Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

EKA 215

“TINJAUAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Anak Agung Gde Putu Widanaputra, S.E., M.Si., Ak.

KELOMPOK I

ANGGOTA KELOMPOK:

I Gede Ari Wahyu Anantha 2007531139


Reza Widya Saputra 2007531144

Anak Agung Putri Winasari 2007531273

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan RMK Akuntansi Sektor Publik
tentang: “Tinjauan Organisasi Sektor Publik”.

RMK ini disusun guna memenuhi tugas kuliah Akuntasi Sektor Publik. Diharapkan,
mahasiswa / mahasiswi dapat memahami materi yang akan dipelajari. Terlepas dari semua
itu, penulis menyadari masih perlu banyak penyempurnaan karena masih ada kekurangan dari
susunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan di dalam RMK.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka, saya menerima segala kritik dan saran dari
pembaca, agar saya dapat menyempurnakan RMK ini. Akhir kata, kami berharap semoga
RMK tentang “Tinjauan Organisasi Sektor Publik” dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,
dan pembaca secara umum.

Denpasar, 18 September 2021

Penulis,

Kelompok I
PEMBAHASAN

 Pengertian Organisasi Sektor Publik


Organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan dua atau lebih orang yang memiliki
suatu tujuan yang sama. Lalu sektor publik dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai suatu
sektor yang menyediakan berbagai layanan pemerintah kepada masyarakat. Sektor publik
mencakup lembaga-lembaga pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Lalu
jika dijabarkan didapatkan suatu definisi yaitu organisasi sektor publik adalah organisasi
atau bagian dari sistem perekonomian negara yang bertujuan untuk melayani
kepentingan publik guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Selain organisasi sektor publik, adapula akuntansi sektor publik. Akuntansi sektor
publik adalah suatu proses akuntansi yang diterapkan dalam organisasi sektor publik.
Akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam waktu
yang singkat. Terdapat tuntutan yang lebih besar dari masyarakat terkait perlunya
dilakukan transparansi dan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga sektor publik.
Organisasi sektor publik saat ini ditekan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya
ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan. Berbagai
tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat diterima dan diakui sebagai
ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik
memiliki kaitan yang erat dengan penerapan akuntansi pada domain publik yang dimana
domain publik ini memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan
sektor swasta. Luasnya wilayah ini disebabkan karena luasnya jenis dan bentuk
organisasi yang berada di dalamnya serta karena kompleksnya lingkungan yang
mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut. Jika dilihat dari variabel lingkungan,
sektor publik dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor ekonomi, faktor politik,
sosial, budaya, dan historis yang sama-sama memiliki pengaruh yang signifikan.
Beberapa tugas dan fungsi yang dijalankan oleh sektor publik sebenarnya dapat juga
dilakukan oleh sektor swasta, misalnya tugas dalam menyediakan berbagai pelayanan
seperti layanan komunikasi, pendidikan, transportasi publik, dan sebagainya. Akan tetapi
dalam tugas tertentu keberadaan sektor publik tidak dapat digantikan oleh swasta,
misalnya pada fungsi birokrasi pemerintahan. Hal tersebut mengakibatkan akuntansi
sektor publik dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta.
Meskipun terdapat perbedaan, namun fokus perhatian harus lebih ditekankan pada upaya
untuk memajukan sektor publik yang dianggap kurang menarik agar tidak semakin
tertinggal dari pada sektor swasta.
 Karakteristik Organisasi Sektor Publik
Karakteristik dari organisasi sektor publik dapat dilihat dari beberapa orientasi, yaitu:
 Tujuan Organisasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tujuan dari organisasi sektor publik adalah
menyejahterakan masyarakat baik dalam memenuhi kebutuhan dasar maupun
kebutuhan lainnya baik secara jasmani dan/atau rohani.
 Kegiatan Organisasi
Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi sektor publik adalah pelayanan publik
dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum,
transportasi umum, dan penyediaan pangan.
 Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan organisasi sektor publik berasal dari dana masyarakat berupa
pajak, retribusi, laba perusahaan negara, utang luar negeri, dan pendapatan lainnya
yang tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
 Bentuk Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban kepada masyarakat terhadap organisasi sektor publik dapat
dilaporkan melalui lembaga perwakilan masyarakat seperti DPR, DPD, dan DPRD.
 Budaya Organisasi
Dalam aspek budaya organisasi, biasanya organisasi sektor publik memiliki budaya
yang bersifat birokratis, formalm dan berjenjang.
Karakteristik yang dimiliki oleh organisasi sektor publik membedakannya dengan
organisasi sektor privat/swasta. Sebelumnya juga dijelaskan bahwa organisasi sektor
publik, dalam beberapa hal, berbeda dengan organisasi sektor swasta yang dimana
menyebabkan perbedaan pula pada operasi akuntansi yang diberlakukan pada kedua jenis
organisasi tersebut. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan
karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Organisasi sektor publik
bergerak dalam lingkungan yang kompleks. Terdapat beberapa komponen yang
mempengaruhi organisasi sektor publik yaitu:
 Faktor Ekonomi
 Pertumbuhan ekonomi
 Tingkat inflasi
 Pertumbuhan pendapatan per kapita
 Struktur produksi
 Tenaga kerja
 Arus modal dalam negeri
 Nilai tukar mata uang
 Infrastruktur
 Teknologi
 Kesenjangan Ekonomi
 Sektor informal
 Faktor Politik
 Hubungan negara dengan masyarakat
 Legitimasi pemerintah
 Tipe rezim yang berkuasa
 Ideologi negara
 Elit politik dan massa
 Jaringan internasional
 Kelembagaan
 Faktor Kultur
 Keragaman suku, ras, agama, bahasa, dan budaya
 Sistem nilai di masyarakat
 Historis
 Sosiologi masyarakat
 Karakteristik masyarakat
 Tingkat pendidikan
 Faktor Demografi
 Pertumbuhan penduduk
 Migrasi
 Tingkat kesehatan
 Value for Money
Deddi Nordiawan, seorang ahli ekonomi, menyebutkan bahwa value for money adalah
sebuah konsep dalam pengukuran kinerja. Value for money merupakan indikator kinerja
sebuah sektor publik yang memberikan informasi apakah anggaran yang dibelanjakan
menghasilkan suatu nilai tertentu bagi masyarakat. Terdapat tiga elemen utama dalam
value for money, yaitu:
 Ekonomi
Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir
input resource yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros
dan tidak produktif.
 Efisiensi
Perbandingan output/input yang dimana menekankan pencapaian output yang
maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input terendah untuk mencapai
sejumlah output tertentu.
 Efektivitas
Merupakan perbandingan outcome dengan output yaitu tingkat pencapaian hasil
program dengan target yang ditetapkan.
Selain tiga hal diatas perlu juga ditambah dua elemen lain yaitu:
 Keadilan (Equity)
Keadilan mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan
pelayanan publik yang berkualitas sehingga mencapai kesejahteraan.
 Pemerataan (Equality)
Pemerataan artinya penggunaan uang publik hendaknya tidak berfokus pada
kelempok tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata.
Secara skematis, value for money dapat digambarkan sebagai berikut:

Value for money

Nilai Input (Rp) Input Output Outcome


Ekonomis Efisiensi Efektivitas

 Input
Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan,
program, dan aktivitas. Misalnya: dokter pada rumah sakit, tanah untuk pembuatan
jalan baru, dan lain-lain
 Output
Output merupakan hasil yan dicapai dari suatu proses. Pada umumnya output yang
diinginkan saja yang dibahas, sedangkan output yang tidak diinginkan misalnya
peningkatan polusi akibat dibuatnya jalan baru, jarang dibicarakan.
 Sasaran Antara (Throughput)
Analisis value for money memerlukan data input dan output yang memadai karena
value for money mempunyai kaitan erat dengan pengukuran output dan input.
Permasalahan yang sering terjadi adalah tidak tersedianya data yang lengkap
terutama data output. Sasaran antara dapat digunakan sebagai alat ukur jika data
output yang sesungguhnya tidak tersedia. Misalnya, jumlah operasi yang dilakukan
rumah sakit merupakan throughput bukanlah output. Output yang lebih tinggi yang
hendak dicapai rumah sakit adalah memperbaiki kesehatan masyarakat,
meningkatkan harapan hidup, dan sebagainya.
 Outcome
Outcome adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu. Misalnya
outcome yang diharapkan dari aktivitas pengumpulan sampah oleh dinas kebersihan
kota adalah terciptanya lingkungan kota yang bersih dan sehat. Terdapat beberapa
hal yang menyebabkan mengapa outcome lebih sulit ditetapkan dan diukur, seperti:
 Outcome seringkali tidak dapat diekspresikan dalam cara yang sederhana yang
memudahkan proses pemantauan/monitoring
 Adanya masalah politik dalam penetapan outcome. Misalnya, untuk mengubah
pola pembiayaan sektor publik bergantung pada siapa yang berkuasa dan
bagaimana arah kebijakan politiknya
 Dalam penentuan outcome sangat perlu untuk mempertimbangkan dimensi
kualitas.
Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya input paling
kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik antara lain:
 Meningkatkan efektivitas pelayanan publik
 Meningkatkan kualitas pelayanan publik
 Menurunkan biaya pelayanan publik
 Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
 Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public cost awareness) sebagai akar
pelaksanaan akuntabilitas publik
 Perbedaan dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Privat

 Perbedaan
No Perbedaan Sektor Publik Sektor Swasta
1 Tujuan Organisasi Nonprofit Profit
2 Sumber Pendanaan Retribusi, Pajak, - Pembiayaan
Obligasi Internal : modal
Pemerintah, Laba pribadi, laba
BUMN/BUMD, ditahan, penjualan
Aset Negara, dsb. aktiva.
-Pembiayaan
eksternal : utang
bank, obligasi,
penerbitan saham.
3 Pertanggungjawaban Kepada publik atau Pemegang saham
masyarakat dan dan kreditor
parlemen
(DPR/DPRD)
4 Struktur Organisasi Birokratis, kaku, Fleksibel, datar,
dan hirarkis. piramid, dan lintas
fungsional.
5 Karakteristik Anggaran Terbuka untuk Tertutup untuk
publik publik
6 Sistem Akuntansi Basis kas Basis akrual
Penjabaran :
 Tujuan Organisasi : Pada sektor swasta, mencari laba merupakan tujuan utama
dari organisasi tersebut. Namun pada sektor publik bukan hanya mencari
keuntungan semata tetapi lebih mengutamakan sebagai penyedia pelayanan
publik. Seperti layanan pendidikan, layanan kesehatan masyarakat, penegakan
hukum, dan lain sebagainya.
 Sumber Pendanaan : Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak,
restribusi, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar
negri dengan obligasi pemerintah, dan lain-lain pendapatan yang sah. Sedangkan
pada sektor privat sumber pembiayaan dipisahkan menjadi sumber pembiayaan
internal dan eksternal. Sumber pembiayaan internal terdiri dari modal pemilik,
laba ditahan, dan penjualan aktiva. Sedangkan sumber pembiayaan eksternal
terdiri dari utang bank, penerbitan obligasi, dan penerbitan saham.
 Pola Pertanggungjawaban : Manajemen pada sektor privat bertanggung jawab
kepada pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor atas dana yang
diberikan. Pada sektor public manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat
karena sumber dana yang digunakan dalam rangka pemberian pelayanan public
berasal dari masyarakat. Melalui perwakilan di DPR/DPRD (organisasi
pemerintah) dan langsung kepada masyarakat yang terkait (nonpemerintah)
 Struktur Organisasi : Struktur organisasi pada sektor public bersifat birokratis,
kaku, dan hierarkis, sedangkan struktur organisasi pada sektor privat lebih
fleksibel. Struktur organisasi pada sektor privat dapat berbentuk datar, piramid,
lintas fungsional (cross fungsional), dan lainnya sesuai dengan pilihan organisasi.
Salah satu faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor privat
adalah adanya dengan pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi sektor
publik.
 Karakteristik Anggaran : Pada sektor public rencana anggaran dipublikasikan
kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran
bukan sebagai rahasia  Negara. Sementara itu anggaran pada sektor privat tertutup
bagi public karena anggaran merupakan rahasia perusahaan.
 Sistem Akuntansi : Sesuai dengan peraturan perundangan terbaru (UU RI No.1
tahun 2004) sistem akuntansi sektor publik menggunakan basis kas khusus untuk
pembuatan laporan realisasi anggaran. Sedangkan untuk pos-pos neraca (aset,
utang dan ekuitas) menggunakan basis akrual, sampai saatnya keseluruhan sistem
akuntansi keuangannya menggunakan basis akrual (menurut PP 71/2010).

 Persamaan
1. Kedua sektor, baik sektor publik maupun sektor swasta merupakan bagian
integral dari sistem ekonomi, di suatu negara dan keduanya menggunakan
sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti : sumber
daya finansial, modal maupun manusia.
2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber
daya (scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta
dituntut untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomi, efisien
dan efektif.
3. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada
dasarnya sama di kedua sektor. Kedua sektor tersebut membutuhkan informasi
yang handal, relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian).
4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, seperti sama-
sama bergerak dibidang transportasi massal, pendidikan, kesehatan, penyediaan
energi, dan sebagainya.
5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum
lain yang disyaratkan.

 Tujuan Akuntansi Sektor Publik


 Berdasarkan American Accounting Association
1. Sebagai Management Control.Akuntansi sektor publik akan memberikan
informasi yang dibutuhkan lembaga publik dan juga memberikan informasi
penggunaan sumber daya yang sudah dianggarkan dalam lembaga publik.
2. Sebagai Accountability
Akuntansi sektor publik akan memberikan informasi penting yang dibutuhkan
oleh manajer lembaga publik sebagai laporan pertanggungjawaban atas bidang
kewenangannya. Selain itu, informasi ini juga digunakan sebagai laporan
pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja yang dilakukan lembaga
pemerintahan. Sehingga publik dapat melihat secara transparansi seperti apa
penggunaan anggaran publik oleh lembaga pemerintahan
 Secara Umum
1. Memastikan legalitas transaksi serta kesesuaiannya dengan UU, peraturan, dan
norma yang berlaku.
2. Membantu perencanaan dan pengendalian serta membantu melakukan laporan
yang tepat waktu dan objektif.
3. Seorang akuntan publik juga harus membantu organisasi dalam memberikan
dasar dalam mengambil keputusan penting.
4. Memberikan solusi jika ada masalah dalam organisasi tersebut serta
meningkatkan efisiensi manajemen.
 Perkembangan Akuntansi Sektor Publik
Pada tahun 1950-an dan 1960-an sektor publik memainkan peran utama sebagai pembuat
dan pelaksana strategi pembangunan. Istilah “sektor publik” mulai dipakai pertama kali
pada tahun 1952. Pada tahun 1970-an, adanya kritikan dan serangan dari pendukung teori
pembangunan radikal menunjukkan kesan ingin mempetanyakan kembali peran sektor
publik dalam pembangunan. Berbagai kritik muncul terhadap sektor publik yang
keberadaannya dianggap tidak efisien dan jauh tertinggal dengan kemajuan dan
perkembagan yang terjadi disektor swasta. Pada tahun 1980-an reformasi sektor publik
dilakukan dinegara-negara industri maju sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang
ada. Berbagai perubahan dilakukan misalnyadengan mengadopsi pendekatan New Public
Management (NPM) dan reinveting government dibanayk negara terutama negara
Anglo-Saxon.dengan danya perubahan tersebut, terjadi pula perubahan perubahan pada
akuntansi sektor publik. Akuntansi sektor publik kemudian mengikuti dan menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Anggapan bahwa lembaga sektor publik
tekah mengalami kebangkrutan dibanyak negara terutama negara-negara berkembang,
tidak sepenuhnya benar. Lembaga sektor publik masih memilki kesempatan yang luas
untuk memperbaiki kinerjanya dan memanfaatkan sumber daya ekonomis, efisien, dan
efektif. Akuntansi sektor publik akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya
tuntutan dilakukannya transparansi dan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga
sektor publik. Dala dua dasawarsa terakhir, telah terjadi perkembangan (akuntasi) sektor
publik yang pesat. Intilah “akuntabilitas publik, value for money, reformasi sektor
publik, privatisasi, good public governance,” telah begitu cepat masuk kedalam kamus
sektor publik. Isu yang muncul disektor publik merupakan suatu suatu rangkaian yang
akarnya merupakan tuntutan diciptakannya good public dan corporate governance.isu
tersebut kemudian diikituti oleh isu-isu yang lain. Munculnya isu perlu dilakukan
reformasi akuntansi, auditing, sistem manajemen keuangan ubik, privatisasi perusahaan-
perusahaan publik, dan tuntutan dibuatnya laporan keuangan eksternal.
 Akuntabilitas Sektor Publik
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk
membersihkan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam yaitu
akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas horisontal. Pertanggungjawaban vertkal adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi.
Pertanggungjawaban horisontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Dalam konteks organisasi pemerntah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi
dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan tersebut. Akuntabilitas merupakan konsep yang lebih
luas dari stewardship. Stewardship mengacu pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara
ekonomis dan efisien tanpa dibebani kewajiban untuk melaporkan, sedangkan
accountibility mengacu pada pertanggungjawaban oleh seorang steward kepada pemberi
tanggung jawab. Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik
terdiri atas beberapa dimensi. Ellwood (1993) menjelaskan terdapat 4 dimensi
akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik yaitu :
1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum
Akuntabilitas kejujuran adalahterkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan,
sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.
2. Akuntabilitas proses
Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan istem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi.
3. Akuntablitas program
Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatuf program
yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.
4. Akuntabiltas kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat
maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap
DPR/DPRD dan masyarakat luas.

 Otonomi Daerah
Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indoensia semakin pesat dengan
adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Salah satu
Ketetapan MPR yaitu Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 meupakan landasan hukum bagi
dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999. Misi utama kedua
undang-undang tersebut adalah densentralisasi. Desentralisasi tidak hanya berarti
pelimpahan wewenamh dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah, tetapi
juga pelimpahan beberapa wewenang pemerintahan ke pihak swasta dalam bentuk
privatisasi.secara teoritis desentralisasi diharapkan mempunyai dua manfaat nyata yaitu,
pertama, mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativtas masyarakat dalam
pembangunanan, serta mendorong hasil-hasil pembangungan (keadilan) diseluruh daerah
dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang tersedia dimasing-masing daerah.
Kedua, memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran
pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki
informasi paling lengkap.implikasi otonomi daerah terhadap akuntansi sektor publik
adalah bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut
mampu memberikan infromasi keuangan kepada publik, DPRD, dan pihak-pihak yang
menjadi stakeholder pemerintah daerah. Untuk itu, pemerintah daerah perlu memilii
sistem akuntansi dan standar akuntansi keuangan pemerintah daerah yang memadai.
Selain itu, pemerintah daerah juga perlu melakukan perbaikan mekanisme audit terhadap
instansi pemerintah daerah.pengembangan akuntasi pemerintah daerah merupakan suatu
tantangan karena lingkungan sektor publik yang sangat kompleks membutuhkan
kompetens tersendiri untuk mendesain sistem akuntansi yang akan diterapkan.

SIMPULAN
Organisasi sektor publik adalah organisasi atau bagian dari sistem perekonomian
negara yang bertujuan untuk melayani kepentingan publik guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Selain organisasi sektor publik, adapula akuntansi sektor publik. Akuntansi
sektor publik adalah suatu proses akuntansi yang diterapkan dalam organisasi sektor publik.
Karakteristik yang dimiliki oleh organisasi sektor publik membedakannya dengan organisasi
sektor privat/swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena
adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan perbedaan lingkungan tersebut yaitu seperti faktor ekonomi, faktor politik,
faktor kultur, dan faktor demografi.
Ada pula yang disebut dengan Value for Money, Value for money merupakan
indikator kinerja sebuah sektor publik yang memberikan informasi apakah anggaran yang
dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi masyarakat. Terdapat tiga elemen utama
dalam value for money, yaitu Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas, serta ada dua elemen
tambahan yaitu keadilan dan pemerataan. Manfaat implementasi konsep value for money
pada organisasi sektor publik adalah dapat meningkatkan efektivitas, kualitas, dan
menurunkan biaya untuk pelayanan publik.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu K, R. (2018, Maret 15). 7 Karakteristik Organisasi Sektor Publik yang Harus DIketahui.
Retrieved September 18, 2021, from DosenAkuntansi.com:
https://dosenakuntansi.com/karakteristik-organisasi-sektor-publik

Pengadaan. (2019, Januari 11). Kupas Tuntas Konsep Value for Money Sektor Publik.
Retrieved September 18, 2021, from Pengadaan:
https://www.pengadaan.web.id/2019/01/konsep-value-for-money.html

Anda mungkin juga menyukai