Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK

A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik


Pengertian ASP I
Akuntansi sektor publik memiliki peranan yang fital dan menjadi subjek untuk
didiskusikan baik oleh kalangan akademisi maupun praktisi sektor publik. Organisasi
sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan
biaya ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif dan aktivitas yang dilakukan.
Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat diterima dan
diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola unsur-unsur publik. Akuntansi
sektor publik awalnya merupakan aktivitas yang terspesialisasi dari suatu profesi yang
relatif kecil.
Istilah sektor publik sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam, hal tersebut
merupakan konsekuensi dari luasnya wilayah publik, sehingga setiap disiplin ilmu
(ekonomi, politik, hukum dan sosial) memiliki cara pandang dan definisi yang berbeda-
beda. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu
entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor
swasta, akan tetapi untuk tugas tertentu keberadaan sektor publik tidak dapat digantikan
oleh sektor swasta, sebagai persekuensinya akuntansi sektor publik dalam beberapa hal
berbeda dengan akuntansi sektor swasta.
Meskipun terdapat perbedaan diantara kedua sektor tersebut, yang perlu ditekankan
bukan pada mencari perbedaan dan mempertentangkan antara sektor publik dengan
sektor swasta. Fokus perhatian hendaknya lebih ditekankan pada upaya untuk
memajukan publik yang dianggap kurang efisien dan kurang menarik agar tidak
tertinggal jauh dengan sektor swasta yang dipandang lebih maju dan efisien.

Pengertian ASP II
Akuntansi Sektor Publik yaitu mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan
pada pengelolaan dana masyarakat dilembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-
departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial
maupun pada proyek-proyek kerja sama sektor publik & swasta.

Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat penerapan dan perlakuan akuntansi
pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan
kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya
disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berada didalamnya, akan tetapi
juga karena kompleknya lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik
tersebut.
B. Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan. Tujuan akuntansi diarahkan
untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus memiliki manfaat. Akuntansi
digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik untuk tujuan-tujuan yang berbeda.
Dalam beberapa hal, akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi sektor swasta.
Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya
perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan tur
bulence. Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi
faktor ekonomi, politik, cultur dan demografi.
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
Pertumbuhan ekonomi
Tingkat inflasi
Pertumbuhan pendapatan perkapita (GNP/GDP)
Struktur produksi
Tenaga kerja
b. Faktor Politik
Faktor politik yang mempengaruhi organiasasi sektor publik antara lain:
Hubungan negara dan masyarakat
Legimitasi pemerintah
Rezim yang berkuasa
Ideologi negara
Elit politik dan massa
c. Faktor Cultur
Faktor cultur yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
Sistem nilai dimasyarakat
Historis
Sosiologi masyarakat
Karakteristik masyarakat
d. Faktor Demografi
Faktor demografi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
Pertumbuhan penduduk
Struktur usia penduduk
Migrasi
C. Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta
a. Perbedaan Sektor Publik dan Sektor Swasta
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat
dengan membandingkan beberapa hal, yaitu:

Perbedaan Sektor Publik Sektor Swasta


Tujuan Organisasi Nonprofit motive Profit Motive
Sumber pendanaan Pajak, retribusi, utang, Pembiayaan internal: modal
obligasi pemerintah, laba sendiri, laba ditahan,
BUMN/BUMD, penjualan penjualan aktiva
aset negara, dsb Pembiayaan eksternal: utang
bank, obligasi, penerbitan
saham.
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban kepada Pertanggungjawaban kepada
masyarakat (publik) dan pemegang saham dan
parlemen (DPR/DPRD) kreditor
Struktur Organisasi Birokratis, kaku dan hierarkis Fleksibel : datar, piramid,
lintas fungsional, dsb
Karakteristik Anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Sistem Akuntansi Cash accounting Accrual accounting
Keterangan :
a. Tujuan Organisasi
Setiap organisasi memiliki tujuan yang spesifik dan unik. Tujuan organisasi dapat
bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan kuantitatif dan kualitatif tersebut masih
dapat dipilah lagi menjadi tujuan yang bersifat finansial dan non finansial. Tujuan
Finansial Organisasi sektor publik yaitu Usaha pemerintah untuk meningkatkan
penerimaan negara, meningkatkan laba pada perusahaan-perusahaan milik negara/milik
daerah (BUMN/BUMD) dan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan
asli daerahnya (PAD).
b. Sumber Pembiayaan
Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi charging for
service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri
dan obligasi pemerintah dan pendapatan yang sah yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang telah ditetapkan. Sedangkan pada sektor swasta sumber
pembiayaan lebih fleksibel dan memiliki variasi yang lebih banyak. Pada sektor swasta
sumber pembiayaan dipisahkan menjadi sumber sumber pembiayaan internal dan
eksternal.
Kebijakan pemilihan struktur modal pada sektor swasta lebih banyak dipengaruhi oleh
faktor ekonomi, sedangkan pada sektor publik keputusan pemilihan struktur
pembiayaan tidak hanya dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi semata tetapi juga
pertimbangan politik dan sosial.
c. Pola Pertanggungjawaban
Pertangungjawaban manajemen sektor publik berbeda dengan sektor swasta.
Manajemen sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan dan kreditor
atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggungjawab kepada
masyarakat. Pola pertanggungjawaban disektor publik bersifat vertikal dan horisontal.
Pertanggungjawaban vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi sedangkan pertanggungjawaban horisontal adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Pertanggungjawaban manajemen
merupakan bagian terpenting untuk menciptakan kredibilitas manajemen baik di sektor
publik maupun swasta.
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku dan hierarkis sedangkan
struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang
membedakan sektor publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang
sangat tinggi pada organisasi sektor publik. Sektor publik memiliki fungsi yang lebih
kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Fungsi sektor swasta adalah penyediaan
barang dan jasa yang menjadi kebutuhan dan permintaan konsumen. Terdapat beberapa
alasan yang mendasar mengapa pemerintah berkepentingan untuk melakukan intervensi
yaitu:
Adanya kegagalan pasar (market failure)
Distribusi pendapatan dan kekayaan yang tidak merata
Untuk menciptakan stabilitas dan pembangunan

e. Karakteristik Anggaran dan Stakeholder


Perbedaan stakeholder sektor publik dengan sektor swasta
Stakeholder sektor publik Stakeholder sektor swasta
Stakeholder Eksternal: Stakeholder Eksternal:
Masyarakat pengguna jasa publik Bank sebagai kreditor
Masyarakat pembayar pajak Serikat buruh
Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi Pemerintah
yang menggunakan pelayanan publik sebagai Pemasok
input atas aktivitas organisasi Distributor
Bank sebagai kreditor pemerintah Masyarakat
Badan-badan internasional seperti bank Serikat dagang (trade union)
dunia IMF, ADB, PBB, dsb Pasar modal
Investor asing dan country analyst
Generasi yang akan datang
Stakeholder Internal: Stakeholder Internal:
Lembaga negara (misalnya: kabinet, MPR, Manajemen
DPR/ DPRD, Karyawan
dsb) Pemegang saham
Kelompok politik (partai
politik)
Manajer publik (gubernur, bupati, direktur
BUMN/BUMD)
Pegawai pemerintah

f. Sistem Akuntansi
Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan sektor
swasta, akan tetapi dalam beberapa hal terdapat persamaan yaitu:
Kedua sektor ini merupakan bagian integral dari sistem ekonomi disuatu
negara dan keduanga menggunakan sumber daya yang sama untuk
mencapai tujuan organisasi.
Keduanya menghadapi masalah yang sama yaitu masalah kelangkaan
sumber daya (scarcity of resources), sehingga dituntut untuk menggunakan
sumberdaya organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif.
Proses pengendalian manajemen termasuk manajemen keuangan pada
dasarnya sama, yaitu sama-sama membutuhkan informasi yang andal dan
relevan untuk bisa melaksanakan fungsi manajemen yaitu : perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian.
Menghasilkan produk yang sama misalkan : baik pemerintah maupun
swasta sama-sama bergerak dalam bidang transportasi massa, pendidikan,
kesehatan, penyediaan energi dan sebagainya.
Terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang
disyaratkan.
D. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
America Accounting Association (1970) dalam glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan
akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk:
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien
dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan
kepada organisasi.
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan
penggunaan dana publik.

Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok yaitu penyediaan informasi,
pengendalian manajemen dan akuntabilitas. Informasi akuntansi bermanfaat untuk
pengambilan keputusan, terutama untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi
sumber daya. Selain itu informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam
pemilihan program yang efektif dan ekonomis serta untuk penilaian investasi. Informasi
akuntansi juga berguna dalam penentuan indikator kinerja sektor publik.
E. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik
Istilah Sektor Publik mulai dipakai pertama kali pada tahun 1952, lalu pada
tahun 1970-an muncullah kritikan dan serangan yang mempertanyakan peran sektor
publik kemudian pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di negara-
negara industri maju sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang terjadi pada tahun
1970-an. Berbagai perubahan dilakukan misalnya dengan mengadopsi pendekatan New
Public Management (NPM) dan reinventing goverment dibanyak negara terutama
negara Anglo-saxon. Contohnya perubahan sistem akuntansi dari akuntansi berbasis kas
menjadi akuntansi berbasis akrual. Pemerintah New Zeland yang dianggap berhasil
dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual telah mengadopsi sistem akuntansi
tersebut sejak tahun 1991

Kini muncul isu bahwa akuntansi sektor publik di negara berkembang


mengalami kebangkrutan. Namun hal tersebut dapat disangkal dengan negara-negara
yang memiliki kepercayaan publik tinggi seperti Malaysia, Taiwan, Thailand dan Korea
Selatan.

Kontribusi sektor publik dapat memantu pembangunan nasional dan stabilitas


publik. Oleh karena itu perbaikan kinerja sektor publik terus dilakukan agar dapat
tercipta good publik and corporate govermance.

F. Akuntansi Sektor Publik dan Good Governance


Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik.
World Bank memberikan definisi governance sebagai the way state power is used in
managing economic and social resources for development of society. Sementara itu,
United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikan governance sebagai the
exercise of political, economic and administrative to manage a nations affair at all
levels.
a. Karakteristik Good Participation
Adanya keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara
langsung maupun tidak melalui lembaga perwakilan yng dapat menyalurkan
aspirasinya.
b. Rule of law
Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu
c. Transparency
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang
berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung.
d. Responsiveness
Lembaga-lembaga publik harus cepat tanggap dalam melayani stakeholder
e. Consensus Orientation
Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas
f. Equity
Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kesejateraan dan keadilan
g. Efficiency and Effectiveness
Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan
berhasil guna (efektif)
h. Accountability
Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan
i. Strategic vision
Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh kedepan.
Untuk mewujudkan good public and corporate governance dalam rangka
menciptakan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan serangkaian reformasi disektor
publik. Sedangkan untuk mewujudkan good governance diperlukan reformasi
kelembagaan dan reformasi manajemen publik.
Selain reformasi kelem bagaan dan reformasi manajemen sektor publik,untuk
mendukunng terciptanya good governance maka diperlukan serangkaian reformasi
lanjutan terutama terkait dengan sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah,yaitu :

1. Reformasi sistem pengganggaran(budgeting reform)


2. Reformasi sistem akuntansi (accounting reform)
3. Reformasi sistem pemeriksaan (audit reform) dan
4. Reformasi sistem manajemen keuangan daerah (financial management reform).

H. AKUNTABILITAS PUBLIK
Pengertian Akuntansi Publik
Akuntansi Publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan
segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk mememinta
pertanggungjawaban tersebut.Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam,yaitu: (1)
akuntibilitas vertikal dan (2) akuntibilitas horisontal.
Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntibilitas publik adalah pemberian
informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. Akuntabilitas merupakan konsep
yang lebih luas dari stewardship.
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri
atas beberapa dimensi.Ellowod(1993) menjelaskan terdapat empat dimensi akuntabilitas
yang harus dipenuhi oleh rganisasi sektor publik,yaitu:
1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accontibility for
probility and legality)
2. Akuntabilitas proses (process accountability)
3. Akuntibilitas proogram (program accountabilty)
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
I. PRIVATISI
Perusahaan publik juga tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi
nepotisme, inefisiensi, dan sumber dan sumber pemborosan negara.
BUMN dan BUMD dalam era globalisasi akan menghadapi beberapa tekanan
dan tuntutan,yaitu:
1. Regulation & political pressure, BUMN dan BUMD dituntuk untuk memberikan
bagian laba perusahaan kepada pemerintah.
2. Social pressure, BUMN dan BUMD akan menghadapi tekanan yang semakin besar
dari masyarakat (konsumen) untuk menghasilkan produk yang murah dan
berkualitas.
3. Rent seeking behaviour, BUMN dan BUMD akan berhadapan dengan orang-orang
yang mencoba melakukan rent seeking, korupsi, kolusi, dan nepotisme.
4. Economic & efficiency, BUMN dan BUMD disisi lain dituntuk untuk ekonomi dan
efisien agar menjadi entitas bisnis yang profesional.
Privatisasi merupakan salah satu upaya mereformasi perusahaan publik untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan-perusahaan publik. Privatisasi
perusahaan publik memiliki fungsi ganda, yaitu mengurangi beban belanja publik,
menaikkan pendapatan negara, dan mendorong pembangunan swasta.

J. OTONOMI DAERAH
Salah satu ketetapan MPR yaitu tap MPR nomor XV/MPR/1998 tentang
penyelenggaraan Otonomi daerah; pengaturan,pembagian dan pemanfaatan sumber
daya nasional yang perkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam
kerangka negara kesatuan republik indonesia merupakan landasan hukum bagi
dikeluarkannya UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah,dan UU No.25 tahun
1999 tentang pemerintah keuangan antara pemeintah pusat dan daerah sebagai dasar
penyelenggaraan otonom daerah.Misi utama kedua undang-undang tersebut adalah
desentralisasi.Ada Dua manfaat desentralisasi.
1. Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam
pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan (keadilan) di
seluruh daerah dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang tersedia di
masing-masing daerah
2. Memperbaiki alokasi sumber daya produktivitas melalui pergeseran peran
pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintah yang paling rendah yang
memiliki reformasi yang paling lengkap.

Anda mungkin juga menyukai