Anda di halaman 1dari 14

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Dosen Pengampu:

Dr. Vince Ratnawati, M.Si., Ak., CA

Oleh Kelompok 9 :

1. Rani Jayanti (2202113017)

2. Ike Yuliana Suryani (2202110827)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan kesempatan yang telah diberikan kepada kami yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat.

Sekaligus pula, kami menyampaikan rasa terimakasih untuk Ibu Dr. Vince Ratnawati,
M.Si.,Ak.,CA. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Kami juga berharap dengan adanya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan Sistem Akuntansi Pemerintah
Pusat.

Pekanbaru, 10 April 2023

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

2.1 Pengertian SAPP .......................................................................................... 6

2.2 Perkembangan SAPP ................................................................................... 6

2.3 Tujuan dari SAPP......................................................................................... 7

2.4 Karakteristik SAPP ...................................................................................... 8

2.5 Kerangka Umum SAPP................................................................................ 9

2.6 Jenis-jenis Laporan Keuangan SAPP ......................................................... 11

BAB III PENUTUPAN ......................................................................................... 12

KESIMPULAN ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem akuntansi


yang mengolah semua transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pemerintah pusat, yang menghasilkan informasi akuntansi dan laporan
keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang
diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun
oleh berbagai tingkat manajemen pada pemerintah pusat.

Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga
tinggi Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari
APBN (terkait dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat
diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan Negara.

Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku untuk seluruh unit organisasi


pada Pemerintah Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan yang dananya bersumber
dari APBN serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.Sistem
akuntansi pemerintah pusat memiliki tujuan dan karakteristik untuk mencapai
tujuanya.

Kemudian, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan


kepada DPR sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum
disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK.
Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional

4
(LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis
akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdapat 2 sub sistem yaitu,


Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan selaku BUN dan Pengguna Anggaran Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP). Dan juga, Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.Dalam pelaksanaan SAI,
Kementerian Negara/Lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit
akuntansi barang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat?


2. Bagaimana Perkembangan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat?
3. Apa Tujuan dari Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat?
4. Bagaimana Karakteristik Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat?
5. Bagaimana Kerangka Umum Akuntansi Pemerintah Pusat?
6. Apa Saja Jenis-jenis Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Pemerintah
Pusat?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


2. Mengetahui Perkembangan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
3. Mengetahi Tujuan dari Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
4. Mengetahui Karakteristik Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
5. Mengetahui Kerangka Umum Akuntansi Pemerintah Pusat
6. Mengetahui Jenis-jenis Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Pemerintah
Pusat

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat(SAPP)

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem akuntansi yang


mengolah semua transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pemerintah pusat, yang menghasilkan informasi akuntansi dan laporan
keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang
diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun
oleh berbagai tingkat manajemen pada pemerintah pusat.

2.2 Perkembangan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat(SAPP)

Modernisasi akuntansi keuangan di sektor pemerintah dimulai tahun 1982. Studi


ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan negara
oleh Badan Akuntansi Negara (BAKUN), yang merupakan unit eselon 1
Departemen Keuangan, melalui Proyek Penyempurnaan Sistem Akuntansi dan
Pengembangan Akuntansi (PPSAPA) dengan bantuan pembiayaan dari Bank
Dunia. latar belakang proyek ini bermula dari kondisi sistem akuntansi dan
pencatatan yang masih menggunakan single entry, sehingga terdapat beberapa
kelemahan yaitu:
1. Proses penyusunan lambat karena disusun dari sub sistem yang terpisah-
pisah dan tidak terpadu
2. Sistem single entry tidak lagi memadai menampung kompleksitas transaksi
keuangan pemerintah
3. Sulit dilakukan rekonsiliasi
4. Tidak mendasarkan pada Standar akuntansi Keuangan Pemerintah
5. Tidak dapat menghasilkan neraca pemerintah
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 476/KMK.O1/1991

6
tentang Sistem Akuntansi Pemerintah, sistem akuntansi pemerintah pusat telah
dikembangkan dan diimplementasikan secara bertahap. Tahap pertama dilak-
sanakan mulai tahun anggaran 1993/1994, dan diikuti dengan tahap-tahap
berikutnya, dan yang pada tahun anggaran 1999/2000, implementasi SAPP telah
mencakup seluruh Departemen/Lembaga di seluruh propinsi.

Walaupun target jangka waktu bagi penerapan sistem ini adalah empat
tahun, dimulai untuk Anggaran 1993/1994, hingga tahun 2001 belum ada
departemen/non-departemen yang menerapkan SAPP secara penuh. Rendahnya
penerapan sistem ini pada tingkat daerah disebabkan, antara lain oleh kurangnya
sosialisasi yang terencana, kurangnya sumber daya manusia, resistensi dari
pengguna sistem terhadap perubahan, kurang koordinasi antarlembaga terkait,
hingga UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan UU
Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Daerah, yang memberikan keleluasaan daerah untuk mengelola keuangannya.
Belum adanya Standar Akuntansi Pemerintah untuk menyamakan persepsi para
penyusun neraca juga menjadi kendala bagi penerapannya, sehingga penyusunan
neraca pusat dan proses konsolidasi dengan pemerintah pusat belum dapat
dilakukan.

2.3 Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat(SAPP)

SAPP bertujuan untuk:

a. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan,


pemrosesan, dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan
standar dan praktik akuntansi yang diterima secara umum;

b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan
kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang
berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap

7
otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas;

c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu


instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan; dan

d. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan,


pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

2.4 Karakteristik Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat(SAPP)

a. Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis
akrual. Penerapan basis kas tetap digunakan dalam penyusunan Laporan Realisasi
Anggaran sepanjang APBN disusun menggunakan pendekatan basis kas.

b. Sistem Pembukuan Berpasangan


Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar akuntasi yaitu
Aset = Kewajiban + Ekuitas. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet
perkiraan dan mengkredit perkiraan yang terkait. Namun demikian untuk
akuntansi atas anggaran dilaksanakan secara single entry (pembukuan tunggal).

c. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi


Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas dilaksanakan secara
berjenjang oleh unit-Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan baik di kantor pusat
instansi maupun di daerah.

d. Bagan Akun Standar


SAPP menggunakan bagan akun standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.

e. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

8
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam melakukan
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan terhadap transaksi
keuangan entitas pemerintah pusat.

2.5 Kerangka Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat(SAPP)

SAPP terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Bendahara Umum Negara


(SABUN). SABUN dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN dan
Pengguna Anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BABUN).
SABUN terdiri dari beberapa subsistem, yaitu:

1) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pusat (SiAP);


2) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Utang Pemerintah (SAUP);
3) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah (SIKUBAH);
4) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah (SAIP);
5) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Penerusan Pinjaman
(SAPPP);
6) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Transfer ke Daerah (SATD);
7) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Belanja Subsidi (SABS);
8) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Belanja Lainnya (SABL);
9) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Transaksi Khusus (SATK); dan
10) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Lainnya (SAPBL).

Dalam pelaksanaan SABUN, Kementerian Keuangan selaku BUN membentuk


Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Bendahara Umum Negara sebagai
berikut:

1. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Bendahara Umum Negara (UABUN);


2. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Bendahara Umum Negara

9
(UAPBUN);
3. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
tingkat Pusat (UAKBUN-Pusat);
4. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Koordinator Kuasa Bendahara Umum
Negara tingkat Kantor Wilayah (UAKKBUNWilayah);
5. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
Tingkat Daerah/KPPN (UAKBUN-Daerah/KPPN);
6. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran Eselon
I Bendahara Umum Negara (UAPPA-E1 BUN); dan
7. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Umum Negara (UAKPA BUN).

Pembentukan Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan lingkup BUN dapat


disesuaikan dengan karakteristik entitas.

b. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi (SAI). Sistem Akuntansi


dan Pelaporan Keuangan Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian
negara/lembaga. Kementerian negara/lembaga melakukan pemrosesan data untuk
menghasilkan Laporan Keuangan.

Dalam pelaksanaan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk Unit Akuntansi


dan Pelaporan Keuangan dan Unit Akuntansi dan Pelaporan Barang Milik Negara
(BMN).

Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada SAI, terdiri dari:

1. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengguna Anggaran (UAPA);


2. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran-
Eselon1 (UAPPA-E1);
3. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran-
Wilayah (UAPPA-W); dan
4. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran

10
(UAKPA).

Unit Akuntansi dan Pelaporan BMN pada SAI, terdiri dari:

1. Unit Akuntansi dan Pelaporan Pengguna Barang (UAPB);


2. Unit Akuntansi dan Pelaporan Pembantu Pengguna Barang–Eselon1 (UAPPB-
E1);
3. Unit Akuntansi dan Pelaporan Pembantu Pengguna Barang–Wilayah (UAPPB-
W); dan
4. Unit Akuntansi dan Pelaporan Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).

Pembentukan Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan lingkup kementerian


negara/lembaga dapat disesuaikan dengan karakteristik entitas.

2.6 Jenis-jenis Laporan Keuangan SAPP

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai


pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR
RI, LKPP tersebut terlebih dahulu direvisi oleh Aparat Pengawasan Intern dan
diaudit oleh BPK.

LKPP terdiri dari:


a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
c. Neraca;
d. Laporan Operasional;
e. Laporan Arus Kas;
f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
g. Catatan atas Laporan Keuangan.

11
BAB III
PENUTUPAN

KESIMPULAN

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem akuntansi


yang mengolah semua transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pemerintah pusat, yang menghasilkan informasi akuntansi dan laporan
keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang
diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun
oleh berbagai tingkat manajemen pada pemerintah pusat.

SAPP terbagi menjadi 2 subsistem, yaitu :


• Sistem akuntansi Pusat (SiAP) terdiri atas:
1. SAKUN, yaitu subsistem SiAP yang menghasilkan laporan arus kas
dan neraca KUN.
2. SAU, yaitu subsistem SiAP yang akan menghasilkan LRA pemerintah
pusat.
• Sistem akuntansi Instansi (SAI) terdiri atas dua subsistem, yaitu:
1. SAK; subsistem dari SAI yang menghasilkan informasi mengenai
LRA, neraca, dan catatan atas laporan keuangan milik kementrian
/instansi
2. SIMAK-BMN: Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara yang selanjutnya disebut SIMAK-BMN adalah subsistem
dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling
berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka
menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN
serta laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

12
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada
DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK.
Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional
(LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis
akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn1617-
2013lamp.pdf

https://www.academia.edu/24791275/sistem_akuntansi_pemerintah_pusat

https://www.academia.edu/37784047/SISTEM_AKUNTANSI_PEMERINTA
H_PUSAT_DI_INDONESIA

14

Anda mungkin juga menyukai