Anda di halaman 1dari 14

Instansi Bijak

Paham Pajak

PANDUAN PENGGUNAAN
APLIKASI E-BUPOT
INSTANSI PEMERINTAH

Disusun Oleh :
Tim Development e-Bupot Instansi Pemerintah
Dit. Teknologi Informasi dan Komunikasi KPDJP

1
e-Bupot Instansi Pemerintah, aplikasi
apaan?
Halo Wajib Pajak Instansi Pemerintah,
Sehubungan dengan terbitnya PER-17/PJ/2021 Tentang Bentuk Dan Tata Cara Pembuatan
Bukti Pemotongan Dan/Atau Pemungutan Pajak, Serta Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian, Dan
Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Bagi Instansi Pemerintah maka dikembangkan
aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah sebagai sarana implementasi dari regulasi tersebut.
Aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah dapat diakses mulai 1 September 2021 melalui url
https://ebupotip.pajak.go.id/ dan https://subunitip.pajak.go.id/.

Aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah merupakan aplikasi khusus yang dikembangkan untuk
Wajib Pajak Instansi Pemerintah, di dalam aplikasi tersebut terdapat 2 Surat Pemberitahuan
(SPT), yaitu SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah dan SPT Masa PPh Pasal 21 Instansi
Pemerintah.

Cara Menggunakan e-Bupot Instansi


Pemerintah?
Karena Aplikasi ini Khusus untuk Wajib Pajak Instansi Pemerintah, maka syarat utama untuk
dapat menggunakan aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah adalah status Wajib Pajak sebagai
Instansi Pemerintah. Secara Sederhana, alur penggunaan e-Bupot Instansi Pemerintah berikut
ini :

Gambar 1. Tahapan Umum e-Bupot Instansi Pemerintah


1
1. Login
Sebelum menggunakan aplikasi tersebut, diharuskan
melakukan login menggunakan username dan password
djponline masing-masing Wajib Pajak Instansi Pemerintah
(https://ebupotip.pajak.go.id/).

Sedangkan bagi Subunit yang


telah didaftarkan melakukan
login menggunakan username
ID_Subunit serta password yang
telah ditentukan sebelumnya
(https://subunitip.pajak.go.id/).

Gambar 2. Login e-Bupot Instansi


Pemerintah (User IP Pusat)

Gambar 3. Login user Subunit

Apabila login berhasil, maka system akan mengarahkan tampilan pada dashboard e-Bupot
Instansi Pemerintah. Pada bagian Dashboard tersebut berisi daftar SPT Masa Unifikasi IP dan
SPT Masa PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan.

Gambar 4. Menu Dashboard e-Bupot Instansi Pemerintah

2
2. Perekaman Bukti Potong/Pungut
Untuk merekam bukti potong/pungut dapat melalui 2 cara yaitu dengan key in atau
impor data. Key In artinya melakukan perekaman satu per satu bukti potong/pungut,
sedangkan metode impor data melakukan perekaman data dalam jumlah yang banyak.
Perekaman bukti potong/pungut dapat memilih menu SPT Unifikasi atau SPT 21,
tergantung jenis kode objek pajak yang ingin direkam.

Jika yang direkam adalah bukti potong/pungut dengan kode objek pajak pada SPT
Unifikasi, maka Wajib Pajak IP memilih menu SPT Unifikasi-Sub Menu PPh-Daftar
BP-Rekam/Impor data (untuk Bukti Potong PPh Unifikasi), atau memilih menu SPT
Unifikasi-Sub Menu PPN-Daftar Bukti Pemungutan-Rekam/Impor data (untuk
Bukti Pungut PPN). Khusus perekaman bukti pungut PPN-faktur pajak hanya
diperlukan data parameter NPWP Penjual dan nomor Faktur, selanjutnya system akan
melakukan validasi data pada e-faktur.

Jika yang direkam adalah bukti potong dengan kode


objek pajak pada SPT PPh Pasal 21, maka Wajib
Pajak IP memilih menu SPT 21-Sub Menu Bukti
Potong 21/26-Daftar BP-Rekam/Impor data

Khusus perekaman data bukti potong/pungut


menggunakan metode impor data, Wajib Pajak IP
diharuskan mempersiapkan data bukti
potong/pungut pada format file excel yang telah
ditentukan sebelumnya. Format file excel sebagai
fasilitas impor data dapat diunduh pada bagian
petunjuk pengisian halaman impor data bukti
potong/pungut. Format file impor data antara lain
terdiri dari :
1. Bukti Potong PPh Unifikasi
2. Bukti Pungut PPN/PPnBM
3. Bukti Potong PPh 21 Bulanan/Final/Tidak Final
Gambar 5. Unduhan Format File Impor Data
4. Bukti Potong PPh 21 Tahunan

Eits, tapi jangan lupa ya sebelum melakukan perekaman bukti potong/pungut harus
terlebih dahulu melakukan perekaman penandatangan pada menu pengaturan.
Perekaman penandatangan dapat menggunakan data identitas NPWP atau NIK.
3
Penandatangan yang direkam tersebut nantinya dapat digunakan sebagai
penandatangan bukti potong/pungut atau SPT.

Gambar 6. Perekaman Bupot PPh SPT Unifikasi

Gambar 7. Perekaman Bukti Pungut PPN-Faktur Pajak

4
Gambar 8. Perekaman Bupot PPh Pasal 21

Gambar 9. Tabel Impor Data-Perekaman Bukti Potong/Pungut

5
3. Pembuatan Billing
Setelah perekaman bukti potong/pungut selesai dilaksanakan, idealnya melakukan
pembayaran atas pajak yang terutang. Tetapi sebelum dilakukan pembayaran,
diperlukan fasilitas untuk membantu pembayaran pajak, salah satu fasilitas yang
dimaksud yaitu dengan pembuatan id billing. Pada aplikasi e-Bupot Instansi
Pemerintah, id billing dibuat untuk setiap bukti potong/pungut. Posisi pembuatan id
billing dapat dilihat pada daftar bukti potong/pungut, kolom aksi-buat kode billing.

Gambar 10. Pembuatan Billing untuk setiap Bupot/Buput

Setelah pembuatan id billing selesai, maka id billing tersebut dapat dicetak dengan
memanfaatkan fitur cetak billing pada button paling ujung kanan bersebelahan dengan
button buat kode billing. Selanjutnya jika id billing sudah dicetak, dapat dilakukan
pembayaran pajak terutang melalui Bank Persepsi.

Gambar 11. Cetakan kode billing


6
4. Posting
Posting adalah aktivitas memindahkan data bukti potong/pungut dan pembayaran pada
Surat Pemberitahuan (SPT), sekaligus melakukan update data pada SPT. Jika
pembuatan bukti potong/pungut telah selesai direkam, dapat dilanjutkan dengan proses
posting. Sub menu posting dapat ditemui pada menu SPT Unifikasi maupun SPT 21.

Gambar 12. Posting

5. Perekaman Bukti Setor


Perekaman bukti setor merupakan pelunasan atas pajak yang terutang dari perekaman
bukti potong/pungut. Perekaman bukti setor dapat dibuka pada menu SPT Unifikasi/SPT
21 – SPT Masa – Perekaman Bukti Penyetoran. Sebelum melakukan perekaman bukti
setor, WP harus terlebih dahulu menentukan tahun pajak dan masa pajak yang akan
direkam bukti setor pajaknya.

Dari tampilan halaman perekaman bukti penyetoran, dapat diperoleh informasi jumlah
tagihan untuk setiap Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setor (KJS), Untuk detail
perekaman bukti penyetoran, umumnya transaksi yang dilakukan Instansi Pemerintah
untuk setiap bukti potong/pungut memiliki setoran masing-masing. Sehingga jika ingin
melakukan perekaman bukti setor, maka kita harus memilih dulu mana bukti
potong/pungut yang ingin dilunasi pajaknya. Jenis bukti setor terdiri dari Surat Setoran
Pajak (SSP), Pemindahbukuan serta Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), namun
7
perlu diketahui bahwa untuk jenis setoran SP2D hanya diperuntukkan Wajib Pajak
Instansi Pemerintah tingkat Pusat.

Gambar 13. Perekaman Bukti Setoran

Gambar 14. Jenis Bukti Penyetoran

8
6. Submit SPT
Langkah terakhir dalam menggunakan aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah adalah
Kirim SPT. Tetapi perlu diketahui sebelum kirim SPT, detail data pada SPT induk
maupun lampiran perlu diteliti dulu datanya, serta penentuan penandatangan SPT.
Tahap penelitian data dan penentuan penandatangan SPT dapat disebut sebagai
proses melengkapi SPT.

Proses melengkapi SPT dan kirim SPT dapat kita buka dengan memilih menu SPT
Unifikasi-SPT Masa-Penyiapan SPT (untuk SPT Masa Unifikasi) atau menu SPT 21-
SPT Masa-Penyiapan SPT (untuk SPT Masa Unifikasi). Penyiapan SPT dapat dilihat
dengan tampilan daftar SPT untuk setiap masa dan tahun pajak. Pada kolom aksi
terdapat button untuk melengkapi SPT dan Kirim SPT khusus bagi SPT yang statusnya
masih draft(belum lapor). Sedangkan jika status SPT sudah lapor, maka pada kolom
aksi hanya muncul button lihat SPT.

Gambar 15.Penyiapan SPT Masa

Tampilan lengkapi SPT antara SPT Unifikasi dan SPT 21 agak sedikit berbeda, hal ini
dikarenakan format pelaporan antara SPT Masa Unifikasi dan SPT PPh 21 berbeda.
PPh 21
PPh Unifikasi lengkapi SPT, input data STP, kelebihan
penyetoran bulan sebelumnya dan
lengkapi SPT hanya set penandatangan SPT
kompensasi (jika LB), serta set
penandatangan SPT

9
Gambar 16. Lengkapi SPT 21

Setelah Proses lengkapi SPT selesai maka dapat dilanjutkan dengan kirim SPT. Pada
tahap Kirim SPT, diwajibkan input data passphrase dan mengunggah sertifikat
elektronik yang nantinya akan dilakukan validasi oleh system. Jika kirim SPT
suksesmaka diterbitkan Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) atas pengiriman SPT, BPE
dapat dilihat dan diunduh pada menu dashboard.

Gambar 17. Kirim SPT 21

10
User Instansi Pemerintah X Subunit
Apa sih bedanya antara user Instansi Pemerintah dibandingkan dengan user Subunit? Secara
sederhana keduanya merupakan user pengguna aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah, tetapi
user subunit sebenarnya merupakan user pembantu Instansi Pemerintah untuk melaksanakan
hak dan kewajibannya terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan, khususnya
dalam penggunaan aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah, sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan Dirjen Pajak nomor PER-13/PJ/2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-02/Pj/2021 tentang Tata Cara Pemberian Dan Penggunaan
Nomor Identitas Subunit Organisasi Instansi Pemerintah Serta Kewajiban Pelaporan Pajak
Instansi Pemerintah.

Pendaftaran user subunit hanya dapat dilakukan user Instansi Pemerintah melalui menu
Pengaturan-Subunit Instansi-Tambah. Pada Kolom Aksi terdapat button untuk aktivasi
subunit, mengubah data subunit, serta melakukan pencetakan Surat Keterangan pendaftaran
subunit.

Gambar 18. Daftar Subunit IP

Konsep user subunit sebagai user pembantu memungkinkan perbedaan kewenangan akses
atas fitur dan fungsi yang disediakan dalam aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah, Perbedaan
tersebut dapat diklasifikasikan antara lain :

11
User Instansi Pemerintah Vs User Subunit

Keterangan :
*Submenu SPT pada Subunit hanya terbatas pada perekaman pembayaran atas bukti
potong/pungut yang direkam Subunit itu sendiri
**Sub menu Subunit instansi pada user subunit berisi profil subunit itu sendiri.

12
Dokumen Cetakan e-Bupot Instansi
Pemerintah Aspal?
Untuk menentukan dokumen hasil cetakan/output dari aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah
apakah asli atau palsu, dapat dilakukan verifikasi validitas datanya. Caranya?bisa dilakukan
dengan scan QR Code pada cetakan e-Bupot Instansi Pemerintah, antara lain :
1. Bukti Potong/Pungut
2. Bukti Penerimaan Elektronik lapor SPT
3. Surat Keterangan Pendaftaran Subunit

Saat melakukan scan QR Code, scanner akan mengarahkan pada halaman verifikasi data
terkait, dengan melakukan input data mixcode (kode yang ada pada bagian bawah QR Code)
serta kode keamanan.

Gambar 19. Verifikasi Data Cetakan e-Bupot Instansi Pemerintah Surat Keterangan Terdaftar Subunit

Apabila input data mixcode serta kode keamanan cocok, system akan mencari data
berdasarkan database e-Bupot Instansi Pemerintah dan menampilkan hasilnya. Selanjutnya,
Wajib Pajak dapat membandingkan hasil data yang ditampilkan dengan form cetakan e-Bupot
Instansi Pemerintah

13

Anda mungkin juga menyukai