AKUNTANSI PAJAK
meringkas C
mengolah D
menyajikan E
Pengambilan
keputusan
keuangan
AKUNTANSI PAJAK
AKUNTANSI
TUJUAN FUNGSI
menghitung besarnya mengolah data
pajak yang terutang kuantitatif yang akan
digunakan untuk
menyajikan laporan
keuangan yang
memuat perhitungan
perpajakan
DASAR PELAKSANAAN
AKUNTASI PAJAK
LAPORAN KEUANGAN
FISKAL
Pajak
7 Penghasilan
POSTING REKONSILIASI
terutang sesuai
FISKAL dengan
2 6 keadaan yang
sebenarnya
BUKU BESAR
1 3 5
JURNAL 4 LAPORAN KEUANGAN
KOMERSIAL
NERACA LAJUR
TRANSAKSI
Laporan Keuangan
• Neraca
Menunjukkan posisi keuangan (Aset, Kewajiban & Ekuitas) pada
tanggal tertentu
• Laporan Laba-Rugi
Memberikan informasi jumlah pendapatan yang diakui dan biaya
yang dibebankan selama periode tertentu
• Laporan Perubahan Ekuitas
Menunjukan perubahan ekuitas dari entitas selama periode
tertentu
• Laporan Arus Kas
Menunjukkan aliran kas masuk dan keluar dari entitas selama
periode tertentu
Neraca
Utang Lancar = 1
Utang Jangka
Aktiva Lancar = 1
Panjang = 1
Aktiva Tetap = 4
Ekuitas = 3
Lap Laba/Rugi
Pendapatan 20
Beban 12
Surplus 8
Neraca
Utang/Kwjban 30 Ekuitas 62
Surplus 8
Assets 100 Ekuitas 70
70
100 100
Stelsel Pengakuan Penghasilan dalam
akuntansi pajak
• Stelsel Akrual
Adalah pengakuan penghasilan pada waktu diperoleh dan biaya pada waktu
terutang, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. Termasuk kategori stelsel akrual adalah pengakuan penghasilan
berdasarkan metode persentase tingkat penyelesaian pekerjaan pada
bidang konstruksi pada usaha Build Operate Transfer (BOT) dan real estat.
• Stelsel Kas
Adalah pengakuan penghasilan diakui pada waktu diterima secara tunai dan
biaya yang dibayar secara tunai. Basis kas biasa digunakan perusahaan kecil,
orang pribadi, dalam bidang usaha jasa transportasi, hiburan, restoran, dan
yang sejenis.
• Stelsel Campuran
Adalah modifikasi dari stelsel kas yang digunakan untuk penghitungan PPh.
Ilustrasi Stelsel Pengakuan Penghasilan
Uraian Pembukuan tahun 2020 Stelsel Kas Stelsel Akrual Stelsel Campuran
1. PENJUALAN
- Terima uang muka pesanan tahun 2021 300.000.000 - 300.000.000
- Penjualan tahun 2020 dan telah diterima uangnya 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000
- Penjualan tahun 2020 belum diterima uangnya - 800.000.000 -
- Koreksi penjualan atas:
Pesanan tahun 2021 diterima uangnya tahun 2020 - - (300.000.000)
Pesanan tahun 2020 belum diterima uangnya - - 800.000.000
• Sdr. Bambang bekerja pada PT Indonesia Jaya dan berstatus K/3. Gaji kotor dalam
sebulan sebesar Rp10.000.000
Penghasilan Kotor Rp10.000.000
Pengurang Penghasilan Kena Pajak:
Biaya Jabatan Rp500.000
Iuran Pensiun (1%) Rp100.000
Penghasilan Neto sebulan Rp 9.400.000
Perkiraan penghasilan neto setahun Rp112.800.000
PTKP setahun Rp72.000.000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 40.800.000
Tarif PPh 21 setahun (5%) Rp 2.040.000
PPh Pasal 21 sebulan Rp 170.000
Take Home Pay 9.730.000
Jurnal oleh PT Indonesia Jaya
Saat membayarkan gaji karyawan
• Dr Biaya Gaji Rp10.000.000
Cr Utang PPh Pasal 21 Rp 170.000
Utang Dana Pensiun Rp 100.000
Kas Rp 9.730.000
Saat Menyetorkan PPh 21
• Dr Utang PPh Pasal 21Rp 170.000
Cr Kas Rp170.000
Saat Menyetorkan Iuran Dana Pensiun
• Dr Utang Dana Pensiun Rp 100.000
Cr Kas Rp100.000
Ilustrasi transaksi dengan
Bendahara Pemerintah
PT Cibaduyut sebagai salah satu rekanan Pemprov Jabar. Pada 11 Juni 2022
menerima pembayaran dari Bendahara Pemprov Jabar atas pengadaan sepatu
security sebesar Rp 222.000.000.00 (termasuk PPN) dan dipungut PPh Pasal 22
sebesar 1.5% atas penyerahan 1 Juni 2022. Harga Pokok Penjualan atas barang
tersebut adalah Rp 160.000.000.00. Hitung PPN dan PPh Pasal 22 yang dipungut.
dan bagaimana jurnal yang dibuat oleh PT Cibadutu atas penerimaan pembayaran
tersebut?
Jawaban :
Pada tanggal 2 Januari 2022. PT Gramedia membayar biaya sewa selama setahun
kepada PT Istana Palaza, Bandung dengan nilai sewa setahun Rp 200.000.000 belum
termasuk PPN. Hitung PPN dan PPh Pasal 4 ayat (2) yang terutang atas transaksi
tersebut dan bagaimanakah penjurnalan dilakukan?
Jawaban :
PT Agung Sedayu melaporkan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019 pada tanggal 30 April 2020. Angsuran PPh
Pasal 25 masa pajak Januari sd. Maret 2020 (sesuai SPT Tahun 2018) sebesar Rp 15.000.000. Berdasarkan
perhitungan SPT Tahunan Tahun Pajak 2019 besarnya angsuran PPh Pasal 25 mulai April 2020 sebesar Rp
20.000.000. Bagaimanakah PT Agung Sedayu melakukan penjurnalan setiap bulannya. dengan menggunakan
pendekatan pembebanan akhir tahun atau pendekatan pembebanan langsung?
Jawaban :
Jurnal Berkaitan dengan Penjualan dan Pembelian
• Pembelian:
1 Maret 2022. PT Maju Jaya membeli barang dagangan sebesar Rp 220.000.000
termasuk PPN. Jurnal pembeliannya adalah:
Persediaan 200.000.000
PPN Masukan 20.000.000
Utang Dagang 220.000.000
• Penjualan:
21 April 2022. PT Maju Jaya menjual barang dagangan sebesar Rp 250.000.000 belum
termasuk PPN. Harga Pokok Penjualan atas barang tersebut sebesar Rp 200.000.000. Jurnal
atas penjualan tersebut adalah:
Piutang Dagang 277.500.000
PPN Keluaran 27.500.000
Penjualan 250.000.000
Jurnal Berkaitan dengan Penjualan dan Pembelian atau HPP
Misal LB dikompensasikan ke masa berikutnya: (masa Mei 2022). Masa Mei 2022 total PK
50.000.000, total PM 25.000.000. Jurnal pelusanan PPN masa pajak Mei 2022;
PPN keluaran 50.000.000
PPN masukan 25.000.000
Piutang PPN (LB April 2022) 2.500.000
Kas 22.500.000
Misal diretitusikan terbitkan SKPLB Rp 2.000.000, dicairkan di bulan Agustus 2022, jurnalnya:
Kas 2.000.000
Piutang PPN 2.000.000
SOAL LATIHAN JURNAL
PT AJBS (Anak Jaya Bapak Sejahtera) adalah Wajib Pajak bergerak dibidang
perdagangan dan sudah dikukuhkan sebagai PKP. Selama bulan Februari 2021
melakukan transaksi berkaitan dengan usahanya sebagai berikut :
1. 1 Februari 2021 membeli barang dagangan harga pembelian Rp 200.000.000 kredit
dipungut PPN oleh penjual dan diberikan FP sesuai dengan ketentuan formal.
Pelunasan pembayaran dilakukan tanggal 15 Februari 2021.
2. 5 Februari 2021 menjual barang dagangan sebesar Rp 250 juta secara tunai kepada
PT Sedati Jaya belum termasuk PPN.
3. 10 Februari 2021 membayar PPh Pasal 21 sebesar Rp 10 juta dan PPh Pasal 23
sebesar Rp 2 juta untuk masa Juni 2021.
4. 10 Februari 2021 membayar PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas sewa gedung masa
pajak Juni 2021 sebesar Rp 1 juta.
5. 25 Februari 2021 membayar gaji karyawan sebesar Rp 100 juta dengan PPh Pasal
21 sebesar Rp 10 juta.
6. Tanggal 28 Februari 2021 menyetor PPN dan menyampaikan SPT Masa PPN masa
pajak Juni 2019 dengan total PPN Keluaran 100 juta. dan total PPN Masukan Rp 120
juta
Tingginya
Laba
Di sisi perpajakan bersifat tidak
menguntungkan, sebab
meningkatkan beban pajak yang
harus dibayar.
REKONSILIASI FISKAL
adalah proses penyesuaian atas laba komersial
yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk
menghasilkan penghasilan neto/laba yang
sesuai dengan ketentuan pajak
SKEMA PENGHITUNGAN PAJAK
PENGHASILAN PERUSAHAAN
Dipotong
Pajak oleh pihak lain
saat menerima
penghasilan WP Badan
Memotong
PSAK 46 PPh 21. 23.
Pajak atas Laba 4 (2)
Perusahaan
SPT Tahunan PPh PPN atas
Penghasilan bruto Pajak penyerahan
berdasarkan barang/jasa
Beban yang dapat dikurangkan ketentuan
Penghasilan kena pajak Perpajakan
X tarif pajak
Pajak terutang :
Kredit pajak Lapor
• Angsuran pajak (PPh25) KPP
• Dipotong pihak lain (22.23)
• Pajak luar negeri (24) Setor
Pajak kurang/lebih bayar (29) Kas negara 38
HAKEKAT REKONSILIASI FISKAL
Akuntansi Perbedaan Rekonsiliasi
Pelaksanaan Penyesuaian
pembukuan diperlukan agar
berdasar kebijakan Perbedaan timbul laba yang
akuntansi terkait pengakuan diperhitungkan
perusahaan pendapatan dan secara akuntansi
menyimpang dari beban di laporan dapat diperlakukan
ketentuan laba rugi sebagai laba atau
perpajakan penghasilan kena
pajak
TEKNIK REKONSILIASI
Koreksi
Rekonsiliasi
PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/ DIFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
Aset / Liabilitas
Beban/Manfaat
JENIS PERBEDAAN FISKAL
Beda Tetap (Permanen)
Dikurangi
Penghasilan Ditambah Dikurangi
biaya
biaya 3M penghasilan
Kena Pajak penghasilan dikenai PPh
deductible
(PKP) yang belum
final final
dibebankan
• Ilustrasi:
PT Selo Mangkleng dalam tahun 2020 mengakui besarnya
biaya perjalanan dan transportasi sebesar Rp300.000.000.
Terdapat biaya untuk rekreasi pemegang saham dan
keluarganya sebesar Rp100.000.000. Atas biaya tersebut
harus dikoreksi fiscal sebagai berikut”
No Uraian Menurut Menurut Fiskal Koreksi Fiskal
Komersial
1. Biaya 300.000.000 200.000.000 100.000.000
Perjalanan
Pembentukan Dana Cadangan
Koreksi Positif
Pembayaran yang Melebihi Kewajaran
• Misalnya pembayaran gaji direktur sebagai pemilik atau transaksi antar group
perusahaan.
• Biaya yang boleh diakui hanya yang memenuhi kriteria kewajaran. biaya yang
tidak wajar harus dikoreksi fiskal
• Penentuan kewajaran dapat dilakukan dengan membandingkan dengan
kegiatan atau transaksi sejenis
• Ilustrasi:
PT ABG dalam biaya gajinya terdapat pembayaran gaji untuk salah satu direktur
yang merupakan anak salah satu dari pemegang saham. Gaji dibayarkan per
bulan adalah Rp150.000.000 sementara rata-rata direktur di perusahaan lain
dengan omset bisnis yang sejenis gaji direktur hanya sebesar Rp100.000.000
No Uraian Menurut Menurut Koreksi Fiskal
Komersial Fiskal
1. Biaya Gaji 150.000.000 100.000.000 50.000.000
Sanksi Ketetapan Pajak
• Sanksi Ketetapan Pajak berupa denda dan bunga tidak dapat
dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto untuk
mendapatkan Penghasilan Kena Pajak
• Ilustrasi:
PT Mandiri Jaya Sentosa telah diterbitkan STP PPh Pasal 25
dengan pokok tagihan Rp100.000.000 dan sanksi bunga Rp
5.000.000. Besarnya Biaya Bunga Pajak yang dapat diakui adalah
No Uraian Menurut Menurut Koreksi Fiskal
Komersial Fiskal
• Ilustrasi:
CV Agung modalnya tidak terbagi atas saham. membebankan biaya
gaji tahun 2018 sebesar Rp 500.000.000, termasuk gaji Sdr. Agung
yang merupakan pemiliknya Rp 25.000.000
– adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah
utang tertentu.
Biaya Entertainment
Biaya entertainment, representasi, jamuan tamu, dan sejenisnya
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang merupakan objek PPh dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto, sepanjang dibuatkan daftar nominatif yang setidaknya
memuat:
– Nomor urut, tanggal diberikan
– Nama/tempat alamat entertainment diberikan
– Jenis dan jumlah rupiah entertainment
– Relasi, nama, posisi, nama perusahaan, jenis usaha
Biaya Natura dan Kenikmatan
• Biaya berkaitan dengan Natura atau Kenikmatan
Berdasarkan KMK Nomor 466/KMK.04/2000, pemberian
natura/kenikmatan yang dapat dikurangkan adalah yang;
- Merupakan keharusan
- Diberikan di daerah terpencil
Beda Koreksi
PKP PPh
Tetap fiskal
PPh
Beda Koreksi
PKP
Waktu fiskal
Pajak
Tangguhan
MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK
• Laba kena pajak yang dihitung setelah adanya
koreksi fiskal (positif maupun negatif).
perhitungannya sbb:
Laba bersih usaha komersial XXX
Koreksi Fiskal:
Koreksi Fiskal Positif XXX
Koreksi Fiskal Negatif (XXX)
Jumlah Koreksi Fiskal XXX
Penghasilan Kena Pajak XXX
• Ilustrasi
PT Makmur Sentosa dalam tahun 2020 mempunyai
laba komersial sebesar Rp2.000.000.000. Koreksi positif
sebesar Rp350.000.000 dan Koreksi negatif sebesar
Rp50.000.000. Besarnya PKP adalah:
Laba Komersial 2.000.000.000
Koreksi Fiskal:
Koreksi Positif 350.000.000
Koreksi Negatif (50.000.000)
Jumlah Koreksi Fiskal 300.000.000
PKP 2.300.000.000
• Ilustrasi
PT Abadi Jaya dalam tahun 2020 mempunyai laba komersial
sebesar Rp5.000.000.000. Koreksi Positif sebesar Rp750.000.000
dan Koreksi Negatif sebesar Rp50.000.000. Pada tahun 2020
masih terdapat sisa kerugian tahun 2016 sebesar Rp 200.000.000
(atas kerugian tahun 2016 telah dilakukan pemeriksaan.
Besarnya PKP adalah:
Laba Bersih Komersial 5.000.000.000
Koreksi Fiskal
Koreksi Positif 750.000.000
Koreksi Negatif (50.000.000)
Jumlah Koreksi Fiskal 700.000.000
Penghasilan Netto Fiskal 5.700.000.000
Kompensasi kerugian (200.000.000)
PKP 5.500.000.000
MATERI III
PAJAK TANGGUHAN (DEFERRED TAX)
AS ASSET OR LIABILITIES
(PSAK 46)
DEFINISI PAJAK TANGGUHAN
• Pajak tangguhan adalah beban pajak (deferred tax expense) atau manfaat
pajak (deferred tax income) yang akan menambah atau mengurangi jumlah
pajak yang harus dibayar di masa depan.
• Pajak tangguhan ini timbul karena perbedaan saat pengakuan pendapatan
atau beban antara peraturan perpajakan (fiskal) dengan standar akuntansi
keuangan (komersial).
• Perbedaan saat pengakuan ini mengakibatkan pendapatan/beban yang diakui
pada masing-masing periode berbeda, namun secara keseluruhan pada
akhirnya jumlah total pendapatan/beban yang diakui sama antara fiskal dan
komersial.
• Oleh karena itu perbedaan ini biasa disebut sebagai beda sementara
(temporary different).
• Beban/manfaat pajak tangguhan tidak akan mempengaruhi jumlah pajak
terutang yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan (pajak kini).
PENCATATAN PAJAK TANGGUHAN
Memunculkan Beban
Pajak Tangguhan di
Laporan Laba Rugi
Bersifat Kena
Pajak (+)
Memunculkan Aset Pajak
Tangguhan di Laporan
Posisi Keuangan
Perbedaan
Temporer
Memunculkan Manfaat
Pajak Tangguhan di
Laporan Laba Rugi
Bersifat Dapat
Dikurangkan (-)
Memunculkan Liabilitas
Pajak Tangguhan di
Laporan Posisi Keuangan
ASET ATAU LIABILITIES?
• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan
yang dapat dipulihkan pada periode masa depan yang
terjadi karena adanya koreksi positif akibat beda waktu.
Laba fiscal setelah beda waktu > laba fiscal sebelum beda waktu
80
Kewajiban Pajak Tangguhan dan
Aktiva Pajak Tangguhan
• Perusahaan mempunyai kewajiban untuk menghitung dan
mengakui pajak tangguhan (deferred taxes) atas future taxes
effects
• Bertujuan untuk memperlihatkan di Neraca berapakah
sesungguhnya taksiran pajak yang akan dibayar dimasa yang
akan datang
• Oleh karena itu, beban pajak (tax expense) mencakup jumlah
pajak yang terutang(tax payable) ditambah dengan dampak
pajak akibat perbedaan temporer.
BEBAN PAJAK DAN PAJAK KINI
• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat
pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam
menentukan laba atau rugi pada satu periode dipadankan
dengan dengan laba akuntansi sebelum ada koreksi akibat
beda waktu
• Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang
atas penghasilan kena pajak untuk untuk tahun berjalan
yang dihitung berdasarkan tarif yang berlaku.
Laba Fiskal --> Tax payable
Laba Fiskal tanpa beda waktu --> Tax expense
Terdapat pula aset yang menurut akuntansi dapat disusutkan. tetapi menurut fiskal tidak
dapat disusutkan. yaitu:
4. Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan tidak boleh
disusutkan secara fiskal. Misalnya; kendaraan perusahaan yang dikuasai dan dibawa pulang oleh
karyawan. rumah dinas karyawan yang tidak terletak di daerah terpencil
5. Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan di daerah terpencil yang ditempati pegawai
yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan
6. Dalam hal harta yang tidak boleh disusutkan secara fiskal tersebut dijual (dialihkan). keuntungannya
merupakan obyek PPh. yang dihitung dari selisih antara harga jual (nilai pasar) dengan harga
perolehan. Dalam hal selisihnya negatif (rugi). kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai
biaya
ALASAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Kebijakan pajak untuk penyusutan harus mempertimbangkan 3 (tiga)
hal, yaitu:
• Keadilan pajak, dengan adanya penyusutan. maka perusahaan
manufaktur dan jenis usaha yang padat modal (capital intensive)
akan sangat diuntungkan dibandingkan perusahaan jasa ataupun
jenis usaha padat karya (labor intensive).
• Kebijakan ekonomi, dengan adanya penyusutan membawa akibat
pada peningkatan investasi (capital growth) sehingga EAT/ROI/CF
menjadi meningkat.
• Administrasi, pemilihan jenis penyusutan harus disesuaikan dengan
beberapa hal, yaitu besarnya biaya administrasi. sumber daya
manusia, dan kepatuhan wajib pajak.
METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
• Straight Line Method
Disusutkan dengan menggunakan bagian-bagian yang sama
besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta
tersebut
• Double Declining
Disusutkan dengan bagian-bagian yanag menurun selama masa
manfaat yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan
atas nilai sisa buku. Pada akhir masa manfaat nilai buku
disusutkan sekaligus.
TABEL PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
. KEL. HARTA MANFAAT TARIF MASA PENYUSUTAN
BERWUJUD
GARIS LURUS SALDO MENURUN
1. BUKAN
BANGUNAN
- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
- KELOMPOK 2 8 THN 12.5 % 25 %
- KELOMPOK 3 16 THN 6.25 % 12.5 %
- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %
2. BANGUNAN
PERMANEN 20 THN 5 %
TDK PERMANEN 10 THN 10 %
Langkah-langkah menghitung Penyusutan
Fiskal
• Tentukan Masa manfaat aktiva (kelompok aktiva)
dengan menggunakan Keputusan Menteri Keuangan
No.96/PMK.03/2009.
• Hitung biaya penyusutan tahun tersebut
*) tahun 2021 disusutkan sekaligus sebesar nilai sisa buku tahun sebelumnya
Ilustrasi Penyusutan Metode Saldo Menurun
- Tahun Parsial
Jurnal :
Kas Rp 5.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 87.500.000
Kerugian Penjualan Aktiva Rp 7.500.000
Mesin Rp 100.000.000
TERIMA KASIH