Anda di halaman 1dari 15

Bahan ajar

Administrasi pajak

Surat setoran pajak


Kompetensi Dasar:

3.6 Menerapkan cara pengisian SSP PPh


Pasal 21

4.6 Melakukan pengisian surat setoran


pajak (SSP) PPh Pasal 21

Indikator Pencapaian Kompetensi: Tujuan Pembelajaran:


Pengetahuan: Setelah mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan saintifik diharapkan peserta didik
3.6.1 Menjelaskan pengertian Surat dapat:
Setoran Pajak 1. Pengetahuan
3.6.2 Menjelaskan fungsi dari Surat Setelah menggali informasi dan berdiskusi,
Setoran Pajak peserta didik dapat:
3.6.3 Mengidentifikasi jenis-jenis Surat
1. Menyimpulkan pengertian Surat Setoran
Setoran Pajak
Pajak secara mandiri
Keterampilan: 2. Menyimpulkan fungsi Surat Setoran Pajak
3. Menelaah dokumen Surat Setoran Pajak
4.6.1 Mempersiapkan formulir Surat secara tepat
Setoran Pajak
4.6.2 Menguraikan mekanisme 2. Keterampilan
pembayaran pajak secara manual/ Setelah pembelajaran tentang melakukan
online pengisian Surat Setoran Pajak PPh Pasal 21
4.6.3 Mengisi Surat Setoran Pajak PPh peserta didik dapat:
Pasal 21
1. Mempersiapkan formulir Surat Setoran
Pajak
2. Menguraikan tata cara penyelesaian Surat
Setoran Pajak
3. Menerapkan pengisian Surat Setoran Pajak
PPh Pasal 21
ADMINISTRASI PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK (SSP) PPh PASAL 21

A. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP)


Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) adalah : bukti pembayaran atau penyetoran
pajak yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak dengan menggunakan formulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan.

B. Fungsi Surat Setoran Pajak


Surat Setoran Pajak berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak bila telah disahkan
oleh Pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang, atau bila telah mendapatkan
validasi dari pihak lain yang berwenang. SSP Standar dapat digunakan untuk
pembayaran semua jenis pajak yang dibayar melalui kantor penerima pembayaran yang
belum terhubung secara online tapi masih berhak menerima pembayaran pajak, dan
untuk penyetoran/ pemungutan PPh Pasal 22 bendaharawan dan atau PPN
bendaharawan.

C. Jenis Surat Setoran Pajak


Surat Setoran Pajak dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Surat Setoran Pajak Standar, merupakan surat yang digunakan oleh wajib pajak
dan berfungsi untuk melakukan penyetoran yang terutang ke kantor penerima
pembayaran. Surat setoran pajak standar ini digunakan sebagai bukti pembayaran
dengan bentuk, ukuran isi sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Direktur
Jendral Pajak (Per-01/PJ/2006). Formulir SSP Standar dibuat dalam 4 (empat),
dengan peruntukan sebagai berikut:
- lembar ke-1 : untuk arsip wajib pajak;
- lembar ke-2 : untuk kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN);
- lembar ke-3 : untuk dilaporkan Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak;
- lembar ke-4 : untuk arsip Wajib Pungut (Bendahara Pemerintah/ BUMN) atau
pihak lain.
SSP Standar diisi sesuai dengan Buku Petunjuk Pengisian SSP sebagaimana
ditetapkan dalam lampiran II Peraturan Direktur Jendral Pajak No. Per-
01/PJ/2006 Wajib Pajak dapat mengadakan sendiri SSP Standar sepanjang
bentuk, ukuran, dan isinya sesuai dengan lampiran I Peraturan Direktur
Jendral Pajak.
b. Surat Setoran Pajak Khusus, merupakan bukti pembayaran atau penyetoran pajak
terutang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan menggunakan mesin transaksi
atau alat lain yang isinya sesuai dengan ketetapan delam Peraturan Jendral Pajak
No. PER-01/PJ/2006. SSP khusus dicetak kantor penerima pembayaran yang
telah mengadakan kerjasama monitoring pelaporan pembayaran pajak dengan
Direktorat Jendral Pajak. SSP Khusus dicetak pada saat transaksi pembayaran
atau penyetoran pajak sebanyak 2 (dua) lembar, yaitu berfungsi sama dengan
lembar ke-1 dan lembar ke-3 SSP Standar dan terpisah sebanyak 1 (satu) lembar,
yang berfungsi sama dengan lembar ke-2 SSP Standar untuk diteruskan ke KPPN
sebagaimana lampiran Daftar Nominatif Penerimaan (DNP).
c. Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor (SSPCP)
merupakan SSP yang digunakan wajib pajak khusus untuk impor. SSPCP dibuat
dalam rangkap 8 (delapan) yang diperuntukannya sebagai berikut:
- Lembar ke 1a. untuk KPBC melalui penyetor
- Lembar ke 1b. untuk penyetor
- Lembar ke 2a. untuk KPBC melalui KPPN
- Lembar ke 2b dan 2c untuk KPP melalui KPPN
- Lembar ke 3a dan 3b untuk KPP melalui penyetor, dan
- Lembar ke 4 untuk Bank Devisa Persepsi, Bank Persepsi atau PT POS
Indonesia
d. Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan
Dalam Negeri (SSCP), merupakan SSP yang digunakan oleh pengusaha untuk
cukai atas barang kena cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalan negeri. SSCP
dibuat dalam 6 rangkap sebagai berikut:
- Lembar ke 1a unutk KPBC melalui penyetor
- Lembar ke 1b untuk penyetor
- Lembar ke 2a untuk KPBC melalui KPPN
- Lembar ke 2b untuk KPP melalui KPPN
- Lembar ke 3 untuk KPP melalui penyetor
- Lembar ke 4 untuk bank persepsi

D. Tata Cara Dan Prosedur Pembayaran PPh OP


1. Siapkan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) dan uang tunai
Sebelum melakukan pembayaran/penyetoran pajak terlebih dahulu wajib pajak
mempersiapkan SSP yang akan diserahkan ketika pembayaran pajak. SSP diisi sendiri
oleh wajib pajak dan ditandatangani sebelum diserahkan ke kantor penerima
pembayaran. Jumlah SSP yang diserahkan adalah 4 (empat) lembar terdiri dari lembar
1 untuk wajib pajak, lembar 2 untuk KPPN, lembar 3 untuk KPP, dan lembar 4 untuk
kantor penerima pembayaran.

Selain itu wajib pajak perlu menyiapkan uang tunai sejumlah yang akan
dibayarkan, alangkah baiknya jika wajib pajak menyerahkan uang pas ketika
melakukan pembayaran pajak. Batas waktu pembayaran adalah tanggal 10 bulan
berikutnya.
2. Pilih metode pembayaran
Selanjutnya wajib pajak dapat memilih cara pembayaran yang akan dilakukan.
Bila pembayaran pajak dalam jumlah besar, sehingga tidak memungkinkan untuk
membawanya, maka pilihlah metode transfer ke kas negara. Hubungi Customer
Service dimana rekening bank berada, pihak bank akan sangat senang membantu
karena biasanya metode transfer hanya dipilih oleh nasabah prioritas. Namun apabila
menggunakan cara lain, maka wajib pajak dapat melakukan pembayaran secara
langsung dengan mengunjungi tempat-tempat dibawah ini:
a. Kantor Pos.
b. Bank Badan Usaha Milik Negara.
c. Bank Badan Usaha Milik Daerah.
d. Tempat pembayaran lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
Contoh : Bank Swasta tertentu (Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI).

Bank tempat pembayaran pajak disebut juga dengan nama Bank Persepsi
3. Pastikan kode pembayaran pajaknya sudah benar
Agar tidak keliru membayar, maka pastikan jenis pajak yang akan dibayar. Cari
kode setor yang berjumlah 3 digit serta kode jenis pajak yang berjumlah 6 digit.
Hubungi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak terdekat untuk informasi.
Untuk KPP Pratama biasanya telah bekerjasama dengan kantor pos, sehingga loket
pembayaran berada di dalam gedung KPP Pratama. Wajib pajak cukup datang ke KPP
Pratama, hubungi Account Representative untuk mengisi Surat Setoran Pajak, dan
kemudian langsung bayar di loket.
4. Dapatkan arsip Surat Setoran Pajak (SSP)
Setelah membayar pajak, pastikan wajib pajak menerima arsip/struk bukti
pembayaran pajak. Simpan dengan baik karena sehelai kertas tersebut bernilai uang
bagi para petugas pajak semacam Account Representative, Pemeriksa Pajak atau
Jurusita Pajak. Bukan uang tunai yang mereka cari, tetapi arsip salinan pembayaran
pajak yang bernilai emas bagi mereka. Menyimpan arsip pembayaran selama
beberapa tahun berguna sekali apabila anda hendak pindahbuku, atau klaim ke Kantor
Pajak apabila ternyata pembayaran pajak anda terlalu besar.

5. . Formulir SSP dibuat dalam rangkap 4 (empat), dengan peruntukan sebagai berikut :
lembar ke-1 : untuk arsip Wajib Pajak;

lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);

lembar ke-3 : untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak;

lembar ke-4 : untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran.

Apabila diperlukan di SSP dibuat rangkap 5 (lima) dengan ketentuan lembar ke-5 :

lembar ke-5 adalah untuk arsip Wajib Pungut (Bendahara Pemerintah/BUMN) atau
pihak lain.

Pengisian Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran dalam formulir SSP dilakukan
berdasarkan Tabel Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran.

Wajib Pajak dapat mengadakan sendiri formulir SSP dengan bentuk dan isi
sesuai dengan formulir SSP. Wajib Pajak dapat meminta formulir SSP secara gratis ke
Kantor Pelayanan Pajak. Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran
satu jenis pajak dan untuk satu Masa Pajak atau satu Tahun Pajak/surat ketetapan
pajak/Surat Tagihan Pajak dengan menggunakan satu Kode Akun Pajak dan satu
Kode Jenis Setoran, kecuali Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Penjelasan.
E. Petunjuk Pengisian SSP

NPWP : diisi dengan nomor pokok wajib pajak yang dimiliki oleh Wajib
Pajak

NAMA WP : diisi dengan nama Wajib Pajak

ALAMAT WP : diisi dengan alamat yang tercantum dalam Surat Keterangan


Terdaftar

Catatan :

- Bagi WP yang belum memiliki NPWP

WP OP, NPWP diisi 04.000.000.0 - XXX.000 (XXX diisi dengan nomor KPP
domisili WP)
- Nama & alamat diisi dengan lengkap sesuai dengan KTP atau identitas
lain yang sah.

NOP : diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak berdasarkan Surat


Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

ALAMAT OP : diisi sesuai dengan alamat tempat Objek Pajak berada berdasarkan
SPPT
Catatan: baris NOP dan Alamat OP diisi bila terdapat transaksi yang terkait
dengan tanah dan/atau bangunan yaitu transaksi pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan dan kegiatan membangun sendiri (KMS)

Kode Akun Pajak : diisi dengan angka kode akun pajak untuk setiap jenis pajak
yang akan dibayar yang tertera dalam Tabel Kode Akun Pajak dan Jenis Setoran
yang terdapat dalam Lampiran PER DJP Nomor PER-38/PJ/2009 sebagaimana
diubah dengan PER-23/PJ/2010 dan terakhir diubah dengan PER-31/PJ/2013.

Untuk Kode Akun Pajak PPh Pasal 21 Karyawan adalah 411121 (untuk masa)

Kode Jenis Setoran : diisi dengan angka dalam kolom Kode Jenis Setoran untuk
setiap jenis pajak yang akan dibayar yang tertera dalam Tabel Kode Akun Pajak
dan Jenis Setoran yang sesuai dengan penjelasan dalam kolom "keterangan"
pada Tabel Kode Akun Pajak dan Jenis Setoran.

Untuk Kode Jenis Setoran PPh Pasal 21 Karyawan adalah 100 (untuk masa)

Untuk Kode Jenis Setoran PPh Pasal 21 Karyawan adalah 200 (untuk Tahuan
bukan masa)

Uraian Pembayaran : diisi sesuai dengan uraian dalam kolom "Jenis Setoran" yang
berkenaan dengan Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran.

- Khusus untuk PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas transaksi Persewaan Tanah dan
Bangunan yang disetor oleh yang menyewakan, dilengkapi dengan nama
penyewa.
- Khusus untuk PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas transaksi pengalihan Hak atas
Tanah dan Bangunan, dilengkapi dengan nama pembeli.

Masa Pajak : diisi dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom Masa Pajak
untuk masa pajak yang yang dibayar.
Untuk pembayaran lebih dari satu masa pajak dilakukan dengan menggunakan satu
SSP untuk setiap masa pajak.

Untuk WP dengan kriteria tertentu dapat menyetorkan PPh Pasal 25 untuk beberapa
masa pajak dalam satu SSP.

Tahun Pajak : diisi tahun terutangnya pajak.

Nomor Ketetapan : diisi nomor ketetapan yang tercantum dalam Surat Ketetapan
Pajak (SKPKB, SKPKBT) atau Surat Tagihan Pajak (STP) hanya apabila SSP
digunakan untuk membayar pajak yang kurang dibayar berdasarkan Surat Ketetapan
Pajak, STP, atau putusan lain.

Jumlah Pembayaran : diisi dengan angka jumlah pajak yang dibayar dalam rupiah
penuh.
Bagi WP yang diwajibkan melakukan pembayaran pajak dalam mata uang Dollar
Amerika Serikat, diisi secara lengkap sampai dengan sen.

Terbilang : diisi dengan jumlah pajak yang dibayar dengan huruf latin dan
menggunakan bahasa Indonesia.

Diterima Oleh Kantor Penerima Pembayaran : diisi tanggal penerimaan


pembayaran oleh Kantor Penerima Pembayaran, tanda tangan, dan nama jelas
petugas penerima pembayaran, serta cap/stempel Kantor Penerima Pembayaran.

Wajib Pajak/Penyetor : diisi tempat dan tanggal pembayaran, tanda tangan, dan
nama jelas WP/Penyetor serta stempel usaha

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran : diisi Nomor Transaksi


Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB) atau Nomor
Transaksi Penerimaan Negara dan Nomor Transaksi Pos (NTP) oleh Kantor
Penerima Pembayaran.

SSE (Surat Setoran Elektronik)

Di era MPN G2, wajib pajak yang ingin membayar pajak harus terlebih dahulu
mengakses e-billing untuk mendapatkan ID Billing. Sistem e-billing sendiri
merupakan pengganti SSP pajak. Sementara ID billing merupakan kode identifikasi
yang diterbitkan sistem billing atas suatu jenis pembayaran yang akan dilakukan wajib
pajak dalam rangka identifikasi penerbit kode billing.

Untuk memperoleh ID billing, wajib pajak bisa memperolehnya melalui situs DJP
Online atau penyedia jasa aplikasi (Application Service Provider/ASP) resmi DJP
seperti OnlinePajak. Namun, untuk bisa mengakses situs dan aplikasi tersebut, wajib
pajak harus melakukan registrasi terlebih dahulu.
Setelah mendapatkan ID billing, wajib pajak bisa melakukan pembayaran pajak secara
manual melalui teller bank, kantor pos persepsi, ataupun menggunakan
metode pembayaran online. Caranya, cukup dengan menginput ID billing tersebut pada
metode pembayaran pajak yang Anda pilih.

Berikut ini, panduan mengisi SSE/Surat Setoran Elektronik :

1. Akses Situs DJP Online

2. Klik Bagian e-Billing


3. Isi form SSE/Surat Setoran Elektronik

Lengkapi dengan identitas, jenis pajak, masa pajak, tahun pajak, dan jumlah setoran.

4. Dapatkan ID Billing

Klik submit untuk mendapatkan ID billing, untuk selanjutnya bisa melakukan pembayaran
pajak online.

Namun, bila Anda ingin mengisi SSE atau surat setoran elektronik secara lebih mudah
sekaligus membayar pajak online dengan mudah, baca tautan berikut ini: Cara Bayar Pajak
Online Melalui e-Billing OnlinePajak
Latihan Soal
Soal pilihan ganda

1. PT Gunawan Berlian adalah Pengusaha Kena Pajak yang setiap bulan rutin untuk
melakukan pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke kas negara melalui kantor pos
atau bank badan usaha milik negara atau bank usaha milik daerah, atau tempat lain yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Dokumen yang dibuat oleh PT Gunawan Berlian
adalah ...
a. Surat Pemberitahuan Pajak
b. Surat Setoran Pajak
c. Surat Ketetapan Pajak
d. Surat Tagihan Pajak
e. Surat Pembetulan Pajak
2. Pada 2 Juni 2019 Bendaharawan Dinas Kesehatan telah melakukan pembayaran ke BNI
Cabang Bumiayu atas Pajak Penghasilan Pegawai untuk bulan Mei 2019 sebesar Rp
213.400,-. Bendaharawan Dinas Kesehatan menggunakan ....
a. SSP Standar
b. SSP Khusus
c. SSP Pabean
d. SSPCP
e. SSCP
3. Tuan Bakhtiar adalah karyawan PT Perkasa Abadi Jaya diutus oleh Bagian Keuangan
untuk membayarkan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp 11.323.400,-. Dibawah ini
yang bukan tempat pembayaran pajak yang bisa dituju oleh Tuan Rudi adalah ...
a. Kantor Pos
b. KPP Pratama
c. BRI
d. BNI’46
e. Bank Persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
4. Susi adalah karyawan bagian akuntansi yang bertugas khusus mengurusi pembayaran,
pengarsipan, dan sebagainya yang berkaitan dengan perpajakan. Pada 4 Juli 2018, Susi
telah membayar PPh Karyawan di tempat dia bekerja di BPD Jateng Cabang Kebumen.
Susi telah mendapatkan legalitas pembayaran dari BPD Jateng Cabang Kebumen
sebanyak 5 lembar. Untuk kepentingan pengarsipan, Rindi menggunakan dokumen pada
....
a. Lembar 1
b. Lembar 2
c. Lembar 3
d. Lembar 4
e. Lembar 5
5. Damar telah membayar PPh atas Karyawannya sebesar Rp 622.200,-untuk bulan
Februari 2019 di BNI’46 Cabang Cilacap dan telah mendapatkan bukti legalitas. Damar
akan melaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak bahwa dirinya telah membayar PPh
karyawan. Pada lembar ke berapa, Damar menyerahkan bukti SSP tersebut ?
a. Lembar 1
b. Lembar 2
c. Lembar 3
d. Lembar 4
e. Lembar 5
6. Berikut tata cara dan prosedur pembayaran PPh adalah
1. Pilih metode pembayaran
2. Siapkan formulir SSP dan uang tunai
3. Pastikan kode pembayaran pajaknya sudah benar
4. Dapatkan arsip SSP

Urutan langkah pembayaran SSP yang tepat adalah ....

a. 1-2-3-4
b. 2-3-4-1
c. 2-1-3-4
d. 3-1-2-4
e. 2-4-3-1
7. Perhatikan gambar berikut

Gambar diatas adalah bagian dari Formulir Surat Setoran Pajak (SSP) Standar. Pada alamaat
WP pada gambar diatas diisi dengan ....

a. Alamat Wajib Pajak


b. Alamat yang tercantum dalam Surat Keterangan Terdaftar
c. Alamat sesuai dengan domisili
d. Alamat sesuai dengan KK
e. Alamat sesuai dengan KPP

8. Perhatikan gambar berikut ini


Gambar diatas adalah bagian dari Formulir Surat Setoran Pajak (SSP) Standar. Pada Kolom
Kode Akun Pajak (KAP) untuk PPh Pasal 21 diisi dengan kode pajak...

a. 411121
b. 411211
c. 411124
d. 411128
e. 411111
9. Perhatikan gambar berikut

Gambar diatas adalah bagian dari Formulir Surat Setoran Pajak (SSP) Standar. Pada Kolom
Masa Pajak untuk PPh Pasal 21 diisi dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom
Masa Pajak untuk ....

a. Masa pajak yang akan datang


b. Masa pajak yang akan dibayar
c. Masa pajak tahun lalu
d. Masa pajak bulan depan
e. Masa pajak sekarang
10. CV. Ferdinan telah membuat perhitungan atas PPh Karyawannya sebesar Rp 1.414.860,-
untuk bulan April 2019. Adapun Batas waktu pembayaran pajak yang harus dibayarkan
oleh CV Grasindo adalah ....
a. Tanggal 10 bulan April
b. Tanggal 30 bulan April
c. Tanggal 10 bulan Mei
d. Tanggal 15 bulan Mei
e. Tanggal 31 bulan Mei

Soal Uraian

Berikut ini data milik PT Sumber Abadi Jaya terkait dengan pembayaran PPh Pasal 21 atas
karyawannya.
Data Pemotong PPh pasal 21 Bulan Juni 2018

Nama PKP PT Sumber Abadi Jaya


NPWP : 01.715.102.5-531.000
Alamat : Jalan Soekarno-Hatta No.271 Tegal Jawa Tengah
No. Telp : 0281-63215
Email : sumber@abadijaya.com

Perhitungan PPh Pegawai


Pengurangan Jumlah
Penghasilan PKP
Penghasila Iuran PPh 21
Nama Biaya Neto setahun/
No Status n Bruto Pensiun/ PTKP (Rp) Juni
Pegawai Jabatan Setahun/Diet Disetahunk
(Rp) Iuran (Rp)
(Rp) ahunkan an (Rp)
THT (Rp) (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Aan K/0 8.700.000 435.000 250.000 96.180.000 58.500.000 37.680.000 157.000
2 Bruno K/0 7.500.000 375.000 200.000 83.100.000 58.500.000 24.600.000 102.500
3 Chelsy K/0 7.300.000 365.000 100.000 82.020.000 58.500.000 23.520.000 98.000
4 Deni K/0 6.500.000 325.000 100.000 72.900.000 58.500.000 14.400.000 60.000
5 Fizi K/0 6.000.000 300.000 100.000 67.200.000 58.500.000 8.700.000 36.250
6 Dimas K/0 5.800.000 290.000 100.000 64.920.000 58.500.000 6.420.000 26.750
7 Erly K/0 5.500.000 275.000 100.000 61.500.000 58.500.000 3.000.000 12.500
8 Rizal K/0 5.300.000 265.000 100.000 59.220.000 58.500.000 720.000 3.000
9 Ida K/0 5.000.000 250.000 100.000 55.800.000 58.500.000 - -
Jumlah 57.600.000 496.000

Kebetulan Tuan Budi Santosa, SE sedang cuti melaksanakan ibadah Umroh. Kalian selaku
staff keuangan, diminta
1. Mengisi Surat Setoran Pajak yang harus disiapkan oleh PT Sumber Abadi Jaya sebelum
dibayarkan ke BRI Cabang Tegal !
2. Bagiamankah mekanisme pembayarannya ke BRI Cabang Tegal !

Form SSP

DAFTAR PUSTAKA

- Keterkaitan SKL, KI dan KD

- Harti Dwi. 2018: Administrasi Pajak C3 untuk SMK/ MAK Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.

- Harti Dwi. 2015: Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) untuk SMK/ MAK.
Jakarta: Erlangga.

- Wahdiati, Dede.2017:Administrasi Pajak untuk SMK.Surabaya: CV. Cipta Media


Edukasi.

- https://www.online-pajak.com/ssp-pajak-cara-mengisi-surat-setoran-pajak

Anda mungkin juga menyukai