Anda di halaman 1dari 25

Produk Hukum Hasil

Pemeriksaan Pajak

Presented by: Intan Puspanita

Produk Hukum Hasil Pemeriksaan Pajak


SKPKB

SKPKBT
Produk Hukum
Hasil Pemeriksaan

SKPLB

SKPN

STP

SKPKB

Diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13 UU KUP. Berikut beberapa


ketentuan terkait dengan penerbitan SKPKB:
1.
SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya
jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah
pajak yg masih harus dibayar.
2.
Dapat diterbitkan oleh DJP dalam jangka waktu 5 tahun setelah
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak
atau Tahun Pajak.
3.
SKPKB diterbitkan dalam hal-hal sbb:
a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak
yang terutang tidak atau kurang dibayar;
b. Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur
secara tertulis tidak disampaikanpada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran;

SKPKB
Apabila berdasarkan hasil pemriksaan atau keterangan lain mengenai
PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih
lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen);
d. Apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal
29 Undang-Undang KUP tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui
besarnya pajak yang terutang;atau
e. Apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan NPWP dan/atau dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana
Jumlah kekuarangan pajak yang terutang dalam SKPKB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a dan huruf e UU KUP ditambah
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan dan paling lama
24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajaksampai dengan
diterbitkannya SKPKB.
c.

4.

SKPKB
5.

Jumlah Pajak dalam SKPKB sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat


(1) huruf b, c, dan d UU KUP ditambah dengan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar:
a. 50% dari PPh yg tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;
b. 100% dari PPh yg tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang
dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi
atau kurang disetor; atau
c. 100% dari PPN barang dan jasa dan PPnBM yg tidak atau kurang
dibayar.

SKPKB

Contoh Wajib Pajak dikenakan SKPKB dengan sanksi berupa


bungan selama 24 bulan:
Wajib Pajak PT A mempunyai penghasilan kena pajak selama
tahun pajak 2011 sebesar Rp100.000.000 dan menyampaikan SPT
PPh tepat waktu. Pada bulan April 2015 berdasarkan hasil
pemeriksaan diterbitkan SKPKB maka sanksi bunga dihitung sbb:

SKPKB

Contoh Wajib Pajak dikenakan SKPKB dengan sanksi berupa


kenaikan sebesar 50%:
Wajib Pajak PT A mempunyai penghasilan kena pajak selama
tahun pajak 2011 sebesar Rp100.000.000 dan mempunyai SPT
PPh tepat waktu. Pada saat dilaksanakannya pemeriksaan, WP
tidak memenuhi ketentuan Pasaal 29 UU KUP. Pada bulan April
2015 berdasarkan hasil pemeriksaan diterbitkan SKPKB maka
sanksi kenaikan dihitung sbb:

SKPKB

Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak


dalam Surat Pemberitahuan menjadi pasti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan apabila dalam jangka
waktu 5 tahun, setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak tidak
diterrbitkan SKP.
Walaupun jangka waktu 5 tahun telah lewat SKPKB tetap dapat
diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar
48% dari jumlah pajak yg tidak atau kurang dibayar apabila WP
setelah jangka waktu tersebut dipidana karena melakukan tindak
pidana dibidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yg dapat
menimbulkan kerugian pendapatan negara berdasarkan putusan
pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

SKPKBT

Diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 15 UU KUP. Berikut beberapa ketentuan


terkait dengan penerbitan SKPKBT:
1. SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yg menentuakan tambahan atas jumlah
pajak yg telah ditetapkan.
2. Dapat diterbitkan oleh DJP dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau
Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yg mengakibatkan penambahan
jumlah pajak yg terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka
penerbitan SKPKBT.
3. Jumlah kekurangan pajak yg terutang dalam SKPKBT ditambah sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak
tersebut.
4. Kenaikan tidak dikenakan apabila SKPKBT diterbitkan berdasarkan
keterangan tertulis WP atas kehendak sendiri, dengan syarat DJP belum
melakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT.
5. Apabila jangka waktu 5 tahun telah lewat, SKPKBT tetap dapat diterbtkan
ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% dari jumlah pajak
yang tidak atau kurang dibayar.

SKPKBT

Contoh Wajib Pajak dikenakan SKPKBT dengan sanksi berupa


kenaikan sebesar 100%:
Terhadap Wajib Pajak PT A pernah diterbitkan SKPKB pada bulan April
2015 dengan nilai pokok pajak yang kurang dibayar senilai Rp10.000.000.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui bahwa penghasilan kena pajak
seharusnya bukan Rp150.000.000 namun senilai Rp250.000.000. Pada
bulan April 2016 berdasarkan hasil pemeriksaan diterbitkan SKPKBT
maka sanksi kenaikan dihitung sbb:

SKPLB

Diterbitkan berdasarkan ketntuan Pasal 17 UU KUP. Berikut beberapa


ketentuan terkait dengan penerbitan SKPLB
1. SKPLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
2. Direktur Jenderal pajak, setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan
SKPLB apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yg dibayar lebih
besar daripada jumlah pajak yang terutang. Adapun kondisi lebih bayar
untuk masing-masing jenis pajak adalah sbb:
a. Pajak penghassilan apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada
jumlah pajak yang terutang;
b. PPN apabila jumlah kredit pajak lebih besar dari pada jumlah pajak
yang terutang. Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN,
jumlah pajak yg terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran
dikurangi dengan pajak yang dipungut oleh pemungut PPN tersebut;
c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila jumlah apajk yang
dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.

SKPLB
3.

4.

5.

Berdasarkan permohonan WP, DJP, setelah meneliti kebenaran


pembayaran pajak, menerbitkan SKPLB apabila terdapat pembayran
pajak yg seharusnya tidak terutang, yg ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
SKPLB masih dapat diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan dan/atau data baru ternyata pajak yang lebih dibayar
jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayran pajak yang telah
ditetapkan.
Contoh Wajib Pajak diterbitkan SKPLB:

SKPN

Diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 17A UU KUP. Berikut beberapa


ketentuan terkait dengan penerbitan SKPN:
1. DJP, setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan SKPN apabila jumlah
kredit pajak atau jumlah pajak yg dibayar sama dengan jumlah pajak yang
terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada
pembayaran pajak.
2. Adapun kondisi pajak nihil untuk masing-masing jenis pajak adalah sbb:
a. PPh apabila jumlah kredit pajak sama dengan pajak yg terutang atau
pajak yg tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
b. PPN apabila jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang
terutang, atau pajak yg tidak teruatng dan tidak ada kredit pajak. Jika
terdapat pajak yg dipungut oleh Pemungut PPN, jumlah pajak yg
terutang dihitung dengan cara jumlah pajak keluaran dikurangi dengan
pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN tersebut; atau
c. PPnBM apabila jumlah pajak yg dibayar sama dengan jumlah pajak
yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada pembayaran pajak.

SKPN
Contoh

Wajib Pajak diterbitkan SKPN:

STP
Diterbitkan berdasarkan ketnetuan Pasal 14 UU KUP. Berikut beberapa
ketentuan terkait penerbitan STP:
1. DJP dapat menerbitkan STP apabila:
a. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
b. Dari hasil penelitian terdapat kekuarangan pembayaran pajak sebagai akibat
salah tulis dan/atau salah hitung;
c. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga;
d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak membuat faktur
pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisis faktur
pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN
1984 dan perubahannya selain:
1) Identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b
UU PPN 1984 dan perubahannya;
2) Identitas pembeli serte nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan g UU PPN 1984 dan perubahannya,
dalam hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang
eceran;

STP
f.

Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan


masa penerbitan faktur pajak; atau
g. PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak
Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN
1984 dan perubahannya.
2. STP mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan
Pajak.
3. Jumlah kekuarangan pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a dan huruf b
Undang-Undang KUP ditambah sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% per bulan untuk paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak,
atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak.
4. Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena pajak sebgaimana dimaksud
pada Pasal 14 ayat (1) huruf d, huruf e, atau huruf f UU KUP, selain
wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi administrasi berupa
denda sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak.

STP
5.

6.

Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena pajak sebgaimana dimaksud


pada Pasal 14 ayat (1) huruf g UU KUP dikenai sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak yang ditagih
kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat Keputusan Kelebihan
Pembayaran Pajak sampai dengan tanggal penerbitan STP, dan bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Contoh Wajib Pajak STP karena Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi
berupa denda karena keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN masa
Desember 2015:

LATIHAN
1. Produk hukum apa yang akan Wajib Pajak terima dan apa
sanksi (jika ada) atas kasus-kasus dibawah ini:
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat kurang bayar atas SPT
Masa PPN yang disampaikan lewat jangka waktu yang
ditentukan dalam surat tegoran;
b. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak, tetapi tidak membuat Faktur Pajak;
c. Dilakukan pemeriksaan ulang karena Data baru termasuk data
yang semula belum terungkap yang mengakibatkan penambahan
jumlah pajak yang terutang.
d. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah
pajak yang telah dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang
terutang;
e. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah
pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang;

LATIHAN
2. Wajib pajak PT. Surya mempunyai penghasilan kena pajak 2010
sebesar 100.000.000 dan menyampaikan SPT tepat waktu.
Kredit pajak Rp10.000.000. Pada bulan April 2012 berdasarkan
hasil pemeriksaan diterbitkan SKPKB. Berapakah jumlah pajak
yang harus dibayar PT. Surya?
3. Diketahui penyerahan export PT Sinar Rp 7 Milyar dan
penyerahan lokal Rp 3 Milyar untuk SPT Masa PPN Masa
Januari-Desember 2012. PPN Keluaran (10% dari lokal) Rp300
juta dan PPN Masukan sebesar Rp310 juta. Jumlah lebih bayar
dikompensasikan ke Masa Januari 2013. Apabila pada tanggal
28 Desember 2013 terdapat temuan bahwa penjualan lokal
yang belum dilaporkan sebesar 1 Milyar dan diterbitkan
SKPKB, maka berapa jumlah pajak yang harus dibayar PT
Sinar?

Jawab:
1. Produk hukum apa yang akan Wajib Pajak terima dan apa
sanksi (jika ada) atas kasus-kasus dibawah ini:
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat kurang bayar atas SPT
Masa PPN yang disampaikan lewat jangka waktu yang
ditentukan dalam surat teguran;
Jawab:
Diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar),
terhadap kasus ini dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2 %
sebulan (maksimal 24 bulan) dari jangka waktu yang telah lewat
berdasarkan surat tegoran >> Pasal 13 ayat 2 UU KUP.
b. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak, tetapi tidak membuat Faktur Pajak;
Jawab:
Diterbitkan STP (Surat Tagihan Pajak), terhadap kasus ini
dikenakan sanksi berupa denda sebesar 2 % x DPP (Dasar
Pengenaan Pajak) >> Pasal 14 ayat 4 UU KUP.

Jawab
c. Dilakukan pemeriksaan ulang karena Data baru termasuk data
yang semula belum terungkap yang mengakibatkan penambahan
jumlah pajak yang terutang.
Jawab:
Diterbitkan SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan), terhadap kasus ini:
Apabila dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka
penerbitan SKPKBT, maka dikenakan sanksi berupa kenaikan
sebesar 100%.
- Apabila melalui keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas
kehendak sendiri dengan syarat DJP (Direktorat Jenderal Pajak)
belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka
penerbitan SKPKBT, tidak akan dikenakan sanksi kenaikan. >>
umumnya hal ini yang dilakukan dalam praktik.

Jawab
d. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah
pajak yang telah dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
yang terutang;
Jawab:
Diterbitkan SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar),
terhadap kasus ini tidak ada sanksi yang diberikan >> Pasal 17
ayat 1 UU KUP.
e. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah
pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang;
Jawab:
Diterbitkan SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil), terhadap kasus
ini tidak ada sanksi yang diberikan >> Pasal 17A UU KUP.

Jawab
Jawaban No.3

Wajib

pajak PT. Surya menyampaikan SPT tahun Pajak


2010 tepat. Peredaran Bruto PT Surya tahun 2010
sebesar 100.000.000. Diketahui pengurang penghasilan
kena pajak sebesar Rp50.000.000 dan kredit pajak
sebesar Rp15.000.000. Sehingga menurut PT Surya
terdapat lebih bayar Rp2.500.000. Pada bulan April 2015
berdasarkan hasil pemeriksaan diterbitkan SKPKB,
dimana menurut Pemeriksa peredaran bruto PT Surya
adalah Rp150.000.000. Berapakah jumlah pajak yang
harus dibayar PT. Surya?

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai