Anda di halaman 1dari 16

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

Dosen pengampu: Putri Kemala Dewi Lubis, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun oleh:

AVIS RAJA PURBA (7203540027)

PASTRIONO LEONARDA MALAU


(7202540007)

PUTRY ADELINA SIAGIAN (7202240002)

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)

Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Daerah di atur dengan peraturan
Menteri Keuangan nomor 238 tahun 2011 tentang pedoman umum sistem akuntansi
pemerintahan. SAPP adalah sistem akuntansi yang mengolah semua transaksi keuangan, aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintahan pusat yang menghasilkan informasi akuntansi dan
laporan keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan baik yang diperlukan
oleh badan diluar pemerintahan pusat seperti DPR, maupun oleh berbagai tingkat
manajemen pada pemerintah pusat.

Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Tujuan SAPP adalah untuk menyediakan informasi Keuangan yang diperlukan dalam hal
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pengendalian, perencanaan,
perumusan kebijakan, pengambil keputusan, dan penilaian kinerja pemerintahan dan sebagai
upaya mempercepat penyajian perhitungan anggaran negara serta memudahkan pemeriksaan
oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien. Dalam pedoman pelaksanaan
SAPP, yang menjadi satu kesatuan dengan KMK di atas, SAPP ini mempunyai beberapa
tujuan yakni:

1. Menjaga aset pemerintah pusat dan instansi di bawahnya melalui pencatatan,


pemprosesan, dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten Sesuai dengan
standar dan praktik akuntansi yang diterima secara umum.
2. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan
keuangan pemerintah pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna
sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi
anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.
3. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi
dan pemerintah pusat secara keseluruhan
4. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

B. RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI


PEMERINTAH PUSAT
Ruang Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

SAPP berlaku untuk seluruh organisasi pemerintah pusat dan Uni akuntansi pada
pemerintah daerah dalam pelaksanaan dekonsentrasi dan atau tugas pembantuan serta
pelaksanaan anggaran pembiayaan dan perhitungan. Peraturan ini diperbaharui dan
diresmikan mulai 1 Januari 2003 dengan terbitnya keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 337/ KMK. 012/2003 tanggal 18Juli 2003 tentang sistem akuntansi dan
laporan keuangan pemerintah pusat. Organisasi pemerintah tersebut terdiri atas entitas
akuntansi pemerintah, secara garis besar terdiri atas:

1) Lembaga Tertinggi Negara


2) Lembaga Tinggi Negara
3) Pemerintah Pusat
4) Departemen Lembaga
5) Bagian Anggaran

Tidak termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Menteri Keuangan ini adalah:

1) Pemerintah Daerah
2) BUMN/ BUMD yang terdiri dari:
a. Perusahaan Perseroan
b. Perusahaan Umum
3) Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah

Karakteristik Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Adapun karakteristik sistem akuntansi pemerintah pusat adalah sebagai berikut:

1. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas, untuk
pengakuan dan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran, dan
basis akrual, untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca. Basis Kas adalah
basis akuntansi si yang mengakui pengaruh dari transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar melalui kas umum negara.

2. Sistem pembukuan berpasangan

Sistem pembukuan berpasangan didasarkan atas persamaan dasar akuntansi, yaitu:


AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

Setiap transaksi yang dibukukan dengan mendebit sebuah perkiraan dan mengkredit
perkiraan lain yang terkait.

3. Dana Tunggal

Kegiatan akuntansi mengacu kepada UU APBN sebagai landasan operasional. Dana tunggal
ini merupakan tempat dimana pendapatan dan belanja pemerintah dipertanggungjawabkan
sebagai kesatuan tunggal.

4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh
unit-unit akuntansi baik itu di kantor pusat maupun di daerah.

5. Bagan Perkiraan Standar (BPS)

SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh menteri keuangan yang berlaku
untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi. BPS adalah daftar perkiraan buku besar yang
ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan
anggaran, serta pembukuan dan pelaporan keuangan pemerintah.

6. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

SAPP mengacu pada standar akuntansi pemerintahan dalam melaksanakan pengakuan,


penilaian, pencatatan, penyajian dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam
rangka penyusunan laporan keuangan.

Perkembangan Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintah

Akuntansi pemerintahan di Indonesia mengalami beberapa fase perkembangan mulai dari era
Orde Lama, Orde Baru sampai orde reformasi. Adapun fase perkembangan regulasi sistem
akuntansi pemerintah dijelaskan berikut:

1. Fase Tahun 1975

Pada Fase ini yang ada baru sistem administrasi atau tata usaha keuangan daerah.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan pemerintahan khususnya pemerintah daerah
mendasarkan pada
A. UU Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di
daerah
B. Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1975 tentang pengurusan
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.
C. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1975 tentang penyusunan
APBD, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan penyusunan
perhitungan APBD.
2. Fase Tahun 1979-1980
1) Sistem administrasi pemerintahan masih dilakukan secara manual belum dikenal
sistem komputerisasi yang terintegrasi
2) belum dimiliki standar akuntansi pemerintah
3) Satu-satunya laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah kepada DPR berupa
perhitungan anggaran negara yang disajikan berdasarkan sumbangan perhitungan
anggaran dari departemen atau lembaga yang disusun secara manual atau single entry.
4) Penyampaian laporan PAN oleh pemerintah kepada DPR dilaksanakan dalam waktu
2 sampai 3 tahun
5) Departemen Keuangan mulai membuat rencana studi modernisasi sistem akuntansi
pemerintah

3. Fase Tahun 1986


1) Dibuat desain pengembangan sistem akuntansi pusat dan sistem akuntansi instansi
dengan mengusulkan disusunnya bagan akun standar dan standar akuntansi
pemerintahan serta pembentukan unit Eselon 1 di lingkungan Departemen Keuangan
yang memegang fungsi akuntansi dan pelaporan.
2) Sistem Iya disetujui departemen keuangan pada saat itu adalah penyusunan alokasi
anggaran, proses penerimaan dan pengeluaran melalui Kantor Pelayanan
perbendaharaan negara, pembuktian bukti jurnal dan datar transaksi sebagai dasar
pembukuan dalam buku besar secara manual.

4. Fase Tahun 1987-1988


1) Mulai dilakukan simulasi sistem manual pada Departemen Pekerjaan Umum sosial,
perdagangan dan pada wilayah Jakarta, Medan dan Surabaya
2) Pada saat bersamaan, timbul pemikiran Penggunaan komputer untuk proses akuntansi
dan pada tahun 1989 usulan pengembangan sistem akuntansi pemerintahan berbasis
komputer disetuji departemen keuangan dan Bank Dunia dalam bentuk proyek
pengembangan sistem akuntansi pemerintahan tahap pertama, tetapi sistem
fungsional masih berdasar pada desain manual sebelumnya, belum sampai proses
yang menyeluruh yang dapat menghasilkan laporan keuangan.

5. Fase Tahun 1992

Dibentuk badan akuntansi keuangan negara yang mempunyai fungsi sebagai central
accounting Office, yang bukan sekedar membukukan namun memerlukan adanya standar
akuntansi pemerintah dan selanjutnya melaksanakan implementasi sistem yang telah
dirancang.

6. Fase Tahun 2001-2002


1) 1 Januari 2001 otonomi daerah dan desentralisasi fiskal serentak dilaksanakan di
Indonesia
2) Terdapat perubahan format anggaran dan pelaporan nya
3) Dikeluarkan Kemendagri 29 tahun 2002 yang mulai mengenalkan penggunaan
akuntansi basis kas modifikasian serta pembukuan berpasangan untuk pencatatan
keuangan pemerintah daerah

7. Fase Tahun 2003-2004

Reformasi akuntansi sektor publik dimulai dengan diterbitkannya 3 undang-undang


keuangan negara yaitu:

A. UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara


B. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara
C. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara

8. Fase Tahun 2005

1.Komite standar akuntansi pemerintahan dibentuk dengan Keppres Nomor 84 tahun 2004
diubah dengan Keppres Nomor 2 Tahun 2005, Keppres Nomor 3 Tahun 2009
2.Standar akuntansi pemerintahan untuk pertama kali di miliki dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005

3.Mulai tahun 2005 laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah disusun berdasarkan
standar akuntansi pemerintahan

9. Fase Tahun 2010

Dikeluarkan peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang standar akuntansi


pemerintahan menggantikan PP Nomor 24 tahun 2005. Berdasarkan PP nomor 71 tahun
2010 pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan akuntansi akrual penuh tidak lagi cash
toward accrual selambat-lambatnya tahun 2015.

Jenis- jenis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan keuangan pemerintah pusat disampaikan kepada DPR sebagai pertanggungjawaban


atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih
dahulu oleh pihak BPK.

Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari:

1.Laporan realisasi anggaran

Konsolidasi laporan realisasi anggaran dari seluruh kementerian negara atau lembaga yang
telah di rekonsiliasi

2. Neraca Pemerintah

Neraca pemerintah pusat merupakan konsolidasi neraca SAI dan neraca SAKUN

3.Laporan Arus Kas

laporan arus kas pemerintah pusat merupakan konsolidasi laporan arus kas dan seluruh
Kanwil DJPBN

4.Laporan Operasional

merupakan konsolidasi laporan operasional dari seluruh kementerian negara atau lembaga

5.Laporan Perubahan Ekuitas

laporan perubahan saldo anggaran lebih


6.Catatan atas Laporan Keuangan

Merupakan penjelasan atau perincian atau analisis atas Nilai suatu proses yang terjadi di
dalam laporan realisasi anggaran, neraca pemerintah dan laporan arus kas.

C. KERANGKA UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Sistem Akuntansi Pusat (disingkat SIAP)

SiAP terdiri dari 2 subsistem, yaitu sistem akuntansi kas umum negara (SAKUN) dan
Sistem Akuntansi Umum (SAU). SAKUN menghasilkan laporan arus kas (LAK) dan neraca
KUN. Sedangkan SAU menghasilkan LRA dan Neraca SAU. SIAP dilaksanakan oleh:

1) KPPN

2) kanwil Direktorat Jenderal perbendaharaan

3) Direktorat pengelolaan kas negara

Dalam rangka pelaksanaan SiAP:

1) Kantor pelayanan perbendaharaan negara memproses data transaksi penerimaan dan


pengeluaran
2) KPPN khusus memproses data transaksi pengeluaran yang berasal dari bantuan luar
negeri
3) Direktorat pengelolaan kas negara memproses data transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas umum negara melalui kantor pusat.
4) Direktorat informasi dan akuntansi memproses data APBN, serta melaksanakan
perivikasi dan akuntansi untuk data transaksi penerimaan dan pengeluaran BUN
melalui kantor pusat.

Sistem Akuntansi Instansi (disingkat SAI)

Setiap kementerian negara atau lembaga wajib menyelenggarakan sistem akuntansi instansi
untuk menghasilkan laporan keuangan termasuk bagian anggaran pembiayaan dan
perhitungan. Untuk melaksanakan SAI sebagaimana dimaksud dibentuk unit akuntansi
keuangan (UAK) yang terdiri dari:

1. Unit akuntansi penggunaan anggaran merupakan akuntansi instansi yang


melakukan proses penyusunan laporan keuangan tingkat Kementrian negara
atau lembaga
2. Unit akuntansi pembantu pengguna anggaran Eselon 1 adalah Uni akuntansi
instansi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan baik keuangan
maupun barang seluruh UAPPA-EI yang langsung berada di bawahnya.
3. Unit pembantu pengguna anggaran wilayah adalah Uni akuntansi instansi
yang melakukan kegiatan penggabungan laporan baik keuangan maupun
barang seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah kerjanya
4. Unit akuntansi kuasa pengguna anggaran adalah akuntansi instansi yang
melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja

D. SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan komputer.

Sistem akuntansi pemerintah daerah pengelolaan transaksi keuangan pemerintah daerah


dapat dibagi menjadi dua kategori umum yaitu:

1.Pengelola transaksi keuangan di lingkup satuan kerja Perangkat daerah (SKPD) sebagai
entitas akuntansi.

2.Pengelola transaksi keuangan di lingkup satuan kerja.

Basis Akuntansi SAPD

SAPD menggunakan basis kas untuk laporan realisasi anggaran (LRA) dan basis akrual
untuk neraca. Dengan basis kas, pendapatan diakui dan dicatat pada saat kas diterima oleh
rekening khas daerah serta belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari rekening
khas daerah.

Sistem Pembukuan Berpasangan

Sistem pembukuan berpasangan atau double entry system didasarkan atas persamaan dasar
akuntansi yaitu: Aset = Kewajiban + Modal setiap transaksi dibukukan dengan debit suatu
perkiraan dan mengkredit suatu perkiraan yang lain.

Subsistem SAPD
1.Sistem akuntansi pemerintah daerah: dilaksanakan oleh PPKD( pejabat pengelola
keuangan daerah) dia akan mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh level Pemda

2.Sistem akuntansi satuan kerja Perangkat daerah. Dilaksanakan oleh pejabat penatausahaan
keuangan (PPK) SKPD.

Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD)

Dalam konstruksi keuangan negara, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu SKPD dan
SKPKD. Dalam pelaksanaan anggaran transaksi terjadi di skpd dapat di klasifikasikan
menjadi dua yaitu:

1. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD sebagai satuan kerja


2. transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD pada level Pemda

Sistem akuntansi skpd meliputi:

1. akuntansi pendapatan
2. akuntansi belanja
3. Akuntansi aset
4. Akuntansi selain kas

Laporan keuangan yang harus dibuat oleh SKPD adalah

1.LRA

2. Neraca

3. Catatan atas laporan keuangan

E. SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

Sistem akuntansi penerimaan kas merupakan sistem yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi penerimaan kas. Sistem akuntansi penerimaan kas terdiri atas tiga subsistem yaitu:

1) Sub Sistem Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

Transaksi penerimaan pendapatan asli daerah antara lain diperoleh dari:

A) Pajak daerah
B) Retribusi daerah
C) Penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah antara lain meliputi penjualan
aset daerah yang dipisahkan, penerimaan bunga deposito, penerimaan jasa
giro, denda keterlambatan pelaksanaan kegiatan

Jaringan prosedur yang membentuk sistem ini terdiri dari prosedur penerimaan, penyetoran
kas dan pencatatan. Prosedur penerimaan, penyetoran kas dan pencatatan merupakan uraian
pelaksanaan kegiatan yang terdiri:

D) fungsi atau pihak yang terkait


E) dokumen yang digunakan
F) Catatan yang digunakan
G) Deskripsi prosedur

2) Sub Sistem Penerimaan Dana Perimbangan

Transaksi penerimaan dana perimbangan antara lain dapat berasal dari:

A) bagi hasil pajak atau bagi hasil bukan pajak


B) Dana alokasi umum
C) dana alokasi khusus
D) bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari provinsi

3) Sub Sistem Penerimaan Lain-lain yang sah

Transaksi menerima lain-lain pendapatan yang sah antara lain diperoleh dari:

A) Bantuan dana kontijensi atau dana penyeimbang dari pemerintah


B) Dana darurat

jaringan prosedur yang membentuk sistem ini terdiri dari

1) prosedur penerimaan, penyetoran kas dan pencatatan pendapatan dana perimbangan


dari pemerintah serta lain-lain pendapatan yang sah
2) prosedur penerimaan, penyetoran pas dan pencatatan pendapatan dana perimbangan
dari pemerintah provinsi

F. SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS

Sistem pengeluaran kas adalah sistem yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan serangkaian proses kegiatan
menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan, dan mempertanggungjawabkan
pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan SKPKD. Sistem dan prosedur akuntansi
pengeluaran kas terdiri atas empat subsistem yaitu:

1) Sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan uang persediaan (UP)


prosedur sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan UP, terdiri atas:
a) penerbitan surat penyediaan dana
b) pengajuan surat permintaan pembayaran
c) penerbitan surat permintaan membayar
d) penerbitan Surat Perintah pencairan dana
e) Penerbitan surat pertanggungjawaban
2) Sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan ganti uang persediaan (GU)
prosedur sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan GU, terdiri atas:
a) Penerbitan surat penyediaan dana
b) pengajuan surat permintaan pembayaran
c) penerbitan surat permintaan membayar
d) penerbitan Surat Perintah pencairan dana
e) Penerbitan surat pertanggungjawaban
3) sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan tambahan uang persediaan (TU)
prosedur sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan TU, terdiri atas:
a) penerbitan surat penyediaan dana
b) Pengajuan surat permintaan pembayaran
c) penerbitan surat permintaan membayar
d) penerbitan Surat Perintah pencairan dana
e) penerbitan surat pertanggungjawaban
4) sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan langsung (LS)
a) PPTK mengajukan dua lembar nota permintaan dana untuk melaksanakan
kegiatan
b) Kepada pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran
c) Pengguna anggaran meneliti dan menyetujui NPD
d) bendahara pengeluaran pembantu menyiapkan SPJ ( kuitansi)

Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas


prosedur sub sistem akuntansi pengeluaran kas terdiri atas:

a) Penerbitan surat penyediaan dana (SPD)


b) pengajuan surat permintaan dan pembayaran (SPP)
c) Penerbitan surat permintaan membayar (SPM)
d) penerbitan Surat Perintah pencairan dana (SP2D)
e) penerbitan surat pertanggungjawaban (SPJ)
f) penerbitan nota permintaan dana (NPD)

G. SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Pengertian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

PSAP NO. 7 menyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimasukkan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Dari definisi tersebut,
terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset dapat diakui sebagai aset tetap
yaitu

1. Berwujud
2. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
3. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
4. Tidak dimasukkan untuk dijual dalam operasi normal entitas diperoleh atau
dibangun dengan maksud untuk digunakan

Klasifikasi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. klasifikasi aset tetap menurut PSAP nomor 7 adalah sebagai berikut:

1) Tanah
2) Peralatan dan mesin
3) gedung dan bangunan
4) Jalan, irigasi dan jaringan
5) aset tetap lainnya
6) Konstruksi dalam pengerjaan

Pihak-pihak yang terkait


1) Bendahara barang dan pengurus barang
2) Bendahara pengeluaran
3) pejabat pelaksana teknis kegiatan
4) pejabat penatausahaan keuangan

Dokumen yang digunakan

1) bukti belanja atau pembayaran aktiva tetap


2) berita acara serah terima barang atau pekerjaan
3) SP2D LS
4) surat permohonan kepala SKPD tentang penghapusan aset tetap
5) Surat Keputusan Kepala Daerah tentang penghapusan aset
6) Berita acara pemeriksaan kemajuan pekerjaan

Jurnal Standar

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian menggunakan biaya perolehan
tidak memungkinkan, maka digunakan nilai wajar pada saat perolehan. untuk aset tetap yang
dibangun dengan cara swakelola, gaya perolehannya meliputi biaya langsung untuk tenaga
kerja, bahan baku dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan
dengan pembangunan aset tetap tersebut.

Pengeluaran Setelah Perolehan

Suatu pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan dikapitalisasi jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) menambah manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara yang dapat berupa:
a) bertambah ekonomis/ efisien
b) Bertambah Umur ekonomis
c) bertambah volume
d) bertambah kapasitas produksi
2) nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut harus sama dengan
atau melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. nilai satuan minimum
kapitalisasi adalah penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi,
renovasi dan restorasi. Nilai satuan minimum kapitalisasi ini harus dituangkan di
dalam kebijakan akuntansi di masing-masing entitas pelaporan.
H.. SISTEM AKUNTANSI SELAIN KAS

Sistem akuntansi selain kan adalah sistem yang digunakan untuk mencatat semua transaksi atau
kejadian selain kas. Prosedur akuntansi selain kas merupakan serangkaian kegiatan yang
menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh polisi atau pihak terkait, dokumen yang digunakan
dan aliran dokumen, catatan yang digunakan dan aliran catatan serta laporan yang dihasilkan yang
berkaitan dengan transaksi atau kejadian selain kas. Sistem akuntansi selain kelas terdiri atas
prosedur akuntansi selain kas.

Prosedur Akuntansi Selain Kas

prosedur akuntansi lengkap merupakan prosedur yang digunakan untuk mencatat semua transaksi
atau kejadian selain kas. Transaksi atau kejadian selain khas antara lain terdiri atas:

1) Koreksi kesalahan pencatatan


2) penerimaan donasi selain kas
3) pembelian secara kredit
4) Retur pembelian kredit
5) Pelepasan hak atas aktiva tetap tanpa konsekuensi kas
6) penerimaan aktiva tanpa konsekuensi kas

Fungsi/ Pihak yang Terkait

Unit yang terkait dalam prosedur ini adalah fungsi akuntansi, berfungsi untuk mencatat semua
transaksi atau kejadian selain kas.

Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi lengkap adalah:

1) Bukti Memorial, dokumen ini digunakan untuk mencatat transaksi atau kejadian selain kas,
misalnya saat pemegang kas mempertanggungjawabkan UUDP dan transaksi atau kejadian
lainnya.
2) Tanda bukti yang sah. dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan atau tanda bukti
yang sah. tanda bukti yang sah dapat terdiri atas kuitansi, surat kontrak dan jaminan.

Catatan yang Digunakan

Catatan yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain Kas adalah

1) Jurnal Umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang tidak dicatat dalam jurnal
penerimaan kas maupun jurnal pengeluaran kas
2) Buku Besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
ringkasan semua transaksi atau kejadian selain khas dari jurnal umum ke dalam buku besar
untuk setiap rekening neraca,belanja, pendapatan dan pembiayaan
3) Buku Pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat transaksi transaksi dan kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap
rekening yang dianggap perlu ( dalam rincian objek atau digit)

Alasan Perlunya Jurnal Koreksi


Pada prinsipnya kesalahan jurnal hanya dapat dikoreksi dengan jurnal pula. Adapun alasan
diperlukannya jurnal koreksi adalah:

1) Kesalahan ditemukan setelah transaksi yang bersangkutan telah diposting ke buku besar
sehingga untuk mengubah angka tidak dimungkinkan lagi tanpa harus mengubah semua
angka yang timbul setelah kesalahan tercatat dalam buku besar. Mengubah semua angka
atau jumlah dalam rekening buku besar jelas tidak mungkin karena selain tidak praktis,
menghapus atau mengganti angka yang sudah tercatat bukan merupakan praktik yang baik
atau sehat.
2) Merupakan praktik yang sehat untuk tidak menghapus kesalahan yang terlanjur dicatat agar
penghapusan misalnya dengan cairan penghapus tidak disangka sebagai kecurangan atur
agar tidak menimbulkan keraguan terhadap angka yang dihapus dan ditumpangi dengan
angka yang baru.

Dalam sistem pencatatan menggunakan komputer, kesalahan hanya dapat dikoreksi dengan jurnal
koreksi dan memasukkan data koreksi ke dalam komputer.

Anda mungkin juga menyukai