Karakteristik organisasi sektor publik yaitu tidak mencari keuntungan dalam bentuk
finansial, bersifat mandiri, memiliki batasan dalam organisasi, tidak mempunyai kepemilikan
dalam bentuk saham, dimiliki secara kolektif oleh public, memiliki arah tujuan yang jelas,
pengambilan kebijakan serta keputusan didasarkan pada konsensus, mempunyai pola dalam
pertanggungjawaban, mempunyai sumber pembiayaan yang tersusun, memiliki aktivitas yang
terencana untuk pelayanan publik
Persamaan
Meskipun sektor publik memiliki karakteristik yang berbeda dengan sektor swasta, akan tetapi
dalam beberapa hal terdapat persamaan, yaitu:
1. Kedua sektor, baik sektor publik maupun sektor swasta merupakan bagian integral dari
sistem ekonomi di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk
menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif.
3. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama
di kedua sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan
relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
dan pengendalian.
4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya: baik
pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak di bidang transportasi massa,
pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dan sebagainya.
5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang
disyaratkan.
Selain itu Akuntansi sektor publik mempunyai ruang lingkup lembaga-lembaga tinggi negara
serta kementerian dibawahnya, pemerintahan daerah, yayasan, partai politik, perguruan tinggi
dan organisasi-organisasi lainnya. Namun organisasi sektor publik sangat dibatasi hanya
untuk organisasi yang menggunakan dana masyarakat. Maka dari itu akuntansi sektor publik
hanya mencakup bidang utama sebagai berikut:
1. Akuntansi Pemerintah Pusat
2. Akuntansi Pemerintah Daerah
3. Akuntansi Partai Politik
4. Akuntansi LSM
5. Akuntansi Yayasan
6. Akuntansi Pendidikan
7. Akuntansi Kesehatan
8. Akuntansi Tempat Peribadatan
Dalam pelaksanaannya, setiap lembaga publik dituntut untuk melakukan pengelolaan biaya
sosial dan ekonomi yang lebih efisien. Apabila tuntutan lembaga publik mengenai
pertanggungjawaban publik lebih menguat, maka akuntansi sektor publik akan diakui sebagai
iilmu untuk mengelola keuangan publik. Akuntansi sektor publik juga dapat dikatakan sebagai
bentuk transparansi kepada publik dalam memenuhi hak-hak publik.
Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money, namun beberapa pihak
berpendapat bahwa tiga elemen saja belum cukup. Perlu ditambah dua elemen lain yaitu
keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality), Keadilan mengacu pada adanya
kesempatan sosial (sosial opportunity) yang sama untuk mendapatkan pelayanan publik yang
berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Selain keadilan, perlu dilakukan distribusi secara
merata (equity). Artinya, penggunaan uang public hendaknya tidak terkonsentrasi pada
kelompok tertentu saja melainkan secara merata
Implementasi analisis Value for Money diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor publik
dan memperbaiki kinerja sektor publik. Berbagai manfaat dari adanya konsep value for
money dalam pengukuran kinerja keuangan organisasi sektor publik nyatanya dapat
membantu suatu instansi agar dapat memberikan kesadaran akan uang publik (public costs
awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik. Manfaat implementasi konsep
Value for Money pada organisasi sektor publik antara lain sebagai berikut ini.
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat
sasaran.
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik.
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya
penghematan dalam penggunaan input.
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik bukan golongan atau
kelompok tertentu, dan
5. Meningkatkan kesadaran akan dana publik (public cost awareness) sebagai akar
pelaksanaan akuntabilitas publik.
Regulasi di sektor publik dibagi dalam dua bagian besar, yaitu Perkembangan Regulasi yang
terkait dengan Organisasi Nirlaba dan Instansi Pemerintah. Kedua jenis perkembangan ini
perlu dibedakan mengingat sifat regulasi di sektor publik bersifat spesifik untuk setiap jenis
organisasi. Selain itu, di instansi pemerintah, regulasi yang digunakan juga cenderung lebih
rumit dan detail. Dengan adanya regulasi dari sektor publik yang mengatur sistem keuangan
publik, menjadi acuan berbagai sektor dalam menyusun laporan keuangan yang menjadi
gambaran dan dasar dalam menyusun kebijakan yang pro dengan kepentingan umum.
A. Perkembangan Regulasi Terkait Organisasi Nirlaba
1. Regulasi Tentang Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Yayasan dapat melakukan kegiatan
usaha untuk mencapai maksud dan tujuannya dengan mendirikan badan usaha dan ikut
serta dalam suatu badan usaha dengan persyaratan-persyaratan tertentu. Regulasi
yang terkait dengan yayasan adalah Undang-undang RI Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
yayasan. Undang-undang ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan ketertiban
hukum agar yayasan dapat berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya
berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitaskepada masyarakat.
2. Regulasi Tentang Partai Politik
Regulasi tentang partai politik telah dikembangkan sejak lama, tetapi berkembangnya
dengan pesat sejak era reformasi dengan sistem multipartainya. Undang-undang yang
pertama ada setelah era reformasi adalah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999
Tentang Partai Politik. Undang-undang ini diperbaharui dengan dikeluarkannya Undang-
undang (UU) Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2008 Tentang Partai Politik
3. Regulasi Tentang Badan Hukum Milik Negara dan Badan Hukum Pendidikan
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) adalah salah satu bentuk badan hukum di indonesia
yang awalnya di bentuk untuk mengakomodasi kebutuhan khusus dalam rangka
“privatisasi” lembaga pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri, khususnya sifat
non-profit meski berstatus sebagai badan usaha.
4. Regulasi Tentang Badan Layanan Umum
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan. Dalam melakukan kegiatannya
BLU didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. Terdapat dalam Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahaarn Negara. Level regulasi
dibawahnya yang secara khusus menjelaskan tentang BLU adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
B. Regulasi Terkait Keuangan Negara
Standar akuntansi sektor publik adalah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi sektor public. Perumusan
standar akuntansi oleh suatu komite independen bisa mempengaruhi banyak aspek. Banyak
sekali faktor-faktor yang harus dipertimbangkan agar suatu standar tidak menyimpang jauh
dari kerangka konseptual akuntansi dan tetap memperhitungkan konsekuensi ekonomi.
Standar Akuntansi Publik yang berlaku di Indonesia yaitu
SPKN ini mengatur mengenai hal-hal yang belum diatur oleh standar profesional akuntan
publik (SPAP) yang merupakan standar audit bagi perusahaan, aturan-aturan tambahan
tersebut diperlukan mengingat karakteristik organisasi pemerintahan yang berbeda
dengan organisasi lainnya. SPKN memuat persyaratan profesional yang harus dipenuhi
oleh setiap pemeriksa/auditor, mutu pelaksanaan pemeriksaan/audit kepada SPKN,
kredibilitas informasi dilaporkanoleh entitas yang diperiksa. SPKN ini berlaku untuk :
Yuesti, Anik dkk. 2020. “ Akuntansi Sektor Publik “. Bali: CV. Noah Aletheia