Anda di halaman 1dari 26

BAB I

KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK


A.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Seperti yang telah diketahui bahwa Akuntansi Sektor Publik sudah berkembang sangat pesat dalam waktu
yang relative singkat. Dalam pemerintahan sendiri sudah membutuhkan praktik akuntansi manajemen, sistem akuntansi
keuangan, perencanaan keuangan dan pembangunan, sistem pengawasan dan pemeriksaan, serta berbagai implikasi
finansial atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah. Intinya, apabila ditelusur lebih dalam, akuntansi sektor
public memiliki peranan yang vital dan menjadi subyek untuk didiskusikan baik oleh kalangan akademisi maupun
praktisi sektor publik.
Pada saat ini, organisasi sektor publik dituntut untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan
biaya sosial, serta dampak negative atas aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi
dapat dengan cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Dapat
dikatakan bahwa akuntansi sektor publik sendiri awalnya merupakan aktivitas yang terspesialisasi dari suatu profesi
yang relatif kecil., namun saat ini akuntansi sektor publik sendiri sedang mengalami proses untuk menjadi disiplin ilmu
yang lebih dibutuhkan dan substansial keberadaannya.
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain
publik, dimana domain publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor
swasta. Secara kelembagaan, domain publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintahan pusat dan daerah serta
unit kerja pemerintahan), perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD), yayasan, organisasi politik dan organisasi
massa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), universitas, dan organisasi nirlaba lainnya. Sektor publik dipengaruhi
oleh banyak faktor selain faktor ekonomi, yaitu faktor politik, sosial, budaya, dan historis juga memiliki pengaruh yang
signifikan. Dapat dikatakan, sektor publik itu tidak seragam dan sangat heterogen.
Istilah sektor publik sendiri memiliki pengertian yang beragam yang merupakan konsekuensi dari luasnya
wilayah publik yang menyebabkan setiap disiplin ilmu memiliki cara pandang dan definisi yang berbeda-beda. Dari
sudut pandang ekonomi, sektor publik dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha
untuk menghasilkan barang dan pelayanan public dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Akuntansi sektor publik dan sektor swasta berbeda dalam hal, seperti contohnya beberapa tugas dan fungsi
sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, yaitu tugas untuk menghasilkan beberapa jenis
pelayanan publik (layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik, dsb). Akan tetapi, tugas
tertentu justru tidak dapat dilakukan oleh sektor swasta, seperti fungsi birokrasi pemerintahan. Pada dasarnya, titik
berat dari permasalahan ini bukanlah mencari perbedaan antara sektor publik dengan sektor swasta, yaitu untuk
mengupayakan bagaimana memajukan sektor publik yang dianggap kurang efisien dan kurang menarik agar tidak
tertinggal jauh dengan sektor swasta yang dipandang lebih maju dan efisien.

B.

SIFAT DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan, dimana tujuan tersebut mengarahkan untuk
mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus memiiki manfaat. Akuntansi sendiri digunakan baik pada sektor swasta
maupun sektor publik untuk tujuan-tujuan yang berbeda. Berikut akan dijelaskan mengenai perbedaan antara akuntansi
pada sektor publik dan akuntansi pada sektor swasta.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan turbulence. Adapula
komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan
demografi.
Faktor ekonomi yang mempengaruhi organisasi sektor publik, antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi

2.
3.
4.
5.
6.

Tingkat inflasi
Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
Struktur produksi
Tenaga kerja
dll

Faktor politik yang mempengaruhi organisasi sektor publik, antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hubungan negara dan masyarakat


Legitimasi pemerintah
Tipe rezim yang berkuasa
Ideology negara
Elit politik dan masa
Jaringan internasional
Kelembagaan

Faktor kultural yang mempengaruhi organisasi sektor publik, antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Keragaman suku, ras, agama, bahasa, dan budaya


Sistem nilai di masyarakat
Historis
Sosiologi masyarakat
Karakteristik masyarakat
Tingkat pendidikan

Faktor demografi yang mempengaruhi organisasi sektor publik, antara lain:


1.
2.
3.
4.
C.

Pertumbuhan penduduk
Struktur usia penduduk
Migrasi
Tingkat kesehatan

VALUE OF MONEY
Sektor public sering dinilai tidak efisien, boros, dan sumber dari kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi.
Tuntutan pun akhirnya muncul agar organisasi memperhatikan value for money dalam menjalankan aktivitasnya. Value
of money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor public yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu:
1. Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah.
2. Efisiensi: pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk
3.

mencapai output tertentu.


Efektivitas: tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.

Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value of money, namun beberapa pihak berpendapat bahwa tiga elemen
saja belum cukup. Perlu ditambah dua elemen lain yaitu keadilan (equity) yang mengacu pada kesempatan sosial
(social opportunity) yang sama untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi, dan
kesetaraan (equality) artinya penggunaan uang public hendaknya tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentu
saja, melainkan dilakukan secara merata.

EKONOMI

EFISIENSI

EFEKTIVITAS

Outcome
Input,Input
merupakan sumber daya
yang digunakan untuk pelaksanaan
Output suatu kebijakan, program, dan aktivitas.
Input
Nilai
Contohnya, dokter
(Rp) di rumah sakit, tanah untuk jalan baru, guru di sekolah, dsb. Input dapat dinyatakan secara kuantitatif dapat
pula dinyatakan dengan nilai uang.

Output, merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan. Pada umumnya output yang
diinginkan saja yang dibicarakan, sedangkan output yang tidak diinginkan atau efek samping jarang dibicarakan. Mengukur
output dapat dikatakan lebih sulit, terlebih ketika mengukur sesuatu seperti pelayanan sosial (pendidikan, keamanan, atau
kesehatan)
Sasaran antara (throughput) memerlukan data input dan output yang memadai karena value for money mempunyai
kaitan erat dengan pengukuran output dan input. Permasalahan yang seringkali muncul adalah tidak tersedianya data yang
lengkap terutama data output. Tidak lengkapnya data tidak berarti analisis value for money tidak dapat dilakukan karena
organisasi sektor publik biasa menggunakan output antara (intermediate output) atau indicator kinerja (performance indicator)
sebagai alat ukur output.
Outcome, adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu. Outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan
(objectives) atau target yang hendak dicapai. Penetapan dan pengukuran terhadap outcome seringkali lebih sulit disbanding
penetapan dan pengukuran terhadap input maupun output. Beberapa hal yang menyebabkan outcome lebih sulir ditetapkan dan
diukur:
1.

Outcome seringkali tidak dapat diekspresikan dalam cara yang sederhana yang memudahkan proses monitoring

2.
3.

(pemantauan).
Adanya masalah politik dalam proses penetapan outcome.
Dalam penentuan outcome sangat perlu untuk mempertimbangkan dimensi kualitas.

Implementasi konsep value of money diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor
publik. Manfaat dari implementasi tersebut antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran;
Meningkatkan mutu pelayanan publik;
Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input;
Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik; dan
Meningkatkan kesadaran akan uang publil (public cost awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik.

D.

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA


Perbedaan sifat sektor public dan swasta dapat dilihat dengan membandingkan beberapa hal, yaitu:
1. Tujuan organisasi: Sektor publik itu motifnya non-profit, sedangkan sektor swasta bermotif profit-oriented
2. Sumber pembiayaan: Sektor publik dananya berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi, pemerintahan, laba
BUMN/BUMD, penjualan asset negara, dll. Sedangkan dana sektor swasta bersal dari pembiayaan internal (modal
3.

sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva) dan eksternal (saham, obligasi, utang bank)
Pola pertanggungjawaban: sektor publik bertanggungjawaban kepada masyarakat dan parlemen. Sedangkan sektor

4.

swasta bertanggungjawab kepada pemegang saham dan kreditor.


Struktur organisasi: sektor publik memiliki struktur yang birokratis, kaku, dan hierarkis. Sementara sektor swasta

5.

itu lebih fleksibel.


Karakteristik anggaran: anggaran sektor public sifatnya lebih terbuka untuk public sedangkan sektor swasta

6.

kebalikannya, lebih tertutup.


Stakeholder yang dipengaruhi: stakeholder dari sektor publik eksternal (masyarakat publik) dan internal (lembaga
negara). Sedangkan stakeholder swasta dari eksternal merupakan kreditor dan internal merupakan manajemen

7.

perusahaan.
Sistem akuntansi yang digunakan: sektor public menggunakan Cash Accounting, dan sektor swasta Accrual
Accounting.

E.

TUJUAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Tujuan akuntansi sektor publik, yaitu:
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi
dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi, terkait dengan pengendalian manajemen.

2.

Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab
mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya. Tujuan ini
terkait dengan akuntabilitas.

Informasi akuntansi bermanfaat untuk:


1.
2.
3.
F.

Pengambilan keputusan, terutama untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya.
Pemilihan program dan penilaian investasi.
Penentuan indicator kinerja sektor public.

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Istilah sektor public dipakai pertama kali pada tahun 1952 dan sering dikaitkan sebagai bagian dari
manajemen ekonomi makro yang terkait dengan pembangunan dan lembaga pelaksana pembangunan.
Pada tahun 1970-an, muncul kritikan dan serangan yang mempertanyakan peran sektor public dalam
pembangunan. Sektor public dianggap lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan sektor swasta dan bahkan
dianggap mengganggu pembangunan ekonomi dan sosial itu sendiri dengan alasan sektor public sering dijadikan
sebagai sarang pemborosan dan inefisiensi ekonomi, dan bertambah lemah juga karena orientasi pembangunan lebih
diarahkan pada pembangunan sektor swasta dan cenderung mengabaikan pembangunan sektor public.
Tahun 1980-an reformasi sektor public dilakukan di negara-negara industry maju sebagai jawaban atas
berbagai kritikan. Untuk memperbaiki kinerja sektor public, perlu diadopsi beberapa praktik dan teknik manajemen
yang diterapkan di sektor swasta ke dalam sektor public, seperti pengadopsian mekanisme pasar, kompetisi tender, dan
privatisasi perusahaan-perusahaan public.
Anggapan bahwa lembaga sektor public telah mengalami kebangkrutan di banyak negara terutama negaranegara berkembang, tidak sepenuhnya benar. Memang tidak dapat disangkal bahwa kinerja sektor public dinilai buruk,
akan tetapi hal tersebut tidak dialami oleh semua negara berkembang.
Dalam dua dasawarsa terakhir, telah terjadi perkembangan (akuntansi) sektor public yang pesat. Istilah
akuntabilitas public, value for money, reformasi sektor public, privatisasi, good public governance, telah begitu cepat
masuk ke dalam kamus sektor public.

G.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN GOOD GOVERNANCE


Pengertian good governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan public. Menurut World Bank
memberikan definisi governance sebagai the way state power is used in managing economic and social resources for
development of society. Sementara United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikannya sebagai the
exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nations affair at all levels. Dalam hal ini,
World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah mengelola sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan
pembangunan masyarakat, sedangkan UNDP lebih menekankan pada aspek politik, ekonomi, dan administrative dalam
pengelolaan negara. Political governance mengacu pada proses pembuatan kebijakan. Economic governance mengacu
pada proses pembuatan keputusan di bidang ekonomi yang berimplikasi pada masalah pemerataan, penurunan
kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup. Administrative governance mengacu pada sistem implementasi kebijakan.
Orientasi pembangunan sektor public adalah untuk menciptakan good governance yang sering diartikan sebagai
pemerintahan yang baik atau sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab yan sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal
and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Good governance menurut UNDP:

1.

Participation: keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.


Rule of law: kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
Transparency: dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.
Responsiveness: lembaga public harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder.
Consensus orientation: berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas
Equity: Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan.
Efficiency and effectiveness: pengelolaan sumber daya public dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Accountability: pertanggungjawaban kepada public atas setiap aktivitas yang dilakukan.
Strategic vision: penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke depan.

Dari karakteristik di atas, paling tidak terdapat tiga hal yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor public yaitu
penciptaan transparansi, akuntabilitas public, dan value of money. Untuk mewujudkannya, diperlukan reformasi
kelembagaan dan reformasi manajemen public, yang terkait:
1.
2.
3.
4.

Reformasi sistem penganggaran (budgeting reform)


Reformasi sistem akuntansi (accounting reform)
Reformasi sistem pemeriksaan (audit reform)
Reformasi sistem manajemen keuangan daerah (financial management reform)

Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolaan uang rakyat ( public money) dilakukan secara
transparan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas public.
H.

AKUNTABILITAS PUBLIK
Akuntabilitas public adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada
pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas
public terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Akuntabilitas vertical: pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas ytang lebih tinggi.
2. Akuntabilitas horizontal: pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas public harus dilakukan oleh organisasi sektor public yang terdiri atas beberapa dimensi. Terdapat empat
dimensi yang harus dipenuhi, yaitu:
1.

Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum


Terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan, dan menjamin adanya kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber dana public.

2.

Akuntabilitas proses
Terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal
kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi.

3.

Akuntabilitas program
Terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah
mempertimbangkan alternative program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

4.

Akuntabilitas kebijakan
Terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

I.

PRIVATISASI
Perusahaan public juga tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi, dan
sumber pemborosan negara. Rendahnya kinerja perusahaan public diperkuat dengan bukti ambruknya sektor bisnis
pemerintah di banyak negara sehingga menimbulkan pertanyaan public mengenai kemampuan pemerintah dalam
menjalankan perusahaan public secara ekonomis dan efisien. Di Indonesia sendiri masih banyak BUMN/BUMD yang

dijalankan secara tidak efisien dabn hal tersebut disebabkan adanya intervensi politik, sentralisasi, rent seeking
behavior, dan manajemen yang buruk.
Dalam era globalisasi BUMN/BUMD akan menghadapi tekanan-tekanan seperti berikut:
1. Regulation & political pressure: dituntut untuk memberikan bagian laba perusahaan kepada pemerintah
2. Social pressure : tekanan dari masyarakat untuk menghasilkan produk yang murah dan berkualitas
3.

tinggi.
Rent seeking behavior: berhadapan dengan orang-orang yang mencoba melakukan rent seeking, korupsi,

4.

kolusi, dan nepotisme.


Economic & efficiency: dituntut untuk ekonomis dan efisien agar menjadi entitas bisnis yang
professional.

Di sisi lain, BUMN/BUMD harus melakukan strategi efisiensi agar bisa menjadi entitas bisnis yang tangguh
dan professional sehingga memiliki daya saing. Privatisasi sendiri merupakan salah satu upaya mereformasi
perusahaan public untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan-perusahaan public. Privatisasi
berarti pelibatan modal swasta dalam struktur modal perusahaan public sehingga kinerja finansial dapat
dipengaruhi secara langsung oleh investor melalui mekanisme pasar uang. Di Indonesia, saat ini mulai ada
upaya untuk melakukan privatisasi atas perusahaan-perusahaan milik negara untuk menjadikan perusahaan
negara tersebut efisien dan professional, sehingga mampu bersaing di era globalisasi ekonomi.
J.

OTONOMI DAERAH
Misi utama UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah adalah desentralisasi. Secara teoritis, desentralisasi ini diharapkan akan
menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu:
1. Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong
pemerataan hasil-hasil pembangunan (keadilan) di seluruh daerah dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi
2.

yang tersedia di masing-masing daerah.


Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan public ke tingkat
pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang paling lengkap.

Implikasi otonomi daerah terhadap akuntansi sektor public adalah bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi keuangan kepada public, DPRD, dan pihak-pihak
yang menjadi stakeholder pemerintah daerah. Pengembangan sistem akuntansi daerah merupakan suatu tantangan
karena lingkungan sektor public yang sangat kompleks membutuhkan kompetensi tersendiri untuk mendesain sistem
akuntansi yang akan diterapkan.
BAB 2
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
A.

PENDAHULUAN

Peran utama akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer publik dalam
melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi digunakan sebgai alat bantu manajer sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai. Institute of Management Accountants (1981) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagau
proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, penginterpretasian, dan pengkomunikasian
informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk
menjamin sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.
Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari
manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan penginterpretasian informasi yang digunakan untuk:
a.

Perumusan strategi

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Perencanaan dan pengendalian aktivitas


Pengambilan keputusan
Pengoptimalan penggunaan sumber daya
Pengungkapan kepada shareholders dan pihak luar organisasi
Pengungkapan kepada karyawan, dan
Perlindungan aset

B.

AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN ORGANISASI

Akuntansi manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan. Proses
perencanaan melibatkan aspek perilaku yaitu partisipasi dalam pengembangan sistem perencanaan, penetapan tujuan, dan
pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan. Perencanaan organisasi sangat penting
dilakukan untunk mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedkan sebagai:

Informasi sifatnya rutin atau ad hoc


Informasi kuantitatif atau kualitatif
Informasi disampaikan melalui saluran formal atau informal

C.

AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN ORGANISASI

Sifat organisasi bersifat bisnis, sehingga berorientasi pada perolehan laba, maka alat pengendaliannya lebih banyak bertumpu
pada mekanisme negosiasi, namun bervariasi sesuai tingkatan manajemen. Organisasi sektor publik yang tidak mengejar laba,
maka alat pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama pengendalian organisasi yaitu
mengkuantifikasian keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter.
Dalam memahami akuntansi sebagai alat engendalia perlu dibedakan penggunaan informasi akuntansi sebagai alat pengendalian
keuangan dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi. Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem
aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.
D.

PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Tanpa pengendalian perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tindak lanjut untuk mengidentifikasi apakah rencana
organisasi telah dicapai. Menurut Jones dan Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial pada
organisasi sektor publik menjadi 5 tahap, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Perencanaan tujuan dan sasaran dasar


Perencanaan operasional
Penganggaran
Pengendalian dan pengukuran, dan
Pelaporan, analisis, dan umpan balik

E.

PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Peran utamaakuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik yaitu memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal
kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Peran lainnya adalah:
Perencananan Strategik membuat alternatif program yang dapat mendukung stratei organisasi yang dipilih berdasarkan
skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki. Akuntansi manajemen dihadapkan pada permasalahan efisiensi biaya, kualitas
produk, dan pelayanan. Kualitas pelayanan publik yang tinggi dan murah, dapat diperoleh jika pemerintah mengadopsi sistem
informasi akuntansi manajemen yang modern.

Pemberian Informasi Biaya akuntansi biaya pada sektor publik berperan untuk memberikan informasi mengenai
pengeluaran publik yang dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal. Kategori biaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Biaya input : sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan, bisa berupa biaya tenaga kerja maupun

biaya bahan baku


Biaya output : biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga ke tangan pelanggan
Biaya proses : dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi, misalnya biaya departemen produksi, departemen personalia,
dan sebagainya

Proses penentuan biaya ada lima aktivitas, yaitu:

Cost finding : pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibuuhkan untuk menghasilkan produk/jasa.
Cost recording : melakukan kegiatan pencatatan data ke dalam sistem akuntansi organisasi.
Cost analyzing : menganalisis biaya, yaitu mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume

kegiatan. Manajemen harus menentukan cost driver.


Strategic cost manajemen : menentukan strategi penghematan biaya agar tercapai value for money. Pendekatan yang
dapat digunakan memiliki karakteristik seperti berjangka panjang, berkultur perbaikan dan berfokus pada pelayanan

masyarakat, manajemen bersifat proaktif dalam penghematan, serta keseriusan top manajement.
Cost reporting : memberi informasi secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk internal report, yang kemudian akan
disampaikan kepada pihak eksternal.

Penilaian Investasi akuntansi manajemen dibutuhkan untuk menilai kelayakan investasi kelayakan investasi secara ekonomi
dan finansial. Penilaian investasi menggunakan analisis cost benefit analysis dengan tidak hanya melihat sisi finansial tapi juga
mencakup biaya sosial dan manfaat sosial. Untuk memudahkan, maka digunakan analisis cost effectiveness analysis yaitu
menekankan seberapa besar dampak yang dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.
Penganggaran akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif. Tiga fungsi
anggaran yaitu alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilitasi.
Penentuan Biaya Pelayanan akuntansi manajemen digunakan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang
akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, dan subsidinya.
Penilaian Kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebagai indikator kinerja kunci.

Bab 3
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
A.

Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem
pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisisen sehingga
tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Koordinasi
antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) Komunikasi informasi, (4) Pengambilan keputusan, (5) Memotivasi orang-orang

dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6)
Pengendalian, (7) Penilaian kinerja.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan atau
kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen sektor
publik berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang
sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang
mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena sistem pengendalian manajemen
berfokus pada unit-unit organisasi sebagaui pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan
penilaian kinerja. Manajemen sumber daya manusia harus dilakukan sejak proses seleksi dan rekruitmen, training,
pengembangan, dan promosi hingga pemberhentian karyawan. Faktor lingkungan meliputi kestabilan politik, ekonomi, sosial,
keamanan, dan sebagainya. Kesemua unsur tersebut hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi organisasi.
B.

Tipe Pengendalian Manajemen


Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1.

Pengendalian preventif (preventif control)


Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.

2.

Pengendalian operasional (operational control)


Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat
berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.

3.

Pengendalian kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

C.

Struktur Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi
termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit
organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:

1.

Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya;

2.

Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;

3.

Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;

4.

Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;

5.

Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;

6.

Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen; dan

7.

Sebagai alat pengendalian anggaran;

Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumber
daya input yang digunakan dengan output dihasilkan, kemudian dikaitkan dengan target kinerja. input diukur dengan jumlah
sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1.

Pusat biaya (expense center)


Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah
dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah
digunakan (bukan nilai output yang dihasilkan. Contoh pusat biaya adalah Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas
Pekerjaan Umum.

2.

Pusat Pendapatan (revenue center)


Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang
dihasilkan. Contoh pusat pendapatan adalahDinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.

3.

Pusat Laba (profit center)


Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input (expense) dengan output (revenue) dalam
satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD, obyek pariwisata milik
PEMDA, Bandara, dan Pelabuhan.

4.

Pusat investasi (investment center)


Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan
dikaitkan dengan investasi yang ditanamakan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh pusat investasi adalah
Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.
Melalui pusat pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika disahkan anggaran dikomunikasikan kepada
manajer level, menengah, dan bawah untuk dilaksanakan.
Manajer pusat pertanggungajawaban, sebagai budget holder memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran.
Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input berupa tenaga kerja, material, dan sebagainya yang dengan input
tersebut diharapkan dapat menghasilkan output dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat kuantitas dan kualitas tertentu.
Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran sejalan dengan program atau struktur
aktivitas organisasi. Dengan perkataan lain, tiap-tiap pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau
aktivitas tertentu, dan penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungajawaban tersebut seharusnya mendukung
program pusat pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.

Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai belanja (pengeluaran) yang telah dilakukan dan
output yang dihasilkan selama masa anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen untuk
dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang dicapai dengan angggaran. Jika sistem pengendalian anggaran
berjalan dengan baik, maka informasi yang dikirimkan kepada manajer harus relevan dan tepat waktu.
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar tidak
terjadi bias atau penyimpangan. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian yang paling kompeten untuk menyiapkan
anggaran karena merekalah yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan aktivitas pelayanan masyarakat. Pusat
pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting. Keberadaan departemen
anggaran dan komite anggaran pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya anggaran yang efektif.
Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya banyak diketahui oleh bagian departemen
anggaran. Departemen anggaran memiliki fungsi sebagai berikut:
a.

Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan anggaran;

b.

Mengkoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai dasar anggaran (asumsi tersebut misalnya tingkat inflasi, nilai tukar,
dan harga migas);

c.

Membantu mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian organisasi;

d.

Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada budgette (budget holder) dan manajer pusat
pertanggungajawaban;

e.

Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, mengintepretasikan hasil, dan menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat
pertanggungjawaban; dan

f.
D.

Menyiapakan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan.


Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan saluran
komunikasi formal dalam organisasi yang meliputi:

1.

Rumusan strategi (strategy formulation)

2.

Perencanaan startegik (strategic plannning)

3.

Penganggaran

4.

Operasional (pelaksanaan anggaran), dan

5.

Evaluasi kinerja
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui
metoda management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi orang-orang didalam organisasi
tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi
atau melalui pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Dalam tujuan organisasi setiap orang memiliki tujuan personal (individual goal). Untuk menyikapi hal tersebut perlu
adanya suatu jembatan yang mampu mengantarkan organisasi mencapai tujuannnya, yaitu tercapainya keselarasan
antara individual goal denganorganization goal. Dalam hal ini, sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi
jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujaun personal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor
pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem
aturan (rules of the game), dan reward & funishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor eksternal dan
internal. Faktor pengendalian informal misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan (dalam sistem pemerintahan dikenal istilah
abdi negara dan abdi masyarakat, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi, gaya manajemen ( management
style), dan gaya komunikasi (communication style).
Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan kebijakan, serta
strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top management). Dalam
organisasi pemerintahan, perumusan straegi dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) yang akan menjadi acuan bagi eksekutif dalam bertindak.
Strategi yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi global (makro) atau dalam perusahaan
disebut corporate level strategy. Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi.
Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT ( strenght, weakness, opportunity, threath).
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi
perusahaan dapat beruabah atau mengalami revisi (strategy revision), jika terdapat lingkungan yang berubah yang dipengaruhi
oleh adanya ancaman (threat) dan kesempatan (opportunity) misalnya adanya inovasi teknologi baru, peraturan pemerintah baru,
atau perubahan lingkungan politik dan ekonomi lokal dan global.
Proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi oileh sektor swasta. Sama halnya dengan
sektor swasta, tahap paling awal dari manajeen strategik pada sektor publik adalah perencanaan. Perencanaan dimulai dari
perumusan strategi. Olsen dan Eadie (1982) menyatakan proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu:
Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif organisasi dan memberikan kerangka
pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment) faktor-faktor eksternal yang
sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal
berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi
Implementasi dan pengendalian rencana strategik
Sementara itu, Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi, yaitu:
1.

Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik

2.

Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi

3.

Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi

4.

Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)

5.

Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)

6.

Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi organisasi

7.

Perumusan strategi untuk me-manage isu-isu

8.

Menetapkan visi organisasi untuk masa depan

Perencanaan Strategik (Strategic Planning)


Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik (strategic planning), perencanaan strategik adalah
proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah
alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk menentukan strategi,
sedangkan perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik (strategic plans). Dalam proses perumusan strategi,
manajemen memutuskan visi, misi, dan tujuan organisasi serta strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan strategik
merupakan proses menurunkan stratgi dalam bentuk program-program.
Proses strategik merupakan proses yang sistematik yang memiliki prosedur dan skedul yang jelas. Organisasi yang
tidak memiliki atau tidak melakukan perencanaan strategik akan mengalami masalah dalam penganggaran, misalnya terjadinya
beban kerja anggaran (budget workload) yang terlalu berat, alokasi sumber daya yang tidak tepat sasaran, dan dilakukannya
pilihan strategi yang salah. Orientasi dilakukannya manajemen strategik pada organisasi publik menuntut adanya strategic vision,
strategic thinking, strategic leadership, dan strategic organization.
Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi
Perencanaan strategik sangat penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi adalah:
a.

Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif;

b.

Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan;

c.

Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannnya alokasi sumber daya yang optimal (efektif dan efisien);

d.

Sebagai kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action);

e.

Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas, dan

f.

Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.


Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer puncak dengan manajer
level bawahannya. Adanya komunikasi ini akan memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level
bawah mengenai strategi terbaik untuk mecapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Hal ini akan mendorong terwujudnya good
congruence.
Mengubah Perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan strategik dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi dan memberika arahan perubahan.
Perencanaan strategik perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Untuk itu, perencanaan strategik harus
didukung oleh hal-hal sebagai berikut:

a.

Struktur pendukung, baik secara manajerial maupun political will.

b.

Proses dan praktik implementasi di lapangan; dan

c.

Kultur organisasi
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Desain sistem pengendalian manajemen harus
didukung oleh struktur organisasi yang sesuai. Visi, misi, tujuan, dan strategi yang sudah disusun secara baik dapat gagal dicapai

apabila struktur organisasi tidak mendukung strategi. Oleh karena itu perlu dilakukan restrukturisasi dan reorganisasi
(institutional reform) agar selaras dengan strategi dan desain sistem pengendalian manajemen. Restrukturisasi tersebut didasarkan
pada prinsip:
a.

Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif.

b.

Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan kebijakan hingga level bawah.

c.

Dewan bertang jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai
kinerja manajemen (eksekutif).
Proses dan praktik implementasi di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem pengendalian. Perencanaan strategik
harus didukung dengan budaya organisasi yang kuat. Perencanaan strategik harus diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap
anggota organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan efisien.
Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah menentukan anggaran. Tahap
penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada
organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut
terutama adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan bagian dari
proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan
(rewards) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Pemberian imbalan (reward) dapat
berupa finansial dan nonfinansial seperti pshycologoical reward dan social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya
finansial misalnya berupa kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan sosial misalnya berupa
promosi jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih
baik, dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman untuk kondisi tertentu diperlukan. Namun, orientasi penilaian
kinerja hendaknya lebih diarahkan pada pemberian penghargaan (reward oriented)..
BAB 4
PENGANGGRAN SEKTOR PUBLIK
A.

KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Anggaran merupakan pernyataaan mengenai estimasi kerja yang hendak dicapai selama periode waktu
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiaokan suatu
anggaran. Dalam organisasai sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik dan harus diinformasikan ke
publik. Anggaran sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan
program-program yang dibiayai dengan uang publik.
Penggangaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan
aktivitas dalam satuan moneter. Penganggaran organisasi sektor publik dilakukan dimulai ketika perumusan strategi

dan perencanaan strategic telah selesai dilakukan.

Anggaran merupakan managerial plan for action untuk

memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.


Aspek-aspek yang harus tercangkup dalam anggaran sector public meliputi:
1.
2.
3.

aspek perencanaan;
aspek pengendalian; dan
aspek akuntabilitas public.

Proses penganggaran sektor public akan lebih efektif diawasi oleh lembaga pengawasan khusu yang bertugas
mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaraan.
B.

PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Anggaran publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehn pendapatan dan belanja dalam satuan
moneter. Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan oleh organisasi di masa yang akan datang.
Anggaran publik merupaka suatu rencana finansial yang menyatakan:
1. Berapa biaya ats rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja); dan
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut
(pendapatan).

C.

PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat agar terjamin
secara layak. Ringkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui
anggaran yang dibuat.
Dalam negara demokrasi, peemerintah mewakili kepentingan masyarakat, uang yang dimiliki oleh
pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat
tersebut. Anggaran merukapan blue print keberadaan sebuah Negara dan merupakan arahan di masa yang akan datang.
Anggaran dan Kebijakan Fiskal Pemerintah
Kebijakan fiskal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui
system pengeluaran atau system perpajakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki
pemerintah untuk mengarahkan perkembangan social dan ekonomi, menjamin kesinaambungan, dan meningkatkan
kualitas hidu masyarakat.
Anggaran sektor publik harus memenuhi kriteria berikut:

Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat.


Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintahan daerah.

D.

a.

Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan:


Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan social, ekonomi, menjamim

b.
c.

kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya, pilihan, dan trade off.
Untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap masyarakat.

FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Fungsi utama anggaran sektor publik adalah: 1) sebagai alat perencanaan, 2) alat pengendalian, 3) alat
kebijakan fiskal, 4) alat politik, 5) alat koordinasi dan komunikasi, 6) alat penilaian kerja, 7) alat motivasi, 8) alat
menciptakan ruangan publik.

Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)


Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah,
berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa h

asil yang diperoleh bagi belanja pemerintah.

Anggaran sebagai alat perencanaan dizgunakan untuk:


a)

merupakan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan,

b)

merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternative sumber
pembiayaan,

c)

mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun,

d)

menentukan indicator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)


Anggaran membrikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaann yang dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Anggaran digunakan untuk menghindari adanya overspendin, under
spending,dan misappropriation.
Cara pengendalian anggaran publik:
a.

Membandingkan kenerja actual serta kinerja yang dianggarakan;

b.

Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances);

c.

Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) atas
suatu varians;

d.

Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)


Anggaran dapat digunakan sebagai alat menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui
anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan
estimasi ekonomi.
Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)
Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekuti f dan kesepakatan legislative atas
penggunaan dana publik. Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik membutuhkaan political skill, coalition building,
keahlian bernegoisasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh manajer publik.
Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and Communication Tool)
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan dan juga berfungsi sebagai alat
komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan keseluruh bagian organisasi
untuk dilaksanakan.
Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement Tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif).
Kinerja eksekutif dinilai berdasar pencapaian target nggaran dan efiseinsi anggaran.
Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)
Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya hendaknya bersifat challenging but attainable atau
demanding but achieveaable. Maksudnya adalah target anggran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat
terpenuhi, namun juga jangan terlalu terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
Anggaran Sebagai Alat Menciptakan Ruang Publik (Public Sphere)
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses
penganggaran publik.

E.

JENIS_JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Anggaran sector publik dibagi menjadi dua:
1.

Anggaran Operasional, dan

2.

Anggaran Modal

Anggaran Operasional
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam

menjalankan

pemerintahan. Contohnya adalan Belanja Rutin. Belanja Rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya satu tahun
anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.
Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap. Belanja
Modal/Investasi adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset
atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaanya.
Pada dasrnya pemerintah tidak memilikinuang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah milik publik.
ADanya keterbatasan sumber daya, menyebabkan anggaran memiliki trade-off, sebagian uang tidak dapat dialokasikan
untuk suatu bidang tanpa mengurangi jumlah alokasi pada bidang lainnya,

atau penambahan jumlah pajak yang

dibayarkan oleh publik.


F.

PRINSIP_PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi:
a.

Otorisassi oleh legislative : Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislative terlebih dahulu sebelum

b.

eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.


Komprehensif : Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu,

c.
d.

adanya dana non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif
Keutuhan anggaran : Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.
Nondiscretionary Appropriation : Jumlah yang disetujui oleh dewan legislative harus termanfaatkan secara

e.
f.

ekonomis, efisien, dan efektif.


Periodik : Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun non-tahunan.
Akurat : Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukan cadangan yang tersembunyi yang dapat dijadikan
sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya

g.
h.
G.

underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.


Jelas : Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan.
Diketahui publik : Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Tujuan proses penyusunan anggaran mempunyai tujuan:
1. Membantu pemerinth mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antarbagian dalam lingkungan
2.

pemerintah.
Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses

3.
4.

peemrioritasan.
Memungkinkan bagi pemerintahan untuk memenuhi prioritas belanja.
Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerinth kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas.

Faktor dominan yang terdpat dalam proses penganggaran adalah:


1. Tujuan dan target yang hendakm dicapai
2. Ketersediaan sumber daya (factor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target
4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerinth baru, fluktuasi pasar,
perubahan social dan politik, dll.

H.

Pengelolaan keuangan publik melibatkan aspek penganggaran, akuntansi, pengendalian, dan auditing.
PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN
Richard Musgrave mengidentifikasi tiga pertimbangan ekonomis mengapa pemerinth perlu terlibat dalam
bisnis pengadaaan barang dan jasa bagi masyarakat, yaitu: stabilitas ekonomi, redistribusi pendapatan, dan alokasi
sumber daya. Hal ini dikarenakan, sector pemerintah umumnya berkewajiabn menyediakan pure public goods dan
partial public goods. Oleh karena itu diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian atas penerimaan dan
pengeluaran dana dalam rangka pencapaian tujuan akhir pemerintah.
Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnyaa underfinancing atau overfinancing yang aakan
mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pokok siklus penganggaran
perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh penyelenggaraan pemerintahan, yang terdiri atas:
1. Tahap persiapan anggaran
2. Tahap ratifikasi
3. Tahap impleementasi
4. Tahap pelaporan dan evaluasi
Tahap Persiapan Anggaran
Pada tahan penganggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia.
Sebelum menyetujui taaksiran pengeluaran, terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat.
Tahap Ratifikasi
tahap ratifikasi anggaran melibatkan proses politik yang cukup rrumit dan berat. Pemimpin eksekutif dituntuk
tidak hanya memiliki managerial skill tapi juha political skill, salesmanship, dan coalition building yang
memadai.
Tahap Pelaksanaan Anggaran
Hal terpenting dalam tahap ini adalah system informasi akuntansi dan system pengendalian manajemen
sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran.
Tahap Pelaporan dan Evaluasi
Tahap pelaporan dan evaluasi anggaran terkait dengan aspek akuntabilitas.

BAB 5
JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
A. PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Sistem anggaran sektor publik telah menjadi instrumen kebijakan multifungsi. Agar fungsi
perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan
atas penerimaan dan pengluaran harus dilakukandengan cermat dan sistematis. Ada dua pendekatan
utama perencanaan dan enususnan anggaran publik yaitu:
a. Anggaran tradisional
b. New Public Management
B. ANGGARAN TRADISIONAL
Merupakan pendepatan anggaran yang paling sering dipakai di negara berkebang saat ini. Ada dua
ciri utama dari anggaran tradisional ini, yaitu cara penyusunan berdasarkan incremental, dan struktur
anggaran yang bersifat line-line.
Incrementalism pendekatan dan tujuan utama pendekatan dan tujuan pendekatan tradisional
adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Masalah utamanya tidak adanya
perhatian terhadap konsep value for money. Umumnya anggaran tradisional menggunakan konsep

historic cost of service yang mengakibatkan suatu program atau item lainnya akan muncul lagi dalam
anggaran tahun berikutnya.
Line-item metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item yang sebenarnya
tidak relevan.
Kelemahan Anggaran Tradisional

Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan

jangka panjang
Pendekatan incremental menyebabkan beberapa pengeluaran tidak pernah teliti secara

menyeluruh efektivitasnya
Lebih berorientasi kepada input daripada output
Pembatas antar departemen yang kaku menbuat tujuan nasional sulit dicapai
Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran investasi
Anggaran traditional bersifat secara tahunan
Sentralisasi penyimpanan anggaran serta informasi yang tidak memadai membuat

lemahnya perencanan anggaran


Aliran informasi tidak memadai

C. ANGGARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN NPM


Era New Public Management : mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali populer 1990-an.
Anggaran berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi kinerja, bukan pada
kebijakan. Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler adalah:
1. Pemerintahan katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik
2. Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani
3. Pemerintah yang kompetitif : menyuntikkan semangatkompetisi dalam pemberian
pelayanan publik
4. Pemerintahan yang digerakan oleh misi : mengubah organisasi yang digerak oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakan oleh misi
5. Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi
7. Pemerintahan

wirausaha

mampu

menciptakan

pendapatan

dan

tidak

sekedar

membelanjakan
8. Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripad mengobati
9. Pemerintah desentralisasi : dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja
10. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (siste
prosedur dan pemaksaan)
D. PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN
Era New Public Management mendorong usaha untuk mengembangan pendekatan yang sistematis
dalam perencanaan anggaran sektor publik. Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik
tersebut cenderung berkarakteristik:

Komprehensif/komparatif

Terintegrasi dan lintas departemen

Proses pengambilan keputusan yang rasional

Berjangka panjang

Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas

Analisis total biaya dan manfaat (termasuk opportunity cost)

Berorientasi input, output, and outcome, bukan sekedar input

Adanya pengawasan kinerja

E. ANGGARAN KINERJA
Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value for money dan pengawasan
atas kinerja output. Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Dominasi
pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan melalui internal cost awareness, audit keuangan,
dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal.
Sistem anggaran kinerja : sistem yang mencakup penyusunan program dan tolak ukur
kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran.
F.

ZERO BASED BUDGETING (ZBB)


Konsep ini dimaksudnya untuk mengatasi kelemahan pada sistem anggaran tradisional.
Dengan konsep ini dapat menghilang incrementalism dan line-item karena anggaran
diasumsikan mulai dari nol (zero-base). ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk
menyusun anggaran tahu ini, penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini.
Proses Implementasi
1. Identifikasi unit-unit keputusan : pusat pertanggungjawaban menrupakan unit pembuat
2.

keputusan (decision unit)


Penentuan paket-paket keputusan : merupakan gambara komprehensif mengenai bagian

dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual
a. Paket keputusan mutually-exclusive: paket-paket keputusan yang sama fungsinya
b. Paket keputusan incremental: merefleksikan tingkat usaha yang berbeda
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
Keunggulan :

Dapat menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien

Berfokus pada value for money

Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadi inefisiensi dan ketidakefektivan biaya

Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer

Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran

Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong
organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta
tingkat pengeluaran
Kelemahan :

Prosesnya memakan waktu lama

Cenderung menekankan manfaat janga pendek

Implementasinya membutuhkan teknologi yang maju

Mereview dan meranking merupakan pekerjaan yang melelahkan dan membosankan,

sehingga dapat mempengaruhi keputusan


Membutuhkan staf yang berkeahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi
Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua keputusan harus masuk

dalam anggaran
Implementasinya menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi

G. PLANNING, PROGRAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PBS)


PPBS merupakan teknik penganggaran yang berorientasi pada output dan tujuan, penekanan
utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Program-program yang
disusun harus terkait dengan tujuan organisasi dan tersebar ke seluruh bagian organisasi.
Proses implementasi
1. Menentukan tujuan umum dan tujuan unit organisasi secara jelas
2. Mengidentifikasian program-program dan kegiatan
3. Mengevaluasi alternatif program dengan memperhitungkan cost-benefit
4. Pemilihan program dengan manfaat besar dan biayanya kecil

5. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui


Keunggulan :

Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab manajemen

Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja

Memperbaiki kualitas pelayanan melalui cost awarness

Lintas departemen

Menghilangkan program yang overlapping

Mengguanakn teori marginal utility sehingga mendorong alokasi sumber daya secara
optimal
Kelemahan :

Butuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, sistem pengukuran, dan

staf yang memiliki kapabilitas tinggi


Implementasinya membutuhkan biaya yang besar
Bagus secara teori, sulit dalam implementasi
Mengabaikan realitas politik dan organisasi sebagai kumpulan manusia kompleks
Teknik anggaran yang statistically oriented (kadang kurang tajam)
Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis

Masalah Pengguanaan ZBB dan PPBS


1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif
2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif
3. Ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan politik, dan
4.
5.
6.
7.

ekonomi
Pelaksanaan teknik menimbulkan beban yang berat
Kesulitan dalam membuat tujuan dan erangkingan program
Tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara tepat dan cepat
Adanya hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk perubahan

Bab 6
Analisis Investasi Sektor Publik
Di era yang sudah maju ini tidak salahnya kita mulai kritis dengan program program pemerintah yang akan dilakukan
untuk rakyat. Hal ini tidak lepas pula dengan peran sistem informasi yang sudah maju pula. Investasi sektor publik meliputi
investasi pemerintah itu sendiri, konsumsi yang dilakukan pemerintah,penerimaan pemerintah dari sektor pajak/non pajak.
Dengan adanya sistem informasi yang lebih maju ini maka Analisis investasi sektor publik lebih mengarah terhadap
sistem pengawasan dan audit terhadap investasi yang telah diterima karena investasi yang diterima biasanya berupa modal,
dimana investasi atau modal tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam penggunaanya bagi masyarakat luas
atau hanya akan malah merugikan berbagai pihak yang terdapat didalamnya. Dimana manfaat ini dapat berjangka panjang dalam
masyarakat atau tidak. Dalam mengambil keputusan menginvestasikan sebagian harta miliknya maka haruslah diperhatikan
terlebih dahulu resiko yang akan ditimbulkan dari penginvestasian harta tersebut. Terlebih lagi tidak jarang investasi publik ini
dapat mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah.
Dengan semakin banyak investasi yang dimiliki oleh pemerintah seperti barang-barang yang dibeli untuk untuk
memeperlancar segala kegiatan yang berorientasi sektor publik maka tiap tahun pula perintah harus mengeluarkan sejumlah dana
untuk biaya perawatannya. Tetapi pengeluaran pemerintah yang berlebihan dalam pembelian sejumlah sarana untuk publik dapat
menyebabkan pembengkakan dana yang terjadi pada tahun anggaran yang akan datang.

Tetapi jarang penenanam investasi ini merupakan sisa anggaran tahun lalu yang sisa atau pun belum terpakai,jadi
daripada uang itu digunakan untuk hal hal yang tidak berguna lebih baik uang sisa tersebut digunakan untuk investasi ke
berbagai bidang yang dapat menunjang fasilitas publik yang sudah ada.
Dengan demikian yang di maksud dengan Investasi adalah asset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomik seperti bunga, dividen dan royalty atau manfaat social, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat(laporan pemerintah RI No.24 tahun 2005 Tanggal 13 Juni 2005).
Jadi jika investasi sektor public adalah asset yang diberikan oleh pemerintah kepada public baik manfaatnya dapat
nikmati lansung atau tidak oleh pemerintah itu sendiri yang dapat menyentuh seluruh golongan masyarat itu.
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi
publik. Keputusan Investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang menjadi
prioritas kebijakan. Investasi publik memiliki kaitan erat dengan penganggaran modal/investasi. Penganggaran modal/investasi
merupakan proses untuk menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran
modal/investasi. Analisis investasi berhubungan erat dengan penganggaran fungsional, alokai sumber daya, dan praktik
manajemen keuangan disektor publik. Selain itu, program investasi publik merupakan bentuk dari dual budgeting yaitu
pemisahan anggaran modal/investasi dari anggaran rutin.
Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaranyang akan ditetapkan bagi masing-masing unit
organisasi. Dalam Perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa aspek yang secara bersama-sama
menunjukan keuntungan atau manfaat yang diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Aspek Teknis, aspek social budaya,
aspek ekonomi dan financial, aspek distribusi,
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis invetasi publik adalah:
1. Tingkat diskonto yang digunakan
2. Tingkat inflasi
3. risiko dan ketidakpastian
4. Capital rationing
Investasi dalam sektor publik dibagi menjadi 2 yaitu:
1.

Investasi jangka pendek,karakteristiknya:

Dapat segera diperjual belikan/dicairkan.

Investasi ditujukan dalam rangka manajemen khas yaitu pemerintah dapat menjual investasi apabila timbul kebutuhan khas

Berisiko rendah
Investasi yang digolongkan sebagai investasi jangka pendek meliputi:

Deposit berjangka waktu 3-12 bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis

Pembelian surat utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian SBI.

2.

Investasi jangka panjang,karaktristiknya meliputi:

Investasi tersebut tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam jamgka pendek

Surat berharga tersebut ditujukan untuk mengendalikan suatu badan usaha.

Dapat dibeli pemerintah untuk menjaga hubungan baik dengan pihak lain
Investasi jangka panjang ini dibagi 2 menurut sifatnya;

a.

Permanen,yaitu investasi yang dimaksudkan untuk memiliki berkelanjutan dan dimaksudakn untuk mendapatkan deviden
Investasi permanen dapat berupa:

Pernyataan pemerintah pada perusahaan negara/daerah,yang bukan milik negara dan dapat berupa saham dan bukan saham.

Investasi permanen lainnya dilakukan untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan masyarakat.
Investasi permanen lainnya dilakukan untuk menghaslikan pendapatan atau meningkatkan pelayanan masyarakat,misalnya
investasi property.

b.

Non permanen,yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Investasi yang bersifat non permanen terdiri dari:
- Pembelian obligasi atau surat utang dimiliki sampai tanggal jatuh tempo
- Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat diahlikan.
- Dana yang disisihkan pemerintah untuk pelayanan masyarakat seperti

bantuan modal pada kelompok masyarakat.

- Investasi non permanen lainnya seperti modal penyehatan ekonomi.


Pengeluaran untuk investasi jangka pendek,diakui sebagai pengeluaran khas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagi belanja
dalam realiasai anggaran,sedangkan pengeluaran untuk investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
A. Program Investasi Publik
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi
publik. Keputusan Investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang menjadi
prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan
pengeluaran rutin karena pengeluaran investasi / modal memiliki efek jangka panjang, sedangkan pengeluaran rutin lebih
berdampak jangka pendek. Kesalahan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi tidak saja akan berdampak pada
anggaran tahun berjalan, namun juga akan membebani anggaran tahun-tahun berikutnya.
Investasi publik memiliki kaitan erat dengan penganggaran modal/investasi. Penganggaran modal/investasi merupakan proses
untuk menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran modal/investasi.
Untuk memberikan mekanisme supaya menjadi efektif dan efisien maka perlu dilakukan analisis investasi secara mendalam.
Analisis investasi berhubungan erat dengan penganggaran fungsional, alokasi sumber daya, dan praktik manajemen keuangan
disektor publik. Selain itu, program investasi publik merupakan bentuk dari dual budgeting yaitu pemisahan anggaran
modal/investasi dari anggaran rutin.
Dikebanyakan negara berkembang, anggaran pembangunan dan anggaran rutin dipisahkan. Terkadang terdapat permasalahan
yang sulit diselesaikan diantaranya adalah :
a. Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan program kompherensif
b. Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan dimasa yang akan datang
c. Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada
d. Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi dan pengeluaran rutin.
Untuk menentukan kebutuhan investasi diperlukan dilakukan evaluasi yang mencangkup :
a. Inventarisasi kebutuhan investasi
b. Evaluasi kelayakan investasi
c. Inventarisasi investasi
d. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada
e. Kriteria kelayakan investasi meliputi apek-aspek teknis, sosial budaya, finansial, ekonomi dan aspek distribusi. Perhitungkan
kelayakan investasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis, misalnya NPV, IRR, ARR,PP, cost benefit analysis dan
cost effectiveness analysis
B. Penentuan Kebutuhan Investasi Publik

Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan ditetapkan bagi masing-masing unit
organisasi. Analisis yang mendalam sebelum dilakukan investasi sangat penting dilakukan karena investasi publik berkaitan erat
dengan masalah transparansi dan kewajiban anggaran. Penentuan kebutuhan investasi publik terkait dengan 2 kegiatan, yaitu
peningkatan kuantitas investasi publik dan peningkatan kualitas investasi.
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul investasi. Salah satu penggolongan nya adalah :
1. Investasi penggantian
2. Investasi penambahan kapasitas
3. Investasi baru
C. Aspek Kelayakan investasi
Dalam Perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa aspek yang secara bersama-sama menunjukan
keuntungan atau manfaat yang diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Seluruh aspek harus dipertimbangkan dan
dievaluasi dalam setiap tahap perencanaan anggaran dan siklus pelaksanaan, karena aspek-aspek tersebut satu sama lain saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
- Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan bagian dari analisis investasi yang harus dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak
dilihat dari aspek teknisnya,maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk ditolak.
- Aspek sosial dan budaya
Untuk melaksanakan suatu proyek maka perlu mempertimbangkan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan.
Aspek sosial budaya ini menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dan merata, sehingga mampu
memberikan manfaat bagi masyarakat.
- Aspek ekonomi dan finansial
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi
yang nyata terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan
penggunaan sumber daya yang digunakan. Aspek finansial menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyekyang
diusulkan.
- Aspek distribusi
Keputusan investasi mencangkup keputusan yang perlu dikaitkan dengan masalah distribusi pelayanan publik secara adil dan
merata. untuk itu perlu diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan dari proyek investasi.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis invetasi publik adalah:
1. Tingkat diskonto yang digunakan
2. Tingkat inflasi
3. risiko dan ketidakpastian
4. Capital rationing
Tingkat diskonto
Tingkat diskonto mereflesikan tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu.
Jika suatu proyek tidak memberikan keuntungan yang disyaratkan (required rate of return), maka proyek tersebut harus ditolak.
Penghitungan tingkat diskonto merupakan bagian yang cukup kompleks dalam analisis investasi. Untuk memberikan kemudahan
pemahaman mengenai konsep ini, terlebih dahulu akan dijelaskan praktik yang dilakukan di sektor swasta.
Pada sektor swasta terdapat dua sumber pendanaan, yaitu pembiayaan modal (equity finance) dan pembiayaan utang (debt
finance). Keuntungan yang diperoleh para kreditor sebagai pemberi utang, berupa pembayaran bunga utang, sedangkan investor

memperoleh keuntungan berupa deviden dan gain atas saham yang dimilikinya. Pembiayaan hutang memiliki risiko yang lebih
rendah dibandingkan dengan pembiayaan modal sehingga kreditor akan meminta tingkat kembali (rate of return) yang lebih
rendah dibandingkan dengan investor karena resiko investasi berbanding lurus dengan return investasi. Semakin tinggi risiko
investasi, maka return yang diharapkan juga semakin tinggi. Biaya utang (cost of debt) lebih murah dibandingkan dengan biaya
sendiri (cost of equity) karena pembayaran bunga utang merupakan biaya yang mengurangi pajak.
Berdasarkan asumsi bahwa seluruh biaya dan manfaat suatu proyek telah dinilai cukup, masalah berikutnya yang perlu
dipertimbangkan berfokus pada tingkat diskonto (discount rate) yang cocok yang akan digunakan. Antara biaya dan manfaat
terjadi pada titik waktu yang berbeda, sehingga nilai tersebut perlu didiskontokan untuk beberapa periode waktu sebelum berbagi
alternative investasi diperbandingkan untuk ditentukan investasi mana yang akan dilakukan.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menyatakan social discount rate sebagai suatu tingkat yang
merefleksikan preferensi masyarakat terhadap manfaat saat ini atas manfaat yang akan diterima dimasa yang akan datang, atau
disebut social time preference rata (STPR). Asumsi dalam pendekatan ini adalah generasi mendatang akan lebih sejahtera
daripada generasi sekarang.
Kemungkinan lebih lanjut adalah mencoba untuk menjelaskan social opportunity cost rate (SOCR). Penggunaan analisis
berdasarkan SOCR adalah bahwa sumber daya yang digunakan untuk melakukan investasi disektor publik terbatas dan sumber
daya itu tidak tersedia untuk digunakan ditempat lain. Di sini diasumsikan bahwa investasi di sector swasta (private sector) tidak
akan dilakukan sehingga tingkat kembali investasi yang dapat dihasilkan di sector swasta merefleksikan opportunity cost
investasi sector public. Kesulitan yang muncul adalah dalam menentukan rate of returns disektor swasta. Rate of returns pada
investasi sektor swasta merefleksikan risiko keuangan dan risiko bisnis perusahaan swasta.
Inflasi
Penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi, semakin tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil
keuntungan di masa depan yang diharapkan (expected future returns) sehingga semakin tinggi tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of return semakin tinggi.
Risiko dan ketidakpastian
Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko investasi naik. Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan socialpolitik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko investasi.
Capital Rationing
Capital rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran
investasi. Dalam keadaan seperti ini terdapat beberapa alternative investasi yang dapat dilakukan akan tetapi tidak tersedia cukup
dana untuk membiayai investasi-investasi yang diajukan.
Pada organisasi sector public, selain memperhatikan faktor-faktor diatas penilaian investasi public juga harus memperhatikan halhal berikut :
1. Tingkat utang pemerintah
2. Tingkat kesempatan social yang dikorbankan ( )
3. Social time preference rate
Tingkat utang pemerintah adalah jumlah yang harus dibayarkan pemerintah sehubungan dengan perolehan sumber pembiayaan di
luar pajak, seperti utang luar negeri dan obligasi pemerintah yaitu berupa bunga dan pokok utang, dengan jumlah investasi yang
sama, proyek investasi public yang dilakukan pemerintah yang harus memiliki kualitas yang minimal sama jika proyek tersebut
dilakukan oleh swasta. Sedangkan social time preference rate merefleksikan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh
masyarakat jika menunda konsumsi saat ini untuk kepentingan konsumsi di masa depan.
E. TEKNIK DASAR PENILAIAN INVESTASI PUBLIK

Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi sangat sederhana. Terdapat empat langkah utama untuk mengevaluasi suatu proyek
investasi, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan
Organisasi sector public seringkali dihadapi pada banyak alternatif investasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Keterkaitan
antara satu proyek dengan proyek yang lain perlu dipertimbangkan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan atau penolakan
suatu investasi akan mempengaruhi investasi yang lain.
2. Menentukan semua manfaat dan biaya daro proyek yang akan dilaksanakan (cost/benefit relationship).
Perhitungan manfaat dan biaya harus pula dimasukkan analisis maanfaat dan biaya social (social cast/benefit) yang timbulkan
dari investasi public yang akan dilakukan. Dalam analisis biaya-manfaat ini, benefit (manfaat) ditekankan pada semua
keunggulan ekonomi dan social yang diperoleh. Sedangkan untuk cost (biaya) ditekankan pada kelemahan-kelemahan proyek
yang dikuantifikasikan dalam bentuk uang. Dilain pihak, manfaat-manfaat social juga akan diperoleh dari pembuatan jalan baru
tersebut seperti pengurangan kemacetan lalu lintas, mempercepat perjalanan, pengurangi biaya pendistribusian barang, dan lain
sebagainya.
3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah.
Langkah kedua adalah menghitung manfaat dan biaya investasi dalam satuan rupiah. Terkadang terdapat kesulitan dalam langkah
kedua ini. Kesulitan yang dihadapi adalah apabila biaya dan manfaat dati suatu proyek tidak dapat diukur dalam bentuk rupiah,
misalnya manfaat dan biaya social, yang dapat dilakukan adalah menghitung nilai manfaat dari proyek secara tidak langsung,
yaitu dengan menggunakan (cost-efectieness analysis).
4. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang tinggi
Resiko biaya dan manfaat atau efektivitas biaya merupakan titik awal penentuan penerimaan proyek, ada banyak ketidakpastian
yang dapat mempengaruhi hitungan, Tidak semua biaya dan manfaat social dapat dimasukkan dalam perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai