PEMERINTAH
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahma-Nya dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
salah satu tugas tentang “Akuntansi Lembaga Pemerintahan“.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
dan pihak lain.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang berkaitan sebagai berikut :
1) Bagaimana sejarah akuntansi pemerintahan
2) Bagaimana dasar hukum akuntansi pemerintahan dan akuntansi
perusahaan
C. Tujuan
PenulisanAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini :
1) Untuk mengetahui sejarah akuntansi pemerintahan
2) Untuk mengetahui dasar hukum akuntansi pemerintahan dan
akuntansiperusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Semangat kapitalisasi (Capitalistic Spirit).
b. Peristiwa politik dan ekonomi (Economic and Politic Event).
c. Inovasi teknologi (Technology Inovation).
1. Peran Akuntansi Lembaga Pemerintahan
Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara periodic.
Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas
pelaporan dalam periode pelaporan.
Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang – undangan.
Keseimbangan antar Generasi (Intergenerational Equity)
Membantu para pengguna mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada
periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan
apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
SAPP memakai perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang
berlaku untuk tujuan penganggaran dan akuntansi secara keseluruhan.
9. Pembukuan Tunggal
Single entry disebut juga sistem tata buku tunggal. Single entry
merupakan pencatatan transaksi ekonomi dengan satu kali pencatatan.
Transaksi yang berakibat bertambahnya kas dicatat pada sisi penerimaan,
dan sebaliknya transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat
pada sisi pengeluaran.
1. Tanggal
2. Keterangan
3. Penerimaan
4. Pengeluaran
5. Saldo
Contoh:
single-entry hanya mencatat kas masuk dan keluar sehingga bila terjadi
kesalahan pencatatan sedikit saja, akan terjadi understated (terlalu kecil)
atau overstated (terlalu besar) nilai yang dicatat. Selain itu, sulit juga untuk
menilai berapa nilai asset yang ada karena penggolongannya sering
tumpang tindih dengan modal pemilik.
10. Pembukuan Berganda
Contoh :
3 (35,000) 35,000
5 50,000 50,000
7 200,000 200,000
9 (25,000) (25,000)
10 (30,000) 50,000 20,000
20 (20,000) (20,000)
25 (15,000) (15,000)
28 (25,000) 25,000
31 (15,500) (15,500)
BAB III
KESIMPULAN
Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan, handal, dan dapat dipercaya,
pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang
lemah menyebabkan pengendalian intern lemah dan pada akhirnya laporan keuangan yang
dihasilkan juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan. Saat ini
sistem akuntansi yang dimiliki pemerintah daerah rata-rata masih lemah.