diperhatikan
dalam
penyusunan
laporan
keuangan
pemerintah
daerah.
Beberapa faktor penting tersebut merupakan konsep dasar bagi penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah, yang meliputi antara lain: ciri keuangan pemerintah daerah; pengguna
laporan keuangan dan kebutuhan informasi; entitas akuntansi dan pelaporan pada pemerintah
daerah; sistem dan perlakuan akuntansi; serta tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.
A. CIRI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan keluaran (output) dari sistem
akuntansi keuangan pemerintah daerah, sedangkan sistem akuntansi dikembangkan
sesuai dengan
kegiatan pengelolaan
keuangan berdasarkan
peraturan
perundang-
pendapatan
dan
pembiayaan
oleh
pemerintah untuk
suatu periode
tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Oleh kerena itu, fungsi anggaran di
lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan
keuangan, antara lain karena:
a. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.
b. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara
belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan.
c. Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum.
d. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.
e. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai
pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.
Atas pertimbangan ini maka sistem penganggaran pada pemerintah daerah akan sangat
berpengaruh dalam pengembangan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah. Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas,
maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA), yang merupakan realisasi atas belanja, pendapatan,
dan pembiayaan yang telah dianggarkan, disusun berdasarkan basis kas. Jika anggaran
disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA pun disusun berdasarkan basis
akrual.
2. Investasi dalam Aset yang Tidak Langsung Menghasilkan Pendapatan
Investasi yang ditanamkan oleh suatu organisasi selalu diharapkan dapat memberikan
hasil yang sebanding dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Di dalam organisasi
nirlaba seperti pemerintahan, hal ini tidak dapat dilakukan mengingat tujuan dan fungsi dari
pemerintahan itu sendiri. Pemerintah daerah adalah organisasi yang mempunyai tugas dan
fungsi memberi layanan kepada masyarakat pada setiap kegiatan operasional yang
dilakukannya.
Dalam rangka memberi layanan kepada masyarakat,pemerintah daerah menginvestasikan
dana yang besar dalam bentuk aset yang tidak secara langsung menghasilkan pendapatan
bagi pemerintah daerah, seperti gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan kawasan
reservasi. Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa manfaat yang lama sehingga
diperlukan program pemeliharaan dan rehabilitasi yang memadai untuk mempertahankan
manfaat yang hendak dicapai. Dengan demikian, fungsi aset dimaksud bagi pemerintah
berbeda dengan fungsinya bagi organisasi komersial. Sebagian besar aset tersebut tidak
menghasilkan pendapatan secara langsung bagi pemerintah, bahkan menimbulkan komitmen
pemerintah untuk memeliharanya di masa mendatang.
3. Penggunaan Akuntansi Dana
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah yang memisahkan kelompok dana menurut
tujuannya, sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan
keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yangditerima. Akuntansi dana
dapat diterapkan untuk tujuan pengendalian masing-masing kelompok dana selain kelompok
dana umum (the generalfund) sehingga perlu dipertimbangkan dalam pengembangan
pelaporan keuangan pemerintah.
4. Penyusutan Nilai Aset Tetap
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Pencatatan
penyusutan ini merupakan salah satu penanda pemberlakuan basis akrual dalam standar
akuntansi pemerintahan. Aset yang digunakan pemerintah, kecuali beberapa jenis aset
tertentu seperti tanah, mempunyai masa manfaat dan kapasitas yang terbatas. Seiring dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset, maka dilakukan penyesuaian nilai berupa
penyusutan nilai aset. Penyusutan nilai aset tersebut dilakukan dengan berbagai metode yang
sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat
menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa (servicepotential) yang akan
mengalir ke pemerintah.
B. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN KEBUTUHAN INFORMASI
Pengguna laporan keuangan pemerintah daerah tidak terbatas pada masyarakat, wakil
rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam
proses donasi, investasi, dan pinjaman, tetapi juga pemerintah itu sendiri. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi
dari semua kelompok pengguna. Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional
pemerintahan serta posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan
memadai apabila didasarkan pada basis akrual, yakni berdasarkan pengakuan munculnya hak
dan kewajiban, bukan berdasarkan pada arus kas semata. Namun, apabila terdapat ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengharuskan penyajian suatu laporan keuangan
dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud wajib disajikan dengan basis kas.
C. ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN PADA PEMERINTAH DAERAH
Sesuai definisi dalam PSAP 01 Paragraf 8, Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan
pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
Dengan demikian entitas akuntansi dapat dikatakan sebagai unit pada pemerintahan yang
mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan
menyajikan laporan keuangan berdasarkan akuntansi yang diselenggarakannya.
Berdasarkan
definisi
di
atas
maka
entitas
akuntansi
pada
pemerintah
daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Terkait dengan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD), pada praktiknya ada yang berstatus sebagai SKPD maupun unit di
bawah SKPD, tergantung pada kebijakan pemerintah daerah yang bersangkutan.
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas
akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Oleh sebab itu,
dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian,
dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu,
dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan
lainnya. Dengan pertimbangan tersebut maka entitas pelaporan pemerintah daerah adalah
pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
D. SISTEM DAN PERLAKUAN AKUNTANSI
Untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah diperlukan suatu
sistem akuntansi yang dapat mengakomodasi kebutuhan informasi dalam rangka penyusunan
laporan keuangan tersebut. Sistem Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan PP No. 71 Tahun
2010 pasal 1 angka 11 adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan,
dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan
pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah. Dengan kata lain sistem akuntansi
merupakan serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran,sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
dapat dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan aplikasi komputer. Untuk
dapat melakukan penyusunan sistem akuntansi yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan
pemerintah daerah maka faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Basis Akuntansi.
