ekuitas daerah selama periode
pelaporan, yang menunjukkan sumber dan penggunaan ekuitas.
● Laporan Arus Kas: Menyajikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar dari
kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan selama periode pelaporan.
● Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK):yang memberikan penjelasan naratif atau rincian
lebih lanjut mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Tujuan penyusunan laporan keuangan daerah adalah untuk memberikan informasi yang
relevan dan andal mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas daerah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, seperti DPRD, BPK, masyarakat, dan pihak-pihak lain yang
membutuhkan.
Manfaat penyusunan laporan keuangan daerah antara lain:
● Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah.
● Mendukung pengambilan keputusan yang efektif dan efisien.
● Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
● Memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan.
[7]

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan pemerintah daerah sangat penting dalam memastikan akuntabilitas
dan transparansi pengelolaan keuangan daerah. Laporan keuangan memberikan informasi
relevan dan andal mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas daerah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, seperti DPRD, BPK, dan masyarakat. Penyusunan laporan
keuangan harus sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan dan disusun oleh SKPD
kemudian dikonsolidasikan oleh SKPKD. Penerapan standar akuntansi yang sama
meningkatkan kepercayaan dan pemahaman yang sama.

3.2 Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak
ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa
terus menghasilkan manfaat bagi banyak orang.
[8]

BAB IV
OPINI KELOMPOK

Materi kuliah mengenai laporan keuangan pemerintah daerah merupakan salah satu fondasi
penting dalam studi akuntansi sektor publik. Hal ini sangat relevan mengingat pentingnya
transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan publik, terutama di tingkat
lokal. Materi ini memungkinkan mahasiswa untuk memahami secara komprehensif bagaimana
keuangan sebuah daerah dikelola dan dilaporkan kepada masyarakat.

Penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah melibatkan berbagai tahapan, mulai dari
pengumpulan data transaksi keuangan, pengklasifikasian informasi keuangan sesuai dengan
standar akuntansi sektor publik yang berlaku, hingga penyusunan laporan keuangan yang akurat
dan relevan. Mahasiswa akan mempelajari konsep-konsep dasar akuntansi sektor publik, seperti
basis akrual, pengukuran kinerja, dan klasifikasi transaksi keuangan berdasarkan jenisnya.

Selain itu, materi ini juga mencakup pemahaman tentang regulasi yang mengatur penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah, seperti peraturan pemerintah dan standar akuntansi yang
dikeluarkan oleh badan-badan otoritatif. Mahasiswa akan mempelajari pentingnya kepatuhan
terhadap regulasi ini dalam rangka memastikan keberlanjutan dan keandalan informasi keuangan
yang disajikan.

Dalam analisis kinerja keuangan pemerintah daerah, mahasiswa akan diajak untuk mengevaluasi
kesehatan keuangan, efisiensi pengeluaran, dan pencapaian tujuan pembangunan daerah. Hal ini
melibatkan pemahaman tentang rasio keuangan, tren pendapatan dan belanja, serta faktor-faktor
eksternal yang dapat memengaruhi kinerja keuangan sebuah daerah.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang laporan keuangan pemerintah daerah, mahasiswa
dapat mempersiapkan diri untuk berbagai peran di sektor publik, mulai dari pejabat keuangan
hingga auditor atau analis keuangan. Mereka juga akan terlatih untuk menjadi agen perubahan
dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan publik,
sehingga dapat mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
[9]

DAFTAR PUSTAKA
Priono, H., Widajantie T. D., Akbar, F. S., & Muslimin. (2024). Akuntansi Sektor Publik

(Revisi). Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai