Anda di halaman 1dari 13

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

(SAPP)

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Akuntansi Sektor Publik

Oleh

Kelompok 3 :

Muhammad Ilham Zarkasyi (180422623067)

Nadindra Kanya Pratitha (180422623199)

Nanda Ratna Agustina (180422623082)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
SEPTEMBER 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) adalah serangkain prosedur, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai
dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah pusat.

Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga tinggi Negara dan
lembangan eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari APBN (terkait dana dekosentrasi
dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga
keuangan negara.

Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) terdapat 2 subsistem yaitu, Sistem


Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku
BUN dan Pengguna Anggaran Bagian Anggaran Pembiayaan dan Pehitungan (BAPP). Dan ada
juga, Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga. Dalam
melaksanakan SAI Kementerian Negara/ Lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit
akuntansi barang.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem akuntansi pusat ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem akuntansi pemerintah pusat ?
3. Bagaimana laporan keuangan pemerintah pusat ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Pertimbangan Pengembangan Sistem Akuntansi Pemerintah

Sejarah teori dan praktek akuntansi sampai pra-kemerdekaan RI dikenal sebagai tata
buku sistem Kontinental (sistem Belanda). Setelah kemerdekaan, terjadi perubahan hubungan
sistem politik dengan Belanda, guru besar Belanda kembali ke negerinya, akibatnya terjadi
perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia, khususnya bidang akuntansi berubah dari
sistem kontinental menjadi sistem Anglo Saxis (Amerika). Perkembangan selanjutnya,
akuntansi swasta berkembang pesat, sementara sektor publik/pemerintah masih mengikuti
konsep-konsep Belanda.

 Kelemahan Sistem Lama :

1. Aktivitas pemerintah berdasarkan UU-APBN, dengan pencatatan terpisah-pisah


berdasarkan single entry.

2. Pengelompokan perkiraan yang digunakan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran


anggaran, bukan untuk tujuan efektivitas maupun pengendalian.

3. Pada akuntansi aktiva tetap, selain tidak terintegrasi dengan keuangan, juga tidak
dibedakan antara belanja modal dengan belanja operasional.

4. Penyusunan PAN (Perhitungan Anggaran) ata pelaksanaan APBN ternyata sulit dan
terlambat, sehingga harus diambil alih Departemen Keuangan

5. Tidak ada stndar dan prinsip akuntansi pemerintah.

6. Dalam pengelolaan keuangan negara, jumlah APBN tiap tahun makin besar dan
masalahnya makin kompleks.

 Tujuan Pengembangan Akuntansi Pemerintah :

1. Merancang sistem akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

2. Menyusun standar dan prinsip Akuntansi Pemerintahan


3. Membentuk Pusat Pengembangan Akuntansi Pemerintahan di Departemen
Keuangan

4. Melakukan pelatihan, pembinaan, pengawasan dan monitoring serta evaluasi


pelaksanaan dalam akuntansi pemerintah secara terus menerus.

B. Ruang Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAAP)


Sistem akuntansi ini berlaku untuk seluruh unit organisasi Pemerintah Pusat dan
unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan/ Tugas
Pembantuan serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

Organisasi pemerintah tersebut terdiri atas :

- Lembaga Tertinggi Negara


- Lembaga Tinggi Negara
- Pemerintah Pusat
- Departemen/lembaga
- Bagian Anggaran 16

Tidak termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Menteri Keuangan ini adalah :

1. Pemerintah Daerah (bersumber dari APBD)


2. BUMN/BUMD yang terdiri atas :
a. Perusahaan Perseroan
b. Perusahaan umum
3. Bank Pemerinah dan Lembaga Keuangan Pemerintah
C. Ciri-Ciri Pokok SAAP
1. Basis Akuntansi, Cash Toward Accrual
Dalam penyusunan laporan keuangan menggunakan basis kas, yaitu basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas dieruma atau dibayar
oleh Kas Umum Negara.
2. Sistem Pembukuan Berpasangan
Didasarkan atas persamaan dasar akuntansi yaitu : Aset=Kewajiban+Ekuitas Dana.
Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan mengkredit perkiraan
lain yang terkait.
3. Dana Tunggal
Kegiatan akuntansi mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional. Dana
tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah
dipertanggungjawakan sebagai kesatuan tunggal.
4. Desentralisasi Pelaksaaan Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di Instansi dilaksanakan secara berjenjang
oleh unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di daerah.
5. Bagian Perkiraan Standar (BPS)
SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh MK yang berlaku untuk tujuan
pengangggaran maupun akuntansi.
6. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dalam melakukan pengakuan,
penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam
rangka penyusunan laporan keuangan.
D. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat adalah SAPP, serangkaian prosedur manual
maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai
dengan pelapran posisi keuangan, dan operasi keuangan pemerintah pusat.
E. Kerangka Umum SAPP
1. Tujuan SAPP
- Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansi melalui pencatatan,
pemrosesan, dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan
standar, praktek, dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
- Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang pelaksanaan anggaran
dan kegiatan keuangan pemerintah pusat, instansi dan lembaga yang secara
nasional berguna sebagai dasar penilaian kinerja, menentukan ketaatan otorisasi
anggaran dan untuk tujuan akuntanbilitas.
- Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan pemerintah
pusat dan instansi/Lembaga secara keseluruhan
- Menyediakan informasi yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien dan efektif.
2. Pelaksanaan SAAP
SAPP terdiri atas 2 subsistem yaitu :
1. Sistem Akuntansi Pusat (selanjutnya disebut SiAP)
2. Sistem Akuntansi Instansi (selanjutnya disebut (SAI)
SAPP menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. SiAP dilaksanakan oleh
Departemen Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
SiAP memiliki dua subsistem yaitu :
1. Sistem Akuntansi Umum (SAU)
2. Sistem Akuntansi Umum Negara (SAKUN)
SAI memiliki dua subsistem yaitu :
1. Sistem Akuntansi Keuangann (SAK)
2. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)
SiAP adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, analisa, pencatatan, pengikhtisaran, interpretasi sampai dengan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementrian Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara.
3. Sistem Akuntansi Pusat
Dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (Chief Financial
Officer). SAKUN menghasilkan Laporan Arus KAS (LAK) dan Neraca KUN. SAU
Menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca.
Dalam rangka pelaksanaan SiAP :
a. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) memproses data transaksi
penerimaan dan pengeluaran
b. KPPN Khusus memproses data transaksi pengeluaran yang berasal dari Bantuan
Luar Negeri (BLN)
c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara (DPKN) memproses data transaksi penerimaan
dan pengeluaran Kas Umum Negara (BUN) melalui kantor pusat, dan
d. Direktorat Informasi dan Akuntansi memproses data APBN, serta melaksanakan
verifikasi dan akuntansi untuk data transaksi penerimaan dan pengeluaran BUN melalui
kantor pusat.
KPPN menyusun Laporan Arus Kas (LAK), Neraca KUN, dan Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) SAU di wilayah kerjanya, dan disampaikan ke Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (selanjutnya disebut Kanwil Ditjen Pb) setiap bulan.
Kanwil Ditjen Perbendaharaan, menyusun laporan keuangan berupa LAK, Neraca
KUN, dan LRA-SAU di tingkat wilayah yang merupakan hasil penggabungan laporan
keuangan seluruh KPPN di wilayah kerjanya. Laporan keuangan dimaksud dilaporkan ke
Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi.
Ditjen Perbendaharaan menyusun laporan keuangan berupa LAK, Neraca KUN,
dan LRA yang merupakan hasil penggabungan laporan keuangan seluruh Unit Ditjen
Perbendaharaan baik yang berada di tingkat pusat dan maupun daerah.
F. SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
1. Kewajiban Kementerian Negara
Pada setiap Kementerian Negara/Lembaga wajib menggunakan Sistem Akuntansi
Instansi (SAI), untuk membuat dan menghasilkan laporan keuangan termasuk anggaran
pembiayaan dan perhitungan. Untuk melaksanakan SAI sebagaimana dimaksud
dibentuk Unit Akuntansi keuangan (UAK) yang terdiri dari :
a. Unit Akuntansi Penggunaan Anggaran (UAPA), merupakan unit akuntansi instansi
yang melakukan proses penyusunan laporan keuangan tingkat Kementerian
Negara/Lembaga.
b. Unit Akuntansi Pembantu Penggunaan Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1),
merupakan unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan,
baik tentang keuangan maupun barang seluruh UAPPA-E1 yang langsung berada
dibawahnya
c. Unit Akuntansi Pembantu Penggunaan Anggaran Wilayah (UAPPA-W),
merupakan unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan,
baik tentang keuangan maupun barang seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah
kerjanya
d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA), merupakan unit akuntansi
instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja.
2. Kerangka Umum SAAP

SAPP terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan Bendahara


Umum Negara (SABUN)
SABUN dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN dan Pengguna
Anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA-BUN). SABUN terdiri
dari beberapa subsistem, yaitu:
1) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pusat (SiAP);
2) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Utang Pemerintah (SAUP);
3) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah (SIKUBAH);
4) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah (SAIP);
5) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Penerusan Pinjaman
(SAPPP);
6) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(SATD);
7) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Belanja Subsidi (SABS)
8) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Belanja Lainnya (SABL)
9) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Transaksi Khusus (SATK); dan
10) Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan Badan
Lainnya (SAPBL).
Dalam pelaksanaan SABUN, Kementerian Keuangan selaku BUN membentuk
Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Bendahara Umum Negara sebagai berikut:

1) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Bendahara Umum Negara (UABUN);


2) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Bendahara Umum Negara
(UAPBUN);
3) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
tingkat Pusat (UAKBUN-Pusat);
4) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Koordinator Kuasa Bendahara Umum
Negara tingkat Kantor Wilayah (UAKKBUN-Wilayah);
5) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
Tingkat Daerah/KPPN (UAKBUN Daerah/KPPN);
6) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran Eselon
I Bendahara Umum Negara (UAPPA-El BUN); dan
7) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara
Umum Negara (UAKPA BUN).

Pembentukan Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan lingkup BUN dapat


disesuaikan dengan karakteristik entitas.

3. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi (SAI)


Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi (SAI) dilaksanakan oleh
kementerian negara/lembaga. Kementerian negara/lembaga melakukan pemrosesan
data untuk menghasilkan Laporan Keuangan.
Dalam pelaksanaan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk Unit Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan dan Unit Akuntansi dan Pelaporan Barang Milik Negara
(BMN).
Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada SAI, terdiri dari:
1) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengguna Anggaran (UAPA);
2) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran- Eselonl
(UAPPA-El);
3) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran- Wilayah
(UAPPA-W); dan
4) Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).
Unit Akuntansi dan Pelaporan BMN pada SAI, terdiri dari:
1) Unit Akuntansi dan Pelaporan Pengguna Barang (UAPB);
2) Unit Akuntansi dan Pelaporan Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E
1);
3) Unit Akuntansi dan Pelaporan Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W);
dan
4) Unit Akuntansi dan Pelaporan Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).

Pembentukan Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan lingkup kementerian


negara/lembaga dapat disesuaikan dengan karakteristik entitas.

4. Hasil Keluaran dari Proses SAPP


Hasil keluaran dari proses SAPP berupa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP). LKPP ini disampaikan kepada DPR sebagai pertanggungjawaban atas
pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut terlebih dahulu
direviu oleh Aparat Pengawasan Intern dan diaudit oleh BPK.
LKPP yang dihasilkan dari proses SAPP paling sedikit berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
3. Neraca;
4. Laporan Operasional;
5. Laporan Arus Kas;
6. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
5. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara
Barang Milik Negara (BMN) meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.Perolehan lainnya yang sah
meliputi:
1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dan perjanjian/kontrak;
3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh ketentuan hukum tetap.
BMN merupakan bagian dari aset milik pemerintah pusat, sehingga sepanjang memenuhi
prinsip-prinsip akuntansi dan kaidah akuntansi maka harus disajikan dalam Laporan
Keuangan. BMN meliputi unsur-unsur aset lancar, aset tetap, aset lainnya, dan aset
bersejarah. Transaksi yang dicatat dalam Akuntansi BMN antara lain mencakup: Saldo
Awal, Perolehan, Perubahan, Penyusutan, dan Penghapusan.
a. Pembelian, adalah terjadinya transaksi pertukaran dengan penyerahan sejumlah uang
untuk memperoleh sejumlah barang.
b. Transfer Masuk, merupakan perolehan BMN dari hasil transfer masuk dari unit lain
dalam lingkup Pemerintah Pusat tanpa menyerahkan sejumlah sumber daya ekonomi.
c. Hibah, merupakan perolehan BMN dari luar Pemerintah Pusat tanpa menyerahkan
sejumlah sumber daya ekonomi.
d. Rampasan, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil rampasan berdasarkan
putusan pengadilan.
e. Penyelesaian Pembangunan, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil
penyelesaian pembangunan berupa bangunan /gedung dan BMN lainnya yang telah
diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima.
f. Pembatalan Penghapusan, merupakan pencatatan BMN dari hasil pembatalan
penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/ dikeluarkan dari pembukuan.
g. Reklasifikasi Masuk, merupakan transaksi BMN yang sebelumnya telah dicatat dengan
klasifikasi BMN yang lain.
f. Pelaksanaan dari Perjanjian/Kontrak, merupakan barang yang diperoleh dari
pelaksanaan kerja sama pemanfaatan, bangun guna serah/bangun serah guna, tukar
menukar, dan perjanjian kontrak lainnya.
Tidak termasuk dalam pengertian Barang Milik Negara adalah barang-barang
yang dikuasai atau dimiliki oleh:
a. Pemda (bersumber dari APBD)
b. BUMN/ BUMD
c. Bank pemerintah dan lembaga keuangan milik pemerintah
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) adalah serangkain prosedur, baik
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah pusat. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) bertujuan untuk
menyediakan informasi yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien dan efektif.
Ciri-ciri Pokok SAAP meliputi Basis akuntansi, sistem pembukuan berpasangan,
dana tunggal, desentralisasi pelaksanaan akuntansi, bagian perkiraan standar, dan
standar akuntansi pemerintah. Kerangka umum SAPP berupa tujuan SAPP,
pelaksanaan SAPP, dan sistem akuntansi Pusat.
B. Saran

Menurut kelompok kami, sistem akuntansi pemerintah pusat sudah menunjukkan


sistem yang efektif dan efisien sehingga yang harus ditekankan dan diperbaiki lagi
adalah pelaku didalamnya agar senantiasa patuh terhadap kode etik yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Keuangan RI No.59/PMK.06/2005 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan


Keuangan Pemerintah Pusat. Kemenkeu (Online), (http://www.jdih.kemenkeu.go.id)
diakses 24 September 2019
Peraturan Menteri Keuangan RI No.215/PMK.05/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan No.213/PMK.05/2013 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat. Kemenkeu (Online), (http://www.jdih.kemenkeu.go.id)
diakses 24 September 2019
Renyowijoyo, Muindro. 2010. Akuntansi Sektor Publik : Organisasi Non Laba. Jakarta : Mitra
Wacana Media

Anda mungkin juga menyukai