B.
2.
3.
4.
5.
6.
Tingkat inflasi
Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
Struktur produksi
Tenaga kerja
dll
Pertumbuhan penduduk
Struktur usia penduduk
Migrasi
Tingkat kesehatan
VALUE OF MONEY
Sektor public sering dinilai tidak efisien, boros, dan sumber dari kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi.
Tuntutan pun akhirnya muncul agar organisasi memperhatikan value for money dalam menjalankan aktivitasnya. Value
of money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor public yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu:
1. Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah.
2. Efisiensi: pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk
3.
Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value of money, namun beberapa pihak berpendapat bahwa tiga elemen
saja belum cukup. Perlu ditambah dua elemen lain yaitu keadilan (equity) yang mengacu pada kesempatan sosial
(social opportunity) yang sama untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi, dan
kesetaraan (equality) artinya penggunaan uang public hendaknya tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentu
saja, melainkan dilakukan secara merata.
EKONOMI
EFISIENSI
EFEKTIVITAS
Outcome
Input,Input
merupakan sumber daya
yang digunakan untuk pelaksanaan
Output suatu kebijakan, program, dan aktivitas.
Input
Nilai
Contohnya, dokter
(Rp) di rumah sakit, tanah untuk jalan baru, guru di sekolah, dsb. Input dapat dinyatakan secara kuantitatif dapat
pula dinyatakan dengan nilai uang.
Output, merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan. Pada umumnya output yang
diinginkan saja yang dibicarakan, sedangkan output yang tidak diinginkan atau efek samping jarang dibicarakan. Mengukur
output dapat dikatakan lebih sulit, terlebih ketika mengukur sesuatu seperti pelayanan sosial (pendidikan, keamanan, atau
kesehatan)
Sasaran antara (throughput) memerlukan data input dan output yang memadai karena value for money mempunyai
kaitan erat dengan pengukuran output dan input. Permasalahan yang seringkali muncul adalah tidak tersedianya data yang
lengkap terutama data output. Tidak lengkapnya data tidak berarti analisis value for money tidak dapat dilakukan karena
organisasi sektor publik biasa menggunakan output antara (intermediate output) atau indicator kinerja (performance indicator)
sebagai alat ukur output.
Outcome, adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu. Outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan
(objectives) atau target yang hendak dicapai. Penetapan dan pengukuran terhadap outcome seringkali lebih sulit disbanding
penetapan dan pengukuran terhadap input maupun output. Beberapa hal yang menyebabkan outcome lebih sulir ditetapkan dan
diukur:
1.
Outcome seringkali tidak dapat diekspresikan dalam cara yang sederhana yang memudahkan proses monitoring
2.
3.
(pemantauan).
Adanya masalah politik dalam proses penetapan outcome.
Dalam penentuan outcome sangat perlu untuk mempertimbangkan dimensi kualitas.
Implementasi konsep value of money diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor
publik. Manfaat dari implementasi tersebut antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran;
Meningkatkan mutu pelayanan publik;
Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input;
Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik; dan
Meningkatkan kesadaran akan uang publil (public cost awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik.
D.
sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva) dan eksternal (saham, obligasi, utang bank)
Pola pertanggungjawaban: sektor publik bertanggungjawaban kepada masyarakat dan parlemen. Sedangkan sektor
4.
5.
6.
7.
perusahaan.
Sistem akuntansi yang digunakan: sektor public menggunakan Cash Accounting, dan sektor swasta Accrual
Accounting.
E.
2.
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab
mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya. Tujuan ini
terkait dengan akuntabilitas.
Pengambilan keputusan, terutama untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya.
Pemilihan program dan penilaian investasi.
Penentuan indicator kinerja sektor public.
G.
1.
Participation: keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dari karakteristik di atas, paling tidak terdapat tiga hal yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor public yaitu
penciptaan transparansi, akuntabilitas public, dan value of money. Untuk mewujudkannya, diperlukan reformasi
kelembagaan dan reformasi manajemen public, yang terkait:
1.
2.
3.
4.
Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolaan uang rakyat ( public money) dilakukan secara
transparan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas public.
H.
AKUNTABILITAS PUBLIK
Akuntabilitas public adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada
pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas
public terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Akuntabilitas vertical: pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas ytang lebih tinggi.
2. Akuntabilitas horizontal: pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas public harus dilakukan oleh organisasi sektor public yang terdiri atas beberapa dimensi. Terdapat empat
dimensi yang harus dipenuhi, yaitu:
1.
2.
Akuntabilitas proses
Terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal
kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi.
3.
Akuntabilitas program
Terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah
mempertimbangkan alternative program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.
4.
Akuntabilitas kebijakan
Terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
I.
PRIVATISASI
Perusahaan public juga tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi, dan
sumber pemborosan negara. Rendahnya kinerja perusahaan public diperkuat dengan bukti ambruknya sektor bisnis
pemerintah di banyak negara sehingga menimbulkan pertanyaan public mengenai kemampuan pemerintah dalam
menjalankan perusahaan public secara ekonomis dan efisien. Di Indonesia sendiri masih banyak BUMN/BUMD yang
dijalankan secara tidak efisien dabn hal tersebut disebabkan adanya intervensi politik, sentralisasi, rent seeking
behavior, dan manajemen yang buruk.
Dalam era globalisasi BUMN/BUMD akan menghadapi tekanan-tekanan seperti berikut:
1. Regulation & political pressure: dituntut untuk memberikan bagian laba perusahaan kepada pemerintah
2. Social pressure : tekanan dari masyarakat untuk menghasilkan produk yang murah dan berkualitas
3.
tinggi.
Rent seeking behavior: berhadapan dengan orang-orang yang mencoba melakukan rent seeking, korupsi,
4.
Di sisi lain, BUMN/BUMD harus melakukan strategi efisiensi agar bisa menjadi entitas bisnis yang tangguh
dan professional sehingga memiliki daya saing. Privatisasi sendiri merupakan salah satu upaya mereformasi
perusahaan public untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan-perusahaan public. Privatisasi
berarti pelibatan modal swasta dalam struktur modal perusahaan public sehingga kinerja finansial dapat
dipengaruhi secara langsung oleh investor melalui mekanisme pasar uang. Di Indonesia, saat ini mulai ada
upaya untuk melakukan privatisasi atas perusahaan-perusahaan milik negara untuk menjadikan perusahaan
negara tersebut efisien dan professional, sehingga mampu bersaing di era globalisasi ekonomi.
J.
OTONOMI DAERAH
Misi utama UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah adalah desentralisasi. Secara teoritis, desentralisasi ini diharapkan akan
menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu:
1. Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong
pemerataan hasil-hasil pembangunan (keadilan) di seluruh daerah dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi
2.
Implikasi otonomi daerah terhadap akuntansi sektor public adalah bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi keuangan kepada public, DPRD, dan pihak-pihak
yang menjadi stakeholder pemerintah daerah. Pengembangan sistem akuntansi daerah merupakan suatu tantangan
karena lingkungan sektor public yang sangat kompleks membutuhkan kompetensi tersendiri untuk mendesain sistem
akuntansi yang akan diterapkan.
BAB 2
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
A.
PENDAHULUAN
Peran utama akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer publik dalam
melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi digunakan sebgai alat bantu manajer sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai. Institute of Management Accountants (1981) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagau
proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, penginterpretasian, dan pengkomunikasian
informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk
menjamin sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.
Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari
manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan penginterpretasian informasi yang digunakan untuk:
a.
Perumusan strategi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
B.
Akuntansi manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan. Proses
perencanaan melibatkan aspek perilaku yaitu partisipasi dalam pengembangan sistem perencanaan, penetapan tujuan, dan
pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan. Perencanaan organisasi sangat penting
dilakukan untunk mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedkan sebagai:
C.
Sifat organisasi bersifat bisnis, sehingga berorientasi pada perolehan laba, maka alat pengendaliannya lebih banyak bertumpu
pada mekanisme negosiasi, namun bervariasi sesuai tingkatan manajemen. Organisasi sektor publik yang tidak mengejar laba,
maka alat pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama pengendalian organisasi yaitu
mengkuantifikasian keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter.
Dalam memahami akuntansi sebagai alat engendalia perlu dibedakan penggunaan informasi akuntansi sebagai alat pengendalian
keuangan dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi. Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem
aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.
D.
Tanpa pengendalian perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tindak lanjut untuk mengidentifikasi apakah rencana
organisasi telah dicapai. Menurut Jones dan Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial pada
organisasi sektor publik menjadi 5 tahap, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
E.
Peran utamaakuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik yaitu memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal
kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Peran lainnya adalah:
Perencananan Strategik membuat alternatif program yang dapat mendukung stratei organisasi yang dipilih berdasarkan
skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki. Akuntansi manajemen dihadapkan pada permasalahan efisiensi biaya, kualitas
produk, dan pelayanan. Kualitas pelayanan publik yang tinggi dan murah, dapat diperoleh jika pemerintah mengadopsi sistem
informasi akuntansi manajemen yang modern.
Pemberian Informasi Biaya akuntansi biaya pada sektor publik berperan untuk memberikan informasi mengenai
pengeluaran publik yang dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal. Kategori biaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Biaya input : sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan, bisa berupa biaya tenaga kerja maupun
Cost finding : pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibuuhkan untuk menghasilkan produk/jasa.
Cost recording : melakukan kegiatan pencatatan data ke dalam sistem akuntansi organisasi.
Cost analyzing : menganalisis biaya, yaitu mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume
masyarakat, manajemen bersifat proaktif dalam penghematan, serta keseriusan top manajement.
Cost reporting : memberi informasi secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk internal report, yang kemudian akan
disampaikan kepada pihak eksternal.
Penilaian Investasi akuntansi manajemen dibutuhkan untuk menilai kelayakan investasi kelayakan investasi secara ekonomi
dan finansial. Penilaian investasi menggunakan analisis cost benefit analysis dengan tidak hanya melihat sisi finansial tapi juga
mencakup biaya sosial dan manfaat sosial. Untuk memudahkan, maka digunakan analisis cost effectiveness analysis yaitu
menekankan seberapa besar dampak yang dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.
Penganggaran akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif. Tiga fungsi
anggaran yaitu alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilitasi.
Penentuan Biaya Pelayanan akuntansi manajemen digunakan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang
akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, dan subsidinya.
Penilaian Kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebagai indikator kinerja kunci.
Bab 3
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
A.
dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6)
Pengendalian, (7) Penilaian kinerja.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan atau
kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen sektor
publik berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang
sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang
mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena sistem pengendalian manajemen
berfokus pada unit-unit organisasi sebagaui pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan
penilaian kinerja. Manajemen sumber daya manusia harus dilakukan sejak proses seleksi dan rekruitmen, training,
pengembangan, dan promosi hingga pemberhentian karyawan. Faktor lingkungan meliputi kestabilan politik, ekonomi, sosial,
keamanan, dan sebagainya. Kesemua unsur tersebut hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi organisasi.
B.
1.
2.
3.
Pengendalian kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
C.
1.
Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya;
2.
3.
4.
Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
5.
6.
Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen; dan
7.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumber
daya input yang digunakan dengan output dihasilkan, kemudian dikaitkan dengan target kinerja. input diukur dengan jumlah
sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai belanja (pengeluaran) yang telah dilakukan dan
output yang dihasilkan selama masa anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen untuk
dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang dicapai dengan angggaran. Jika sistem pengendalian anggaran
berjalan dengan baik, maka informasi yang dikirimkan kepada manajer harus relevan dan tepat waktu.
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar tidak
terjadi bias atau penyimpangan. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian yang paling kompeten untuk menyiapkan
anggaran karena merekalah yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan aktivitas pelayanan masyarakat. Pusat
pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting. Keberadaan departemen
anggaran dan komite anggaran pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya anggaran yang efektif.
Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya banyak diketahui oleh bagian departemen
anggaran. Departemen anggaran memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
b.
Mengkoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai dasar anggaran (asumsi tersebut misalnya tingkat inflasi, nilai tukar,
dan harga migas);
c.
d.
Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada budgette (budget holder) dan manajer pusat
pertanggungajawaban;
e.
Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, mengintepretasikan hasil, dan menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat
pertanggungjawaban; dan
f.
D.
1.
2.
3.
Penganggaran
4.
5.
Evaluasi kinerja
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui
metoda management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi orang-orang didalam organisasi
tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi
atau melalui pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Dalam tujuan organisasi setiap orang memiliki tujuan personal (individual goal). Untuk menyikapi hal tersebut perlu
adanya suatu jembatan yang mampu mengantarkan organisasi mencapai tujuannnya, yaitu tercapainya keselarasan
antara individual goal denganorganization goal. Dalam hal ini, sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi
jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujaun personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor
pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem
aturan (rules of the game), dan reward & funishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor eksternal dan
internal. Faktor pengendalian informal misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan (dalam sistem pemerintahan dikenal istilah
abdi negara dan abdi masyarakat, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi, gaya manajemen ( management
style), dan gaya komunikasi (communication style).
Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan kebijakan, serta
strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top management). Dalam
organisasi pemerintahan, perumusan straegi dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) yang akan menjadi acuan bagi eksekutif dalam bertindak.
Strategi yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi global (makro) atau dalam perusahaan
disebut corporate level strategy. Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi.
Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT ( strenght, weakness, opportunity, threath).
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi
perusahaan dapat beruabah atau mengalami revisi (strategy revision), jika terdapat lingkungan yang berubah yang dipengaruhi
oleh adanya ancaman (threat) dan kesempatan (opportunity) misalnya adanya inovasi teknologi baru, peraturan pemerintah baru,
atau perubahan lingkungan politik dan ekonomi lokal dan global.
Proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi oileh sektor swasta. Sama halnya dengan
sektor swasta, tahap paling awal dari manajeen strategik pada sektor publik adalah perencanaan. Perencanaan dimulai dari
perumusan strategi. Olsen dan Eadie (1982) menyatakan proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu:
Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif organisasi dan memberikan kerangka
pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment) faktor-faktor eksternal yang
sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal
berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi
Implementasi dan pengendalian rencana strategik
Sementara itu, Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b.
Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan;
c.
Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannnya alokasi sumber daya yang optimal (efektif dan efisien);
d.
Sebagai kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action);
e.
Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas, dan
f.
a.
b.
c.
Kultur organisasi
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Desain sistem pengendalian manajemen harus
didukung oleh struktur organisasi yang sesuai. Visi, misi, tujuan, dan strategi yang sudah disusun secara baik dapat gagal dicapai
apabila struktur organisasi tidak mendukung strategi. Oleh karena itu perlu dilakukan restrukturisasi dan reorganisasi
(institutional reform) agar selaras dengan strategi dan desain sistem pengendalian manajemen. Restrukturisasi tersebut didasarkan
pada prinsip:
a.
Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif.
b.
Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan kebijakan hingga level bawah.
c.
Dewan bertang jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai
kinerja manajemen (eksekutif).
Proses dan praktik implementasi di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem pengendalian. Perencanaan strategik
harus didukung dengan budaya organisasi yang kuat. Perencanaan strategik harus diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap
anggota organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan efisien.
Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah menentukan anggaran. Tahap
penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada
organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut
terutama adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan bagian dari
proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan
(rewards) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Pemberian imbalan (reward) dapat
berupa finansial dan nonfinansial seperti pshycologoical reward dan social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya
finansial misalnya berupa kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan sosial misalnya berupa
promosi jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih
baik, dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman untuk kondisi tertentu diperlukan. Namun, orientasi penilaian
kinerja hendaknya lebih diarahkan pada pemberian penghargaan (reward oriented)..
BAB 4
PENGANGGRAN SEKTOR PUBLIK
A.
aspek perencanaan;
aspek pengendalian; dan
aspek akuntabilitas public.
Proses penganggaran sektor public akan lebih efektif diawasi oleh lembaga pengawasan khusu yang bertugas
mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaraan.
B.
C.
D.
a.
b.
c.
merupakan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan,
b)
merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternative sumber
pembiayaan,
c)
mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun,
d)
b.
c.
Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) atas
suatu varians;
d.
E.
2.
Anggaran Modal
Anggaran Operasional
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan
pemerintahan. Contohnya adalan Belanja Rutin. Belanja Rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya satu tahun
anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.
Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap. Belanja
Modal/Investasi adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset
atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaanya.
Pada dasrnya pemerintah tidak memilikinuang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah milik publik.
ADanya keterbatasan sumber daya, menyebabkan anggaran memiliki trade-off, sebagian uang tidak dapat dialokasikan
untuk suatu bidang tanpa mengurangi jumlah alokasi pada bidang lainnya,
Otorisassi oleh legislative : Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislative terlebih dahulu sebelum
b.
c.
d.
adanya dana non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif
Keutuhan anggaran : Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.
Nondiscretionary Appropriation : Jumlah yang disetujui oleh dewan legislative harus termanfaatkan secara
e.
f.
g.
h.
G.
pemerintah.
Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses
3.
4.
peemrioritasan.
Memungkinkan bagi pemerintahan untuk memenuhi prioritas belanja.
Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerinth kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas.
H.
Pengelolaan keuangan publik melibatkan aspek penganggaran, akuntansi, pengendalian, dan auditing.
PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN
Richard Musgrave mengidentifikasi tiga pertimbangan ekonomis mengapa pemerinth perlu terlibat dalam
bisnis pengadaaan barang dan jasa bagi masyarakat, yaitu: stabilitas ekonomi, redistribusi pendapatan, dan alokasi
sumber daya. Hal ini dikarenakan, sector pemerintah umumnya berkewajiabn menyediakan pure public goods dan
partial public goods. Oleh karena itu diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian atas penerimaan dan
pengeluaran dana dalam rangka pencapaian tujuan akhir pemerintah.
Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnyaa underfinancing atau overfinancing yang aakan
mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pokok siklus penganggaran
perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh penyelenggaraan pemerintahan, yang terdiri atas:
1. Tahap persiapan anggaran
2. Tahap ratifikasi
3. Tahap impleementasi
4. Tahap pelaporan dan evaluasi
Tahap Persiapan Anggaran
Pada tahan penganggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia.
Sebelum menyetujui taaksiran pengeluaran, terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat.
Tahap Ratifikasi
tahap ratifikasi anggaran melibatkan proses politik yang cukup rrumit dan berat. Pemimpin eksekutif dituntuk
tidak hanya memiliki managerial skill tapi juha political skill, salesmanship, dan coalition building yang
memadai.
Tahap Pelaksanaan Anggaran
Hal terpenting dalam tahap ini adalah system informasi akuntansi dan system pengendalian manajemen
sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran.
Tahap Pelaporan dan Evaluasi
Tahap pelaporan dan evaluasi anggaran terkait dengan aspek akuntabilitas.
BAB 5
JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
A. PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Sistem anggaran sektor publik telah menjadi instrumen kebijakan multifungsi. Agar fungsi
perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan
atas penerimaan dan pengluaran harus dilakukandengan cermat dan sistematis. Ada dua pendekatan
utama perencanaan dan enususnan anggaran publik yaitu:
a. Anggaran tradisional
b. New Public Management
B. ANGGARAN TRADISIONAL
Merupakan pendepatan anggaran yang paling sering dipakai di negara berkebang saat ini. Ada dua
ciri utama dari anggaran tradisional ini, yaitu cara penyusunan berdasarkan incremental, dan struktur
anggaran yang bersifat line-line.
Incrementalism pendekatan dan tujuan utama pendekatan dan tujuan pendekatan tradisional
adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Masalah utamanya tidak adanya
perhatian terhadap konsep value for money. Umumnya anggaran tradisional menggunakan konsep
historic cost of service yang mengakibatkan suatu program atau item lainnya akan muncul lagi dalam
anggaran tahun berikutnya.
Line-item metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item yang sebenarnya
tidak relevan.
Kelemahan Anggaran Tradisional
Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan
jangka panjang
Pendekatan incremental menyebabkan beberapa pengeluaran tidak pernah teliti secara
menyeluruh efektivitasnya
Lebih berorientasi kepada input daripada output
Pembatas antar departemen yang kaku menbuat tujuan nasional sulit dicapai
Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran investasi
Anggaran traditional bersifat secara tahunan
Sentralisasi penyimpanan anggaran serta informasi yang tidak memadai membuat
wirausaha
mampu
menciptakan
pendapatan
dan
tidak
sekedar
membelanjakan
8. Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripad mengobati
9. Pemerintah desentralisasi : dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja
10. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (siste
prosedur dan pemaksaan)
D. PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN
Era New Public Management mendorong usaha untuk mengembangan pendekatan yang sistematis
dalam perencanaan anggaran sektor publik. Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik
tersebut cenderung berkarakteristik:
Komprehensif/komparatif
Berjangka panjang
E. ANGGARAN KINERJA
Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value for money dan pengawasan
atas kinerja output. Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Dominasi
pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan melalui internal cost awareness, audit keuangan,
dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal.
Sistem anggaran kinerja : sistem yang mencakup penyusunan program dan tolak ukur
kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran.
F.
dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual
a. Paket keputusan mutually-exclusive: paket-paket keputusan yang sama fungsinya
b. Paket keputusan incremental: merefleksikan tingkat usaha yang berbeda
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
Keunggulan :
Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong
organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta
tingkat pengeluaran
Kelemahan :
dalam anggaran
Implementasinya menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi
Lintas departemen
Mengguanakn teori marginal utility sehingga mendorong alokasi sumber daya secara
optimal
Kelemahan :
Butuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, sistem pengukuran, dan
ekonomi
Pelaksanaan teknik menimbulkan beban yang berat
Kesulitan dalam membuat tujuan dan erangkingan program
Tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara tepat dan cepat
Adanya hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk perubahan
Bab 6
Analisis Investasi Sektor Publik
Di era yang sudah maju ini tidak salahnya kita mulai kritis dengan program program pemerintah yang akan dilakukan
untuk rakyat. Hal ini tidak lepas pula dengan peran sistem informasi yang sudah maju pula. Investasi sektor publik meliputi
investasi pemerintah itu sendiri, konsumsi yang dilakukan pemerintah,penerimaan pemerintah dari sektor pajak/non pajak.
Dengan adanya sistem informasi yang lebih maju ini maka Analisis investasi sektor publik lebih mengarah terhadap
sistem pengawasan dan audit terhadap investasi yang telah diterima karena investasi yang diterima biasanya berupa modal,
dimana investasi atau modal tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam penggunaanya bagi masyarakat luas
atau hanya akan malah merugikan berbagai pihak yang terdapat didalamnya. Dimana manfaat ini dapat berjangka panjang dalam
masyarakat atau tidak. Dalam mengambil keputusan menginvestasikan sebagian harta miliknya maka haruslah diperhatikan
terlebih dahulu resiko yang akan ditimbulkan dari penginvestasian harta tersebut. Terlebih lagi tidak jarang investasi publik ini
dapat mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah.
Dengan semakin banyak investasi yang dimiliki oleh pemerintah seperti barang-barang yang dibeli untuk untuk
memeperlancar segala kegiatan yang berorientasi sektor publik maka tiap tahun pula perintah harus mengeluarkan sejumlah dana
untuk biaya perawatannya. Tetapi pengeluaran pemerintah yang berlebihan dalam pembelian sejumlah sarana untuk publik dapat
menyebabkan pembengkakan dana yang terjadi pada tahun anggaran yang akan datang.
Tetapi jarang penenanam investasi ini merupakan sisa anggaran tahun lalu yang sisa atau pun belum terpakai,jadi
daripada uang itu digunakan untuk hal hal yang tidak berguna lebih baik uang sisa tersebut digunakan untuk investasi ke
berbagai bidang yang dapat menunjang fasilitas publik yang sudah ada.
Dengan demikian yang di maksud dengan Investasi adalah asset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomik seperti bunga, dividen dan royalty atau manfaat social, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat(laporan pemerintah RI No.24 tahun 2005 Tanggal 13 Juni 2005).
Jadi jika investasi sektor public adalah asset yang diberikan oleh pemerintah kepada public baik manfaatnya dapat
nikmati lansung atau tidak oleh pemerintah itu sendiri yang dapat menyentuh seluruh golongan masyarat itu.
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi
publik. Keputusan Investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang menjadi
prioritas kebijakan. Investasi publik memiliki kaitan erat dengan penganggaran modal/investasi. Penganggaran modal/investasi
merupakan proses untuk menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran
modal/investasi. Analisis investasi berhubungan erat dengan penganggaran fungsional, alokai sumber daya, dan praktik
manajemen keuangan disektor publik. Selain itu, program investasi publik merupakan bentuk dari dual budgeting yaitu
pemisahan anggaran modal/investasi dari anggaran rutin.
Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaranyang akan ditetapkan bagi masing-masing unit
organisasi. Dalam Perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa aspek yang secara bersama-sama
menunjukan keuntungan atau manfaat yang diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Aspek Teknis, aspek social budaya,
aspek ekonomi dan financial, aspek distribusi,
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis invetasi publik adalah:
1. Tingkat diskonto yang digunakan
2. Tingkat inflasi
3. risiko dan ketidakpastian
4. Capital rationing
Investasi dalam sektor publik dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Investasi ditujukan dalam rangka manajemen khas yaitu pemerintah dapat menjual investasi apabila timbul kebutuhan khas
Berisiko rendah
Investasi yang digolongkan sebagai investasi jangka pendek meliputi:
Deposit berjangka waktu 3-12 bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis
Pembelian surat utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian SBI.
2.
Dapat dibeli pemerintah untuk menjaga hubungan baik dengan pihak lain
Investasi jangka panjang ini dibagi 2 menurut sifatnya;
a.
Permanen,yaitu investasi yang dimaksudkan untuk memiliki berkelanjutan dan dimaksudakn untuk mendapatkan deviden
Investasi permanen dapat berupa:
Pernyataan pemerintah pada perusahaan negara/daerah,yang bukan milik negara dan dapat berupa saham dan bukan saham.
Investasi permanen lainnya dilakukan untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan masyarakat.
Investasi permanen lainnya dilakukan untuk menghaslikan pendapatan atau meningkatkan pelayanan masyarakat,misalnya
investasi property.
b.
Non permanen,yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Investasi yang bersifat non permanen terdiri dari:
- Pembelian obligasi atau surat utang dimiliki sampai tanggal jatuh tempo
- Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat diahlikan.
- Dana yang disisihkan pemerintah untuk pelayanan masyarakat seperti
Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan ditetapkan bagi masing-masing unit
organisasi. Analisis yang mendalam sebelum dilakukan investasi sangat penting dilakukan karena investasi publik berkaitan erat
dengan masalah transparansi dan kewajiban anggaran. Penentuan kebutuhan investasi publik terkait dengan 2 kegiatan, yaitu
peningkatan kuantitas investasi publik dan peningkatan kualitas investasi.
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul investasi. Salah satu penggolongan nya adalah :
1. Investasi penggantian
2. Investasi penambahan kapasitas
3. Investasi baru
C. Aspek Kelayakan investasi
Dalam Perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa aspek yang secara bersama-sama menunjukan
keuntungan atau manfaat yang diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Seluruh aspek harus dipertimbangkan dan
dievaluasi dalam setiap tahap perencanaan anggaran dan siklus pelaksanaan, karena aspek-aspek tersebut satu sama lain saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
- Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan bagian dari analisis investasi yang harus dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak
dilihat dari aspek teknisnya,maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk ditolak.
- Aspek sosial dan budaya
Untuk melaksanakan suatu proyek maka perlu mempertimbangkan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan.
Aspek sosial budaya ini menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dan merata, sehingga mampu
memberikan manfaat bagi masyarakat.
- Aspek ekonomi dan finansial
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi
yang nyata terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan
penggunaan sumber daya yang digunakan. Aspek finansial menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyekyang
diusulkan.
- Aspek distribusi
Keputusan investasi mencangkup keputusan yang perlu dikaitkan dengan masalah distribusi pelayanan publik secara adil dan
merata. untuk itu perlu diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan dari proyek investasi.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis invetasi publik adalah:
1. Tingkat diskonto yang digunakan
2. Tingkat inflasi
3. risiko dan ketidakpastian
4. Capital rationing
Tingkat diskonto
Tingkat diskonto mereflesikan tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu.
Jika suatu proyek tidak memberikan keuntungan yang disyaratkan (required rate of return), maka proyek tersebut harus ditolak.
Penghitungan tingkat diskonto merupakan bagian yang cukup kompleks dalam analisis investasi. Untuk memberikan kemudahan
pemahaman mengenai konsep ini, terlebih dahulu akan dijelaskan praktik yang dilakukan di sektor swasta.
Pada sektor swasta terdapat dua sumber pendanaan, yaitu pembiayaan modal (equity finance) dan pembiayaan utang (debt
finance). Keuntungan yang diperoleh para kreditor sebagai pemberi utang, berupa pembayaran bunga utang, sedangkan investor
memperoleh keuntungan berupa deviden dan gain atas saham yang dimilikinya. Pembiayaan hutang memiliki risiko yang lebih
rendah dibandingkan dengan pembiayaan modal sehingga kreditor akan meminta tingkat kembali (rate of return) yang lebih
rendah dibandingkan dengan investor karena resiko investasi berbanding lurus dengan return investasi. Semakin tinggi risiko
investasi, maka return yang diharapkan juga semakin tinggi. Biaya utang (cost of debt) lebih murah dibandingkan dengan biaya
sendiri (cost of equity) karena pembayaran bunga utang merupakan biaya yang mengurangi pajak.
Berdasarkan asumsi bahwa seluruh biaya dan manfaat suatu proyek telah dinilai cukup, masalah berikutnya yang perlu
dipertimbangkan berfokus pada tingkat diskonto (discount rate) yang cocok yang akan digunakan. Antara biaya dan manfaat
terjadi pada titik waktu yang berbeda, sehingga nilai tersebut perlu didiskontokan untuk beberapa periode waktu sebelum berbagi
alternative investasi diperbandingkan untuk ditentukan investasi mana yang akan dilakukan.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menyatakan social discount rate sebagai suatu tingkat yang
merefleksikan preferensi masyarakat terhadap manfaat saat ini atas manfaat yang akan diterima dimasa yang akan datang, atau
disebut social time preference rata (STPR). Asumsi dalam pendekatan ini adalah generasi mendatang akan lebih sejahtera
daripada generasi sekarang.
Kemungkinan lebih lanjut adalah mencoba untuk menjelaskan social opportunity cost rate (SOCR). Penggunaan analisis
berdasarkan SOCR adalah bahwa sumber daya yang digunakan untuk melakukan investasi disektor publik terbatas dan sumber
daya itu tidak tersedia untuk digunakan ditempat lain. Di sini diasumsikan bahwa investasi di sector swasta (private sector) tidak
akan dilakukan sehingga tingkat kembali investasi yang dapat dihasilkan di sector swasta merefleksikan opportunity cost
investasi sector public. Kesulitan yang muncul adalah dalam menentukan rate of returns disektor swasta. Rate of returns pada
investasi sektor swasta merefleksikan risiko keuangan dan risiko bisnis perusahaan swasta.
Inflasi
Penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi, semakin tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil
keuntungan di masa depan yang diharapkan (expected future returns) sehingga semakin tinggi tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of return semakin tinggi.
Risiko dan ketidakpastian
Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko investasi naik. Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan socialpolitik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko investasi.
Capital Rationing
Capital rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran
investasi. Dalam keadaan seperti ini terdapat beberapa alternative investasi yang dapat dilakukan akan tetapi tidak tersedia cukup
dana untuk membiayai investasi-investasi yang diajukan.
Pada organisasi sector public, selain memperhatikan faktor-faktor diatas penilaian investasi public juga harus memperhatikan halhal berikut :
1. Tingkat utang pemerintah
2. Tingkat kesempatan social yang dikorbankan ( )
3. Social time preference rate
Tingkat utang pemerintah adalah jumlah yang harus dibayarkan pemerintah sehubungan dengan perolehan sumber pembiayaan di
luar pajak, seperti utang luar negeri dan obligasi pemerintah yaitu berupa bunga dan pokok utang, dengan jumlah investasi yang
sama, proyek investasi public yang dilakukan pemerintah yang harus memiliki kualitas yang minimal sama jika proyek tersebut
dilakukan oleh swasta. Sedangkan social time preference rate merefleksikan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh
masyarakat jika menunda konsumsi saat ini untuk kepentingan konsumsi di masa depan.
E. TEKNIK DASAR PENILAIAN INVESTASI PUBLIK
Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi sangat sederhana. Terdapat empat langkah utama untuk mengevaluasi suatu proyek
investasi, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan
Organisasi sector public seringkali dihadapi pada banyak alternatif investasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Keterkaitan
antara satu proyek dengan proyek yang lain perlu dipertimbangkan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan atau penolakan
suatu investasi akan mempengaruhi investasi yang lain.
2. Menentukan semua manfaat dan biaya daro proyek yang akan dilaksanakan (cost/benefit relationship).
Perhitungan manfaat dan biaya harus pula dimasukkan analisis maanfaat dan biaya social (social cast/benefit) yang timbulkan
dari investasi public yang akan dilakukan. Dalam analisis biaya-manfaat ini, benefit (manfaat) ditekankan pada semua
keunggulan ekonomi dan social yang diperoleh. Sedangkan untuk cost (biaya) ditekankan pada kelemahan-kelemahan proyek
yang dikuantifikasikan dalam bentuk uang. Dilain pihak, manfaat-manfaat social juga akan diperoleh dari pembuatan jalan baru
tersebut seperti pengurangan kemacetan lalu lintas, mempercepat perjalanan, pengurangi biaya pendistribusian barang, dan lain
sebagainya.
3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah.
Langkah kedua adalah menghitung manfaat dan biaya investasi dalam satuan rupiah. Terkadang terdapat kesulitan dalam langkah
kedua ini. Kesulitan yang dihadapi adalah apabila biaya dan manfaat dati suatu proyek tidak dapat diukur dalam bentuk rupiah,
misalnya manfaat dan biaya social, yang dapat dilakukan adalah menghitung nilai manfaat dari proyek secara tidak langsung,
yaitu dengan menggunakan (cost-efectieness analysis).
4. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang tinggi
Resiko biaya dan manfaat atau efektivitas biaya merupakan titik awal penentuan penerimaan proyek, ada banyak ketidakpastian
yang dapat mempengaruhi hitungan, Tidak semua biaya dan manfaat social dapat dimasukkan dalam perhitungan.