Anda di halaman 1dari 33

PER-23/PJ/2020

BENTUK DAN TATA CARA PEMBUATAN


BUKTI PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN
UNIFIKASI SERTA BENTUK, ISI, TATA CARA
PENGISIAN, DAN PENYAMPAIAN SPT
MASA PPh UNIFIKASI (sebelumnya Per-
20/PJ/2019)
SPT Masa PPh Unifikasi

Definisi : SPT Masa yang digunakan oleh


Pemotong/Pemungut
PPh untuk melaporkan kewajiban pemotongan dan/atau
pemungutan
PPh, penyetoran atas pemotongan dan/atau pemungutan
PPh, dan/atau penyetoran sendiri atas beberapa jenis PPh
dalam 1 (satu) Masa Pajak , sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
SPT Masa PPh Unifikasi
JENIS PPH

PPhPasal 4 PPhPasal PPhPasal PPh Pasal PPhPasal


Ayat (2) 15 22 23 26
Tujuan Unifikasi

Menyederhanakan Pelaporan SPT

o Mempermudah dan o Mempermudah


menyederhanakan administrasi
pelaporan SPT perpajakan
WP o Menekan resiko sanksi FISKUS o Mempermudah
keterlambatan SPT pengawasan SPT
masa
Kriteria Wajib Pajak

Kep-20/PJ/2021 tentang Penetapan Wajib Pajak Sebagai Pemotong


dan/atau Pemungut Pajak Penghasilan yang Diwajibkan Membuat
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan Menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Unifikasi

Ditetapkan untuk Wajib Pajak terdaftar di *:


o KPP Madya Jakarta Pusat Berlaku mulai masa pajak
o KPP Madya Jakarta Selatan I FEBRUARI 2021
o KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga
o KPP Pratama Jakarta Gambir Empat
o KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Empat

* yang telah memenuhi kriteria sebagai Pemotong/Pemungut PPh yang diwajibkan membuat Bukti Pemotongan/ Pemungutan Unifikasi dan
menyampaikan SPT Masa PPh Unifikasi berbentuk Dokumen Elektronik.
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi terdiri dari:


1. Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat Standar
2. Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bentuk Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan SPT Masa


PPh Unifikasi:

Dokumen Elektronik yang


Formulir
dibuat dan disampaikan melalui atau
kertas
Aplikasi e-Bupot Unifikasi
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan SPT
Masa PPh Unifikasi berbentuk Dokumen Elektronik

Kriteria Pemotong/Pemungut PPh

o Membuat lebih dari 20 (dua puluh) Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi


dalam 1 (satu) Masa Pajak;
o Terdapat Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dengan dasar pengenaan PPh
lebih dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Masa Pajak;
o Membuat Bukti Pot/Put Unifikasi untuk objek pajak PPh Pasal 4 ayat (2) atas
bunga deposito/tabungan, diskonto SBI, giro, dan transaksi penjualan
saham;
o Telah menyampaikan SPT Masa Elektronik; atau
o terdaftar di KPP di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib
Pajak Besar, KPP di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jakarta Khusus, atau KPP Madya.
o Telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan SPT
Masa PPh Unifikasi berbentuk Kertas

Kriteria Pemotong/Pemungut PPh

o Membuat tidak lebih dari 20 (dua puluh) Bukti


Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dalam 1 (satu) Masa Pajak; dan
o Membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dengan dasar
pengenaan PPh tidak lebih dari Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) untuk setiap Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
dalam 1 (satu) Masa Pajak.
o Telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Dokumen yang digunakan oleh Pemotong/Pemungut PPh untuk


melakukan pemotongan PPh atas transaksi:
o Bunga deposito/tabungan, diskonto SBI dan jasa giro;
o Bunga/diskonto obligasi dan Surat Berharga Negara; dan
o Transaksi penjualan saham yang meliputi saham pendiri, bukan saham
pendiri, dan saham milik Perusahaan Modal Ventura.

Contoh Dokumen: Paling sedikit memuat:


o Buku tabungan o Nama pihak yang dipotong
o Rekening koran o Nomor unik transaksi atas penghasilan
o Rekening kustodian yang dilakukan
o Rekening efek pemotongan/pemungutan
o Dokumen lain setara o Jumlah PPh yang dipotong
Prasyarat Penggunaan Aplikasi e-Bupot Unifikasi

Pemotong/Pemungut harus:
o Memiliki EFIN untuk menggunakan akun DJP Online;
o Memiliki Sertifikat Elektronik untuk menyampaikan
SPT Masa PPh Unifikasi; dan
o Ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal
Pajak
Sertifikat Elektronik

Sertifikat elektronik yang diperlukan di SPT Masa Unifikasi adalah sertifikat elektronik yang digunakan
untuk aplikasi e-faktur ataupun e-Bupot PPh Pasal 23/26.

Pengajuan Sertifikat Elektronik dilakukan secara langsung ke KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar. Selama Pandemi dapat dilakukan secara elektronik atau melalui ke KPP tempat WP
terdaftar.

Masa Berlaku sertifikat elektronik adalah 2 tahun sejak tanggal sertifikat elektronik tersebut
diberikan oleh DJP
Prosedur Pengajuan Sertifikat Elektronik Daluwarsa

o Mengajukan permohonan sertel pada laman e-nofa :


efaktur.pajak.go.id
o PKP menginput passphrase pada laman e-nofa; dan
o PKP menghubungi KPP terdaftar untuk dilakukan
validasi oleh Petugas Khusus Validasi PKP
o Setelah divalidasi, sertel dapat di download di e-
nofa
Kewajiban Pemotong/Pemungut PPh

Membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan menyerahkan Bukti Pemotongan/


Pemungutan Unifikasi kepada pihak yang dipotong dan/atau dipungut

Menyetorkan PPh yang telah dipotong, dipungut dan/atau disetor sendiri

Melaporkan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi menggunakan SPT Masa PPh


Unifikasi beserta lampiran paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
Pihak yang Dipotong/Dipungut

Diwajibkan memberikan informasi identitas kepada


Pemotong/Pemungut PPh.

o Nomor Pokok Wajib Pajak o Tax Identification


(NPWP), atau Number (TIN), atau
o Nomor Induk Kependudukan o Tanda terima SKD WPLN
WPDN bagi Orang Pribadi yang WPLN bagi WP yang akan
tidak memiliki NPWP menerapkan P3B
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan SPT
Masa PPh Unifikasi berbentuk Dokumen Elektronik

1
Wajib Pajak,

1
Kode Objek Pajak, dan
BUKTI
untuk…
Masa Pajak
PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN Dalam hal pada suatu Masa Pajak terdapat 2 (dua) atau lebih
transaksi pemotongan/pemungutan pajak atas pihak yang
sama dan dengan kode objek pajak yang sama
Pemotong/Pemungut PPh dapat membuat 1 (satu) Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat
Standar
Pembuatan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tidak perlu dibuat


jika jumlah PPh yang dipotong/dipungut Nihil, kecuali:

o Jumlah PPh yang dipotong/dipungut Nihil karena ada SKB


o Transaksi dengan WP yang memiliki Surat Keterangan PP
No. 23 Tahun 2018 terkonfirmasi dengan syarat SSP harus tetap
dibuat sesuai PP No. 23 Tahun 2018
o PPh Pasal 26 dipotong berdasarkan ketentuan P3B
ditunjukkan dengan SKD WPLN
o PPh terutang yang ditanggung Pemerintah (PPh DTP)
o PPh yang dipotong atau dipungut dan/atau disetor sendiri
diberikan fasilitas PPh
Perubahan dan Penghapusan Bukti Pemotongan/Pemungutan
Unifikasi Berformat Standar

Sebelum SPT Masa PPh Unifikasi


1
disampaikan; atau

Sampai dengan tanggal 20 bulan


2 berikutnya sejak berakhirnya Masa
Pajak
Pembetulan, Pembatalan, dan Penambahan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi yang telah dilaporkan dalam


SPT Masa PPh Unifikasi dapat dilakukan:
o Pembetulan, dalam hal terdapat kekeliruan dalam pengisian Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi atau terdapat transaksi retur
Pembetulan dapat dilakukan atas setiap bagian kecuali;
Nomor, Masa Pajak, dan Identitas pihak yang dipotong/dipungut
o Pembatalan, dalam hal terdapat transaksi yang dibatalkan
o Penambahan, dalam hal terdapat objek pajak yang belum dilaporkan
dalam SPT Masa PPh Unifikasi

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan


pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka
terhadap jenis pajak dan Masa Pajak yang bersangkutan
Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi

Ketentuan mengenai Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi, yaitu:


o Dapat dilakukan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis PPh
o Memberi tanda pada tempat yang disediakan dalam SPT Masa PPh
Unifikasi
o Belum dilakukan pemeriksaan atau pemberiksaan bukti permulaan
secara terbuka terhadap jenis pajak dan Masa Pajak yang bersangkutan
o Bentuk SPT Masa PPh Unifikasi yang dibetulkan mengikuti bentuk semula
(sebelum dibetulkan)
o Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi mengakibatkan:
1. Pajak Kurang Dibayar = Pemotong/Pemungut melunasi pajak kurang
dibayar tersebut
2. Pajak Lebih Bayar = Pemotong/Pemungut dapat mengajukan
permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang
tidak seharusnya terutang / Pemindahbukuan (Pbk)
Keterlambatan Pelaporan dan Pembayaran

o SPT Masa PPh Unifikasi tidak disampaikan dalam jangka


waktu yang ditentukan dikenakan sanksi administrasi Pasal 7
UU KUP berupa denda sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu
rupiah) yang dikenakan sebagai satu kesatuan
o Penyetoran jumlah pajak setelah tanggal jatuh tempo
dikenai sanksi administrasi Pasal 9 ayat (2a) UU KUP berupa
bunga.
o Penyetoran jumlah pajak yang kurang disetor akibat
pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi setelah tanggal jatuh
tempo dikenai sanksi administrasi Pasal 8 ayat (2a) UU KUP
berupa bunga.
Penomoran Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Kode Dokumen Keterangan Kode Seri Nomor Seri


1 Berbentuk formulir kertas 0000001 s.d. 9999999
01 s.d. 99
2 Berbentuk dokumen elektronik dalam 1 (satu) tahun kalender

Ketentuan Penomoran:

o Nomor Seri diberikan secara berurutan walaupun jenis PPh berbeda


o Satu Nomor Seri untuk Satu Wajib Pajak, Satu Kode Objek Pajak, dan Satu Masa Pajak
o Penomoran atas formulir kertas terpisah dengan Dokumen Elektronik
o Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tidak berubah apabila terjadi perubahan (edit) atau Pembetulan
dan tidak dapat digunakan kembali apabila terjadi penghapusan (delete) atau Pembatalan
o Bagi pemotong/pemungut PPh yang telah memenuhi persyaratan untuk menggunakan Aplikasi e-Bupot Unifikasi
pada pertengahan masa pajak maka harus membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan SPT Masa PPh
Unifikasi berbentuk Dokumen Elektronik.
SPT Masa PPh Unifikasi

SPT Masa PPh Unifikasi berbentuk:


 Formulir Kertas
 Dokumen Elektronik yang dibuat dan disampaikan melalui Aplikasi e-Bupot Unifikasi)

Induk SPT Masa PPh Unifikasi


1

Daftar Rincian Pajak Penghasilan yang Disetor Sendiri


2

Daftar Objek Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pihak Lain


3
Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi beserta Daftar Surat Setoran Pajak, Bukti
Penerimaan Negara, Bukti Pemindahbukuan PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal
4 22, PPh Pasal 23 dan/atau PPh Pasal 26.
Induk SPT Masa PPh Unifikasi berbentuk Dokumen
Elektronik

o Masa Pajak dan Tahun Pajak;


o status SPT normal atau pembetulan;
o identitas Pemotong/Pemungut PPh;
o jenis PPh;
o jumlah dasar pengenaan pajak (ada di daftar rincian, di SPT
Masa Induk tidak ada);
o jumlah nilai PPh yang dipotong, dipungut, ditanggung
Pemerintah, dan/atau PPh yang disetor sendiri;
o jumlah total PPh atau jumlah total PPh yang disetor pada SPT
yang dibetulkan;
o jumlah PPh yang kurang (lebih) disetor karena pembetulan;
o nama dan tanda tangan Pemotong/Pemungut PPh atau
kuasa; dan
o tanggal SPT Masa PPh Unifikasi dibuat.
Induk SPT Masa PPh Unifikasi berbentuk Formulir Kertas

o Masa Pajak dan Tahun Pajak;


o status SPT normal atau pembetulan;
o identitas Pemotong/Pemungut PPh;
o jenis PPh;
o jumlah dasar pengenaan pajak (ada di daftar rincian, di SPT
Masa Induk tidak ada);
o jumlah nilai PPh yang dipotong, dipungut, ditanggung
Pemerintah, dan/atau PPh yang disetor sendiri;
o jumlah total PPh atau jumlah total PPh yang disetor pada
SPT yang dibetulkan;
o jumlah PPh yang kurang (lebih) disetor karena pembetulan;
o nama dan tanda tangan Pemotong/Pemungut PPh atau
kuasa; dan
o tanggal SPT Masa PPh Unifikasi dibuat.
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat
Standar berbentuk Dokumen Elektronik PPh Pasal 4
ayat (2),PPh Pasal 15, PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23

