Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ema Oky Anggraeni

Nim : F3410037

Kelas : Pajak A

BAB 23
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG
JANGKA PANJANG

I. DESKRIPSI UTANG JANGKA PANJANG


Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau
transaksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari tanggal neraca.

Umum cara yang digunakan perusahaan untuk membelanjai kegiatannya adalah :

1. Menjual saham

2. Menggunakan laba hasil kegiatan usaha perusahaan

3. Menarik utang jangka pendek atau utang jangka panjang

Penarikan utang jangka panjang didasari dengan suatu surat perjanjian antara kreditur
dengan debitur, yang biasanya memuat berbagai pasal yang dikehendaki kedua belah pihak
jika debitur gagal dalam memenuhi kewajibannya pada saat utang tersebut jatuh tempo, dan
lain – lain persyaratannya. Kreditur berkepentingan terhadap laporan auditor mengenai
informasi apakah debiturnya mematuhi semua pasal yang tercantum dalam surat perjanjian
utang jangka panjang tersebut.

II. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN


UTANG JANGKA PANJANG
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian utang jangka panjang di neraca
sebagai berikut :

1. Utang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca. Setiap jenis
utang jangka panjang harus disajikan secara terpisah dalam neraca dan diberi
catatan kaki yang cukup jika hal ini diperlukan.

1
2. Umumnya utang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok : utang jangka
panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis dan tidak disertai dengan
perjanjian tertulis.

3. Utang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya, dan
dicantumkan pula tanggal jatuh temponya serta tarif bunganya.

4. Obligasi yang dilunasi, dibeli sebagai treasury bond , dan yang belum dikeluarkan
harus disajikan dalam neraca. Treasury bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.

III. TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA


PANJANG

Tujuan pengujian substantif terhadap utang jangka panjang adalah :

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan


utang jangka panjang.

2. Membuktikan bahwa saldo utang jangka panjang mencerminkan kepentingan kreditur


yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan utang jangka panjang selama tahun yang diaudit.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan
kelengkapan saldo utang jangka panjang yang disajikan di neraca.

4. Membuktikan bhwa utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca merupakan klaim
kreditur terhadap aktiva entitas.

5. Membuktikan kewajaran penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca

6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang di neraca.

IV. PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA


PANJANG

A. Prosedur Audit Awal


Auditor melakukan lima prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi
informasi utang jangka panjang di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1. Usut saldo utang jangka panjang yang tercantum di neraca ke saldo akun utang
jangka panjang yang bersangkutan di dalam buku besar.

2
2. Hitung kembali saldo akun utang jangka panjang di buku besar

3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun utang jangka panjang

4. Usut saldo awal akun utang jangka panjang ke kertas kerja tahun yang lalu

5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang jangka panjang ke jurnal
yang bersangkutan

B. Pengujian Analitik
 Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut ini :
o Utang dengan total aktiva
o Utang dengan modal
o Times interest earned
o Biaya bunga dengan utang
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada
data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan atau data lain.

C. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

1. Usut penerimaan uang dari penarikan utang jangka panjang.

2. Mintalah konfirmasi mengenai utang jangka panjang dari bank dan trust company

3. Periksa dokumen pendukung yang mendukung transaksi pembayaran bunga

4. Periksa dokumen pendukung yang mendukung transaksi pembayaran pokok


pinjaman

5. Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang.

6. Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka
panjang

7. Periksa kepatuhan klien terhadap batasan – batasan yang dikenakan oleh kreditur

8. Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond

9. Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto obligasi dan utang
bunga obligasi.

3
D. Pengujian Terhadap Akun Rinci

1. Minta atau buatlah daftar utang jangka panjang

2. Minta dan pelajari copy trust indenture dan surat perjanjian penarikan kredit jangka
panjang

3. Periksalah kesesuaian penilaian utang jangka panjang dengan prinsip akuntansi


berterima umum di Indonesia

4. Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi

E. Verifikasi penyajian dan pengungkapan

1. Periksa klasifikasi utang jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam neraca

2. Mintalah perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal – pasal yang terdapat
didalamnya.

3. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang jangka panjang.

4
BAB 25

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO KAS

I. DESKRIPSI KAS
kas terdiri dari uang tunai, pos wesel, certified check, cashiers check, cek pribadi dan
bank draft, serta dana yng disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank
atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari dua unsur berikut ini :

1. Kas ditangan perusahaan terdiri dari :


a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank
b. Saldo dana kas kecil yang berupa uang tunai yang ada ditangan pemegang
dana kas kecil
2. Kas di bank yang berupa simpanan berbentuk giro

II. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN KAS

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di neraca sebagai berikut :

1. Kas yang dicantumkan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada
tanggal tersebut dan saldo rekening giro dibank, yang pengambilannya tidak dibatasi
oleh bank atau perjanjian yang lain
2. Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di neraca sebesar nilai kurs yang
berlaku pada tanggal neraca.
3. Unsur – unsur berikut ini harus disajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika
jumlahnya material :
a. Tabungan di bank
b. Dana untuk perluasan pabrik, dana pelunasan utang, atau dana lain yang tidak
digunakan untuk keperluan modal kerja.
c. Saldo bank minimum yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan
kredit.
d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan
bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera diubah ke dalam suatu uang rupiah karena
batasan – batasan.
e. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.

5
III. TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP KAS

Tujuan pengujian substantif terhadap kas adalah :

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi bersangkutan dengan kas.

2. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang
dicantumkan di neraca

3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca

4. Membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di neraca

5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca

IV. PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP KAS

A. Prosedur Audit Awal

Auditor melakukan lima prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi
informasi kas di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1. Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang bersangkutan di
dalam buku besar.

2. Hitung kembali saldo akun kas di buku besar

3. Usut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang lalu

4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam
kas

5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun kas ke jurnal yang bersangkutan

B. Prosedur Analitik
 Lakukan prosedur analitik.
a. Hitung ratio berikut ini :

 Ratio kas dengan aktiva lancar

b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada
data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan atau data lain.
c. Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir
tahun yang lalu.

6
C. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
1. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas :
a. Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan saldo kas
menurut catatan klien

b. Usut setoran dalam perjalanan pada tanggal neraca ke cutoff bank statement

c. Periksa tanggal yang tercantum di dalam cek yang beredar pada tanggal neraca.

d. Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cutoff bank statement.

e. Periksa semua cek di dalam cutoff bank statement mengenai kemungkinan


hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca.

2. Buatlah daftar transaksi bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca
untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.

3. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank empat kolom

4. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan
pengeluaran kas.

D. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci

1. Hitung kas yang ada di tangan klien

2. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening koran bank yang bersangkutan

3. Lakukan konfirmasi saldo kas bank

4. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening koran bank

E. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas

 Bandingkan penyajian akun kas dengan prinsip akuntansi berterima umum.

a. Periksa jawaban konfimasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap
pemakaian rekening tertentu klien di bank

b. Lakukan waawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas


klien

Anda mungkin juga menyukai