Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
Surat Setoran Pajak (SSP) merupakan bukti telah terbayarnya penyetoran wajib pajak oleh
para wajib pajak. Bukti pembayaran tersebut menggunakan formulir atau cara lainnya ke kas
negara melalui tempat pembayaran yang telah ditentukan oleh Menteri Keuangan. Dengan kata
lain, SSP merupakan surat yang berguna bagi wajib pajak saat melakukan transaksi pembayaran
pajak ke kas negara. Setiap SSP berguna untuk melakukan pembayaran untuk satu jenis pajak atau
satu surat keputusan atas upaya hukum yang menimbulkan jumlah pajak yang perlu Anda bayar
bertambah. Setiap penyampaian surat ini juga harus menggunakan satu kode akun pajak dan satu
jenis setoran pajak. Terdapat aturan terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengubah daftar
kode akun dan kode jenis pajak sebagaimana terlampir dalam beleid tersebut. Perubahan ini
berguna agar kode akun maupun kode jenis pajak sesuai dengan perkembangan aturan di bidang
perpajakan. Dalam aturan terbaru Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga mengakomodir tata cara
pengisian SSP melalui aplikasi billing dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Adapun sistem
penerbitan kode billing lainnya yang terintegrasi dengan sistem billing Direktorat Jenderal Pajak
(DJP). Mekanisme penyampaian SSP melalui billing sistem tidak terdapat pada ketentuan yang
lama.
Fungsi SSP:
Ini merupakan jenis yang paling umum ketika membayar atau menyetor pajak ke Kantor
Penerima Pembayaran. Jenis ini berbentuk formulir yang terdiri dari lima rangkap, yaitu:
Jenis ini memiliki fungsi yang sama seperti jenis standar. Surat Setoran Pajak khusus
dikeluarkan oleh Kantor Penerima Pembayaran. Pencetakan tersebut menggunakan mesin
transaksi atau alat lain tetapi tetap harus mengikuti standar aturan yang berlaku. Perbedaannya
dari jenis standar adalah SSP khusus surat hanya perlu Anda cetak dua lembar saja. Dua lembar
tersebut berfungsi sama dengan lembar pertama dan ketiga SSP standar.
Anda juga dapat menggunakan Sistem ERP untuk membantu operasional perusahaan menjadi
lebih mudah.
Jenis ini merupakan surat untuk importir atau wajib pajak yang melakukan kegiatan impor.
Jika Surat Setoran Pajak Standar memiliki lima rangkap, maka SSPCP memiliki enam rangkap,
yaitu:
1. Lembar untuk Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) melalui
wajib pajak atau penyetor pajak
2. Lembar 1b untuk wajib pajak atau penyetor
3. 2a bukti penyetoran untuk Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
(KPPBC)melalui KPPN
4. 2b dan 2c untuk KPP melalui KPPn
5. 3a dan 3b untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui wajib pajak atau penyetor atau
melalui KPPBC
6. Lembar 4 untuk Bank Persepsi atau untuk Pos Indonesia
4. Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai serta PPN Hasil Tembakau Buatan dalam Negeri
Surat jenis ini juga sering disebut SSCP. SSCP merupakan Surat Setoran Pajak oleh pengusaha
terkait dengan cukai kepada barang kena cukai juga untuk PPN dari hasil tembakau dalam negeri.
Dokumen ini juga memiliki enam rangkap, yaitu:
SSP Pajak atau formulir Surat Setoran Pajak merupakan lembaran yang berisi informasi
berupa NPWP, nama wajib pajak, alamat wajib pajak, nomor objek pajak, alamat objek pajak,
kode akun pajak dan kode jenis setoran.Selain itu terdapat juga uraian pembayaran, masa pajak,
tahun pajak, nomor ketetapan dan jumlah pembayaran.Perlahan tapi pasti, cara setor pajak manual
pun ditinggalkan karena banyaknya kelemahan. Sejumlah kelemahan yang menonjol adalah
buruknya kualitas data pembayaran, serta banyaknya pembatalan transaksi yang dilakukan
perbankan.Penyebab dibatalkannya transaksi biasanya karena kesalahan petugas teller maupun
wajib pajak itu sendiri. Alasan lain diubahnya sistem pembayaran pajak adalah karena pembayaran
pajak secara manual sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.
CONTOH SSP
Berikut ini, panduan mudah cara mengisi Formulir Surat Setoran Pajak secara manual:
Menyerahkan SSP pajak yang sudah dilengkapi kepada teller bank, maupun kantor pos
persepsi beserta uang setoran sebesar nilai yang tertera dalam Surat Setoran Pajak.
Menerima kembali SSP pajak lembar 1 dan 3 yang berisi NTPN dan NTB/NTP dan telah
ditandatangani oleh pejabat bank atau kantor pos sebagai bukti setor.
Melaporkan bukti setor pada KPP
Lantaran banyaknya kelemahan, sejak 1 Juli 2016, pembayaran pajak menggunakan SSP
pajak sudah tidak lagi berlaku. Sebagai gantinya, pemerintah meluncurkan MPN G2 yang
menggantikan SSP pajak dengan Surat Setoran Elektronik (SSE) yang berdasarkan pada
sistem billing. Sistem baru ini lebih disukai karena lebih memudahkan dan menurunkan
risiko kesalahan yang sering ditemui pada.
10.2 Penyiapan surat setoran bea dan cukai (SSBC)
Cara Pengisian SSBC
a. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat pemasukan barang dimana PIB diajukan;
b. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai setempat dimana kiriman pos dilalubeakan;
c. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang menerbitkan Surat Tagihan ; atau
d. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang membawahi reksan Cukai dalam hal pembayaran
cukai.
Huruf B. Diisi jenis penerimaan dan Kode Mata Anggaran Penerimaan (MAP)
− Bea Masuk 0211
− Bea Masuk berasal dari SPM hibah 0218
Huruf D. Diisi jenis, nomor dan tanggal dokumen yang digunakan sebagai dasar penyetoran,
misalnya :
10.3 Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor (SSPCP)
Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak adalah formulir wajib untuk melakukan penyetoran
pungutan serta pajak-pajak terkait atas kegiatan impor. Singkatnya SSPCP merupakan SSP yang
digunakan oleh importir atau wajib pajak dalam rangka impor. Pajak-pajak atas kegiatan impor
tersebut berupa cukai, bea masuk, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang
mewah (PPnBM), PPh 22 impor, dan aktivitas impor lainnya. Penjelasan mudahnya, pada
umumnya setiap transaksi akan mendapatkan bukti transaksi seperti, kwitansi atau nota dsb.
Namun untuk transaksi pembayaran pabean, cukai, dan pajak atas kegiatan ini tidak menggunakan
nota, melainkan sarana administrasi khusus yang disebut sebagai Surat Setoran Pabean, Cukai, dan
Pajak (SSPCP).
SSPCP ini merupakan SSP yang digunakan oleh importir atau Wajib Bayar dalam rangka
impor. Mengenai SSPCP ini diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-
05/BC/2009. Mereka yang harus tunduk pada aturan ini adalah WP Orang Pribadi (OP) maupun
WP Badan. SSPCP baru berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak yang sah, jika disahkan oleh
pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang, atau jika sudah mendapatkan validasi dari
otoritas berwenang.
Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor atau SSPCP merupakan SSP
yang digunakan wajib pajak khusus untuk impor.
1. Pada kolom kantor diisi Kantor Bea dan Cukai tempat pemenuhan kewajiban pabean
dan/atau cukai.
2. Huruf A : Diisi dengan memberikan tanda “X” pada kolom yang disediakan sesuai dengan