Anda di halaman 1dari 116

KETENTUAN UMUM DAN

TATA CARA PERPAJAKAN


(KUP)
Muhamad Dody Suganda
Fungsional Pemeriksa Pajak DJP
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Ketentuan Umum &
Tata Cara Perpajakan
KUP-A
KETETAPAN
PAJAK
PENETAPAN

Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak
menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.
(Pasal 12 ayat 1 UU KUP)

Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang


disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(Pasal 12 ayat 2 UU KUP)
PENETAPAN

PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan


barang-barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang
diperoleh selama tahun 2008 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh badan
Tahun 2008, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 202.500.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

jumlah pajak yang Pembayaran oleh WP tanpa didahului


terutang sesuai dengan surat ketetapan pajak, yaitu
dengan ketentuan melalui pemotongan/pemungutan pihak
peraturan ketiga dan dibayar sendiri.
perundang-undangan
perpajakan
KETETAPAN

Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang
menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang.
(Pasal 12 ayat 3 UU KUP)

KETETAPAN Berdasarkan hasil


pemeriksaan atau keterangan
lain

Surat Ketetapan
Pajak
Contoh
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
barang-barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang
diperoleh selama tahun 2008 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh badan
Tahun 2008, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 202.500.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa pajak yang


dihitung dan dilaporkan PT XYZ dalam SPT PPh Tahun 2008
tidak benar, misalnya pembebanan biaya ternyata
melebihi yang sebenarnya sehingga PPh terutang kurang
dilaporkan.
maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan besarnya Surat
pajak yang terutang sebagaimana mestinya menurut Ketetapan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pajak
Surat Ketetapan Pajak
(SKP)

SKPKB SKPKBT SKPLB SKPN

8
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR

(SKPKB)
(Pasal 1 Angka 16)

SURAT KETETAPAN PAJAK yang MENENTUKAN BESARNYA


JUMLAH POKOK PAJAK,
JUMLAH KREDIT PAJAK,
JUMLAH KEKURANGAN PEMBAYARAN POKOK PAJAK,
BESARNYA SANKSI ADMINISTRASI,
dan JUMLAH PAJAK yang MASIH HARUS DIBAYAR
SURAT KETETAPAN PAJAK
KURANG BAYAR TAMBAHAN
(SKPKBT)
(Pasal 1 Angka 17)

SURAT KETETAPAN PAJAK


yang MENENTUKAN
TAMBAHAN
ATAS JUMLAH PAJAK yang TELAH DITETAPKAN
SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL
(SKPN)
(Pasal 1 Angka 18)

SURAT KETETAPAN PAJAK yang MENENTUKAN JUMLAH


POKOK PAJAK
SAMA BESARNYA DENGAN
JUMLAH KREDIT PAJAK
atau
PAJAK TIDAK TERUTANG
dan TIDAK ADA KREDIT PAJAK
SURAT KETETAPAN PAJAK

LEBIH BAYAR (SKPLB)


(Pasal 1 Angka 19)

SURAT KETETAPAN PAJAK yang MENENTUKAN JUMLAH


KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK KARENA
JUMLAH KREDIT PAJAK LEBIH BESAR
DARIPADA
PAJAK YANG TERUTANG atau
SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG
SKPKB
Ps 13 KUP

• Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan


lain terdapat pajak yang tidak atau kurang bayar
• WP diterbitkan NPWP &/ dikukuhkan PKP secara
Dalam jangka waktu jabatan
5 tahun setelah saat Dikenakan sanksi administrasi berupa
terutangnya pajak, bunga sebesar 2% sebulan
SKPKB dapat
• SPT tidak disampaikan dan telah disampaikan
diterbitkan apabila teguran secara tertulis
• Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan
lain mengenai PPN atau PPnBM ternyata tidak
seharusnya dikompensasikan
Setelah lewat waktu 5 • apabila WP tidak melaksanakan pembukuan dan/
tahun  apabila WP atau pencatatan
dipidana karena tindak
Dikenakan sanksi administrasi kenaikan:
pidana perpajakan/ lainnya  50% dr PPh yg tdk/kurang dibayar
yang dapat menimbulkan 100% dr PPh yg tdk/kurang dipotong,
kerugian pada pendapatan dipungut, disetor; dipot/dipungut
negara berdasarkan putusan tetapi tdk/kurang disetor;
dan PPN & PPnBM tdk/krng dibayar
pengadilan yang
mempunyai kekuatan Sanksi administrasi bunga sebesar 48%
hukum tetap dari Pajak yang Kurang dibayar 13
Update!!! -> UU HPP
SKPKBT

dalam jangka waktu 5 th


S Ditemukan data
baru yg Sanksi Administrasi
mengakibatkan Kenaikan Sebesar 100%
K penambahan jumlah SKPKBT dari Pajak yg kurang
dibayar
pajak terutang
setelah pemeriksaan
P dalam rangka setelah lewat waktu 5 th
penerbitan SKPKBT

Dipidana karena melakukan


Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan / lainnya yg dapat
menimbulkan kerugian pd
Sanksi Administrasi Bunga pendapatan negara
sebesar 48% dari Pajak
yang Kurang dibayar 15
Update!!! -> UU Cipta Kerja
PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP
ayat 1

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak


Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian
Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yang
mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah
dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan.

termasuk data sudah pernah


baru adalah diterbitkan Apabila skp terdahulu terbit
data yang surat berdasarkan pemeriksaan maka
semula belum ketetapan dilakukan pemeriksaan ulang
terungkap pajak
DATA BARU

data atau keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk menghitung
belum
besarnya jumlah pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak
diberitahukan pada waktu penetapan
semula, baik dalam Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya
maupun dalam pembukuan perusahaan yang diserahkan pada waktu
pemeriksaan.
(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)
Data yang semula belum terungkap

misalnya

Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan tertulis adanya


biaya iklan Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut
terdiri dari Rp5.000.000,00 biaya iklan di media masa dan
Rp5.000.000,00 sisanya adalah sumbangan atau hadiah.

Apabila pada saat penetapan semula Wajib Pajak tidak


mengungkapkan perincian tersebut sehingga fiskus
tidak melakukan koreksi atas pengeluaran berupa
sumbangan atau hadiah, sehingga pajak yang terutang
tidak dapat dihitung secara benar, maka data mengenai
pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah tersebut
adalah tergolong data yang semula belum terungkap.
SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL

Pemeriksaan

SPT
Jumlah kredit pajak atau jumlah pajak
yg dibayar sama dgn jumlah pajak yang
terutang, atau pajak tidak terutang &
tidak ada kredit pajak atau tidak ada
pembayaran pajak

SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL


Pasal-Pasal dalam UU KUP yang berkaitan dengan restitusi

kredit pajak / jml pajak yg


PASAL 17(1) PEMERIKSAAN dibayar > jml pajak yg terutang

WP MENGAJUKAN Pajak yang seharusnya


PASAL 17(2) RESTITUSI tidak terutang

PASAL 17B WP MENGAJUKAN RESTITUSI (selain 17C & 17 D)

PASAL 17C WP KRITERIA TERTENTU

PASAL 17D WP PERSYARATAN TERTENTU

Beli BKP di dalam Daerah


PASAL 17E OP BUKAN SPDN Pabean namun tidak
dikonsumsi di DP

21
SKPLB
PASAL 17 Dirjen Pajak menerbitkan SKPLB dalam hal:

jumlah kredit pajak atau jumlah pajak


PEMERIKSAAN yang dibayar > jumlah pajak yang
terutang

PERMOHONAN kelebihan pembayaran pajak yang


WP
PENELITIAN
seharusnya tidak terutang

22
SKPLB
PASAL 17B WP MENGAJUKAN RESTITUSI

SKPN SKPLB
PERMOHONAN
WP
12 SKPKB 1
bulan =
bulan
SPT
PEMERIKSAAN
SKPLB

ketentuan 12 bulan tidak berlaku terhadap WP yang sedang dilakukan pemeriksaan Buper

BILA DITERBITKAN LEWAT JANGKA WAKTU 1 BULAN


WP mendapatkan imbalan bunga 2 % sebulan s.d. diterbitkan SKPLB

23
SKPPKP
(SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK)

Permohonan WP

Penelitian

Pasal 17C (1) UU KUP Pasal 17D (1) UU KUP Pasal 9 (4c) UU PPN

PPh & PPN PPh & PPN PPN

PPh 3 bulan PPN 1 bulan


SKPPKP

diperhitungkan dengan utang pajak Ps. 11 (1) UU KUP


Ps. 26 PP 74

SKPKPP
1 bulan sejak tanggal SKPPKP
SKPPKP
WP KRITERIA TERTENTU

Tepat waktu dalam menyampaikan SPT

PASAL 17C Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua


jenis pajak, kecuali tunggakan tsb telah
memperoleh izin untuk mengangsur/menunda

LK diaudit dengan pendapat WTP selama 3 tahun


berturut-turut

Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak


pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu
5 tahun terakhir.

25
SKPPKP
PASAL 17C WP KRITERIA TERTENTU

SK
PERMOHONAN Pengembalian
WP
PENELITIAN
Pendahuluan
DAPAT
DIPERIKSA skp
Kelebihan Pajak

5
PPh 3 Bulan
PPN 1 Bulan
tahun

SANKSI
SKPKB KENAIKAN

100%
26
PENCABUTAN WAJIB PAJAK KRITERIA TERTENTU

WP dengan kriteria tertentu


17C (3) UU KUP

dicabut penetapannya dalam hal :


1. dilakukan Pemeriksaan Bukper secara
terbuka atau tindakan Penyidikan pidana
pajak;
2. terlambat menyampaikan SPT Masa untuk
suatu jenis pajak tertentu 2 Masa Pajak
berturut-turut;
3. terlambat menyampaikan SPT Masa untuk
suatu jenis pajak tertentu 3 Masa Pajak
dalam 1 tahun kalender; atau
4. terlambat menyampaikan SPT Tahunan.
SKPPKP
WP PERSYARATAN TERTENTU

WPOP yang tidak menjalankan usaha atau


pekerjaan bebas

PASAL 17D WPOP


Pembukuan dg omzet
maksimal batas Norma
menjalankan usaha Penghitungan Pengh. Neto
atau pekerjaan bebas LB = 0,5% omset atau
LB < 1 Juta

omset < 5 Milyar


WP Badan
LB < 10 Juta

PKP yang
Penyerahan < 400 Juta
menyampaikan SPT
Masa PPN LB < 28 Juta

PMK No: 193/PMK.03/2007 dirubah PMK No: 54/PMK.03/200928


SKPPKP
PASAL 17D WP PERSYARATAN TERTENTU

SK
PERMOHONAN Pengembalian DAPAT
WP
PENELITIAN
Pendahuluan DIPERIKSA skp
Kelebihan Pajak

5
PPh 3 Bulan
PPN 1 Bulan
tahun

SANKSI
SKPKB KENAIKAN

100%
29
STP
Surat untuk melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.

PPh dalam tahun berjalan Tidak atau Kurang Bayar


+ SANKSI
BUNGA 2%/bln
Terdapat Kurang Bayar akibat salah tulis &/hitung

PENYEBAB Sesuai Pasal yg


DITERBITKANNYA WP dikenai sanksi berupa Bunga atau Denda
mengatur

STP Tidak membuat FP atau membuat FP tapi


tidak tepat waktu
SANKSI
(Ps.14) Tidak mengisi FP secara lengkap DENDA
PKP

2% x DPP
Melaporkan FP ≠ masa
penerbitan FP

Gagal berproduksi & telah diberikan + SANKSI


pengembalian PM BUNGA 2%/bln

Diterbitkan berdasarkan penelitian atau pemeriksaan


30
PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi berupa bunga

Pasal 8 ayat (2) KUP: dalam hal WP membetulkan sendiri SPT Tahunan yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar;
Pasal 8 ayat (2a) KUP: dalam hal WP membetulkan sendiri SPT Masa yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar;
Pasal 9 ayat (2a) KUP : pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang dalam
suatu Masa Pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo;
Pasal 9 ayat (2b) KUP : pembayaran atau penyetoran kekurangan pajak yang
terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
penyampaian SPT Tahunan
Pasal 19 ayat (1) KUP: dalam hal jumlah pajak yang masih harus dibayar menurut
ketetapan, pada saat jatuh tempo tidak atau kurang dibayar;
Pasal 19 ayat (2) KUP: dalam hal WP diperbolehkan mengangsur atau menunda
pembayaran pajak;
Pasal 19 ayat (3) KUP: dalam hal WP menunda penyampaian SPT Tahunan yang
penghitungan sementara pajak yang terutang kurang dari jumlah pajak yang
sebenarnya terutang.
Pasal 14 ayat (1) huruf g: PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan
pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU
PPN 1984 dan perubahannya.
PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi


berupa denda

Pasal 14 ayat 1 huruf d: pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha


Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi
tidak tepat waktu;
Pasal 14 ayat 1 huruf e: pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak
mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(5) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau
2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal
penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran;
Pasal 14 ayat 1 huruf f: PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa
penerbitan faktur pajak; atau
Terhadap Pengusaha atau PKP tsb, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan
Pajak. (Pasal 14 ayat 4 UU KUP)
Pasal 7 ayat 1 KUP yaitu sanksi administrasi berupa denda apabila SPT tidak
disampaikan dalam jangka waktunya;
PENERBITAN STP Pasal 14 (1) UU KUP

e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak
secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984 dan
perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli
serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan
dilakukan oleh PKP pedagang eceran;
Terhadap Pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak tersebut
masing-masing, selain wajib menyetor pajak yang
terutang, dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak.
(Pasal 14 ayat 5 UU KUP)
PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

Pasal 14 ayat 1 huruf g:


PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak
Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN 1984 dan
perubahannya.
Terhadap Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g
dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari
jumlah pajak yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) sampai dengan
tanggal penerbitan Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1
(satu) bulan.
(Pasal 14 ayat 5 UU KUP)

Pajak Masukan yang telah dikreditkan (atas perolehan dan/atau impor barang modal)
dan telah diberikan pengembalian wajib dibayar kembali oleh PKP dalam hal PKP
tersebut mengalami keadaan gagal berproduksi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
tahun sejak Masa Pajak pengkreditan Pajak Masukan dimulai.
Update!!! -> UU Cipta Kerja
Update!!! -> UU Cipta Kerja
Update!!! -> UU HPP
Update!!! -> UU Cipta Kerja
Ketentuan Umum &
Tata Cara Perpajakan
KUP-B
CONTENTS

Penagihan Pajak

Sengketa Pajak
OUTLINE
PEMBELAJARAN
Pembetulan dan
Pengungkapan
Ketidakbenaran
PENAGIHAN
PAJAK
DASAR HUKUM

PASAL 18 PASAL 19 PASAL 20 PASAL 21 PASAL 22

DASAR PENAGIHAN PAJAK HAK MENDAHULU


(SKP/STP/PUTUSAN PENERBITAN STP PENAGIHAN DALUARSA
(TIDAK
PEMBETULAN/PUTUSAN PENAGIHAN PAJAK
BUNGA SEKETIKA DAN MELAMPAUI 5 TH -
( 5 TAHUN - UU
KEBERATAN/PUTUSAN PENAGIHAN SEKALIGUS UU NO. 28 / 2007
NO. 28 / 2007 KUP )
BANDING/PUTUSAN PK KUP)
(UU NO. 28 / 2007 KUP)

DASAR PENAGIHAN PAJAK


(SKP/STP/PUTUSAN HAK MENDAHULU
PENERBITAN STP PENAGIHAN DALUARSA
PEMBETULAN/PUTUSAN (TIDAK
PENAGIHAN PAJAK
KEBERATAN/PUTUSAN BUNGA SEKETIKA DAN MELAMPAUI 2 TH -
( 10 TAHUN - UU
BANDING (UU NO. 16 / 2000 PENAGIHAN SEKALIGUS UU NO. 16 / 2000
NO. 16 / 2000 KUP )
KUP ) KUP)
Penagihan Pajak

SERANGKAIAN TINDAKAN AGAR WAJIB PAJAK /


PENANGGUNG PAJAK MELUNASI UTANG PAJAK &
BIAYA PENAGIHAN PAJAKNYA DENGAN :
• MENEGUR /MENGINGATKAN
• MEMAKSA
• MENYITA
• MENJUAL
• MENCEGAH
• MENYANDERA
Dasar Penagihan Pajak
Dasar Penagihan (Pasal 18 KUP)

STP

SKPKB

SKPKBT

SK Pembetulan

Yang
SK Keberatan
menyebabkan
jumlah pajak
Putusan Banding yang masih harus
dibayar
bertambah
Peninjauan Kembali
Hak Mendahulu

HAK MENDAHULU HILANG SETELAH LAMPAU


5 TAHUN SEJAK DITERBITKANNYA

-STP - SK PEMBETULAN
- SKPKB - SK KEBERATAN
- SKPKPBT - PUTUSAN BANDING
Yang mengakibatkan pajak
yang harus dibayar bertambah

Perhitungan Jangka
Waktu

- SEJAK TANGGAL PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA;


- BATAS AKHIR SEJAK PENUNDAAN DIBERIKAN;
- ATAU SEJAK TANGGAL JATUH TEMPO ANGSURAN TERAKHIR
Daluarsa Penagihan

Hak Untuk Melakukan Penagihan Pajak

Daluwarsa setelah Lampau Waktu


5 Tahun

Terhitung Sejak Terbit STP,


SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan,
SK Keberatan, Putusan Banding,
Peninjauan Kembali
DALUWARSA PENAGIHAN TERTANGGUH
Pasal 22 Ayat (2) KUP

Apabila: Daluwarsa Sejak:

Diterbitkan SP tanggal disampaikan surat paksa

Pengakuan Utang dari WP/PP tgl surat permohonan


baik langsung atau tidak penundaan pembayaran
langsung diterima

Diterbitkan SKPKB ex pasal13 tgl diterbitkan SKPKB ex pasal


ayat(5) atau SKPKBT ex 13 ayat(5) atau SKPKBT ex pasal
pasal15ayat(4) 15 ayat(4)

tanggal penerbitan Surat


dilakukan penyidikan tindak
Perintah Penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan.
pidana di bidang perpajakan.
Penugasan-
Persetujuan-
PROSES PENAGIHAN
Instruksi-
DENGAN SURAT PAKSA
Pemeriksaan
Dasar Hukum :
ALUR DAN JADWAL PENYITAAN ADALAH
TINDAKAN JURUSITA
UU No 19 Tahun 2000
 PER 135 tahun 2000
PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK UTANG PAJAK &
BIAYA
PAJAK UNTUK
MENGUASAI BARANAG PER 136 tahun 2000
PENAGIHAN PP GUNA DIJADIKAN KEP 561/KMK.04/2000
DIBAYAR JAMINAN UNTUK PMK No 24/PMK.03/2008
 PUTUSAN MELUNASI UTANG
PENGADILAN PAJAKNYA MENURUT
PAJAK KETENTUAN PERATURAN
Dasar Hukum : Langsung PERUNDANG UNDANGAN
 PUTUSAN
UU No 28 Tahun 2007 ,Pos, PENGADILAN
Ekspedisi
PP No 80 Tahun 2007  DITETAPKAN
Barang Tdk
/kurir LAIN OLEH PENCABUTAN Barang
PMK No 24/PMK.03/2008 dgn bukti MENTERI / Bergerak Bergerak
kirim KEPDA
SITA` 2X
1X
LUNAS

7 hari 21 hari 2X24 jam


SURAT SPMP/ PENGUMUMAN
SKP SP PENYITAAN
TEGURAN TDK LUNAS LELANG
SKPKB
SKPKBT Jatuh tempo
 SPMP
14 hari
SURAT TEGURAN  JURUSITA + 2 SAKSI
dll ADALAH SURAT
SURAT PAKSA ADALAH  BAP SITA
SURAT PERINTAH  BRG BERGERAK & BRG TDK
YANG DITERBITKAN
MEMBAYAR UTANG BERGERAK
OLEH PEJABAT
UNTUK MENEGUR
PAJAK DAN BIAYA  BRG YG DISITA DILARANG:
PELAKSANAAN
ATAU
PENAGIHAN PAJAK
 DIPINDAHTANGANKAN LELANG
MEMPERINGATKAN  DISEWAKAN
KEPADA WAJIB  DIBERITAHUKAN  DIPINJAMKAN
PAJAK UNTUK OLEH JURUSITA  DISEMBUNYIKAN
MELUNASI UTANG PAJAK LELANG ADALAH SETIAP
 DIHILANGKAN
PAJAKNYA  DIBUAT BAP SP PENJUALAN BARANG
 DIRUSAK DIMUKA UMUM
 PENYITAAN ATAS REK. BANK DENGAN CARA
& EFEK PENAWARAN HARGA
SECARA LISAN DAN
ATAU TERTULIS
MELALUI USAHA
PENGUMUMAN DI PENGUMPULAN
PEMBLOKIRAN PENCEGAHAN PENYANDERAAN PENYANDERAAN ADALAH PENGEKANGAN
MEDIA MASA PEMINAT ATAU
SEMENTARA WAKTU KEBEBASAN
PENANGGUNG PAJAK DENGAN CALON PEMBELI
MENEMPATKANKAN DISUATU TEMPAT
PENCEGAHAN ADALAH LARANGAN SEMENTARA
SYARAT: TERTENTU
TERHADAP PENANGGUNG PAJAK TERTENTU
 UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
UNTUK KELUAR DARI WILAYAH NEGARA
REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN ALASAN  DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
TERTENTU SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN JANGKA WAKTU:
6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
DEPA RTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PA JAK
KANTOR PELAYA NAN PA JAK .............................

SURAT PA KSA
Nomor ...............WPJ. ......... KP. ........ / 20....

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YA NG MAHA ESA

KEPA LA KANTOR PELAYA NAN PA JAK

Menimbang bahwa :
Nama Wajib Pajak / Penanggung : .....................................................................
Pajak
NPWP : .....................................................................
Alamat : .....................................................................
menunggak pajak sebagaimana tercantum di bawah ini :

Nomor & Tanggal


Jenis Tahun Jumlah Tunggakan Pajak

a
STP/SKPKB/SKPKBT/SK. Pembetulan/

s
Pajak Pajak (Rp.)

k
SK. Keberatan/Putusan Banding*)

t Pa
S ura
nt u k Jumlah Rp.

Be
(............................................................................................................................ .............................................
...........)

Dengan ini
1. memerintahkan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk membayar jumlah tunggakan pajak tersebut ke
Bank Persepsi / Kantor Pos dan Giro, ditambah dengan biaya penagihan dalam waktu 2 (dua) kali dua
puluh empat jam sesudah pemberitahuan Surat Paksa ini.
2. memerintahkan kepada Jurusita Pajak yang melaksanakan Surat Paksa ini atau Jurusita Pajak lain
yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk melakukan penyitaan atas barang -
barang milik Wajib Pajak / Penanggung Pajak apabila dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam
Surat Paksa ini tidak dipenuhi.

Ditetapkan di
Pada tanggal
Kepala Kantor,
PERHATIAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK……………………………………

BERITA ACARA PEMBERITAHUAN SURAT KUASA

Pada hari ini…………………………… tanggal ……………………19………………atas permintaan Kepala Kantor


Pelayanan Pajak yang memilih tempat kedudukan di Kantor …………………………… di………………………… saya,
Jurusita Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak …………………………… bertempat kedudukan di
…………………………………………

MEMBERITAHUKAN DENGAN RESMI

Kepada Saudara…………………………bertempat tinggal di ………………………………… berkedudukan sebagai


………………………….Surat Paksa disebaliknya ini tertanggal ………………………………… dan saya, Jurusita Pajak,
berdasarkan ketentuan Surat Paksa tersebut memerintahkan kepada Penanggung Pajak supaya dalam
waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam, memenuhi isi Surat Paksa dan oleh karena itu harus menyetor
di Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro ……………………………… sebanyak Rp ………………… dengan tidak
mengurangi kewajiban untuk membayar biaya-biaya penagihan pajak ini dan biaya selanjutnya, dan jika
ia tidak membayar dalam waktu yang telah ditentukan, maka harta bendanya baik yang berupa barang
bergerak maupun barang tidak bergerak akan disita dan dijual di muka umum/dijual langsung kepada
pembeli dan hasil penjualannya digunakan untuk membayar utang pajak, denda, bunga, dan biaya-biaya
yang berhubungan dengan pelaksanaan penagihan ini.

Surat Paksa ini dapat dilanjutkan dengan tindakan PENCEGAHAN dan PENYANDERAAN.

Saya, Jurusita Pajak, telah menyerahkan salinan Surat Paksa ini kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak,
dan saya lakukan di tempat tinggal/kedudukan orang pribadi/badan yang menanggung pajak.

Penyerahan salinan Surat Paksa dilakukan kepada ………………………… bertempat tinggal di


………………disebabkan ………………

Yang menerima salinan Surat Paksa, Jurusita Pajak,

a ksa
(…………………………………………)

rat P
(……………………………………)

u
Jabatan ………………………… Jabatan……………………………

S
cara
Biaya pelaksanaan Surat Paksa sebagai berikut :

A
Biaya harian Jurusita Rp …………………………………

ta
Biaya perjalanan Rp …………………………………
Jumlah Rp …………………………………

Be ri
k
*) Coret yang tidak perlu

nt u
Be
Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus

• PP akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu


• PP memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka
menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang
dilakukannya di Indonesia
• terdapat tanda-tanda bahwa PP akan membubarkan badan usahanya, atau
menggabungkan usahanya, atau memekarkan usahanya, atau memindahtangankan
perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk
lainnya
• badan usaha akan dibubarkan oleh negara
• terjadi penyitaan atas barang PP oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda
kepailitan
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK ................................

SURAT PERINTAH MELAKSANAKAN PENYITAAN


Nomor .......WJP.......KP........20.......

Oleh karena Wajib Pajak/Penanggung Pajak,


Nama : ...............................................................................................
NPWP : ...............................................................................................
Alamat : ...............................................................................................
...............................................................................................
telah dilakukan penagihan pajak dengan Surat Paksa Nomor Nomor .................................................... tanggal
................................. namun hingga saat ini belum juga melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayarnya, maka sesuai
dengan ketentuan Pasal 12 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dengan
ini diperintahkan kepada :

Nama : ...............................................................................................
NIP : ...............................................................................................
Jabatan : Jurusita Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
...............................................................................................
untuk melakukan penyitaan barang-barang (barang bergerak dan atau barang tidak bergerak) milik Wajib
Pajak/Penanggung Pajak baik yang berada di tempat Wajib Pajak/Penanggung Pajak maupun yang berada di tangan
orang lain.

Penyitaan agar dilakukan bersama-sama dengan 2 (dua) orang saksi, warga negara Indonesia yang telah mencapai usia
21 (dua puluh satu) tahun atau telah dewasa dan dapat dipercaya.

Berita Acara Pelaksanaan Sita supaya disampaikan dalam waktu paling lambat ............. hari setelah pelaksanaan
penyitaan.

..................................................20......
Kepala Kantor,

....................................................
NIP.
S.5.0.23.07
Penugasan-
Persetujuan-
BUNGA PENAGIHAN
Instruksi-
Pemeriksaan
SAAT JATUH TEMPO
Pasal 27 PP Nomor 80 Tahun 2007

WP/PP Pengajuan KEBERATAN Pengajuan BANDING

Jika tidak diajukan


Banding
JATUH TEMPO
JATUH TEMPO

1
1 (SATU)
(SATU)
BULAN
BULAN

Sejak Sejak

tanggal penerbitan
tanggal penerbitan
Surat Keputusan
Putusan Banding
Keberatan
SAAT JATUH TEMPO & PENYAMPAIAN SURAT TEGURAN
Pasal 27 PP Nomor 80 Tahun 2007

Pembahasan Akhir Hasil


Pemeriksaan

T S
Wajib Pajak U
SETUJU Jatuh Tempo
I
1 Bulan R
D
A
A
T
Sejak K
Terbit T
WP Usaha Kecil & 7
SKP L hari E
Di Daerah Tertentu
U G
Jatuh Tempo N U
SETUJU
2 Bulan A R
S A
N
BUNGA PENAGIHAN
Pasal19 ayat(1), (2)dan(3) UU KUP

Pajak yg terutang menurut SKPKB, SKPKBT,


SK Pembetulan, SK Keberatan , Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali
yang menyebabkan pajak yang harus
1 dibayar bertambah, apabila pada saat
jatuhtempo pembayaran tidak/kurang
dibayar

Pajak yg terutang dlm hal WP

2% 2
diperbolehkan mengangsur/ menunda
pemba yaran.

Kekurangan pajak yg belum


dilunasi,apabila diberikan penundaan
3 penyampaian SPT Tahunan PPh
BUNGA PENAGIHAN
BUNGA PENAGIHAN
Penugasan-
Persetujuan-
PENGANGSURAN DAN
Instruksi-
PENUNDAAN
Pemeriksaan
PELUNASAN UTANG PAJAK
MELALUI PENGANGSURAN & PENUNDAAN

PENUNGGAK
PAJAK YANG MEMBERIKAN
PUTUSAN PENGANGSURAN
WAJIB PAJAK ATAU PENUNDAAN
PENANGGUNG ATAS NAMA DIREKTUR
PAJAK PEJABAT
JENDERAL PAJAK

SUBJEK PENGANGSURAN ADALAH


YANG TERLIBAT PELUNASAN HUTANG PAJAK
DENGAN CARA MENYERAHKAN
1. PASAL 9 UNDANG-UNDANG SEDIKIT DEMI SEDIKIT ATAU
NOMOR 28 TAHUN 2007 PEMBAYARAN TIDAK SEKALIGUS
TENTANG KUP
2. PASAL 7 s.d. 11 KEPMENKEU NO. DASAR HUKUM PENGANGSURAN DEFINISI
No. 541/KMK.04/2000 DAN PENUNDAAN ADALAH
3. KEP. DIRJEN PAJAK NO.
KEP-325/PJ.2001 PENUNDAAN PENANGGUHAN ATAU
MENGUNDURKAN UNTUK
SEMENTARA WAKTU
PELUNASAN HUTANG PAJAK

SYARAT & ALUR


PROSES PENGANGSURAN & PENUNDAAN
ALUR DAN JADWAL
PROSES PERMOHONAN PENGANGSURAN ATAU
PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK

WAJIB PAJAK BOLEH


MENGAJUKAN PERMOHONAN
PENGANGSURAN ATAU
PENUNDAAN PEMBAYARAN
UTANG PAJAK

Jatuh tempo

7 hari
SURAT
SKP
TEGURAN
SKPKB 15 hari
SKPKBT
dll

ISI KEPMENKEU
NO. 541/KMK.04/2000

(1) BATAS WAKTU DIRJEN PAJAK MEMBERIKAN KEPUTUSAN ATAS


PERMOHONAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 7
(KEPUTUSAN HARUS DITERBITKAN PALING LAMBAT 10 HARI
SETELAH PERMOHONAN DITERIMA DENGAN LENGKAP).
(2) APABILA BATAS WAKTU DIRJEN PAJAK DALAM MEMBERI
KEPUTUSAN TELAH TERLAMPAUI, MAKA PERMOHONAN
DIANGGAP DITERIMA.
(3) TERHADAP UTANG PAJAK YANG SUDAH DITERBITKAN SURAT
KEPUTUSAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD AYAT 1 DAN 2, TIDAK
DAPAT LAGI DIAJUKAN UNTUK MENGANGSUR ATAU MENUNDA
PEMBAYARAN.
(4) MASA PEMBERIAN ANGSURAN ATAU PENUNDAAN
(PENGANGSURAN ATAU PENUNDAAN DIBERIKAN TIDAK
MELEBIHI JANGKA WAKTU 12 BULAN.
Contoh pengenaan sanksi administrasi berupa bunga
dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda
pembayaran pajak ( Pasal 19 ayat (2) )

Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp1.120.000,00
yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas akhir pelunasan tanggal
1 Februari 2009.

1. Apabila Wajib Pajak tersebut di atas diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran


pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar
Rp224.000,00. Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dihitung
sebagai berikut:
 angsuran ke-1 : 2% x Rp1.120.000,00 = Rp22.400,00.
 angsuran ke-2 : 2% x Rp896.000,00 = Rp17.920,00.
 angsuran ke-3 : 2% x Rp672.000,00 = Rp13.440,00.
 angsuran ke-4 : 2% x Rp448.000,00 = Rp8.960,00.
 angsuran ke-5 : 2% x Rp224.000,00 = Rp4.480,00.

