Anda di halaman 1dari 4

Nama : ADE ALHADI – 191104020570

Fak / Prodi : FEB – Akuntansi Karyawan A smt.3

Definisi ASP

“ Sektor Publik “ adalah suatu entitas yang aktifitasnya berhubungan dengan usaha untuk
menghasilkan barang dan pelayanan publik, dalam rangka memenuhi kebutuhan hak publik. Dengan
demikian Akuntansi Sektor Publik adalah sebuah proses untuk mengumpulkan, mencatat,
mengklasifikasikan, menganalisis serta membuat laporan transaksi keuangan untuk sebuah
organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan bagi pihak yang membutuhkannya untuk
digunakan saat pengambilan sebuah keputusan.

Akuntansi sektor publik mempelajari bagaimana akuntansi disebuah organisasi Sektor


Publik. Akuntansi sektor publik berbeda dengan sektor privat yang berorientasi pada laba. Organisasi
sektor publik memiliki tujuan yang beragam sesuai dengan misi yang diemban organisasi tersebut.
Akuntansi sektor publik akan membahas karakteristik organisasi sektor publik, standar akuntansi
untuk organisasi sektor publik, pelaporan akuntansinya dan akuntansi manajemen sektor publik.

Karakteristik Organisasi SP

Mengenai organisasi sektor publik biasanya mulai dilakukan dari sisi manajemen. Dalam
pengembangannya, kajian tersebut telah memasuki wilayah karakter frase "Sektor Publik".
Pemahaman sektor publik lebih ditempatkan pada suatu wilayah diluar pemerintahan ditambah
dengan wilayah pemerintahan itu sendiri. Dari sisi kebijakan publik, sektor publik lebih dipahami
sebagai kenaikan pajak, pemerintahan yang besar. Dalam arti luas, dapat diartikan sebagai metode
manajemen negara.

Dalam perkembangannya, berbagai perspektif mulai bermunculan dan intervensi disiplin


ilmu mulai terasa. Sehingga, definisi sektor publik menjadi berbeda satu sama lain. Intervensi multi
disiplin telah membawa berbagai metodologi baru ke kajian manajemen sektor publik. Dalam
praktiknya definisi organisasi sektor publik di Indonesia adalah organisasi yang menggunakan dana
masyarakat. Seperti : Organisasi Pemerintah Pusat, Organisasi Pemerintah Daerah, Organisasi Parpol
dan LSM, Organisasi Yayasan, Organisasi Pendidikan dan Kesehatan, Organisasi Tempat Peribadatan
Karakteristik organisasi sektor publik dapat diuraikan sbb: (tabel 1.1)

Tujuan Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam


kebutuhan dasar, dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun
rohani.

Aktivitas Pelayanan publik (public services) seperti dalam bidang pendidikan,


kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transportasi publik, dan
penyediaan pangan.
Sumber Pembiayaan Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba
perusahaan negara, pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain –
lain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang
berlaku.
Pola Bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan
Pertanggungjawaban seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Kultur Organisasi Bersifat birokratis, formal, dan berjenjang.


Penyusunan Anggaran Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program.
Penurunan program publik dalam anggaran dipublikasikan untuk
dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat. Dan akhirnya, disahkan
oleh wakil masyarakat di DPR, DPD, dan DPRD.
Stakeholder Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai organisasi,
para kreditor, para investor, lembaga – lembaga internasional
termasuk lembaga Donor Internasional (seperti Bank Dunia (World
Bank), International Monetary Fund (IMF), Asian Development Bank
(ADB), Perserikatan Bangsa –Bangsa (PBB), United Nation
Development Program (UNDP), USAID, dan pemerintah luar negeri.
Lingkup Organisasi Sektor Publik

Tidak bisa dipungkiri bahwa sektor publik mempunyai pengaruh yang besar dalam suatu
negara. Di Inggris, pendatang diperbolehkan untuk mempunyai akses terhadap pelayanan publik
seperti bantuan polisi tanpa dikenai biaya. Selain itu sektor publik menyerap lima juta tenaga kerja
yang cukup signifikan bagi ekonomi Inggris ditahun 1992. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda
dengan di Indonesia. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk, jumlah serapan tenaga kerja yang
bergerak di bidang sektor publik masih amat diharapkan. Cakupan organisasi sektor publik disetiap
kota membuktikan peranan organisasi sektor publik dalam penyerapan tenaga kerja dan
kesejahteraan

Reformasi Paradigma Organisasi SP

Konsep Sektoral Ekonomi

Sektor publik di Indonesia selama 50 tahun terakhir ini, antara 1950 - 2000an, diperlakukan
sebagai sektoral ekonomi. Konsep reinventing government dikembangkan dengan pengelolaan
sektor publik sebagai suatu organisasi.

Bentuk kegagalan pasar disebabkan oleh keputusan masyarakat untuk tidak membeli barang luar
negeri dengan harga yang lebih murah dibanding dalam negeri. Pelayanan sektor publik tak
selamanya dapat dihitung dalam nilai ekonomis. Misalnya pelayanan kesehatan, seharusnya
dilakukan oleh semua organisasi pelayanan kesehatan tanpa diminta ongkos dimuka. Akibatnya,
mekanisme pasar tidak bisa diterapkan. Harga yang akan dibebankan pada konsumen bukan
merupakan harga pasar atau pilihan konsumen. Tekanan sosial seperti subsidi silang, tetap dijadikan
pertimbangan. Ketika harga harga lebih murah dari harga harga pasar, maka kebijakan keuangan
yang menyeimbangkan komposisi pajak dan harga sudah diadopsi dengan efektif. Oleh sebab itu,
kebijakan komposisi pajak atau harga sebaiknya diterapkan untuk merespons perubahan kondisi
sosial dan politik.

Dalam bidang keuangan, dana awal dipengaruhi oleh perbedaan dan perubahan tujuan.
Berbagai perusahaan dibidang utilitas (listrik, telekomonukasi, dan air) lebih tergantung pada
sumber keuangan eksternal, yaitu dana masyarakat. Jumlah dana yang dikucurkan amat tergantung
pada perhatian masyarakat terhadap bidang tersebut. Pemenuhan melalui sumber keuangan
eksternal amat tergantung pada proses penentuan standar pelayanan. Pengendalian pinjaman luar
negeri oleh organisasi publik adalah salah satu contoh manajemen makro ekonomi oleh pemerintah
pusat.
Konsep Reinventing Government

Pertama, operasi komersial sektor publik harus dipisahkan, baik dalam pengelolaannya
maupun pertanggung jawabannya. Kedua, alur pertanggungjawaban kepala dinas dan yang setara di
pemerintahan daerah tidaklah jelas, begitu pula dengan departemen dipusat.

Penerapan konsep reinventing government membutuhkan arah yang jelas dan political will
yang kuat dari pemerintah dan dukungan masyarakat. Perubahan pola pikir dan mentalitas baru di
tubuh birokrasi pemerintah itu sendiri sangatlah penting. Sebaik apapun konsep yang ditawarkan,
namun dengan semangat dan mentalitas penyelenggara pemerintahan yang masih menggunakan
paradigma lama, hanya akan menjadi slogan kosong tanpa membawa perubahan apapun.

Anda mungkin juga menyukai