o Nomor Bukti Pot/Put Unifikasi Berformat Standar

Kode Dokumen Keterangan


1 Berbentuk formular berkas
2 Berbentuk dokumen elektronik

o Jenis Pemotongan/Pemungutan PPh


o Identitas pihak yang dipotong/dipungut (nama dan NPWP/Nomor Induk
Kependudukan/Tax Identification Number)
o Masa Pajak dan Tahun Pajak
o Kode Objek Pajak
o Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
o Tarif
o PPh yang dipotong/dipungut/ditanggung Pemerintah
o Dokumen sebagai dasar potput PPh
o Identitas pemotong/pemungut (nama dan NPWP Pemotong/Pemungut
PPh serta nama penanda tangan.
o Tanggal bukti pemotongan/pemungutan ditandatangani
o Kode verifikasi (QR) untuk dokumen elektronik
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat
Standar berbentuk Dokumen Kertas PPh Pasal 4 ayat
(2),PPh Pasal 15, PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23

o Nomor Bukti Pot/Put Unifikasi Berformat Standar

Kode Dokumen Keterangan


1 Berbentuk formular berkas
2 Berbentuk dokumen elektronik

o Jenis Pemotongan/Pemungutan PPh


o Identitas pihak yang dipotong/dipungut (nama dan NPWP/Nomor
Induk Kependudukan/Tax Identification Number)
o Masa Pajak dan Tahun Pajak
o Kode Objek Pajak
o DPP
o Tarif
o PPh yang dipotong/dipungut/ditanggung Pemerintah
o Dokumen sebagai dasar potput PPh
o Identitas pemotong/pemungut (nama dan NPWP Pemotong/Pemungut
PPh serta nama penanda tangan.
o Tanggal bukti pemotongan/pemungutan ditandatangani
o Kode verifikasi (QR) untuk dokumen elektronik
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat
Standar berbentuk Formulir Elektronik PPh Pasal 26

o Nomor Bukti Pot/Put Unifikasi Berformat Standar

Kode Dokumen Keterangan


1 Berbentuk formular berkas
2 Berbentuk dokumen elektronik

o Jenis Pemotongan/Pemungutan PPh


o Identitas pihak yang dipotong/dipungut (nama dan NPWP/Nomor Induk
Kependudukan/Tax Identification Number)
o Masa Pajak dan Tahun Pajak
o Kode Objek Pajak
o Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
o Tarif
o PPh yang dipotong/dipungut/ditanggung Pemerintah
o Dokumen sebagai dasar potput PPh
o Identitas pemotong/pemungut (nama dan NPWP Pemotong/Pemungut
PPh serta nama penanda tangan.
o Tanggal bukti pemotongan/pemungutan ditandatangani
o Tanda tangan dan dilengkapi cap untuk WP Badan
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat
Standar berbentuk Formulir Kertas PPh Pasal 26

o Nomor Bukti Pot/Put Unifikasi Berformat Standar

Kode Dokumen Keterangan


1 Berbentuk formular berkas
2 Berbentuk dokumen elektronik

o Jenis Pemotongan/Pemungutan PPh


o Identitas pihak yang dipotong/dipungut (nama dan NPWP/Nomor
Induk Kependudukan/Tax Identification Number)
o Masa Pajak dan Tahun Pajak
o Kode Objek Pajak
o Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
o Tarif
o PPh yang dipotong/dipungut/ditanggung Pemerintah
o Dokumen sebagai dasar potput PPh
o Identitas pemotong/pemungut (nama dan NPWP Pemotong/Pemungut
PPh serta nama penanda tangan.
o Tanggal bukti pemotongan/pemungutan ditandatangani
o Tanda tangan dan dilengkapi Cap untuk WP Badan
Daftar Rincian PPh Yang Disetor Sendiri

1 2
Daftar Objek Pot/Put PPh oleh Pihak Lain

1 2
Daftar Bukti Pot/Put Unifikasi dan Daftar SSP, BPN, dan Bukti Pbk

1 2

Anda mungkin juga menyukai