Anda di halaman 1dari 26

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

BAB IV
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

4.1. KARAKTERISTIK PELAPORAN KEUANGAN DAERAH


4.1.1.Latar belakang
Pemerintah adalah pihak manajemen yang dipercaya oleh rakyat untuk mengatur dan
menyelenggarakan pemerintahan dalam rangka memenuhi hajat hidup orang banyak.
Tujuan

dari

penyelenggaraan

pemerintah

adalah

dalam

rangka

mensejahterakan

masyarakat. Oleh karena itu agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan sesuai
dengan amanat maka harus ada laporan yang melaporkan hal tersebut.
Mengacu kepada UU Nomor 17 tahun 2003, yang mulai berlaku efektif pada tahun
anggaran 2005, tentang Keuangan Negara, maka setiap pengelola keuangan daerah harus
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya dalam bentuk
Laporan Keuangan, yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
menyebutkan bahwa Laporan Keuangan dimaksud harus disusun berdasarkan proses
akuntansi, yang wajib dilaksanakan oleh setiap Pengguna Anggaran dan kuasa Pengguna
Anggaran serta pengelola Bendahara Umum Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka setiap Pemerintah Daerah menyelenggarakan sistem akuntansi untuk lingkungan
pemerintah daerahnya yang pedomannya ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
Dengan adanya laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan amanat undang-undang
tersebut

serta

disusunnya

laporan

keuangan

melalui

proses

yang

dapat

dipertanggungjawabkan tersebut maka diharapkan akuntabilitas pemda sebagai manajemen


yang dipercaya oleh rakyat sebagai stakeholder dapat disajikan sebagaimana mestinya.
Akuntabilitas mengandung arti kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala tindaktanduk dan kegiatan seseorang atau lembaga, terutama di bidang administrasi keuangan,
kepada pihak yang lebih tinggi atau atasannya. Oleh karena itu dalam konteks
pemerintahan, akuntabilitas mempunyai arti pertanggungjawaban, yang juga menunjukkan
adanya pengelolaan pemerintahan yang baik.
Akuntanbilitas akan tercapai jika terdapat transparansi, yang mengandung makna bahwa
penyajian laporan keuangan dilakukan secara terbuka, terutama mengenai informasi
penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh pengelola keuangan daerah.
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

129

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Perkembangan paket peraturan perundangundangan di bidang keuangan negara telah


menunjukkan adanya upaya dalam meningkatkan keterbukaan informasi. Semula,
ketentuan

perundang-undangan

hanya

mengharuskan

penyampaian

laporan

pertanggungjawaban dalam bentuk perhitungan anggaran, yang berisikan realisasi


pendapatan

dan

belanja

saja.

Dalam

laporan

perhitungan

anggaran

hanya

menginformasikan aliran kas pada APBD sesuai dengan format anggaran yang disahkan
oleh DPRD, tanpa menyertakan informasi tentang posisi kekayaan dan kewajiban
pemerintah. Juga biasanya penyampaiannya kurang tepat waktu serta datanya sering tidak
akurat.

Saat

ini

sesuai

dengan

ketentuan

perundang-undangan,

laporan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah menjadi lebih luas dan ketepatan


waktunya pun juga di harapkan menjadi lebih baik.
Lebih jauh lagi, menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pada Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah juga perlu dilampirkan informasi tambahan mengenai kinerja instansi
pemerintah, yakni prestasi yang berhasil dicapai oleh Pengguna Anggaran juga identifikasi
yang jelas tentang keluaran (outputs) dari setiap kegiatan dan hasil (outcomes) dari setiap
program. Hal ini bermakna bahwa selain perlu suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah yang baik, juga diperlukan integrasi dengan sistem perencanaan strategis,
sistem penganggaran, dan Sistem Akuntansi Pemerintahan.titas Pelaporan dan
4.1.2.Tujuan Pelaporan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu
periode pelaporan. Dalam laporan keuangan akan disajikan

perbandingn realisasi

(pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan) dengan anggaran yang telah ditetapkan,
penilaian kondisi keuangan, evaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta
ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan.
Public Sector Committee IFAC (1996) menyebutkan tujuan pelaporan keuangan sektor
publik secara umum adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan memenuhi
kebutuhan pengguna. Lebih lanjut disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan sektor
publik, khususnya pemerintah daerah sesuai dengan pembahasan kita, adalah sebagai
berikut :
a)

Mengidentifikasi sumber daya yang didapat dan digunakan sesuai dengan anggaran
yang telah disetujui oleh DPRD.

b)

Menyediakan informasi tentang sumber daya keuangan dan penggunaannya.

c)

Menyediakan informasi tentang cara pemerintah daerah membiayai aktivitas dan


memenuhi kebutuhan kasnya

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

130

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

d)

Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan


manajemen dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajibannya.

e)

Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan dan kinerja pemerintah daerah,


terutama yang berkaitan dengan efisiensi biaya operasi dan pencapaian target.
Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan menyebutkan bahwa setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk


melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan, secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan, untuk
kepentingan:
a)

Akuntabilitas, pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan


kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara periodik.

b)

Manajemen, evaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode


pelaporan,

sehingga

memudahkan

fungsi

perencanaan,

pengelolaan

dan

pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk
kepentingan masyarakat.
c)

Transparansi, memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada


masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
pada peraturan perundang-undangan.

d)

Keseimbangan antar generasi, membantu para pengguna dalam mengetahui


kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai
seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
Pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para

pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a)

Menyediakan informasi tentang kecukupan pendapatan untuk membiayai seluruh


belanja.

b)

Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya


ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan
perundang-undangan.

c)

Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan


dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

131

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

d)

Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh


kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

e)

Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan


berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

f)

Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,


apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi

mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban,


ekuitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan.
4.1.3.Asumsi Pelaporan
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah yang merupakan
anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar
akuntansi dapat diterapkan, diantaranya adalah (a) Kemandirian entitas; (b) Kesinambungan
entitas; dan (c) Keterukuran dalam satuan uang.
Kemandirian Entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang
mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan. Entitas
bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya untuk kepentingan pelaksanaan
tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya
dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat putusan entitas, serta terlaksana tidaknya
program yang telah ditetapkan.
Kesinambungan Entitas, bermakna laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa
entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya atau tidak dimaksudkan untuk melakukan
likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek. Oleh karena itu informasi yang
disajikan harus menggambarkan adanya cara pandang jauh ke depan dari kinerja entitas
tersebut.
Keterukuran dalam Satuan Uang, yaitu laporan keuangan entitas pelaporan menyajikan
semua aktivitasnya yang dapat dinilai dengan satuan uang. Oleh karena itu segala sesuatu
yang tidak mempunyai dimensi nilai uang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan
tersebut.
4.1.4.Karakteristik kualitatif
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

132

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Laporan


keuangan akan memiliki kualitas jika dipenuhinya hal sebagai berikut (a) Relevan; (b) Andal;
(c) Dapat dibandingkan; dan (d) Dapat dipahami.
Relevan

berarti laporan keuangan memuat informasi yang berguna dalam

pengambilan keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa


lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi ini biasanya dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya. Biasanya informasi dianggap relevan jika informasi tersebut
memiliki manfaat umpan balik (feedback value), memiliki manfaat prediktif (predictive value),
disajikan tepat waktu dan lengkap.
Andal berarti informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika penyajiannya tidak dapat diandalkan maka
penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal
biasanya jika disajikan secara jujur, dapat diverifikasi, serta netral atau tidak memihak
kepada pengguna tertentu.
Dapat dibandingkan bermakna informasi yang termuat dalam laporan keuangan disajikan
secara baik sehingga dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat
dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila
suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
Dapat dipahami berarti informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan
pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
4.1.5.Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh
penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta
oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan.
Prinsip tersebut diantaranya (a) Prinsip nilai historis; (b) Prinsip realisasi; (c) Prinsip
substansi mengungguli bentuk formal; (d) Prinsip periodisasi; (e) Prinsip konsistensi; (f)

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

133

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Prinsip pengungkapan lengkap; dan (g) Prinsip penyajian wajar.


Prinsip nilai historis berarti bahwa aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh asset
tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam
pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Prinsip realisasi berarti bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan
melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar
hutang dan belanja dalam periode tersebut. Pemerintah ditugaskan untuk memberikan
pelayanan semaksimal mungkin kepada rakyatnya oleh karena itu prinsip menandingkan
antara pendapatan dan belanja menjadi kurang ditekankan aplikasinya.
Prinsip substansi mengungguli bentuk formal berarti informasi dimaksudkan untuk
menyajikan dengan wajar sesusai yang seharusnya disajikan, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak sesuai dengan aspek
formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
Prinsip periodisasi berarti kegiatan pelaporan keuangan entitas dibagi menjadi periode
pelaporan sehingga kinerja entitas dapat di ukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya
dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan,
triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
Prinsip konsistensi berarti perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang
serupa dari periode ke periode selanjutnya oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi
internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode
akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah
dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang
lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Prinsip pengungkapan lengkap berarti bahwa laporan keuangan menyajikan secara lengkap
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna
laporan keuangan dapat ditempatkan disajikan sedemikian rupa sehingga memberikan
gambaran yang lengkap tentang kegiatan yang dilakukan oleh entitas tersebut.
Prinsip penyajian yang wajar berarti laporan keuangan hendaknya menyajikan dengan wajar
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan. Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

134

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

menghadapi

ketidakpastian

mengandung

unsur

peristiwa

kehati-hatian

dan

pada

keadaan

saat

tertentu.

melakukan

Pertimbangan

prakiraan dalam

sehat
kondisi

ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban
tidak dinyatakan terlalu rendah.
Prinsip basis akuntansi yaitu bahwa dalam penyajian laporan keuangan, pemerintah
mempergunakan basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan
diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Selisih antara pendapatan dan belanja diistilahkan
sebagai surplus atau defisit bukan laba. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset,
kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada
saat kejadian tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
4.1.6.Kelompok pengguna laporan keuangan daerah
Pihak yang akan menggunakan laporan keuangan pemerintah meliputi: lembaga
pemerintah, investor dan kreditor, penyedia sumber daya, badan pengawas, konstituen,
pengamat, aparat pemerintah dan semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan
tersebut.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan disebutkan kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun
tidak terbatas, yaitu:
a)

masyarakat;

b)

para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;

c)

pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan

d)

pinjaman; dan

e)

pemerintah.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Dengan demikian laporan keuangan
pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing
kelompok pengguna. Namun demikian, berhubung pajak merupakan sumber utama
pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan
informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.
Sebagai tambahan, sebelum disampaikan disahkan oleh DPRD, laporan keuangan harus
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

135

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Setelah disesuaikan berdasarkan temuan
audit dan/atau koreksi lain yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dan dilampiri informasi mengenai kinerja instansi pemerintah, kemudian diusulkan oleh
Pemerintah Daerah untuk dibahas dengan dan disetujui oleh DPRD. Selain legislatif,
pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah masyarakat, lembaga pengawas,
lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman.
4.1.7.Latihan
1. Jelaskan

alasan perlunya akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan

keuangan daerah.
2. Jelaskan tujuan dan asumsi dasar pelaporan keuangan daerah.
3. Jelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan daerah,
4. Jelaskan prinsip dasar pelaporan keuangan daerah,
5. Jelaskan kelompok pengguna laporan keuangan daerah

4.2.

LAPORAN KEUANGAN DAERAH

4.2.1.Jenis Laporan Keuangan Daerah


Secara sederhana, proses penyusunan laporan keuangan pemerintahan daerah adalah
mengikut kepada aliran sebagai berikut:
1. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pengguna Anggaran menyusun
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Catatan atas Laporan Keuangan, disampaikan kepada kepala daerah melalui
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Kepala SKPD juga menyusun Laporan
Kinerja dan menyampaikannya

kepada kepala daerah dan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan).


2. PPKD selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) menyusun Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Perubahan SAL dan Catatan atas Laporan Keuangan, disampaikan kepada kepala
daerah.
3. Berdasarkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta laporan
pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah tersebut, Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK),
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

136

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Perubahan SAL dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). PPKD menyampaikan Laporan Keuangan
Pemda kepada kepala daerah untuk memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD.
4. Selanjutnya, kepala daerah menyampaikan LKPD kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk diperiksa dan dikoreksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
5. Terakihr LKPD yang sudah dikoreksi akan diserahkan kepada DPRD sebagai
pertanggungjawaban kepala daerah tersebut.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari;
1. Laporan Realisasi Anggaran,
2. Neraca,
3. Laporan Arus Kas,
4. Catatan atas Laporan Keuangan
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Laporan Perubahan SAL
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan ini menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Oleh

karena

itu

harus

menyajikan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Pengertian


unsur tersebut adalah:
Pendapatan
1.

Pendapatan

(basis

kas)

adalah

penerimaan

oleh

Bendahara

Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang


menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Basis kas inilah yang dipergunakan dalam penyajian pendapatan dalam LRA.
2.

Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih.

3.

Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan


dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

137

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

4.

Unsur Pendapatan Daerah terdiri dari:

Pendapatan Asli Daerah:

Pajak Daerah,

Retribusi Daerah,

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,

Lain-lain PAD yang Sah.

Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan:

Dana Bagi Hasil,

Dana Alokasi Umum, dan

Dana Alokasi Khusus.

Lain-lain Pendapatan yang Sah:

Dana Darurat,

Hibah

Belanja
1.

Belanja

(basis

kas)

adalah

semua

pengeluaran

oleh

Bendahara

Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam


periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah. Khusus untuk pengeluaran belanja yang dibayarkan oleh
Bendahara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diakui sebagai belanja hanya
sebesar jumlah yang telah disahkan pertanggungjawabannya oleh BUD/kuasa BUD.
Basis kas ini dipergunakan dalam penyajian belanja dalam LRA.
2.

Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih.

3.

Unsur Belanja Daerah terdiri dari:


Belanja Operasi:

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Bunga

Subsidi

Hibah

Bantuan Sosial

Belanja Modal:
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

138

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Belanja Tanah

Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Gedung dan Bangunan

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Aset Tetap Lainnya

Belanja Aset Lainnya

Belanja Tak Terduga

Menurut Permendagri 13 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Permendagri No. 59


Tahun 2007 dijelaskan bahwa belanja dapat dikelompokkan menjadi Belanja Tidak
Langsung dan Belanja Langsung.
1.

Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, dengan perincian berikut:

2.

a.

belanja pegawai;

b.

bunga;

c.

subsidi;

d.

hibah;

e.

bantuan sosial;

f.

belanja bagi basil;

g.

bantuan keuangan; dan

h.

belanja tidak terduga

Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung


dengan pelaksanaan program dan kegiatan, dengan perincian berikut:
a.

belanja pegawai;

b.

belanja barang dan jasa; dan

c.

belanja modal.

Pembiayaan
1. Pembiayaan (basis kas) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan
surplus anggaran.
2. Unsur Pembiayaan Daerah terdiri dari:
Penerimaan Pembiayaan:
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

139

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Penggunaan SiLPA

Pencairan Dana Cadangan

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Penerimaan Pinjaman

Penerimaan Pembayaran Piutang

Pengeluaran Pembiayaan:

Pembentukan Dana Cadangan

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemberian Pinjaman

2) Laporan perubahan saldo anggaran lebih


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
3) Laporan operasional
Laporan operasional menggambarkan besarnya pendapatan dan beban pada tahun berjalan
dengan menggunakan basis akrual. Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya
ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periodepelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional
terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masingmasing unsur
dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih.
(b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilaikekayaan
bersih.
(c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan
dana bagi hasil.
(d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering
atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali ataupengaruh entitas bersangkutan

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

140

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

4) Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu,
dengan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Pengertian
unsur tersebut adalah:

Aset
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi
kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan
belanja bagi pemerintah.
3. Unsur dari asset tersebut adalah;
Aset Lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria
tersebut diklasifikasikan sebagai aset non-lancar. Aset lancar meliputi kas dan setara
kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan.
Aset Non-Lancar
Aset non-lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan asset tak
berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan
pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset ini terdiri dari:
a. Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud
untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu
lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi investasi
non-permanen dan permanen Investasi non-permanen antara lain investasi
dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

141

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

investasi non-permanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan


modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.
b. Aset Tetap
Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,
irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
c. Aset Lainnya
Aset non-lancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam
aset lainnya adalah aset tak berwujud dan asset kerja sama (kemitraan).
Kewajiban
1. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Karakterisitik esensial
kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam
penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang
akan datang.
2. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber
pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau
lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan
pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya. Setiap
kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang
mengikat atau peraturan perundang undangan.
3. Kewajiban dikelompokkan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan
dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka panjang merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam
waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Ekuitas Dana
1. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah.
2. Ekuitas Dana dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek.

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

142

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

b. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam


dalam aset non-lancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban
jangka panjang.
c. Ekuitas

Dana

Cadangan

mencerminkan

kekayaan

pemerintah

yang

dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan


perundang-undangan.
5) Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional,
investasi

aset

non-keuangan,

pembiayaan,

dan

transaksi

non-anggaran

yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
daerah selama periode tertentu.
4). Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas
Laporan

Keuangan

juga

mencakup

informasi

tentang

kebijakan

akuntansi

yang

dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan
untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1.

Menyajikan

informasi

tentang

kebijakan

fiskal/keuangan,

ekonomi

makro,

pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan


hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
2.

Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;

3.

Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakankebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksitransaksi dan
kejadian-kejadian penting lainnya;

4.

Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan


yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan;

5.

Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul


sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas; dan

6.

Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Lampiran I-D menjelaskan bahwa sistematika
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

143

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Catatan atas Laporan Keuangan terdiri dari:


1. Kebijakan fiskal/keuangan,
2. Ekonomi makro,
3. Pencapaian target Undang-Undang APBN/Perda APBD,
4. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan,
5. Kebijakan akuntansi, dan
6. Penjelasan atas perkiraan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
4.2.2.Penjelasan komponen Laporan Keuangan
Penjelasan atas komponen laporan keuangan tersebut memuat;
Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan

1. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan prosentase) atas selisih


lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pendapatan.
2. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan prosentase) atas selisih
antara pendapatan periode ini dengan pendapatan periode yang lalu.
3. Penjelasan atas masing-masing jenis pendapatan.

Belanja

1. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan prosentase) atas selisih


lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran belanja.
2. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan prosentase) atas selisih
antara belanja periode ini dengan belanja periode yang lalu.
3. Penjelasan atas masing-masing jenis belanja

Transfer

1. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan prosentase) atas selisih


lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran transfer.
2. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan prosentase) atas selisih
antara transfer periode ini dengan transfer periode yang lalu.
3. Penjelasan atas masing-masing jenis transfer

Pembiayaan

1. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan prosentase) atas selisih


lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pembiayaan.
2. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan prosentase) atas selisih
antara pembiayaan periode ini dengan pembiayaan periode yang lalu.
3. Penjelasan atas masing-masing jenis pembiayaan

Neraca
Aset Lancar

Menjelaskan perkiraan-perkiraan yang terdapat pada pos aset lancar,

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

144

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

seperti Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan, dan


Piutang.
Investasi

Menjelaskan perkiraan-perkiraan yang terdapat pada pos investasi jangka

Jangka

panjang, seperti Penyertaan Modal Pemerintah, Investasi dalam Obligasi,

Panjang

dan Pinjaman kepada Perusahaan Daerah

Aset Tetap

Untuk seluruh perkiraan yang ada dalam kelompok aset tetap, diungkapkan
dasar

pembukuannya.

Diungkapkan

pula

(apabila

ada)

perbedaan

pencatatan perolehan aset tetap yang terjadi antara unit keuangan dengan
unit yang mengelola/mencatat aset tetap. Daftar aset tetap juga disertakan
Aset

sebagai lampiran laporan keuangan


Menjelaskan perkiraan-perkiraan yang terdapat pada pos aset lainnya,

Lainnya

seperti Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi, dan Kemitraan

Kewajiban

dengan Pihak Ketiga


Menjelaskan perkiraan-perkiraan yang terdapat pada pos Kewajiban Jangka

Jangka

Pendek, seperti Uang Muka dari Kas Umum Negara (KUN), Pendapatan

Pendek

yang Ditangguhkan, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang

Kewajiban

Bunga
Menjelaskan perkiraan-perkiraan yang terdapat pada pos Kewajiban Jangka

Jangka

Panjang, seperti Utang Dalam Negeri Obligasi, Utang Dalam Negeri Sektor

Panjang
Ekuitas

Perbankan, dan Utang Luar Negeri


Menjelaskan perkiraan-perkiraan yang terdapat pada pos Ekuitas Dana

Dana
Laporan Arus Kas
Arus Kas dari

Menjelaskan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas operasi, seperti

Aktivitas

Pendapatan Pajak dan Belanja Pegawai

Operasi
Arus Kas dari

Menjelaskan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas investasi aset

Aktivitas

non-keuangan, seperti Pendapatan Penjualan Aset dan Belanja Aset

Investasi Aset
Nonkeuangan
Arus Kas dari

Menjelaskan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan,

Aktivitas

seperti Penerimaan Pinjaman dan Pembayaran Pokok Pinjaman

Pembiayaan
Arus Kas dari

Menjelaskan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas non-anggaran,

Aktivitas Non-

seperti Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga dan Pengeluaran Perhitungan

anggaran

Fihak Ketiga

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

145

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Adapun pengungkapan-pengungkapan lain yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas


Laporan keuangan adalah hal-hal yang mempengaruhi laporan keuangan, antara lain:
a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan,
b. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru,
c. Kontijensi, yaitu suatu kondisi atau situasi yang belum memiliki kepastian pada tanggal
neraca. Misalnya, jika ada tuntutan hukum yang substansial dan hasil akhirnya bisa
diperkirakan. Kontijensi ini harus diungkapkan dalam catatan atas neraca,
d. Komitmen, yaitu bentuk perjanjian dengan pihak ketiga yang harus di ungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan,
e. Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan,
f.

Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus
ditanggulangi pemerintah,

g. Kejadian penting setelah tanggal neraca (subsequent event) yang berpengaruh secara
signifikan terhadap perkiraan yang disajikan dalam neraca.
4.2.3.Latihan
1. Sebutkan jenis laporan keuangan daerah,
2.

Jelaskan isi laporan keuangan daerah,

3. Jelaskan hubungan antara laporan realisasi anggaran dan neraca.


4. Jelaskan hubungan antara laporan realisasi anggaran dan laporan arus kas.

4.3.

ANALISIS HORIZONTAL (PERBANDINGAN / KECENDRUNGAN)

4.3.1.Pengertian
Analisis yang sudah dilakukan terhadap laporan keuangan PEMDA adalah melalui
pembandingan beberapa pos laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah,
biasanya secara sederhana dengan penggunaan yang terbatas. Misalnya,untuk mengetahui
kinerja pencapaian pendapatan daerah, dibandingkan antara realisasi pendapatan asli
daerah dengan anggarannya, atau menghitung perbandingan antara realisasi pendapatan
pajak daerah dengan total realisasi pendapatan asli daerah. Untuk menilai pelaksanaan
belanja modal misalnya, kita dapat membandingkan realisasi belanja modal dengan
pagunya, atau membandingkan realisasi belanja modal dengan realisasi total belanja.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, maka setiap pengelola keuangan daerah harus laporan keuangan yang lengkap
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

146

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan Daerah. Dengan bertambahnya bahan analisis maka analisis laporan
keuangan pemerintah daerah menjadi lebih berkembang, agar pengguna laporan keuangan
memiliki dasar yang memadai dalam mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan
pemerintah daerah. Hasil analisis ini akan dipakai sebagai dasar perumusan kebijakan
anggaran daerah di masa mendatang.e
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi pos-pos laporan
tersebut menjadi unit informasi yang lebih rinci dan melihat hubungan antara satu dengan
yang lainnya guna mengetahui kondisi keuangan entitas tersebut untuk dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan horisontal dilakukan dengan
melihat ukuran dan hubungan unsur laporan keuangan secara horisontal dari tahun ke
tahun.
Hasil dari analisis tersebut diharapkan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan
penilaian yang bersifat dugaan semata, ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan lain
sebagainya. Bahkan melalui analisis laporan keuangan juga kemungkinan dapat diketahui
adanya kesalahan proses akuntansi. Dengan demikian akan menambah keyakinan
pengguna laporan atas data atau informasi yang tersedia sehingga pengambilan
keputusannya menjadi lebih akurat.
4.3.2.Tujuan Analisis
Secara umum, tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kondisi dan kinerja
keuangan dari suatu entitas. Tujuan tersebut diantaranya:
1. Meyakini ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Mengetahui kondisi keuangan pemerintah daerah serta perubahan-perubahannya
3. Mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajibannya.
4. Mengetahui

kemampuan

pemerintah

daerah

dalam

menyediakan

dana

untuk

kegiatannya.
5. Mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan programprogramnya.
6. Mengetahui potensi pemerintah daerah dalam menghasilkan sumber daya.
Dalam analisis horizontal akan dilakukan perbandingan antara satu periode dengan periode
berikutnya. Oleh karena itu analisis ini juga dikenal dengan analisis kecenderungan (trend),
yang merupakan suatu teknik analisis yang mencoba untuk mengidentifikasi pola-pola dari
kecenderungan (perubahan yang terjadi dalam beberapa periode yang telah lalu) sebagai
dasar dari evaluasi dan prediksi keadaan atau perubahan di masa mendatang.
Suatu perubahan tentunya dapat diakibatkan oleh adanya interaksi dari sejumlah faktor
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

147

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

(variabel). Apabila faktor-faktor tersebut diperkirakan dapat menyebabkan perubahan


terhadap data yang kita analisis, maka dalam hal ini dapat digunakan analisis sebab-akibat.
Penggunaan regresi linear sederhana dan regresi berganda merupakan contoh dari analisis
sebab-akibat.
Sementara itu, apabila kita hanya menyusun suatu model dengan menggunakan hubungan
antara variabel tanpa memperhatikan apakah yang satu mempengaruhi yang lain atau tidak,
maka kita melakukan analisis kecenderungan sederhana. Dengan demikian, sifat-sifat
analisis kecenderungan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bertujuan untuk mengetahui arah atau kecenderungan suatu pos (misalnya pos belanja
pemeliharaan, pos pendapatan pajak daerah).
2. Membutuhkan data runtut waktu (time series data) selama beberapa tahun sebagai
bahan analisis.
3. Analisis dilakukan dengan membandingkan (menghubungkan) angka untuk pos yang
sama dari laporan beberapa tahun yang berurutan.
Analisis kecenderungan sederhana dimaksudkan hanya untuk mengetahui kecenderungan
suatu pos (naik atau turun) dengan membandingkan angka-angka untuk pos yang sama dari
laporan beberapa tahun yang berurutan, tanpa mengidentifikasi variabel-variabel yang
mempengaruhi perubahan dari pos tersebut. Kelemahan dari analisis kecenderungan
dengan tahun dasar adalah tidak dapat diketahui secara langsung berapa rata-rata kenaikan
per tahunnya. Oleh sebab itu, kita dapat menggunakan analisis kecenderungan bergerak
(dari tahun-ke-tahun) untuk mengetahui rata-rata kenaikan per tahun.
Teknik analisis ini pada dasarnya sama dengan teknik analisis rasio komparatif hanya di sini
melibatkan data beberapa tahun agar diperoleh rata-rata kenaikan per tahunnya.
Selanjutnya, rata-rata kenaikan per tahun tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi
kenaikan yang normal untuk tahun berikutnya.
4.3.3.Teknik Analisis dengan Tabel
Jika dipergunakan analisis kecenderungan maka beberapa langkah berikut biasanya
dilakukan oleh analisis;
1. Buat sumbu tegak Y (yang menunjukkan variable dependen) dan sumbu mendatar X
merupakan variable independennya.
2. Dari data yang tersedia pada contoh di atas, kemudian dibuat scatter plot, yaitu
kumpulan titik-titik koordinat (X,Y)
3. Dengan jalan observasi atau pengamatan langsung terhadap bentuk scatter plot, dapat
ditarik sebuah garis yang kira-kira mendekati pola dari titik koordinat yang ada.
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

148

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Dari diagram di atas kemudian diprediksi kejadian untuk tahun-tahun yang akan datang.
Garis kecenderungan di atas. Analisis ini juga dapat dipakai untuk mengidentifikasi adanya
keanehan atau ketidakaturan yang terjadi. Dengan membandingkan garis kecenderungan
dengan sebaran titik-titik berdasarkan data yang sebenarnya, maka kita dapat melihat
adanya

titik-titik

yang

tidak

mengikuti

aturan misalnya

terlalu

jauh

dari

garis

kecenderungan. Kemudian dapat diteliti penyebab situasi tersebut terjadi.


Metode ini mempunyai kelemahan bahwa pembuatan garis kecenderungan sifatnya sangat
subyektif. Artinya bila ada beberapa orang diminta untuk menarik garis kecenderungan
dengan, maka kemungkinan akan diperoleh garis kecenderungan lebih dari satu, sebab
masing-masing orang mempunyai pilihan sendiri sesuai dengan anggapannya garis mana
yang mewakili diagram pencar. Oleh karena itu, metode ini tidak dapat memberikan alasan
yang kuat secara ilmiah untuk digunakan sebagai alat analisis. Analisis selanjutnya akan
menggunakan regresi sederhana maupun berganda dengan memakai bantuan komputer.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa analisis horizontal (kecenderungan) mempunyai
beberapa karakteristik berikut:
1. Bertujuan untuk mengetahui arah atau kecenderungan suatu pos laporan keuangan.
2. Membutuhkan time series data selama beberapa tahun.
3. Dilakukan dengan membandingkan (menghubungkan) angka-angka untuk pos yang
sama dari laporan beberapa tahun yang berurutan.
4. Analisis kecenderungan sederhana, baik dengan tahun dasar maupun dengan bergerak,
membandingkan angka-angka untuk pos yang sama dari laporan beberapa tahun yang
berurutan, tanpa mengidentifikasi variable yang mempengaruhi perubahan dari pos
tersebut.
5. Analisis kecenderungan dengan diagram pencar dilakukan dengan penarikan garis
kecenderungan yang mendekati (mengikuti) pola dari sebaran titik-titik yang ada dalam
grafik.
4.3.4.Latihan
Lakukanlah analisis horizontal atas laporan keuangan dari contoh laporan keuangan yang
ada di lampiran modul ini.
4.4.

