KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
E-BOOK
PAJAK
Kanwil DJP Jakarta Pusat
Kata Pengantar
Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kawan
Pajak DEJA(P)U yang telah mengikuti kegiatan ini dan besar harapan kami semua
edukasi perpajakan dan BDS yang sudah kami sampaikan dapat bermanfaat bagi
Kawan Pajak DEJA(P)U dalam kontribusinya kepada negara dalam mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kepatuhan perpajakan.
Sebagai bahan edukasi perpajakan yang dapat dipelajari setiap saat oleh Kawan Pajak,
Kami telah membuat e-book yang berisi materi selama kegiatan Deja(p)u Tax Expo 2021
Kanwil DJP Jakarta Pusat. Semoga dengan adanya e-book ini dapat memberi manfaat
kepada Kawan Pajak.
Akhir kata, dengan mengucap syukur Alhamdulillah, Kegiatan DEJA(P)U TAX EXPO 2021
KANTOR WILAYAH DJP JAKARTA PUSAT, Saya nyatakan diakhiri dan mohon maaf jika
selama berjalannya kegiatan ini, ada hal yang kurang berkenan.
DEJA(P)U HEBAT
Yunirwansyah
2021
Mengupas tentang apa itu
NPWP dan SPT
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
MENGUPAS TENTANG
APA ITU NPWP DAN
SPT MASA/TAHUNAN
01 Oktober 2021
www.pajak.go.id
PEMBANGUNAN BANGSA
APBN 2021 Pendapatan Negara
sebesar Rp 1.743,6 T
17,2%
82,8% Penerimaan
Pajak
Perpajakan sebesar
Bukan Pajak Rp1.444,5 T
www.pajak.go.id
PERAN PENERIMAAN PAJAK DALAM PEMBANGUNAN BANGSA
3
Pendapatan Pendapatan
Pemerintah
Pusat/Daerah
Pajak Pajak
Pengeluaran
Tahunan
Kehidupan kita
www.pajak.go.id
WAJIB PAJAK 5
Pemungut /
Pemotong Pajak
Tertentu
Badan
Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PERPAJAKAN 6
www.pajak.go.id
APA ITU NPWP ?? 7
www.pajak.go.id
DEFINISI 8
www.pajak.go.id
FUNGSI NPWP 9
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
1. Pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP bagi Wajib Pajak dilakukan pada : :
a. Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak;
b. Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan; atau
c. tempat lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.
2. Bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu selain mendaftarkan diri
ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) juga mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
3. Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan
usaha Wajib Pajak berada dalam 2 (dua) atau lebih wilayah kerja Kantor
Pelayanan Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
www.pajak.go.id
https://ereg.pajak.go.id
www.pajak.go.id
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN 15
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
NPWP JABATAN 17
www.pajak.go.id
PENGHAPUSAN NPWP 18
www.pajak.go.id
PENGHAPUSAN NPWP 19
PENGHAPUSAN NPWP 20
6 Bulan 12 Bulan
WP OP WP BADAN
sejak tanggal permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
DEFINISI 23
www.pajak.go.id
FUNGSI SPT 24
www.pajak.go.id
FUNGSI SPT 25
JENIS SPT 26
www.pajak.go.id
JENIS FORMULIR SPT TAHUNAN OP 29
1. Formulir 1770
Formulir ini diperuntukkan bagi wajib pajak yang memiliki
penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas, penghasilan dari
satu atau lebih pemberi kerja, penghasilan yang dikenakan PPh
final, atau penghasilan dalam negeri maupun luar negeri lainnya.
2. Formulir 1770S
Formulir ini untuk wajib pajak orang pribadi yang
berstatus sebagai karyawan dengan jumlah penghasilan
bruto lebih dari Rp.60 juta dan atau bekerja di dua atau
lebih perusahaan dalam kurun waktu satu tahun.
3. Formulir 1770SS
Formulir ini untuk wajib pajak orang pribadi yang
berstatus sebagai karyawan dengan jumlah penghasilan
bruto tidak lebih dari Rp.60 juta dan hanya bekerja pada
satu perusahaan atau instansi dalam kurun waktu satu
tahun. www.pajak.go.id
Menggunakan
Bahasa Menggunakan
Indonesia Huruf Latin
www.pajak.go.id
KETENTUAN PENGISIAN SPT 31
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
CARA PELAPORAN SPT 33
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
BATAS AKHIR PELAPORAN 37
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
PERPANJANGAN WAKTU PELAPORAN 39
Wajib Pajak Badan atau Wajib Pajak Orang Pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
mengajukan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan
wajib menyebutkan alasan perpanjangan dan
melakukan penghitungan sementara pajak terutang
dalam satu Tahun Pajak.
Syarat permohonan perpanjangan waktu penyampaian
SPT Tahunan :
1. Diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP.
2. Diajukan sebelum batas waktu penyampaian SPT berakhir.
3. Menyampaikan perhitungan sementara pajak terutang dan
laporan keuangan sementara.
4. Melampirkan bukti pelunasan kekurangan penyetoran
5. Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan wajib
ditandatangani oleh wajib pajak atau Kuasa Wajib Pajak
www.pajak.go.id
SANKSI KETERLAMBATAN 40
www.pajak.go.id
PEMBETULAN SPT 41
1 Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat
Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan
pernyataan tertulis dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum
melakukan tindakan pemeriksaan.
2 Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat
Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua) tahun
sebelum daluwarsa penetapan.
3 Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan
Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,
kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar
tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat
penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal
pembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan, serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
www.pajak.go.id
PEMBETULAN SPT 42
4 Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan
Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,
kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar
tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan dikenakan
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan.
5 Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a) dihitung
berdasarkan suku bunga acuan ditambah 5% (lima persen) dan
dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal dimulainya
penghitungan sanksi.
www.pajak.go.id
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN DENGAN 43
LAPORAN TERSENDIRI
1 Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan,
dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat
ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat
mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah
disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, yang dapat
mengakibatkan:
a. Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil;
b. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar;
c. Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau
d. Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
PEMBETULAN SPT AKIBAT SURAT KEPUTUSAN 47
KEBARATAN ATAU PUTUSAN BANDING
Wajib Pajak dapat membetulkan SPT Tahunan yang telah
disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima surat
ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa
Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang
berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan
dalam SPT Tahunan yang akan dibetulkan tersebut, dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima surat
ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali dengan syarat Direktur Jenderal
Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.
www.pajak.go.id
Telepon 1500200
Ponsel (021) 1500200
Faksimile (021) 5251245
pengaduan@pajak.go.id pengaduan.pajak.go.id
@kring_pajak pajak.go.id
www.pajak.go.id
1 Oktober
2021
Subjek dan ObjekPajak
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
SUBJEK DAN OBJEK PAJAK
UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah bberapa kali diubah terakhir dengan
UU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
PAJAK PENGHASILAN
UU Nomor 7 Tahun 1983 stbdtd. UU Nomor 36 Tahun 2008
PPh merupakan pajak atas penghasilan yang diperoleh WP dalam nama dan bentuk apapun.
SUBJEK
Dalam Negeri
• Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia
• Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat
untuk bertempat tinggal di Indonesia
• Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
• Warisan yang belum terbagi
Luar Negeri
• Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
• Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
• Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat di Indonesia, yang memperoleh
penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
TIDAK TERMASUK SUBJEK
• Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing dan
orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja dan bertempat tinggal
bersama-sama mereka
• Badan perwakilan negara asing
• Organisasi internasional dan pejabat perwakilan organisasi internasional
OBJEK PPh
• Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh
• Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
• Laba usaha
• Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta seperti keuntungan karena
pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti
saham atau penyertaan modal
• Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan
harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota
• Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau
pengambilalihan usaha
• Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali
yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan
badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak
yang bersangkutan
• Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
OBJEK PPh
• Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian
utang
• Deviden
• Royalti
• Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
• Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
• Keuntungan karena pembebasan utang
• Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
• Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
• Premi asuransi
• Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
• Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak
• Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek
• Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan
PPN adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap
jalur produksi dan distribusi.
SUBJEK OBJEK
• Pengusaha • Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam daerah
• Pengusaha Kena Pajak pabean yang dilakukan pengusaha
• Pembeli • Impor BKP
• Penerima Jasa • Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah pabean
yang dilakukan oleh pengusaha
• Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar
daerah pabean di dalam daerah pabean
• Ekspor BKP dan JKP
BEA METERAI
UU Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai
OBJEK (Pasal 3)
• Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai suatu kejadian yang bersifat
perdata
Meliputi surat perjanjian, keterangan, pernyataan, dll, akta notaris, akta PPAT, surat berharga,
dokumen transaksi, dokumen lelang, dan dokumen yang menyatakan jumlah dengan nilai nominal
lebih dari Rp5 juta
• Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
UU Nomor 12 Tahun 1985 stbdtd. UU Nomor 12 Tahun 1994
OBJEK PAJAK
• Bumi
meliputi tanah dan perairan pedalaman, serta laut dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
• Bangunan
konstruksi teknik yang ditanam/dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan.
Termasuk jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel,
pabrik, dan emplasemennya, dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks
bangunan tersebut.
• Objek pajak dari PBB P3 adalah perkebunan, perhutanan, pertambangan,
dan sektor lainnya yang meliputi perikanan tangkap, budidaya ikan, jaringan pipa, kabel
telekomunikasi, kabel listrik, dan jalan tol.
4 Oktober
2021
Bendahara Mahir Pajak
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
BENDAHARA MAHIR PAJAK
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Pasal 1 Angka 18
UU Perbendaharaan Negara
www.pajak.go.id
INSTANSI PEMERINTAH
www.pajak.go.id
Pasal 1 Angka 6 UU KUP
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Wajib mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang
INSTANSI PEMERINTAH wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi
Pemerintah menurut keadaan yang sebenarnya.
dilakukan oleh
dilakukan oleh:
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Jangan lupa melakukan update data, SUDAH MEMILIKI
NPWP
terutama bila terjadi perubahan pegawai
yang menjabat sebagai bendahara!
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
JENIS PAJAK YANG
DIPOTONG/DIPUNGUT
Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi
PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan
www.pajak.go.id
21
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima oleh Pegawai,
OBJEK seperti gaji dan tunjangan
Penghasilan tidak tetap dan tidak teratur yang diterima oleh Pegawai,
Bukan Pegawai, dan Peserta Kegiatan, seperti: honor kegiatan, honor
narasumber, dan sebagainya
www.pajak.go.id
21
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF
21
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
STATUS PTKP PTKP TAHUNAN PTKP BULANAN
TK/0 54.000.000 4.500.000
TK/1 58.500.000 4.875.000
TK/2 63.000.000 5.250.000
TK/3 67.500.000 5.625.000
K/0 58.500.000 4.875.000
K/1 63.000.000 5.250.000
K/2 67.500.000 5.625.000
K/3 72.000.000 6.000.000
PASAL
TARIF
PENERIMA PENGHASILAN
FINAL
PNS Golongan I dan II,
Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan
Bintara, dan Pensiunannya
0%
PNS Golongan III,
Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama,
dan Pensiunannya
5%
Pejabat Negara, PNS Golongan IV,
Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah
dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya
15%
TARIF FINAL PENGHASILAN ATAS HONORARIUM YANG BERSUMBER DARI APBN/APBD
www.pajak.go.id
21
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
INSTANSI PEMERINTAH
- Memotong PPh Pasal 21
- Menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara
- Membuat bukti potong PPh Pasal 21 dan
memberikan kepada penerima penghasilan
- Melaporkan SPT Masa
PENERIMA PENGHASILAN
www.pajak.go.id
22
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
pembelian barang, seperti: komputer, mebel, mobil dinas, ATK, dan barang
OBJEK lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak rekanan penjual barang
www.pajak.go.id
HAK dan KEWAJIBAN
PEMOTONG/PEMUNGUT dan
REKANAN/PENYEDIA BARANG
INSTANSI PEMERINTAH
- Memungut PPh Pasal 22
- Menyetor PPh Pasal 22 ke kas negara
- Memberikan bukti pemungutan PPh Pasal
22 kepada rekanan/penyedia barang
- Melaporkan SPT Masa
REKANAN/PENYEDIA BARANG
www.pajak.go.id
23
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
Penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa sewa dan
OBJEK penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta (selain
tanah/bangunan), seperti sewa kendaraan atau sewa sound system
www.pajak.go.id
23
BUKTI POTONG PPH
PASAL
Sebagai bukti
pemotongan pajak atas
penghasilan yang
dibayarkan kepada
pihak lain/rekanan
berupa sewa atau
imbalan sehubungan
dengan jasa
www.pajak.go.id
INSTANSI PEMERINTAH
REKANAN/PENYEDIA BARANG
www.pajak.go.id
4(2)
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun,
apartemen, kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung
OBJEK pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang,
bangunan industri
4(2)
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
OBJEK meliputi penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan
hak, penyerahan hak, lelang, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati
PASAL
OBJEK penghasilan dari pelaksanaan konstruksi (kontraktor)
4(2)
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
OBJEK penghasilan dari perencanaan/pengawasan konstruksi (konsultan)
PASAL
INSTANSI PEMERINTAH
REKANAN/PENYEDIA BARANG
www.pajak.go.id
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh rekanan
OBJEK (Pengusaha Kena Pajak)
www.pajak.go.id
HAK dan KEWAJIBAN
PEMOTONG/PEMUNGUT dan
REKANAN/PENYEDIA BARANG/JASA
INSTANSI PEMERINTAH
- Memungut PPN
- Menyetor PPN ke kas negara
- Memberikan bukti pemungutan PPN kepada
rekanan/penyedia barang/jasa
- Melaporkan SPT Masa PPN PUT
REKANAN/PENYEDIA BARANG
www.pajak.go.id
Belanja dari
APBN/APBD
Setor ke kas
negara
Laporkan ke KPP
www.pajak.go.id
3 LANGKAH
PENYETORAN PAJAK
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
KODE AKUN PAJAK –
KODE JENIS SETORAN KETERANGAN
411124 - 100 Pemotongan PPh Pasal 23 atas sewa
Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas pengalihan hak atas tanah /
411128 - 402 bangunan
411128 - 403 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas sewa tanah / bangunan
411128 - 409 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas jasa konstruksi
www.pajak.go.id
*) Mengacu pada jabatan bendaharawan pada tingkat administrasi pemerintahan, dan TIDAK
didasarkan pada sumber dana pengelolaan keuangan
www.pajak.go.id
Pastikan kode Bayar
BILLING BILLING
telah dibuat (setor pajak)
PEMBAYARAN BILLING PAJAK DILAKUKAN KE REKENING KAS NEGARA
DENGAN ATM, INTERNET BANKING, EDC, MOBILE BANKING, ATAU
PADA LOKET BANK/POS PERSEPSI
www.pajak.go.id
DAFTAR/UPDATE
DATA
POTONG/PUNGUT
PAJAK
SETOR KE KAS
NEGARA
www.pajak.go.id
Informasi Lebih Lanjut…
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
4 Oktober
2021
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Konsekuensi dan Strategi
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
PJ.091/PPN/S/001/2017-00
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
KARAKTERISTIK PPN
PAJAK ATAS
PAJAK TIDAK
PAJAK OBYEKTIF KONSUMSI
LANGSUNG
DALAM NEGERI
TIDAK DIKENAKAN
BERTAHAP
MENIMBULKAN
(MULTISTAGE)
EFEK PAJAK DENGAN METODE
BERGANDA PK - PM
BARANG/JASA KENA PAJAK
PENGERTIAN
Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN.
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN.
Non
BKP/JKP
BKP/JKP
BKP/JKP
Mendapat
Fasilitas PPN
NON BKP/JKP
FASILITAS PM tidak
PPN
PM dapat Tidak
Dibebaskan dapat
dikreditkan Dipungut
dikreditkan
BKP JKP
❑ Alat angkut tertentu (pesawat, kapal, kereta) ❑ Jasa persewaan, perawatan dan reparasi,
(PP 69 Tahun 2015, PMK-193/PMK.03/2015) kepelabuhanan alat angkut tertentu (pesawat,
❑ Anode slime (sampingan emas batangan) kapal, kereta)
(PP 106 Tahun 2015) (PMK-193/PMK.03/2015)
❑ BKP yang diperoleh dari proyek pemerintah
yang dibiayai dengan hibah/pinjaman LN ❑ JKP yang diperoleh dari proyek pemerintah
(PP 42 Tahun 1995 sdtd. PP 25 Tahun 2001) yang dibiayai dengan hibah/pinjaman LN
❑ BKP atas pemasukan kedalam TPB, KEK, (PP 42 Tahun 1995 sdtd. PP 25 Tahun 2001)
KITE
(PP 32 Tahun 2009 sdtd. PP 85 Tahun 2015)
FASILITAS PPN
FASILITAS PM tidak
PM dapat Tidak
dikreditkan Dipungut PPN Dibebaskan dapat
dikreditkan
BKP JKP
BKP tertentu:
BKP atas ❑ Senjata, amunisi, alat angkut darat, kendaraan lapis baja dan ❑ Jasa Kebandarudaraan tertentu
impor/penyerahan patroli oleh TNI/POLRI (PP 28 Tahun 2009)
kepada perwakilan ❑ Vaksin oleh Program Imunisasi Nasional
Negara asing/ ❑ Buku pelajaran umum, kitab suci dan buku pelajaran agama ❑ Jasa persewaan rumah sederhana,
badan internasional ❑ Rumah sederhana rusun sederhana
PP 47 Tahun 2013 PP 38 Tahun 2003 (PP 38 Tahun 2003)
BKP strategis: ❑ Jasa yang diterima kontraktor untuk
❑ Mesin pabrik
❑ Barang hasil kelautan dan perikanan, Jangat dan kulit mentah,
pembangunan tempat ibadah
Air bersih (bukan Ternak, bibit/benih, Pakan ternak, Pakan ikan, bahan untuk (PP 38 Tahun 2003)
dalam kemasan) pakan, Barang hasil pertanian
❑ Bahan baku kerajinan perak (butiran/batangan)
❑ Data batas dan foto wilayah yang
❑ Rumah susun sederhana diterima Kemenhan dan TNI
❑ Listrik (kecuali rumah dengan daya di atas 6.600 VA)
(PP 38 Tahun 2003)
PP 40 Tahun 2015 PP 81 Tahun 2015
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
KEWAJIBAN PENGUKUHAN
OMZET
WAJIB PKP
Memenuhi subjektif & ≥ 4,8 M
objektif
NPWP
Mendaftarkan diri untuk Tidak Wajib
memperoleh NPWP
OMZET PKP
< 4,8 M
WAJIB Pengusaha Memilih PKP
PAJAK kecil
Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang melakukan Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai
penyerahan yang dikenai PPN WAJIB dikukuhkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) WAJIB memungut,
menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP), kecuali menyetor, dan melaporkan PPN atau PPN dan
pengusaha kecil, yaitu yang melakukan PPnBM yang terutang atas penyerahan BKP
penyerahan BKP dengan peredaran bruto tidak dan/atau JKP yang dilakukannya.
lebih dari 4,8 M.