2. Dalam hal Wajib Pajak tersebut di atas diperbolehkan untuk menunda pembayaran
pajak sampai dengan tanggal 30 Juni 2009, maka sanksi administrasi berupa bunga
atas penundaan pembayaran Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut sebesar
5 x 2% x Rp1.120.000,00 = Rp112.000,00.
Penugasan-
Persetujuan-
PENCEGAHAN DAN
Instruksi-
PENYANDERAAN
Pemeriksaan
WP KOOPERATIF
 bersedia merespon pemberitahuan yang disampaikan
melalui telepon atau surat;
 memberikan data/informasi yang lengkap mengenai
keadaan perusahaan;
 memberikan penjelasan tentang penyelesaian utang
pajaknya;
 bekerja sama dalam setiap pemeriksaan pada
umumnya dan delinquency audit pada khususnya;
 menyerahkan harta kekayaannya untuk pelunasan
pajak

WP non kooperatif tindakan penagihan aktif represif


berdasarkan UU No. 19 Tahun 2000 jo. UU No.19 Tahun 1997
PENCEGAHAN
(PASAL 29 S.D. 32 UU PPSP)

adalah larangan yang bersifat sementara terhadap


Penanggung Pajak tertentu untuk keluar dari wilayah
Negara Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(Pasal 1 angka 20 UU PPSP )

Penanggung Pajak yg mempuyai utang pajak sekurang-kurangnya


sebesar Rp100 juta dan diragukan itikad baiknya

Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan, dpt diperpanjang


untuk selama-lamanya 6 bulan

 PELAKSANAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN UU NO.9 TAHUN 1992 TTG


KEIMIGRASIAN, PP NO.30 TH 1994 TTG TATA CARA PELAKSANAAN
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN
66
KELENGKAPAN DATA
DLM RANGKA
WAJIB PAJAK BADAN PENCEGAHAN
1. NAMA WP
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
2. NPWP WP
1. NAMA WP/PP ATAU AHLI
3. ALAMAT WP WARIS
4. JUMLAH TUNGGAKAN 2. NPWP WP
5. NAMA PP 3. TGL LAHIR
6. NPWP PP (JIKA ADA) 4. ALAMAT RUMAH
7. JABATAN/PEK. (DIRUT, 5. ALAMAT KANTOR
KOMISARIS,
6. JABATAN/PEKERJAAN
PENGURUS
7. JENIS KELAMIN
8. ALAMAT PP
8. KEWARGANEGARAAN
9. JENIS KELAMIN
9. NO. KTP/PASPOR
10 TGL LAHIR
. 10. JML TUNGGAKAN
67
PROSEDUR PENCEGAHAN

USULAN USULAN
PENCEGAHAN PENCEGAHAN MENKEU
1 2

KPP/KP PBB DJP c.q. DIT P4


3
5
4
7 3
6 2
5 1
SURAT KPD MENKEH
4
3
2
1
KMK TTG PENETAPAN PENCEGAHAN KMK
PP BEPERGIAN KE LN, SALINAN PENCEGAHAN
DIBERIKAN KPD:
1. MENKEH & HAM
2. DIRJEN PAJAK
3. DIR. P4
4. KAKANWIL
5. KPP
6. PP YBS

68
PENYANDERAAN
(PASAL 33 S.D. 36 UU PPSP)

pengekangan sementara waktu kebebasan


Penanggung Pajak dengan menempatkannya
di tempat tertentu
(Pasal 1 angka 21 uu PPSP)

Penanggung Pajak yg mempuyai utang pajak sekurang-kurangnya


sebesar Rp100 juta dan diragukan itikad baiknya

Jangka waktu penyanderaan paling lama 6 bulan, dpt


diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan

69
PENYANDERAAN TDK BOLEH
DILAKSANAKAN

PENANGGUNG PAJAK
PENANGGUNG PAJAK

BERIBADAH
BERIBADAH SIDANG RESMI
SIDANG RESMI PEMILIHAN UMUM
PENGADILAN

PENCEGAHAN & PENYANDERAAN THD PENANGGUNG


PAJAK TDK MENGAKIBATKAN HAPUSNYA UTANG
PAJAK & TERHENTINYA PELAKSANAAN PENAGIHAN
PAJAK

70
PENANGGUNG PAJAK YG DISANDERA DILEPAS:

a. APABILA UTANG PAJAK & BIAYA


PENAGIHAN PAJAK TELAH DIBAYAR LUNAS
b. APABILA JANGKA WAKTU YG DITETAPKAN
DLM SURAT PERINTAH PENYANDERAAN
ITU TELAH DIPENUHI
c. BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YG
TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM
TETAP
d. BERDASARKAN PERTIMBANGAN
TERTENTU DARI MENTERI ATAU
GUBERNUR KDH TK I

71
PROSEDUR PENYANDERAAN

USULAN IZIN USULAN IZIN


PENYANDERAAN PENYANDERAAN
MENKEU
1 2

KPP/KP PBB DJP c.q. DIT P4

3
5
4

3 JURU SITA +
2
1 2 SAKSI
SPP
IZIN
PENYANDERAAN
SURAT PERINTAH BERITA ACARA
PENYANDERAAN PENYANDERAAN
DISERAHKAN KPD:
• JURU SITA
• PP
• KEPALA RUTAN
TTD:
• JURUSITA
• KEPALA RUTAN
• SAKSI2

72
Penugasan-
Persetujuan-
GUGATAN
Instruksi-
Pemeriksaan
GUGATAN WAJIB PAJAK/PENANGGUNG PAJAK
Pasal 23 KUP

1 • Pelaksanaan SP, SPMP atau


Pengumuman Lelang

2
Hanya
• keputusan pencegahan dalam rangka dapat
penagihan pajak;
Diajukan
Kepada
Badan

3
• keputusan yang berkaitan dengan Peradilan
pelaksanaan keputusan perpajakan,
selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 Pajak
ayat (1) dan Pasal 26; atau

• penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat

4
Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan
prosedur atau tata cara yang telah diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan
Penugasan-
Persetujuan-
PENGHAPUSAN PIUTANG
Instruksi-
PAJAK
Pemeriksaan
Syarat-syarat Piutang yang dapat dihapuskan
 Wajib pajak dan atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau
meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan, dan
tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan;
 Wajib Pajak dan atau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta
kekayaan lagi;
 Penagihan Pajak secara efektif telah dilaksanakan dengan
penyampaian Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak
melalui Pemda Setempat;
 Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa; atau
 Sebab lain sesuai dengan hasil penelitian.
SENGKETA
PAJAK
Penugasan-
Persetujuan-
KEBERATAN & BANDING
Instruksi-
Pemeriksaan
KEBERATAN
Pasal 25 ayat (1)

WAJIB PAJAK DAPAT MENGAJUKAN KEBERATAN


HANYA KEPADA DIREKTUR JENDERAL PAJAK atas
SUATU:
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB); atau
5. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

page 80
SYARAT-SYARAT KEBERATAN
Pasal 25 ayat (2) dan (3)

(2) * Tertulis dalam Bahasa Indonesia;


* Mengemukakan jumlah pajak yang terutang,
jumlah pajak yang dipotong atau dipungut, atau
jumlah rugi menurut penghitungan wajib pajak,
dengan disertai alasan yang menjadi dasar
penghitungan.
(3) * Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak
tanggal dikirim surat ketetapan pajak, atau sejak
tanggal pemotongan atau pemungutan pajak,
kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan
bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya.

page 81
MELUNASI PAJAK
DALAM RANGKA KEBERATAN
Pasal 25 ayat (3a)

DALAM HAL WAJIB PAJAK


MENGAJUKAN KEBERATAN ATAS
SURAT KETETAPAN PAJAK,
WAJIB PAJAK WAJIB MELUNASI PAJAK
YANG MASIH HARUS DIBAYAR,
PALING SEDIKIT
SEJUMLAH YANG TELAH DISETUJUI WAJIB PAJAK
DALAM PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN,
SEBELUM
SURAT KEBERATAN DISAMPAIKAN.

page 82
PERSYARATAN MENGIKAT
DALAM PENGAJUAN KEBERATAN
Pasal 25 ayat (4)

KEBERATAN YANG
TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN

BUKAN
MERUPAKAN SURAT KEBERATAN
SEHINGGA
TIDAK DIPERTIMBANGKAN.

page 83
TANDA BUKTI PENERIMAAN
SURAT KEBERATAN
Pasal 25 ayat (5)

TANDA TERIMA SURAT KEBERATAN


DARI PEGAWAI YANG DITUNJUK DIRJEN PAJAK UNTUK
MENERIMA SURAT KEBERATAN,
atau TANDA PENGIRIMAN SURAT KEBERATAN MELALUI
POS DENGAN BUKTI PENGIRIMAN SURAT, atau
MELALUI CARA LAIN
YANG DIATUR DENGAN ATAU BERDASARKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN,
MENJADI
TANDA BUKTI PENERIMAAN SURAT KEBERATAN.

page 84
PERMINTAAN KETERANGAN TERTULIS
DALAM MENGAJUKAN KEBERATAN
Pasal 25 ayat (6)

BILA DIMINTA oleh WAJIB PAJAK untuk


PENGAJUAN KEBERATAN,
DIREKTUR JENDERAL PAJAK WAJIB
MEMBERIKAN KETERANGAN
SECARA TERTULIS
HAL-HAL YANG MENJADI :

– DASAR PENGENAAN PAJAK;


– PENGHITUNGAN RUGI; ATAU
– PEMOTONGAN ATAU PEMUNGUTAN.

page 85
JANGKA WAKTU PELUNASAN
DALAM RANGKA KEBERATAN
Pasal 25 ayat (7)

DALAM HAL WAJIB PAJAK MENGAJUKAN KEBERATAN,


JANGKA WAKTU PELUNASAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (3) ATAU ayat (3a)
ATAS JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR
PADA SAAT PENGAJUAN KEBERATAN,
TERTANGGUH
SAMPAI DENGAN 1 (SATU) BULAN SEJAK
TANGGAL PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN.

page 86
TIDAK TERMASUK SEBAGAI
UTANG PAJAK
Pasal 25 ayat (8)

JUMLAH PAJAK
YANG BELUM DIBAYAR PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN KEBERATAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (7),

TIDAK TERMASUK SEBAGAI UTANG


PAJAK

page 87
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA
Pasal 25 ayat (9)

APABILA KEBERATAN WAJIB PAJAK


DITOLAK atau DIKABULKAN SEBAGIAN,
WAJIB PAJAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA SEBESAR 50%
DARI JUMLAH PAJAK BERDASARKAN
KEPUTUSAN KEBERATAN,
DIKURANGI DENGAN
PAJAK YANG TELAH DIBAYAR
SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN.

page 88
TIDAK DIKENAKAN SAKNSI
BERUPA DENDA 50%
Pasal 25 ayat (10)

DALAM HAL WAJIB PAJAK MENGAJUKAN


PERMOHONAN BANDING,
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA SEBESAR 50%
sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
TIDAK DIKENAKAN.

page 89
KEPUTUSAN KEBERATAN
Pasal 26

(1) Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat


keberatan diterima Dirjen Pajak harus memberi keputusan
atas keberatan yang diajukan;
(2) Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat
menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis;
(3) Keputusan Dirjen Pajak atas keberatan dapat berupa
mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau
menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus
dibayar;
(4) Dalam hal WP mengajukan keberatan sbgmn dimaksud
Pasal 13 ayat (1) huruf b dan huruf d, WP ybs harus dapat
membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut;
(5) Apabila jangka waktu sbgmn dimaksud pada ayat (1) telah
terlampaui dan Dirjen Pajak tidak memberi keputusan,
keberat an yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
page 90
TATA CARA PENGAJUAN dan
PENYELESAIAN KEBERATAN
Pasal 26A
(1). Tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
(2). Tata cara sbgmn dimaksud pada ayat (1), antara lain
mengatur tentang pemberian hak kepada Wajib Pajak untuk
hadir memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan
mengenai keberatannya;
(3). Apabila Wajib Pajak tidak menggunakan hak sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), proses keberatan tetap dapat
diselesaikan;
(4). Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan,
data, informasi, atau keterangan lain dalam proses
keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan,
selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan
belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan,
catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud
tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan.

page 91
BANDING
Pasal 27 ayat (1)

WAJIB PAJAK DAPAT MENGAJUKAN


PERMOHONAN BANDING
HANYA KEPADA
BADAN PERADILAN PAJAK
ATAS
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).

page 92
PUTUSAN PENGADILAN
Pasal 27 ayat (2)

PUTUSAN PENGADILAN PAJAK


MERUPAKAN
PUTUSAN PENGADILAN KHUSUS
DI LINGKUNGAN
PERADILAN TATA USAHA NEGARA

page 93
SYARAT PERMOHONAN BANDING
Pasal 27 ayat (3)

PERMOHONAN DIAJUKAN :
1. SECARA TERTULIS DALAM BAHASA INDONESIA;
2. DENGAN ALASAN YANG JELAS;
3. PALING LAMA 3 (TIGA) BULAN SEJAK SURAT
KEPUTUSAN KEBERATAN DITERIMA; dan
4. DILAMPIRI DENGAN SURAT KEPUTUSAN
KEBERATAN.

page 94
KETERANGAN TERTULIS
Pasal 27 ayat (4a)

APABILA DIMINTA OLEH WAJIB PAJAK


UNTUK KEPERLUAN
PENGAJUAN PERMOHONAN BANDING,
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
WAJIB
MEMBERI KETERANGAN SECARA TERTULIS
HAL-HAL YANG MENJADI DASAR
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN YANG DITERBITKAN

page 95
JANGKA WAKTU
PELUNASAN PAJAK
Pasal 27 ayat (5a)

DALAM HAL WAJIB PAJAK


MENGAJUKAN BANDING,
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK

ATAS JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR


PADA SAAT PENGAJUAN KEBERATAN,
TERTANGGUH
SAMPAI DENGAN 1 (SATU) BULAN SEJAK
TANGGAL PENERBITAN PUTUSAN BANDING.

page 96
TIDAK TERMASUK SEBAGAI
UTANG PAJAK
Pasal 27 ayat (5b)

JUMLAH PAJAK
YANG BELUM DIBAYAR PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN BANDING
sebagaimana dimaksud pada ayat (5a),

TIDAK TERMASUK SEBAGAI UTANG


PAJAK

page 97
BELUM MERUPAKAN
PAJAK YANG TERUTANG
Pasal 27 ayat (5c)

JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR


PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN BANDING
BELUM MERUPAKAN
PAJAK YANG TERUTANG
SAMPAI DENGAN
PUTUSAN BANDING DITERBITKAN

page 98
SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA
Pasal 27 ayat (5d)

APABILA PERMOHONAN BANDING


DITOLAK ATAU DIKABULKAN SEBAGIAN,
WAJIB PAJAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA SEBESAR 100%
DARI JUMLAH PAJAK BERDASARKAN
PUTUSAN BANDING,
DIKURANGI DENGAN
PAJAK YANG TELAH DIBAYAR
SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN

page 99
Update!!! -> UU HPP
Update!!! -> UU Cipta Kerja
Update!!! -> UU Cipta Kerja
Penugasan-
Persetujuan-
PEMBETULAN, PEMBATALAN,
Instruksi- KETETAPAN
PENGURANGAN
Pemeriksaan
PAJAK
PENGURANGAN atau PENGHAPUSAN
SANKSI dan/atau KETETAPAN PAJAK
Pasal 36 ayat (1)

(1) Direktur Jenderal Pajak karena JABATAN atau atas PERMOHONAN


WAJIB PAJAK dapat:
a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi
berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib
Pajak atau bukan karena kesalahannya;
b. mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang
tidak benar;
c. mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang tidak benar; atau
d. membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan
pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa:
1. penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau
2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.

page 104
PENGAJUAN PERMOHONAN
Pasal 36 ayat (1a) dan (1b)

(1a) Permohonan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan
huruf c hanya dapat diajukan oleh
Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali.
(1b) Permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d hanya dapat
diajukan oleh Wajib Pajak 1 (satu) kali.

page 105
KEPUTUSAN PERMOHONAN
Pasal 36 ayat (1c) dan (1d)

(1c) Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu


paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterima, harus memberi keputusan
atas permohonan yang diajukan.
(1d) Apabila jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1c) telah lewat tetapi
Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu
keputusan, permohonan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dianggap dikabulkan.

page 106
PEMBETULAN
DAN PENGUNGKAPAN
SPT
KETIDAKBENARAN
PEMBETULAN SPT WP Membetulkan SPT dengan
menyampaikan pernyataan tertulis
Beri tanda di SPT

Syarat, belum dilakukan:


o Pemeriksaan; atau
o Pemeriksaan Bukti Permulaan.

rugi atau lebih bayar

TIDAK YA

sampai paling lama 2 (dua) tahun


daluwarsa sebelum daluwarsa
108
PEMBETULAN SPT
Kompensasi Kerugian

WP menerima:
yg menyatakan rugi fiskal yg berbeda dg rugi
skp
fiskal yg telah dikompensasikan dalam SPT
Tahunan
SK Keberatan

SK Pengurangan
Ketetapan Pajak
WP tidak membetulkan
SK Pembatalan WP membetulkan SPT
SPT
Ketetapan Pajak
jangka waktu
SK Pembetulan
3 bulan Dirjen Pajak
sejak tanggal memperhitungkan rugi
Putusan Banding  stempel pos pengiriman
 diterima secara langsung fiskal
Putusan PK

atas Tahun Pajak sebelumnya atau


beberapa Tahun Pajak sebelumnya,
LANJUT

109
PEMBETULAN SPT
Kompensasi Kerugian

j e n Pajak
Dir
ng ka n rugi
e mp erhitu
m fiskal
1. Dirjen Pajak menghitung kembali kompensasi kerugian pada saat
proses:
a. Pemeriksaan,
b. Pemeriksaan ulang,
c. penyelesaian keberatan,
d. penyelesaian pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak,
e. penerbitan SK Pembetulan

2. Dalam hal proses Banding & Peninjauan Kembali Dirjen Pajak


menyampaikan rugi fiskal tersebut ke badan peradilan pajak

CK
BA

110
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PENGISIAN SPT

Dirjen Wajib Pemeriksaan


Pajak Pajak tetap
dilanjutkan
skp
Pengungkapan
Pemeriksaan Ketidakbenaran
Pengisian SPT
Syarat:
Ditandatangani WP
Kesadaran sendiri penghitungan
kekurangan pajak
Laporan tertulis
dalam format SPT dikreditkan
SSP Kurang Bayar
Sepanjang SPHP belum
disampaikan SSP bunga sesuai
KMK (semula
kenaikan 50%)

111
Update!!! -> UU Cipta Kerja
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (1)

Pengungkapan Wajib
Ketidakbenaran Pajak
Perbuatan
Tidak sesuai
dengan Usulan Penyidikan
keadaan yg
sebenarnya
Dirjen Pemeriksaan
Pajak Bukper tetap
dilanjutkan
sesuai dengan
keadaan yg
Pemeriksaan
sebenarnya
Bukper
Laporan Hasil Pemberitahuan
Pemeriksaan Tidak Dilakukan
Bukper Penyidikan

113
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (2)

tidak menyampaikan SPT


alpa/
sengaja menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan keterangan yg isinya tidak benar

Syarat:
Kemauan sendiri
Ditandatangani WP
Pernyataan tertulis
penghitungan kekurangan pajak dalam
Sepanjang mulainya penyidikan belum format SPT
diberitahukan kpd penuntut umum
SSP Kurang Bayar
SSP denda sebesar 100% (semula 150%)

114
Update!!! -> UU Cipta Kerja

Anda mungkin juga menyukai