Anda di halaman 1dari 34

SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A. PENDAHULUAN
Proses akuntansi adalah proses menganalisis transaksi mencatat mengklasifikasikan
dan meringkaskan informasi untuk ditampilkan didalam laporan akuntansi. Proses
tersebut berjalan terus menerus dan berulang kembali sehingga laporan merupakan
suatu arus berputar (siklus). Tahap-tahap kegiatan mulai dari terjadinya transaksi
sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan
transaksi periode berikutnyadisebut siklus akuntansi (accounting scyle) secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.1. Siklus Akuntansi

Pencatatan Pengolongan

Transaksi Pengikhtisaran

Laporan
Keuangan
Siklus akuntansi terdiri dari dua bagian yang saling berhubungan : (1) tahap
pencatatan, (2) tahap pelaporan atau pengikhtisan. Tahap pencatatan berhubungan
dengan pengumpulan informasi mengenai transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
ekonomi serta penyaringan informasi kedalam bentuk yang bermanfaat bagi proses
akuntansi, fungsi pencatatan dilandasi pada pencatatan berganda (doubel-entry),
dengan tahapan kegiatan sebagai berikut; 1) pembuatan atau penerimaan bukti
transaksi, 2) pencatatan dalam jurnal (buku harian) dan 3) pemindah-bukuan (posting)
ke buku besar.
Dalam tahapan pelaporan, informasi yang dicatat diorganisasi dan diringkaskan
dengan menggunakan berbagai format untuk berbagai tujuan pembuatan keputusan.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Pembuatan neraca saldo (trial balance)
2. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian (adjustment)
3. Penyusunan laporan keuangan
4. Pembuatan jurnal penutup (closing entries)
5. Pembuatan neraca saldo penutup (past closing balance)
6. Pembuatan jurnal balik (ressesing entries)
Kedua tahap ini bersifat tumpang tindih, karena pencatatan merupakan suatu aktivitas
yang terus berlangsung yang tidak berhenti pada akhir periode akuntansi namun terus
berlangsung ketika peristiwa periode sebelumnya diringkas (direkap) dan dilaporkan.
Sedangkan proses akuntansi keuangan daerah umumnya meliputi langkah berikut :
Gambar 4.2. Proses Akuntansi Keuangan Daerah
Peringkasan
Dokumen Buku Buku Laporan
Transaksi Jurnal Besar Keuangan

Buku Kertas
Pembantu Kerja

Bukti Jurnal Kumpulan Laporan realisasi


penerimaan kas penerimaan kas rekening anggaran
(ringkasan dan Neraca daerah
Bukti Jurnal rincian Laporan aliran kas
pengeluaran kas pengeluaran kas Catatan atas
laporan keuangan
Bukti memorial Jurnal umum
Tahap Pencatatan
1. Dokumen transaksi dianalisis. Analisis dokumen transaksi memberikan landasan
untuk pembuatan suatu catatan awal setiap transaksi
2. Transaksi dicatat, berdasarkan dokumen transaksi-transaksi direkam, dengan
menggunakan ayat jurnal (journal entries), secara kronologis didalam jurnal
3. Transaksi diposkap. Transaksi, sebagaimana diklasifikasikan dan dicatat didalaam
jurnal, diposkan pada akun yang terkait

Tahap Pengikhtisan / Pelaporan


4. Neraca saldo (trial balance), neraca percobaan secara sederhana mendata setiap
akun didalam buku besar. Langkah ini memungkinkan pengecekan umum pada
kekuatan catatan (recording) dan posting
5. Penyesuaian jurnal dicatat. Sebelum laporan keuangan dapat dipersiapkan, semua
informasi relevansi yang belum dicatat harus ditentukan dan penyesuaian tepat
dibuat. Jurnal penyesuaian harus dicatat dan diposting sehingga akun yang
menunjukkan saldo yang seharusnya dalam laporan keuangan.
6. Laporan keuangan dipersiapkan. Laporan meringkas (rekap) operasi dan
menunjukkan posisi keuangan dan arus kas dipersiapkan berdasarkan informasi
yang diperoleh dari akun yang telah disesuaikan.
7. Akun nominal ditutup. Neraca didalam akun nominal (temporal) ditutup kedalam
akun laba ditahan. Proses penutupan menghasilkan permulaan setiap periode
akuntansi dengan neraca nol (zero balance) dalam semua rekening nominal.
8. Neraca salso setelah penutupan (post closing trial balance) dapat disiapkan.
Neraca percobaan setelah posting jurnal penyesuaian dan penutupan.

B. TAHAP PENCATATAN
1. Bukti Transaksi
Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD yang terdiri dari
penerimaan kas, pengeluaran kas, dan selain kas dalam proses akuntansi dicatat,
dogolongkan, dan diringkas kedalam catatan akuntansi berdasarkan dokumen atau
bukti transaksi yang sah.
Dokumen atau buku transaksi adalah formulir-formulir yang digunakan sebagai
tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu peristiwa keuangan yang
menjadi dasar pencatatan dalam transaksi. Contoh formulir pada setiap jenis
transaksi keuangan dalam pelaksanaan APBD adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Bukti Transaksi
Transaksi Keuangan Dokumen/Bukti
1 Penerimaan Kas Surat tanda setoran, surat keputusan pajak
daerah, surat keputusan restribusi daerah
kuitansi penerimaan kas, dll
2 Pengeluaran kas Surat perintah pencairan dana (SP2D), surat
pertanggungjawaban (SPJ), kuitansi
pengeluaran kas, faktur/nota pembelian, dll
3 Selain kas Bukti memorial

Bukti Penerimaan Uang


Pada waktu bendahara menerima uang. Bendahara penerimaan harus membuat
tanda bukti pembayaran sebagai buku bahwa bendahara penerimaan SKPD sudah
menerima pembayaran retdribusi dari pemakai jasa. Sebagai contoh pada tanggal
17 Januari 2007. Bendahara menerima pembayaran atas penjualan obat-obatan
dari PT. Farmasi sebesar Rp. 60.000.000. Tanda buku pembayaran yang dibuat
oleh bendahara penerimaan RSUD sebagai berikut :
GAMBAR
Surat Tanda Setoran (STS)
Sesuai ketentuan bahwa setiap penerimaan pendapatan oleh bendahara
penerimaan harus disetor pada hari yang bersangkutan untuk penyetoran
penerimaan pendapatan bendahara penerimaan harus membuat Surat Tanda
Setoran. Misalnya pada tanggal 17 Januari 2007 pendapatan yang diterima oleh
bendahara terdiri dari; retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp. 10.000.000
penjualan obat-obatan sebesar Rp. 60.000.000. Surat Tanda Setoran yang harus
dibuat oleh bendahara Penerimaan RSUD adalah sebagai berikut :
GAMBAR
Surat Tanda setoran dibuat oleh bendahara penerimaan untuk diajukan kepada
pengguna anggaran melalui pejabat penatausahaan keuangan RSUD dan harus
dilampiri dengan slip setoran sebagai bukti pendapatan sudah disetor ke kas
daerah.
Berdasarkan Surat Tanda Setoran: Nomor 01/RSUD/01/07 diatas dapat
didentifikasikan transaksi setoran pendapatan oleh bendahara kepada Kasda
dimana akun kasda (R/K PPKD) bertambah sebesar Rp. 70.000.000, akun
pendapatan restribusi pelayanan kesehatan dan penjualan obat-obatan dari hasil
farmasi masing-masing bertambah sebesar RP. 10.000.000 dan Rp. 60.000.000,
maka transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Tanggal No. bukti Uraian Ref D K
17/1/07 STS:01 R/K PPKD (Pemda) 70.000.000 10.000.000
Pend rest pel kes 60.000.000
Penj obat-obatan dan
hasil farmasi

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) UP/GU/TU


Berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang dikeluarkan oleh SKPD dalam
hal ini melalui PPK SKPD, BUD mengeluarkan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) yang memerintahkan kepada Bank membayarkan sejumlah uang kepada
nama yang tercantum dalam SP2D. Misalkan berdasarkan SPM UP yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan sebesar Rp. 7.500.000 BUD menerbitkan SP2D
UP atas nama bendahara pengeluaran dinkes sebagai berikut :
GAMBAR
Berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D UP langkah-langkah yang dilakukan
PPK Dinas Kesehatan dalam menjurnal sebagai berikut :
1. Mencatat tanggal transaksi sebagaimana yang tercantum pada dokumen SP2D
yang diterima
2. Mencatat no bukti, seperti yang tercantum pada sisi kanan atas SP2D
3. Mencatat perkiraan yang terlibat dalam transaksi yang diambil pada kolom
uraian SP2D dalam hal ini salah satunya adalah kas dibendahara pengeluaran
sedangkan RK PPKD menunjukkan sumber kas yang diterima
4. Mencatat jurnal transaksi yang diambil dari kolom jumlah pada SP2D
GAMBAR
Dokumen SP2D UP/GU/TU bagi SKPD merupakan buku penerimaan sedangkan
bagi PPKD merupakan bukti pengeluaran kas sehingga PPKD akan mencatat
sebagai pengeluaran kas yang diperuntukan bagi bendahara dinas kesehatan
dengan jurnal sebagai berikut :
RK SKPD 30.000.000
Kas di Kasda 30.000.000
2. Buku Harian
Transaksi yang terjadi pertama kali dicatat didalam buku harian (buku jurnal).
Buku harian merupakan media tempat mencatat transaksi pertama kali, yang
didalamnya telah dilakukan pengelompokkan berdasarkan pos atau rekening yang
dipengaruhi oleh transaksi beserta nilainya. Transaksi yang telah dicatat
berdasarkan kelompok rekening ini secara berkala (bulanan) dipindahkan atau
diposting rekeningnya masing-masing. Oleh karena jenis transaksi ini bermacam-
macam diantaranya mencakup kas masuk, kas keluar, dan sebagainya, maka
memudahkan pencatatan, pengontrolan dan pemindahan jurnal ke rekening yang
digunakan adalah jurnal khusus.
Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang untuk setiap kelompok transaksi.
Berdasarkan sifat transaksi yang terjadi di SKPD maka ditentukan 3 jurnal dan
satu jurnal umum dengan peruntukan masing-masingnya sebagai berikut :
No Jenis Keterangan
1 Buku jurnal Untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan
pendapatan oleh SKPD
2 Buku jurnal Untuk mencatat semua penerimaan kas pada
penerimaan kas bendahara pengeluaran penerimaan kas untuk
bendahara belanja melalui UP/GU/TU & LS yang melalui
pengeluaran bendahara
3 Buku jurnal Untuk mencatat semua pengeluaran kas di
pengeluaran kas bendahara pengeluaran
bendahara
pengeluaran
4 Jurnal umum Untuk mencatat transaksi yang tidak melibatkan
kas di bendahara penerimaan maupun bendahara
pengeluaran, seperti belanja melalui LS untuk
pihak ketiga dan transaksi selain kas lainnya
Buku Jurnal Pendapatan
Buku jurnal pendapatan digunakan untuk mencatat transaksi pendapatan yang
diterima SKPD. Pos atau rekening yang sering terjadi disediakan kolom khusus
dalam jurnal ini, kolom-kolom dalam buku jurnal ini adalah sebagai berikut :
Tanggal No.bukti Kode Rekening Ref Jumlah Akumulasi
rek yang di
kredit

No Nama kolom Penggunaan


kolom
Halaman Untuk mencantumkan nomor halaman buku jurnal
pendapatan yang digunakan untuk refrensi
1 Tanggal Untuk mencatat tanggal transaksi secara
kronologis terjadinya transaksi
2 Nomor buku Untuk mencatat nomor bukti pendapatan secara
berurutan sesuai dengan urutan transaksi
3 Nomor rekening Untuk mencatat kode rekening rincian objek
pendapatan atau kode rekening lainnya
4 Uraian Untuk mencatat uraian nama rekening pendapatan
5 Ref Untuk memberi tanda checklist disesuaikan
dengan nomor dokumen sumber dan pada saat
posting ke buku besar
6 Jumlah (Rp) Untuk mencatat jumlah penerimaan pendapatan
7 Akumulasi (Rp) Untuk mencatat jumlah akumulasi penerimaan
pendapatan

Tabel Yang Digunakan


Dokumen (dokumen sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan pada
prosedur akuntansi pendapatan pada SKPD terdiri dari :
1. Surat Keputusan Retribusi (SKR)/Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna Anggaran untuk menetapkan
Retribusi atas Wajib Retribusi.
2. Surat Tanda Setoran (STS) merupakan dokumen yang diselenggarakan
Bendahara Penerimaan untuk menyetor penerimaan daerah dan oleh PPK-
SKPD untuk dijadikan dokumen dalam menyelenggarakan akuntansi
pendapatan pada SKPD.
3. Tanda Bukti Pembayaran merupakan dokumen tanda bukti terima uang dari
wajib pajak/restribusi.
Contoh :
Berdasarkan data dibawah ini dapat diilustrasikan untuk melakukan pencatatan
pendapatan pada buku jurnal pendapatan.
- Tanggal 1 Desember, pejabat pengelolaan keuangan (PPK) Dinas Kesehatan
menerima STS atas bukti restribus pelayanan kesehatan sebesar Rp. 50 juta.
- Tanggal 4 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima STS 01 atas bukti
penyetoran restribusi sewa gudang pertemuan/aula sebesar Rp. 20 juta.
- Tanggal 8 Desember, fungsi akuntansi PPK selaku menerima STS 02 atas
penyetoran uang sebesar Rp. 100 juta atas penyetoran restribusi pelayanan
kesehatann.
- Tanggal 18 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima STS 03 atas
penyetoran uang sebesar Rp. 30 juta atas penyetoran restribusi pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan transaksi diatas langkah-langkah dalam mencatat kedalam jurnal
khusus pendapatan sebagai berikut :
Langkah 1. Transaksi penerimaan pendapatan dapat diidentifikasi dari bukti
transaksi yaitu STS.
Langkah 2. Akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi adalah akun pendapatan
kelompok pendapatan, dan akun RK PPKD dari kelompok Ekuitas Dana.
Langkah 3. Pada kolom uraian ditulis RK PPKD dari pada kolom jumlah ditulis
sebesar nilai yang tercantum pada STS, RK PPKD merupakan rekening yang
didebit dan pendapatan merupakan rekening yang dikredit.
Tanggal No.bukti Kode Rekening Ref Jumlah Akumulasi
rek yang
didebit
01-12-07 STS No.1 Retribusi 50.000.000 50.000.000
pelayanan
kesehatan
04-12-07 STS No.2 Pendapatan 20.000.000 70.000.000
sewa
18-12-07 STS No.3 Restribusi 30.000.000 100.000.000
pelayanan
kesehatan

Buku Jurnal Khusus Penerimaan Kas Bendahara Pengeluaran


Buku jurnal khusus penerimaan kas BendaharabPengeluaran digunakan untuk
mencatat transaksi penerimaan kas yang dilakukan bendahara pengeluaran baik
transaksi melalui sistem UP/GU/TU maupun LS yang dikelola oleh bendahara.
Kolom-kolom jurnal ini sebagai berikut :
Tanggal No.bukti Kode Rekening Ref Jumlah Akumulasi
rek yang
didebit
No Nama kolom Penggunaan
kolom
Halaman Untuk mencantumkan nomor halaman buku jurnal
pendapatan yang digunakan untuk refrensi
1 Tanggal Untuk mencatat tanggal transaksi secara
kronologis terjadinya transaksi
2 Nomor buku Untuk mencatat nomor bukti pendapatan secara
berurutan sesuai dengan urutan transaksi
3 Nomor rekening Untuk mencatat kode rekening rincian objek
pendapatan atau kode rekening lainnya
4 Uraian Untuk mencatat uraian nama rekening pendapatan
5 Ref Untuk memberi tanda checklist disesuaikan
dengan nomor dokumen sumber dan pada saat
posting ke buku besar
6 Jumlah (Rp) Untuk mencatat jumlah penerimaan pendapatan
7 Akumulasi (Rp) Untuk mencatat jumlah akumulasi penerimaan
pendapatan

Dokumen yang digunakan


Dokumen (dokumen sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan pada
akuntansi penerimaan kas untuk belanja atau penerimaan kas pada bendahara
pengeluaran pada SKPD, terdiri atas :
1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang
menunjukkan tersedianya dana untuk diserap/direalisasi.
2. Surat Perintah Membayar SPM (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh
pengguna anggaran untuk mengajukan surat perintah pencairan dana yang
akan diterbitkan oleh bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah.
3. Surat Perintah Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh
bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah untuk mencairkan
uang pada bank yang telah ditunjuk.
Contoh :
Tanggal 1 Desember, PPK SKPD Dinas Kesehatan menerima tembusan SP2D
No.16.GU/Dinkes/12/06 untuk penggantian UP sebesar Rp. 12.000.000.
Berdasarkan transaksi diatas langkah-langkah dalam mencatat kedalam jurnal
khusus sebagai berikut :
1. Langkah 1. Transaksi penerimaan kas atas pengisian kas UP/GU/TU dapat
diidentifikasi dari bukti transaksi yang berupa SP2D dengan Nomor
No.16.GU/Dinkes/12/06 sebesar Rp. 12.000.000.
2. Langkah 2. Akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi adalah akun kas
dibendahara pengeluaran kelompok aktiva, dan akun RK PPKD dari kelompok
Ekuitas Dana.
3. Langlah 3. Pada kolom uraian ditulis RK PPKD dan pada kolom jumlah
ditulis sebesar nilai yang tercantum pada SP2D yaitu sebesar Rp. 12.000.000
RK PPKD merupakan rekening yang dikredit dan kas di bendahara
pengeluaran merupakan rekening yang didebit.
Tanggal No.bukti Kode Rekening Ref Jumlah Akumulasi
rek yang
didebit
01-12-06 SP2D:16/GU/ 3.4.1 RK PPKD 12.000.000 12.000.000
Dinkes/12/06

Buku Jurnal Khusus Pengeluaran Kas Bendahara Pengeluaran


Buku jurnal khusus Pengeluaran Kas Bendahara Pengeluaran untuk mencatat
transaksi pengeluaran kas yang dilakukan bendahara baik transaksi melalui sistem
UP/GU/TU maupun LS yang dikelola oleh bendahara. Kolom-kolom jurnal
pengeluaran ini adalah sebagai berikut :
Tanggal No.bukti Kode Rekening Ref Jumlah Akumulasi
rek yang
didebit
No Nama kolom Penggunaan
kolom
Halaman Untuk mencantumkan nomor halaman buku jurnal
pendapatan yang digunakan untuk refrensi
1 Tanggal Untuk mencatat tanggal transaksi secara
kronologis terjadinya transaksi
2 Nomor buku Untuk mencatat nomor bukti pendapatan secara
berurutan sesuai dengan urutan transaksi
3 Nomor rekening Untuk mencatat kode rekening rincian objek
pendapatan atau kode rekening lainnya
4 Uraian Untuk mencatat uraian nama rekening pendapatan
5 Ref Untuk memberi tanda checklist disesuaikan
dengan nomor dokumen sumber dan pada saat
posting ke buku besar
6 Jumlah (Rp) Untuk mencatat jumlah penerimaan pendapatan
7 Akumulasi (Rp) Untuk mencatat jumlah akumulasi penerimaan
pendapatan

Dokuemn yang digunakan


Dokumen (dokumen sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan sebagai
dasar pencatatan kas keluar pada SKPD terdiri atas :
1. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan
oleh bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah-daerah untuk
mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.
2. Surat Pertanggungjawaban Penggunaan Dana (SPJ) dan bendaharawan.
3. Kuitansi pembayaran dan bukti penerimaan lainnya merupakan dokumen
sebagai tanda bukti pembayaran.
Contoh :
1. Tanggal 1 Desember, PPK SKPD Dinas Kesehatan menerima tembusan SP2D
untuk pengisian Kas UP/GU/TU sebesar Rp. 12.000.000.
2. Tanggal 30 Desember, diterima surat pertanggungjawaban Penggunaan Dana
(SPJ) No.2/GU/12/06 dengan rincian sebagai berikut :
Honorarium Rp. 5.500.000
Alat Tulis Kantor Rp. 2.650.000
Belanja Listrik Rp. 1.850.000
Belanja Telpon Rp. 1.500.000
Belanja air Rp. 1.300.000
3. Tanggal 30 Desember, menerima STS dari bendahara atas penyetoran dana
UP/GU/TU sebesar Rp. 200.000.
Tanggal No.bukti Kode rek Rekening yang Ref Jumlah Akumulasi
didebit
30-12-06 SPJ/GU/12/06 5.2.1.01.01 Honorium 5.500.000 5.500.000
5.2.2.01.01 ATK 1.650.000 7.150.000
5.2.2.03.03 B. Listrik 1.850.000 9.000.000
5.2.2.03.01 Belanja Telpon 1.500.000 10.500.000
5.2.2.01.02 B. Air 1.000.000 11.800.000

Jurnal Umum
Buku ini digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat
dimasukkan dalam buku-buku jurnal khusus diatas, karena tidak terkait dengan
kas seperti yang telah dijelaskan diatas, buku jurnal umum ini mempunyai kolom-
kolom sebagai berikut :
Tanggal No.bukti Kode rek Uraian Ref D K

No Nama kolom Penggunaan


kolom
Halaman Untuk mencantumkan nomor halaman buku jurnal
pendapatan yang digunakan untuk refrensi
1 Tanggal Untuk mencatat tanggal transaksi secara
kronologis terjadinya transaksi
2 Nomor buku Untuk mencatat nomor bukti pendapatan secara
berurutan sesuai dengan urutan transaksi
3 Nomor rekening Untuk mencatat kode rekening rincian objek
pendapatan atau kode rekening lainnya
4 Uraian Untuk mencatat uraian nama rekening pendapatan
5 Ref Untuk memberi tanda checklist disesuaikan
dengan nomor dokumen sumber dan pada saat
posting ke buku besar
6 Jumlah (Rp) Untuk mencatat jumlah penerimaan pendapatan
7 Akumulasi (Rp) Untuk mencatat jumlah akumulasi penerimaan
pendapatan

Contoh :
Tanggal 10 September, PPK SKPD menerima tembusan SP2D dari Kuasa
Bendahara Umum Daerah atas Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor melalui
Mekanisme LS sebesar Rp. 20.000.000.
Tanggal No.bukti Kode rek Uraian Ref D K
10-9-07 SP2D 5.2.3.6.26.01 BM. Gedung 20.000.000 20.000.000
3.4.1 Kantor
RK PPKD
10-9-07 BM*) 1.3.3.01.01 At-gedung 20.000.000 20.000.000
3.3.1 kantor
EDI-
Diinvestasikan
Dlm asset
tetap

3. Pemindahbukuan (Posting) Dari Jurnal Ke Buku Besar


Pemindah-bukuan (posting) berarti pemindahan jumlah uang dari jurnal kas, akun-
akun yang bersangkutan dalam buku besar. Ini merupakan suatu tahap dari proses
akuntansi yakni setelah tahap pencatatan transaksi dalam buku harian jurnal.
Prosedur secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Kas di bendahara peng 7.500.000
RK PPKD 7.500.000
Pemindahbukuan ke buku besar

Kas di bendh peng RK PPD

7.500.000 7.500.000

Pemindahbukuan (posting) dari jurnal khusus sama halnya seperti posting jurnal
umum ke buku besar, namun bedanya adalah jumlah kas yang dipindahkan adalah
jumlah pada akhir periode dan akun-akun yang terdapat dalam jurnal khusus
penerimaan kas atau pengeluaran kas dipindahkan ke akun-akun yang
bersangkutan.
Proses Posting (pemindahbukuan) diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Catat tanggal yang tercantum dalam jurnal ke dalam kolom Tanggal pada
akun yang bersangkutan.
b. Catat nomor halaman jurnal dengan singkatan J1 (jurnal halaman 1) kedalam
kolom ref pada akun yang bersangkutan.
c. Catat jumlah yang didebitkan dalam jurnal kedalam kolom debit pada akun
yang bersangkutan.
d. Keterangan singkat dari transaksi diambil dari keterangan dalam jurnal.
Contoh :
Tanggal 1 Desember, PPK SKPD Dinas Kesehatan menerima tembusan SP2D
untuk pengisian Kas UP/GU/TU sebesar Rp. 12.000.000.
Tanggal 30 Desember, diterima surat pertanggungjawaban Penggunaan Dana
(SPJ) No.2/GU/12/06 dengan rincian sebagai berikut :
Honorarium Rp. 5.500.000
Alat Tulis Kantor Rp. 2.650.000
Belanja Listrik Rp. 1.850.000
Belanja Telpon Rp. 1.500.000
Belanja air Rp. 1.300.000
Tanggal 30 Desember, menerima STS dari bendahara atas penyetoran dana
UP/GU/TU sebesar Rp. 200.000.
Debet Kredit Saldo
Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
Saldo bulan 78.000.000
sebelumnya
30-12-06 Belanja JKB-1 1.650.000 79.650.000
ATK bulan
Des

Debet Kredit Saldo


Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
Saldo bulan 97.000.000
sebelumnya
30-12-06 Belanja JKB 1.850.000 98.850.000
Listrik

Debet Kredit Saldo


Tanggal Uraian Ref
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
Saldo bulan 94.000.000
sebelumnya
30-12-06 Belanja JKB-1 1.500.000 95.500.000
Telepon

C. TAHAP PENGIKHTISAN/PELAPORAN
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan
hasil proses akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi yang dilaksanakan sebelumnya
yaitu tahap pengidentifikasikan dokumen sumber, tahap penjurnalan, dan tahap
posting ke buku besar masing-masing akun, tahap berikutnya adalah penyusunan
laporan keuangan adapun langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan
secara manual sebagai berikut :
1. Menyiapkan Neraca Saldo (trial balance), neraca percobaan secara sederhana
mendata setiap akn didalam buku besar bersamaan dengan neraca debit atau kredit
terbarunya. Langkah ini memungkinkan pengecekan umum pada keakuratan
catatan (recording) dan posting.
2. Jurnal Penyesuaian, sebelum laporan keuangan dipersiapkan, semua data dan
informasi relevan yang belum dicatat harus ditentukan sebagai dasar untuk
membuat ayat penyesuaian. Jurnal penyesuaian harus dicatat dan diposting
sehingga akun yang menunjukkan saldo yang seharusnya dalam laporan
keuangan.
3. Laporan keuangan dipersiapkan berdasarkan akun yang ditelah disesuaikan.
4. Akun nominal ditutup, akun nominal (temporal) ditutup kedalam akun
surplus/defisit. Proses penutupan menghasilkan awal setiap periode akuntansi
dengan neraca nol (zero balance) dalam semua rekening nominal.
5. Neraca saldo setelah penutupan (pos-closing trial balance) dapat disiapkan.
Neraca percobaan setelah penutupan disiapkan untuk menentukan kesamaan debit
dan kredit setelah posting jurnal penyesuaian dan penutupan.
Agar memudahkan kontrol dan penyusunan laporan keuangan secara manual dapat
dibantu melalui penyusunan Kertas Kerja (worsheet). Format dokumen kertas kerja
(worsheet) adalah sebagai berikut:
Neraca Saldo Laporan
Neraca
Kode Penyesuain setelah Realisasi Neraca
Uraian Saldo
Rekening penyesuaian Angaran
D K D K D K D K D K

1. Neraca Saldo
PPK-SKPD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo.
Angka-angka saldo dari semua akun buku besar dipindahkan ke kolom neraca
saldo dalam worseet, sesuai dengan posisi debit atau kredit dalam saldo di buku
besar masing-masing, seperti ilustrasi berikut ini :
TABEL
2. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari akun-akun LRA dan neraca sudah
menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian ini meliputi
penyesuaian koreksi kesalahan pencatatan, pencatatan jurnal yang belum
dilakukan pencatatan (accual atau prepayment), transaksi penyesuaian akibat
adanya perbedaan waktu pengakuan transaksi seperti pengakuan piutang,
pengakuan persediaan akumulasi penyusutan diakhir periode akuntansi.
Sebagaimana diuraikan sebelum bahwa transaksi yang tidak melibatkan kas
(bendahara penerimaan/pengeluaran maka ayat penyesuaian dibuat jurnal umum
sebagai berikut:
TABEL
3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran SKPD
Laporan realisasi Anggaran SKPD (LRA SKPD) disusun setiap semester. Laporan
ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja SKPD yang masing-
masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Struktur
laporan Realisasi Anggaran SKPD adalah sebagai berikut :
Kode Uraian Anggaran Realisasi Lebih (kurang)
setelah
perubahan
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan asli daerah
1.1.1 Pendapatan pajak daerah
1.1.2 Pendapatan restribusi daerah
1.1.3 Pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang
dipisahkan
1.1.4 Lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah
Jumlah
2 Belanja
2.1 Belanja operasi
2.1.2 Belanja pegawai
2.2 Belanja modal
2.2.1 Belanja tanah
2.2.2 Belanja peralatan dan mesin
2.2.3 Belanja gedung dan bangunan
2.2.4 Belanja jalan, irigasi dan
jaringan
2.2.5 Belanja asset tetap lainnya
2.2.6 Belanja asset lainnya
Jumlah
Surplus/(Defisit)

Contoh Kasus Penyusunan Laporan Keuangan


Berikut ini disajikan neraca saldo Dinas Kesehatan Kabupaten Aman terus bulan
November 2007 dan transaksi selama bulan Desember 2007.
Neraca Saldo
Kode Rekening Uraian
D K
1.1.1.03.09 Kas dibendahara pengeluaran 1,500,000
1.1.1.02.09 Kas dibendahara penerimaan
1.1.3.01.01 Piutang retribusi
1.1.5.03.05 Persediaan obat-obatan 20,000,000
1.3.1.01.01 Tanah kantor 110,000,000
1.3.2.09.04 Mesin fotocopy 15,000,000
1.3.2.09.09 Papan tulis elektronik 6,500,000
1.3.2.01.01 Gedung kantor 650,000,000
1.3.7.01.01 Gedung rumah jembatan 450,000,000
1.3.3.03.01 Akumulasi penyusutan asset tetap 75,000,000
2.1.3.03.01 Utang pungutan PPN
3.1.2.01.01 Cadangan piutang
3.1.3.01.01 Cadangan persediaan 20,000,000
3.2.2.01.01 Diinvestasikan dalam asset tetap 1,156,500,000
3.4.1.01.01 RK Pemda 1,417,500,000
3.3.1.01.01 SILPA
4.1.2.01.01 Pendapatan Retribusi 235,000,000
5.1.1.01.01 Belanja gaji pokok 1,050,000,000
5.1.1.01.02 Belanja tunjangan keluarga 105,000,000
5.1.1.01.04 Belanja tunjangan fungsional 40,000,000
5.2.2.01.05 Belanja tunjangan fungsional umum 170,000,000
5.2.2.01.01 Belanja ATK 12,000,000
5.2.2.01.08 Belanja BBM/Gas 4,000,000
5.2.2.02.04 Belanja obat-obatan 175,000,000
5.2.2.02.01 Belanja telepon 20,000,000
5.2.2.03.02 Belanja air 35,000,000
5.2.2.03.03 Belanja listrik 40,000,000
Jumlah 2,904,000,000 2,904,000,000

Transaksi Selama Bulan Desember


1 Desember, pejabat pengelolaan keuangan (PPK) dinas kesehatan menerima STS atas bukti
penyetoran retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp. 50 juta
2 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima tembusan SP2D GU sebesar Rp. 120 juta yang
diterima oleh bendahara pengeluaran atas pengaduan uang persediaan yang sudah
pertanggungjawaban oleh bendahara
3 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima SP2D LS (mekanisme langsung/LS) atas
pembayaran pengadaan alat kedokteran sebesar Rp. 50 juta
4 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima STS atas buku penyetoran retribusi sewa
gedung pertemuan/aula sebesar Rp. 20 juta
5 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima tembusan SP2D LS atas pengadaan 5 unit
ambulance senilai Rp. 700 juta
8 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima STS atas penyetoran uang sebesar Rp. 100 juta
atas penyetoran retribusi pelayanan kesehatan
10 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima tembusan SP2D LS senilai Rp. 30 juta yang
digunakan pengadaan mebeulair
18 Desember, fungsi akuntansi PPK menerima STS atas penyetoran uang sebesar Rp. 30 juta
atas penyetoran retribusi pelayanan kesehatan
BUKU BESAR NERACA
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
2008 31 Saldo bulan sebelumnya 1.500.000
Des 31 Penerimaan kas 120.000.000 121.500.000
Pengeluaran kas 121.500.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo bulan sebelumnya 110.000.000
Des

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo bulan sebelumnya 0
Des Pembelian kendaraan JU 700.000.000 700.000.000
Barang & Jasa JU 11.000.000 711.000.000
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
2008 Saldo bulan sebelumnya 15.000.000
Des

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo bulan sebelumnya 6.500.000
Des

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo bulan sebelumnya
Des Pembelian meubler JU 50.000.000
Barang & Jasa JU 7.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des 31 650.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des 31 450.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des 31 75.000.000
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
2008
Des 31

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des 31

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008
Des 31 20.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 1.156.500.000
Des 3 Alat kedokteran JU 50.000.000 1.206.500.000
5 Ambulance JU 700.000.000 1.906.500.000
10 Meubler JU 30.000.000 1.936.500.000
Barang & jasa yang 23.000.000 1.959.500.000
terkait dengan asset
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
2008 Saldo sebelumnya 1.417.500.000
Des 2 Pengisian GU 120.000.000 1.537.500.000
3 pembelian alat kedokteran 50.000.000 1.587.500.000
5 Pembelian Ambulance 700.000.000 2.287.500.000
10 Pembelian Meubler 30.000.000 2.317.500.000
31 Setoran pendapatan 20.000.000 2.117.500.000
31 Setoran kelebihan dana 12.500.000 2.105.000.000
UYHD

BUKU BESAR LRA


Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
2008 Saldo sebelumnya 235.000.000
Des 1 Penerimaan restribusi JP 50.000.000 285.000.000
8 Penerimaan restribusi JP 100.000.000 385.000.000
18 Penerimaan restribusi JP 30.000.000 415.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 0
Des 1 Penerimaan sewa gedung JP 20.000.000 20.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 1.05.000.000
Des 31
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
2008 Saldo sebelumnya 105.000.000
Des 31

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 40.000.000
Des 31

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 170.000.000
Des 31

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 0
Des 31 Pembayaran Honor JKK 8.000.000 8.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 0
Des 31 Pembayaran Honor JKK 9.000.000 9.000.000
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
2008 Saldo sebelumnya 12.000.000
Des 31 Belanja ATK bulan Des JKK 6.000.000 18.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 4.000.000
Des 31

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 20.000.000
Des 31 Belanja bulan Desember 25.000.000 45.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 35.000.000
Des 31 Belanja bln Desember JKK 20.000.000 55.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 40.000.000
Des 31 B. Listrik bln Desember 35.000.000 75.000.000
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
2008 Saldo sebelumnya 0
Des 31 6.000.000 6.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 0
Des 31 700.000.000 700.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 0
Des 31 30.000.000 30.000.000

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


2008 Saldo sebelumnya 0
Des 31 50.000.000 50.000.000
NERACA SALDO SEBELUM PENYESUAIAN
Saldo
Kode Rek Nama Rekening
Debit Kredit
1.1.1.02.09 Kas dibendahara pengeluaran
1.1.1.03.09 Kas dibendahara penerimaan
1.1.3.02.01 Piutang retribusi
1.1.4.06.02 Persediaan obat-obatan 20,000,000
1.1.5.03.00 Tanah kantor 110,000,000
1.3.2.09.04 Mesin fotocopy 15,000,000
1.3.2.09.09 Papan tulis elektronik 6,500,000
1.3.2.01.01 Gedung kantor 650,000,000
1.3.7.01.01 Gedung rumah jembatan 450,000,000
1.3.3.03.01 Akumulasi penyusutan asset tetap 75,000,000
2.1.3.03.01 Utang pungutan PPN
3.1.2.01.01 Cadangan piutang
3.1.3.01.01 Cadangan persediaan 20,000,000
3.2.2.01.01 Diinvestasikan dalam asset tetap 1,156,500,000
3.4.1.01.01 RK Pemda 1,417,500,000
3.3.1.01.01 SILPA
4.1.2.01.01 Pendapatan Retribusi 235,000,000
5.1.1.01.01 Belanja gaji pokok 1,050,000,000
5.1.1.01.02 Belanja tunjangan keluarga 105,000,000
5.1.1.01.04 Belanja tunjangan fungsional 40,000,000
5.2.2.01.05 Belanja tunjangan fungsional umum 170,000,000
5.2.2.01.01 Belanja ATK 12,000,000
5.2.2.01.08 Belanja BBM/Gas 4,000,000
5.2.2.02.04 Belanja obat-obatan 175,000,000
5.2.2.02.01 Belanja telepon 20,000,000
5.2.2.03.02 Belanja air 35,000,000
5.2.2.03.03 Belanja listrik 40,000,000
Jumlah 4,594.500,000 4,594.500,000
Informasi Tambahan Untuk Ayat Penyesuaian
Data-data yang dikumpulkan oleh fungsi akuntansi PPK Dinas Kesehatan pada akhir tahun
untuk membuat ayat penyesuain/koreksi yang diperlukan dalam rangka penyusunan Laporan
keuangan untuk tahun anggaran berjalan sebagai berikut :
1. SKRD yang telah dikeluarkan sampai akhir Desember tetapi belum diterima kasnya
sejumlah Rp. 50 juta dengan perincian sebagai berikut, perkiraan yang akan diterima
sampai bulan Januari tahun berikutnya Rp. 20 juta sedangkan yang akan diterima
lewat bulan Januari Rp. 30 juta.
2. Belanja jasa kantor untuk bulan Desember sebesar Rp. 145 juta akan dibayar tanggal
20 Januari 2008.
3. Pembelian kendaraan dinas yang dilakukan pada akhir tahun dan belum dicatat oleh
fungsi akuntansi PPK senilai Rp. 200 juta yang telag dilunasi sebesar 60% sisanya
dibayarkan pada tanggal 2 Februari 2008.
4. Pada tanggal 30 Desember 2007 diterima sumbangan Komputer dari Pemerintah
Jepang senilai Rp. 200.000.000 yang tidak dianggarkan pada tahun anggaran berjalan.
5. Pendapatan bunga selama setahun berjalan yang berjumlah Rp. 10 juta oleh fungsi
akuntansi PPK tidak dicatat sehingga terdapat perbedaan antara saldo buku dengan
saldo menurut bank.
6. Pemda metapkan metode penyusunan untuk aktiva yang digunakan adalah metode
garis lurus dengan tarif untuk masing-masing jenis aktiva sebagai berikut :
Mesin photo copy 20%
Kendaraan 20%
Papan tulis elektronik 20%
Komputer 20%
Mebeulair 20%
Bangunan 5%
7. Berdasarkan Stock Opname diketahui terdapat jumlah persediaan :
Obat-obatan Rp. 15.000.000
ATK Rp. 5.000.000
8. Berdasarkan Stock Opname Kas diketahui terdapat jumlah kas :
Bendahara penerimaan Rp. 3.000.000
Bendahara pengeluaran Rp. 2.000.000
D. AKUNTANSI PADA PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
Akuntansi pada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) adalah sebuah entitas
akuntansi yang dijalankan oleh fungsi akuntansi di Satuan Kerja Pengelola Keuangan
(SKPKD), yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
Selain itu juga melaksanakan fungsi sebagai konsolidator yang mencatat akun-akun
kontrol selama periode pelaksanaan anggaran dan melakukan penyusunan laporan
gabungan di akhir periode.
SKPKD sebagai satuan kerja yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola
keuangan daerah. Dalam pelaksanaan anggaran transaksi yang terjadi di SKPKD
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu : (1) transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
SKPD sebagai satuan kerja, (2) transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD
kepada level pemerintah daerah seperti pendapat pajak daerah, pendapatan dana
perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantual sosial, belanja bagi hasil, bantuan
keuangan dan belanja tidak terduga. Termasuk transaksi-transaksi pembayaran,
pencatatan investasi dan hutang jangka panjang, dalam hal ini dijalankan oleh fungsi
akuntansi yang ada salah satu subdin di Dinas Pengelola Keuangan Daerah dalam
gambar dibawah berdada di subdin Perbendaharaan dan Akuntansi Struktur organisasi
pengelola keuangan daerah antar daerah tidak standar yang artinya subdin-subdin
yang ada di dinas pengelola keuangan baik sejumlah dan nama subdinya berbeda-
beda antar daerah.
Tata cara dan perlakuan akuntansi di SKPKD sebagai satuan kerja sama dengan
SKPD lainnya. Dimana yang menjalankan aktivitas akuntansi ada level satuan kerja
pada PPKD dijalankan Pejabat Penatusahaan Keuangan (PPK) yang biasanya dengan
jabatan strukturalnya kasubag keuangan yang berada dibawah sekretaris SKPKD
akuntansi yang ada pada SKPKD sebagaimana tergambar pada gambar berikut ini :

Kepala Dinas
Pengelolaan
Keuangan Daerah

Sekretaris
Subag keuangan
(PPK) subag

Subdin Subdin Subdin Subdin .


