PEMBAHASAN
c. Efektivitas
Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau perbandingan
outcome dengan ouput.
Ketiga hal tersebut merupakan pokok value of money, namun beberapa pihak
berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu pada adanya
kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang berkualitas dan
kesejahteraan ekonomi. Pemerataan (equality) penggunaan uang publik tidak
terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan secara merata.
Value of money memiliki beberapa manfaat, yaitu :
a. Meningkatkan pelayanan publik
b. Meningkatkan efektifitas pelayan publik dan pelayanan tepat sasaran
c. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan penghematan
dalam penggunaan input.
D. PERANAN SEKTOR PUBLIK DALAM EKONOMI : PARADIGMA BARU PASCA
ORDE BARU
Konsep tanggung jawab bersama, pentingnya demokrasi sebagai pengendali
negara dan nilai kehidupan manusia telah berkurang sejak era 1990-an. Kesehatan dan
pendidikan sebagai aspek yang menyentuh langsung ke individu telah diubah menjadi
kancah kepentingan anggaran dan penguasa. Akibatnya, kebutuhan-kebutuhab sosial,
persamaanm demokrasi, kepentingan masyarakat dan keadilan ditempatkan pada
posisi terendah. Kondisi inilah yang terakumulasi dalam kesulitan ekonomi dan politik.
Hasil dari proses ini semua adalah pencarian keseimbangan tetanan sosial baru di
indonesia.
Politik Ekonomi Status Quo : Catatan Perjalanan Sektor Publik di Orde Baru
Kebijakan top down yang dilakukan selama order baru telah membawa krisis
fiskal dan moneter negara sejak 1997. Dampak nyata dari pemerintahan Orde Baru
tidak dapat diukur hanya dari propaganda pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari
pertumbuhan kesenjangan sosial. Di tahun 1990-an, yang kaya menjadi semakin kaya
dan yang miskin menjadi semakin miskin, yang dapat dilihat sebagai berikut.
a. Jumlah rakyat yang hidup dibawah kemiskinan di tahun 1998 telah meningkat tiga kali
lipat dari tahun-tahun sebelumnya.
b. Jumlah siswa putus sekolah juga telah meningkat lebih dari dua kali lipat.
c. Harga obat-obatan nongenerik telah meningkat empat kali lipat.
d. Harga utilitas, seperti listrik, air, transportasi, dan telekomunikasi umumnya meningkat
lebih dari 20%.
Jadi akuntansi sektor publik dapat didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan
analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat dilembaga-
lembaga tinggi negara dan departemendepartemen dibwahnya, pemerintah daerah,
BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerja sama
sektor publik dan swasta.
Akuntansi yayasan
b. Aktivitas yang mendekatkan diri ke pasar tidak pernah ditujukan untuk memindahkan
organisasi sektor publik ke sektor swasta.
D. PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Dalam dua tahun belakangan ini, masyarakat Indonesia mengalami perubahan
yang cukup mendasar dan besar, yang ditandai dengan meningkatnya keinginan akan
akuntabilitas dan transparansi kinerja terhadap pengelolaan sektor publik. Ungkapan
pemerintahan yang bersih dapat diinterpretasikan sebagai perwujudan indikator
kejujuran pemerintah.
Peranan akuntansi yang telah bergeser ternyata tidak membuat akuntansi
sebagai mekanisme pertanggungjawaban. akuntansi di masa awal reformasi telah
menghadapi kehinaan yang secara eksplisit terbukti dengan ditunjuknya akuntan asing
untuk melakukan due dilligence dalam berbagai sektor publik dan kasus-kasus skandal.
Penegakan etika profesi akuntan pemeriksa saat ini menjadi suatu hal yang
mendesak. Selama ini, tuntutan dibatasi hanya oleh profesi, dalam artian seoanjang
aturan profesi dipatuhi akuntan dianggap sudah memenuhi kewajiban baik secara
profesi maupun kemasyarakatan. Pengukuran prestasi dan kinerja sektor publik
merupakan titik berat pengembangan akuntansi sektor publik.
DAFTAR PUSTAKA
Indra Bastian (2006). Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Nordiawan,dedi. Akuntansi sektor publik. Jakarta:salemba empat
http://www.scribd.com/doc/92303547/Organisasi-Sektor-Publik
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam bukunya,
Vernon Kam (1989) menjelaskan bahwa praktik akuntansi sektor publik sebenarnya telah ada sejak
ribuan tahun sebelum masehi. Kemunculannya lebih dipengaruhi pada interaksi yang terjadi pada
masyarakat dan kekuatan sosial didalam masyarakat yang umumnya
berbentuk pemerintahan.Dalamperkembangannya, akuntansi sektor publik sekarang telah menjadi salah
satu bidang mata kuliah konsentrasi pada program jurusan akuntansi.
Setiap hari, kita selalu bersentuhan dengan organisasi publik. Jalan raya yang kita lalui tiap hari adalah
salah satu produk dari organisasi publik, yaitu pemerintah. Ketika kita membayar pajak, retribusi, cukai,
bea dan iuran kepemerintahan lainnya, maka kita sedang mendanai organisasi sektor publik.
Sejak lahir hingga wafat, seseorang yang hidup dalam suatu negara, selalu berinteraksi dengan sektor
publik. Namun apakah organisasi sektor publik itu ? dan apa saja karakteristik serta ruang lingkupnya ?
dalam makalah ini, kami mencoba memberikan penjelasan menyangkut Karakteristik Organisasi dan
Akuntansi Sektor Publik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut:
Jadi, Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik. Karena
orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai
tujuan akhirnya. Contoh sector public adalah bidang kesehatan, pendidikan, keamanan,
dan transportasi.oleh karena area sector public sanngat luas, maka dalam penyelenggaraanya sering
diserahkan ke pasar, namun pemerintah tetap mengawasinya dengan sejumlah regulasi.
Pertanggungjawaban dan pelaporan organisasi sektor publik memiliki acuan khusus. Untuk pemerintah
menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) dan rujukan nasionalnya adalah International
Public Sector Accounting Standard. Rujukan lain yang sering digunakan adalah standar akuntansi
pemerintah USA yaitu Government Accounting Standard. Rujukan IPSAS lebih banyak digunakan karena
sifatnya yang lebih umum dan tidak dipengaruhi oleh bentuk organisasi pemerintah negara tertentu.
Sedangkan standar USA tentunya akan sangat diwarnai dengan sistem pengelolaan keuangan dan
pelaksanaan jalannya pemerintahan.
Untuk organisasi sektor publik selain pemerintah menggunakan acuan PSAK 45 tentang Organisasi
Nirlaba. Hal yang membedakan laporan keuangan nirlaba dengan organisasi bisnis adalah adanya
pemisahan dana yang diterima oleh entitas sektor publik dalam bentuk entitas dana. Biasanya dana yang
diterima oleh organisasi tersebut harus dipertanggungjawabkan secara khusus, maka harus ada
pelaporan khusus dan terpisah.
Organisasi sektor publik dapat dibatasi dengan organisasi organisasi yang menggunakan dana
masyarakat, sehingga perlu melakukan pertanggungjawaban ke masyarakat.
1.Tujuan
Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar dan kebutuhan
lainnya baik jasmani maupun rohani
2.Aktivitas
Pelayanan publik ( publik services ) seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan
hukum, transfortasi publik dan penyediaan pangan.
3.Sumber Pembiayaan
Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba perusahaan negara, peinjaman
pemerintah, serta pendapatan lainlain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang
berlaku.
4.Pola Pertanggungjawaban
Bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan masyarakat seperti Dewan
Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan Lerwakilan Daerah ( DPD ), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (
DPRD ).
5.Kultur Organisasi
6.Penyusunan Anggaran
Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan program publik dalam
anggaran dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat dan akhirnya disahkan oleh
wakil dari masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD.
7.Stakeholder
Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai organisasi, para kreditor, para investor,
lembaga lembaga internasional termasuk lembaga donor internasional seperti Bank Dunia, IMF
(International Monetary Fund), ADP (Asian Development Bank), PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa),
UNDP (United Nation Depelopment Program), USAID dan Pemerintah luar negeri.
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi dan ekonomis atas
suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait
dengan pengendalian manajemen (management control).
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan
tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang
menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada
publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan
akuntabilitas (accountability).
Kerangka Konseptual Akuntani Sektor Publik
Pengertian kerangka konseptual akuntansi sector publik
Kerangka konseptual akuntansi sector public adalah prinsip-prinsip yang mendasari penyusunan dan
pengembangan standar akuntansi sector public yang disusun oleh sebuah komite perumus standar
independen dan merupakan rujukan penting bagi komite standar akuntansi, penyusun laporan keuangan,
dan pemeriksa dalam mencari pemecahan masalah yang belum diatur secara jelas dalam pernyataan
standar akuntansi sektor publik.
1. Penyusun standar akuntansi sector public dalam melaksanakan tugas perumusan standar.
2. Penyusun laporan keuangan dalam menaggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam
standar akuntansi
3. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan
standar akuntansi sector public.
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi sector public.
Peran Kerangka Konseptual Akuntansi Sector Publik
Pada dasarnya kerangka konseptual merupakan suatu landasan konsep untuk menetapkan standar
akuntansi. Oleh karena posisinya sebagai landasan konsep baik untuk penetapan standar akuntansi
maupun praktek akuntansi maka seharunya suatu kerangka konseptual harus merumuskan :
1. Perencanaan publik
2. Penganggaran publik
3. Realisasi anggaran publik
4. Pengadaan barang dan jasa publik
5. Pelaporan sektor publik
6. Audit sektor publik
7. Pertanggungjawaban publik
Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun dan dilaksanakan.
Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya.
Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri dari tata kerja, pedoman
kerja dan prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling berkaitan. Jadi, proses penganggaran yang
baik dan berkualitas sangat menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program.
Pembahasan selanjutnya adalah menyangkut realisasi anggaran. Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil
proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme bagaimana agar proses realisasi anggaran dilaksanakan
dengan baik dan berkualitas. Pelaksanaan realisasi anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan
barang dan jasa public, sehingga proses ini merupakan pembahasan dalam kerangka konseptual. Proses
pengadaan barang dan jasa yang baik akan berdampak terhadap pencapaian efektifitas dan efisiensi
program.
Kerangka konseptual ini selanjutnya akan membahas pelaporan keuangan sector public, yang terdiri dari
pelaporan keuangan sector public, termasuk pelaporan keuangan konsolidasi dan pelaporan kinerja.
Laporan keuangan dan laporan kinerja organisasi sector publik disusun serta disajikan sekurang-
kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.
Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan dalam organisasi-organisasi
sektor publik. Kerangka konseptual juga akan membahas jalannya proses dan pelaksanaan audit sector
publik yang berkualitas. Audit yang berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan
standar yang berlaku. Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor
publik dan juga tahap terakhir dari penentuan ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas program
secara keseluruhan.
Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan pengelola organisasi,
dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang hasil, atau konsekuensi tindakan
atau kejadian.Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu
investor, kreditor, dan pengguna lainnya untuk mengevaluasi kondisi masa lalu, saat ini dan masa depan
(nilai prediktif) atau untuk menginformasikan atau mengoreksi harapan utama (nilai umpan
balik/feedback). Agar relevan, informasi harus selalu tersedia bagi pembuat keputusan sebelum
kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (tepat waktu).
Andal / Reliabel
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para peggunanya.
Keandalan akan membedakan pengguna satu dengan pengguna yang lainnya tergantung pada
keluasaan pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi. Dengan kata
lain, di antara pengguna yang berbeda, informasi dengan derajat keandalan yang berbeda akan
ditemukan. Dalam konteks kerangka konseptual, agar menjadi andal informasi harus dapat diuji, netral,
dan disajikan dengan jujur.
Materialitas
Pada dasarnya materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang
signifikan dan berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.Karakteristik kualitatif akuntansi sektor
public terlihat sebagai sebuah hierarki. Pada posisi paling bawah, hal itu disebut dengan
perwujudan yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan pedoman bagi seluruh
proses pengelolaan suatu organisasi yang merupakan batas-batas pekerjaan organisasi. Sedangkan
pelaporan merupakan instrumen akuntabilitas dari kegiatan organisasi. Setelah itu operasional yang
merupakan sebuah tahapan dimana transaksi-transaksi publik dilakukan. Transaksi dilakukan dengan
regulasi yang ada dan dilaporkan sesuai standar pelaporan organisasi.
Jadi dapat di artikan Akuntabilitas Publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegitan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memilik hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
Akuntabilitas publik dibagi menjadi dua macam yaitu :
Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi akuntansi sektor publik. Sehingga
mengharuskan lembaga lembaga sektor publik untuk lebih menekankan pada pertanggugjawaban
horizontal bukan hanya pertanggungjawaban vertikal saja sehingga perlu dibuatnya laporan keuangan
eksternal yang dapat menggambarkan kinerja lembaga sektor publik.
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri atas beberapa dimensi.
Ellwod (1993) dalam Mardiasmo (2004) menjelaskan terdaoat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi
organisasi sektor publik yaitu :
1. Akuntabilitaas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountability for probity and legality).
2. Akuntabilitas proses (proses accountability)
3. Akuntabilitas program (program accountability)
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
1. Akuntabilitaas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountability for probity and legality)
Akuntabilitas kejujuran (accountability for probilty) terkait dengan penghindaran penyalah gunaan jabatan
(abuse of power), sedangkan akuntabilitas hukum (legal accountabilty), terkait dengan adanya kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan lain yang disyratkan dalam penggunaan sumber dana politik.
2. Akuntabilitas proses (proses accountability)
Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksnakan tugas sudah
cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi, sistem informasi manajemen, dan prosedur
administrasi. Akuntabilitas proses termanifestasikan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat,
respronsif dan murah biaya.
Akuntansi sektor publik tidak bisa melapaskan diri dari pengaruh kecenderungan menguatnya
akuntabilitas sektor publik tersebut. Akuntansi sektor publik dituntut dapat menjadi alat perencanaan dan
pengendalian organisasi sektor publik secara efektif dan efisien, serta memfasilitasi terciptanya
akuntabilitas publik.
Akuntansi manajemen merupakan bagian dari sistem pengendalian yang terintergral. Sedangkan
menurut Institute of Management Accounting adalah sebagai suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, penginterpretasian dan pengkomunikasian
financial yang digunakan oleh manajmen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi
serta menjamin bahwa sumberdaya digunakan scara tepat dan akuntabel.
Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu
bagian integral dari manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan
penginterpretasian yang digunakan untuk:
Perumusan Strategi.
Perencanaan dan pengendalian aktivitas
Pengambilan keputusan.
Pengoptimalan penggunaan sumber daya.
Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi.
Pengungkapan kepada karyawan.
Perlindungan asset
ad hoc: informasi ad hoc diperlukan untuk masalah yang temporer yang membutuhkaninformasi segera.
Informasi kuantitaf atau kualitaf.
Informasi disampaikan melalui saluran formal atau informal.
Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian karena informasi yang diberikan
bersifat kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan
untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk
gambaran kerja secara keseluruhan.
Perencanaan strategik
Pemberian informasi biaya
Penilaian investasi
Penganggaran
Penentuan biaya pelayanan
Penilaian kerja
Perencanaan strategic
Tahap ini manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukungstrategi
organisasi yang kemudian diseleksi dan dipilih program yang sesuai dengan skala prioritas. Peran
akuntansi manajemen disini adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost
of program) dan biaya dari suatu aktivitas (cost of activity), sehingga manajer dapatmenentukan
anggaran yang dibutuhkan terkait dengan sumber daya yang dimiliki. 3 permasalahan yang dihadapkan
pada akuntansi sektor publik.
Efisiensi biaya
Kualitas produk
Pelayanan
Sebagian biaya yang terjadi di sektor publik merupakan discretionary costs (biaya ditetapkan
diawalanggaran), maka peran manajer publik sangat penting dalam mengendalikan biaya. akuntansi
sektor publik erat hubungannya dengan proses pemilihan program, penentuan biaya, dan manfaat
programserta penganggaran.
Biaya input : adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Biaya output : biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai kepelanggan.
Biaya proses : diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi, misal : biayadepartemen
produksi dll.
Dalam hal pengambilan keputusan, biaya akuntansi manajemen sektor publik membutuhkan
cost accounting. Akuntansi biaya pada sektor publik berperan memberikan informasi mengenai
pengeluaran publik yang dapat digunakan oleh pihak internal (pemerintah) dan eksternal (masyarakat)
untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen berperan
memberikan informasi biaya yang meliputi penentuanklasifikasi biaya, biaya apa saja yang masuk
kategori biaya rutin dan biaya modal, biaya tetap danvariabel, controllable dan uncontrollable. Proses
penentuan biaya meliputi 5 aktivitas :
Cost finding : yaitu pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk atau jasa layanan.
Cost recording : yaitu melakukan kegiatan pencatatan data ke sistem organisasi.
Cost analyzing : yaitu melakukan analisis biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan.
Strategic cost reduction : yaitu menentukan strategi pengehmatan agar tercapai valie for money.
Cost reporting : yaitu memebrikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk
inetrnal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan di sampaikan kepada
pihak eksternal.
Penilaian investasi
Akuntansi manajemen diperlukan ketika organisasi hendak melakukan investasi yaitu dengan menilai
kelayakan investasi secara ekonomi dan finansial. Dalam menilai investasi diperlukan identifikasi biaya,
resiko, manfaat dan keuntungan dari suatuinvestasi. Selain itu faktor yang harus diperhatikan adalah :
Tingkat diskonto
Tingkat investasi
Tingkat risiko
Ketidakpastian
Sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
Penilaian investasi dalam sektor publik dilakukan dengan menggunakan analisis biaya-manfaat
(cost benefit analysis). Penilaian dengan metode ini praktiknya sulit diterapkan karena sulit menentukan
biaya dan manfaat yang berkaitan dengan analisi biaya sosial dan manfaat sosial. Sehingga penilaian
menggunakan analisis efektivitas biaya (cost effectiveness analysis) yang ditekankan seberapa
besar dampak (outcome) yang dicapai dari suatu proyek/investasi dengan biaya tertentu.
Penganggaran
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif . Terkait
dengan 3 fungsi anggaran yaitu, alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, maka
akuntansi manajemen berperan vital dalam mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana
publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata.
Penilaian kerja
Penilaian kinerja merupakan dari sistem pengendalian. Penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tingkat
efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam halini akuntansi
manajemen berperan membuat indikator kinerja kunci dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas
yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik. Karena
orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai
tujuan akhirnya. Namun sebagai sebuah organisasi, proses manajemen tetap berjalan dalam organisasi
sektor publik.
Organisasi sektor publik memiliki beberapa karakteristik, yaitu bertujuan untuk mensejahterakan rakyat,
memberikan pelayanan publik, sumber pembiayaan berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak
dan retribusi, laba, pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan
perundangan yang berlaku, bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan
masyarakat, kultur organisasi bersifat birokratis, formal dan berjenjang, penyusunan anggaran dilakukan
bersama masyarakat dalam perencanaan program dan akhirnya disahkan oleh wakil dari masyarakat di
DPR, DPD. Dan DPRD, stakeholder dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai
organisasi, para kreditor, para investor, lembaga lembaga internasional termasuk lembaga donor
internasional seperti Bank Dunia, IMF ( International Monetary Fund ), ADB ( Asian Development Bank ),
PBB ( Perserikatan Bangsa Bangsa ), UNDP ( United Nation Depelopment Program, USAID, dan
Pemerintah luar negeri.
Ruang lingkup organisasi sektor publik yaitu bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan
variatif, sektor publik menyerap banyak tenaga kerja, dipengaruhi oleh faktor Lingkungan, yaitu : faktor
ekonomi, politik, kultural dan demografi.
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan sistem pengendalian manajemen
sektor publik. Sistem pengendalian manajemen sektor publik memiliki dua komponen yaitu, proses
pengendalian manajemen dan struktur pengendalian manajemen. Proses pengendalian manajemen
melibatkan beberpa aktivitas yaitu perencanaan, kordinasi, komunikasi informasi, pengambilan
keputusan, motivasi, pengendalian, dan penilaian kerja. Struktur pengendalian manajemen terkait
dengan desain struktur organisasi yang tercermin dalam bentuk pusat pusat pertanggung jawaban.
REFERENSI
Mahsun, Moh. Firma Sulistiyowati. Heribertus. 2012. Akuntansi Sektor Publik Edisi Ke Tiga. Yogyakarta :
BPFE.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengatar. Jakarta : Erlangga