Umum Perpajakan
Fungsi : Koreksi atas SPT, untuk mengenai sanksi para pelaku wajib pajak dan
menagih pajak.
Dalam hal ini SKP ditujukan apabila ada kesalahan dalam hal pelaporan saat
mengisi pada SPT atau pada saat melakukan pembayaran SSP.
Penyebab SKPKB di Terbitkan
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;
apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat
Teguran;
apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak
seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen);
apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga tidak dapat
diketahui besarnya pajak yang terutang; atau
1. apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).
Di dalam SKPKB itu, akan ditentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, serta jumlah pajak yang masih harus
dibayar. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2009. SKPKB diterbitkan dalam
jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.
Contoh Format dan Lampiran SKPKB
Cara Pengisian SKPKB Penjualan Contoh Format SKPKB Penjualan
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
Perhitungan pajak
kurang bayar
tambahan yaitu
meliputi yang ada Nama terang dari
didalam kolom direktur jendral
tersebut pajak
Format Lampiran
SKPKBT
Jika formatnya
kurang jelas,
teman-teman bisa
mengunduhnya di
Lampiran
Peraturan
Direktorat Pajak
Nomor
PER-17/PJ/2018
Tentang bentuk
dan isi Nota
Penghitungan,
Bentuk dan Isi
SKP serta Bentu
dan Isi STP
3. Surat ketetapan pajak nihil (SKPN)
Surat Ketetapan Pajak nihil disingkat dengan SKPN adalah surat keputusan yang
menentukan jumlah pajak yang terutang sama nominalnya dengan Besarnya
jumlah kredit pajak atau juga pajak tidak terutang dan tidak terdapat kredit pajak.
(dapat di unduh dari lampiran menteri keuangan no.10 PMK_03 Tahun 2013)
5. Surat Tagihan Pajak (STP)
Surat Tagihan Pajak atau STP adalah surat yang dibuat untuk menagih pajak atau sanksi
administrasi berupa bunga atau denda. STP ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun
2000, hanya diterbitkan dalam kondisi berikut:
• Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
• Ada kekurangan pembayaran pajak akibat salah tulis atau salah hitung.
• Terkena sanksi administrasi berupa denda atau bunga.
• Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN 1984 dan perubahannya. Akan
tetapi, WP tersebut tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
• Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP, namun dia menerbitkan Faktur
Pajak.Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tidak membuat faktur pajak, atau
membuat faktur pajak namun tidak tepat waktu, atau tidak mengisinya secara lengkap.
Untuk WP yang mendapat SKP dengan alasan pada nomor 1 dan 2, maka
jumlah kekurangan pajak terutang yang tercantum dalam surat tersebut
ditambah dengan tarif bunga sanksi administrasi pajak sebulan dengan waktu
maksimal 24 bulan.Waktu tersebut, terhitung sejak terutangnya pajak, atau
bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai terbitnya Surat Tagihan Pajak.
Jika menerima Surat Ketetapan Pajak dengan alasan nomor 4, 5 dan 6, maka
juga akan dikenakan denda sebesar sesuai sanksi administrasi pajak terbaru
sesuai UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dari dasar pengenaan pajak.
Permohonan Pembetulan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Sesuai dengan UU No. 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata
cara perpajakan, yang kemudian diubah pada UU nomor 16 tahun 2009,
disebutkan bahwa WP dapat mengajukan permohonan pembetulan SKP jika
terdapat kesalahan.
Jenis kesalahan yang dimaksud pun dibatasi hanya pada kondisi berikut:
1. Salah tulis pada nama, alamat, nomor pokok wajib pajak, nomor surat
ketetapan pajak, jenis pajak, masa pajak atau tahun pajak, dan tanggal
jatuh tempo
2. Salah hitung yang berasal dari penjumlahan atau pengurangan atau
perkalian atau pembagian suatu bilangan
3. Salah penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan.
TERIMA KASIH