Anda di halaman 1dari 16

Introduce our Group 9 :

Desy Apriyanti
Marsha Audrey Kirana
Rubiyanto

Makul : Pengantar Akuntansi Sektor Publik


Dosen : Tashadi Tarmizi, SE.,M.Si.,Ak.,CA
Apa itu Laporan Keuangan?
Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK 1 (2015:1)
Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas.

Pengertian Laporan Keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2)


Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misalnya,informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga
Tujuan pelaporan keuangan pemerintah

(a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
(b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran;
(c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas
pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
(d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya;
(e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-
sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman;
(f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan
atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Peranan laporan keuangan

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yag relevan


mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Setiap entitas pelaporan
mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya- upaya yang telah
dilaporkan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
akuntanbilitas, manajemen, transparansi dan keseimbangan
antaragenerasi(intergenerational equity).  
Komponen laporan keuangan

1. Laporan Realisasi  Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan
terhadap APBN/APBD dengan menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. LRA menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya
dalam satu periode pelaporan.

2. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas  dana pada tanggal pelaporan. Neraca disusun dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dengan Sistem sentralisasi,
neraca disusun secara terpusat oleh bagian akuntansi suatu entitas pelaporan. Sedangkan dengan desentralisasi neraca disusun
oleh entitas-entitas akuntansi yang kemudian digabung oleh entitas pelaporan. Pada pemerintah daerah, SKPD merupakan
entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan keuangan yang akan digabungkan oleh SKPKD menjadi Neraca Daerah.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menjumlahkan akun-akun neraca SKPD dan SKPKD serta mengeliminasi akun-akun
timbal balik.
3. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaaan,
perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset
nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran. Penyajian LAK dan pengungkapan yang berhubungan dengan
arus kas diatur dalam PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas.

4. Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan yang
menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang
memadai. CaLK ditujukan agar laporan keuangan dapat dipahami dan dibandingkan  dengan laporan
keuangan entitas lainnya. 
Dasar Hukum Pelaporan Keuangan

1. Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur


keuangan pemerintah, antara lain:
2. Undang-undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara.
3. Undang-undang dibidang keuangan negara.
4. Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah khususnya yang mengatur
keuangan daerah.
6. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
7. Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah, dan 
8. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah.
Asumsi Dasar
Asumsi dasar dalam keuangan keuangan dilingkungan pemerintah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perludibuktikan agar standar akuntansi
diterapkan yang terdiri atas :

1. Asumsi kemandirian entitas


Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan maupunakuntansi, berarti bahwa setiap
unnit akuntansi dianggap sebagai unnit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk
menyajikan untuk laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit
instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah atu indikasi terpenuhnya asumsi
ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya
dengan tanggung jawab diluar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya,
termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang
piutang yang terjadi akibat putusan entitas, serta telaksana atau tidaknya program yang
telah ditetapkan.
2. Asumsi kesinambungan entitas
keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya.
Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas
entitas pelaporan dalam jangka pendek.

3. Asumsi keterukuran dalam satuan utang (monetary meausurement )


Laporan keuangan entitas harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang, hal ini dipelukan agar memungkinkan
dilakukannnya entitas dan pengukuran dalam akuntansi.     
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan
dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Berikut prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

1. Relevan
Laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relavan yaitu:
1) Memiliki manfaat umpan balik (flashback value)
2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
3) Tepat waktu
4) Lengkap
2.Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material,
menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal yaitu:
1)      Penyajian juju
2)      Dapat diverifikasi
3)      Netralitas

3. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
umumnya.

4. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
Unsur laporan keuangan

Dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD setiap entitas baik pemerintah pusat,


kementerian negara/lembaga, pemerintah daerah, dan satuan kerja di tingkat
pemerintah pusat/daerah wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, laporan keuangan pemerintah pokok setidak-
tidaknya terdiri atas:

1. Laporan Realisasi  Anggaran (LRA),


2. Neraca,
3. Laporan Arus Kas (LAK),
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Periode Pelaporan
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun. Penyajian laporan keuangan sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD diwajibkan untuk
setiap periode tahun anggaran APBN/APBD, di mana dalam masa 1
(satu) tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember. Dengan demikian, periode pelaporan
keuangan tahunan adalah per tanggal 31 Desember untuk Neraca,
dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember untuk LRA dan LAK.
Kesimpulan
Laporan keuangan dalam lingkup pemerintahan diatur jelas
berdasarkan aturan atau ketentuan hukum. Prinsip penyajian
laporan keuangan pemerintahan sama dengan prinsip
akuntansi dan pelaporan keuangan akuntansi, yang
membedakan adalah komponen dan struktur laporan
keuangannya.
Udah Paham kan tentang
laporan keuangan dalam
pemerintah
Thanks For Your
Attention

Anda mungkin juga menyukai