ANALISIS VERTIKAL (HUBUNGAN / RASIO)

4.4.1.Pengertian
Seperti sudah disampaikan bahwa analisis terhadap laporan keuangan PEMDA dilakukan
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

149

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

dengan melakukan pembandingan beberapa pos laporan pertanggungjawaban keuangan


pemerintah daerah, biasanya secara sederhana dengan penggunaan yang terbatas. Selain
dengan melakukan analisis perbandingan secara horizontal antar periode dalam penyajian
laporan keuangan maka analisisis juga dapat dilakukan dengan memperbandingkan antara
unsur yang ada pada laporan keuangan tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka setiap
pengelola keuangan daerah harus laporan keuangan yang lengkap terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
Daerah. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi pos-pos
laporan tersebut menjadi unit informasi yang lebih rinci dan melihat hubungan antara satu
dengan yang lainnya guna mengetahui kondisi keuangan entitas tersebut untuk dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan vertikal dilakukan dengan
melihat ukuran dan hubungan unsur laporan keuangan secara vertikal dari unsur yang ada.
Hasil dari analisis tersebut diharapkan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan
penilaian yang bersifat dugaan semata, ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan lain
sebagainya. Bahkan melalui analisis laporan keuangan juga kemungkinan dapat diketahui
adanya kesalahan proses akuntansi. Dengan demikian akan menambah keyakinan
pengguna laporan atas data atau informasi yang tersedia sehingga pengambilan
keputusannya menjadi lebih akurat.
Seperti telah disampaikan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk menilai
kondisi dan kinerja keuangan dari suatu entitas. Tujuan tersebut diantaranya:
1. Meyakini ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Mengetahui kondisi keuangan pemerintah daerah serta perubahan-perubahannya
3. Mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajibannya.
4. Mengetahui

kemampuan

pemerintah

daerah

dalam

menyediakan

dana

untuk

kegiatannya.
5. Mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan programprogramnya.
6. Mengetahui potensi pemerintah daerah dalam menghasilkan sumber daya.
4.4.2.3.4.2.

Jenis Analisis

Analisis hubungan dapat dilakukan atas unsur dalam laporan keuangan, terdiri dari:
1. Analisis atas unsur yang ada di neraca
2. Analisis atas unsur yang ada di laporan realisasi anggaran (LRA)
3. Analisis atas unsur yang ada di laporan Operasional (LO)
4. Analisis atas unsur yang ada di laporan arus kas (LAK)
5. Analisis atas unsur antar unsur laporan keuangan lainnya.
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

150

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Hubungan antar pos-pos di dalam neraca adalah sebagai berikut:


1. Total aset harus sama dengan total kewajiban dan ekuitas dana. Bila tidak, dapat
dipastikan masih ada kesalahan dalam penyusunan neraca tersebut.
2. Ekuitas dana menunjukkan jumlah aset bersih pemerintah daerah. Oleh karena itu, total
ekuitas dana harus sama dengan selisih antara total asset dengan kewajiban.
3. Jumlah Ekuitas Dana Lancar harus sama dengan jumlah aset lancar dikurangi kewajiban
jangka pendek.
4. Jumlah SiLPA di dalam ekuitas dana lancar adalah jumlah total kas dikurangi utang
Perhitungan Fihak Ketiga (potongan taspen, askes, PPh dan PPn) pendapatan yang
ditangguhkan.
Hubungan antar pos laporan realisasi anggaran (APBD) adalah sebagai berikut:
1. Bila anggaran direncanakan defisit (negatif), maka jumlah pembiayaan neto harus positif,
dengan jumlah minimal sama dengan jumlah defisit tersebut. (Jumlah pembiayaan neto
positif berarti jumlah penerimaan pembiayaan lebih besar dari pada jumlah pengeluaran
pembiayaan).
2. Pembiayaan neto negatif hanya diijinkan bila anggaran direncanakan surplus, dan jumlah
surplusnya minimal sama dengan jumlah pembiayaan neto yang negatif tersebut.
(Jumlah pembiayaan neto negatif berarti jumlah penerimaan pembiayaan lebih kecil dari
jumlah pengeluaran pembiayaan).
3. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) akan muncul dalam beberapa kondisi berikut:
a. Bila jumlah pembiayaan neto positif lebih besar daripada jumlah defisit, maka
selisihnya menjadi SiLPA.
b. Bila terjadi surplus dan pembiayaan neto positif.
c. Bila terjadi pembiayaan neto negatif tetapi surplusnya lebih besar.
Hubungan berikut dapat digunakan dalam menilai kebenaran angka dalam laporan arus
kas:
1. Saldo kas pada akhir tahun harus sama dengan jumlah kas pada akhir tahun di Neraca.
2. Jumlah arus kas masuk dari aktivitas operasi dapat sama dengan jumlah pendapatan
daerah dikurangi penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan (dalam laporan realisasi
anggaran)
3. Jumlah arus kas keluar dari aktivitas operasi sama dengan jumlah total belanja (dalam
laporan realisasi anggaran) tetapi tidak termasuk belanja modal.

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

151

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

4. Jumlah arus kas masuk dari aktivitas investasi aset non-keuangan sama dengan jumlah
pendapatan dari penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan (dalam laporan realisasi
anggaran).
5. Jumlah arus kas keluar dari aktivitas investasi aset non-keuangan sama dengan jumlah
belanja modal di laporan realisasi anggaran.
6. Jumlah arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan harus sama dengan jumlah
pengeluaran pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran.
Untuk mengetahui hubungan antara laporan realisasi anggaran dan neraca, dilakukan
analisis berikut:
1.

Bila ada belanja modal dalam laporan realisasi APBD, maka jumlah aset tetap di dalam
neraca harus bertambah dengan jumlah yang sama.

2.

Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penerimaan pinjaman dalam laporan realisasai
APBD, maka jumlah kewajiban (utang) di dalam neraca harus bertambah dengan jumlah
yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi pengeluaran pembiayaan berupa
pembayaran pinjaman, jumlah kewajiban di dalam neraca harus berkurang dengan
jumlah yang sama.

3.

Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penggunaan dana cadangan dalam laporan
realisasi APBD, maka jumlah dana cadangan (aset) di dalam neraca harus berkurang
dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi pengeluaran pembiayaan
berupa pembentukan dana cadangan, jumlah dana cadangan (aset) di dalam neraca
harus bertambah dengan jumlah yang sama.

4.

Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penjualan investasi perusahaan daerah dalam
laporan realisasi APBD, maka jumlah investasi jangka panjang (aset) di dalam neraca
harus berkurang dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi
pengeluaran pembiayaan berupa penyertaan modal dalam perusahaan daerah, jumlah
investasi jangka panjang (aset) di dalam neraca harus bertambah dengan jumlah yang
sama.

5.

SiLPA pada kelompok ekuitas dana lancar di neraca harus sama dengan jumlah SiLPA
(akhir tahun) di laporan realisasi APBD. SiLPA di neraca diperoleh dengan perhitungan:
jumlah total kas dikurangi kewajiban pada PFK (potongan taspen, askes, dan PPh dan
PPn yang belum disetor).
4.4.3.Analisis Ratio
Selain itu, analis juga sering menggunakan rasio sebagai alat evaluasi. Diantaranya
dikelompokkan menjadi beberapa kriteria berikut:

MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

152

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

1. Likuiditas, untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang


(kewajiban) jangka pendeknya. Rasio ini bisa diukur dengan rasio lancar dan rasio
kas.
2. Solvabilitas, untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar
semua utangnya yang akan jatuh tempo. Rasio ini bisa diukur dengan rasio utang
terhadap aktiva atau rasio utang terhadap ekuitas dana.
3. Leverage, untuk mengukur perbandingan antara ekuitas dana (kekayaan bersih
pemerintah daerah) dengan total utang.
4. Kemandirian, untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah daerah dalam
pendanaan aktivitasnya sebagai indikator tingkat partisipasi masyarakat lokal
terhadap pembangunan daerah, indikator perkembangan ekonomi daerah dan
kesejahteraan masyarakatnya.. Rasio ini dapat diukur dengan membandingkan
jumlah PAD terhadap jumlah DAU ditambah jumlah pinjaman (selain utang PFK dan
utang pajak PPn/PPh).
4.4.4.Contoh Analisis Rasio

Pendapatan Asli Daerah


Rasio Kemandirian = ------------------------------------------------Dana Perimbangan + Pinjaman
(semakin besar rasio kemandirian berarti kemandirian keuangan pemda semakin baik)
PADt PAD(t-1)
Rasio Pertumbuhan PAD = ----------------------------------------PADt-1
(semakin besar rasio ini semakin baik)

Sisa Pinjaman + Pinjaman yang diusulkan


Rasio Maksi Pinjaman (maksimal 75%) = ------------------------------------------------------Jumlah Penerimaan Umum APBD Tahun Sebelumnya

{PAD + DAU + (DBH DBH DR) } Belanja Wajib


DSCR (minimal 2,5 kali) = -----------------------------------------------------------------------Angsuran Pokok + Bunga + Biaya Pinjaman lainnya
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

153

BAB IV : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Belanja Tidak Langsung


Rasio keselarasan belanja = -------------------------------------------Belanja Langsung
(semakin kecil rasio ini semakin baik)

total utang
Ratio utang perkapita = ----------------------------jumlah penduduk
ratio ini untuk mengukur jumlah beban utang yang menjadi tanggungan tiap anggota
masyarakat dalam suatu wilayah. Makin besar ratio ini makin buruk.

total utang
Ratio utang terhadap aset tetap = ---------------aset tetap
Ratio ini digunakan untuk mengukur persentase aset tetap yang dapat dijadikan jaminan
dalam pengambilan utang.

beban bunga jangka panjang


Ratio bunga utang thd PAD = -----------------------------------------PAD
Ratio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase PAD yang dapat digunakan
untuk membayar beban bunga utang jangka panjang. Makin besar ratio ini makin buruk.
PAD
Ratio utang terhadap PAD = ---------utang
Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemda dalam membayar utangnya
menggunakan PAD. Makin besar ratio ini makin baik.
4.4.5.Latihan
Lakukanlah analisis vertikal atas laporan keuangan dari contoh laporan keuangan yang ada
pada lampiran modul ini.
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

154

Anda mungkin juga menyukai