BAB IV
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMDA
dari
penyelenggaraan
pemerintah
adalah
dalam
rangka
mensejahterakan
masyarakat. Oleh karena itu agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan sesuai
dengan amanat maka harus ada laporan yang melaporkan hal tersebut.
Mengacu kepada UU Nomor 17 tahun 2003, yang mulai berlaku efektif pada tahun
anggaran 2005, tentang Keuangan Negara, maka setiap pengelola keuangan daerah harus
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya dalam bentuk
Laporan Keuangan, yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
menyebutkan bahwa Laporan Keuangan dimaksud harus disusun berdasarkan proses
akuntansi, yang wajib dilaksanakan oleh setiap Pengguna Anggaran dan kuasa Pengguna
Anggaran serta pengelola Bendahara Umum Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka setiap Pemerintah Daerah menyelenggarakan sistem akuntansi untuk lingkungan
pemerintah daerahnya yang pedomannya ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
Dengan adanya laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan amanat undang-undang
tersebut
serta
disusunnya
laporan
keuangan
melalui
proses
yang
dapat
129
perundang-undangan
hanya
mengharuskan
penyampaian
laporan
dan
belanja
saja.
Dalam
laporan
perhitungan
anggaran
hanya
menginformasikan aliran kas pada APBD sesuai dengan format anggaran yang disahkan
oleh DPRD, tanpa menyertakan informasi tentang posisi kekayaan dan kewajiban
pemerintah. Juga biasanya penyampaiannya kurang tepat waktu serta datanya sering tidak
akurat.
Saat
ini
sesuai
dengan
ketentuan
perundang-undangan,
laporan
perbandingn realisasi
(pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan) dengan anggaran yang telah ditetapkan,
penilaian kondisi keuangan, evaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta
ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan.
Public Sector Committee IFAC (1996) menyebutkan tujuan pelaporan keuangan sektor
publik secara umum adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan memenuhi
kebutuhan pengguna. Lebih lanjut disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan sektor
publik, khususnya pemerintah daerah sesuai dengan pembahasan kita, adalah sebagai
berikut :
a)
Mengidentifikasi sumber daya yang didapat dan digunakan sesuai dengan anggaran
yang telah disetujui oleh DPRD.
b)
c)
130
d)
e)
b)
sehingga
memudahkan
fungsi
perencanaan,
pengelolaan
dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk
kepentingan masyarakat.
c)
d)
pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a)
b)
c)
131
d)
e)
f)
132
133
134
menghadapi
ketidakpastian
mengandung
unsur
peristiwa
kehati-hatian
dan
pada
keadaan
saat
tertentu.
melakukan
Pertimbangan
prakiraan dalam
sehat
kondisi
ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban
tidak dinyatakan terlalu rendah.
Prinsip basis akuntansi yaitu bahwa dalam penyajian laporan keuangan, pemerintah
mempergunakan basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan
diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Selisih antara pendapatan dan belanja diistilahkan
sebagai surplus atau defisit bukan laba. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset,
kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada
saat kejadian tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
4.1.6.Kelompok pengguna laporan keuangan daerah
Pihak yang akan menggunakan laporan keuangan pemerintah meliputi: lembaga
pemerintah, investor dan kreditor, penyedia sumber daya, badan pengawas, konstituen,
pengamat, aparat pemerintah dan semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan
tersebut.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan disebutkan kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun
tidak terbatas, yaitu:
a)
masyarakat;
b)
c)
pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
d)
pinjaman; dan
e)
pemerintah.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Dengan demikian laporan keuangan
pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing
kelompok pengguna. Namun demikian, berhubung pajak merupakan sumber utama
pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan
informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.
Sebagai tambahan, sebelum disampaikan disahkan oleh DPRD, laporan keuangan harus
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
135
diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Setelah disesuaikan berdasarkan temuan
audit dan/atau koreksi lain yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dan dilampiri informasi mengenai kinerja instansi pemerintah, kemudian diusulkan oleh
Pemerintah Daerah untuk dibahas dengan dan disetujui oleh DPRD. Selain legislatif,
pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah masyarakat, lembaga pengawas,
lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman.
4.1.7.Latihan
1. Jelaskan
keuangan daerah.
2. Jelaskan tujuan dan asumsi dasar pelaporan keuangan daerah.
3. Jelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan daerah,
4. Jelaskan prinsip dasar pelaporan keuangan daerah,
5. Jelaskan kelompok pengguna laporan keuangan daerah
4.2.
136
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Perubahan SAL dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). PPKD menyampaikan Laporan Keuangan
Pemda kepada kepala daerah untuk memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD.
4. Selanjutnya, kepala daerah menyampaikan LKPD kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk diperiksa dan dikoreksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
5. Terakihr LKPD yang sudah dikoreksi akan diserahkan kepada DPRD sebagai
pertanggungjawaban kepala daerah tersebut.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari;
1. Laporan Realisasi Anggaran,
2. Neraca,
3. Laporan Arus Kas,
4. Catatan atas Laporan Keuangan
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Laporan Perubahan SAL
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan ini menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Oleh
karena
itu
harus
Pendapatan
(basis
kas)
adalah
penerimaan
oleh
Bendahara
Umum
Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih.
3.
137
4.
Pajak Daerah,
Retribusi Daerah,
Dana Darurat,
Hibah
Belanja
1.
Belanja
(basis
kas)
adalah
semua
pengeluaran
oleh
Bendahara
Umum
Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih.
3.
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Modal:
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
138
Belanja Tanah
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, dengan perincian berikut:
2.
a.
belanja pegawai;
b.
bunga;
c.
subsidi;
d.
hibah;
e.
bantuan sosial;
f.
g.
h.
belanja pegawai;
b.
c.
belanja modal.
Pembiayaan
1. Pembiayaan (basis kas) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan
surplus anggaran.
2. Unsur Pembiayaan Daerah terdiri dari:
Penerimaan Pembiayaan:
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
139
Penggunaan SiLPA
Penerimaan Pinjaman
Pengeluaran Pembiayaan:
Pemberian Pinjaman
140
4) Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu,
dengan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Pengertian
unsur tersebut adalah:
Aset
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi
kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan
belanja bagi pemerintah.
3. Unsur dari asset tersebut adalah;
Aset Lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria
tersebut diklasifikasikan sebagai aset non-lancar. Aset lancar meliputi kas dan setara
kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan.
Aset Non-Lancar
Aset non-lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan asset tak
berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan
pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset ini terdiri dari:
a. Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud
untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu
lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi investasi
non-permanen dan permanen Investasi non-permanen antara lain investasi
dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
141
142
Dana
Cadangan
mencerminkan
kekayaan
pemerintah
yang
aset
non-keuangan,
pembiayaan,
dan
transaksi
non-anggaran
yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
daerah selama periode tertentu.
4). Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas
Laporan
Keuangan
juga
mencakup
informasi
tentang
kebijakan
akuntansi
yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan
untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Menyajikan
informasi
tentang
kebijakan
fiskal/keuangan,
ekonomi
makro,
3.
Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakankebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksitransaksi dan
kejadian-kejadian penting lainnya;
4.
5.
6.
Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Lampiran I-D menjelaskan bahwa sistematika
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
143
Belanja
Transfer
Pembiayaan
Neraca
Aset Lancar
144
Jangka
Panjang
Aset Tetap
Untuk seluruh perkiraan yang ada dalam kelompok aset tetap, diungkapkan
dasar
pembukuannya.
Diungkapkan
pula
(apabila
ada)
perbedaan
pencatatan perolehan aset tetap yang terjadi antara unit keuangan dengan
unit yang mengelola/mencatat aset tetap. Daftar aset tetap juga disertakan
Aset
Lainnya
Kewajiban
Jangka
Pendek, seperti Uang Muka dari Kas Umum Negara (KUN), Pendapatan
Pendek
Kewajiban
Bunga
Menjelaskan perkiraan-perkiraan yang terdapat pada pos Kewajiban Jangka
Jangka
Panjang, seperti Utang Dalam Negeri Obligasi, Utang Dalam Negeri Sektor
Panjang
Ekuitas
Dana
Laporan Arus Kas
Arus Kas dari
Menjelaskan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas operasi, seperti
Aktivitas
Operasi
Arus Kas dari
Menjelaskan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas investasi aset
Aktivitas
Investasi Aset
Nonkeuangan
Arus Kas dari
Menjelaskan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan,
Aktivitas
Pembiayaan
Arus Kas dari
Menjelaskan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas non-anggaran,
Aktivitas Non-
anggaran
Fihak Ketiga
145
Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus
ditanggulangi pemerintah,
g. Kejadian penting setelah tanggal neraca (subsequent event) yang berpengaruh secara
signifikan terhadap perkiraan yang disajikan dalam neraca.
4.2.3.Latihan
1. Sebutkan jenis laporan keuangan daerah,
2.
4.3.
4.3.1.Pengertian
Analisis yang sudah dilakukan terhadap laporan keuangan PEMDA adalah melalui
pembandingan beberapa pos laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah,
biasanya secara sederhana dengan penggunaan yang terbatas. Misalnya,untuk mengetahui
kinerja pencapaian pendapatan daerah, dibandingkan antara realisasi pendapatan asli
daerah dengan anggarannya, atau menghitung perbandingan antara realisasi pendapatan
pajak daerah dengan total realisasi pendapatan asli daerah. Untuk menilai pelaksanaan
belanja modal misalnya, kita dapat membandingkan realisasi belanja modal dengan
pagunya, atau membandingkan realisasi belanja modal dengan realisasi total belanja.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, maka setiap pengelola keuangan daerah harus laporan keuangan yang lengkap
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
146
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan Daerah. Dengan bertambahnya bahan analisis maka analisis laporan
keuangan pemerintah daerah menjadi lebih berkembang, agar pengguna laporan keuangan
memiliki dasar yang memadai dalam mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan
pemerintah daerah. Hasil analisis ini akan dipakai sebagai dasar perumusan kebijakan
anggaran daerah di masa mendatang.e
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi pos-pos laporan
tersebut menjadi unit informasi yang lebih rinci dan melihat hubungan antara satu dengan
yang lainnya guna mengetahui kondisi keuangan entitas tersebut untuk dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan horisontal dilakukan dengan
melihat ukuran dan hubungan unsur laporan keuangan secara horisontal dari tahun ke
tahun.
Hasil dari analisis tersebut diharapkan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan
penilaian yang bersifat dugaan semata, ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan lain
sebagainya. Bahkan melalui analisis laporan keuangan juga kemungkinan dapat diketahui
adanya kesalahan proses akuntansi. Dengan demikian akan menambah keyakinan
pengguna laporan atas data atau informasi yang tersedia sehingga pengambilan
keputusannya menjadi lebih akurat.
4.3.2.Tujuan Analisis
Secara umum, tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kondisi dan kinerja
keuangan dari suatu entitas. Tujuan tersebut diantaranya:
1. Meyakini ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Mengetahui kondisi keuangan pemerintah daerah serta perubahan-perubahannya
3. Mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajibannya.
4. Mengetahui
kemampuan
pemerintah
daerah
dalam
menyediakan
dana
untuk
kegiatannya.
5. Mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan programprogramnya.
6. Mengetahui potensi pemerintah daerah dalam menghasilkan sumber daya.
Dalam analisis horizontal akan dilakukan perbandingan antara satu periode dengan periode
berikutnya. Oleh karena itu analisis ini juga dikenal dengan analisis kecenderungan (trend),
yang merupakan suatu teknik analisis yang mencoba untuk mengidentifikasi pola-pola dari
kecenderungan (perubahan yang terjadi dalam beberapa periode yang telah lalu) sebagai
dasar dari evaluasi dan prediksi keadaan atau perubahan di masa mendatang.
Suatu perubahan tentunya dapat diakibatkan oleh adanya interaksi dari sejumlah faktor
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
147
148
Dari diagram di atas kemudian diprediksi kejadian untuk tahun-tahun yang akan datang.
Garis kecenderungan di atas. Analisis ini juga dapat dipakai untuk mengidentifikasi adanya
keanehan atau ketidakaturan yang terjadi. Dengan membandingkan garis kecenderungan
dengan sebaran titik-titik berdasarkan data yang sebenarnya, maka kita dapat melihat
adanya
titik-titik
yang
tidak
mengikuti
aturan misalnya
terlalu
jauh
dari
garis
4.4.1.Pengertian
Seperti sudah disampaikan bahwa analisis terhadap laporan keuangan PEMDA dilakukan
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
149
kemampuan
pemerintah
daerah
dalam
menyediakan
dana
untuk
kegiatannya.
5. Mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan programprogramnya.
6. Mengetahui potensi pemerintah daerah dalam menghasilkan sumber daya.
4.4.2.3.4.2.
Jenis Analisis
Analisis hubungan dapat dilakukan atas unsur dalam laporan keuangan, terdiri dari:
1. Analisis atas unsur yang ada di neraca
2. Analisis atas unsur yang ada di laporan realisasi anggaran (LRA)
3. Analisis atas unsur yang ada di laporan Operasional (LO)
4. Analisis atas unsur yang ada di laporan arus kas (LAK)
5. Analisis atas unsur antar unsur laporan keuangan lainnya.
MODUL SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
150
151
4. Jumlah arus kas masuk dari aktivitas investasi aset non-keuangan sama dengan jumlah
pendapatan dari penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan (dalam laporan realisasi
anggaran).
5. Jumlah arus kas keluar dari aktivitas investasi aset non-keuangan sama dengan jumlah
belanja modal di laporan realisasi anggaran.
6. Jumlah arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan harus sama dengan jumlah
pengeluaran pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran.
Untuk mengetahui hubungan antara laporan realisasi anggaran dan neraca, dilakukan
analisis berikut:
1.
Bila ada belanja modal dalam laporan realisasi APBD, maka jumlah aset tetap di dalam
neraca harus bertambah dengan jumlah yang sama.
2.
Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penerimaan pinjaman dalam laporan realisasai
APBD, maka jumlah kewajiban (utang) di dalam neraca harus bertambah dengan jumlah
yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi pengeluaran pembiayaan berupa
pembayaran pinjaman, jumlah kewajiban di dalam neraca harus berkurang dengan
jumlah yang sama.
3.
Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penggunaan dana cadangan dalam laporan
realisasi APBD, maka jumlah dana cadangan (aset) di dalam neraca harus berkurang
dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi pengeluaran pembiayaan
berupa pembentukan dana cadangan, jumlah dana cadangan (aset) di dalam neraca
harus bertambah dengan jumlah yang sama.
4.
Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penjualan investasi perusahaan daerah dalam
laporan realisasi APBD, maka jumlah investasi jangka panjang (aset) di dalam neraca
harus berkurang dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi
pengeluaran pembiayaan berupa penyertaan modal dalam perusahaan daerah, jumlah
investasi jangka panjang (aset) di dalam neraca harus bertambah dengan jumlah yang
sama.
5.
SiLPA pada kelompok ekuitas dana lancar di neraca harus sama dengan jumlah SiLPA
(akhir tahun) di laporan realisasi APBD. SiLPA di neraca diperoleh dengan perhitungan:
jumlah total kas dikurangi kewajiban pada PFK (potongan taspen, askes, dan PPh dan
PPn yang belum disetor).
4.4.3.Analisis Ratio
Selain itu, analis juga sering menggunakan rasio sebagai alat evaluasi. Diantaranya
dikelompokkan menjadi beberapa kriteria berikut:
152
153
total utang
Ratio utang perkapita = ----------------------------jumlah penduduk
ratio ini untuk mengukur jumlah beban utang yang menjadi tanggungan tiap anggota
masyarakat dalam suatu wilayah. Makin besar ratio ini makin buruk.
total utang
Ratio utang terhadap aset tetap = ---------------aset tetap
Ratio ini digunakan untuk mengukur persentase aset tetap yang dapat dijadikan jaminan
dalam pengambilan utang.
154