Dosen Pengampu:
Oleh Kelompok 9 :
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan kesempatan yang telah diberikan kepada kami yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat.
Sekaligus pula, kami menyampaikan rasa terimakasih untuk Ibu Dr. Vince Ratnawati,
M.Si.,Ak.,CA. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Kami juga berharap dengan adanya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan Sistem Akuntansi Pemerintah
Pusat.
Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
KESIMPULAN ................................................................................................. 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga
tinggi Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari
APBN (terkait dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat
diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan Negara.
4
(LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis
akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
tentang Sistem Akuntansi Pemerintah, sistem akuntansi pemerintah pusat telah
dikembangkan dan diimplementasikan secara bertahap. Tahap pertama dilak-
sanakan mulai tahun anggaran 1993/1994, dan diikuti dengan tahap-tahap
berikutnya, dan yang pada tahun anggaran 1999/2000, implementasi SAPP telah
mencakup seluruh Departemen/Lembaga di seluruh propinsi.
Walaupun target jangka waktu bagi penerapan sistem ini adalah empat
tahun, dimulai untuk Anggaran 1993/1994, hingga tahun 2001 belum ada
departemen/non-departemen yang menerapkan SAPP secara penuh. Rendahnya
penerapan sistem ini pada tingkat daerah disebabkan, antara lain oleh kurangnya
sosialisasi yang terencana, kurangnya sumber daya manusia, resistensi dari
pengguna sistem terhadap perubahan, kurang koordinasi antarlembaga terkait,
hingga UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan UU
Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Daerah, yang memberikan keleluasaan daerah untuk mengelola keuangannya.
Belum adanya Standar Akuntansi Pemerintah untuk menyamakan persepsi para
penyusun neraca juga menjadi kendala bagi penerapannya, sehingga penyusunan
neraca pusat dan proses konsolidasi dengan pemerintah pusat belum dapat
dilakukan.
b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan
kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang
berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap
7
otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas;
a. Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis
akrual. Penerapan basis kas tetap digunakan dalam penyusunan Laporan Realisasi
Anggaran sepanjang APBN disusun menggunakan pendekatan basis kas.
8
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam melakukan
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan terhadap transaksi
keuangan entitas pemerintah pusat.
9
(UAPBUN);
3. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
tingkat Pusat (UAKBUN-Pusat);
4. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Koordinator Kuasa Bendahara Umum
Negara tingkat Kantor Wilayah (UAKKBUNWilayah);
5. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
Tingkat Daerah/KPPN (UAKBUN-Daerah/KPPN);
6. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran Eselon
I Bendahara Umum Negara (UAPPA-E1 BUN); dan
7. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Umum Negara (UAKPA BUN).
10
(UAKPA).
11
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
12
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada
DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK.
Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional
(LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis
akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn1617-
2013lamp.pdf
https://www.academia.edu/24791275/sistem_akuntansi_pemerintah_pusat
https://www.academia.edu/37784047/SISTEM_AKUNTANSI_PEMERINTA
H_PUSAT_DI_INDONESIA
14