Anda di halaman 1dari 3

AULIYAA HELEN FAJRIA – 200422620902 – OFFERING P

RESUME AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT


Akuntansi pemerintahan berbeda dengan akuntansi yang biasa digunakan oleh perusahaan-
perusahaan. Pengertian akuntansi pemerintahan sendiri memiliki kekhususan yang dimana hanya berguna
bagi lembaga pemerintahan dalam melaksanakan aktivitas dan mengatur keuangan. Akuntansi
pemerintahan merupakan suatu unit kerja yang menyediakan pencatatan keuangan negara yang nantinya
dapat menjadi penentu dan arah kebijakan ekonomi suatu negara.
A) Karakteristik dan Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintah
Beberapa karakteristik akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut:
1. Akuntansi pemerintahan tidak berorientasi pada keuntungan, sehingga dalam akuntansi
pemerintah tidak ada laporan laba (income statement) dan laporan akuntansi yang berkaitan
dengan itu.
2. Pemerintah melakukan pencatatan anggaran pada saat anggaran tersebut dibukukan.
3. Akuntansi pemerintahan juga memungkinkan penggunaan lebih dari satu jenis dana.
4. Akuntansi pemerintahan bersifat kaku, karena bergantung pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Menggunakan perkiraan laba dan modal yang tertahan di neraca.
Ruang lingkup akuntansi pemerintah adalah:
a) Akuntansi pemerintah pusat;
b) Akuntansi pemerintah daerah, yang terdiri atas;
1. Akuntansi pemerintah provinsi;
2. Akuntansi pemerintah kabupaten/kota.

B) Keuangan Negara dan Pengurusannya


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1), menyebutkan
bahwa Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Keuangan Negara tersebut meliputi:
a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan
pinjaman;
b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c. Peneriman Negara;
d. Pengeluaran Negara;
e. Penerimaan Daerah;
f. Pengeluaran Daerah;
g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah;
h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan.atau kepentingan umum;
i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
Skema Pengelolaan Keuangan Negara
Secara garis besar, skema pengelolaan keuangan negara adalah di mana Presiden selaku kepala
pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan
pemerintahan.
Kekuasaan pengelolaan keuangan negara tersebut:

a. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
b. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
c. Diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
d. Tidak termasuk kewenangan di bidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan dan
mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.

C) Sistem Akuntansi Pemerintahan


Dalam pelaksanaan Akuntansi Pemerintah, untuk menciptakan kondisi ideal dalam
menghasilkan laporan keuangan dibutuhkan adanya Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan
Sistem Akuntansi Pemerintah (Pusat dan Daerah), lalu juga Proses Akuntansi yang baik, sehingga
terciptalah Laporan Keuangan yang baik, untuk dapat digunakan oleh pemerintah, pemeriksa,
DPR, dan masyarakat.
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
yang diatur dalam PP 24 Tahun 2005 ini selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan dalam
penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat maupun Daerah, dan keluaran dari sistem
akuntansi pun nantinya harus sesuai dengan standar akuntansi. Jadi, antara SAP dan Sistem
Akuntansi Pemerintah merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
Dalam hal Sistem Akuntansi, Sistem Akuntansi Pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD). SAPP
adalah serangkaian prosedur manual ataupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
Pemerintah Pusat. SAPD pun mempunyai pengertian yang sama dengan SAPP, namun apabila di
SAPP mengurus operasi keuangan Pemerintah Pusat, maka SAPD mengurus operasi Pemerintah
Daerah.

D) Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) adalah laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah. LKPP Merupakan konsolidasi laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang disusun dengan berdasarkan praktik terbaik internasional (best practice)
dalam pengelolaan keuangan Negara. LKPP diterbitkan setiap tahun, dan pertama kali diterbitkan
pada tahun 2004 sejak Indonesia merdeka sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan
pemerintah. LKPP disusun oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian
Keuangan Indonesia.

Komponen LKPP
Saat ini laporan keuangan pemerintah pusat disusun berdasarkan penerapan akuntansi basis
kas menuju akrual. Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari :
 Laporan Realisasi Anggaran, merupakan salah satu komponen laporan keuangan
pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya
keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode tertentu.
 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan hanya
disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan
keuangan konsolidasi.
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi
pelaporan dan siklus akuntansi berbasi akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan
Ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Neraca, meruapakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
 Laporan Operasional, disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis
akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat
dipertanggungjawabkan. LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban,
dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya.
 Laporan Perubahan Ekuitas, menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE menyediakan informasi
mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
 Laporan Arus Kas, adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Tujuan LAK untuk
memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
LAK wajib disusun dan disajikan hanya oleh unit organisasi yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Laporan
Keuangan dan oleh karenanya setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan
atas Laporan Keuangan. CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai