Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

BAB I Ketentuan Pajak Penghasilan ................................................... 1


A. Objek Penghasilan...............................................................................1
B. Penghasilan Final .................................................................................1
C. Dikecualikan Objek Pajak ...................................................................2
D. Penghasilan Tidak Kena Pajak ........................................................... 3
E. Tarif ........................................................................................................3
F. Kredit Pajak .......................................................................................... 3
a. PPh 21 ............................................................................................... 3
b. PPh 22 .............................................................................................. 4
c. PPh 23 .............................................................................................. 4
d. PPh 24 .............................................................................................. 5
e. PPh 25 .............................................................................................. 5
G. Norma Perhitungan Penghasilan Neto............................................6
H. Penghasilan Peredaran Bruto Tertentu ...........................................6
I. Pelaksanaan Perpajakan Suami-Istri................................................7
BAB II Kasus PPh OP ............................................................................. 10
1. Kasus 1 PPh OP Karyawan satu pemberi kerja ............................... 10
2. Kasus 2 PPh OP Suami-Istri (KK) Penghasilan > 60 Juta ..............12
3. Kasus 3 PPh OP Suami-Istri (MT) ......................................................15
4. Kasus 4 PPh OP Suami-Istri (KK) usaha dan/ pekerjaan bebas ...20
5. Kasus 5 PPh OP WP PP 23 Tahun 2018 ............................................23
6. Kasus 6 PPh OP Usaha dan Pekerjaan bebas dan PPh Final ........25
7. Kasus 7 PPh Op Pekerjaan Bebas .....................................................27
BAB 1
A. Subjek Pajak
Yang menjadi subjek pajak adalah:

a. orang pribadi; dan


b. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak;
c. badan; dan
d. bentuk usaha tetap. *****)

Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek
pajak luar negeri. Subjek pajak dalam negeri adalah orang pribadi, baik yang
merupakan Warga Negara Indonesia maupun warga negara asing yang:

a. bertempat tinggal di Indonesia;


b. berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan; atau

B. Objek Pajak Penghasilan


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Terakhir Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
meyebutkan bahwa Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
termasuk:
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal;
2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,
sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya;
3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama
dan dalam bentuk apa pun;
4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang

1
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan
5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh
hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau
permodalan dalam perusahaan pertambangan;
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
g. dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis;
h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. premi asuransi;
o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak;
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
s. surplus Bank Indonesia.
C. Objek Pajak Penghasilan Final
Penghasilan berikut dikenai pajak yang bersifat final:
a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, bunga atau diskonto surat berharga
jangka pendek yang diperdagangkan di pasar uang, dan bunga
simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi
orang pribadi;
b. penghasilan berupa hadiah undian;
c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham

2
atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang
diterima oleh perusahaan modal ventura;
d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estat, dan persewaan
tanah dan/atau bangunan; dan
e. penghasilan tertentu lainnya, termasuk penghasilan dari usaha yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto
tertentu, yang diatur dalam atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
D. Dikecualikan Objek Pajak
Yang dikecualikan sebagai objek pajak:
a. Sumbangan Atau Hibah:
1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat, infak, dan sedekah
yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima
oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan
yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia,
yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima
sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, sepanjang tidak
ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan
b. warisan;
c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham
atau sebagai pengganti penyertaan modal;
d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau
kenikmatan, meliputi:
1. makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau minuman
bagi seluruh pegawai;
2. natura dan/atau kenikmatan yang disediakan di daerah tertentu;
3. natura dan/atau kenikmatan yang harus disediakan oleh pemberi
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan;
4. natura dan/atau kenikmatan yang bersumber atau dibiayai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa; atau

3
5. natura dan/atau kenikmatan dengan jenis dan/atau batasan
tertentu.
e. pembayaran dari perusahaan asuransi karena kecelakaan, sakit, atau
karena meninggalnya orang yang tertanggung, dan pembayaran
asuransi beasiswa.
f. dividen atau penghasilan lain dengan ketentuan sebagai berikut:
1. dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak:
a) orang pribadi dalam negeri sepanjang dividen tersebut
diinvestasikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam jangka waktu tertentu; dan/atau
b) badan dalam negeri;
2. dividen yang berasal dari luar negeri dan penghasilan setelah
pajak dari suatu bentuk usaha tetap di luar negeri yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak badan dalam negeri atau Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri, sepanjang diinvestasikan atau
digunakan untuk mendukung kegiatan usaha lainnya di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu
tertentu, dan memenuhi persyaratan berikut:
a) dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan
tersebut paling sedikit sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
laba setelah pajak; atau
b) dividen yang berasal dari badan usaha di luar negeri yang
sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek diinvestasikan
di Indonesia sebelum Direktur Jenderal Pajak menerbitkan
surat ketetapan pajak atas dividen tersebut sehubungan
dengan penerapan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang ini;
3. dividen yang berasal dari luar negeri sebagaimana dimaksud pada
angka 2 merupakan:
a) dividen yang dibagikan berasal dari badan usaha di luar negeri
yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek; atau
b) dividen yang dibagikan berasal dari badan usaha di luar negeri
yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek sesuai
dengan proporsi kepemilikan saham;
4. dalam hal dividen sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b)
dan penghasilan setelah pajak dari suatu bentuk usaha tetap di
luar negeri sebagaimana dimaksud pada angka 2 diinvestasikan
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kurang dari 30%
(tiga puluh persen) dari jumlah laba setelah pajak sebagaimana
dimaksud pada angka 2 huruf a) berlaku ketentuan:
a) atas dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan
tersebut, dikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan;

4
b) atas selisih dari 30% (tiga puluh persen) laba setelah pajak
dikurangi dengan dividen dan/atau penghasilan setelah pajak
yang diinvestasikan sebagaimana dimaksud pada huruf a)
dikenai Pajak Penghasilan; dan
c) atas sisa laba setelah pajak dikurangi dengan dividen dan/atau
penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan sebagaimana
dimaksud pada huruf a) serta atas selisih sebagaimana
dimaksud pada huruf b), tidak dikenai Pajak Penghasilan;
5. dalam hal dividen sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b
dan penghasilan setelah pajak dari suatu bentuk usaha tetap di
luar negeri sebagaimana dimaksud pada angka 2, diinvestasikan
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebesar lebih dari
30% (tiga puluh persen) dari jumlah laba setelah pajak
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a) berlaku ketentuan:
a) atas dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan
tersebut dikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan; dan
b) atas sisa laba setelah pajak dikurangi dengan dividen dan/atau
penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan sebagaimana
dimaksud pada huruf a), tidak dikenai Pajak Penghasilan;
6. dalam hal dividen yang berasal dari badan usaha di luar negeri
yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek
diinvestasikan di Indonesia setelah Direktur Jenderal Pajak
menerbitkan surat ketetapan pajak atas dividen tersebut
sehubungan dengan penerapan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang
ini, dividen dimaksud tidak dikecualikan dari pengenaan Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud pada angka 2;
7. pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan dari luar negeri
tidak melalui bentuk usaha tetap yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak badan dalam negeri atau Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri dikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan
dalam hal penghasilan tersebut diinvestasikan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu tertentu dan
memenuhi persyaratan berikut:
a) penghasilan berasal dari usaha aktif di luar negeri; dan
b) bukan penghasilan dari perusahaan yang dimiliki di luar negeri;
8. pajak atas penghasilan yang telah dibayar atau terutang di luar
negeri atas penghasilan sebagaimana dimaksud pada angka 2
dan angka 7, berlaku ketentuan:
a) tidak dapat diperhitungkan dengan Pajak Penghasilan yang
terutang;
b) tidak dapat dibebankan sebagai biaya atau pengurang
penghasilan; dan/atau

5
c) tidak dapat dimintakan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak;
9. dalam hal Wajib Pajak tidak menginvestasikan penghasilan dalam
jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan
angka 7, berlaku ketentuan:
a) penghasilan dari luar negeri tersebut merupakan penghasilan
pada tahun pajak diperoleh; dan
b) Pajak atas penghasilan yang telah dibayar atau terutang di luar
negeri atas penghasilan tersebut merupakan kredit pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Undang-Undang ini;
10. dihapus;
g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan, baik yang dibayar oleh
pemberi kerja maupun pegawai;
h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang
tertentu;
i. bagian laba atau sisa hasil usaha yang diterima atau diperoleh
anggota dari koperasi, perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi
kolektif;
j. dihapus;
k. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan
syarat badan pasangan usaha tersebut:
1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan
2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu;
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian
dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang
membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana
dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun
sejak diperolehnya sisa lebih tersebut;
n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu;

6
o. dana setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan/atau
BPIH khusus, dan penghasilan dari pengembangan keuangan haji
dalam bidang atau instrumen keuangan tertentu, diterima Badan
Pengelola Keuangan Haji (BPKH); dan
p. sisa lebih yang diterima/diperoleh badan atau lembaga sosial dan
keagamaan yang terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang
ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana sosial dan
keagamaan dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut, atau ditempatkan sebagai dana
abadi.
E. Penghasilan Tidak Kena Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
101/PMK.010/2016 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak:
a. Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) untuk diri Wajib
Pajak orang pribadi
b. Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk
Wajib Pajak yang kawin
c. Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) tambahan untuk
seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami
d. Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk
setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga
F. Tarif
Tarif lapisan tarif kena pajak orang pribadi:
Tabel Lapisan Tarif
Penghasilan Kena Pajak Tarif
Sampai dengan Rp60.000.000 5%
Rp60.000.000 - 15%
Rp250.000.000
Rp250.000.000 - 25%
Rp500.000.000
Rp500.000.000 – 30%
Rp5.000.000.000
Diatas Rp5.000.000.000 35%

7
G. Kredit Pajak
a) PPh 21
Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri wajib
dilakukan oleh:
1) pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai
2) bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan
3) dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun
dan pembayaran lain dengan nama apa pun dalam rangka
pensiun
4) badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas dan
5) penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran
sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.
Penghasilan pegawai harian, mingguan, serta pegawai tidak tetap
lainnya yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto setelah
dikurangi bagian penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan yang
besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan. Tarif
pemotongan atas penghasilan dimaksud adalah tarif pajak sesuai dalam
Pasal 17, kecuali ditetapkan lain dengan Peraturan Pemerintah.
Besarnya tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 20% (dua puluh persen)
daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat
menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Ketentuan mengenai petunjuk pelaksanaan pemotongan pajak atas
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor:
Per-16/PJ/2016 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan
Kegiatan Orang Pribadi.
b) PPh 22
Menteri Keuangan dapat menetapkan:
1) bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan
dengan pembayaran atas penyerahan barang

8
2) badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak
yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di
bidang lain dan
3) Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli
atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
Ketentuan mengenai dasar pemungutan, kriteria, sifat, dan besarnya
pungutan pajak diatas diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan. Besarnya pungutan yang diterapkan terhadap Wajib
Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100%
(seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak
yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
c) PPh 23
Penghasilan di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun
yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau
bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib
membayarkan:
1. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas:
a. dividen
b. bunga
c. royalti
d. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah
dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21
2. sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas:
a. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan Pasal
4 ayat (2) dan
b. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21.
Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan
adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif seharusnya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa lain diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
d) PPh 24
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari
luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh

9
dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang
ini dalam tahun pajak yang sama.
Besarnya kredit pajak adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar
atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi penghitungan
pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang perpajakan di
Indonesia.
Dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan,
sumber penghasilan ditentukan sebagai berikut:
a. penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan
dari pengalihan saham dan sekuritas lainnya adalah negara
tempat badan yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut
didirikan atau bertempat kedudukan
b. penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan
penggunaan harta gerak adalah negara tempat pihak yang
membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut
bertempat kedudukan atau berada
c. penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta
tak gerak adalah negara tempat harta tersebut terletak
d. penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,
dan kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar atau
dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan atau berada
e. penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk
usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan
f. penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan atau tanda turut serta dalam pembiayaan atau
permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara
tempat lokasi penambangan berada
g. keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat
harta tetap berada dan
h. keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari
suatu bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha
tetap berada.
Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikreditkan
ternyata kemudian dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak yang
terutang menurut Undang-undang ini harus ditambah dengan jumlah
tersebut pada tahun pengurangan atau pengembalian itu dilakukan.
Ketentuan mengenai pelaksanaan pengkreditan pajak atas
penghasilan dari luar negeri diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 192/PMK.03/2018
Tentang Pelaksanaan Pengkreditan Pajak Atas Penghasilan Dari Luar
Negeri dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

10
107/PMK.03/2017 Tentang Penetapan Saat Diperolehnya Dividen Dan
Dasar Penghitungannya Oleh Wajib Pajak Dalam Negeri Atas
Penyertaan Modal Pada Badan Usaha Di Luar Negeri Selain Badan Usaha
Yang Menjual Sahamnya Di Bursa Efek.
e) PPh 25
Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak
Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:
a. Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan
yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 yang telah
dipotong dan
b. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang
boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pajak
penghasilan Pasal 24,
dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun
pajak.
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
untuk bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan disampaikan sebelum batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sama dengan besarnya
angsuran pajak untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu.
Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak
untuk tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung kembali
berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan
berikutnya setelah bulan penerbitan surat ketetapan pajak.
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan
penghitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan
dalam hal-hal tertentu, sebagai berikut:
a. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian
b. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur
c. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu
disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan
d. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
e. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih
besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan dan
f. terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.
Menteri Keuangan menetapkan penghitungan besarnya angsuran
pajak bagi:

11
a. Wajib Pajak baru
b. bank, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, Wajib
Pajak masuk bursa, dan Wajib Pajak lainnya yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan harus membuat
laporan keuangan berkala dan
c. Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu dengan tarif paling
tinggi 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) dari peredaran
bruto.
H. Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2015
Tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto Wajib Pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran
brutonya dalam 1 (satu) tahun sebesar Rp4.800.000.000,00 (empat miliar
delapan ratus juta rupiah) atau lebih wajib menyelenggarakan pembukuan.
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) wajib
menyelenggarakan pencatatan, kecuali Wajib Pajak yang bersangkutan
memilih menyelenggarakan pembukuan.
Wajib Pajak orang pribadi yang wajib menyelenggarakan pencatatan
dan menerima atau memperoleh penghasilan yang tidak dikenai Pajak
Penghasilan bersifat final, menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma
Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan
sejak awal Tahun Pajak yang bersangkutan. Pemberitahuan penggunaan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang disampaikan dalam jangka
waktu tertentu dianggap disetujui kecuali berdasarkan hasil pemeriksaan
ternyata Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan untuk menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Wajib Pajak orang pribadi yang
tidak memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak wajib pajak
dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan.
Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung dengan cara
mengalikan angka persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto
dengan peredaran bruto atau penghasilan bruto dari kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dalam 1 (satu) Tahun Pajak. Dalam menghitung besarnya
Pajak Penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak orang pribadi, sebelum
dilakukan penerapan tarif umum Pajak Penghasilan, terlebih dahulu
dihitung Penghasilan Kena Pajak dengan mengurangkan Penghasilan
Tidak Kena Pajak dari penghasilan neto.

12
I. Penghasilan Peredaran Bruto Tertentu
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang
Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto
Tertentu Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak dalam negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final dalam jangka waktu tertentu. Tarif Pajak
Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (nol koma lima persen). Tidak
termasuk penghasilan dari usaha yang dikenai Pajak Penghasilan yang
bersifat final sebagaimana dimaksud sebagai berikut:
a. penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi
dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas
b. penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri yang
pajaknya terutang atau telah dibayar di luar negeri
c. penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
tersendiri dan
d. penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang dikenai Pajak
Penghasilan final sebagaimana dimaksud merupakan Wajib Pajak orang
pribadi dan Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan
komanditer, firma, atau perseroan terbatas, yang menerima atau
memperoleh penghasilan dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp
4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu)
Tahun Pajak.
J. Pelaksanaan Perpajakan Suami-Istri
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2014
mengatur mengenai bentuk formulir SPT Tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan. Bentuk SPT Tahunan yang dipergunakan oleh WP
Orang Pribadi untuk melaporkan penghasilan pada tahun pajak 2014
mengalami beberapa perubahan yang diatur dalam PER-19. Salah satunya
yaitu pada SPT Tahunan untuk tahun pajak 2014, terdapat kolom yang
menyatakan “status kewajiban perpajakan suami-isteri”. Terdapat kolom
KK, HB, PH, dan MT. Penjelasan mengenai status kewajiban perpajakan
tersebut dapat dilihat dibawah ini:
1. Status perpajakan KK (Kepala Keluarga) -> kewajiban perpajakan
suami-isteri digabung, isteri dapat menggunakan NPWP suami
sebagai sarana perpajakannya.
2. Status perpajakan HB (Hidup Berpisah) -> Wajib Pajak yang memiliki
status perpajakan HB dikenai pajak secara terpisah, karena suami-
isteri telah hidup berpisah berdasarkan putusan Hakim.

13
3. Status perpajakan PH (Pisah Harta) -> penghasilan suami-isteri
dikenai pajak secara terpisah karena dikehendaki secara tertulis
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
4. Status perpajakan MT (Memilih Terpisah) -> penghasilan suami-isteri
dikenai pajak secara terpisah karena dikehendaki oleh isteri yang
memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
sendiri.
Peraturan mengenai status kewajiban perpajakan suami-isteri ini diatur sejak
2008 dan mulai berlaku sejak 1 Januari 2009 (UU No.36 Tahun 2008) dan
ditegaskan dalam SE-29/PJ/2010. Dalam SPT tahunan WP Orang Pribadi,
form pengisian kolom status perpajakan suami-istri baru muncul pada SPT
tahunan tahun pajak 2014.

14
BAB 2
KASUS-KASUS PPh

Kasus 1 (PPh Orang Pribadi Karyawan Satu Pemberi Kerja)


Agus Pambudi merupakan pegawai tetap di PT Alisindo Raya Indonesia
sebagai staf administrasi sejak 2 mei 2015, dengan status sudah menikah dan
memiliki 3 orang anak. NPWP Agus 77.530.335.7.322.000 beralamatkan di
Jalan Tanjung Anom Gang Kelinci No. 5 Jakarta Barat. Daftar susunan
keluarga, data kekayaan, dan data kewajiban yang dimiliki sampai dengan
tahun 2023 sebagai berikut:
Data Susunan Keluarga
No Nama Tanggal Lahir Hubunga Keterangan
Keluarga
1. Agus Pambudi 12-08-1980 Suami Pegawai
2. Nia Lestari 13-09-1982 Istri Tidak Bekerja
3. Budi Pambudi 07-08-2005 Anak Kandung Pelajar
4. Fina Pambudi 08-10-2010 Anak Kandung Pelajar
5. Arya Pambudi 23-11-2023 Anak Kandung -

Daftar Kekayaan
No Jenis Harta Tahun Perolehan Biaya Perolehan Keterangan
1. Mobil Innova 2010 Rp. 250.000.000 BPKB No. B 3123 X
2. Motor Honda 2012 Rp. 18.000.000 BPKB No. B 5467 X
3. Rumah di Jl. 2007 Rp. 500.000.000 Kredit
Tanjung Anom
Jumlah Rp. 768.000.000

Data Kewajiban
No Jenis Harta Tahun Pinjaman Pinjaman Keterangan
1. Bank Mandiri Jl. 2015 Rp. 100.000.000
Raden Fatah
Jakarta Barat
Jumlah Rp. 100.000.000

PT Alisindo Raya Indonesia telah menyerahkan bukti pemotongan PPh Pasal


21 berupa formulir 1721 A-1 kepada Agus Pambudi.
Instruksi Kerja
Isilah e-From SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770 SS tahun
2023! Tanggal pelaporan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret.

15
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI FORMULIR 1721 - A1
TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan
Lembar ke-2 : untuk Pemotong

MASA PEROLEHAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PENGHASILAN [mm - mm]
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR : H.01 1. 1 - 111 . 123 - 122345 H.02 01 - 12

NPWP
- .
PEMOTONG : H.03 41.765.343.1 897 0
NAMA
PEMOTONG : H.04 PT Alisindo Raya

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

1. NPWP : A.01 45.098.165.1 - 788 . 000 6. STATUS /JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP

2. NIK/NO. K/ 2 TK / HB /
PASPOR : A.02 1050241708900000 A.07 A.08 A.09

3. NAMA : A.03 Agus Pambudi 7. NAMA JABATAN : A.10 Staf

4. ALAMAT : A.04 Tanjung Anom Gang Kelinci No. 5 Jakarta Barat 8. KARYAWAN ASING : A.11 YA

9. KODE NEGARA DOMISILI : A.12

5. JENIS KELAMIN : A.05 X LAKI-LAKI A.06 PEREMPUAN

B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

URAIAN JUMLAH (Rp)

KODE OBJEK PAJAK : X 21-100-01 21-100-02

PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI/PENSIUN ATAU THT/JHT 55,000,000

2. TUNJANGAN PPh 2,000,000

3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA 1,000,000

4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 1,000,000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
6.
PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR

8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D.7) 59,000,000

PENGURANGAN :

9. BIAYA JABATAN/ BIAYA PENSIUN


2,950,000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
1,200,000
11. JUMLAH PENGURANGAN (9 S.D 10)
4,150,000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

12. JUMLAH PENGHASILAN NETO (8-11)


54,850,000
13. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


54,850,000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
67,500,000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15)
-
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN
-
18. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA
-
19. PPh PASAL 21 TERUTANG
-
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
-

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 11.454.123.2 - 123 . 0 3. TANGGAL & TANDA TANGAN

TTD
2. NAMA : C.02 Maya Septia C.03 31 - 12 - 2023
[dd - mm - yyyy]

16
Kasus 2 (PPh OP Suami-Istri NPWP gabung dari satu pemberi kerja)
Agus Pambudi merupakan manajer keuangan di PT Alisindo Raya
Indonesia per 1 agustus 2016 (bukti potong PPh Pasal 21 Formulir 1721-A1
terlampir). PT Alisindo Raya Indonesia beralamatkan di Jalan Lestari Barat No
234 Jakarta Barat. Pada bulan juli 2023 menerima royalti atas penerbitan buku
manajemen keuangan sebesar Rp. 25.000.000 dari penerbit Graha Multindo
yang beralamat di Jalan Gunung Jati 101 Jakarta Pusat, NPWP 01.387.123.2-
255-000 (Sudah Dipotong)
Istri Agus Nia Lestari adalah manajer pemasaran di Bank Arta Graha
(bukti potong PPh Pasal 21 Formulir 1721-A1 terlampir). Bank Arta Graha
beralamatkan di Jalan Cempaka Putih No 12 Jakarta Barat. Pada bulan juni
2023 mendapatkan hadiah undian berupa LCD TV 32 inchi senilai Rp.
32.000.000 dari toko elektronik PT Makmur Sejahtera yang beralamatkan di
Jalan Panglima Polim No 343 Jakarta Barat, NPWP 01.371.545.4-311-000, pajak
ditanggung pemenang.
Agus beralamatkan di Jalan Tanjung Anom Gang Kelinci No. 5 Jakarta
Barat, No telepon (0341-576867). Dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya Agus dan istri memilih untuk menggunakan status KK. Berikut
ini data mengenai susunan keluarga dan data hartanya sampai dengan 31
Desember 2023.
Data Susunan Keluarga
No Nama Tanggal Lahir Hubunga Keterangan
Keluarga
1. Agus Pambudi 12-08-1980 Suami Pegawai
Swasta
2. Nia Lestari 13-09-1982 Istri Pegawai
Swasta
3. Budi Pambudi 07-08-2005 Anak Kandung Pelajar
4. Fina Pambudi 08-10-2010 Anak Kandung Pelajar
5. Arya Pambudi 23-11-2014 Anak Kandung Pelajar

Daftar Kekayaan
No Jenis Harta Tahun Biaya Perolehan Keterangan
Perolehan
1. Mobil Pajero 2015 Rp. 550.000.000 BPKB No. B 8797
X
2. Mobil Honda Jazz 2014 Rp. 250.000.000 BPKB No. B 9809
X
3. Motor Honda 2010 Rp. 15.000.000 BPKB No. B 9798
X
3. Rumah di Jl. 2005 Rp. 1.750.000.000 NOP:
Tanjung Anom 11.22.123.123.9
Jumlah Rp. 2.565.000.000

17
Data Kewajiban
No Jenis Harta Tahun Pinjaman Pinjaman Keterangan
1. Bank BNI Jl. Sunan 2011 Rp. 50.000.000
Muria Jakarta Barat
Jumlah Rp. 50.000.000

Instruksi Kerja
1. Isikan penghasilan lainnya kedalam formulir bukti potong yang sudah
disediakan!
2. Hitunglah PPh yang kurang/lebih bayar untuk tahun pajak 2023!
3. Laporkan perhitungan PPh terutang ke dalam e-SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi untuk tahun pajak 2023 (Setor dan Lapor dilakukan
tanggal 25 Maret)

18
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI FORMULIR 1721 - A1
TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan
Lembar ke-2 : untuk Pemotong

MASA PEROLEHAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PENGHASILAN [mm - mm]
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR : H.01 1. 1 - 111 . 123 - 122345 H.02 01 - 12

NPWP
- .
PEMOTONG : H.03 41.765.343.1 897 0
NAMA
PEMOTONG : H.04 PT Alisindo Raya

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

1. NPWP : A.01 45.098.165.1 - 788 . 000 6. STATUS /JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP

2. NIK/NO. K/ 3 TK / HB /
PASPOR : A.02 1050241708900000 A.07 A.08 A.09

3. NAMA : A.03 Agus Pambudi 7. NAMA JABATAN : A.10 Manajer Keuangan

4. ALAMAT : A.04 Tanjung Anom Gang Kelinci No. 5 Jakarta Barat 8. KARYAWAN ASING : A.11 YA

9. KODE NEGARA DOMISILI : A.12

5. JENIS KELAMIN : A.05 X LAKI-LAKI A.06 PEREMPUAN

B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

URAIAN JUMLAH (Rp)

KODE OBJEK PAJAK : X 21-100-01 21-100-02

PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI/PENSIUN ATAU THT/JHT 180,000,000

2. TUNJANGAN PPh 12,000,000

3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA 60,000,000

4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 4,800,000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
6.
PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR

8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D.7) 256,800,000

PENGURANGAN :

9. BIAYA JABATAN/ BIAYA PENSIUN


6,000,000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
3,000,000
11. JUMLAH PENGURANGAN (9 S.D 10)
9,000,000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

12. JUMLAH PENGHASILAN NETO (8-11)


247,800,000
13. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


247,800,000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
72,000,000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15)
175,800,000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN
20,370,000
18. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA

19. PPh PASAL 21 TERUTANG


20,370,000
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
20,370,000

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 11.454.123.2 - 123 . 0 3. TANGGAL & TANDA TANGAN

TTD
2. NAMA : C.02 Yeni Sarlima C.03 31 - 12 - 2023
[dd - mm - yyyy]

19
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI FORMULIR 1721 - A1
TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan
Lembar ke-2 : untuk Pemotong

MASA PEROLEHAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PENGHASILAN [mm - mm]
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR : H.01 1. 1 - 111 . 123 - 122345 H.02 01 - 12

NPWP
- .
PEMOTONG : H.03 41.765.343.1 897 0
NAMA
PEMOTONG : H.04 Arta Graha

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

1. NPWP : A.01 45.098.165.1 - 788 . 000 6. STATUS /JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP

2. NIK/NO. K/ TK / 0 HB /
PASPOR : A.02 1252241708900000 A.07 A.08 A.09

3. NAMA : A.03 Nia Lestari 7. NAMA JABATAN : A.10 Manajer Pemasaran

4. ALAMAT : A.04 Tanjung Anom Gang Kelinci No. 5 Jakarta Barat 8. KARYAWAN ASING : A.11 YA

9. KODE NEGARA DOMISILI : A.12

5. JENIS KELAMIN : A.05 LAKI-LAKI A.06 X PEREMPUAN

B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

URAIAN JUMLAH (Rp)

KODE OBJEK PAJAK : X 21-100-01 21-100-02

PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI/PENSIUN ATAU THT/JHT 420,000,000

2. TUNJANGAN PPh

3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA 30,000,000

4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 1,800,000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
6.
PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR

8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D.7) 451,800,000

PENGURANGAN :

9. BIAYA JABATAN/ BIAYA PENSIUN


2,950,000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
1,200,000
11. JUMLAH PENGURANGAN (9 S.D 10)
4,150,000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

12. JUMLAH PENGHASILAN NETO (8-11)


447,650,000
13. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


447,650,000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
54,000,000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15)
393,650,000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN
65,600,000
18. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA

19. PPh PASAL 21 TERUTANG


65,600,000
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
65,600,000

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 11.454.123.2 - 123 . 0 3. TANGGAL & TANDA TANGAN

TTD
2. NAMA : C.02 Yuliana Septia C.03 31 - 12 - 2023
[dd - mm - yyyy]

20
Kasus 3 (PPh OP Suami-Istri memilih MT)
Dedi Yunus adalah seorang Direktur Keuangan PT Alisindo Raya
Indonesia sejak 30 januari 2010 (bukti potong 1721-A1 terlampir). Alamat
tempat tinggal di Jalan Kaliurang No 25 Jakarta Pusat. Sejak Desember 2023
Dedi menjadi dewan komisaris pada PT Textindo (bukti potong 1721 terlampir).
Pada bulan januari 2023 menerima penghasilan Rp75.000.000 dari sewa
bangunan miliknya dari PT Ice Indo NPWP 03.868.534.3-989-000 beralamat
Jalan Budi Luhur No 45 Jakarta Pusat (Sudah dipotong PPh). Pada bulan Mei
2023 memperoleh warisan tanah dari ayahnya seluas 30m x 45m persegi
senilai Rp1.200.000.000.
Santi Dewi istri Dedi adalah Supervisor sejak 21 Februari 2014 (bukti
potong 1721-A1 terlampir) PT Graha Buana Jalan Butik Putih No 56 Jakarta
Pusat. Selain sebagai seorang supervisor Santi Dewi juga merupakan penulis
novel, atas novel yang dia terbitkan pada bulan Mei 2023 Santi mendapatkan
royalti sebesar Rp15.000.000 dari PT Grasindo NPWP 03.435.877.3-765-000
beralamat Jalan Budi Luhur No 45 Jakarta Barat (Sudah dipotong PPh).
Data Susunan Keluarga
No Nama Tanggal Lahir Hubunga Keterangan
Keluarga
1. Dedi Yunus 12-06-1980 Suami Pegawai
2. Santi Dewi 13-10-1982 Istri Pegawai
3. Andra Yunus 23-08-2005 Anak Kandung Pelajar
4. Fika Yunus 05-10-2006 Anak Kandung Pelajar

Daftar Kekayaan
No Jenis Harta Tahun Biaya Perolehan Keterangan
Perolehan
1. Mobil Fortuner 2010 Rp. 450.000.000 BPKB No. B 8879
X
2. Mobil Honda Jazz 2012 Rp. 250.000.000 BPKB No. B 9808
X
3. Ruko Jalan 2011 Rp. 750.000.000
bandung No 3
Jakarta Pusat
3. Rumah Tinggal 2007 Rp. 2.500.000.000
Jalan Kaliurang
No 25 Jakarta
Pusat
Jumlah Rp. 3.950.000.000

Data Kewajiban
No Jenis Harta Tahun Pinjaman Pinjaman Keterangan
1. Bank BCA Jl. Senja 2018 Rp. 250.000.000
kala no 22 Jakarta
Pusat
Jumlah Rp. 250.000.000

21
Instruksi Kerja
1. Isikan penghasilan lainnya kedalam formulir bukti potong yang sudah
disediakan!
2. Hitunglah PPh yang kurang/lebih bayar untuk tahun pajak 2023 pada
kertas kerja yang sudah disediakan!
3. Laporkan perhitungan PPh terutang ke dalam e-SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi untuk tahun pajak 2023!

22
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI FORMULIR 1721 - A1
TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan
Lembar ke-2 : untuk Pemotong

MASA PEROLEHAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PENGHASILAN [mm - mm]
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR : H.01 1. 1 - 111 . 123 - 122345 H.02 01 - 12

NPWP
- .
PEMOTONG : H.03 41.765.343.1 897 0
NAMA
PEMOTONG : H.04 PT Alisindo Raya

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

1. NPWP : A.01 45.098.165.1 - 788 . 000 6. STATUS /JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP

2. NIK/NO. K/ 3 TK / HB /
PASPOR : A.02 1050241708900000 A.07 A.08 A.09

3. NAMA : A.03 Dedi Yunus 7. NAMA JABATAN : A.10 Direktur Keuangan

4. ALAMAT : A.04 Kaliurang No 25 Jakarta Pusat 8. KARYAWAN ASING : A.11 YA

9. KODE NEGARA DOMISILI : A.12

5. JENIS KELAMIN : A.05 X LAKI-LAKI A.06 PEREMPUAN

B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

URAIAN JUMLAH (Rp)

KODE OBJEK PAJAK : X 21-100-01 21-100-02

PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI/PENSIUN ATAU THT/JHT 180,000,000

2. TUNJANGAN PPh 12,000,000

3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA 60,000,000

4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 4,800,000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
6.
PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR

8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D.7) 256,800,000

PENGURANGAN :

9. BIAYA JABATAN/ BIAYA PENSIUN


6,000,000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
3,000,000
11. JUMLAH PENGURANGAN (9 S.D 10)
9,000,000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

12. JUMLAH PENGHASILAN NETO (8-11)


247,800,000
13. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


247,800,000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
72,000,000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15)
175,800,000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN
20,370,000
18. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA

19. PPh PASAL 21 TERUTANG


20,370,000
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
20,370,000

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 11.454.123.2 - 123 . 0 3. TANGGAL & TANDA TANGAN

TTD
2. NAMA : C.02 Yeni Sarlima C.03 31 - 12 - 2023
[dd - mm - yyyy]

23
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 21 (TIDAK FINAL)
ATAU PASAL 26 FORMULIR 1721 - VI
Lembar ke-1 : untuk Penerima
Penghasilan
Lembar ke-2 : untuk Pemotong

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR : 1 . 3 - 123 . 123 - 98878
H.01

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

1. NPWP : A.01 45.098.165.1 - 788 . 000 2. NIK / NO. PASPOR : A.02 1050241708900000

2. NAMA : A.03 Dedi Yunus

3. ALAMAT : A.04 Kaliurang No 25 Jakarta Pusat

5. WAJIB PAJAK LUAR NEGERI : A.05 YA 6. KODE NEGARA DOMISILI : A.06

B. PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG DIPOTONG


TARIF LEBIH
JUMLAH DASAR PENGENAAN
TINGGI 20% TARIF PPh DIPOTONG
KODE OBJEK PAJAK PENGHASILAN BRUTO PAJAK
(TIDAK BER- (%) (RP)
(Rp) (Rp)
NPWP)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

21 - 100 - 10 75,000,000 75,000,000 15% 5,250,000

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 13.456.111.3 - 234 . 0 3. TANGGAL & TANDA TANGAN


TTD
2. NAMA : C.02 Yono C.03 31 - 12 - 2023
[dd - mm - yyyy]

KODE OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (TIDAK FINAL) ATAU PASAL 26

PPh PASAL 21 TIDAK FINAL


1. 21-100-03 Upah Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas
2. 21-100-04 Imbalan Kepada Distributor Multi Level Marketing (MLM)
3. 21-100-05 Imbalan Kepada Petugas Dinas Luar Asuransi
4. 21-100-06 Imbalan Kepada Penjaja Barang Dagangan
5. 21-100-07 Imbalan Kepada Tenaga Ahli
6. 21-100-08 Imbalan Kepada Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Bersifat Berkesinambungan
7. 21-100-09 Imbalan Kepada Bukan Pegawai yang Menerima Pengasilan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan
8. 21-100-10 Honorarium atau Imbalan Kepada Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang tidak Merangkap sebagai Pegawai
Tetap
9. 21-100-11 Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau imbalan Kepada Mantan Pegawai
10. 21-100-12 Penarikan Dana Pensiun oleh Pegawai
11. 21-100-13 Imbalan Kepada Peserta Kegiatan
12. 21-100-99 Objek PPh Pasal 21 Tidak Final Lainnya

PPh PASAL 26
1. 27-100-99 Imbalan Sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala lainnya
yang dipotong PPh Pasal 26

24
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI FORMULIR 1721 - A1
TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan
Lembar ke-2 : untuk Pemotong

MASA PEROLEHAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PENGHASILAN [mm - mm]
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR : H.01 1. 1 - 111 . 123 - 122345 H.02 01 - 12

NPWP
- .
PEMOTONG : H.03 41.765.343.1 897 0
NAMA
PEMOTONG : H.04 PT Graha Buana

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

1. NPWP : A.01 45.111.165.1 - 112 . 000 6. STATUS /JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP

2. NIK/NO. K/ TK / 0 HB /
PASPOR : A.02 1252241708900000 A.07 A.08 A.09

3. NAMA : A.03 Santi Dewi 7. NAMA JABATAN : A.10 Manajer Pemasaran

4. ALAMAT : A.04 Kaliurang No 25 Jakarta Pusat 8. KARYAWAN ASING : A.11 YA

9. KODE NEGARA DOMISILI : A.12

5. JENIS KELAMIN : A.05 LAKI-LAKI A.06 X PEREMPUAN

B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

URAIAN JUMLAH (Rp)

KODE OBJEK PAJAK : X 21-100-01 21-100-02

PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI/PENSIUN ATAU THT/JHT 420,000,000

2. TUNJANGAN PPh

3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA 30,000,000

4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 1,800,000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
6.
PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR

8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D.7) 451,800,000

PENGURANGAN :

9. BIAYA JABATAN/ BIAYA PENSIUN


2,950,000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
1,200,000
11. JUMLAH PENGURANGAN (9 S.D 10)
4,150,000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

12. JUMLAH PENGHASILAN NETO (8-11)


447,650,000
13. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


447,650,000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
54,000,000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15)
393,650,000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN
65,600,000
18. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA

19. PPh PASAL 21 TERUTANG


65,600,000
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
65,600,000

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 11.454.123.2 - 123 . 0 3. TANGGAL & TANDA TANGAN

TTD
2. NAMA : C.02 Yoko Ono C.03 31 - 12 - 2023
[dd - mm - yyyy]

25
Kasus 4 (PPh OP Suami-Istri (KK) Usaha dan/ Pekerjaan Bebas Norma Neto)
Budi Sujatmiko adalah seorang Konsultan Keuangan di Surabaya Barat.
Budi tinggal di Kupang Jaya No. 2, Surabaya Telp. (0987) 987087. Budi
menggunakan norma perhitungan neto untuk menghitung pajak atas hasil
praktiknya. Kode KLU 86201 dengan norma 50%. Hasil jasa konsultan yang
didapat selama tahun 2023 disajikan dalam tabel berikut ini:
No Bulan Peredaran Usaha No Bulan Peredaran Usaha
1. Januari Rp125.000.000 7. Juli Rp130.000.000
2. Februari Rp123.500.000 8. Agustus Rp125.000.000
3. Maret Rp120.000.000 9. September Rp130.000.000
4. April Rp140.000.000 10. Oktober Rp124.000.000
5. Mei Rp155.000.000 11. November Rp132.000.000
6. Juni Rp140.000.000 12. Desember Rp160.000.000
Maya Septa istri budi adalah staf pajak di PT Astra Indo sejak 4 april 2014
(bukti potong 1721-A1 terlampir). Maya tidak menghendaki pemisahan NPWP
sehingga untuk keperluan pemenuhan kewajiban perpajakan, Maya
menggunakan NPWP cabang suami. Selain itu Budi memiliki usaha dagang
toko baju. Untuk menjalankan kewajiban perpajakannya Budi menghendaki
menggunakan tarif pasal 17. Adapun norma yang digunakan untuk
menghitung penghasilan neto sebesar 51%:
No Bulan Peredaran Usaha No Bulan Peredaran Usaha
1. Januari Rp. 25.000.000 7. Juli Rp. 37.000.000
2. Februari Rp. 37.500.000 8. Agustus Rp. 25.000.000
3. Maret Rp. 45.000.000 9. September Rp. 35.000.000
4. April Rp. 26.000.000 10. Oktober Rp. 45.000.000
5. Mei Rp. 15.000.000 11. November Rp. 15.000.000
6. Juni Rp. 10.000.000 12. Desember Rp. 61.000.000
Adapun informasi tambahan sebagai berikut:
1. Bulan Mei 2023 Budi menerima penghasilan sewa tanah sebesar Rp.
15.000.000 dari PT Aman Sejahtera Sentosa NPWP 78.555.131.9.868.000
Alamat Jalan Dukuh Kupang No 23 Jakarta Utara.
2. Bulan Juni 2023 Maya mendapatkan warisan dari orangtuanya berupa
sebidang tanah senilai Rp. 250.000.000 di Jalan Kota Bumi No 34
Jakarta Utara.
3. Selama Tahun 2023 Budi menyetorkan angsuran PPh Pasal 25 sebesar
Rp8.500.000 untuk masa Jan-Mar setiap bulan dan sebesar
Rp9.000.000 untuk masa Apr-Des setiap bulan.
Data Susunan Keluarga
No Nama Tanggal Lahir Hubunga Keterangan
Keluarga
1. Budi Sujatmiko 12-06-1985 Suami Pengusaha
2. Maya Septa 13-10-1986 Istri Pegawai
3. Junaedi 12-11-2010 Anak Pelajar

26
Daftar Kekayaan
No Jenis Harta Tahun Biaya Perolehan Keterangan
Perolehan
1. Mobil Honda Jazz 2016 Rp. 450.000.000 BPKB No. B 5879
X
2. Mobil Honda Jazz 2015 Rp. 350.000.000 BPKB No. B 6808
X
3. Tanah di Jalan 2011 Rp. 550.000.000
bandung No 3
Jakarta Utara
3. Rumah Tinggal di 2007 Rp. 1.500.000.000
Jalan Tunas
Bangsa No 234
jakarta Utara
Jumlah Rp. 3.950.000.000

Instruksi Kerja
1. Isikan penghasilan lainnya kedalam formulir bukti potong yang sudah
disediakan!
2. Hitunglah PPh yang kurang/lebih bayar untuk tahun pajak 2023 pada
kertas kerja yang sudah disediakan!
3. Laporkan perhitungan PPh terutang ke dalam e-SPT Tahunan PPh Orang
Pribadi untuk tahun pajak 2023 (Setor dan Lapor tanggal 10 Maret)!

27
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI FORMULIR 1721 - A1
TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan
Lembar ke-2 : untuk Pemotong

MASA PEROLEHAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PENGHASILAN [mm - mm]
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR : H.01 1. 1 - 111 . 123 - 122345 H.02 01 - 12

NPWP
- .
PEMOTONG : H.03 41.765.343.1 897 0
NAMA
PEMOTONG : H.04 PT Astra Indo

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

1. NPWP : A.01 45.098.165.1 - 788 . 001 6. STATUS /JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP

2. NIK/NO. K/ TK / 0 HB /
PASPOR : A.02 1252241708900000 A.07 A.08 A.09

3. NAMA : A.03 Maya Septa 7. NAMA JABATAN : A.10 Staf

4. ALAMAT : A.04 Kupang Jaya No. 2, Surabaya 8. KARYAWAN ASING : A.11 YA

9. KODE NEGARA DOMISILI : A.12

5. JENIS KELAMIN : A.05 LAKI-LAKI A.06 X PEREMPUAN

B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

URAIAN JUMLAH (Rp)

KODE OBJEK PAJAK : X 21-100-01 21-100-02

PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI/PENSIUN ATAU THT/JHT 96,000,000

2. TUNJANGAN PPh

3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA 14,400,000

4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 3,000,000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
6.
PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR

8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D.7) 113,400,000

PENGURANGAN :

9. BIAYA JABATAN/ BIAYA PENSIUN


5,670,000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
1,800,000
11. JUMLAH PENGURANGAN (9 S.D 10)
7,470,000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

12. JUMLAH PENGHASILAN NETO (8-11)


105,930,000
13. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


105,930,000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
54,000,000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15)
51,930,000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN
2,596,000
18. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA

19. PPh PASAL 21 TERUTANG


2,596,000
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
2,596,000

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 11.454.123.2 - 123 . 0 3. TANGGAL & TANDA TANGAN

TTD
2. NAMA : C.02 Yeniwati C.03 31 - 12 - 2023
[dd - mm - yyyy]

28
Kasus 5 (PPh OP Usaha dan/ pekerjaan bebas menggunakan WP PP 23
Tahun 2018)
Deni Wijaya (NPWP 32.234.127.2.987.000) adalah seorang Pengusaha
Toko Elektronik di Jakarta Barat sejak 5 Juni 2010. Deni tinggal di Alamat Jalan
Jendral Sudirman No 32 Jakarta Barat Telp. (0987) 987654. Untuk menghitung
pajak terutang Deni memilih untuk menggunakan tarif PPh Final UMKM PP
23. Adapun hasil usaha Toko Elektronik selama tahun 2023 sebagai berikut:
No Bulan Peredaran Usaha No Bulan Peredaran Usaha
1. Januari Rp. 255.000.000 7. Juli Rp. 170.000.000
2. Februari Rp. 170.500.000 8. Agustus Rp. 450.000.000
3. Maret Rp. 250.000.000 9. September Rp. 145.000.000
4. April Rp. 160.000.000 10. Oktober Rp. 465.000.000
5. Mei Rp. 350.000.000 11. November Rp. 355.000.000
6. Juni Rp. 100.000.000 12. Desember Rp. 110.000.000
Adapun informasi tambahan sebagai berikut:
1. Bulan Mei Deni menerima Hadiah Undian Sepeda Motor senilai Rp.
25.000.000 dari PT Astra Agro Sentosa NPWP 54.123.178.9.456.000
Alamat Mayjen Sungkono No 678 Jakarta Barat.
2. Bulan Juni Deni mendapatkan warisan dari orangtuanya berupa tanah
senilai Rp. 300.000.000 di Jalan Ijen Nirwana No 56 Jakarta Pusat.
3. Bulan Agustus Menerima Sewa Bangunan sebesar Rp. 60.000.000 dari
PT Graha Ilmu NPWP 77.432.567.8.324.000 Alamat Jalan Asia Afrika No
67 Bandung.
Yeniwati istri Deni juga bekerja sebagai Staf keuangan di RS Paramadina
Jakarta Barat sejak 1 Agustus 2012 (bukti potong 1721-A1 terlampir). Karena
hanya bekerja sebagai staf keuangan saja Yeni memilih untuk
menggabungkan NPWPnya dengan suaminya Deni.
Data Susunan Keluarga
No Nama Tanggal Lahir Hubunga Keterangan
Keluarga
1. Deni Wijaya 12-06-1980 Suami Dokter
2. Yeniwati 13-10-1985 Istri Staf Keuangan
3. Joko 11-11-2011 Anak Pelajar

Daftar Kekayaan
No Jenis Harta Tahun Biaya Perolehan Keterangan
Perolehan
1. Mobil Fortuner 2017 Rp. 550.000.000 BPKB No. B 6457 X
2. Mobil Toyota 2018 Rp. 350.000.000 BPKB No. B 5678
Yaris X
3. Tanah di Jalan 2010 Rp. 750.000.000
Candi Prambanan
No 23 Jakarta
Barat

29
3. Rumah Tinggal di 2008 Rp. 1.650.000.000
Jalan Pegangsaan
Timur No 234
jakarta Barat
Instruksi Kerja
1. Isikan penghasilan lainnya kedalam formulir bukti potong yang sudah
disediakan!
2. Hitunglah PPh yang kurang/lebih bayar untuk tahun pajak 2023 pada
kertas kerja yang sudah disediakan!
3. Laporkan perhitungan PPh terutang ke dalam e-SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi untuk tahun pajak 2023 (Setor dan Lapor tanggal 5
Maret)!

30
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI FORMULIR 1721 - A1
TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan
Lembar ke-2 : untuk Pemotong

MASA PEROLEHAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PENGHASILAN [mm - mm]
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR : H.01 1. 1 - 111 . 123 - 122345 H.02 01 - 12

NPWP
- .
PEMOTONG : H.03 41.765.343.1 897 0
NAMA
PEMOTONG : H.04 RS Paramadina

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

1. NPWP : A.01 11.454.123.2 - 111 . 000 6. STATUS /JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP

2. NIK/NO. K/ TK / 0 HB /
PASPOR : A.02 1252241708900000 A.07 A.08 A.09

3. NAMA : A.03 Yeni Wati 7. NAMA JABATAN : A.10 Staf

4. ALAMAT : A.04 Jendral Sudirman No 32 Jakarta Barat 8. KARYAWAN ASING : A.11 YA

9. KODE NEGARA DOMISILI : A.12

5. JENIS KELAMIN : A.05 LAKI-LAKI A.06 X PEREMPUAN

B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

URAIAN JUMLAH (Rp)

KODE OBJEK PAJAK : X 21-100-01 21-100-02

PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI/PENSIUN ATAU THT/JHT 114,000,000

2. TUNJANGAN PPh

3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA 14,400,000

4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 3,000,000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
6.
PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR

8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D.7) 131,400,000

PENGURANGAN :

9. BIAYA JABATAN/ BIAYA PENSIUN


6,000,000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
1,800,000
11. JUMLAH PENGURANGAN (9 S.D 10)
7,800,000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

12. JUMLAH PENGHASILAN NETO (8-11)


123,600,000
13. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


123,600,000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
54,000,000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15)
69,600,000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN
4,440,000
18. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA

19. PPh PASAL 21 TERUTANG


4,440,000
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
4,440,000

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 11.454.123.2 - 123 . 0 3. TANGGAL & TANDA TANGAN

TTD
2. NAMA : C.02 Handoko C.03 31 - 12 - 2023
[dd - mm - yyyy]

31
Kasus 6 (PPh OP Usaha dan Pekerjaan bebas dan PPh Final Jasa Konstruksi)
Joko (NPWP 13.456.111.3.123.000) adalah seorang pengusaha perdagangan
material dan jasa konstruksi (kualifikasi pekerja konstruksi perorangan kecil)
di Jakarta Barat. Untuk memenuhi kewajiban perpajakan joko memilih
menggunakan pencatatan dan merupakan WP PP 23 Tahun 2018. Joko tinggal
di Alamat Jalan Jendral Sudirman No 32 Jakarta Barat Telp. (0987) 987654.
Hasil Usaha dagang material yang didapat selama tahun 2023 disajikan dalam
tabel berikut ini:
No Bulan Peredaran Usaha No Bulan Peredaran Usaha
1. Januari Rp. 15.000.000 7. Juli Rp. 30.000.000
2. Februari Rp. 23.500.000 8. Agustus Rp. 25.000.000
3. Maret Rp. 20.000.000 9. September Rp. 30.000.000
4. April Rp. 30.000.000 10. Oktober Rp. 24.000.000
5. Mei Rp. 25.000.000 11. November Rp. 32.000.000
6. Juni Rp. 20.000.000 12. Desember Rp. 40.000.000
Jumlah Rp. 314.500.000
Adapun hasil jasa konstruksi selama tahun 2023 sebagai berikut:
No Bulan Peredaran Usaha No Bulan Peredaran Usaha
1. Januari Rp. 55.000.000 7. Juli Rp. 70.000.000
2. Februari Rp. 70.500.000 8. Agustus Rp. 50.000.000
3. Maret Rp. 50.000.000 9. September Rp. 45.000.000
4. April Rp. 60.000.000 10. Oktober Rp. 65.000.000
5. Mei Rp. 50.000.000 11. November Rp. 55.000.000
6. Juni Rp. 100.000.000 12. Desember Rp. 110.000.000
Jumlah Rp. 780.500.000
Adapun informasi tambahan sebagai berikut:
1. Seluruh penghasilan jasa konstruksi telah dipotong pajak penghasilan
2. Bulan Mei Joko menerima Hadiah Undian Sepeda Motor senilai Rp.
25.000.000 (Sudah dipotong) dari PT Astra Agro Sentosa NPWP
54.123.178.9.456.000 Alamat Mayjen Sungkono No 678 Jakarta Barat.
3. Bulan Juni Deni mendapatkan warisan dari orangtuanya berupa tanah
senilai Rp. 300.000.000 di Jalan Ijen Nirwana No 56 Jakarta Pusat.
Data Susunan Keluarga
No Nama Tanggal Lahir Hubunga Keterangan
Keluarga
1. Joko 12-06-1980 Suami Pengusaha
2. Yuni 13-10-1985 Istri Ibu Rumah
Tangga
3. Hendra 11-11-2011 Anak Pelajar

Daftar Kekayaan
No Jenis Harta Tahun Biaya Perolehan Keterangan
Perolehan
1. Mobil Fortuner 2017 Rp. 550.000.000 BPKB No. B 6457 X
2. Mobil Toyota 2018 Rp. 350.000.000 BPKB No. B 5678
Yaris X

32
3. Tanah di Jalan 2010 Rp. 750.000.000
Candi Prambanan
No 23 Jakarta
Barat
3. Rumah Tinggal di 2008 Rp. 1.650.000.000
Jalan Pegangsaan
Timur No 234
jakarta Barat

Instruksi Kerja
1. Isikan penghasilan lainnya kedalam formulir bukti potong yang sudah
disediakan!
2. Hitunglah PPh yang kurang/lebih bayar untuk tahun pajak 2023 pada
kertas kerja yang sudah disediakan!
3. Laporkan perhitungan PPh terutang ke dalam e-SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi untuk tahun pajak 2023 (Setor dan Lapor tanggal 5 Maret)

33
Kasus 7 (PPh OP Pekerjaan bebas dan PPh Final Jasa Konstruksi)
Hendri (NPWP 13.456.111.3.123.000) adalah seorang Arsitek di Jakarta. Selain
sebagai seorang arsitek. Hendri tinggal di Alamat Jalan Jendral Sudirman No
32 Jakarta Barat Telp. (0987) 987654. Untuk menjalankan kewajiban
perpajakan Hendri memilih menggunakan norma perhitungan neto dengan
Norma 52%. Adapun penghasilan dari jasa arsitek sebagai berikut:
No Bulan Peredaran Usaha No Bulan Peredaran Usaha
1. Januari Rp215.000.000 7. Juli Rp130.000.000
2. Februari Rp223.500.000 8. Agustus Rp125.000.000
3. Maret Rp120.000.000 9. September Rp230.000.000
4. April Rp130.000.000 10. Oktober Rp124.000.000
5. Mei Rp125.000.000 11. November Rp132.000.000
6. Juni Rp120.000.000 12. Desember Rp240.000.000
Adapun informasi tambahan sebagai berikut:
1. Seluruh penghasilan jasa konstruksi telah dipotong pajak penghasilan
2. Bulan Mei Joko menerima Hadiah Undian Sepeda Motor senilai Rp.
25.000.000 (Sudah dipotong) dari PT Astra Agro Sentosa NPWP
54.123.178.9.456.000 Alamat Mayjen Sungkono No 678 Jakarta Barat.
3. Bulan Juni Deni mendapatkan warisan dari orangtuanya berupa tanah
senilai Rp. 300.000.000 di Jalan Ijen Nirwana No 56 Jakarta Pusat.
4. Selama Tahun 2023 Hendri menyetorkan angsuran PPh Pasal 25 sebesar
Rp7.500.000 untuk masa Jan-Mar setiap bulan dan sebesar
Rp8.000.000 untuk masa Apr-Des setiap bulan.
Data Susunan Keluarga
No Nama Tanggal Lahir Hubunga Keterangan
Keluarga
1. Joko 12-06-1980 Suami Pengusaha
2. Yuni 13-10-1985 Istri Ibu Rumah
Tangga
3. Hendra 11-11-2011 Anak Pelajar

Daftar Kekayaan
No Jenis Harta Tahun Biaya Perolehan Keterangan
Perolehan
1. Mobil Fortuner 2017 Rp. 550.000.000 BPKB No. B 6457 X
2. Mobil Toyota 2018 Rp. 350.000.000 BPKB No. B 5678
Yaris X
3. Tanah di Jalan 2010 Rp. 750.000.000
Candi Prambanan
No 23 Jakarta
Barat
3. Rumah Tinggal di 2008 Rp. 1.650.000.000
Jalan Pegangsaan
Timur No 234
jakarta Barat

34
Instruksi Kerja
1. Isikan penghasilan lainnya kedalam formulir bukti potong yang sudah
disediakan!
2. Hitunglah PPh yang kurang/lebih bayar untuk tahun pajak 2023 pada
kertas kerja yang sudah disediakan!
3. Laporkan perhitungan PPh terutang ke dalam e-SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi untuk tahun pajak 2023 (Setor dan Lapor tanggal 5 Maret)

35

Anda mungkin juga menyukai