Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Restitusi PPN

Restitusi PPN adalah pengembalian biaya pajak oleh DJP karena adanya kelebihan pembayaran
Pajak Pertambahan Nilai atau PPN terutang oleh PKP.

Mekanisme Restitusi PPN

1. Mengajukan permohonan restitusi PPN dengan menggunakan dua metode, yakni:


 Mengisi SPT Masa PPN dengan memberi tanda silang pada kolom Dikembalikan (restitusi).
 Jika kolom Dikembalikan (restitusi) pada SPT Masa PPN tersebut tidak diisi atau tidak
mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan pajak, maka PKP bisa mengajukan
surat permohonan sendiri secara terpisah.

2. PKP bisa mengajukan permohonan restitusi PPN ke DJP melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
tempat PKP dikukuhkan.

3. Setelah dilakukan pengecekan oleh DJP, biasanya akan diterbitkan SKPLB.

4. SKPLB diterbitkan oleh Ditjen Pajak paling lambat 12 bulan sejak surat permohonan diserahkan dan
diterima secara lengkap, kecuali pada kegiatan tertentu sudah ditetapkan berdasarkan keputusan Ditjen
Pajak.

5. Apabila dalam 12 bulan sejak permohonan restitusi PPN, DJP tidak kunjung memberikan keputusan,
itu artinya permohonan restitusi PPN dikabulkan dan SKPLB tersebut akan diterbitkan dalam waktu
paling telat 1 bulan setelah jangka waktunya berakhir.

Penyebab Kelebihan Pembayaran PPN

1. Berdasarkan UU PPN Pasal 9 ayat 4a


Penyebab kelebihan pembayaran PPN yang berujung pada restitusi PPN menurut UU PPN Pasal 9 ayat
4a, karena jumlah Pajak Masukan lebih besar daripada jumlah pajak keluaran.
Kondisi ini dapat terjadi disebabkan:
 PKP memiliki kegiatan usaha ekspor
 PKP menyerahkan barang kena pajak (BKP) atau jasa kena pajak (JKP) kepada pemungut PPN
 PKP menyerahkan BKP atau JKP yang memperoleh fasilitas PPN tidak dipungut
 Pembelian BKP berupa barang modal yang dilakukan sebelum PKP mulai berproduksi sehingga
belum melakukan penyerahan yang terutang PPN
 Keadaan lainnya yang menyebabkan dalam satu masa pajak, jumlah pajak masukan yang dapat
dikreditkan lebih besar daripada pajak keluaran
2. Berdasarkan UU PPN Pasal 16E
orang pribadi yang bukan subjek pajak dalam negeri melakukan pembelian barang di dalam daerah
pabean yang tidak dikonsumsi di dalam daerah pabean.
3. Berdasarkan UU KUP Pasal 17 ayat 2
 PPN yang dipungut lebih besar daripada yang seharusnya misalnya disebabkan karena kesalahan dalam
penghitungan atau penerapan dasar pengenaan pajak (DPP) PPN
Pemungutan PPN yang seharusnya tidak dipungut. Sebagai contoh, atas penyerahan barang yang
mendapat fasilitas PPN tidak dipungut, tetapi tetap dipungut PPN.
Selama bulan November 2018 PT ABC memiliki pajak masukan sebesar Rp 50 juta dan pajak keluaran
sebesar Rp 20 juta. Ketika dikreditkan, ditemukan adanya PPN lebih bayar sebesar Rp 30 juta.
Pajak Keluaran Rp 20.000.000,00
PPN Lebih Bayar Rp 30.000.000,00
     Pajak Masukan Rp 50.000.000,00

Kompensasi pajak adalah kelebihan bayar PPN atau Pajak Pertambahan Nilai yang bisa dimanfaatkan
untuk membayar utang kurang bayar pajak pada periode berikutnya.

Landasan hukum yang mengatur kompensasi pajak adalah Pasal 13 Ayat 1 Huruf c Undang-Undang
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).

Mekanisme Perpajakan

Ada beberapa ketentuan dan mekanisme dalam kompensasi pajak yang penting untuk Anda
ketahui sebagai wajib pajak. Mekanisme ini tertera di dalam UU KUP Pasal 13.
Beberapa mekanisme kompensasi pajak adalah sebagai berikut:
1. PKP hanya memiliki jangka waktu lima tahun untuk menggunakan kompensasi pajak setelah
adanya surat terutang pajak atau masa akhir pajak.
2. PKP memerlukan surat ketetapan dan penerbitan kompensasi pajak dari Direktorat Jenderal
Pajak.
3. Sanksi administrasi akan ditambahkan ke dalam kekurangan bayar pajak terutang yang ada di
surat ketetapan pajak. Sanksi ini berupa bunga serta tarif bunga tiap bulan.
4. Penghitungan kompensasi pajak berdasarkan masa pajak, tahun pajak, dan penerbitan surat
ketetapan pajaknya.
5. Menteri keuangan menetapkan tarif bunga pada suku bunga acuan sebesar 15% dan dibagi 12
sesuai tanggal perhitungan sanksi.
6. Sanksi administrasi ditetapkan dalam wujud kenaikan bunga pada hasil pemeriksaan PPnBM dan
PPN.
7. Ada imbalan yang akan didapatkan dalam bentuk bunga yang wajib diberikan kepada wajib
pajak.

Anda mungkin juga menyukai