Anda di halaman 1dari 13

PARADIGMA DECISION-USEFULNESS/ DECISION-MAKER/INDIVIDUAL-USER

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:

Resti Dewi Pertiwi C2160004


Windi Waimena C2160016
Errisa Septianti C2160019
Anti Nurul Azizah A. C2160022
Siti Wulandari C2160051
Iva Latifa C2160040

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala berkat rahmat
dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Paradigma Decision-Usefulness/ Decision-Maker/Individual-User”.

Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan-
kekurangan. Baik dari tata cara penulisan maupun penyusunan makalah ini, namun demikian penulis
selalu dan telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis sendiri selama
menyusun makalah ini hingga selesai.

Dalam penyusunan makalah ini, telah banyak pihak yang terlibat baik yang memberi
sumbangan pemikiran, dorongan, semangat, kasih sayang serta bimbingan dari berbagai pihak. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun, dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jatinangor, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 2
2.1 Gambaran Pokok Masalah ............................................................................................................ 2
2.2 Teori - teori ............................................................................................................................. 2
2.3 Model-model .......................................................................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi sebagai ilmu dengan multi paradigma (accounting a multiparadigm science). Dilihat
dari sudut pandang filsafat ilmu, ditemukan indikasi bahwa kejadian-kejadian akuntansi mengikuti
pola keberhasilan revolusi yang diteorikan oleh Kuhn. Mengikuti konsep Kuhn akhirnya Ritzer
mengembangkan tiga pendekatan teoritis yang disarankan SATTA menjadi enam paradigma, yaitu:
Paradigma Anthropologikal/Induktif, Paradigma True-Income/Deductive, Paradigma Decision-
Usefulness/Decision Model, Paradigma Decision-Usefulness/Decision-Maker/Agregat-Market-
Behavior, Paradigma Decision-Usefulness/Decision-Maker/Individual-User, Paradigma
Informasi/ Economics.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu paradigma decision-usefulness/ decision-maker/individual-user?
2. Teori apa saja yang digunakan dalam paradigma decision-usefulness/ decision-
maker/individual-user?
3. Model apa yang digunakan dalam paradigma decision-usefulness/ decision-
maker/individual-user?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu paradigma decision-usefulness/ decision-
maker/individual-user
2. Untuk mengetahui teori apa saja yang digunakan dalam paradigma decision-
usefulness/ decision-maker/individual-user
3. Untuk model yang digunakan dalam paradigma decision-usefulness/ decision-
maker/individual-user

1
BAB II
PEMBAHASAN

Hasil karya dari William Bruns dapat di anggap seebagai contoh pertama dari paradigma
peangambil keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu. Bruns mengusulkan
hipotesis yang menghubungkan penggunaan informasi akuntansi dan relevansi dari informasi
akuntansi terhadap konsepsipengambil keputusan tentang akuntansi, dan informasi lain yang
tersedia terhadap dampak informasiakuntansipada berbagai keputusan. Hipotesis-hipotesis
ini juga di kembangkan dalam suatu model yang mengidentifikasi dan menghubungkan
faktor-faktor yang mungkin menentukan kapan keputusan akan di studi mengenai bagaimana
fungsi-fungsi dalam laporan akuntansi mempengaruhi perilaku dari para akuntan dan
nonakuntan.

2.1 Gambaran Pokok Masalah


Bagi mereka yang menerapkan paradigma kegunaan keputusan/pengambil
keputusan/pengguna individu, subyek permasalahan yang mendasar adalah respons dari
pengguna individu terrhadap variabel-variabel akuntansi. Para penyokong paradigma ini
berpendapat bahwa, secara umum kegunaan keputusan dari variabel akuntansi dapat di
dapatkan dari prilaku manusia. Dengan kata lain, akuntansi di pandang sebagai suatu proses
prilaku. Tujuan penelitian akuntansi keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan,
meramalkan prilaku manusia dalam konteks akuntansi. Paradigma ini menjaddi perhatian dari
para pengguna internal akuntansi, prosedur dan menyokong informasi, serta masyarakat
umum dan perwakilannya.

2.2 Teori - teori


Kebanyakan penelitian yang berrkaitan dengan paradigma kegunaan
keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu telah di laksanakan keuntungan dari
formasi yang eksplisit dari suattu teori. Umumnya, sebagai alternatif dari mengmbangkan
teori-teori akuntansi keprilakuan yang tepat adalah meminjam darri disiplin ilmu yang lain.
Sebahagian besar teor-teori yang di pinjam menjelaskan dan meramalkan prilaku manusia
dalam konteks akuntansi dengan cukup memandai. Teori-teori yang di pinjam ini meliputi :
1. Relavisme kognitif dalam akuntansi

2
Revolusi kognitif dalam psikologi sosial telah membangkitkan minat yang besar pada
struktur pengetahuan mengenai daya ingat pada umumnya dan bagaimana orang
orang belajar, pada khususnya.
Intisari relativisme dalam akuntansi adalah adanya proses kognitif yang
diasumsikan dapat mengarahkan proses penilaian/keputusan. Model menunjukkan
bahwa penilaian dan keputusan yang dibuat dari fenomena akuntansi, merupakan
hasil dari sekumpulan operasi kognitif sosial yang mencakup observasi informasi
fenomena akuntansi dan informasi skema skema yang disimpan dalam memori, dan
kemudian dipanggil kembali ketika dibutuhkan dalam pembentukan penilaian
dan/atau keputusan.
2. Relavisme kultural dalam akuntansi
Postulat relativisme budaya menyatakan bahwa budaya membentuk fungsi kognitif
individual yang dihadapkan pada suatu fenomena akuntansi atau auditing. Budaya
membentuk penelitian akuntansi. Penerapan budaya dalam akuntansi dapat
dipandang sebagai media akuntansi. Budaya, pada intinya, menentukan proses
penilaian/keputusan dalam akuntansi. Model mempostulasikan bahwa budaya,
melalui komponen, elemen, dan dimensinya, menentukan penggunaan struktur
organisasi, perilaku mikro organisasi, dan fungsi kognitif individual, sebagai cara untuk
mempengaruhi proses penilaian/keputusannya ketika mereka dihadapkan pada
fenomena akuntansi dan/atau auditing.
3. Dampak keperilakuan dari informasi akuntansi
Penelitian mengenai kecukupan dan penggunaan pengungkapan menunjukkan
penerimaan umum mengenai kecukupan laporan keuangan yang ada, pemahaman
dan pengertian umum mengenai laporan keuangan, dan suatu pengakuan bahwa
perbedaan pada kecukupan pengungkapan antar laporan keuangan disebabkan
variabel-variabel, misalnya besar perusahaan, profitabilitas, serta besar dan status
kantor auditor.
Dampak keputusan prosedur-prosedur akuntansi dijelaskan terutama dalam konteks
penggunaan tehnik-tehnik persediaan yang berbeda, informasi tinghat harga (price
level), dan informasi non-akuntansi. Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
bahwa teknik-teknik altematif akuntansi dapat mempengaruhi keputusan individual,

3
dan sejauh mana pengaruhnya tergantung pada sifat tugas, karakteristik pengguna
dan sifat lingkungan eksperimental.

4. Relavisme linguistik dalam akuntansi


Berbagai penggabungan dalam akuntansi akan menimbulkan repertoire atau kode
linguistik yang berbeda pada komunikasi interkelompok dan/atau komunikasi antar
kelompok.
Konstruk (construct) linguistik digunakan untuk menyesuaikan tidak adanya
konsensus pada makna konsep akuntansi, sehingga masalah masalah tertentu
diidentifikasi sebagai kebutuhan penelitian berikutnya, yaitu:
a. Sifat “bahasa institusional” pada setiap kelompok profesional akuntansi;
b. Adanya kode linguistik yang terhubung secara profesional dalam bidang
akuntansi, yang terdiri dari “bahasa formal” dan “bahasa publik”; dan
c. Pelaksanaan suatu pengujian untuk menentukan apakah bahasa publik dipahami
oleh pengguna data formal (misalnya mahasiswa) atau tidak.
Penelitian lainnya telah menggali dampak linguistik data dan teknik-teknik akuntansi
tanpa mempertimbangkan tesis relativisme liguistik ataupun tesis sosiologika.
Penelitian ini menitik beratkan pada perbedaan antara komunikasi inter dan antar
kelompok mengenai data dan/atau teknik akuntasi antar pengguna dan pembuat data
akuntansi.

5. Hipotesis fungsional dan fiksasi data


Kondisi-kondisi tertentu menyebabkan seorang pembuat keputusan tidak dapat
menyesuaikan proses keputusannya, dan melakukan perubahan dalam proses
akuntansi. Mereka mempertimbangkan faktor-faktor psikologis fiksasi fungsional.
Para ahli psikologi tertarik pada fiksasi fungsional yang terkait dengan fungsi atau
objek, sedangkan para peneliti akuntansi, yang dipengaruhi oleh eksplorasi Ijiri,
Jaedicke, dan Knight, tertarik dengan fiksasi fungsional yang terkait dengan data.
Terdapat perbedaan antara fiksasi fungsional dan fiksasi data. Pada kasus fiksasi
fungsional, para ahli psikologi menggunakan benda-benda, seperti medali, tali, dan
kotak, untuk melakukan tugas yang relatif sederhana, sedangkan pada eksperimen

4
fiksasi data, seluruh data digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak
terstruktur.

6. Hipotesis induksi informasi


Walaupun dampak penggunaan informasi secara umum telah diketahui dan diterima
sebagai bagian dari paradigm stimulus-respons,fenomena terkini mengenai indicator
informasi atau inductor sederhana yang diperkenalkan oleh Prakash dan Rappaport,
dimaksudkan untuk merujuk pada proses yang kompleks yaitu perilaku individual
dipengaruhi oleh informasi yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi. Indicator
informasi timbul dari kecendrungan penerima untuk mengantisipasi kemungkinan
penggunaan informasi, sebagai konsekuensi penggunaan informasi, dan tanggapan
konsekuensi tersebut.
7. Hipotesis organisasional dan kelonggaran penganggaran
8. Pendekatan kontinjensi terhadap perancangan sistem akuntansi
9. Penganggaran partisipatif dan kinerja
10. Model-model pemrosesan informasi manusia yang mencakup :
a) Model lensa
Model Lensa dari Brunswick memungkinkan untuk mengakui secara eksplisit
mengenai saling ketergantungan antara variabel-variabel lingkungan dengan
individual secara khusus.
Model ini terutama digunakan untuk menilai situasi yang membutuhkan penilaian
mengenai manusia, yang di dalamnya orang membuat penilaian dengan dasar
sekumpulan petunjuk eksplisit yang diperoleh dari lingkungan. Model ini
menekankan pada kemiripan antara lingkungan dengan tanggapan subjek.
Sebagian besar penelitian akuntansi menggunakan model lensa, yang didorong
oleh kebutuhan untuk membangun model matematis yang menunjukkan
keunggulan relatif dari petunjuk-petunjuk informasi yang berbeda beda (sering
disebut penghimpunan kebijakan atau “policy capturing”), didorong oleh
kebutuhan untuk mengukur keakuratan ketetapan dengan konsistensi, konsensus,
dan prediktabilitasnya.

b) Model pertimbangan probabilistic

5
Penilaian probabilistik, sering disebut pendekatan Bayesian, menitik beratkan
terutama pada perbandingan probabilitas penilaian intuitif dan model
normatif. Model normatif bagi revisi probabilitas, disebut sebagai Teorema
Bayes, digunakan sebagai model deskriptif bagi pemrosesan informasi manusia.
Penelitian mengenai perolehan probabilitas telah berusaha untuk menetapkan
validitas terpusat dari teknik-teknik perolehan yang berbeda dalam auditing,
dan juga keakuratan serta dampaknya terhadap keputusan audit. Tidak ada
kesimpulan umum yang dapat ditarik pada tingkat penelitian ini.
Penelitian mengenai penyimpangan perilaku pembuatan keputusan normatif
menitikberatkan pada heuristik dan bias pada dasamya, keterwakilan dalam
auditing, anchoring dalam auditing, anchoring dalam pengendalian
manajemen, dan anchoring dalam analisis keuangan dan juga pada kemampuan
pembuat keputusan untuk menjalankan peran sebagai penilai informasi. Tetapi
hanya sedikit diketahui mengenai bagaimana kemampuan pemrosesan
informasi oleh individu berinteraksi dengan struktur tugas untuk menghasilkan
heuristik dan bias.

c) Model prilaku prakeputusan


Metode pelacakan proses berasal dari teori penyelesaian masalah yang
dikembangkan oleh Newell dan Simon, yang berpendapat bahwa manusia
mempunyai keterbatasan kapasitas untuk memproses informasi. Mereka juga
berpendapat bahwa manusia mempunyai daya ingat berjangka pendek dengan
kapasitas terbatas dan sebenarnya mempunyai daya ingat jangka panjang dengan
kapasitas tidak terbatas. Sehingga manusia cenderung untuk menggambarkan
kepuasan bukan tanggapan optimal, yang mengarahkan mereka agar menjadi
adaptif (menyesuaikan diri). Sebaliknya, keadaptifan menyatakan bahwa penyajian
kognitif tugas (sifat dan kompleksitas) menentukan cara penyelesaian masalah,
karena tugas-tugas cenderung untuk diperoleh dan sehingga mengendalikan
tanggapan keperilakuan dari pembuat keputusan.
d) Pendekatan gaya kognitif

6
Pendekatan gaya kognitif menitikberatkan pada variabel-variabel yang
mungkin mempunyai dampak pada kualitas ketetapan yang dibuat oleh para
pembuat keputusan.
Gaya kognitif' merupakan pembentukan hipotetika yang digunakan untuk
menjelaskan proses mediasi antara rangsangan dengan tanggapan. Terdapat lima
pendekatan yaitu:
1. Otoriterianisme (authoritarianism), timbul dari perhatian Adorno dan lainnya
pada hubungan antara kepribadian, sikap anti demokrasi dengan perilaku. Para
peneliti ini terutama tertarik pada individu-individu yang mempunyai cara
berpikir, yang dapat membuat mereka mudah terpengaruh dengan propaganda
anti demokrasi. Dua perilaku yang berkorelasi dengan otoriterianisme–kekauan
dan ketidaktoleransian pada ambigultas–merupakan refleksi dari gaya kognitif
dasar.
2. Dogmatisme (dogmatism), timbul dari usaha Rokeach untuk mengembangkan
ukuran otoriterianisme berbasis struktural, untuk menggantikan ukuran
berbasis isi yang dikembangkan oleh Adomo dan teman-temannya. Minat
mereka adalah untuk mengembangkan suatu ukuran gaya kognitif yang
terbebas dari pemikiran isi.
3. Kompleksitas kognitif (cognitive complexity), diperkenalkan oleh Kelly dan Bieri,
menitikberatkan pada dimensi-dimensi psikologis yang digunakan oleh individu
untuk membentuk lingkungannya dan untuk membedakan perilakunya dengan
individu lain. Individu yang secara kognitif semakin kompleks diasumsikan
mempunyai sejumlah besar dimensi, yang dapat digunakan untuk menjelaskan
perilaku kepada pihak lain dibandingkan individu yang secara kognitif kurang
kompleks. Para pembuat keputusan dapat juga dikelompokkan menurut gaya
kognitifnya: heuristik dan analitik.
4. Kompleksitas integratif (integrative complexity), dijelaskan oleh Harvey dkk,
yang kemudian dikembangkan oleh Schroeder dkk, timbul dari pandangan
bahwa orang-orang terikat pada dua aktivitas pemrosesan masukan panca
indera: pembedaan (differentiation) dan penggabungan (integration).
5. Ketergantungan pada bidang (field dependence), dijelaskan oleh Witkin dan
teman-temannya, merupakan ukuran sejauh mana perbedaan dalam bidang

7
persepsi. Individual yang tergantung pada bidang cenderung untuk
menganggap keseluruhan organisasi sebagai suatu bidang dan relatif tidak
dapat menganggap bagian-bagian bidang sebagai bagian yang terpisah. Tetapi,
individual yang tidak tergantung pada bidang cenderung menganggap bagian-
bagian bidang terpisah dari keseluruhan organisasi bidang tersebut, bukan
menggabungkannya.

2.3 Model-model
Mereka yang menerima paradigma ini cenderung untuk menggunakan seluruh metode
yang di dukung oleh teknik-teknik observasi, wawancara, dan kuesioner, sert percobaan
adalah metode yang di sukai. Hal ini merupakam titik awal yang baik untuk validasi lebih
lanjut.

8
BAB III
KESIMPULAN

Subyek permasalahan yang mendasar dari paradigma kegunaan keputusan/pengambil


keputusan/pengguna individu adalah respons dari pengguna individu terrhadap variabel-
variabel akuntansi. Kebanyakan penelitian yang berkaitan dengan paradigm ini telah
dilaksanakan keuntungan dari formasi yang eksplisit dari suatu teori. Umumnya, sebagai
alternatif dari mengembangkan teori-teori akuntansi keperilakuan yang tepat adalah
meminjam dari disiplin ilmu yang lain. Sebagian besar teori-teori yang dipinjam menjelaskan
dan meramalkan perilaku manusia dalam konteks akuntansi dengan cukup memadai. Teori-
teori yang dipinjam ini meliputi:

1. Relativisme kognitif dalam akuntansi


2. Relativisme kultural dalam akuntansi
3. Dampak keperilakuan dari informasi akuntansi
4. Relativisme linguistik dalam akuntansi
5. Hipotesis fungsional dan fiksasi data
6. Hipotesis induksi informasi
7. Hipotesis organisasional dan kelonggaran penganggaran
8. Pendekatan kontinjensi terhadap perancangan sistem akuntansi
9. Penganggaran partisipatif dan kinerja
10. Model-model pemrosesan informasi manusia yang mencakup model lensa, Model
pertimbangan probabilistic, Model perilaku prakeputusan, dan Pendekatan gaya kognitif.
Mereka yang menerima paradigma ini cenderung untuk menggunakan seluruh metode
yang didukung oleh teknik-teknik observasi, wawancara, dan kuesioner, serta percobaan
adalah metode yang disukai. Hal ini merupakam titik awal yang baik untuk validasi lebih lanjut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Citra Misbachatul, C. E. (2014). Resume Teori Akuntansi Bab X dan XI. Retrieved from Erna's Blog:
http://erna29.blogspot.com/2014/12/

nabila rachma savitri, r. p. (2014). AKUNTANSI: ILMU DENGAN BERBAGAI PARADIGMA. Retrieved
from Wordpress: https://nabilarachmas.wordpress.com/2014/11/22/akuntansi-ilmu-
dengan-berbagai-paradigma/

Anda mungkin juga menyukai