Pasal 15 PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013 PMK-68/PMK.03/2010 sdtd. PMK-197/PMK.03/2013
Elektronik Manual
Pendaftaran melalui aplikasi Mengisi formulir dan mengirim ke KPP
e-registration beserta dokumen yang disyaratkan
Mengirimkan dokumen
yang disyaratkan ke
KPP Dapat disampaikan
langsung, pos, kurir
Dalam 14 hari tidak
dikirim dianggap batal.
Menerbitkan Bukti
Menerbitkan Bukti Penerimaan Surat
Penerimaan Surat
Wajib secara elektronik Wajib
Pajak Pajak
Memberi Memberi
keputusan dalam keputusan dalam
5 hari kerja PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013
5 hari kerja
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
DOKUMEN YANG DISYARATKAN
Orang Pribadi
❑ Fotokopi KTP
❑ Fotokopi izin usaha
❑ Surat Keterangan Tempat
Kegiatan Usaha dari Lurah/Kades
Badan
❑ Fotokopi Akta Pendirian
❑ Fotokopi NPWP Pengurus
❑ Fotokopi izin usaha
❑ Surat Keterangan Tempat
Kegiatan Usaha dari Lurah/Kades
FAKTUR PAJAK
CONTOH TIMELINE
1 Aug 31 Aug 30 Sep
PER-16/PJ/2021
Faktur Pajak
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
❑Tiket, tagihan surat muatan udara (airway bill) atau delivery bill yang
dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam
negeri;
❑Nota penjualan jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa
ke Pelabuhan;
❑Bukti tagihan (trading confirmation) atas penyerahan JKP oleh
perantara efek;
❑Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan;
❑Dokumen yang digunakan untuk pemesanan pita cukai hasil
tembakau (dokumen CK-1)
www.pajak.go.id
❑SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang
disertai dengan kutipan risalah lelang, yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan SSP tersebut;
❑Pemberitahuan Ekspor Barang yang mencantumkan identitas pemilik
barang berupa nama, alamat dan NPWP, yang dilampiri nota
pelayanan ekspor, invoice dan bill of lading atau airway bill yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
pemberitahuan ekspor barang tersebuit, untuk ekspor BKP;
❑Pemberitahuan ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud dan dilampiri
dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan pemberitahuan Ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud, untuk
ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud;
www.pajak.go.id
❑Pemberitahuan Impor Barang (PIB) mencantumkan identitas pemilik
barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang dilampiri dengan SSP,
SSPCP, dan/atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor BKP;
❑PIB yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama,
alamat, dan NPWP, yang dilampiri dengan SSP dan surat penetapan
tarif dan/atau nilai pabean, surat penetapan pabean, atau surat
penetapan kembali tarif dan/atau nilai pabean yang mencantumkan
identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari PIB tersebut,
untuk impor BKP dalam hal terdapat penetapan kekurangan nilai PPN
Impor oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
❑Bukti pungut PPN atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau
JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang mencantumkan
nama dan NPWP atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) pembeli,
atau alamat posel (email) pembeli yang terdaftar pada administrasi
Direktorat Jenderal Pajak, atau yang dilampiri dengan dokumen yang
membuktikan bahwa akun pembeli pada sistem elektronik pemungut
PPN PMSE memuat nama dan NPWP pembeli, atau alamat posel
(email) pembeli yang terdaftar pada administrasi Direktorat Jenderal
Pajak.
❑Dokumen pengeluaran barang dari Kawasan Berikat yang merupakan
penyerahan BKP dan/atau JKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
www.pajak.go.id
❑SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran BKP milik Subjek Pajak
Luar Negeri dari Kawasan Berikat ke Tempat Lain Dalam Daerah
Pabean yang dilampiri dengan pemberitahuan pabean untuk
pengeluaran BKP.
❑SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran dan/atau penyerahan
BKP dan/atau JKP dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang dilampiri dengan:
• pemberitahuan pabean untuk pengeluaran BKP;
• invoice atau kontrak, untuk penyerahan BKP yang dilakukan tanpa melalui
mekanisme pengeluaran BKP; atau
• invoice atau kontrak, untuk penyerahan JKP dan/atau BKP Tidak Berwujud.
www.pajak.go.id
❑Pemberitahuan Pabean Kawasan Ekonomi Khusus (PPKEK) yang
mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan NPWP,
yang dilampiri dengan SSP, SSPCP, dan/atau bukti pungutan pajak oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mencantumkan identitas pemilik
barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan PPKEK tersebut, untuk impor BKP ke Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK).
❑SSP atas pelunasan PPN terkait dengan penyerahan BKP dan/atau JKP oleh
Pelaku Usaha di KEK kepada pembeli dan/atau penerima jasa yang
berkedudukan di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang pada saat impor,
pemanfaatan, atau perolehannya tidak dipungut PPN yang dilampiri dengan:
• pemberitahuan pabean untuk pengeluaran BKP;
• invoice atau kontrak, untuk penyerahan BKP yang dilakukan tanpa melalui
mekanisme pengeluaran BKP; atau
• invoice atau kontrak, untuk penyerahan JKP dan/atau BKP Tidak Berwujud.
www.pajak.go.id
❑SSP atas pelunasan PPN terkait dengan pengeluaran barang yang bukan
merupakan penyerahan BKP oleh Pelaku Usaha di KEK kepada pembeli dan/atau
penerima jasa yang berkedudukan di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang
pada saat impor, pemanfaatan, atau perolehannya tidak dipungut PPN yang
dilampiri dengan Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran BKP.
❑Surat ketetapan pajak untuk menagih Pajak Masukan atas perolehan BKP
dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau
pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang
dilampiri dengan seluruh SSP atas pelunasan jumlah PPN yang masih harus
dibayar berupa:
• bukti penerimaan negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
sistem penerimaan negara secara elektronik;
• bukti pemindahbukuan yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dan
penyetoran pajak; dan/atau
• Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atau bukti penerimaan negara sebagai bukti
kompensasi atas Utang Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai tata cara penghitungan dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
www.pajak.go.id
▪ Dokumen-dokumen tersebut paling sedikit
harus memuat:
KPP PRATAMA /
MASIH BINGUNG?
Call Center
KP2KP (021) 1500200
2021
PPh Pasal 21
Pengertian dan Cara Perhitungan
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21
05 Oktober 2021
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
PEMOTONG PPh PASAL 21 3
PENYELENGGARA KEGIATAN
www.pajak.go.id
PENERIMA PENGHASILAN 4
PESERTA
KEGIATAN
BUKAN
PEGAWAI MANTAN
PEGAWAI
PEGAWAI
www.pajak.go.id
PENGHASILAN YG DIKENAKAN 5
PPh PASAL 21
✓penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur;
✓penghasilan penerima pensiun secara teratur;
✓uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang
dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun;
✓penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas;
✓imbalan kepada bukan pegawai;
✓imbalan kepada peserta kegiatan;
✓imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan merupakan pegawai
tetap pada perusahaan yang sama;
✓imbalan kepada mantan pegawai;
✓penarikan dana pensiun oleh pegawai.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
PENGHASILAN YANG TIDAK DIKENAKAN 8
PPh PASAL 21
• Pembayaran manfaat atau • Natura/kenikmatan dari Wajib
santunan asuransi kesehatan, Pajak atau Pemerintah
kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan
beasiswa
• Zakat/sumbangan wajib
keagamaan dari
badan/lembaga yang
dibentuk/disahkan pemerintah
• Iuran pensiun kepada dana
• Beasiswa sebagaimana
pensiun yang telah disahkan
dimaksud dalam Pasal 4 ayat
Menkeu, iuran THT/JHT yang
(3) huruf l UU PPh
dibayar pemberi kerja
www.pajak.go.id
PENGHASILAN NETO =
www.pajak.go.id
BAGI PEGAWAI TETAP 9
Penghasilan Neto =
www.pajak.go.id
12
www.pajak.go.id
13
PPh =
PENGHASILAN TARIF
KENA PAJAK X Pasal 17 ayat (1)
huruf a UU PPh
www.pajak.go.id
TARIF 14
25%
Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta
www.pajak.go.id
BAGI PENSIUNAN 15
Penghasilan Neto =
www.pajak.go.id
TETAP PH.NETO-PTKP
TIDAK TETAP
BULANAN PH.BRUTO-PTKP
HARIAN PH.BRUTO-450ribu
PH.BRUTO(4,5jt
s.d. 10,2jt)-PTKP
HARIAN
PH.BRUTO(>10jt)-
PTKP
www.pajak.go.id
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 17
BERKESINAMBUNGAN PH.BRUTO-PTKP
BULANAN
(KUMULATIF)
www.pajak.go.id
PENSIUNAN
BERKALA PH.NETO-PTKP
www.pajak.go.id
PENERIMA PENGHASILAN TIDAK BER NPWP 19
Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya
www.pajak.go.id
Saat terutang
PPh Pasal 21/26
www.pajak.go.id
CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 21
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
27
Bentuk
Bukti Potong
PPh Pasal 21
(Formulir 1721 – A1)
www.pajak.go.id
28
Bentuk
Bukti Potong PPh
Pasal 21 Lainnya
(Tidak Final)
www.pajak.go.id
29
Bentuk
Bukti Potong PPh
Pasal 21 Lainnya
(Final)
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PENERIMA PENGHASILAN 31
www.pajak.go.id
32
www.pajak.go.id
33
KETERLAMBATAN atau
TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
www.pajak.go.id
Telepon 1500200
Ponsel (021) 1500200
Faksimile (021) 5251245
pengaduan@pajak.go.id pengaduan.pajak.go.id
@kring_pajak pajak.go.id
www.pajak.go.id
5 Oktober
2021
PPh Pasal 23
Cara membedakan dengan
PPh Pasal 23
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
PPh Pasal 23
dan Cara Membedakannya
dengan PPh Pasal 21
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
DAFTAR
HITUNG
POTONG/PUNGUT
SETOR
LAPOR
JENIS PAJAK YANG
DIPOTONG/DIPUNGUT
KEWAJIBAN PEMOTONGAN
PPH Pasal 23
Pemotong
Badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya.
1. Dividen
• Dividen merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang
saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil
usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi.
• Dalam praktek sering dijumpai pembagian atau
pembayaran dividen secara terselubung, misalnya dalam hal
pemegang saham yang telah menyetor penuh modalnya dan
memberikan pinjaman kepada perseroan dengan imbalan bunga
yang melebihi kewajaran. Apabila terjadi hal yang demikian maka
selisih lebih antara bunga yang dibayarkan dan tingkat bunga
yang berlaku di pasar, diperlakukan sebagai dividen. Bagian
bunga yang diperlakukan sebagai dividen tersebut tidak
boleh dibebankan sebagai biaya oleh perseroan yang
bersangkutan.
Dividen
TARIF
15% dari Penghasilan Bruto dan bersifat tidak final
Dalam hal WP yang menerima atau memperoleh penghasilan
yang merupakan objek PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP,
besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada
tarif yang seharusnya (Pasal 23 ayat 1a UU Nomor 36 TAHUN
2008)
MAP DAN KJS (lampiran per-38/PJ/2009)
MAP: 411124
KJS: 101
Bunga
TARIF
15% dari Penghasilan Bruto dan bersifat tidak final
Dalam hal WP yang menerima atau memperoleh penghasilan
yang merupakan objek PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP,
besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada
tarif yang seharusnya (Pasal 23 ayat 1a UU Nomor 36 TAHUN
2008)
MAP DAN KJS (lampiran per-38/PJ/2009)
MAP: 411124
KJS: 102
BUNGA YANG TIDAK DIPOTONG
PPh PASAL 23
1.Jika penghasilan dibayar/terutang kepada Bank (karena
dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23 sesuai Pasal 23 ayat
(4) huruf a UU Nomor 36 TAHUN 2008)
2.Jika penghasilan dibayar/ terutang kepada badan usaha atas jasa
keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau
pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
(PMK-251/PMK.03/2008). (karena dikecualikan dari pemotongan
PPh Pasal 23 sesuai Pasal 23 ayat (4) huruf h UU Nomor 36
TAHUN 2008)
3.Bunga Deposito, Tabungan (yang didapatkan dari Bank), dan
Diskonto SBI (karena termasuk pemotongan PPh Pasal 4(2))
4.Bunga Obligasi (karena termasuk pemotongan PPh Pasal 4(2))
5.Bunga simpanan yang dibayarkan Koperasi kepada anggota
koperasi Orang Pribadi (WP OP) (karena termasuk pemotongan
PPh Pasal 4(2))
3. Royalti
Penjelasan Pasal 4(1) Huruf H UU 36 TAHUN 2008
Royalti adalah Suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang
dengan cara atau perhitungan apa pun, baik dilakukan secara
berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas:
1. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang
kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain atau
model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang,
atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa
lainnya;
2. Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan
industrial, komersial, atau ilmiah;
3. Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah,
teknikal, industrial, atau komersial;
Royalti
4. Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan
dengan penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut
pada angka 1, penggunaan atau hak menggunakan
peralatan/perlengkapan tersebut pada angka 2, atau pemberian
pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3, berupa:
• penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau
rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan kepada
masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau
teknologi yang serupa;
• penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar
atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi
atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit,
kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa;
• penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau
seluruh spektrum radio komunikasi;
5. Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup
(motion picture films), film atau pita video untuk siaran televisi,
atau pita suara untuk siaran radio; dan
6. Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan
dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan
intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut
di atas.
Royalti
TARIF
15% dari Penghasilan Bruto dan bersifat tidak final
Dalam hal WP yang menerima atau memperoleh penghasilan
yang merupakan objek PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP,
besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada
tarif yang seharusnya (Pasal 23 ayat 1a UU Nomor 36 TAHUN
2008)
MAP DAN KJS (lampiran per-38/PJ/2009)
MAP: 411124
KJS: 103
4. Hadiah
Atas hadiah atau penghargaan perlombaan,
penghargaan, dan hadiah sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya dikenakan
PPh dengan ketentuan sebagai berikut :
Dalam hal penerima penghasilan adalah Wajib
Pajak badan termasuk BUT, dikenakan PPh
Pasal 23.
Hadiah
TARIF
15% dari Penghasilan Bruto dan bersifat tidak final
Dalam hal WP yang menerima atau memperoleh penghasilan
yang merupakan objek PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP,
besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada
tarif yang seharusnya (Pasal 23 ayat 1a UU Nomor 36 TAHUN
2008)
MAP DAN KJS (lampiran per-38/PJ/2009)
MAP: 411124
KJS: 100
HADIAH YANG TIDAK DIPOTONG
OLEH PEMOTONG PPh
• Pemotongan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 PER-11/PJ/2015 tidak berlaku untuk :
• hadiah langsung dalam penjualan barang atau jasa sepanjang
diberikan kepada semua pembeli atau konsumen akhir tanpa
diundi, dan
• hadiah tersebut diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat
pembelian barang atau jasa.
5. SEWA
SEWA YANG DIPOTONG PPH PASAL 23
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) (Sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa tanah dan/atau bangunan) (Pasal 23 ayat (1)
huruf c angka 1 UU Nomor 36 TAHUN 2008)
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta adalah penghasilan yang diterima atau
diperoleh sehubungan dengan kesepakatan untuk
memberikan hak menggunakan harta selama jangka waktu
tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak tertulis
sehingga harta tersebut hanya dapat digunakan oleh
penerima hak selama jangka waktu yang telah
disepakati (SE-35/PJ/2010)
SEWA
TARIF
2% dari Jumlah Bruto dan bersifat tidak final
Dalam hal WP yang menerima atau memperoleh penghasilan
yang merupakan objek PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP,
besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada
tarif yang seharusnya (Pasal 23 ayat 1a UU Nomor 36 TAHUN
2008)
MAP DAN KJS (lampiran per-38/PJ/2009)
MAP: 411124
KJS: 100
JASA
JASA YANG DIPOTONG PPH PASAL 23
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 UU PPh.
Jasa Teknik
Jasa teknik merupakan pemberian jasa dalam bentuk pemberian
informasi yang berkenaan dengan pengalaman dalam bidang
industri, perdagangan dan ilmu pengetahuan yang dapat meliputi :
• pemberian informasi dalam pelaksanaan suatu proyek
tertentu, seperti pemetaan dan/atau pencarian dengan
bantuan gelombang seismik;
• pemberian informasi dalam pembuatan suatu jenis produk
tertentu, seperti pemberian informasi dalam bentuk gambar-
gambar, petunjuk produksi, perhitungan-perhitungan dan
sebagainya; atau
• pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalaman di
bidang manajemen, seperti pemberian informasi melalui
pelatihan atau seminar dengan peserta dan materi yang telah
ditentukan oleh pengguna jasa. (SE-35/PJ/2010)
JASA
TARIF
2% dari Jumlah Bruto dan bersifat tidak final
Dalam hal WP yang menerima atau memperoleh penghasilan
yang merupakan objek PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP,
besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada
tarif yang seharusnya (Pasal 23 ayat 1a UU Nomor 36 TAHUN
2008)
MAP DAN KJS (lampiran per-38/PJ/2009)
MAP: 411124
KJS: 104
TEMPAT PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
Sesuai SE-12/PJ.4/1996
1.Atas transaksi-transaksi yang merupakan objek pemotongan PPh
Pasal 23 yang pembayarannya dilakukan oleh kantor pusat, maka
PPh Pasal 23 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh kantor pusat.
2.Atas transaksi-transaksi yang merupakan objek pemotongan PPh
Pasal 23 yang pembayarannya dilakukan oleh kantor cabang,
misalnya pembayaran sewa mesin oleh kantor cabang, PPh Pasal
23 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh kantor cabang yang
bersangkutan.
23
BUKTI POTONG PPh
PASAL
Sebagai bukti
pemotongan pajak atas
penghasilan yang
dibayarkan kepada
pihak lain/rekanan
SURAT KETERANGAN
Bendahara Pemerintah
melakukan pemotongan
Wajib Pajak TIDAK
atau pemungutan PPh
melakukan
Final sebesar
pemotongan 0,5% atau
pemungutan PPh
apabila TELAH menerima
fotokopi Surat Keterangan
Pasal
untuk setiap 23
transaksi
apabila TELAH menerima
penjualan atau penyerahan
fotokopi
jasa yang Surat Keterangan
merupakan objek
dari lawan transaksi
pemotongan atau
pemungutan PPh
SURAT KETERANGAN
Wajib Pajakmelakukan
pemotongan atau
pemungutan PPh Final
sebesar 0,5%
apabila TELAH menerima
fotokopi Surat Keterangan
dari lawan transaksi untuk
setiap transaksi penjualan
atau penyerahan jasa yang
merupakan objek
pemotongan atau
pemungutan PPh
djponline.pajak.go.id
BILLING
MAU SETOR BILLING
PAJAK?
telah dibuat (setor pajak)
PEMBAYARAN BILLING PAJAK DILAKUKAN KE REKENING KAS NEGARA
ATM, INTERNET BANKING, EDC, MOBILE
DENGAN
BANKING, ATAU PADA LOKET BANK/POS PERSEPSI
“Lebih baik
menyetorkan
pajak sebelum
jatuh tempo
daripada
terkena sanksi
administrasi
terlambat setor
berupa bunga”
POIN PENTING
PENGISIAN SPT MASA
23
SPT MASA PPh
PASAL
SPT Masa terdiri dari
1 halaman induk
+ lampiran
Batas pelaporan
tanggal 20 bulan
berikutnya
PELAPORAN PPh PASAL 23
PPh PASAL 23
PPh PASAL 21
PPh Pasal 23
Pemotongan pajak atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam
bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau BUT
PPh Pasal 23 yang telah dipotong disetorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir dan dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah
masa pajak berakhir
PPh Pasal 21
Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa,
atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
PPh Pasal 21 yang telah dipotong disetorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir dan dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah
masa pajak berakhir
Informasi lebih lanjut…
pengaduan@pajak.go.id pengaduan.pajak.go.id
@kring_pajak pajak.go.id
#PajakKitaUntukKita
6 Oktober
2021
E-Bupot
Bukti Potong Jaman Now
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
MUDAH BUAT BUKTI POTONG
PAJAK PENGHASILAN 23/26
LATAR BELAKANG
PMK-242/2014
PMK-243/2014
PMK-12/2017
KEP- 269/PJ/2020
KEP- 368/PJ/2020
TERBARU
KEP-269/PJ/2020
PENGUSAHA KENA PAJAK WAJIB MENGGUNAKAN E-BUPOT
PER 1 AGUSTUS 2020
Dengan Kriteria sebagai berikut :
Seluruh Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Seluruh Indonesia
Memiliki pemotongan PPh Pasal 23/26 lebih dari 20 Bukti Pemotongan dalam satu masa
pajak
Menerbitkan Bukti Pemotongan dengan jumlah penghasilan bruto lebih dari Rp 100 juta
dalam satu bukti potong
KEP-368/PJ/2020
Memenuhi syarat menggunakan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 dalam bentuk
dokumen elektronik
DEFINISI
BUKTI PEMOTONGAN
”
pertanggungjawaban atas pemotongan PPh Pasal
23/26 yang dilakukan.
DEFINISI
BUKTI PEMOTONGAN
DEFINISI
APLIKASI E-BUPOT
“ Aplikasi Bukti Pemotongan PPh Pasal 23/26 Elektronik yang selanjutnya disebut
Aplikasi e-Bupot 23/26 adalah perangkat lunak yang disediakan di laman
milik Direktorat Jenderal Pajak atau saluran tertentu yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak yang dapat digunakan untuk membuat Bukti
”
Pemotongan, membuat dan melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 dalam
bentuk dokumen elektronik.
DEFINISI
APLIKASI E-BUPOT
✓ SERTIFIKAT ELEKTRONIK
Digital Certificate adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang
memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukan
status subyek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang
dikeluarkan oleh DJP atau penyelenggara sertifikasi elektronik.
KEWAJIBAN
PEMOTONG PPH
PASAL 23/26
01
Membuat dan memberikan Bukti Pemotongan kepada penerima
penghasilan yang dipotong pajak untuk setiap transaksi;
1
Wajib Pajak,
untuk… Kode Objek Pajak, dan
1
Masa Pajak
BUKTI
PEMOTONGAN
Pemotong Pajak dapat membuat 1 (satu)
Bukti Pemotongan untuk menggabungkan
dua atau lebih transaksi sepanjang
memenuhi ketentuan di atas
SPT MASA PPH PASAL 23/26 (FORMULIR KERTAS)
DJPOnline
2 DC
KPP memberikan DC ke WP
Satu Bukti Pemotongan untuk satu Wajib Pajak, satu kode objek
06 pajak, dan satu Masa Pajak
FORMULIR
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN
PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
BENTUK DAN ISI FORMULIR SPT
FORMULIR
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN
PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
Pembatalan transaksi
• Pemotong Pajak melakukan pembatalan Bukti Pemotongan
• Melampirkan Bukti Pemotongan Pembatalan dalam SPT Pembetulannya
01 Pembetulan dapat dilakukan atas setiap bagian pada Bukti Pemotongan, kecuali untuk
nomor Bukti Pemotongan.
02 Nomor yang dicantumkan dalam Bukti Pemotongan pembetulan adalah sama dengan
nomor pada Bukti Pemotongan sebelum dibetulkan.
03
Pemotong Pajak harus mengisi tanggal sesuai tanggal diterbitkannya Bukti
Pemotongan pembetulan.
04 Pemotong Pajak harus melampirkan Bukti Pemotongan yang dibetulkan dengan Bukti
Pemotongan pembetulan untuk selanjutnya dilampirkan dalam SPT pembetulan
KETENTUAN PEMBATALAN BUKTI PEMOTONGAN
01 Pembatalan Bukti Pemotongan dapat dilakukan dalam hal transaksi yang terutang
PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 ternyata dibatalkan.
02 Nomor yang dicantumkan dalam Bukti Pemotongan pembatalan adalah sama dengan
nomor pada Bukti Pemotongan sebelum dibatalkan
Pemotong Pajak harus mengisi kolom “Jumlah Penghasilan Bruto” dan kolom “PPh
03 yang Dipotong” dengan nilai NOL (“0”). Selain kedua kolom tersebut, kolom diisi dengan
data sebagaimana terdapat pada Bukti Pemotongan yang dibatalkan.
tanggal yang dicantumkan pada Bukti Pemotongan tambahan adalah tanggal diterbitkannya
05 Bukti Pemotongan tambahan.
06 Pemotong Pajak membetulkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 yg telah dilaporkan.
AKIBAT PEMBETULAN BUKTI PEMOTONGAN
SCENARIO ACTION
Tidak ada
kelebihan/kekurangan
pemotongan
PER-53/PJ/2009 PER-04/PJ/2017
PER-53/PJ/2009 PER-04/PJ/2017
Jika ada pembatalan transaksi, maka Alasan: menjaga realibilitas (updating) data Bupot,
Pemotong dapat minta restitusi sesuai edukasi bagi Pemotong, lebih simple, dan secara praktis
PMK-187/PMK.03/2015. sudah dijalankan di KPP.
1 3
Memiliki Digital Certificate dan Mempersiapkan semua transaksi
terdaftar di DJPOnline (jika PPh 23/26 dengan identitas
belum, bisa mendaftarkan diri ke NIK/NPWP bagi WPDN
KPP WP Terdaftar)
2 4
Ketika SPT Masa PPh Unifikasi
Kolom isian
diberlakukan, WP juga sudah
nomor SKB divalidasi by system.
siap untuk membuat Bukti
Perlu diperhatikan bagi SKB yang
Pemotongan PPh dengan
masih diproses manual di KPP
identitas NIK/NPWP bagi
→ tidak dapat divalidasi
WPDN
6 Oktober
2021
PPh Final
PPh Pasal 4 ayat 2
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
KENAL LEBIH DEKAT
www.pajak.go.id
Bunga Deposito, Tabungan/Jasa Giro,
1 dan Diskonto SBI
3
4
DIKECUALIKAN dari Pengenaan PPh Final
www.pajak.go.id
2 PENGHASILAN TRANSAKSI 5
SAHAM BURSA EFEK
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Tidak termasuk
8
dalam pengertian
Saham Pendiri 1. Saham yang diperoleh pendiri yang
berasal dari pembagian dividen
dalam bentuk saham
www.pajak.go.id
9
www.pajak.go.id
3 Bunga Obligasi 10
www.pajak.go.id
12
Bunga Obligasi yang diterima atau Emiten atau kustodian Saat jatuh
diperoleh pemegang obligasi selaku agen pembayaran Tempo bunga
www.pajak.go.id
4 Bunga Simpanan Dibayar Kepada OP selaku 13
Anggota Koperasi
(Tidak termasuk bunga simpanan yang
berasal dari SHU)
Tarif
0% Bunga simpanan sampai
dengan Rp 240.000, per
bulan
10% Jumlah bruto bunga
simpanan lebih dari Rp
240.000 per bulan
5 Hadiah Undian 14
www.pajak.go.id
6 Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau 15
Bangunan Dengan pihak
Selain Pemerintah
Dengan Pemerintah
guna Pelaksanaan
PENJUALAN, TUKAR Pembangunan
MENUKAR TERMASUK untuk Kepentingan
RUISLAG, PERJANJIAN Umum yang tidak
PEMINDAHAN HAK, memerlukan
PELEPASAN HAK, persyaratan Khusus
PENYERAHAN HAK, LELANG,
HIBAH, ATAU CARA LAIN
YANG DISEPAKATI Dengan Pemerintah guna
Pelaksanaan Pembangunan
untuk Kepentingan Umum
yang memerlukan
persyaratan Khusus
PP Nomor 48 Tahun 1994 s.t.d.t.d PP Nomor 71 Tahun 2008
www.pajak.go.id
TARIF
X Bruto NILAI PENGALIHAN hak RS dan
Rusun Sederhana yg dilakukan oleh WP yg
1% usaha pokoknya mengadakan pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan
www.pajak.go.id
Pengalihan hak ...
17
www.pajak.go.id
PEMOTONG
a. Akuntan, arsitek, dokter, notaris,
PPAT – kecuali Camat, pengacara,
dan konsultan yang melakukan
pekerjaan bebas
OP b.OP yg menjalankan usaha dengan
pembukuan dan telah terdaftar
sebagai WP, yang ditunjuk oleh KPP
www.pajak.go.id
PENERIMA PENGHASILAN
PENYEWA dengan menggunakan SSP paling
Dalam hal penyewa lambat tanggal 15 bulan berikutnya
adalah wajib potong PPh Dalam hal penyewa bukan Pemotong
PPh
www.pajak.go.id
8 Usaha Jasa Konstruksi 21
9 Diskonto SPN 22
• Surat Perbendaharaan Negara adalah surat utang Negara yang berjangka waktu
paling lama 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto
• Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran
bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa
berlakunya, yang terdiri atas Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara.
• Pasar Perdana adalah kegiatan penawaran dan penjualan Surat Utang Negara
untuk pertama kali.
• Pasar Sekunder adalah kegiatan perdagangan Surat Utang Negara yang telah
dijual di Pasar Perdana.
PEMOTONG :
1. Emiten atau Kustodian
TARIF 2. Broker, Bank selaku dealer
3. Broker, bank, dana pensiun,
reksadana, selaku pembeli
www.pajak.go.id
• Penjual SPN wajib untuk memberitahukan kepada pemotong pajak mengenai harga perolehan 24
SPN dan tanggal perolehan yang sebenarnya untuk keperluan penghitungan diskonto yang
menjadi dasar pemotongan PPh. Pemberitahuan ini dilakukan dengan menyerahkan lembar ke-4
Bukti Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) dari pembelian SPN sebelumnya atau menyerahkan
fotokopi bukti pembelian di pasar perdana yang sah dalam hal SPN diperoleh di pasar perdana.
Kewajiban di atas juga berlaku bagi penjual SPN yang dikecualikan dari pemotongan PPh.
• Dalam hal penjualan SPN secara langsung tanpa melalui pedagang perantara dan dilakukan
kepada pihak selain pemotong pajak di atas, pihak yang melakukan pencatatan perubahan hak
kepemilikan SPN (sub registry) wajib memotong PPh Final yang terutang sebelum mutasi hak
kepemilikan dapat dilakukan.
• Pemotongan PPh dilakukan pada tanggal transaksi saat penjualan SPN di Pasar Sekunder atau
pada tanggal saat jatuh tempo SPN.
TIDAK DIPOTONG
PP Nomor19 Tahun 2009 berlaku sejak 1 Januari 2009, PMK-18/PMK.03/2021
www.pajak.go.id
OBJEK PAJAK
TARIF
0,5% x Jumlah
Peredaran bruto Omzet ditotal dari bruto Peredaran
Penghasilan (omzet) setahun seluruh Usaha setiap
dari USAHA* tidak melebihi gerai/outlet, baik bulan dari setiap
Rp 4,8Miliar pusat atau cabang tempat usaha
*USAHA antara lain usaha dagang, industri, dan jasa, seperti misalnya
toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah
makan, salon, dan usaha lainnya
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
SALURAN
PENGADUAN
PERPAJAKAN
www.pajak.go.id
30
www.pajak.go.id
31
www.pajak.go.id
7 Oktober
2021
Hak dan Kewajiban
Perpajakan Orang Pribadi
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
Punya NPWP? Cermati Hak &
Kewajibannya
www.pajak.go.id
o Pegawai adalah orang pribadi yang bekerja o Pegawai wajib mendaftarkan diri untuk
pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian memperoleh NPWP paling lama pada
atau kesepakatan kerja baik secara tertulis akhir bulan berikutnya setelah
maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan penghasilannya pada suatu bulan yang
suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan disetahunkan telah melebihi Penghasilan
tertentu dengan memperoleh imbalan yang Tidak Kena Pajak.
dibayarkan berdasarkan periode tertentu,
penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain
yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk
orang pribadi yang melakukan pekerjaan
dalam jabatan negeri.
www.pajak.go.id
Kewajiban & Hak 3
Wajib Pajak
Negara memberi kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk
melaksanakan kewajiban & hak perpajakannya secara mandiri
[self-assessment). Namun demikian, Negara diberikan wewenang
melakukan pengawasan dan pengujian kepatuhan melalui
pemeriksaan. Berikut kewajiban dan hak Anda sebagai Wajib
Pajak:
Kewajiban
www.pajak.go.id
Hitung 4
bagi Orang Pribadi Karyawan
Perhitungan pajak penghasilan [PPh] tergantung dari sumber penghasilan apa yang
diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, berikut kemungkinannya:
Jujur melaporkan penghasilan pada SPT Tahunan PPh adalah bukti cinta pada negeri. Bila Anda
mengalami kesulitan terkait perpajakan, silakan hubungi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat
Anda terdaftar. Semua Layanan perpajakan tidak dipungut biaya.
www.pajak.go.id
BAYAR 5
Bagi Orang Pribadi Karyawan
Atas pajak yang masih harus Anda bayar dari hasil perhitungan Anda, dilakukan dengan
ketentuan:
Bayar Pajak menggunakan Kode Billing yang diterbitkan secara mandiri oleh Wajib
Pajak melalui sistem billing pajak.
Bayar pajak dilakukan bukan di kantor pajak, tetapi dilakukan di tempat sebagaimana
berikut:
- Bank Persepsi - Kantor Pos
- ATM / Mini ATM - Internet/ Mobile Banking
Apabila Anda termasuk kondisi pertama, pembayaran pajak sudah dilakukan oleh
perusahaan/instansi/lembaga tempat Anda bekerja.
www.pajak.go.id
LAPOR 6
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
Lapor SPT Tahunan PPh wajib bagi seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi, termasuk Karyawan. Untuk memastikan
perhitungan dan pemotongan telah dilakukan atas penghasilan Anda, mintalah Bukti Potong PPh pasal 21 di
tempat Anda bekerja. Bukti potong bersifat sebagai Kredit Pajak dan dokumen pendukung SPT Anda.
www.pajak.go.id
LAPOR 7
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
a. SPT Tahunan PPh OP 1770 S
igunakan oleh WP Karyawan yang memiliki penghasilan:
✓ dari satu atau lebih pemberi kerja;
✓ dalam negeri lainnya; dan/atau
✓ yang dikenakan PPh Final dan/atau bersifat
Apabila memiliki penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas menggunakan form SPT Tahu nan PPh OP 1770.
3. Cara Penyampaian SPT Tahunan PPh
a. Langsung ke KPP/KP2KP
b. Online dengan e-Filing atau e-Form atau ASP
c. Melalui Pos Tercatat/Jasa Ekspedisi
4. Jatuh Tempo Bayar dan Lapor SPT
Pembayaran Pelaporan
Sebelum SPT Tahunan Dilaporkan Paling lambat tiga (3] bulan Setelah berakhirnya Tahun Pajak/
(31 Maret setelah tahun pajak berakhir) 1 Januari s.d. 31 Maret
5. Sanksi Administrasi
a. Bunga keterlambatan pembayaran perbulan dari pajak yang masih harus dibayar sesuai KMK
b. Denda tidak/terlambat melaporkan SPT W Tahunan PPh OP sebesar Rp. 100.000,-
Lapor SPT Tahunan PPh wajib bagi seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi, termasuk Karyawan. Untuk memastikan
perhitungan dan pemotongan telah dilakukan atas penghasilan Anda, mintalah Bukti Potong PPh pasal 21 di
tempat Anda bekerja. Bukti potong bersifat sebagai Kredit Pajak dan dokumen pendukung SPT Anda.
www.pajak.go.id
LAPOR 8
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
Lapor SPT Tahunan PPh wajib bagi seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi, termasuk Karyawan. Untuk memastikan
perhitungan dan pemotongan telah dilakukan atas penghasilan Anda, mintalah Bukti Potong PPh pasal 21 di
tempat Anda bekerja. Bukti potong bersifat sebagai Kredit Pajak dan dokumen pendukung SPT Anda.
www.pajak.go.id
HAK 9
1. Mengajukan permohonan:
❑ pengembalian kelebihan pembayaran pajak
❑ penundaan/mengangsur pembayaran
❑ penundaan pelaporan SPT Tahunan
2. Memperoleh :
❑ Perlindungan [kerahasiaan] Data/lnformasi
❑ Layanan konsultasi di KPP secara gratis
❑ Layanan publik tertentu instansi pemerintah
3. Mengajukan :
❑ Keberatan, banding dan peninjauan kembali atas
hasil pemeriksaan
❑ Permohonan pengurangan/penghapusan sanksi
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
033/PJ.0911/SLD/B/2021
www.pajak.go.id
7 Oktober
2021
SPT PPh Tahunan
Orang Pribadi untuk Karyawan
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
SERBA-SERBI
PAJAK PENGHASILAN
ORANG PRIBADI
Penghasilan
BUKAN OBJEK
KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
KRITERIA OP PEGAWAI
(KARYAWAN)
Orang Pribadi
Dalam Negeri
Menjalankan
Usaha
NON PEGAWAI
Pekerjaan
Bebas
KARYAWAN DEFINISI
NON
KARYAWAN
MENJALANKAN
USAHA
NON
KARYAWAN MENGHITUNG PAJAK
NON
KARYAWAN Tarif Pasal 17
Contoh
Penghasilan kena pajak dengan Rp1,1 Milyar
• Layer 1: 5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
• Layer 2: 15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000
• Layer 3: 25% x Rp250.000.000 = Rp62.500.000
• Layer 4: 30% x Rp600.000.000 = Rp180.000.000
Total Pajak = Rp275.000.000
NON PEKERJAAN
KARYAWAN
BEBAS
Tenaga ahli:
Pengacara
Akuntan
Arsitek
Dokter
Konsultan
Notaris
Penilai
Aktuaris
agen iklan;
Olahragawan;
Agen asuransi;
Perantara;
distributor perusahaan
MLM atau direct selling
dan kegiatan sejenis
lainnya;
NON
KARYAWAN MENGHITUNG PAJAK
Penghasilan Bruto
x
Norma Penghitungan*
Penghasilan Netto
-
PTKP
Penghasilan Kena Pajak
x
Tarif pasal 17
Pajak Terutang
-
Kredit Pajak (bukti potong)
Pajak yang masih harus dibayar
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
MELAPOR
SPT TAHUNAN
2021
Kenali Pajak UMKM
PP 23 Tahun 2018
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
Kenali Pajak
bagi UMKM Orang
UMKM Indonesia Pribadi
PJ.091/PPh/S/003/2018-02
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2018
tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu
PJ.091/PPh/S/003/2018-02
TERIMA KASIH
atas kontribusi Anda
bagi negeri melalui
Pembayaran Pajak
TAHUKAH ANDA?
Cara umum hitung PPh bagi UMKM sebelum Juli 2013
bagi WP Orang Pribadi
%
Dikali Norma
Penghasilan Penghitungan Dikali tarif
Dikurangi
Bruto Penghasilan progresif
PTKP
Neto s.d. 30%
TAHUKAH ANDA?
Cara hitung PPh bagi UMKM sejak berlakunya PP 46 tahun 2013
bagi WP Orang Pribadi
Kini
TARIF TURUN!
Mengapa diberikan pada
UMKM?
8%
Resiliensi, khususnya Usaha Mikro & Kecil 7%
Ketika usaha besar mulai melambat, usaha 6%
mikro-kecil cukup stabil (pertumbuhan PDB) 5%
2010 2011 2012 2013
SUBJEK PAJAK
Orang Pribadi
Jangka waktu 7 tahun
OBJEK PAJAK
*USAHA antara lain usaha dagang, industri, dan jasa, seperti misalnya toko/kios/los kelontong,
pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha lainnya
PEREDARAN BRUTO TERTENTU
BUKAN OBJEK
Dipotong atau
Setor sendiri dipungut oleh
Pemotong atau
Pemungut *
Langkah-langkah
Pelaksanaan PP 23
DAFTAR NPWP
(Jika belum terdaftar)
PERSYARATAN
Fotokopi KTP
Jika dokumen persyaratan daftar NPWP
OP telah tersedia dalam data elektronik
pada Basis Data Elektronik DJP,
maka fotokopi persyaratan tersebut tidak
perlu dilampirkan.
LANGSUNG SAMPAIKAN
KE KPP ATAU KP2KP
Contoh
Tuan Z pada tahun 2020 tidak dapat dikenai Pajak Penghasilan Final,
karena peredaran bruto usaha Tuan Z dari seluruh tempat usaha pada
tahun 2019 melebihi Rp4.800.000.000,00
Penyerahan Barang
Agustus 2018
Pembayaran senilai
Tuan X
Rekanan Pemerintah Rp20.000.000 Bendahara
yang memenuhi kriteria
WP yang dikenai PP 23 Pemerintah
Kode Pembayaran
411128
Kode Akun Pajak
420 423
bila disetor bila disetor oleh
sendiri oleh WP Pemotong/Pemungut
1 Buat Kode Billing 2 Bayar Pajaknya
• DJP Online
• Layanan billing-djp/di KPP/KP2KP • Petugas Teller Bank &
• Kring Pajak 1500200 Kantor Pos
• Mini ATM/EDC
• Internet Banking & Mobile
Banking
• ATM
• dan lain-lain
KETENTUAN PERALIHAN
PP berlaku
Awal tahun Akhir tahun
pajak 2018 pajak 2018
Dalam hal WP yang sebelumnya dikenai PP 46/2013 tidak lagi memenuhi ketentuan WP
berdasarkan PP ini, maka:
• WP menggunakan tarif 0,5% dari PP ini sampai akhir tahun pajak 2018
• WP dikenai Pasal 17 UU PPh mulai tahun pajak 2019
Manfaatkan
KESEMPATAN BAIK INI!
Untuk turut membangun negeri
Untuk turut mengajak UMKM lain
membangun negeri bersama-sama
#pajakkitauntukkita
TERIMA KASIH
2021
Insentif PPh
Orang Pribadi UMKM
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
PMK-82/PMK.03/2021
PERUBAHAN ATAS PMK-9/PMK.03/2021 TENTANG
INSENTIF PAJAK UNTUKWAJIBPAJAK
TERDAMPAKPANDEMICOVID-19
PMK-83/PMK.03/2021
PERUBAHAN ATAS PMK-239/PMK.03/2020 TENTANG
PEMBERIAN FASILITAS PAJAK TERHADAPBARANGDAN JASA
YANGDIPERLUKANDALAM RANGKA PENANGANANPANDEMI
COVID-19 DAN PERPANJANGAN PEMBERLAKUAN FASILITAS
PPH BERDASARKAN PP NOMOR 29 TAHUN 2020 TENTANG
FASILITASPAJAKPENGHASILANDALAMRANGKA
PENANGANANCOVID-19
PMK-82/PMK.03/2021
PERUBAHANATASPMK-9/PMK.03/2021TENTANG
INSENTIF PAJAK
UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK
PANDEMI COVID-19
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
4
RESPONSPAJAK ATAS PANDEMI COVID-19 (LINIMASA)
PM K PERPPU PMK PER PMK UU PP PP PM K PM K PM K PM K
23 1 28 08 44 2 29 30 86 110 9 82
PMK-23/PMK.03/2020
01 InsentifPajakUntukWajibPajakTerdampakWabah VirusCorona
PMK-44/PMK.03/2020
02 InsentifPajakUntukWajibPajakTerdampakPandemi Corona Virus Disease2019
PMK-86/PMK.03/2020
03 InsentifPajakUntukWajibPajakTerdampakPandemi Corona Virus Disease2019
PMK-110/PMK.03/2020
04 PerubahanatasPMK-86/PMK.03/2020 tentang InsentifPajakUntukWajibPajakTerdampakPandemiCorona
Virus Disease 2019
PMK-9/PMK.03/2021
05 InsentifPajakUntukWajibPajakTerdampakPandemi Corona Virus Disease2019
PMK-82/PMK.03/2021
06 PerubahanatasPMK-9/PMK.03/2021 tentangInsentifPajakUntukWajibPajakTerdampakPandemi Corona 5
Virus Disease 2019
Pokok perubahan
Secaraumum,ketentuandan tatacaramasing-masing insentif tetap
sesuaiPMK-9/PMK.03/2021. Perubahanyang diaturantaralain:
• Perpanjangan jangka waktu pemberian insentif s.d.Desember 2021
• Kriteriapenerimaperpanjangan insentif:
• Penyesuaian KLU,
• WPPP23,
• WPP3-TGAI, dan
• Tidak termasuk WP KITE dan KB
6
PERLUASAN INSENTIF PAJAK ANTISIPASI DAMPAK EKONOMI PANDEMI COVID-19
Bentuk Insentif PMK-9/2021 PMK-82/2021
1. PPh Pasal21Ditanggung Pemerintah • Sektortertentu(1.189KLU),WPKITE&KB • Sektortertentu(1.189KLU)
(DTP) • Pemberitahuan pusat& cabang (WPKITE&KB) • Pemberitahuan pusat& cabang
• Karyawan ber-NPWP danpenghasilan • Pemberitahuan hanyadisampaikan pusat& berlaku untuk • Pemberitahuan hanyadisampaikan pusat& berlaku untuksemua
bruto bersifat tetap dan teratur yang semuacabang (WP sektor tertentu/KLU) cabang (WP sektortertentu/KLU)
disetahunkan tidak lebih dari 200juta • Laporan realisasitiap bulan • Laporan realisasitiap bulan
• Insentif s.d.Juni 2021 • Insentif Juli 2021 s.d. Desember 2021
2. PPhFinalUMKMDitanggung Pemerintah • WPPP23Tahun 2018 • WPPP23Tahun 2018
• WPtidakperlumengajukan SuratKeterangan, cukup • WPtidakperlumengajukan SuratKeterangan, cukup
menyampaikan LaporanRealisasi menyampaikan Laporan Realisasi
• Laporan Realisasitiap bulanpalinglambattgl20bulan • Laporan Realisasitiap bulanpalinglambattgl20bulan berikutnya
berikutnya • WPPP23tidaklaporrealisasitepatwaktutidak dapat
• WPPP23tidaklaporrealisasitepat waktutidak dapat memanfaatkan insentif
memanfaatkan insentif • Insentif diperpanjang s.d. Desember 2021
• Insentif s.d.Juni2021
3. PPhFinalDTPpadasektorpadat karya • PPhfinaljasakonstruksi DTPbagiWajibPajakpenerima P3TGAI • PPhfinaljasakonstruksi DTPbagiWajibpajakpenerimaP3TGAI
tertentu • Laporan realisasitiap bulan • Laporan realisasitiap bulan
• Pemotongan tidaklaporrealisasitepatwaktutidak dapat • Pemotongan tidaklaporrealisasitepatwaktutidak dapat
memanfaatkaninsentif. memanfaatkaninsentif.
• Insentif s.d.Juni 2021 • Insentif diperpanjang s.d. Desember 2021
4. Pembebasan daripemungutan PPhPasal • Sektor tertentu (730KLU) • Sektor tertentu (132KLU)
22Impor • WPKITE&KB • Insentif Juli 2021 s.d. 31 Desember 2021, sejak SKBditerbtikan
• Insentif s.d.30Juni2021
5. Pengurangan Angsuran PPhPasal25 • Pengurangan Angsuran PPhPasal25sebesar 50% • Pengurangan Angsuran PPhPasal25sebesar 50%
• Sektortertentu(1.018 KLU),WPKITE,& KB • Sektor tertentu (216KLU),
• Insentif s.d. Juni 2021, sejak: • Insentif Juli 2021 s.d. Desember 2021,sejakMasa Pajak
✓ Masa Pajak Pemberitahuan disampaikan; atau Pemberitahuan disampaikan
✓ MasaPajakSPTTahunan2020disampaikan, dalamhal
tertentu.
6. Pengembalian pendahuluan PPNsebagai • Sektor tertentu (725KLU) • Sektor tertentu(132 KLU) 7
PKPberisiko rendah bagi WP yang • WPKITE&KB • Insentif Juli 2021 s.d. Desember2021
menyampaikan SPTMasa PPN lebih bayar • Insentif s.d.Juni2021
restitusi palingbanyak 5miliarrupiah
INSENTIF PAJAK
PPhfinalditanggungPemerintahdiberikanuntukMasa Pajak
Januari 2021 sampai dengan Masa Pajak Desember 2021
*) bagi WP yang belum memiliki Surat Keterangan, laporan realisasi dapat diperlakukan 16
sebagai permohonan Surat Keterangan sepanjang memenuhi PMK-99/PMK.03/2018
PPh FINAL
PP23
TRANSAKSI DENGAN PEMOTONG/PEMUNGUT TAHUN 2018
▪ Untuktransaksidenganpemotong/pemungut,WajibPajak
menyerahkanfotokopi SuratKeterangan
▪ Pemotong/pemungutmelakukankonfirmasi Surat
Keterangan kelaman www.pajak.go.id pada menu
RumahKonfirmasiDokumen
▪ Dalam hal Surat Keterangantelah terkonfirmasi,
pemotong/pemungut pajak tidak melakukan
pemotongan/pemungutan PPh pada saatpembayaran.
AtasPPhfinal ditanggung Pemerintahtersebut
pemotong/pemungut pajak harus membuat SSP/cetakan
kode billing yang dibubuhi cap/tulisan “PPh FINAL
DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 82/PMK.03/2021”
17
PPh FINAL
Kewajiban Wajib Pajak yang
memanfaatkan insentif PPh
final ditanggung Pemerintah
PP23
TAHUN 2018
▪ WPdimaksudharusmenyampaikan Laporan
realisasi PPh Final ditanggung Pemerintah
melalui saluran tertentu pada laman
www.pajak.go.id
▪ Laporan realisasiPPhfinal ditanggung
Pemerintahmeliputi PPh terutang atas
penghasilan yang diterima/diperoleh WP
termasukdari transaksidengan
Pemotong/Pemungut
▪ SSP/cetakan kode billing yang dibubuhi
cap/tulisan “PPh FINAL DITANGGUNG
PEMERINTAH EKSPMK NOMOR
82/PMK.03/2021” (jikaadatransaksidengan
Pemotong/Pemungut Pajak);agar disimpan
sebagaidokumentasi
18
PPh FINAL
Kewajiban Wajib Pajak yang
memanfaatkan insentif PPh
final ditanggung Pemerintah
PP23
TAHUN 2018
▪ WajibPajakyangmenyampaikanlaporan
realisasimelebihi bataswaktuyang
ditentukan, tidak dapat memanfaatkan
insentifPPhFinalDTP
19
PEMBERIANINSENTIF PPh FINAL
Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting
2. Klikbutton "tambah"pelaporan
3. Pemilihanjenispelaporanrealisasibaru
4. Isikankodekeamanansesuaipermintaan
sistem
5. Unduhdanmengisilaporanrealisasi
pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)
6. Validasimacro
Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting
2. Klikbutton "tambah"pelaporan
3. Pemilihanjenispelaporanrealisasibaru
4. Isikankodekeamanansesuaipermintaan
sistem
5. Unduhdanmengisilaporanrealisasi
pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)
6. Validasimacro
Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting
2. Klikbutton "tambah"pelaporan
3. Pemilihanjenispelaporanrealisasibaru
4. Isikankodekeamanansesuaipermintaan
sistem
5. Unduhdanmengisilaporanrealisasi
pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)
6. Validasimacro
39
PENGAJUAN INSENTIF MELALUISALURANTERTENTU
1. Kunjungilamanwww.pajak.go.iddanklik
tombol Login di pojok kananatas,lalu
masukkanNPWP,katasandi,dan kode
keamanan(CAPTCHA)
MENYAMPAIKANLAPORAN REALISASI
1. Kunjungilamanwww.pajak.go.iddanklik
tombol Login di pojok kananatas,lalu
masukkanNPWP,katasandi,dan kode
keamanan(CAPTCHA)
3. KliktombolTambah, lalupilihjenispelaporan
yang ingindilakukan
41
11 Oktober
2021
Salah Setor Pajak?
Tenang bisa Pemindahbukuan
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
SALAH SETOR PAJAK?
TENANG, BISA PEMINDAHBUKUAN
PMK-242/PMK.03/2014
TATA CARA PEMBAYARAN DAN
PENYETORAN PAJAK
Bagian Ketiga
Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran
Pajak Melalui Pemindahbukuan
PEMINDAHBUKUAN
Pbk
suatu proses memindahbukukan penerimaan
pajak untuk dibukukan pada penerimaan pajak
yang sesuai
▪
?
Kesalahan perekaman bukti bayar yang dilakukan Bank
Persepsi/Pos
▪ Kesalahan perekaman atau pengisian Bukti Pbk oleh
pegawai DJP
▪ Pemecahan bukti bayar atau bukti Pbk menjadi beberapa
jenis pajak,Wajib Pajak, dan/atau objek PBB
▪ Jumlah pembayaran lebih besar dari pajak yang
seharusnya terutang
▪ Sebab lain yang diatur oleh DJP
4
Bentuk formulir
permohonan
pemindahbukuan
Lampiran permohonan:
▪ Asli bukti bayar atau bukti Pbk
▪ Asli surat pernyataan kesalahan perekaman dari pimpinan Bank /Pos
jika Pbk karena kesalahan perekaman oleh petugas Bank /Pos
▪ Asli pemberitahuan pabean impor, asli dokumen cukai, atau asli surat tagihan/surat
penetapan
jika Pbk diajukan atas SSPCP
▪ Fotokopi KTP penyetor atau pihak penerima Pemindahbukuan
- jika Pbk tidak mencantumkan NPWP atau
- mencantumkan angka 0 (nol) pada 9 digit pertama NPWP
▪ Fotokopi identitas Penyetor / Wakil WP Badan
jika penyetor melakukan kesalahan pengisian NPWP
▪ Surat pernyataan bermeterai dari Wajib Pajak yang nama dan NPWP-nya tercantum
dalam bukti bayar, yang menyatakan bahwa bukti bayar tersebut sebenarnya bukan
pembayaran pajak untuk kepentingannya sendiri dan tidak keberatan
dipindahbukukan
dalam hal nama dan NPWP pemegang asli bukti bayar (yang mengajukan
permohonan Pbk) tidak sama dengan nama dan NPWP yang tercantum dalam bukti
bayar
Pbk Pemotongan Pajak Penghasilan
2021
Koreksi Fiskal
Konsep dan Penerapannya
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
KOREKSI FISKAL DAN PENERAPANNYA
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
SPT Tahunan PPh adalah SPT PPh untuk suatu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak, yang meliputi SPT Tahunan Orang Pribadi
dan SPT Tahunan Badan.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
BAGAN PPh BADAN
Luar Pembayaran dari Pembayaran ke
Pasal 24 Pasal 26
Negeri LN LN
Indonesia Biaya Penghasilan
WAJIB PAJAK
BADAN
www.pajak.go.id
PENGERTIAN
www.pajak.go.id
Latar Belakang
www.pajak.go.id
PENGHITUNGAN PENGHASILAN
NETO FISKAL
Menurut Pasal 4 ayat 3 UU PPh beberapa penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang
berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;
2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat,
badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK), sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;
3. Warisan;
4. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf b UU PPh sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
PENGHASILAN YANG BUKAN OBJEK PPH
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan
oleh bukan wajib pajak, wajib pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang
menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
Undang-Undang PPh;
6. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
7. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak
dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan
modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat
8. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri
Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
9. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada nomor 8,
dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
10. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif;
11. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari
badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,
dengan syarat badan pasangan usaha tersebut: merupakan perusahaan mikro, kecil,
menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan
atau berdasarkan PMK; dan sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
12. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan PMK;
13. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada
instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama
4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan PMK; dan
14. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada
wajib pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan PMK.
Jenis Koreksi Fiskal
Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan pengakuan secara
komersial dan secara fiskal.
Perbedaan tersebut dapat berupa Koreksi Fiskal Positif dan Koreksi
Fiskal Negatif.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Koreksi Fiskal Positif
www.pajak.go.id
Pembentukan atau pemupukan dana cadangan secara fiskal tidak dapat dibebankan sebagai
biaya perusahaan. Namun untuk jenis- jenis usaha tertentu yang secara ekonomis memang
diperlukan adanya cadangan untuk menutup beban atau kerugian yang akan terjadi di kemudian
hari, secara fiskal diperkenankan, yang terbatas pada:
1) cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan
kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan
perusahaan anjak piutang;
2) cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3) cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4) cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5) cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6) cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk
usaha pengolahan limbah industri.
www.pajak.go.id
Koreksi Fiskal Positif
Penggantian Atau Imbalan Pekerjaan Atau Jasa Dalam Bentuk
Natura Dan Kenikmatan
(Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh)
Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf d Undang-Undang PPh, penggantian atau imbalan
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan
(benefit in-kind) bukan merupakan penghasilan bagi pegawai yang bersangkutan. Oleh karena
itu sesuai dengan prinsip taxability and deductibility,, bagi Wajib Pajak pemberi kerja tidak
dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan.
Namun pemberian natura berupa penyediaan makanan/minuman di tempat kerja bagi seluruh
pegawai, demikian pula pemberian natura dan kenikmatan di daerah terpencil yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan, serta pemberian natura atau kenikmatan yang
merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau
karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya (seperti: pakaian dan peralatan khusus
untuk keselamatan kerja, pakaian seragam petugas keamanan, antar-jemput pegawai, serta
akomodasi untuk awak kapal), dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Koreksi Fiskal Positif
Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf a Undang-Undang PPh, bantuan atau sumbangan dan
harta hibahan yang diterima oleh badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, atau
pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, bukan
merupakan penghasilan sepanjang tidak terdapat hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan,
atau penguasaan antara pihak- pihak yang bersangkutan.
Oleh karena itu sesuai dengan prinsip taxability and deductibility,, bagi Wajib Pajak pemberi
bantuan atau sumbangan dan harta hibahan tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya
perusahaan.
Dalam hal terdapat hubungan kepemilikan atau penguasaan, bantuan sumbangan dan harta
hibahan yang diterima TETAP DIKECUALIKAN sebagai objek PPh SEPANJANG PIHAK
PENERIMA MERUPAKAN BADAN KEAGAMAAN, PENDIDIKAN, ATAU SOSIAL
TERMASUK YAYASAN (PMK- 90 /PMK.03/2020).
www.pajak.go.id
Pajak Penghasilan
(Pasal 9 ayat (1) huruf h UU PPh)
www.pajak.go.id
Koreksi Fiskal Positif
Gaji Yang Dibayarkan Kepada Anggota Persekutuan, Firma Atau
CV Yang Modalnya Tidak Terbagi Atas Saham
(Pasal 9 ayat (1) huruf j UU PPh)
Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf i Undang-Undang PPh, bagian laba yang
diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi bukan
merupakan penghasilan.
Oleh karena itu sesuai dengan prinsip taxability and deductibility, bagi perseroan
komanditer tersebut pembayaran gaji kepada para anggotanya tidak dapat
dibebankan sebagai biaya perusahaan.
www.pajak.go.id
Sanksi Administrasi
(Pasal 9 ayat (1) huruf j UU PPh)
Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan, serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di
bidang perpajakan bukan merupakan biaya perusahaan.
www.pajak.go.id
Koreksi Fiskal Positif
Selisih Penyusutan /Amortisasi Komersial Komersial Di
Atas Penyusutan Fiskal
(Pasal 11 UU PPh)
Penyusutan adalah alokasi biaya perolehan suatu aktiva tetap (kecuali tanah) selama masa manfaat tertentu sesuai
dengan kelompok harta. Penyusutan fiskal diatur dalam Pasal 11 Undang-Undang (UU) Pajak Penghasilan (PPh).
Amortisasi adalah alokasi perolehan harta tidak berwujud selama masa manfaat tertentu. Ketentuan mengenai
amortisasi diatur dalam Pasal 11A UU PPh.
Pada umumnya, yang membedakan penyusutan fiskal dan komersial adalah dari perbedaan umur atau metode
penyusutan.
Masa manfaat aktiva tetap sesuai dengan kelompok aktiva tetap yang ditentukan oleh Menteri Keuangan. Dalam UU
PPh, metode penyusutan hanya ada dua, yaitu garis lurus (straight line method) dan saldo menurun (double
declining balanced method). Khusus untuk aktiva bangunan, wajib pajak hanya boleh menggunakan metode garis
lurus.
Apabila penyusutan/amortisasi komersial lebih besar dari penyusutan/amortisasi fiskal, maka dilakukan
koreksi fiskal positif.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Koreksi Fiskal Negatif
Selisih Penyusutan /Amortisasi Komersial Komersial Di
Atas Penyusutan Fiskal
(Pasal 11 UU PPh)
Penyusutan adalah alokasi biaya perolehan suatu aktiva tetap (kecuali tanah) selama masa manfaat tertentu sesuai
dengan kelompok harta. Penyusutan fiskal diatur dalam Pasal 11 Undang-Undang (UU) Pajak Penghasilan (PPh).
Amortisasi adalah alokasi perolehan harta tidak berwujud selama masa manfaat tertentu. Ketentuan mengenai
amortisasi diatur dalam Pasal 11A UU PPh.
Pada umumnya, yang membedakan penyusutan fiskal dan komersial adalah dari perbedaan umur atau metode
penyusutan.
Masa manfaat aktiva tetap sesuai dengan kelompok aktiva tetap yang ditentukan oleh Menteri Keuangan. Dalam UU
PPh, metode penyusutan hanya ada dua, yaitu garis lurus (straight line method) dan saldo menurun (double declining
balanced method). Khusus untuk aktiva bangunan, wajib pajak hanya boleh menggunakan metode garis lurus.
Apabila penyusutan/amortisasi komersial lebih kecil dari penyusutan/amortisasi fiskal, maka dilakukan koreksi
fiskal negatif.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
KOREKSI FISKAL
No JENIS BIAYA KETERANGAN
POSITIF (NEGATIF)
1 ATK - Ps. 6 ayat (1) huruf a
Bonus
www.pajak.go.id
KOREKSI FISKAL
No JENIS BIAYA KETERANGAN
POSITIF (NEGATIF)
Biaya Bunga
• Bank DN - SE-46/PJ.4/1995
6
• Bank LN - SE-46/PJ.4/1995
Penjelasan Ps. 6 ayat (1) huruf a, S-
• untuk investasi saham Koreksi positif
358/PJ.312/1999
7 Entertainment
• Daftar Nominatif - SE-27/PJ.22/1986
• Tidak ada Daftar Nominatif Koreksi positif SE-27/PJ.22/1986
Makan/minum Pegawai
15 Di tempat Kerja - PMK-83/PMK.03/2009
Di restoran Koreksi positif Natura/kenikmatan, Ps.9 (1)e
www.pajak.go.id
KOREKSI FISKAL
No JENIS BIAYA KETERANGAN
POSITIF (NEGATIF)
16 Materai - Ps. 6 ayat (1) huruf a
17 Olah Raga Pegawai Koreksi positif natura/kenikmatan, Ps.9 (1)e
Pengobatan
• Tunjangan - Objek PPh 21
• Penggantian - Objek PPh 21
18
• Cuma-Cuma Koreksi positif Ps. 9 ayat (1) huruf e
• P3K - Ps. 6 ayat (1) huruf a
Perjalanan
• Pegawai/dinas - Ps. 6 ayat (1) huruf a
KOREKSI FISKAL
No JENIS BIAYA KETERANGAN
POSITIF (NEGATIF)
27 Profesional fee-LN - Ps. 6 ayat (1) huruf a
Penjelasan Ps. 6 ayat (1) huruf
28 Pajak Daerah -
a, Se-02/PJ.42/2002
Pajak Masukan yang
29 - PP 94 Tahun 2010
tidak dapat dikreditkan
30 PPh Final Koreksi positif Ps. 9 ayat (1) huruf h
31 Parsel Lebaran Koreksi positif Tidak berhubungan dengan 3M
32 Pulsa/HP Pegawai Koreksi positif 50% KEP-220/PJ/2002
Penyusutan
• Komputer Kelompok 1
• Handphone Disusutkan hanya 50% secara fiskal Kelompok 1, KEP-220/PJ/2002
33
• Kendaraan Operasi Disusutkan seluruhnya Kelompok 2, KEP-220/PJ/2002
• Sedan Disusutkan hanya 50% secara fiskal Kelompok 2, KEP-220/PJ/2002
• Inventaris
www.pajak.go.id
KOREKSI FISKAL
No JENIS BIAYA KETERANGAN
POSITIF (NEGATIF)
KOREKSI FISKAL
No JENIS BIAYA KETERANGAN
POSITIF (NEGATIF)
Sewa Rumah Pegawai
• Tunjangan Sewa Rumah - Objek PPh 21
41
• Tidak diberikan tunjangan sewa
Koreksi positif Natura/kenikmatan, Ps.9 (1)e
rumah
Sumbangan
• Bencana nasional :Tsunami PMK-609/PMK.03/2004, PMK-
-
Aceh 14/PMK.03/2005
• Bencana nasional :Gempa
- PMK-93/PMK.03/2006
Yogyakarta
42
• Penelitian & Pengembangan Ps.6 ayat (1) huruf j
• fasilitas pendidikan Ps.6 ayat (1) huruf l
• Pembinaan olah raga Ps.6 ayat (1) huruf m
• biaya pembangunan infrastruktur
Ps.6 ayat (1) huruf k
sosial
www.pajak.go.id
KOREKSI FISKAL
No JENIS BIAYA KETERANGAN
POSITIF (NEGATIF)
www.pajak.go.id
SALURAN PENGADUAN 2
Telepon 1500200
Ponsel (021) 1500200
Faksimile (021) 5251245
pengaduan@pajak.go.id pengaduan.pajak.go.id
@kring_pajak pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
12 Oktober
2021
LAPOR SPT Tahunan
Lebih Mudah dengan E-Form
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
E-FORM
www.pajak.go.id
Pengertian
Apa itu SPT Tahunan?
• Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat
yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau
bukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Kewajiban Perpajakan
Media
Penyampaian SPT
Penyampaian SPT Tahunan
dapat dilakukan melalui:
1. e-filing (www.djponline.pajak.go.id)
2. Penyedia Jasa Aplikasi Perpajakan (PJAP)
3. Kantor Pos atau jasa ekspedisi (tercatat)
4. Datang langsung ke KPP / KP2KP
www.pajak.go.id
Batas Waktu
Penyampaian SPT
ATAU
April 2021
4 BULAN Setelah Akhir
30
Tahun Buku
(Bagi WP yang Tahun Bukunya
Tidak Sama Dengan Tahun
Takwim)
Alur Pengisian
SPT Tahunan
LAPOR
www.pajak.go.id
PENGHASILAN
www.pajak.go.id
Definisi
Penghasilan
Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun.
▪Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
Penghasilan yang
Merupakan Objek Pajak
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing;
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
14. Premi asuransi;
15. Iuran yang diterima/diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari WP yang menjalankan usaha/pekerjaan bebas;
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak;
17. Penghasilan dari usaha berbasis Syariah;
18. Imbalan bunga sesuai UU KUP;
19. Surplus Bank Indonesia; www.pajak.go.id
PPh Final
PPh Final (dibayar sendiri atau dipotong
pihak lain) tidak dapat dikreditkan.
Biaya-biaya yang digunakan untuk
menghasilkan, menagih, dan memelihara
(3M) penghasilan yang dikenakan PPh final
tidak dapat dikurangkan dalam
memperhitungkan PPh terutang pada akhir
tahun (dalam SPT Tahunan PPh).
Penghasilan yang dikenakan PPh Final
tidak digabung dalam penghitungan
pajak akhir tahun, tapi cukup dilaporkan
saja.
www.pajak.go.id
Penyusutan
(Pasal 11 ayat (1) UU PPh )
www.pajak.go.id
Penyusutan
Dilakukan :
1. dalam bagian-bagian yang sama besar selama
masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta
tersebut (metode Garis Lurus) → ayat (1)
2. dalam bagian-bagian yang menurun selama
masa manfaat, yang dihitung dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku,
dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku
disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan
secara taat asas (metode Saldo Menurun) →
ayat (2)
Penyusutan
(Pasal 9 ayat (6) UU PPh )
www.pajak.go.id
Penghitungan
Penghasilan
Kewajiban Pembukuan
Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia dengan ketentuan:
a. memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha
yang sebenarnya;
b. menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang rupiah, dan disusun
dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri
Keuangan (PER-24/PJ/2020);
Pasal 28 UU KUP
Penghitungan
Penghasilan
c. prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual dan stelsel kas;
d. perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak;
e. sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang;
f. pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah dapat diselenggarakan setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
Note:
Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk
hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi online
wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia.
Bagaimana
Menghitung Pajak?
• JUMLAH SELURUH PENGHASILAN BRUTO Rp, XXX
• BIAYA Rp, XXX
(-)
• JUMLAH PENGHASILAN NETO KOMERSIAL Rp, XXX
• KOREKSI FISKAL
POSITIF Rp, XXX
NEGATIF Rp, XXX
(+)
• PENGHASILAN NETO FISKAL Rp, XXX
• KOMPENSASI KERUGIAN Rp, XXX
Tarif PPh Badan turun secara Tarif PPh Badan Go Public dengan persyaratan
bertahap menjadi: tertentu 3% lebih rendah dari tarif normal:
22% 19%
2020 2020
2021 2021
www.pajak.go.id
Contoh
Penghitungan Pajak
Penghasilan Kena Pajak PT. Damai pada Tahun Pajak 2020 sebesar
Rp3.640.000.000,00
Pajak Penghasilan yang terutang untuk Tahun Pajak 2020:
22% x Rp3.640.000.000,00
= Rp800.800.000
www.pajak.go.id
Kredit Pajak
www.pajak.go.id
Kredit Pajak
PPh Pasal 24
Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan
adalah yang lebih kecil antara:
a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri;
atau
b. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).
➢ Jika Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari pada Penghasilan di Luar Negeri:
-- Batas maksimum KPLN adalah sebesar PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak
www.pajak.go.id
Dokumen yang disiapkan untuk
Mengisi SPT Tahunan
1. Laporan Keuangan
2. Daftar Susunan Pemegang Saham
3. Daftar Susunan Pengurus
4. Daftar Aset Sampai Akhir Tahun
5. Catatan omzet per bulan
6. Bukti penyetoran PPh Final
Aplikasi e-
Form
Perubahan Aplikasi e-
Form
• Formulir berbentuk PDF
• Formulir dapat dibuka dengan Adobe PDF Reader
dengan minimal versi 20
• Dapat digunakan di Windows dan Mac
• Tersedia data prepopulated untuk Form 1770 dan
1770S Orang Pribadi
• Data dapat diimport menggunakan file csv
• Validasi SSP untuk SPT dengan status Kurang
Bayar
Unduh
Viewer
Unduh dan install
aplikasi Adobe PDF
Reader yang telah
disediakan sebelum
mengisi formulir
Buat SPT untuk WP
Badan
1. Pilih Tahun Pajak yang ingin
dilaporkan
2. Pilih Status SPT (normal
atau pembetulan)
3. Hanya Kirim Token
4. Media Pengiriman Token
(email atau nomor
handphone)
5. Klik tombol Kirim
Permintaan
Data
Prepopulated
• PPh Pasal 21
• 1721 A1/A2
• Non Final
• Final
• PPh Pasal 22
• PPh Pasal 23
• PPh Pasal 4 ayat (2)
• PPh Pasal 25
• Data Pembayaran PP 23
Formulir 1771
Formulir
1771
• Fitur impor file CSV pada :
a. Lampiran III (Kredit Pajak Dalam Negeri)
b. Lampiran Khusus 1A (Daftar Penyusutan Amortisasi Fiskal)
c. Lampiran Khusus 7A (Kredit Pajak Luar Negeri)
d. Lampiran Khusus 5A (Daftar Cabang Utama Perusahaan)
e. Lampiran SSP pada Halaman Submit
• Validasi Nomor SSP saat submit apabila status SPT Wajib
Pajak Kurang Bayar
Formulir
1771
Formulir
1771
Formulir
1771
Ke Mana
1 JUTA
Uang Pajak Kita ?
Terima Kasih
12 Oktober
2021
PP 23 Tahun 2018
Bayar Pajak Mudah
Hilangkan Galau Pelaku Usaha
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
PP 23 TAHUN 2018
BAYAR PAJAK SEDERHANA
HILANGKAN GALAU
PELAKU USAHA
Setengah Persen, Sepenuh Hati
APA ITU
UMKM?
www.pajak.go.id
SUBJEK DAN OBJEK PAJAK UMKM 3
Orang Pribadi
*USAHA antara lain usaha dagang, industri, dan jasa, seperti misalnya toko/kios/los kelontong,
pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha lainnya baik daring
(online) maupun luring (offline)
www.pajak.go.id
PDB Indonesia
www.pajak.go.id
PENURUNAN TARIF PPH FINAL UMKM 7
1 %
PP 46 Tahun 2013
www.pajak.go.id
PP 23 TAHUN 2018 8
www.pajak.go.id
PELAKSANAAN PP 23 TAHUN 2018 9
www.pajak.go.id
10
CARA DAFTAR
NPWP UMKM
www.pajak.go.id
E-REGISTRATION https://EREG.PAJAK.GO.ID/ 11
BADAN
Akta/dokumen pendirian
www.pajak.go.id
Orang Pribadi
Jangkawaktu7 tahun*
3 BUT
www.pajak.go.id
KETENTUAN UMUM PPH 15
TARIF PASAL 17
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
17
CARA HITUNG
PAJAK UMKM
www.pajak.go.id
PT A pada tahun 2020 tidak dapat dikenai Pajak Penghasilan Final, karena
peredaranbruto usahaPTAdari seluruh tempatusahapadatahun 2019 melebihi
Rp4.800.000.000,00
www.pajak.go.id
Contoh 2 PENGENAAN PPH
19
www.pajak.go.id
PPh Final yang terutang untuk Masa Pajak Agustus 2020 sebesar Rp2.500.000
Penyetoran ke kas negara paling lambat dilakukan tanggal 15 September
2020
www.pajak.go.id
21
CARA BAYAR
PAJAK UMKM
www.pajak.go.id
PELUNASAN PAJAK 22
Dipotong atau
dipungut oleh
Setor sendiri Pemotong atau
Pemungut *
www.pajak.go.id
24
www.pajak.go.id
ATM BANK MANDIRI
1. Masukkan PIN 25
2. Pilih Bayar/Beli
3. Pilih Lainnya
4. Pilih Penerimaan Negara
5. Pilih Buat ID Biling Pajak, lalu masukkan NPWP
6. Pilih JenisPajak PPh Final Bruto Tertentu
7. Masukkan Masa dan Tahun Pajak (MMYYYY)
8. Masukkan Jumlah Pajak yang dibayar
9. Konfirmasi Pembayaran (Ya/Tidak)
10.Simpan struk ATM sebagai Bukti Penerimaan Negara (BPN)
www.pajak.go.id
1. Masukkan PIN
26
2. Pilih Menu Lain
3. Pilih Pembayaran
4. Pilih Pajak/Penerimaan Negara
5. Pilih Pajak Masa Tertentu
6. Masukkan 15 digit NPWP, pilihBenar
7. Pilih PPh Final Bruto Tertentu, pilih Ya
8. Masukkan Masa dan Tahun Pajak (MMYYYY)
9. Pilih benar, masukkan Nominal Pajak
10.Pastikan ulang, jika yakin pilih Benar
11.Simpan struk ATM sebagai Bukti Penerimaan Negara (BPN)
www.pajak.go.id
ATM BANK BCA
1. Masukkan PIN
2. Pilih Transaksi Lain 27
3. Pilih Pembayaran
4. Pilih MPN
5. Pilih Pajak Final Bruto Tertentu
6. Masukkan 15 digit NPWP, diikuti 2 digit bulan dan 2 digit tahun
(NPWPMMYY)
Contoh untuk Masa Agustus 2018:8817208906550000818
7. Pilih Benar
8. Pilih benar, masukkan Nominal Pembayaran
9. Pastikan ulang, jika yakin pilih Benar
10.Simpan struk ATM sebagai Bukti Penerimaan Negara (BPN)
www.pajak.go.id
28
CARA LAPOR
PAJAK UMKM
www.pajak.go.id
PELAPORAN SPT 1771 e-FORM 29
WP BADAN
www.pajak.go.id
DAFTAR AKUN 30
EFIN BADAN
1. Unduh Formulir
2. Isi Formulir
3. Kirim Formulir, foto NPWP perusahaan, foto KTPdan
NPWP pengurus, swafoto pengurus memegang KTP
dan NPWP,foto akta perusahaan keemail kantor pajak
(kpp.xxx@pajak.go.id) *
www.pajak.go.id
LOGIN 31
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
BUKTI PENERIMAAN ELEKTRONIK 33
www.pajak.go.id
34
35
TRANSAKSI DENGAN PEMOTONG/PEMUNGUT
▪ Wajib Pajakmenyerahkan fotokopi Surat Keterangan
PPh FINAL
Kewajiban Wajib Pajak yang
memanfaatkan insentif PPh
final ditanggung Pemerintah
PP23
TAHUN 2018
Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting
2. Klikbutton "tambah"pelaporan
6. Validasi macro
Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting
2. Klikbutton "tambah"pelaporan
6. Validasi macro
Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting
2. Klikbutton "tambah"pelaporan
6. Validasi macro
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
13 Oktober
2021
Insentif Pajak Now
PMK 102 dan 103 Tahun 2021
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
ADA DISKON PAJAK
SEWA GERAI DAN BELI RUMAH, LHO!
PMK-102/PMK.010/2021
PMK-103/PMK.010/2021
KPPMadya JakartaPusat
Rabu, 13Oktober2021
Insentif PPN
Sewa Ruangan
PMK-102/PMK.010/2021
2
LATAR BELAKANG
POKOK PENGATURAN 3
POKOK PENGATURAN 5
Kapan berlaku?
Cara hitung?
POKOK PENGATURAN 7
Mencantumkan frasa “sewa ruangan atau bangunan”, keterangan lokasi, bulan sewa
jasa ruangan atau bangunan pada kolom nama jasa
MEMBUAT LAPORAN REALISASI PPN DTP
Faktur pajak yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN dan dibuat setiap masa pajak
sesuai saat pembuatan Faktur Pajak paling lama akhir bulan berikutnya.
POKOK PENGATURAN 8
Insentif
PPN PENYERAHAN RUMAH TAPAK
DAN UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN
PMK-103/PMK.010/2021
3
POKOK PENGATURAN
PPN Ditanggung Pemerintah atas penyerahan: Penyerahan terjadi pada saat:
www.pajak.go.id
POKOK PENGATURAN 4
(1)Rumah tapak atau unit hunian rumah susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus
memenuhi persyaratan:
a. Harga Jual paling tinggi RpS.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); dan
b. b. merupakan rumah tapak baru dan unit hunian rumah susun baru yang diserahkan dalam
kondisi siap huni.
(2) Rumah tapak baru atau unit hunian rumah susun baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan rumah tapak atau unit hunian rumah susun yang:
a. telah mendapatkan kode identitas rumah; dan
b. pertama kali diserahkan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual yang menyelenggarakan
pembangunan rumah tapak atau unit hunian rumah susun dan belum pernah dilakukan
pemindahtanganan.
www.pajak.go.id
POKOK PENGATURAN 6
www.pajak.go.id
POKOK PENGATURAN 7
www.pajak.go.id
8
POKOK PENGATURAN
Kewajiban Penjual (Pengusaha Kena Pajak)
Mengupload BAST
5 Membuat laporan realisasi PPN DTP
www.pajak.go.id
9
POKOK PENGATURAN
Tidak Mendapatkan Fasilitas PPN DTP jika:
www.pajak.go.id
Harga Jual = 2 M
* Sepanjang memenuhi ketentuan PMK- 103/PMK.010/2021
2020 2021
DES JAN FEB MAR APR …. JUL AGT … DES
www.pajak.go.id
KETENTUAN PERALIHAN 11
Atas rumah tapak dan/atau unit hunian rumah susun yang telah mendapatkan
fasilitas pembebasan PPN, tidak dapat PPN ditanggung
memanfaatkan Pemerintah pada PMK ini;
Terhadap rumah tapak dan unit hunian rumah susun yang telah:
12
ILUSTRASI KETENTUAN PERALIHAN
Fasilitas PPN DTP tetap diberikan sesuai dengan
Uang Muka Cicilan1 Cicilan2 Cicilan3 Cicilan… Lunas PMK-21 sepanjang telah diserahkan dengan:
1. Akta Jual Beli dan BAST; atau
2. Surat Keterangan Lunas dan BAST
2021
JAN FEB MAR APR …. JUL AGT … DES
27
www.pajak.go.id
13 Oktober
2021
Mudah Buat Faktur
dan Lapor PPN
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
Mudah Buat Faktur dan Lapor SPT PPN
www.pajak.go.id
Jenis Faktur Pajak
Faktur Pajak Pengganti
Faktur Pajak Faktur untuk
Faktur yang diterbitkan untuk mengganti,membetulkan faktur
setiap penyerahan pajak yang pernah terbit
Gabungan
faktur pajak yang meliputi Dokumen Lain
seluruh penyerahan kepada Yang dipersamakan sebagai Faktur
pembeli yang sama selama Pajak seperti bukti pembayaran
satu bulan kalender rekening telpon, bukti pembayaran
rekening listrik dan lain-lain
www.pajak.go.id
Faktur Pajak Cacat adalah faktur pajak yang tidak Faktur Pajak Batal adalah faktur pajak
diisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak yang dibatalkan dikarenakan adanya
ditandatangani termasuk juga kesalahan dalam pembatalan transaksi. Pembatalan juga
pengisian kode dan nomor seri.
harus dilakukan ketika ada kesalahan
• Faktur pajak cacat dapat dibetulkan dengan pengisian NPWP dalam faktur pajak.
membuat faktur pajak pengganti;
www.pajak.go.id
Keterangan yang harus dicantumkan
dalam Faktur Pajak
www.pajak.go.id
Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
e-Faktur
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Kelebihan e-Faktur
tanda tangan elektronik
tidak perlu dicetak
Kenyamanan Pengusaha
Satu kesatuan dengan pelaporan SPT
Bagi PKP
Proteksi dari penyalahgunaan pihak lain Approval DJP
yang tidak bertanggung jawab
Validasi faktur pajak dapat diketahui oleh
pembeli
Validasi PK-PM
Mempermudah pengawasan
Data Lengkap FP
Bagi DJP Mempercepat pemeriksaan
Mempercepat pelaporan
Mempermudah pelayanan
Mempercepat pemberian nomor FP
www.pajak.go.id
e-Nofa
e-Faktur Desktop
Web e-Faktur
www.pajak.go.id
Aplikasi Bagi PKP
1. Aplikasi e-Nofa
• Berbasis web dengan alamat https://efaktur.pajak.go.id/
• Login dengan
username : (npwp tanpa tanda baca)
password : (password enofa)
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Aplikasi Bagi PKP
3. Aplikasi Web e-Faktur
• Aplikasi berbasis web dengan alamat akses
https://web-efaktur.pajak.go.id
• Dipergunakan untuk membuat pelaporan PPN
setiap bulan ( SPT Masa PPN)
• Perekaman data bayar validasi online (status
Kurang Bayar)
• Pelaporan SPT Masa PPN
• Diakses dengan
- setting sertifikat elektronik ke browser yang
digunakan
- password : (password enofa)
www.pajak.go.id
1 Kode aktivasi Kode 16 digit yang Untuk aktivasi dan reset Dapat dilihat pada menu
diberikan DJP setelah PKP aplikasi e-Faktur desktop Profil Aplikasi e-Nofa
mengajukan aktivasi akun
2. Password Kode huruf dan angka yang Untuk akses aplikasi e-Nofa Jika terlupa dapat melihat
aktivasi/ dikirim oleh DJP ke email untuk aktivasi aplikasi e- ulang pada inbox email atau
password enofa/ PKP bersamaan pemberian Faktur desktop mengajukan permohonan
password akun kode aktivasi sebagai password aplikasi kirim ulang ke KPP
PKP Web e-Faktur
3. Sertifikat digital/ File otorisasi melakukan Untuk disetting ke aplikasi File dan masa berlaku didapat
Sertifikat transaksi online yang efaktur desktop dan melalui aplikasi e-Nofa dari
elektronik/ diberikan oleh DJP untuk browser agar aplikasi dapat menu download.
Digital electronic masa aktif 2 tahun berjalan dan PKP Diajukan perpanjangan jika
memperoleh layanan online daluarsa.
www.pajak.go.id
Tips Penggunaan Aplikasi bagi PKP
1. Ketahui dan catat file,kode dan password yang digunakan dalam aplikasi-aplikasi PKP
No Nama Uraian Kegunaan Keterangan
3. Passphrase Sandi atau password yang Sebagai sandi/password Jika terlupa dapat dibuat
dibuat PKP/ Pengurus saat setting sertifikat kembali dengan pengajuan
saat pengajuan sertifikat elektronik pada eFaktur perpanjangan sertifikat
elektronik Desktop dan browser elektronik
4. Username dan Lakukan pencatatan username dan password untuk setiap aplikasi
password untuk
login aplikasi E-Nofa E-Faktur Desktop Web e-Faktur
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Tips Penggunaan Aplikasi bagi PKP
5. Cek masa aktif sertifikat elektronik jika layanan aplikasi gagal. Cek masa aktif bisa
dengan aplikasi e-Nofa menu “Download Sertifikat” atau detail setting /
pengaturan file sertifikat di browser.
6. Manfaatkan daftar FAQ dan daftar kode error terkait penggunan aplikasi
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
14 Oktober
2021
Insentif PPN
terkait Covid-19
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
PMK-82/PMK.03/2021
LATAR BELAKANG
4
RESPONS PAJAK ATAS PANDEMI COVID-19 (LINIMASA)
PMK PERPPU PMK PER PMK UU PP PP PMK PMK PMK PMK
23 1 28 08 44 2 29 30 86 110 9 82
21 Maret 2020 6 April 2020 27 April 2020 10 Juni 2020 16 Juli 2020 11 Februari 2021
31 Maret 2020 21 April 2020 16 Mei 2020 18 Juni 2020 14 Agustus 2020 1 Juli 2021
01 PMK-23/PMK.03/2020
Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona
02 PMK-44/PMK.03/2020
Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019
03 PMK-86/PMK.03/2020
Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019
PMK-110/PMK.03/2020
04 Perubahan atas PMK-86/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona
Virus Disease 2019
05 PMK-9/PMK.03/2021
Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019
PMK-82/PMK.03/2021
06 Perubahan atas PMK-9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona 5
Virus Disease 2019
Pokok perubahan
Secara umum, ketentuan dan tata cara masing-masing insentif tetap
sesuai PMK-9/PMK.03/2021. Perubahan yang diatur antara lain :
• Perpanjangan jangka waktu pemberian insentif s.d. Desember 2021
• Kriteria penerima perpanjangan insentif:
• Penyesuaian KLU,
• WP PP23,
• WP P3-TGAI, dan
• Tidak termasuk WP KITE dan KB
INSENTIF PAJAK
PPN
PEMBERIAN INSENTIF
37
PKP BERISIKO RENDAH
2021
Kewajiban PPN
Pengusaha Kena Pajak
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
PJ.091/PPN/S/001/2017-00
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
KARAKTERISTIK PPN
PAJAK ATAS
PAJAK TIDAK
PAJAK OBYEKTIF KONSUMSI
LANGSUNG
DALAM NEGERI
TIDAK DIKENAKAN
BERTAHAP
MENIMBULKAN
(MULTISTAGE)
EFEK PAJAK DENGAN METODE
BERGANDA PK - PM
BARANG/JASA KENA PAJAK
PENGERTIAN
Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN.
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN.
Non
BKP/JKP
BKP/JKP
BKP/JKP
Mendapat
Fasilitas PPN
NON BKP/JKP
FASILITAS PM tidak
PPN
PM dapat Tidak
Dibebaskan dapat
dikreditkan Dipungut
dikreditkan
BKP JKP
❑ Alat angkut tertentu (pesawat, kapal, kereta) ❑ Jasa persewaan, perawatan dan reparasi,
(PP 69 Tahun 2015, PMK-193/PMK.03/2015) kepelabuhanan alat angkut tertentu (pesawat,
❑ Anode slime (sampingan emas batangan) kapal, kereta)
(PP 106 Tahun 2015) (PMK-193/PMK.03/2015)
❑ BKP yang diperoleh dari proyek pemerintah
yang dibiayai dengan hibah/pinjaman LN ❑ JKP yang diperoleh dari proyek pemerintah
(PP 42 Tahun 1995 sdtd. PP 25 Tahun 2001) yang dibiayai dengan hibah/pinjaman LN
❑ BKP atas pemasukan kedalam TPB, KEK, (PP 42 Tahun 1995 sdtd. PP 25 Tahun 2001)
KITE
(PP 32 Tahun 2009 sdtd. PP 85 Tahun 2015)
FASILITAS PPN
FASILITAS PM tidak
PM dapat Tidak
dikreditkan Dipungut PPN Dibebaskan dapat
dikreditkan
BKP JKP
BKP tertentu:
BKP atas ❑ Senjata, amunisi, alat angkut darat, kendaraan lapis baja dan ❑ Jasa Kebandarudaraan tertentu
impor/penyerahan patroli oleh TNI/POLRI (PP 28 Tahun 2009)
kepada perwakilan ❑ Vaksin oleh Program Imunisasi Nasional
Negara asing/ ❑ Buku pelajaran umum, kitab suci dan buku pelajaran agama ❑ Jasa persewaan rumah sederhana,
badan internasional ❑ Rumah sederhana rusun sederhana
PP 47 Tahun 2013 PP 38 Tahun 2003 (PP 38 Tahun 2003)
BKP strategis: ❑ Jasa yang diterima kontraktor untuk
❑ Mesin pabrik
❑ Barang hasil kelautan dan perikanan, Jangat dan kulit mentah,
pembangunan tempat ibadah
Air bersih (bukan Ternak, bibit/benih, Pakan ternak, Pakan ikan, bahan untuk (PP 38 Tahun 2003)
dalam kemasan) pakan, Barang hasil pertanian
❑ Bahan baku kerajinan perak (butiran/batangan)
❑ Data batas dan foto wilayah yang
❑ Rumah susun sederhana diterima Kemenhan dan TNI
❑ Listrik (kecuali rumah dengan daya di atas 6.600 VA)
(PP 38 Tahun 2003)
PP 40 Tahun 2015 PP 81 Tahun 2015
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
KEWAJIBAN PENGUKUHAN
OMZET
WAJIB PKP
Memenuhi subjektif & ≥ 4,8 M
objektif
NPWP
Mendaftarkan diri untuk Tidak Wajib
memperoleh NPWP
OMZET PKP
< 4,8 M
WAJIB Pengusaha Memilih PKP
PAJAK kecil
Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang melakukan Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai
penyerahan yang dikenai PPN WAJIB dikukuhkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) WAJIB memungut,
menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP), kecuali menyetor, dan melaporkan PPN atau PPN dan
pengusaha kecil, yaitu yang melakukan PPnBM yang terutang atas penyerahan BKP
penyerahan BKP dengan peredaran bruto tidak dan/atau JKP yang dilakukannya.
lebih dari 4,8 M.
Pasal 15 PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013 PMK-68/PMK.03/2010 sdtd. PMK-197/PMK.03/2013
Elektronik Manual
Pendaftaran melalui aplikasi Mengisi formulir dan mengirim ke KPP
e-registration beserta dokumen yang disyaratkan
Mengirimkan dokumen
yang disyaratkan ke
KPP Dapat disampaikan
langsung, pos, kurir
Dalam 14 hari tidak
dikirim dianggap batal.
Menerbitkan Bukti
Menerbitkan Bukti Penerimaan Surat
Penerimaan Surat
Wajib secara elektronik Wajib
Pajak Pajak
Memberi Memberi
keputusan dalam keputusan dalam
5 hari kerja PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013
5 hari kerja
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
DOKUMEN YANG DISYARATKAN
Orang Pribadi
❑ Fotokopi KTP
❑ Fotokopi izin usaha
❑ Surat Keterangan Tempat
Kegiatan Usaha dari Lurah/Kades
Badan
❑ Fotokopi Akta Pendirian
❑ Fotokopi NPWP Pengurus
❑ Fotokopi izin usaha
❑ Surat Keterangan Tempat
Kegiatan Usaha dari Lurah/Kades
FAKTUR PAJAK
CONTOH TIMELINE
1 Aug 31 Aug 30 Sep
PER-16/PJ/2021
Faktur Pajak
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
❑Tiket, tagihan surat muatan udara (airway bill) atau delivery bill yang
dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam
negeri;
❑Nota penjualan jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa
ke Pelabuhan;
❑Bukti tagihan (trading confirmation) atas penyerahan JKP oleh
perantara efek;
❑Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan;
❑Dokumen yang digunakan untuk pemesanan pita cukai hasil
tembakau (dokumen CK-1)
www.pajak.go.id
❑SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang
disertai dengan kutipan risalah lelang, yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan SSP tersebut;
❑Pemberitahuan Ekspor Barang yang mencantumkan identitas pemilik
barang berupa nama, alamat dan NPWP, yang dilampiri nota
pelayanan ekspor, invoice dan bill of lading atau airway bill yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
pemberitahuan ekspor barang tersebuit, untuk ekspor BKP;
❑Pemberitahuan ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud dan dilampiri
dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan pemberitahuan Ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud, untuk
ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud;
www.pajak.go.id
❑Pemberitahuan Impor Barang (PIB) mencantumkan identitas pemilik
barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang dilampiri dengan SSP,
SSPCP, dan/atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor BKP;
❑PIB yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama,
alamat, dan NPWP, yang dilampiri dengan SSP dan surat penetapan
tarif dan/atau nilai pabean, surat penetapan pabean, atau surat
penetapan kembali tarif dan/atau nilai pabean yang mencantumkan
identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari PIB tersebut,
untuk impor BKP dalam hal terdapat penetapan kekurangan nilai PPN
Impor oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
❑Bukti pungut PPN atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau
JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang mencantumkan
nama dan NPWP atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) pembeli,
atau alamat posel (email) pembeli yang terdaftar pada administrasi
Direktorat Jenderal Pajak, atau yang dilampiri dengan dokumen yang
membuktikan bahwa akun pembeli pada sistem elektronik pemungut
PPN PMSE memuat nama dan NPWP pembeli, atau alamat posel
(email) pembeli yang terdaftar pada administrasi Direktorat Jenderal
Pajak.
❑Dokumen pengeluaran barang dari Kawasan Berikat yang merupakan
penyerahan BKP dan/atau JKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
www.pajak.go.id
❑SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran BKP milik Subjek Pajak
Luar Negeri dari Kawasan Berikat ke Tempat Lain Dalam Daerah
Pabean yang dilampiri dengan pemberitahuan pabean untuk
pengeluaran BKP.
❑SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran dan/atau penyerahan
BKP dan/atau JKP dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang dilampiri dengan:
• pemberitahuan pabean untuk pengeluaran BKP;
• invoice atau kontrak, untuk penyerahan BKP yang dilakukan tanpa melalui
mekanisme pengeluaran BKP; atau
• invoice atau kontrak, untuk penyerahan JKP dan/atau BKP Tidak Berwujud.
www.pajak.go.id
❑Pemberitahuan Pabean Kawasan Ekonomi Khusus (PPKEK) yang
mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan NPWP,
yang dilampiri dengan SSP, SSPCP, dan/atau bukti pungutan pajak oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mencantumkan identitas pemilik
barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan PPKEK tersebut, untuk impor BKP ke Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK).
❑SSP atas pelunasan PPN terkait dengan penyerahan BKP dan/atau JKP oleh
Pelaku Usaha di KEK kepada pembeli dan/atau penerima jasa yang
berkedudukan di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang pada saat impor,
pemanfaatan, atau perolehannya tidak dipungut PPN yang dilampiri dengan:
• pemberitahuan pabean untuk pengeluaran BKP;
• invoice atau kontrak, untuk penyerahan BKP yang dilakukan tanpa melalui
mekanisme pengeluaran BKP; atau
• invoice atau kontrak, untuk penyerahan JKP dan/atau BKP Tidak Berwujud.
www.pajak.go.id
❑SSP atas pelunasan PPN terkait dengan pengeluaran barang yang bukan
merupakan penyerahan BKP oleh Pelaku Usaha di KEK kepada pembeli dan/atau
penerima jasa yang berkedudukan di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang
pada saat impor, pemanfaatan, atau perolehannya tidak dipungut PPN yang
dilampiri dengan Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran BKP.
❑Surat ketetapan pajak untuk menagih Pajak Masukan atas perolehan BKP
dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau
pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang
dilampiri dengan seluruh SSP atas pelunasan jumlah PPN yang masih harus
dibayar berupa:
• bukti penerimaan negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
sistem penerimaan negara secara elektronik;
• bukti pemindahbukuan yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dan
penyetoran pajak; dan/atau
• Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atau bukti penerimaan negara sebagai bukti
kompensasi atas Utang Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai tata cara penghitungan dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
www.pajak.go.id
▪ Dokumen-dokumen tersebut paling sedikit
harus memuat:
KPP PRATAMA /
MASIH BINGUNG?
Call Center
KP2KP (021) 1500200
2021
Instansi Bijak
Taat Pajak
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
ASPEK PERPAJAKAN
ATAS
INSTANSI PEMERINTAH
Instansi Pemerintah adalah instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah, dan
instansi pemerintah desa, yang melaksanakan kegiatan pemerintahan serta memiliki
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran
INSTANSI PEMERINTAH
Salah satu kewajiban yang timbul dari penggunaan anggaran negara adalah
kewajiban perpajakan
www.pajak.go.id
PENDAPATAN NEGARA (APBN 2020)
PAJAK APBN/D
www.pajak.go.id
Menyetorkan PPh yang telah dipotong dan/atau dipungut dan PPN/PPnBM yang dipungut;
www.pajak.go.id
JENIS PAJAK YANG DIPOTONG / DIPUNGUT
• Belanja gaw
Pegawai, seperti
gaji dan tunjangan
Pe
• Penghasilan
Belanja
tidak tetap dan
ai
Penyerahan
rang/Jas
Barang Kena
Pembelian barang,
seperti: komputer,
Penghasilan yang
dibayarkan
Penghasilan dari
pelaksanaan
Surat perjanjian
dan surat lainnya
tidak teratur Pajak atau Jasa mebel, mobil dinas, kepada pihak konstruksi yang dibuat dengan
Ba
• yang diterima aKena Pajak oleh ATK, dan barang lain/rekanan (kontraktor), tujuan untuk
oleh Pegawai, rekanan lainnya oleh berupa sewa dan penghasilan dari digunakan sebagai
Barang/
Jasa Belanja
Bukan Pegawai, dal
(Pengusaha Kena Pemerintah kepada penghasilan lain persewaan atas tanah alat pembuktian
dan Peserta Pajak) Wajib Pajak sehubungan dan/atau bangunan mengenai
M
Kegiatan, seperti: rekanan penjual dengan perbuatan,
honor kegiatan, barang penggunaan harta kenyataan atau
honor (selain keadaan yang
narasumber, dll. tanah/bangunan), bersifat perdata
seperti sewa (seperti kontrak
kendaraan atau atau surat
sewa sound system pernyataan), Surat
Belanja yang memuat
Modal jumlah uang, seperti
kuitansi, billing
statement, dll.
PAJAK PENGHASILAN PASAL
Penghasilan tetap dan teratur
21
Penghasilan tidak tetap dan tidak
teratur yang diterima oleh
OBJEK
setiap bulan yang diterima
Pegawai, Bukan Pegawai, dan
oleh Pegawai, seperti gaji dan Peserta Kegiatan, seperti: honor
tunjangan kegiatan, honor narasumber, dsb.
pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas penyerahan tanah oleh real
estate atau industrial estate
KECUALI
pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut
dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN
pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina, rekening telepon, jasa
angkutan udara oleh perusahaan penerbangan
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PPN
Pengusaha Kena Pajak rekanan bendahara WAJIB
membuat Faktur Pajak
BEA METERAI BM
Surat perjanjian dan surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan
sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
OBJEK perdata (seperti kontrak atau surat pernyataan)
Surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, billing statement, dan lain-lain
Rp 10.000,00
Berlaku per 1 Januari 2021 (UU No. 10 Tahun 2020)
Selama masa transisi (s.d. 31 Des 2021) materai Rp 3.000,00 dan Rp 6.000,00 masih berlaku.
Cara penggunaan meterai Rp 3.000 dan meterai Rp 6.000 untuk dokumen selama masa transisi
sebagai pengganti materai Rp 10.000:
TARIF ▪ Menempelkan materai Rp 6.000 dan materai Rp 3.000 secara berdampingan dalam satu dokumen
yang memerlukan materai.
▪ Menempelkan 3 materai Rp 3.000 secara berdampingan dalam satu dokumen yang memerlukan
materai.
▪ Menempelkan 2 materai Rp 6.000 secara berdampingan dalam satu dokumen yang memerlukan
materai.
Membuat Kode Billing
ADA
YANG
BARU?
www.pajak.go.id
PER-17/PJ/2021
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
LATAR BELAKANG
Memberikan Meningkatkan
Memberikan kepastian terkait kepatuhan pembuatan
kemudahan status Bukti Potong bukti potong dan
One Stop Service Meningkatkan akurasi penyampaian SPT
tanpa instalasi dan validasi Masa
www.pajak.go.id
ROAD MAP
E-BUPOT INSTANSI PEMERINTAH E-BUPOT
INSTANSI
PEMERINTAH
berlaku secara
nasional
PER-17/PJ/2021
PMK-231/PJ/2019
www.pajak.go.id
PRASYARAT PENGGUNAAN APLIKASI
INSTANSI PEMERINTAH
Pemotong/Pemungut harus:
o Memiliki EFIN untuk bisa mengakses
djponline.pajak.go.id ; dan
o Memiliki Sertifikat Elektronik untuk
menyampaikan SPT Masa Instansi Pemerintah;
www.pajak.go.id
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK
www.pajak.go.id
PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK?
“Instansi Pemerintah adalah instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah
daerah, dan instansi pemerintah desa, yang melaksanakan kegiatan pemerintahan
serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran.”
INSTANSI PEMERINTAH
Instansi Pemerintah dapat menunjuk Subunit Organisasi dalam pelaksanaan hak dan pemenuhan
kewajiban perpajakan tertentu untuk dan atas nama Pemotong/Pemungut Pajak, termasuk dalam
pembuatan dan penyerahan bukti pemotongan/pemungutan pajak.
www.pajak.go.id
Menyetorkan PPh yang telah dipotong dan/atau dipungut dan PPN/PPnBM yang dipungut;
www.pajak.go.id
PIHAK YANG DIPOTONG/DIPUNGUT
www.pajak.go.id
Bukti Pemorongan 21/26 Instansi Pemerintah dan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi diterbitkan
melalui Aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah dan ditandatangani secara elektronik
www.pajak.go.id
BUKTI PEMOTONGAN 21/26
INSTANSI PEMERINTAH
www.pajak.go.id
BUKTI PEMOTONGAN
FORMULIR 1721-A1 / 1721-A2
1 Bukti
Pemotongan
1
Penerima Penghasilan Kode Objek
Pajak, dan Masa Pajak/Lebih
(dalam tahun kalender yang bersangkutan)
*) dalam hal Pegawai Tetap pindah Instansi Pemerintah lain/berhenti bekerja sebelum bulan Desember, pemberian Bukti
Pemotongan Formulir 1721-A1 dan/atau Formulir 1721-A2 harus dilakukan paling lama 1 (satu) bulan setelah yang
bersangkutan pindah/berhenti bekerja. www.pajak.go.id
BUKTI PEMOTONGAN
FORMULIR 1721-B1 / 1721-26
1 Bukti
Pemotongan
1
Penerima Penghasilan Kode Objek
Pajak, dan Masa Pajak
www.pajak.go.id
1. jumlah penghasilan yang diterima tidak melebihi PTKP atau batasan penghasilan
harian atau kumulatif bulanan sehingga tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.
2. jumlah PPh Pasal 26 yang dipotong nihil berdasarkan P3B yang ditunjukkan dengan
adanya SKD WPLN;
• Dikenakan tarif 0%
www.pajak.go.id
PENOMORAN BUKTI PEMOTONGAN
PPH PASAL 21/26 INSTANSI PEMERINTAH
Ketentuan Penomoran:
www.pajak.go.id
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
UNIFIKASI
1 Bukti
Pemotongan/
Pemungutan 1 Wajib Pajak,
Kode Objek Pajak, dan
Masa Pajak
Dalam hal pada suatu Masa Pajak terdapat 2 (dua) atau lebih transaksi
pemotongan/pemungutan pajak atas pihak yang sama dan dengan kode objek pajak
yang sama Pemotong/Pemungut PPh dapat membuat 1 (satu) Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat Standar
www.pajak.go.id
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
UNIFIKASI
Bukti Pemotongan / Pemungutan Unifikasi tidak harus dibuat jika tidak terdapat
pemotongan / pemungutan PPh, kecuali :
3. PPh Pasal 26 Nihil berdasarkan ketentuan P3B ditunjukkan dengan SKD WPLN
www.pajak.go.id
PENOMORAN BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
UNIFIKASI
Ketentuan Penomoran:
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
untuk PPh Pasal 26 (Formulir BPPU-26)
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
PEMBETULAN, PEMBATALAN, DAN PENAMBAHAN
BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PAJAK
Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka terhadap Masa Pajak yang bersangkutan
www.pajak.go.id
Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka terhadap Masa Pajak yang bersangkutan
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
SPT MASA
BAGI INSTANSI PEMERINTAH
www.pajak.go.id
SPT MASA PPH PASAL 21/26
BAGI INSTANSI PEMERINTAH
terdiri dari:
Daftar Pemotongan PPh Pasal 21 bagi Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun atau
Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua Berkala serta bagi Pegawai Negeri Sipil,
2 Anggota Tentara Nasional Indonesia, Anggota Polisi Republik Indonesia, Pejabat
Negara dan Pensiunannya (Formulir 1721-A);
Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Final, PPh Pasal 21 Tidak Final dan/atau
3 PPh Pasal 26 (Formulir 1721-B); dan
Daftar SSP dan/atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP (Formulir
4 1721-SSP)
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Daftar Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Dan Penerima Pensiun Atau
Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua Berkala Serta Bagi Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara
Nasional Indonesia, Anggota Polisi Republik Indonesia, Pejabat Negara Dan Pensiunannya
(Formulir 1721-A)
www.pajak.go.id
Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 (Tidak Final Dan Final) Dan/Atau Pasal 26
(Formulir 1721-B)
www.pajak.go.id
Daftar Surat Setoran Pajak (SSP) Dan/Atau Sarana Administrasi Lain Yang Disamakan Dengan
SSP Untuk Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pasal 26 (Formulir 1721-SSP)
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
SPT MASA UNIFIKASI INSTANSI PEMERINTAH
JENIS PAJAK
PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal PPN /
4 (2) 15 22 23 26 PPnBM
www.pajak.go.id
Daftar Surat Setoran Pajak, BPN, dan/atau Bukti Pemindahbukuan (Formulir DSS)
4
www.pajak.go.id
INDUK SPT MASA UNIFIKASI INSTANSI
PEMERINTAH
www.pajak.go.id
o NPWP/NIK/TIN WP yangdipotong/pungut;
o status SPT normal atau pembetulan;
o NamaWP yangdipotong/pungut;
o Jenis PPh;
o Kode Objek Pajak;
o Nomor dan Tanggal Bukti
Pemotongan/Pemungutan;
o Jumlah Penghasilan Bruto;
o Besar PPh yang dipotong/dipungut;
o ID SubUnit Organisasi;
o Keterangan; dan
o Jumlah Total Penghasilan Bruto yang
dipotong/dipungut dan DTP.
www.pajak.go.id
DAFTAR BUKTI PEMUNGUTAN
PPN/PPNBM (FORMULIR-DBPPN)
o Nama Rekanan
o NPWP Rekanan/TIN
o Kodedan Nomor Seri serta
tanggal Faktur Pajak
o Kode dan Nomor Seri Faktur
Pajak yang diganti
o Dasar Pengenaan Pajak
o BesarPPN
o BesarPPnBM
o ID SubUnitOrganisasi
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
PEMBETULAN SPT MASA
BAGI INSTANSI PEMERINTAH
Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka terhadap Masa Pajak yang bersangkutan
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
PELAPORAN SPT MASA
BAGI INSTANSI PEMERINTAH
Bulan Berikutnya
Paling lama 20 hari setelah
20 Berakhirnya Masa Pajak
www.pajak.go.id
o Penyetoran jumlah pajak yang terlambat setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi
bunga Pasal 9 ayat (2a) UU KUP.
o Penyetoran jumlah pajak yang kurang disetor akibat pembetulan SPT Masa bagi
Instansi Pemerintah setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi bunga Pasal 8 ayat
(2a) UU KUP.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
15 Oktober
2021
Aspek Perpajakan
Profesi Dokter
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
PJ.091/PL/S/010/2020-00
KANWIL DJP JAKARTA PUSAT
KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU
KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA
PENGETAHUAN PERPAJAKAN
DOKTER
Jakarta, 15 Oktober 2021
dokter di RS swasta
dosen di universitas
pembicara/narasumber seminar
dan sejenisnya
H itung
B ayar
L apor
Daftar
Daftarkan diri Anda untuk memperoleh NPWP
Hitung
Hitung sendiri pajak Anda
Lakukan pencatatan atau pembukuan atas
penghasilan yang Anda terima
Bayar
Buat kode billing sebelum melakukan pembayaran
Pembayaran billing pajak dapat dilakukan ke
rekening Kas Negara melalui ATM, Internet Banking,
EDC, Mobile Banking atau Bank/Pos Persepsi
Lapor
Laporkan pajak yang telah Anda bayar dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) baik
SPT Masa maupun SPT Tahunan
Penghasilan
Dokter Praktik
Dokter yang
Dokter Dokter menyewa ruangan
di Rumah Sakit
Dokter
Tetap RS Tamu RS sebagai tempat Tamu RS
praktiknya
Pencatatan VS Pembukuan
Pencatatan Pembukuan
Menggunakan Norma Perhitungan
Penghasilan Neto
Dokter sebagai
Dokter Praktik pengurus/direksi RS
Ditentukan berdasarkan
penghasilan neto yang
tertera dalam bukti
pemotongan PPh Pasal
21 yang diberikan oleh
pemberi kerja
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau
Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dilakukan
oleh Pemberi Kerja dihitung seperti berikut:
Penghasilan Neto =
Penghasilan Bruto – Biaya Jabatan – THT/JHT
*Besarnya Biaya Jabatan adalah 5 % dari penghasilan Bruto
Maksimal Rp. 6.000.000,- setahun
Dokter sebagai
Dokter Praktik pengurus/direksi RS
Dokter sebagai
Dokter Praktik pengurus/direksi RS
SIMULASI, YUK..
DR. ALBERT
Dokter PNS Golongan III/d di RSU Pertiwi, Jakarta
Memiliki penghasilan :
BERAPAKAH
TARIF PAJAKNYA ?
Dikurangi :
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Wajib Pajak Sendiri 54.000.000
Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 4.500.000
Tambahan untuk 2 orang tanggungan 9.000.000
Jumlah PTKP (K/2) ( 67.500.000 )
Penghasilan Kena Pajak 381.500.000
PPh Terutang :
5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 200.000.000 30.000.000
25% x 131.500.000 32.875.000
PPh yang Terutang 65.375.000
* Angsuran PPh Pasal 25 merupakan angsuran tahun berjalan yang dibayarkan selama satu tahun pajak.
** Untuk PPh Pasal 21 Final tidak dapat dikreditkan pada SPT Tahunan, namun tetap harus dilaporkan.
CURRENT
ISSUE CU
Surel
pengaduan@pajak.go.id
informasi@pajak.go.id
026/PJ.0911/SLD/B/2021
18 Oktober
2021
Aspek Perpajakan
Profesi Pengacara
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
ASPEK PERPAJAKAN
UNTUK
PROFESI
JASA HUKUM
UU 18 TAHUN 2003
Advokat adalah orang yang berprofesi
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di
luar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan UU
NOTARIS
UU 2 TAHUN 2014
Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang
PPAT
PP 24 TAHUN 2016
Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat
akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu
mengenai hak atas tanah atau
Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
ASPEK PERPAJAKAN
Profesi
JASA HUKUM
PAJAK
PENGHASILAN
(PPh)
PAJAK ATAS PENGHASILAN
YANG DITERIMA WAJIB PAJAK
PENGHASILAN
tambahan kemampuan ekonomis
untuk konsumsi atau menambah kekayaan
1. PEKERJAAN BEBAS
Sebagai tenaga ahli yang bertindak untuk dan
atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas
nama persekutuannya.
PENGHASILAN PROFESI JASA HUKUM
2. PENGHASILAN DARI
PEMBERI KERJA
Sebagai tenaga ahli yang memperoleh
penghasilan dari pihak lain berdasarkan suatu
perjanjian kerja tertentu.
3. PENGHASILAN DARI
KEGIATAN USAHA
Memiliki usaha lain di luar profesi utama
jasa hukum, baik usaha yang dilakukan
sendiri maupun istrinya
4. PENGHASILAN LAINNYA
Penghasilan dari Sewa atas Aset
yang dimiliki
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
DAFTAR
HITUNG
BAYAR
LAPOR
1. DAFTAR
Advokat / Notaris / PPAT yang telah mempunyai penghasilan di atas
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP pada KPP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
2. HITUNG
PPh 01
HITUNG PEMBUKUAN
PAJAK
02
PENGHASILAN PENCATATAN
01 PEMBUKUAN
WAJIB
menyelenggarakan pembukuan
dalam hal peredaran usaha sama
atau lebih dari Rp 4.800.000.000
dalam setahun
Untuk menentukan
PENGHASILAN
NETO
PPh TERUTANG
02 PENCATATAN
PEREDARAN
BRUTO
kurang dari Rp 4.800.000.000
setahun MEMBERITAH
UPenKggAunNaanNPPN paling
lama 3 (tiga) bulan sejak
awal tahun pajak ke KPP
NETO
Penghasilan Bruto x Norma
NORMA
PER- 17 /PJ/2015
10 Ibukota Provinsi 51%
Ibukota Provinsi Lainnya 50%
Daerah Lainnya 50%
PPh TERUTANG
Tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak
Pasal 17 UU PPh
*) 10 Ibukota Provinsi:
1. Medan 6. Surabaya
2. Palembang 7. Denpasar
3. Jakarta 8. Manado
4. Bandung 9. Makassar
5. Semarang 10. Pontianak
2. CARA MENGHITUNG PPh Terutang
PENCATATAN
3. BAYAR
PPh Pasal 25
PPh Pasal 29
29 Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) yang harus
dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan ke KPP
3. BAYAR
3.a BUAT KODE
BILLING 3.b BAYAR
www.pajak.go.id Bank
SMS / WA / M-Pajak
4. LAPOR
MELAPORKAN SPT
SPT Tahunan
SPT Tahunan PPh OP 1770, 1770-S, 1770-SS
WP Orang Pribadi
Maksimal : 31 Maret Tahun berikutnya
Setor akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan
Lapor paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajakberakhir
KEWAJIBAN PERPAJAKAN LAINNYA
PPh Pasal 4 ayat (2)
• Advokat/Notaris/PPAT
• Badan / yayasan Lembaga Hukum
Memperoleh Penghasilan lain sebagaimana
tercantum pada pasal 4 ayat (2) UU PPh, seperti :
Penjualan, sewa tanah dan/atau bangunan
2021
Kewajiban Pajak
Bendahara Pemerintah
DEJA(P)U
TAX EXPO
Kanwil DJP Jakarta Pusat
Direktorat Peraturan Perpajakan I
PMK-231/PMK.03/2019
Tata Cara Pendaftaran & Penghapusan NPWP, Pengukuhan &
Pencabutan Pengukuhan PKP, serta Pemotongan &/ Pemungutan,
Penyetoran, & Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah
DASAR HUKUM
UU KUP
• Pasal 2 ayat (5): Tata cara pendaftaran & penghapusan NPWP,
pengukuhan & pencabutan PKP
• Pasal 3 ayat (3c): Batas waktu & tata cara pelaporan
• Pasal 9 ayat (1): Jatuh tempo pembayaran & penyetoran
UU PPh
• Pasal 21 ayat (8): Pemotongan PPh sehubungan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan
• Pasal 22 ayat (2): pemungutan PPh sehubungan pembayaran
atas penyerahan barang
UU PPN
• Pasal 16A ayat (2): Tata cara pemungutan, penyetoran, &
pelaporan PPN oleh pemungut PPN
LATAR BELAKANG
POKOK PENGATURAN
regelling
UU KUP, UU PPh, UU PPN
• “Tata cara pendaftaran NPWP & pengukuhan PKP
diatur dengan PMK”
• “Tata cara pemungutan, penyetoran, dan
pelaporan pajak oleh pemotong/pemungut diatur
dengan PMK”
1 Syarat Formal NPWP & PKP a Kewajiban Potput PPh atas Belanja
Pemerintah
2 Tata Cara &
Jangka Waktu Penyetoran b Kewajiban Pemungutan PPN atas
Belanja Pemerintah
3 Tata Cara &
Jangka Waktu Pelaporan c Kewajiban Pemungutan PPN atas
Pendapatan Pemerintah
DEFINISI
INSTANSI PEMERINTAH
NPWP
dilakukan oleh:
kepala Instansi Pemerintah Pusat, KPA, atau pejabat
yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
Pusat
PKP
Instansi
Pemerintah
dapat berupa:
Pasal 4(2) Pasal 22
• BPN
• Bukti pemotongan atau
Pasal 15 Pasal 23 pemungutan sesuai
ketentuan perpajakan; atau
• Dokumen tertentu yang
dipersamakan dengan bukti
Pasal 21 Pasal 26 potong PPh.
KEWAJIBAN PPh
PPh Pasal 4(2) Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain atas:
Pemotongan kepada WP
PPh Pasal 15
tertentu atas imbalan:
PPh Pasal 21
Jasa pelayaran dalam negeri
Pemotongan atas penghasilan
Jasa penerbangan dalam negeri sehubungan dg pekerjaan, jasa,
kegiatan kepada WP OP dalam negeri:
Jasa pelayaran dan/atau
penerbangan luar negeri
PP23/2018
Pembayaran kepada WP yg memiliki dan menyerahkan
fotokopi Surat Keterangan berdasarkan PP23
KEWAJIBAN PPh
PPh Pasal 22
imbalan karena jaminan pengembalian 2. sewa sehubungan dengan sewa guna usaha
utang dengan hak opsi
royalti 3. terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan
Hadiah, penghargaan, bonus, dan
yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman
sejenisnya selain yang telah dipotong dan/atau pembiayaan
PPh Pasal 21
4. jasa yang telah dikenai PPh yang bersifat final
Sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta, kecuali 5. Jasa pengangkutan/ekspedisi yang dikenai PPh
yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat (2) Pasal 15
Imbalan sehubungan dg jasa yang 6. Jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21
pembayarannya dibebankan pada
APBN,APBD atau APBDes selain jasa 7. pembelian jasa dari WP dengan SKB Potput
yang telah dipotong PPh Pasal 21
KEWAJIBAN PPh
PPh Pasal 26
Dapat berupa:
• BPN
1
Faktur
KEWAJIBAN PPN Tagihan
Pajak FP dibuat pada saat menyampaikan
tagihan berdasarkan dokumen penagihan
atas BELANJA
Instansi
Pemerintah
PKP
Rekanan
Penyerahan
BKP / JKP
Pembayaran
Tidak Dilakukan Pemungutan atas :
Faktur
KEWAJIBAN PPN Tagihan
Pajak
atas PENDAPATAN
Penyerahan
BKP / JKP
Pembayaran
+ PPN
BPN
Kas Negara Instansi KPP Pratama
NTPN
Pemerintah SPT Masa
PPN 1111
Penyetoran Pelaporan
KETENTUAN
PERALIHAN & PENUTUP
NPWP Instansi
NPWP Bendahara Pemerintah
Pemerintah
1 1 1
DIPA Kode NPWP Instansi
Satuan Kerja/Wilayah Pemerintah