Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Begitu juga
dalam lingkup keuangan pemerintahan yang wajib menyajikan laporan keuangan atas dana yang
didapatnya.
Laporan Keuangan Pemerintah Indonesiaterbagi menjadi Laporan keuangan pemerintah
pusat dan daerah yang merupakan Laporan pertanggungjawaban yang masing-masing diberi
tugas untuk menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan layanan sosial kepada
masyarakat.
UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara menetapkan bahwa laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD disampaikan berupa laporan keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah di audit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
1Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
2
e) Proses penyiapan SAP yang digunakan ini adalah proses yang berlaku umum secara
internasional dengan penyesuaian terhadap kondisi yang ada di Indonesia. Penyesuaian
dilakukan karena pertimbangan kebutuhan yang mendesak.
Berasaskan PP Nomor 71 Tahun 2010 Laporan Keuangan Pokok Pemerintah Indonesia
terdiri dari :
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang
dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,
belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi
hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
2) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaranbersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
3) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi
hasil.
4) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahuntahun anggaranberikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil
divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran
kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan
modal oleh pemerintah.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL);
utang
yang
timbuldari
peristiwa
masa
lalu
yang
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitorisyang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur
yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang
masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum
Negara/Daerah.
2) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Negara/Daerah.
f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas
Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan
untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan
yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan,
kecuali:
1)
Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum;
2)
Laporan Perubahan Saldo AnggaranLebih yang hanya disajikan oleh Bendahara
Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.
Unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai
bendahara umum negara/daerah dan/atau sebagai kuasa bendahara umum negara/daerah.
Entitas pelaporan pemerintah pusat juga menyajikan Saldo Anggaran Lebih pemerintah
yang mencakup Saldo Anggaran Lebih tahun sebelumnya, penggunaan Saldo Anggaran Lebih,
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) tahun berjalan, dan penyesuaian lain
yang diperkenankan.
b.
d.
e.
10
11
12
13
g.
Laporan Operasional
14
B.
yangmendasarterletakpadacaraorganisasimemperolehsumberdayayangdibutuhkanuntukmelakuka
nberbagaiaktivitas
operasinya.Organisasinirlabamemperolehsumberdayadarisumbanganparaanggotadanparapenyum
banglainyangtidakmengharapkanimbalanapapundariorganisasitersebut.
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak
berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan
jasa tersebut
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.
Ruang lingkup laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi nirlaba memenuhi karakteristik
sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya
yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri
atau pemilik entitas tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkah, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
Laporan keuangan untuk organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut
berbeda dengan laporan keuangan untuk organisasi bisnis pada umumnya.
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam organisasi nirlaba:
Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh
penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi
2Ikatan Akuntan Indonesia.Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan
Keuangan Entitas Nirlaba. 2012.
15
diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya
yang berasal dari sumber daya tersebut.
Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang
menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau
sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyumbang.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakaninformasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang,anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang
menyediakan sumberdaya bagi organisasi nirlaba.
Pihak pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama dalam
rangka menilai:
a) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut
b) Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka.
Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatanatas laporan keuangan, adalah untuk
menyajikan informasi mengenai:
a) Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.
b) Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva
bersih.
c) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya.
d) Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan
melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.
e) Usaha jasa suatu organisasi.
Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, daninformasi dalam suatu
laporan keuangan biasanya melengkapi informasidalam laporan keuangan yang lain.
16
Informasitersebut
umumnya
disajikan
dengan
pengumpulan
aktiva
dan
Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang harusdisajikan terpisah dari
kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaannya.
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagaiberikut:
a) menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal
jatuh tempo.
b) mengelompokan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
c) mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan
keuangan.
Klasifikasi Aktiva Bersih atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masingmasing kelompok aktiva bersih
berdasarkan ada atau tidaknyapembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen,
terikatsecara temporer, dan tidak terikat.Informasi mengenai sifat dan jumlah dari
pembatasanpermanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlahtersebut dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporankeuangan.
Pembatasan permanen terhadap (1) aktiva, seperti tanahatau karya seni, yang
disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawatdan tidak untuk dijual, atau (2) aktiva yang
disumbangkan untuk investasiyang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan
sebagaiunsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasisecara
permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atauwakaf dan warisan yang
menjadi dana abadi (endowment).Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupaaktivitas
operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3)penggunaan selama periode
tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehanaktiva tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah
dalam kelompok aktivabersih yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan
dalamcatatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbangdapat berbentuk
pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, ataukeduanya.
Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatandari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi,dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Batasan terhadappenggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat
organisasi,lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam aktependirian, dan
18
dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur danpihak lain yang berhubungan dengan
organisasi. Informasi mengenaibatasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas
laporankeuangan.
2. Laporan Aktivitas
Tujuan Laporan Aktivitas
19
memberikan jasa,
menilai pelaksanaan tanggung jawab dankinerja manajer.
20
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuanganharus menyajikan informasi mengenai
beban menurut klasifikasifungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama danaktivitas
pendukung.
21
22
23
24
25
26
27
28
Catatan E
Investasi dicatat sebesar nilai pasar atau nilai apraisal, dan penghasilan(atau kerugian)
yang telah terealisasikan atau belum terealisasikan dapatdilihat dari laporan aktivitas. Organisasi
mengivestasikan kelebihan kas diatas kebutuhan harian dalam investasi lancar. Pada tanggal 31
Desember19X1, Rp 1.400 diinvestasikan pada investasi lancar dan menghasilkanRp 850 per
tahun. Sebagian besar investasi jangka panjang dibagi ke dalamdua kelompok. Kelompok A
adalah dana permanen dan tidak diwajibkanuntuk menaikkan nilai bersihnya. Kelompok B
adalah jumlah yang olehbadan perwalian ditujukan untuk investasi jangka panjang. Tabel
berikutini menunjukkan investasi jangka panjang organisasi.
29
Komponen dalam setiap kelompok investasi dan kepemilikan investasi lainlain pada tanggal 31
Desember 19X1 disajikan dalam tabel berikut ini.
30
C.
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari suatu entitas yang berguna
untuk berbagai pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan tentang alokasi sumber.
Secara khusus, tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum di sektor publik harus
memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan, dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas untuk sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh:
a) Memberikan informasi tentang sumber-sumber, alokasi dan menggunakan
sumberdaya keuangan;
b) Memberikan informasi tentang bagaimana entitas dibiayai kegiatannya dan
memenuhi persyaratan kas;
c) Memberikan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan entitas
untuk membiayai kegiatannya dan untuk memenuhi kewajiban dan komitmen;
d) Memberikan informasi tentang kondisi keuangan entitas dan perubahan itu; dan
e) Memberikan informasi agregat yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas
dalam hal biaya pelayanan, efisiensi dan prestasi.
3International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) Nomor 01 tentang Penyajian Laporan
Keuangan.
31
Laporan PosisiKeuangansekarang
Entitas harus menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan kewajiban lancar dan tidak lancar,
sebagai klasifikasi yang terpisah di muka laporan posisi keuangan sesuai dengan paragraf 76-87
kecuali ketika presentasi berdasarkan likuiditas menyediakan informasi yang handal dan lebih
relevan. Ketika itu pengecualian berlaku, semua aset dan kewajiban harus disajikan secara luas
agar likuiditas.Metode presentasi mana diadopsi, untuk setiap aset dan kewajiban item baris yang
menggabungkan jumlah yang diharapkan akan direalisasi atau diselesaikan (a) tidak lebih dari
dua belas bulan setelah tanggal pelaporan dan (b) lebih dari dua belas bulan setelah tanggal
pelaporan, entitas harus mengungkapkan jumlah diharapkan akan pulih atau menetap setelah
lebih dari dua belas bulan.
Aktiva Lancar
aset harus diklasifikasikan sebagai arus bila salah satu darikriteriaberikut:
a) Hal ini diharapkan akan diwujudkan dalam, atau dimiliki untuk dijual atau
digunakandalam, siklus operasi normal entitas;
b) Hal ini diadakan terutama untuk tujuan diperdagangkan;
c) Hal ini diharapkan dapat terwujud dalam waktu dua belas bulan setelahtanggal
pelaporan; atau
d) Ini adalah uang tunai atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam IPSAS 2,
kecuali dibatasi dari yang ditukar atau digunakan untuk melunasi kewajiban untuk
setidaknya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Semua aset lainnya harus diklasifikasikan sebagai non- saat ini.
kewajiban Lancar
kewajiban harus diklasifikasikan sebagai arus bila salah satu dari kriteriaberikut:
a) diperkirakan akan diselesaikan dalam siklus operasi normal entitas;
32
33
Informasi arus kas memberikan pengguna laporan keuangan dengan dasar untuk menilai
kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas untuk
memanfaatkan arus kas tersebut. IPSAS 2 menetapkan persyaratan untuk penyajian laporan arus
kas dan pengungkapan harus terkait.
Catatan
a) informasi Hadir tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
yang spesifik digunakan sesuai dengan paragraf 132-139;
b) Mengungkapkan informasi yang diperlukan oleh IPSASs yang tidak disajikan di muka
laporan posisi keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan perubahan net asset / saham
atau arus kas pernyataan; dan
c) Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan di muka laporan posisi keuangan,
laporan kinerja keuangan, laporan perubahan net asset / saham atau arus kas pernyataan,
tapi yang relevan dengan pemahaman tentang salah satu dari mereka .
Catatan harus, sejauh mungkin, disajikan secara sistematis. Setiap item di muka laporan
posisi keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan perubahan net asset / ekuitas dan laporan
arus kas harus cross-berkaitan dengan informasi yang salah dalam catatan.Catatan biasanya
disajikan dalam urutan berikut, yang membantu pengguna dalam memahami laporan keuangan
dan membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lain:
a) pernyataan kesesuaian dengan IPSASs (lihat paragraf 28);
b) Ringkasan akuntansi kebijakan yang diterapkan (lihat paragraf 132);
c) informasi pendukung untuk item yang disajikan di muka laporan posisi keuangan,
laporan kinerja keuangan, laporan perubahan net asset / saham atau arus kas
pernyataan, dalam urutan di mana setiap pernyataan dan setiap item baris disajikan;
dan pengungkapan lain, termasuk:
d) Kewajiban kontinjensi (lihat IPSAS 19), danyang belum komitmen kontrakdiakui;dan
(ii)
pengungkapan
Non-keuangan,
misalnya,
keuanganrisiko
entitas
tujuan
34
keuangan dan yang terakhir berhubungan dengan laporan posisi keuangan. Namun demikian,
struktur sistematis untuk catatan dipertahankan sepraktis.
Catatan memberikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang spesifik dapat disajikan sebagai komponen terpisah dari laporan keuangan
Pengungkapan Kebijakan Akuntansi
Entitas mengungkapkan dalam ringkasan akuntansi yang kebijakansignifikan.
a) pengukuran dasar (atau basa) yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
b) sejauh mana entitas telah diterapkan transisi ketentuandalam IPSAS; dan
c) Kebijakan akuntansi yang lain yang digunakan yang relevan untukmemahami laporan
keuangan.
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi entitas, manajemen membuat berbagai
pertimbangan, selain dari yang estimasi melibatkan, yang secara signifikan dapat mempengaruhi
jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Misalnya, manajemen membuat keputusan dalam
menentukan:
a) Apakah aset investasi properti;
b) Apakah perjanjian untuk penyediaan barang dan / atau jasa yang melibatkan
penggunaan aset berdedikasi sewa;
c) Apakah, dalam substansi, penjualan tertentu barang pembiayaan pengaturan dan
karena itu tidak menimbulkan pendapatan; dan
d)
Apakah substansi hubungan antara entitas pelaporan dan entitas lain
menunjukkan bahwa entitas lain dikendalikan oleh entitas pelapor.
PRESENTASI LAPORAN kEUANGAN
Pengungkapan Lainnya
1.
Entitas mengungkapkan dalam (A) Jumlah dividen, atau distribusi yang sama, yang
diusulkan atau dinyatakan sebelum laporan keuangan telah disetujui untuk diterbitkan
tapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode tersebut, dan jumlah
yang terkait per saham; dan (b) Jumlah dividen preferen kumulatif, atau yang
2.
distribusisama,tidak diakui.
Entitas mengungkapkan berikut, jika tidak diungkapkan di tempat lain di informasi yang
dipublikasikan dengan laporan keuangan:
35
36
37
38
39
40
PENUTUP
Kesimpulan
Laporan keuangan dalam lingkup pemerintahan diatur jelas berdasarkan aturan atau
ketentuan hukum. Prinsip penyajian laporan keuangan pemerintahan sama dengan prinsip
akuntansi dan pelaporan keuangan akuntansi, yang membedakan adalah komponen dan struktur
laporan keuangannya.
41
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang
Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. 2012.
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS).Nomor 01 tentang Penyajian Laporan
Keuangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual.
42