Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Karakteristik Organisasi Sektor Publik


Kajian tentang organisasi sektor publik biasanya mulai dilakukan dari sisi manajemen.
Dalam pengembangannya, kajian terscbut telah memasuki wilayah karakter frase "Scktor
Publik". Pemahaman sektor publik lebih ditempatkan pada suatu wilayah di luar
pemerintahan ditambah dengan wilayah pemerintahan itu sendiri. Dari sisi kebijakan publik,
sektor publik lebih dipahami sebagai kenaikan pajak, birokrasi yang berlebihan,
pemerintahan yang besar, dan nasionalisasi versus-privatisasi- Dalam arti luas, frase 'sektor
publik' diartikan sebagai metode manajemen negara, Sedangkan dalam arti sempit, sektor
publik diinterpretasikan sebagai pungutan oleh negara.
Dalam perkembangannya, berbagai perspektif mulai bermunculan dan intervensi disiplin
ilmu mulai terasa. Akibatnya, definisi frase sektor publik mulai diartikan dari berbagai
disiplin ilmu yang umumnya berbeda satu dengan yang lain (Kaufman, dkk, 1986).
Perbedaan sudut pandang politik, administrasi publik, sosiologi, hukum, ekonomi, dan
akuntansi telah mengakibatkan pengembangan ilmu manajemen sektor publik. Intervensi
multidisplin telah membawa berbagai metodologi baru ke kajian manajemen sektor publik,
seperti gender, politik ekonomi, ekuitas, akuntabilitas, hak asasi, dan entitas/organisasi.
Selain itu, dalam praktiknya definisi organisasi sektor publik di Indonesia adalah organisasi
yang menggunakan dana masyarakar, seperti:
a. Organisasi Pemerintah Pusat.
b. Organisasi Pemerintah Daerah.
c. Organisasi Parpol dan LSM.
d. Organisasi Yayasan.
e. Organisasi Pendidikan dan Keschatan: puskesmas, rumah sakit, dan sekolah
f. Organisasi Tempat Peribadatan: masjid, gereja, vihara, kuil.
Terdapat beberapa alasan mengapa sektor publik diperlukan, yaitu:
1. Sektor publik berfungsi menyediakan barang-barang publik yang sangat dibutuhkan
masyarakat dan tidak disediakan oleh sektor privat maupun sektor sosial.
2. Sektor publik diperlukan sebagai regulator
3. Sektor publik diperlukan sebagai pengelola negara dan pengemban amanah konstitusi
melalui fungsi birokrasi pemerintahan
Jadi, organisasi sektor publik dapat dikarakteristikkan yaitu :
Karakteristik Organisasi Sektor Publik
Untuk mensejahterakan masyarakat secara
bertahap, baik dalam kebutuhan dasar, dan
Tujuan
kebutuhan lainnya baik jasmani maupun
rohani.
Pelayanan publik (publik services) seperti
dalam bidang pendidikan, kesehatan,
Aktivitas
keamanan, penegakan hukum, transportasi
publik, dan penyediaan pangan.
Berasal dari dana masyarakat yang berujud
pajak dan retribusi, laba perusahaan negara,
Sumber Pembiayaan pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-
lain yang sah dan tidak bertentangan dengan
perundangan yang berlaku.
Bertanggung jawab kepada masyarakat
melalui lembaga perwakilan masyarakat
Pola Pertanggungjawaban seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Kultur Organisasi Bersifat birokratis, formal, dan berjenjang.
Dilakukan bersama masyarakat dalam
perencanaan program. Penurunan program
publik dalam anggaran dipublikasikan untuk
Penyusunan Anggaran
dikritisi dan didiskusikan olch masyarakat.
Dan, akhirnya, disahkan oleh wakil
masyarakat di DPR, DPD, dan DPRD.
Stakeholder Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia,
para pegawai organisasi, para kreditor, para
investor, lembaga-lembaga internasional
termasuk lembaga Donor Internasional
(seperti Bank Dunia (World Bank),
International Monetary Fund (IMF), Asian
Development Bank (ADB), Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), United Nation
Development Pro- gram (UNDP), USAID,
dan pemerintah luar negeri.

2. Skala dan Ruang Lingkup Organisasi Sektor Publik


Tidak bisa dipungkiri bahwa sektor publik mempunyai pengaruh yang besar dalam suaru
negara. Di Inggris, dampak yang ditimbulkan dapat diidentifikasi pada warga negara Inggris
dan warga negara lain yang berkunjung ke Inggris. Di Inggris, pendatang diperbolehkan
untuk mempunyai akses terhadap pelayanan publik seperti bantuan polisi tanpa dikenai biaya,
Dalam keadaan tertentu, pendatang juga mempunyai akses ke pusat pelayanan kesehatan dan
kebakaran tanpa mengeluarkan biaya (Blundell, hal 21). Selain itu, sektor publik menyerap
lima juta tenaga kerja yang cukup signifikan bagi ekonomi Inggris di tahun 1992.
Kondisi di atas tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Melihat luas wilayah dan jumlah
penduduk, jumlah serapan tenaga kerja yang bergerak di bidang sektor publik masih amat
diharapkan. Pertimbangan lain adalah terbentuknya departemen-departemen yang
membawahi bidang tertentu dalam pemerintahan, struktur pemerintahan pusat maupun
daerah, dan kepolisian - TNI. Cakupan organisasi sektor publik di setiap kota membuktikan
peranan organisasi sektor publik dalam penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan
masyarakat adalah amat besar.
Organisasi sektor publik sangat heterogen. Organisasi yang dapat dikategorikan dalam
domain sektor publik antara lain :
1) Pemerintahan, meliputi :
 Pemerintah pusat dan daerah
 Kementrian/Lembaga negara
 Satuan kerja/satua organisasi Kementrian
 Departemen
 Lembaga Pemerintah Nondepartemen
 Lembaga Tinggi Negara
 Badan Layanan Umum
 Badan Layanan Umum Daerah
 Satuan Kerja Perangkat Daerah (Dinas dan Badan)
2) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
3) Badan Hukum Milik Negara (BHMN)
4) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
5) Yayasan milik pemerintah

3. Komponen – Komponen yang Dapat Mempengaruhi Organisasi Sektor Publik


Ada 4 komponen yang mempengaruhi organisasi sektor publik, jika komponen tersebut
semakin ideal maka organisasi sektor publik pun makin berkembang baik. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi :
1) Faktor ekonomi, yang terjadi di suatu negara meliputi tingkat Inflasi, pertumbuhan
pendapatan perkapita, nilai tukar rupiah, pertumbuhan ekonomi, lapangan
pekerjaan, tenaga kerja, dan lain sebagainya.
2) Faktor politik, yang meliputi para pejabat dan penguasa, legitimasi pemerintahan,
hubungan negara dengan masyarakatnya, ideologi politik, hubungan dengan dunia
internasional, dan lain sebagainya.
3) Faktor kultural, meliputi ragam ras, suku, budaya, bahasa, agama, sejarah bangsa,
sosial masyarakat, karakteristik masyarakat, dan tingkat pendidikan.
4) Faktor demografi, meliputi pertumbuhan panduduk, struktur usia pendidik,
kesehatan, dan migrasi.

4. Pengelolaan Organisai Sektor Publik


Untuk melakukan pengelolaan organisasi sektor publik agar dapat meningkatkan
pelayanan publik dan penghematan biaya yang akan dikeluarkan untuk pelayanan publik,
maka perlu adaya value of money dalam menjalankan aktivitasnya, dimana value of money
merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 5 elemen
utama, yaitu:
1) Elemen ekonomi, dapat memperoleh input dengan kualitas yang baik dengan
harga yang rendah.
2) Efisiensi, dapat memperoleh hasil capaian output yang maksi- mum dengan input
yang minimal dan berkualitas baik.
3) Efektivitas, dapat mencapai target yang sesuai dengan program yang sudah
dianggarkan.
4) Keadilan, dapat memberikan pelayanan publik yang maksimal dan kesejahteraan
ekonomi yang baik.
5) Pemerataan, dapat menggunakan uang publik untuk kepentingan publik, bukan
kepentingan golongan tertentu.
Dalam organisasi sektor publik ini, untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangan
setiap periodenya, diperlukan ilmu akuntansi yang dikenal dengan nama akuntansi sektor
publik.

5. Perbedaan dan Persamaan Organisasi Sektor Publik (Nirlaba) dan Swasta (Laba)
Menurut Mardiasmo (2004) sektor pubik dan swasta mem- punyal beberapa persamaan
yaltu:
1) Kedua sektor merupakan bagian Integral dari sistem ekonomi di suatu negara dan
keduanya menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah ke- langkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut
untuk menggu- nakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif.
3) Proses pengendalian manajemen termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama
di kedua sektor. Keduanya sama- sama membutuhkan informasi yang handal dan
relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu : perencanan, pengorganisasian,
dan pengendalian.
4) Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya: baik
pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak dibidang transportasi massa,
pendidikan, kesehatan. penyediaan energi, dan sebagainya.
Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang
disyaratkan

Adapun perbedaan sifat sektor publik dan sektor swasta, yaitu:


1) Tujuan organisasi
Untuk sektor swasta adalah mempunyai tujuan utama melakukan usaha untuk mencari
laba. Sedangkan sektor publik bukan hanya untuk mencapai keuntungan saja, namun
juga penyediaan pelayanan publik seperti layanan kesehatan untuk masyarakat,
layanan pendidikan, layanan transportasi, layanan pengairan, layanan penerangan dan
lain sebagainya.
2) Sumber pembiayaan
Sumber pendanaan sektor swasta dari modal pribadi ataupun sekelompok orang.
Sedangkan untuk sektor publik pendanaan berasal dari pemerintah yang berasal dari
pajak restribusi, pendapatan daerah, dan lain sebagainya.
3) Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban sektor swasta kepada pemilik modal, sedangkan sektor publik
perlu dipertanggungjawabkan kepada msyarakat karena sumber dana berasal dari
masyarakat.
4) Struktur organisasi
Secara struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel, seperti yang dikehendaki
oleh manajemen dan pemilik modal. Sedangkan sektor publik mempunyai struktur
organisasi yang birokratis.
5) Karakteristik anggaran
Anggaran pada sektor swasta itu tidak dipublikasikan, sedangkan pada sektor publik
wajib untuk dipublikasikan.
6) Sistem akuntansi yang digunakan
Sistem akuntansi swasta lebih banyak menggunakan basic akrual, sedangkan sektor
publik menggunakan basic kas.
6. T32t52q3tq2

Anda mungkin juga menyukai