Selama melaksanakan Training selama 1(satu) bulan ini, saya telah diajarkan beberapa alur
perpajakan yang harus dilakukan terkait jobdesk yang akan menjadi kewajiban saya kedepannya.
Dalam satu bulan ini, saya telah dipercayakan untuk menyelesaikan pajak beberapa klien serta mulai
memahami alur PPh 21 dan PPh Unifikasi ( 22,23,4(2),15) baik dipotong/disetor pihak lain maupun
potong/setor sendiri yang telah dibimbing oleh Ibu Varianti dan Bapak Yanto.
Setiap Karyawan wajib membuat file database terlebih dahulu, file database disini berguna untuk
memudahkan proses rekapan dan follow up proses pajak agar terkontrol dengan baik dan benar. File
database berisikan: Nama klien,NPWP,paswword DJP,passphares,jenis pajak,kode objek
pajak,jumlah pajak,NTPN,tanggal setor dan tanggal lapor (pembuatan database seperti ini dilakukan
setiap bulan). Bersamaan dengan laporan hasil evaluasi ini saya sampaikan langkah-langkah dalam
menyelesaikan PPh 21 dan PPh Unifikasi.
1. PPh 21
Meminta Row Data pada klien
1. Identitas Karyawan( NPWP,NIK,Status Tanggungan,Alamat,Tanggal Mulai
Bekerja).
2. Daftar Gaji (Upah Pokok, Tunjangan Tetap, Tunjangan Tidak Tetap, THR/Bonus,
Potongan Absensi).
3. Daftar BPJS Ketenagakerjaan.
4. Daftar BPJS Kesehatan.
5. Semua data yang telah diperoleh dimasukkan dalam file Raw data berdasarkan masa
pajak.
Menghitung PPh 21
1. Buka Form PPh 21 yang telah disediakan pada folder final sesuai dengan masa pajak
yang sedang diproses.
2. Isi data Karyawan (Nama,NIK,NPWP,Status,Alamat,Masa bekerja,Jabatan karyawan
dll).
3. Input data sesuai dengan daftar Gaji yang telah diperoleh (karyawan tetap).
* Masukkan Upah Pokok.
* BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan.
* Tunjangan tetap.
* Tunjangan tidak tetap.
* Potongan absesnsi.
* THR/Bonus jika ada guna menghitung PPh atas THR/Bonus ( perhitungan PPh 21
atas gaji dan PPh 21 atas THR/Bonus dilakukan terpisah) hitung dulu PPh 21 atas
gaji di form,selanjutnya baru hitung PPh 21 atas THR/Bonus( jangan disatukan
dalam satu sheet).
4. Untuk PPh 21 atas Karyawan tidak tetap prosedurnya sama dengan Karyawan tetap.
Isi data sesuai daftar gaji yang telah diperoleh pada sheet yang berisikan form khusus
karyawan tidak tetap.
5. Bukan penggawai bersifat berkesinambungan dan tidak berkesinambungan
menggunakan form khusus yang telah disediakan pada sheet yang tertera.
6. Lakukan prosedur Cross Check (untuk menghindari kesalahan dalam menghitung
pajak).
7. Summary Karyawan/Bukan Karyawan yang dikenakan Pajak dengan data berisikan
jumlah penghasilan yang diterima dan jumlah pajak (untuk memudahkan klien
membaca data).
1
Menyetor PPh 21
1. Berikan hasil summary yang telah dibuat pada klien untuk konfirmasi.
2. Setelah follow up selesai dilanjutkan dengan login pada website DJP online untuk
membuat kode billing.
3. Pilih menu bayar pada website.
4. Masukkan masa pajak dan tahun pajak.
5. Jenis pajak.
6. Jenis setoran.
7. Jumlah pajak.
8. Setelah selesai, cetak dan unduh kode billing.
9. Lanjutkan proses pembayaran, pembayaran bisa dilakukan pada Internet mobile
banking, Bank, Kantor pos, dll. Pembayaran paling lamaa tanggal 10 bulan
berikutnya.
10. Simpan bukti pembayaran, lihat NTPN pada bukti pembayaran dan ketik kedalam list
database pajak beserta tanggal penyetoran/pembayaran pajaknya.
11. Kode Billing yang telah dibuat dan dicetak, simpan pada folder Kode Billing sesuai
dengan masa pajak terkait dengan nama file KB2306.PPh21.Vekorindo (contoh).
12. Bukti bayar atas penyetoran PPh disimpan pada folder dengan nama file Bukti Bayar
sesuai dengan masa pajak terkait dengan nama file BB2306.PPh21.Vekorindo
(contoh).
Lapor PPh
Menngunakan 2 fitur
1. Buka apk e-spt pada desktop yang telah diunduh, dengan memilih database
perusahaan terkait.
2. Memasukkan NPWP beserta biodata perusahaan.
3. Setelah 2 tahap diatas akan tampil menu e-spt, pilih buat SPT dan buat SPT
berdasarkan masa pajak yang akan dilaporkan.
4. Setelah dibuat dilanjutkan dengan buka SPT pada menu yang telah disediakan.
5. Pilih menu isi SPT, dan isi SPT terkait karyawan yang dikenakan pajak dan tidak
dikenakan pajak karena penghasilan dibawah PTKP pada menu isi SPT daftar
pemotongan pajak (1721).
6. Isi data terkait Bukti potong tidak final jika terdapat pembayaran gaji selain
karyawan tetap.
7. Isi data terkait Bukti potong final jika terdapat pembayaran pesangon, JHT/THT
yang dibayarkan sekaligus.
8. Selanjutnya pada menu SPT Induk simpan data yang telah diinput.
9. Pada menu isi SPT ( Daftar SSP) memasukkan kode akun pajak, kode jenis setoran,
tanggal pembayaran, dan NTPN. ( proses ini dilakukan untuk mencetak file CSV
yang akan diupload pada website DJP).
10. Cetak SPT (lampiran I-VII), bukti potong 1721 (A1/A2) jika sudah memasuki akhir
masa pajak.
11. Cetak File CSV pada menu CSV lalu pilih masa pajak yang ingin dicetak file CSV.
12. Upload File CSV pada website DJP dengan login menggunakan NPWP dan Pasword
DJP, pilih menu lapor kemudian upload file CSV yang telah dibuat dan dicetak
beserta dengan bukti pembayaran ( nama file bukti pembayaran PPh 21 harus sama
dengan nama file CSV).
13. Klik kirim dan proses pelaporan SPT selesai.
14. Cetak tanda sudah lapor SPT.
15. Lapor SPT paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.
2
Memberikan SPM pada klien
SPM diberikan pada klien dalam bentuk soft copy setiap bulan ( kalau diminta dalam
bentuk hard copy baru diberikan dalam hard copy). SPM berisi:
1. Bukti telah menyampaikan SPT.
2. Bukti pembayaran.
3. Kode Billing.
4. SPT (lampiran I-VII).
5. Bukti potong 1721 (A1) dimasukkan juga jika sudah memasuki akhir masa pajak
( desember / masa terakhir karyawan diberikan pembayaran).
6. Semua File disartukan dalam format PDF dan dimasukan dalam folder proses final
sesuai dengan masa pajak.
Note tambahan : untuk customer baru wajib minta dokumen legalitas mereka, sbb:
Akta pendirian & Akta perubahan
SKT ( surat keterangan terdaftar)
NPWP & KTP Direktur, Pemegang saham lainnya
NIB ( nomor induk berusaha)
Izin lokasi
SK Menteri
Dokumen legalitas lainnya
NPWP perusahaan
Pass DJP & Sertel
Menghitung
1. Buka Form Witholding lalu isi data pemberi jasa ( penerima penghasilan) dan
golongkan apakah si pemberi jasa individu atau company. ( untuk transaksi
pengalihan hak atas tanah/bangunan menggunakan form tersendiri).
2. Masukkan tanggal Invoice dan Paymant.
3. Masukkan NPWP penerima penghasilan.
4. Masukkan deskripsi transaski, hal ini dilakukan untuk menentukan kode objek
pajak/jenis pajak.
5. Setelah jenis pajak selesai ditentukan masukkan DPP nya beserta tarif sesuai dengan
jenis pajak yang dikenakan.
3
Note. Tidak setiap klien untuk proses menghitung unifikasinya seperti yang
terlampir diatas, biasanya pihak staf PT. Konsultindo artha persada cukup
memberikan form witholding kepada klien dan pihak klien sendiri yang
menginput kedalam form tersebut. Kemudian staf PT. Konsultindo akan
melakukan pengecekan kebenaran atas jenis pajak,tarif, dan jumlah pajak
berdasarkan deskripsi transaski pada form yang tertera.
Lapor PPh
Untuk proses pelaporan PPh unifikasi hanya menggunakan 1 (satu) fitur, semuanya
dilakukan pada website DJP. Berikut langkah langkah pelaporan PPh unifikasi.
4
5. Setelah data Bukti Pemindahbukuan ditemukan, dilanjutkan perekaman pada
kolom “kode objek pajak” dan “Jumlah Penghasilan Bruto”, lalu klik “simpan”.
4. Posting
1. Langkah selanjutnya adalah menu posting data bukti potong/pungut dengan
memilih tahun pajak dan masa pajak, kemudian tekan tombol “cek”.
2. Berikutnya akan muncul notifikasi posting, tekan “Oke” untuk memproses dan
membuat draft SPT Masa PPh Unifikasi.
5
3. Ketika proses posting berhasil, maka muncul notifikasi sukses, tekan “Oke” untuk
menyelesaikan proses.
6
7