LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan pemerintah digunakan sebagai akuntabilitas publik, yaitu berupa pemberian
informasi dan pengungkapan atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Guna mewujudkan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan pemakai, maka
diperlukan suatu sistem akuntansi yang baik.
Menurut United Nations Organization, penyusunan sistem akuntansi seharusnya memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi dirancang untuk memenuhi persyaratan undang-undang dasar, undang
undang dan peraturan lainnya.
2. Sistem akuntansi sesuai dengan klasifikasi anggaran
3. Rekening dikaitkan dengan jelas pada objek dan tujuan penerimaanpengeluaran,serta pejabat
penanggungjawab penyimpangan yang terjadi
4. Sistem akuntansi membantu proses pemeriksaan dan menyajikan informasi yang akan
diperiksa
5. Sistem akuntansi harus selaras dengan pengawasan administratif dana, kegiatan, manajemen,
program, pemeriksaan internal dan penilaian kinerja
6. Rekening melambangkan kegiatan ekonomi termasuk pengukuran pendapatan dan identifikasi
belanja serta penetapan hasil operasi pemerintah dan programprogramnya.
7. Sistem akuntansi menghasilkan informasi keuangan untuk pengembangan perencanaan
program dan penilaian kinerja
8. Rekening digunakan sebagai dasar analisis ekonomi dan reklasifikasi transaksi pemerintah
Penyusunan sistem akuntansi diharapkan dapat membantu pengolahan bukti bukti
transaksi pelaksanaan anggaran dilingkungan pemerintahan menjadi laporan keuangan
pemerintah. Menurut Abdul Rohman (2009), implemetasi sistem akuntansi pemerintah dan
implementasi pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap fungsi pengawasan intern.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 9 menyatakan bahwa
”Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.”
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 30 ayat (2) menyatakan
bahwa ”Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan
Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan
negara dan badan lainnya.”
1. Proses penyusunan lambat karena disusun dari sub sistem yang terpisah-pisah dan tidak
terpadu.
2. Sistem single entry tidak lagi memadai menampung kompleksitas transaksi keuangan
pemerintah.
3. Sulit dilakukan rekonsiliasi.
4. Tidak mendasarkan pada Standar akuntansi Keuangan Pemerintah.
5. Tidak dapat menghasilkan neraca pemerintah
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 476/KMK.O1/1991 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah, sistem akuntansi pemerintah pusat telah dikembangkan dan diimplementasikan secara
bertahap. Tahap pertama dilaksanakan mulai tahun anggaran 1993/1994, dan diikuti dengan tahap-
tahap berikutnya, dan yang pada tahun anggaran 1999/2000, implementasi SAPP telah mencakup
seluruh Departemen/ Lembaga di seluruh propinsi.
Berbagai perubahan dan penyempurnaan terus dilakukan oleh pernerintah dalam rangka
pengembangan sistem akuntansi pemerintah pusat. Pada tahun 2005, pemerintah dalam hal ini Menteri
Keuangan mengeluarkan Peraturan No 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-undang Nomor l
Tahun 2004; tentang Perbendaharaan Negara. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
berwenang menetapkan sistem akutansi dan pelaporan keuangan negara sehingga perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
PENGERTIAN SAPP
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah pusat.
Penerapan Sistem Akuntansi Pernerintah Pusat (SAPP) adalah untuk unit-unit organisasi pemerintah
pusat yang keuangannya dikelola langsung oleh pemerintah pusat, seperti lembaga tertinggi Negara
(MPR), lembaga tinggi negara (DPR, DPA, MA), departemen atau lembaga nondepartemen, Sedangkan
SAPP tidak diterapkan untuk pemerintah daerah, BUMN / BUMD, bank pemerintah, dan lembaga
keuangan milik pemerintah. Tujuan dari SAPP adalah :
1. Menjaga Aset (safeguardingasset); agar aset pemeritah dapat terjaga melalui serangkaian
proses pencatatan, pengolahan, dan pelaporan keuangan yang konsisten sesuai dengan standar
2. Memberikan informasi yang relevan (relevant); menyediakan informasi yang akurat dan tepat
waktu tentang anggaran dan pemerintah pusat, baik secara nasonal maupun instansi yang
berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap penilaian
kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan tujuan akuntabilitas
3. Memberikan informasi yang dapat dipercaya (reliability) tentang posisi keuangan suatu instansi
dan pemerintah pusat secara keseluruhan
4. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan
dan keuangan pemerintah secara efisien (feedback and predictability)
KARAKTERISTIK SAPP
Untuk mencapai tujuannya tersebut, SAPP memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Basis Akuntansi. SAPP menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan
basis akrual untuk neraca
2. Sistem Pembukuan Berpasangan. Sistem pembukuan berpasangan (double entry system)
didasarkan atas persamaan dasar akuntansi.
3. Sistem yang Terpadu dan Terkomputerisasi. SAPP terdiri atas subsistemsubsistem yang salain
berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan; serta proses pembukuan
dan pelaporannya sudah dikomputerisasi
4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan akuntansi dan
pelaporan dilakukan secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi, baik di pusat maupun daerah
5. Bagan Perkiraan Standar. SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh menteri
keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
KLASIFIKASI SAPP
1. SAPP terbagi menjadi dua subsistem, yaitu:
Sistem Akutansi Pusat (SiAP); merupakan bagian SAPP yang dilaksanakan oleh Direktorat
Informasi dan Akuntansi (DIA), yang akan menghasilkan laporan keuagan pemerintah pusat
untuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.SiAP terbagi lagi menjadi dua subsistem, yaitu
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUM) dan Sistem Akuntansi Umum (SAU).
2. Sistem Akuntansi Instansi (SAI);
merupakan bagian SAPP yang akan menghasilkan laporan keuangan untuk
pertanggungawaban pelaksanaan anggaran instansi. SAI terbagi menjadi dua, Sistem Akuntansi
Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntasi Barang Milik Negara ( SABMN ).
• SAU; yaitu subsistem SiAP yang akan menghasilkan LRA Pemerintah Pusat dan Neraca
Dalam pelaksanaannya, SiAP dilakukan oleh:
− Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang memproses data transsaksi penerimaan dan
pengeluaran
− KPPN Khusus untuk memproses data transaksi pengeluaran yang berasal dari Bantuan Luar Negeri
(BLN)
− Direktorat Pengelolaan Kas Negara (DPKN) untuk memproses data transaksi penerimaan dan
pengeluaran BUN melalui Kantor Pusat
− DIA yang melakukan proses data APBN, serta melakukan verifikasi data akuntansi untuk data transaksi
penerimaan dan pengeluaran BUN melalui kantor pusat
1) KPPN menyusun Laporan Arus Kas, Neraca KUN, dan LRA di wilayah kerjanya. Laporan tersebut
disampaikan ke Kantor Wilayah Direktoran Jenderal Perbendaharaan setiap bulan.
a. KPPN Khusus memproses data transaksi pengeluaran yang berasal dari BLN. KPPN
Khusus menyampaikan laporan tersebut beserta data transaksi ke DIA setiap bulan.
Dalam SAKUN, tidak ada jurnal korolari untuk pengakuan utang jangka pendek/panjang yang
bersumber dari pengeluaran pembiayaan.
Jurnal realisasi pengembalian pengeluaran pembiayaan adalah
Kas di Bank Indonesia Xx
x
--Pengembalian pengeluaran pembiayaan ... xxx
Dalam SAKUN terdapat jurnal untuk pengakuan penerimaan dan pengeluaran yang bukan berasal
dari anggaran. Jurnal ini antara lain jurnal perhitungan pihak ketiga dan kiriman uang.
APBN
b. Akuntansi DIPA
Akuntansi DIPA dilakuan utnuk membukukan estimasi pendapatan yang dialokasikan, bagian belanja,
estimasi penerimaan pembiayaan yang dialokasikan, dan bagian pengeluaran pembiayaan.
Jurnal untuk estimasi penerimaan yang dialokasikan adalah:
Estimasi pendapatan ... yang dialokasikan Xx
x
--Utang kepada KUN Xx
x
Penghapusan korolari
Diinvestasikan dalam aset tetap Xx
x
--Aset tetap sebelum disesuaikan Xxx
1) SAK; Subsistem dari SAI yang menghasilkan informasi mengenai LRA, neraca, dan catatan atas
laporan keuangan milik kementerian/instansi.
2) SABMN, subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling berhubungan
untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk menyusun
neraca dan laporan Barang Milik Negara serta laporan manajerial lainnya menurut ketentuan
yang berlaku. a. Sistem Akuntansi Keuangan
SAK seperti halnya SAU, menghasilkan LRA, neraca, dan catatan atas laporan keuangan,
namun laporan keuangan yang dihasilkan tersebut merupakan laporan keuangan pada
tingkat kementerian/lembaga.
Tidak termasuk dalam pengertian Barang Milik Negara adalah barang-barang yang dikuasai atau
dimiliki oleh:
b) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1 (UAPPB-E1), yang berada pada level
eselon 1. Penanggungjawabnya adalah pejabat eselon 1.
c) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-W) yang berada pada tingkat
wilayah. Penanggungjawabnya adalah kepala kantor wilayah atau kepala unit kerja yang
ditetapkan sebagai UAPPB-W
d) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) yang berada pada level Kuasa Pengguna
Anggaran (kantor). Penanggungjawabnya adalah kepala kantor/satuan kerja.
b. Akuntansi DIPA
Akuntansi DIPA dilakukan utnuk membukuknan esetimasi pendapatan yang dialokasikan, allotment
belanja, estimasi penerimaan pembiayaan yang dialokasikan, dan allotment pengeluaran pembiayaan.
Untuk pemerintah pusat, laporan keuangan yang dihasilkan merupakan laporan keuangan
konsolidasi dari laporan keuangan dua subsistemnya, yaitu Laporan keuangan konsolidasi yang
dihasilkan SiAP dan SAI.
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat disampaikan kepada DPR sebagai pertanggungjawaban atas
pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, laporan keuangan pemerintah pusat
tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK. Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari:
Konsolidasi Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh Kementerian Negara/ Lembaga yang telah
direkonsiliasi. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer,
surplus/defisit dan pembiayaan, sisa lebih/ kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggaran dalam satu periode.
b. Neraca Pemerintah
Neraca Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Neraca SAI dan Neraca SAKUN (Sistem
Akuntansi Kas Umum Negara). Laporan in menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah
pusat berkaitan dengan aset, utang dan ekuitas dana pada tanggal/tahun anggaran tertentu.
c. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Laporan Arus Kas dari seluruh
Kanwil Ditjen PBN. Laporan ini menyajikan informasi arus masuk dan keluar kas selama periode
tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non keuangan,
pembiayaan dan non anggaran.
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan penjelasan atau perincian atau analisis atas nilai suatu pos yang tersaji di dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca Pemerintah dan Laporan Arus Kas dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
Proses Pembuatan laporan keuangan pemerintah pusat
PROSES PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
RINGKASAN
Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah pusat.
Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga tinggi Negara dan lembaga
eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari APBN (terkait dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan) sehingga tidak dapat diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan Negara.
SAPP terbagi menjadi 2 subsistem, yaitu :