Pendapatan Anggaran Perbendaharaan
& Akuntansi

Seksi Akuntansi
Yang melaksanakan akuntansi
pada level pemda
Pada bagian ini akan dijelaskan akuntansi bagi SKPKD yang berfungsi menjalankan
transaksi-transaksi pada level pemerintah daerah selanjutnya disebut dengan akuntansi
pada PPKD. Transaksi yang dilakukan oleh PPKD sebagai berikut :
Akuntansi pendapatan (pajak daerah, dana penimbangan dan pendapatan lainnya).
Akuntansi belanja (belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi
hasil, bantuan dan belanja tidak terduga).
Akuntansi Pembiayaan.
Akuntansi aset (investasi jangka panjang).
Akuntansi Hutang.
Transaksi rekening antar kantor.
Catatan Akuntansi
Berdasarkan hal diatas maka transaksi dapat dikelompokkan menjadi transaksi
penerimaan kas, pengeluaran kas dan transaksi selain kas. Untuk itu, berdasarkan
sifat transaksi yang terjadi pada PPKD maka ditentukan 2 (dua) jurnal khusus dan
satu jurnal umum dengan peruntukan masing-masingnya sebagai berikut :
No Jenis Keterangan
1 Buku jurnal penerimaan kas Untuk mencatat semua penerimaan kas pada
Kas Daerah
2 Buku jurnal pengeluaran kas Untuk mencatat semua pengeluaran kas pada
Kas Daerah
3 Jumlah umum Untuk mencatat transaksi yang tidak
melibatkan Kas Daerah

1. Buku Jurnal Penerimaan Kas


Buku jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
Pos atau rekening yang sering terjadi disediakan kolom khusus dalam jurnal ini,
kolom-kolom dalam buku jurnal ini adalah sebagai berikut :
Tanggal No.bukti Kode rek Rekening yang Ref Jumlah Akumulasi
didebit
2. Buku Jurnal Pengeluaran Kas
Buku jurnal pengeluaran kas dan bank digunakan untuk mencatat transaksi
pengeluaran kas dan bank. Pengeluaran ini antara lain pembelian barang secara
tunai, pembayaran hutang, pemberian pinjaman, dan sebagainya. Kolom-kolom
jurnal pengeluaran ini adalah sebagai berikut :
Tanggal No.bukti Kode rek Rekening yang Ref Jumlah Akumulasi
didebit
20-12- SP2D RK SKPD- 45.000.000 45.000.000
06 SP2D Diknas
B. Bantuan 60.000.000 105.000.000
Keuangan

3. Buku Jurnal Umum


Buku ini digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat
dimasukkan dalam buku-buku jurnal khusus diatas, karena jarang terjadi, seperti
yang telah dijelaskan diatas, buku jurnal umum mempunyai kolom-kolom sebagai
berikut :
Tanggal No.bukti Kode rek Uraian Ref D K

4. Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Pemda


Laporan keuangan gabungan pemda disusun setiap semester, dan merupakan
gabungan dari seluruh SKPD dan PPKD. Laporan ini dibuat oleh sebagai Pemda.
Dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini, rekening yang sifatnya
reciprocal (timbal balik antar unit dalam satu pemda) dihilangkan terlebih dahulu.
Mekanisme penghilangan akan reseprokal tersebut, melalui proses eliminasi
akun-akun reciprocal (RK-SKPD) dan akun RK-PPKD dengan jurnal sebagai
berikut :
1
2
3
4
5
6
7

Contoh kasus Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan


Misalkan Pemda Kota Salak mempunyai dua SKPD yaitu SKPD 1 dan SKPD 2
pada akhir tahun anggaran 2007 PPKD menerima neraca saldo setelah penyesuain
untuk digabung dengan laporan keuangan PPKD, berikut neraca saldo SKPD 1
dan SKPD 2 serta neraca saldo PPKD.
Langkah 1. Mengumpulkan neraca saldo masing-masing SKPD dan PPKD untuk
digabung kedalam kertas kerja.
Saldo (Rp)
Perkiraan
D K
Asset Lancar
Kas dibendahara pengeluaran 200
Kas dibendahara penerimaan -
Persediaan 15.000
Asset tetap
Tanah 200.000
Peralatan dan mesin 500.000
Gedung dan bangunan 600.000
Jalan, irigasi, dan jaringan 700.000
Akumulasi penyusutan 140.000
Kewajiban 0
Ekuitas dana 15.200
Ekuitas dana lancar 1.860.000
Ekuitas dana investasi 11.000
Rekening PPKD
Pendapatan 20.000
Pendapatan retribusi daerah
Belanja
Belanja pegawai 12.000
Belanja barang 10.000
Belanja modal
Belanja peralatan dan mesin 5.000
Belanja gedung dan bangunan 4.000
Jumlah 2.046.200 2.046.200

Langkah 2. Membuat kerja penyusunan laporan keuangan


Berdasarkan neraca saldo SKPD 1, SKPD 2 dan PPKD diatas saldo masing-
masingnya dimasukkan ke kolomnya masing-masing di kertas penyusunan
keuangan.

Langkah 3. Membuat Jurnal Eliminasi


Dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini, rekening-rekening yang
sifatnya reciprocal (timbal balik antar unit dalam satu pemda) yaitu RK SKPD 1
dan SKPD 2 yang masing-masing berjumlah Rp. 11.000.000 dan Rp. 8.500.000
yang ada di PPKD dan RK PPK ada di masing-masing SKPD harus dihilangkan
terlebih dahulu, dengan membuat jurnal eliminasi sebagai berikut :
RK PPKD SKPD 1 Rp. 11.000.000
RK PPKD SKPD 2 Rp. 8.500.000

RK SKPD 1 Rp. 11.000.000.


RK SKPD 1 Rp. 8.500.000
Langkah 3. Penjumlahan untuk setiap rekening
Langkah berikutnya adalah penjumlahan rekening yang sama misalnya B gaji sebagai
berikut :
SKPD 1 SKPD 2 Lap Gabungan
B Pegawai Rp. 12.000.000 Rp. 15.000.000 Rp. 27.000.000
Langkah 4. Penyusunan laporan keuangan gabungan/Pemda
Berdasarkan kertas kerja penyusunan laporan keuangan gabungan disusun laporan keuangan
untuk pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai