Ekonomi :Pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan
perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Efisiensi : Pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan
perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah
ditetapkan.
Efektivitas : Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan ouput. Efektiviutas merupakan outcome dengan
output.
Ketiga hal tersebut merupakan pokok value for money, namun beberapa pihak berpendapat
perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu pada adanya kesempatan social yang
sama untuk mendapatkan pelayanan public yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi.
Pemerataan (equalit) penggunaan uanga public tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu
melainkan secara merata.
Manfaat implementasi value for money.
1. Meningkatkan pelayanan publik
2. Meningkatkan efektifitas pelayanan public, pelayanan tepat sasaran
3. Menurunkan biaya pelayanan public karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam
penggunaan input.
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, yaitu :
1. Tujuan Organisasi
Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta.
Perbedaan menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat tujuan
untuk memaksimumkan laba (profit motive), sedangkan pada sektor publik adalah pemberian
pelayanan publik, dan penyediaan pelayanan publik.
2. Sumber Pembiayaan
Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan
organisasi atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau sumber
pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal
bentuk, jenis dan tingkat risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan
retribusi, charging for service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa
utang luar negeri dan obligasi pemerintah, dan pendapatan lain-lain yang sah dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk sektor swasta
sumber pembiayaan dipisahkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan
internal terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained earnings)
dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan obligasi,
dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik.
3. Pola Pertanggungjawaban
Manajemen pada sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan
(pemegang saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen
bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor
publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat (public funds). Pola
pertanggungjawaban di sektor publik bersifat vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban
vertikal (vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
ototritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
pemerintah pusat. Pertanggungjawaban horisontal (horisontal accountability) adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
4. Struktur Organisasi
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta. Struktur
organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur
organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel.
4. Penerapan
Penerapan good government pernah terjadi di Indonesia yaitu saat pemerintahan Kabinet
Persatuan Nasional Gus Dur Mega baik dalam pembentukan maupun dalam pelaksanaannya
ada pengaruh besar dari pemikiran good government.
5. Manfaat
Manfaat dari good governance adalah :
1) Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan
pada asa transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kesetaraan dan
kewajaran.
2) Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat
dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
3) Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional sehingga
meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan
ekonomi nasional yang berkesinambungan.
H. AKUNTABILITAS PUBLIK
1) Pengertian Akuntabilitas publik
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak yang memberikan amanah (principal)
2) Macam macam Akuntabilitas publik
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. akuntabilitas vertikal (vertical accountability), Vertical accountability adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya
pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, kemudian pemerintah
daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat kepada MPR.
b. akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Horizontal accountability adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
3) Dimensi Akuntabilitas publik
Akuntabilitas publik yang dilakukan organisasi sektor publik terdiri atas empat dimensi
akuntabilitas yang mesti dipenuhi organisasi sektor publik (Ellwood, 1993).
1) Accountability for probity and legality (akuntabilitas kejujuran dan hukum). Akuntabilitas
hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang diterapkan.
2) Process accountability (akuntabilitas proses). Akuntabilitas proses terkait dengan apakah
prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan
sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi.
Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan
murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan dapat dilakukan terhadap akuntabilitas proses,
untuk dapat menghindari kolusi, korupsi dan nepotisme.
1. Beberapa alasan, mengapa organisasi sector publik menjadi cukup penting bagi masyarakat
atau dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Untuk menjamin bahwa pelayanan public seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi,
perlindungan hokum dapat disediakan untuk masyarakat secara adil dan merata tanpa
memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayarnya.
Untuk memastikan bahwa layanan public tertentu ditempatkan pada wilayah yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, misalnya museum, perpustakaan, tempat parker dan sebagainya.
Untuk menjamin bahwa public goods and services disediakan dengan harga yang relative lebih
murah dibandingkan dengan jika membeli dari perusahaan swasta, misalnya perusahaan
transportasi, rumah sakit , sekolah dan perusahaan jasa lainnya yang menyediakan layanan
yang serupa.
Untuk menciptakan persatuan dan kesatuaan bangsa karena adanya perbedaan agama maupun
suku.
Untuk mellindungi hak dan kemerdekaan masyarakat dengan menetapkan peraturan
perundangan yang kuat dan jelas.
2. Pengukuran kinerja bagi organisasi yang berorientasi laba lebih mudah dilakukan
dibandingkan dengan organisasi sector publik. Pada organisasi bisnis, kinerja
penyelenggaranya dapat dilakukan dengan cara misalnya melihat tingkat laba yang berhasil
diperolehnya. Apabila pengukurannya ingin ditingkatkan lagi, hal ini dapat dilihat dengan
menilai berbagai hal lainnya seperti solvabilitas, rentabilitas, return on investment dan
sebagainya. Pada organisasi sector public, pengukuran keberhasilannya lebih kompleks, karena
hal-hal yang dapat diukur lebih beraneka ragam dan kadang-kadang bersifat abstrak sehingga
pengukuran tidak dapat dilakukan hanya dengan menggunakan satu variable saja. Misalnya
kepuasan akan pelayanan social belum tergambar dengan memadai jika hanya diungkapkan
dengan satu variable saja, karena kepuasan akan pelayanan menyangkut banyak aspek.
Dengan kata lain tidaklah mudah melakukan pengukuran kinerja pada organisasi sector publik
terutama yang pure non profit seperti pemerintah. Khusus untuk organisasi pemerintah, selama
ini pengukuran keberhasilannya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit dilakukan
secara obyektif. Selama ini pengukuran kinerja suatu instansi pemerintah lebih ditekankan pada
kemampuan instansi pemerintah tersebut dalam menyerap anggaran. Dengan kata lain, suatu
instansi akan dikatakan berhasil jika dapat menyerap 100% anggaran pemerintah, meskipun
hasil serta dampak yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut masih berada jauh dibawah
standar. Pengukuran kinerja pada organisasi sektor public menjadi sulit dan kompleks.
Sehingga suatu system pengukuran kerja yang dapat memberikan informasi atas efektifitas dan
efisiensi pencapaian kinerja suatu organisasi sektor publik sudah sangat perlu untuk disusun.