Basis akuntansi merupakan salah satu prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan yang
dimaksudkan sebagai ketentuan yang perlu dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam
menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan
kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang
disajikan.
Sesuai dengan PSAP 01 Paragraf 5 PPNo. 71 Tahun 2010 basis akuntansi yang digunakan
dalam laporan keuangan pemerintah daerah adalah basis akrual. Basis akrual adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan
peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Terkait dengan basis akrual ini, dalam Kerangka Konseptual paragraf 42 PPNo. 71 tahun
2010 disebutkan bahwa basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual untuk pengakuan
Pendapatan-LO, Beban, Aset, Kewajiban, dan Ekuitas. Anggaran disusun dan dilaksanakan
berdasar basis kas, maka LRA pun disusun berdasarkan basis kas.
Hasil pemetaan tersebut akan mempengaruhi penyusunan sistem dan perlakuan akuntansi
yang akan ditetapkan oleh pemerintah daerah.
1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan (LK)
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinyakriteria pencatatan
suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansisehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban,ekuitas, pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja,
danpembiayaan sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitaspelaporan yang
bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos
laporan keuangan yang terpengaruh olehkejadian atau peristiwa terkait.Faktor pengakuan
unsur LK dalam penyusunan sistem akuntansimerupakan hal yang sangat penting karena
faktor ini akan terkait eratdengan penatausahaan keuangan termasuk dokumen-dokumen
yangakan digunakan. Misalnya, mengenai pengakuan pendapatan-LO.
DalamStandar
Akuntansi
Pemerintahan
pengakuan
pendapatan-LO
mempunyai
Atas dasar karakteristik tersebut di atas, maka timbulnya hak untuk ditagih maupun hak
yang telah diterima akan terkait dengan terbitnya suatu dokumen di dalam proses
penatausahaan keuangan. Sebagai contoh transaksi untuk hak tagih yang akan diakui,
misalnya saat dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP) terbit. Saat dokumen ini terbit, maka
hak tagih atas pendapatan timbul sehingga pengakuan atas pendapatan tersebut harus segera
dilakukan.
2. Pengukuran
Pengguna laporan keuangan perlu mengetahui dasar-dasar pengukuranyang digunakan
sebagai landasan dalam penyajian laporan keuangan.Apabila lebih dari satu dasar
pengukuran digunakan dalam penyusunanlaporan keuangan, maka informasi yang disajikan
harus
cukup
memadaiuntuk
dapat
mengindikasikan
unsur
laporan
keuangan
kewajiban
yangbersangkutan.
Pengukuran
pos-pos
laporan
keuangan
tersebut dalam arti yang seluas-luasnya, meliputi pos-posyang disajikan dalam setiap lembar
muka laporan keuangan maupundalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Dengan demikian definisipengungkapan dapat diartikan sebagai proses menyajikan
setiap posdalam laporan keuangan agar dapat digunakan sebagai informasi dalammengambil
keputusan oleh pembaca laporan. Dalam menentukanapakah suatu kebijakan akuntansi perlu
diungkapkan, manajemen harusmempertimbangkan apakah pengungkapan tersebut dapat
membantupengguna untuk memahami setiap transaksi yang tercermin dalamlaporan
keuangan.
Sebagai contoh pengungkapan pos dalam laporan keuangan adalahpengungkapan pospos neraca. Contoh pengungkapan ini akan bervariasiuntuk setiap pos, misalnya:
a. Piutang dirinci menurut piutang pajak, retribusi, penjualan, fihak terkait,uang muka,
dan lainnya; piutang transfer dirinci menurut sumbernya.
b. Persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar yang mengaturakuntansi untuk
persediaan.
c. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai dengan standaryang
mengatur tentang aset tetap.
d. Utang transfer dianalisis menurut entitas penerimanya.
e. Dana cadangan diklasifikasikan sesuai dengan peruntukannya.
f. Pengungkapan kepentingan pemerintah dalam perusahaannegara/daerah/lainnya
adalah jumlah penyertaan yang diberikan,tingkat pengendalian, dan metode penilaian.
Faktor pengungkapan juga merupakan faktor penting yang harusdiperhatikan dalam
penyusunan sistem akuntansi. Dalam penyusunan suatu sistem akuntansi, pengungkapan juga
akanterkait dengan proses penganggaran dan penatausahaan keuanganterutama dalam
penyusunan Bagan Akun Standar (BAS). Hal inidisebabkan oleh fungsi dari BAS itu sendiri.
BAS merupakan langkah awalyang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan
pengungkapan.
4. Periode Pelaporan
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.Dalam situasi
tertentu, misalnya sehubungan dengan adanya perubahantahun anggaran, tanggal laporan
suatu entitasberubah dan laporankeuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang
lebih panjangatau lebih pendek dari satu tahun. Apabila laporan keuangan disajikan dengan
suatu periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satutahun, entitas pelaporan
perlu mengungkapkan informasi berikut :
a. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.
b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu sepertiarus kas dan
catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
akuntansi
yang
berada
dalam
entitas
sumber
daya
yang
dibutuhkan
untuk
operasi
yang
Dari tabel di atas, maka tujuan khusus dari pelaporan keuangan sesuaidengan jenis
laporannya dapat diuraikan sebagai berikut :