Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

SAMPUL
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................2
BAB I ..........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Masalah ...................................................................................................... 3
BAB II......................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 4
2.1 Ruang Lingkup Organisasi Sektor Publik ................................................................ 4
2.2 Sejarah dan Perkembangan Organisasi Sektor Publik ............................................. 6
2.3 Regulasi dan Standar Organisasi Sektor Publik....................................................... 7
BAB III...................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt. Karena berkat rahmat dan hidaya-Nya kami masih diberi
kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang “Organisasi Sektor Publik,
Regulasi dan Standar Sektor Publik” untuk mata kuliah Akuntansi Sektor Publik Lanjutan. Kami berharap
semoga makalah ini dapat membantu dan memberi tambahan ilmu kepada para pembaca.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan baik dalam segi
bentuk maupun materi. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca agar kami dapat
menyempurnakan makalah kami selanjutnya.

Makassar, 18 Februari 2021

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Organisasi sector public terus meningkat secara pesat sejalan dengan
berkembangan era reformasi, globalisasi, dan pembangunan. Organisasi sector public dapat
diartikan sebagai sebuah organisasi yang tidak bertujuan profit/laba, melainkan memiliki tujuan
dalam memberikan pelayanan ke pada masyarakat dalam mensejahterakan, seperti instansi
pemerintah, yayasan, sekolah, rumah sakit, dan lain sebagainya.
Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik akan dinilai dari kemampuan
pemerintah dalam memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas dan pertanggungjawaban
pemerintah kepada masyarakat diharapkan dapat mewujudkan akuntabiltas, transparansi dan
professional dalam menjalankan aktivitasnya. Agar terwujudnya tata kelola pemerintah yang baik,
maka perlu adanya sebuah pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku
secara umum.
Dengan memahami organisasi, ruang lingkupnya, maka kita dapat mengidentifikasikan
lebih lanjut mengenai sektor publik. Berdasarkan uraian di atas penulis akan mencoba mengurai
dan menjelaskan tentang organisasi sektor publik, regulasi, dan standar yang digunakan dalam
sektor publik.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana ruang lingkup dalam organisasi sektor publik ?
2) Bagaimana regulasi dan standar sektor publik ?

1.3 Tujuan Masalah


1) Untuk mengetahui ruang lingkup organisasi sector public
2) Untuk mengetahui regulasi standar sector public

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Organisasi Sektor Publik


Organisasi adalah merupakan sebuah wadah atau sarana untuk mencapai berbagai
sasaran atau tujuan organisasi yang terdiri dari beberapa komponen sesuai dengan spesialisasi
dan kemampuan mereka masing-masing. Menurut Hasibuan (2011:120), organisasi adalah
kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekolompok tujuan.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kelompok yang terdiri dari
beberapa orang yang saling bekerja sama secara terstruktur dan teratur untuk mencapai sebuah
tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama.
Secara umum sebuah organisasi terdiri dari dua kelompok, yaitu organisasi yang
berorientasi dengan profit/laba (profit organization) dan organisasi yang tidak berorientasi dengan
profit/laba (non-profit organization). Dengan mengelompokan tipe organisasi secara umum, maka
dapat disimpulkan bahwa organisasi sektor publik adalah merupakan organisasi non profit (non-
profit organization).
Organisasi sector public setiap negara berbeda-beda dan memiliki pengertian yang
bermacam-macam. Area organisasi sector publik pun sering berubah-ubah tergantung dengan
situasi atau suasana yang berkembang di suatu negara. Organisasi sektor publik adalah
organisasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat secara umum dalam memberikan
pelayanan barang atau jasa yang telah diatur dalam hukum. Ruang lingkup organisasi sektor
publik tentu bisa dipastikan untuk lembaga sektor publik itu sendiri seperti : organisasi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, partai politik, LSM, yayasan, pendidikan seperti sekolah, kesehatan
seperti puskesmas dan rumah sakit, dan tempat peribadaan seperti masjid, gereja. Vihara, pura,
dll.
Karakteristik Organisasi Sektor Publik
Tujuan Untuk mensejahterakan masyarakat secara
bertahap, baik dalam kebutuhan dasar dan
kebutuhan lainnya baik jasmani dan rohani.

4
Aktivitas Pelayanan public (public service) seperti
dalam bidan pendigikan, kesehatan,
keamanan, penegakan hukum, transportasi
public, dan penyediaan pangan.

Sumber pembiayaan Berasal dari dana masyarakat yang berwujud


pajak dan retribusi, laba perusahaan negra,
pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-
lain yang sah dan tidak bertentangan dengan
perundangan yang berlaku.

Pola Pertanggungjawaban Bertanggung jawab kepada masyarakat


melalui lembaga perwakilan masyarakat,
seperti dalam organisasi pemerintah yang
meliputi DPR, DPD, DPRD, serta dalam
yayasan dan LSM seperti dewan pengampu.

Kultur Organisasi Bersifat birokratis, formal, dan berjenjang

Penyusunan Anggaran Dilakukan bersama masyarakat dalam


perencanaan program. Penurunan anggaran
program public untuk dikritis dan didiskusikan
oleh masyarakat dan akhirnya disahkan oleh
wakil masyarakat di DPR, DPD, DPRD,
majelis syuro partai, dewan pengurus LSM,
atau dewan pengurus yayasan.

Stakeholder Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia,


para pegawai organisasi, para kreditor, para
investor, lembaga-lembaga internasional
termasud lembaga Donor Internasional
(seperti Bank Dunia (World Bank),
International Monetary Fund (IMF), Asian
Development Bank (ADB), Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB), United Nation

5
Development Program (UNDP), dan
pemerintah luar negeri.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Organisasi Sektor Publik


Sejarah dan perkembangan organisasi sektor publik. Sejak awal 1990-an, paradigma
pemerintah di berbagai negara bergeser dari kelola pemerintah formal (rulling government)
menuju ke tata pemerintahan menjadi yang baik (good governance), dalam rangka menempatkan
administrasi pemerintah menjadi lebih berhasil guna, berdaya guna, dan berkeadlian bagi setiap
warga masyarakat. Aparat pemerintah berubah menjadi tanggap akan tuntunan lingkungan,
sehingga pelayanan yang diberikan menjadi lebih baik dengan prosedur yang transparan dan
berakuntabilitas.
Kebenarannya sejarah organisasi sektor publik sebenarnya, sudah dimulai sejak ribuan
tahun sebelum masehi. Praktek tersebut berbentuk pemerintahan organisasi sektor publik yang
diklasifikasikan dalam:
1) Semangat kapitalisasi
2) Peristiwa politik dan ekonomi
3) Inovasi teknologi
Sejarah Akuntansi Sektor Publik
Periode Peradaban Aktivitas

3000 M – Babilonia Praktek pencatatan telah dilakukan dalam berbagai


1000 M kegiatan untuk menghasilkan pendapatan dan produksi

Mesir Kuno Praktek system pencatatan telah ada sejak zaman Mesir
Kuno. Organisasi Kementerian didirikan dengan tujuan
mengadministrasikan laporan untuk Perdana Menteri.
Para Menteri melakukan praktek laporan bulanan yang
terkait dengan hasil pemungutan pajak

1000 M – Yunani Di masa Yunani, pemerintahan yang berkuasa membagi


Abad ke-1 secara adil berbagai sumber pendapatan yang diterima

Abad ke-1 – Roma Di masa Roma, praktek akuntansi untuk mendukung


mekanisme pajak dilakukan oleh semua pejabat, baik itu di

6
Abad ke-5 gubernuran maupun kekaisaran

Pertengahan Eropa Pada pertengahan akhir abad ke-14, praktek pencatatan


abad ke-14 transaksi keuangan di Genoa adalah berupa bukti
transaksi keuangan antara pemerintah yang berkuasa dan
rakyat. Selanjutnya, proses pencatatan berkembang
dalam proses perdagangan antarnegara. Pada saat yang
sama, di belahan dunia gereja memasuki era peranan
gereja dalam pemerintah

Awal abad Eropa Pada awal abad ke-15, kekuatan perekonomian bergeser
ke-15 dari Italia ke Inggris, di mana proses pelaporan
dikembangkan lebih rinci, terutama informasi tentang
tenaga kerja, metode produksi, jenis dan kualitas barang
yang diproduksi, harga jual, dan metode pemasaran.

Akhir abad Eropa Pada akhir abad ke-18, terjadi perubahan mendasar
ke-18 dalam aturan bisnis. Inisiatif individu menjadi lebih dihargai
dan diberi peluang seluas-luasnya. Akibatnya, revolusi
industry muncul di Inggris. Kejadian ini menujukkan bahwa
pengembangan akuntansi keuangan dan biaya di
perusahaan lebih dipicu dan perkembangan praktek
akuntansi sector public.

Abad ke-19 Eropa Praktek akuntansi sector public dapat dikatakan


– Abad ke- berkembang lebih lambat. Interpretasi yang salah mulia
20 muncul dengan menyamakan akuntansi sector public
sebagai proses pencatatan penarikan pajak yang dipungut
pihak pemerintah.

2.3 Regulasi dan Standar Organisasi Sektor Publik


Regulasi berasal dari bahasa Inggris, yakni “regulation” yang artinya peraturan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Reality Publisher, 2008), kata “peraturan”,

7
yakni kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan
aturan, ketentuan yang harus dijalankan serta dipenuhi dengan kata lain regulasi adalah sebuah
peraturan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa regulasi merupakan cara atau alat untuk
mengendalikan manusia atau masyarakat dengan sebuah aturan tertentu.
Peraturan adalah gambaran tentang kebijakan pengelola organisasi publik.peraturan
publik disusum dan ditetapkan terkait dengan beberapa hal, yaitu :
1) Regulasi publik dimulai dari adanya beberapa isu yang terkait dengan regulasi tersebut
2) Tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk regulasi atau aturan
yang diinterpretasikan sebagai wujud dukungan penuh organisasi publil
3) Peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian.

1. Pendahuluan.
Perancang regulasi publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya disusun
regulasi publik. Sebuah regulasi disusun karena adanya permasalahan atau tujuan yang
ingin dicapai.
2. Mengapa Diatur?
Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang membutuhkan tindakan
khusus dari organisasi publik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari jawaban
atas pertanyaan mengapa isu tersebut harus di atur atau mengapa regulasi perlu disusun.
3. Permasalahan dan Misi.
Sebuah regulasi disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu permasalahan telah
dapat dirumuskan. Selain itu, penyusunan dan penetapan regulasi publik juga dilakukan

8
dengan misi tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi
rumusan solusi permasalahan yang ada.
4. Dengan Apa Diatur?
Setiap permasalahan harus dirumuskan dengan jenjang regulasi yang akan mengaturnya,
sehingga permasalahan segera dapat disikapi dan ditemukan solusiyang tepat sasaran.
Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi pemerintahan, di setiap jenjang struktur
pemerintah dikenal regulasi sendiri, seperti peraturan daerah atau keputusan kepala daerah
sebagai aturan di daerah. Bentuk lainnya seperti Undang-Undang Dasar, UU, Peraturan
Pemerintah Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden.
5. Bagaimana Mengaturnya?
Substansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab pertanyaan bagaimana solusi
atas permasalahan yang ada akan dilaksanakan. Dengan demikian, regulasi publik yang
disusun harus benar-benar merupakan wujud kebijakan organisasi publik dalam
menghadapi berbagai permasalahan publik yang ada.
6. Diskusi/Musyawarah.
Materi regulasi publik harus disusun dan dibicarakan melalui mekanisme forum diskusi atau
pertemuan khusus publik yang membahas regulasi publik. Materi tersebut harus
dipersiapkan melalui proses penelitian yang menggambarkan aspirasi publik yang betul.
Karena itu, materi yang akan di bahas akan benar-benar menggambarkan permasalahan
yang ada dan aspirasi masyarakat.
7. Catatan.
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari diskusi yang dilkaukan sebelumnya. Hasil catatan
ini, akan menjadi wujud tindak lanjut dari keputusan organisasi publik menyangkut
bagaimana regulasi publik akan dhasilkan dan dilaksanakan terkait dengan isu atau
permalsahan yang ada.
Di atas menujukkan teknik penyusunan regulasi publik yang berupa rangkaian alur
tahapan, sehingga regulasi publik tersebut siap disusun dan kemudian ditetapkan dan diterapkan.
Namun tahapan penyusunan regulasi publik diatur dengan aturan masing-masing organisasi
publik.
Setiap organisasi pasti di hadapkan dari berbagai permasalah, baik yang berasal dari
lingkungan dan organisasi internal maupun dari luar. Sehingga, setiap organisasi publik memiliki
regulasi sebagai upaya menciptakan sebuah kebijakan organisasi dalam menghadapi berbagai

9
permasalahan yang ada. Regulasi publik adalah sebuah alat untuk memperlancar jalannya siklus
akuntansi publik.
Dalam akuntansi sektor publik tahapan organisasi selalu terjadi di semua organisasi
publik. Semua proses tersebut terangkai dari mulai perencanaan, penganggaran, realisasi
anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggungjawaban
publik.
Perkembangan Regulasi Akuntansi Sektor Publik terdiri dari, yakni :
1. Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra Reformasi
Peraturan dan karakter pengelola keuangan daerah yang ada pada masa Era Pra Reformasi
dapat dirincikan sebagai berikut:
a. UU 5/1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pegawasan Keuangan
Daerah
b. PP 6/1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah
dan Penyusunan Perhitungan APBD. Indikator kinerja Pemda, meliputi :
 Perbandingan anggaran dan realisasi
 Perbandingan standar dan realisasi
 Target prosentase fisik proyek
c. Kepmendagri No.900-099 tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah.
Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi diperkenalkan double entry
bookkeeping.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2/1994 tentang Pelaksanaan APBD.
e. UU 18/1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
f. Kepmendagri 3/1999 tentang Bentuk dan susunan Perhitungan APBD. Bentuk laporan
perhitungan APBD :
 Perhitungan APBD
 Nota Perhitungan
 Perhitungan Kas dan Pencocokan sisa Kas dan sisa Perhitungan (PP/1975)
2. Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi
Tujuan dari regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi adalah untuk
mengelola keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik Bentuk Reformasi yang
ada meliputi :
 Penataan peraturan perundang-undangan;

10
 Penataan kelembagaan;
 Penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah; dan
 Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan
3. Paradigma Baru Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi
Kebutuhan atas standar akuntansi sektor publik terus berkembang akibat
kedinamisan regulasi pemerintah. Kedinamisan ini ditandai dengan pelaksanaan otonomi
daerah dan reformasi keuangan.
Otonomi daerah berlaku akibat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah. UU ini menjelaskan bahwa pemerintah melaksanakan otonomi daerah
dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah yang lebih efisien, efektif, dan
bertanggun jawab. UU ini mulai berlaku sejak tahun 2001.
Lalu, pemerintah merasa UU Nomor 22 Tahun 1999 tidak lagi sesuai dengan
perkembangan yang ada. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan UU baru, yaitu :
1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. undang-undang ini
mencakup :
- Pemebentukan daerah dan kawasan
- Pembagian urusan pemerintah
- Perangkat daerah
- Keuangan
- PerDa dan PerKaDa
- Kepegawaian daerah
- Pembidaan dan pengawasan
- Desa
2) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimabangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Undang-undang ini meliputi:
- Sumber-sumber pendanaan pelaksanaan pemerintah daerah
- Pengelolaan keuangan daerah dan sistem informasi keuangan daerah

Undang-undang di atas menjadikan pedoman pelaksanaan otonomi daerah lebih


jelas dan terperinci, khusunya tentang pengelolaan keuangan daerah dan
pertanggungjawaban.

11
Perubahan undang-undang tersebut merupakan salah satu hal yang signifikan
dalam perkembangan otonomi daerah. Perubahan itu sendiri dilandasi oleh beberapa hal,
antara lain :

 Adanya semangat desentralisasi yang menekankan pada upaya efektivitas dan efisiensi
pengelolaan sumber daya daerah.
 Adanya semangat tata kelola yang baik (good governance).
 Adanya konsekuensi berupa penyerahan urusan dan pendanaan (money follows
function) yang mengatur hak dan kewajiban daerah terkait dengan keuangan daerah.
 Perlunya penyelarasan dengan paket Undang-undang (UU) Keuangan Negara, yaitu UU
Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
perbendeharaan negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, serta UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Peraturan perundangan terus bergerak dinamis khususnya Peraturan


Pemerintahan (PP) sebagai turunan berbagai undang-undang di atas, antara lain:

1) PP Nomor 23 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum


2) PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
3) PP Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah.
4) PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
5) PP Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
6) PP Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah.
7) PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengeloalaan Keuangan Daerah.
8) PP Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal.
9) PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

Pada tahun 2010 terbitlah peraturan pemerintah 71 tahun 2010 tentang standar
Akuntansi Pemerintah sebagai pengganti peraturan pemerintah tahun 2005, PP ini menjadi
regulasi terkini di Indonesia. Penerbitan PP ini diharapkan akan diikuti dengan aturan-aturan
pelaksanaannya baik berupa peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat maupun
peraturan Mentri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah.

12
Standar sektor publik memberikan kerangka demi berjalannya fungsi-fungsi tahapan
siklus akuntansi sektor publik, yaitu dari perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran,
pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, dan pertanggungjawaban publik.

Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKP) adalah :

1. Meningkatkan kualitas dan reabilitas laporan keuangan dan keuangan operasional sektor
publik, khususnya dalam hal ini organisasi pemerintah

2. Menignkatkan kinerja keuangan dan perekonomian

3. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan keuangan ekonomis dan


keuangan

4. Mengusahakan harmonisasi antaryurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi yang


sama.

Dari penerapan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) dan manejemn
keuanganakan menghasilkan pemerintah yang baik, sehingga laporan keuangan yang
dihasilkan mempunyai informasi yang lebih baik. Sementara itu, peramalan serta anggaran
menjadi lebih terpecaya, sama baiknya dengan manajemen terhadap sumber daya ekonomis
dan kewajiban.

Ada beberapa standar akuntansi organisasi di sektor publik, yaitu :

1) Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik (International Publik Sector Accounting


Standards)
Federasi Akuntan Internasional (International Federation of Accounting) IFAC,
membentuk sebuah komite khusus yang bertugas menyusun standar akuntansi sektor
publik. Komite tersebut diberi nama “The Public Sectot Committe” dan bertugas menyusun
sebuah standar akuntansi bagi organisasi sektor publik yang berlaku secara internasional
yang kemudian disebut International Public Sector Accounting Standards (IPSAS). IPSAS
bertujuan:
 Meningkatkan kualitas dari tujuan utama dalam melaporkan keuangan sektor public
 Menginformasikan secara lebih jelas pembagian alokasi sumber daya yang dilakukan
oleh entitas sektor public
 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas entitas sektor public

13
2) PSAK 45 tentang Organisasi Nirlaba
PSAK 45 merupakan satu-satu nya pernyataan standar yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba.
PSAK 45 disusun dengan pemikiran bahwa dalam organisasi nirlaba timbul transaksi
tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis dan sulit
dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Dengan demikian, acuan yang jelas
dibutuhkan agar pelaporan keuangan organisasi nirlaba dapat diatur, lebih mudah dipahami,
memiliki relevansi, dan daya banding yang tinggi.
3) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Komite SAP adalah sebuah cerita panjang seiring dengan perjalanan reformasi
keuangan di Indonesia. Kebutuhan standard dan pembentukan komite penyusunnya mulai
muncul ketika desakan untuk penerapan IPSAS di Indonesia semakin kuat. KSAP bertujuan
mengembangkan program-program pengembangan akuntabilitas dan manajemen keuangan
pemerintahan, termasuk mengembangkan SAP dan mempromosikan penerapan standar
tersebut.
4) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
Standar ini menjadi acuan bagi auditor pemerintah dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pemeriksa. SPKN ini hanya mengatur mengenai hal-hal yang belum diatur oleh
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang merupakan standar audit bagi
perusahaan. Sebagian acuan audit disektor pemerintahan, SPKN memberikan kerangka
dasar untuk menerapkan secara efektif standar pekerjaan lapangan dan pelaporan audit.
Standar Umum SPKN:
 Persyaratan Kemampuan/Keahlian
 Persyaratan Independensi
 Penggunaan Kemahiran Profesional secara Cermat dan Seksama
 Pengendalian Mutu

14
BAB III
KESIMPULAN

Dilihat dari pengelompokan organisasi, organisasi sektor publik merupakan organisasi non profit
(non-profit organization). Organisasi sektor publik mengutamkan pemberian pelayanan atau kepentingan
umum. Dalam organisasi sektor publik pasti terdapat masalah-masalah, permasalahan tersebut memerlukan
regulasi sebagai upaya menciptakan sebuah kebijakan dalam penyelesaian masalah yang ada. Regulasi ini
juga sebagai sarana untuk memperlancar jalannya siklus akuntansi sektor publik. Indonesia dalam paktik
akuntansi sektor publik menggunakan beberapa standar yang relevan, yaitu : International Publik Sector
Accounting Standards (IPSAS), PSAK 45 tentang nirlaba, Standar Akuntansi Pemerintah(SAP) dan Standar
Pemeriksa Keuangan Negara (SPKN).

15
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar Edisi ketiga. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-organisasi-menurut-para-ahli.html. Di akses pada tanggal 18
Februari 2021.
http://repository.unpas.ac.id/9795/5/BAB%20II.pdf. Di akses pada tanggal 18 Februari 2021.
Jerry, Andi. 2013. Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik. http://ar-
alfajri.blogspot.com/2013/10/regulasi-dan-standar-akuntansi-sektor.html. Di akses pada
tanggal 18 Februari 2021.
Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Keempat. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Widyawati, Inka. 2016. Regulasi dan Standar di Sektor Publik.
https://inkawidyawati.blogspot.com/2016/12/regulasi-dan-standar-di-sektorpublik.html. Di
akses pada tanggal 18 Februari 2021

16

Anda mungkin juga menyukai