PROSEDUR PEMERIKSAAN
(SE-65/PJ/2013)
SEMESTER VI D-III PAJAK 2018/2019
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
NUR ARIF NUGRAHA
pernyataan pilihan Metode
Pemeriksaan, Teknik Pemeriksaan dan
SE-04/PJ/2012 Prosedur Pemeriksaan yang akan
dilaksanakan oleh Pemeriksa Pajak
dalam melakukan pemeriksaan sesuai
dengan Rencana Pemeriksaan
Metode Tidak Langsung yang digunakan oleh Pemeriksa Pajak harus didasarkan pada
bukti kompeten yang cukup dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank … (1)
Dalam pencatatan Wajib Pajak semua penghasilan
dicatat di sisi debit dan pengeluaran dicatat di sisi
kredit, termasuk penghasilan-penghasilan yang bukan
merupakan objek pajak dan pengeluaran-pengeluaran
yang tidak boleh dikurangkan menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank … (2)
Apabila jumlah sisi kredit melebihi jumlah sisi debit,
selisihnya merupakan penghasilan bruto Wajib Pajak
yang perlu dipastikan apakah telah dilaporkan atau
tidak. Namun apabila jumlah sisi debit melebihi jumlah
sisi kredit, diperlukan keyakinan yang lebih mendalam
karena ada kemungkinan Wajib Pajak tidak melaporkan
seluruh pengeluarannya.
Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank … (3)
Untuk dapat menghitung Penghasilan Kena Pajak harus
diperhitungkan penghasilan yang bukan merupakan
objek pajak dan pengeluaran yang tidak boleh
dikurangkan. Pengujian atas objek pajak lainnya dapat
didasarkan pada catatan yang ada dari kas/bank
tersebut.
Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank … (4)
Jumlah semua penerimaan bank (mutasi kredit bank) +/+
Saldo Akhir Kas +/+
PPh yang dipotong/dipungut pihak lain +/+
Pengeluaran tunai +/+
Saldo Awal Kas -/-
Penerimaan yang bukan penghasilan*) -/-
Penerimaan yang bukan objek pajak -/-
PPN dipungut sendiri**) -/-
Penghasilan bruto seharusnya (final dan non final) xxx
*) Misal pencairan pinjaman, pencairan deposito, mutasi antar rekening sendiri,
pembatalan transaksi, dan sebagainya.
**) PPN dipungut sendiri diisi hanya apabila Pemeriksa Pajak dapat meyakini
terdapat PPN yang dipungut dalam mutasi kredit bank dan penerimaan kas.
Pendekatan Sumber dan Penggunaan Dana … (1)
Utang naik
Dana Utang turun
Saldo Akhir
Penghasilan
Dana
Pendekatan Penghitungan Rasio … (1)
Pendekatan Rasio sebaiknya digunakan dalam kondisi:
a. terdapat data yang dapat digunakan sebagai
pembanding dan/atau penghitungan rasio baik dari
Direktorat Jenderal Pajak, Wajib Pajak, maupun dari
pihak lain.
b. kegiatan usaha Wajib Pajak dapat dibandingkan
dengan rasio yang diperoleh.
Pendekatan Penghitungan Rasio … (2)
Pendekatan ini merupakan cara untuk menguji dan
menghitung kembali peredaran usaha, harga pokok
penjualan, laba bruto, laba bersih, ataupun penghasilan
bruto secara keseluruhan,
dengan cara mengalikan basis data dengan persentase atau
rasio-rasio pembanding.
Pendekatan Penghitungan Rasio … (3)
Basis data adalah data awal yang dimiliki oleh Pemeriksa
Pajak baik yang berasal dari internal Wajib Pajak pada
tahun pajak yang sedang diperiksa atau tahun pajak yang
lain, maupun yang berasal dari pihak eksternal, misalnya:
a. peraturan perpajakan yang mengatur mengenai
benchmarking;
b. publikasi komersial;
c. hasil pemeriksaan;
d. dan lain-lain.
Pendekatan Penghitungan Rasio … (4)
Dalam melakukan perbandingan (internal atau eksternal),
Pemeriksa Pajak harus mempertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat kesepadanan, misalnya:
a. karakteristik barang dan jasa yang dijual;
b. luas dan besarnya kegiatan usaha (skala usaha);
c. letak geografis usaha;
d. kondisi ekonomi; dan/atau
e. strategi bisnis yang meliputi umur perusahaan dan
aktivitas perluasan/ekspansi.
Tambahan: Formula ini sekarang tidak dinyatakan secara eksplisit di SE-65/PJ/2013
A Formula Dasar
Pendekatan Penghitungan Rasio...cont’ PER-04/PJ/2012
1 Pos yang dihitung
Harga Biaya
Pos yang dihitung dapat berupa peredaran usaha, HPP, laba kotor, atau No Penjualan Persediaan Piutang Aktiva Modal Rasio yang digunakan
Pokok Usaha
laba neto
1. Tidak Ada Ada Penjualan = HPP x (1+
Basis data pada Setahun
GPM)
2 Proyeksi data setahun periode x
Periode Yang 2. Tidak Ada Tidak Penjualan = HPP x (1+
yang diidentifikasi
Teridentifikasi
GPM)
B Formula Rasio
1 Rasio Margin Laba 3. Tidak Tidak Ada Ada HPP = Rata-rata
Kotor persediaan x ITO
(Gross Profit Penjualan = HPP x
Margin/GPM) (1+GPM)
2 Rasio Margin Laba
Bersih
(Net Profit Margin/NPM) 4. Tidak Tidak Tidak Ada HPP = Rata-rata
3 Perputaran Persediaan persediaan x ITO
Rata-Rata Penjualan = HPP x
(Inventory (1+GPM)
Turnover/ITO)
4 Perputaran Piutang
5. Tidak Tidak Ada Ada Penjualan = Rata-
Rata-Rata
(Account Receivable rata piutang x ART
Turnover/ART)
5 Rasio Pengembalian 6. Tidak Tidak Tidak Ada Penjualan = Rata-
atas Aktiva rata piutang x ART
(Return on Asset/RoA)
6 Rasio Pengembalian
7. Tidak Tidak Tidak Ada Laba Bersih = Total
atas Modal
(Return on Equity/RoE) Aktiva x RoA
2. Dalam hal volume usaha yang dapat diidentifikasi hanya untuk periode tertentu, maka volume
usaha sebagaimana rumus di atas diproyeksikan dengan cara sebagai berikut:
Volume pada Setahun
Proyeksi Volume Usaha = periode yang x Periode yang
diidentifikasi teridentifikasi
3. Dalam hal variabel yang dapat diidentifikasikan berupa input atau proses maka volume pada
periode yang diidentifikasikan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: