3
KONSEP PEMERIKSAAN PAJAK
PEMERIKSAAN
3
KONSEP PEMERIKSAAN PAJAK
Serangkaian Kegiatan
Mengumpulkan data/informasi
dan keterangan
1 2
dan/
atau
Menguji kepatuhan Tujuan lain dalam
pemenuhan rangka melaksanakan
kewajiban perpajakan ketentuan peraturan
Wajib Pajak perundang-undangan
perpajakan
3
PEMERIKSA PAJAK
Kepatuhan Restitusi
yang Terkendali
optimalisasi pengembalian
pendahuluan kelebihan
pemeriksaan yang efektif harus Berkelanjutan pembayaran pajak bagi Wajib
mampu menciptakan kepatuhan
Pajak yang memenuhi kriteria
Wajib Pajak yang berkelanjutan,
sebagaimana ditetapkan dalam
tidak hanya kepatuhan sesaat
setelah dilakukan pemeriksaan 4 3 Pasal 17C dan 17D Undang-Undang
KUP serta Pasal 9 ayat (4c)
Undang-Undang PPN
JENIS PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Pemeriksaan
Restitusi Pasal 17B UU KUP Selain Pasal 17B UU KUP
PENENTUAN JENIS
PEMERIKSAANNYA DIATUR OLEH
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
8
JENIS PEMERIKSAAN
3
Pemeriksaan Restitusi Pasal 17B UU KUP
10
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN PAJAK
SPHP
7 Hari
Tanggapan Tertulis
Perpanjangan 3 Hari
Penyampaian
Jangka waktu sejak Surat
Jangka waktu sejak Tanggapan Tertulis
Pemberitahuan Pemeriksaan 3 Hari
disampaikan/Sejak WP datang tanggal SPHP disampaikan Undangan Pembahasan
memenuhi panggilan s.d. sampai dengan tanggal Akhir
tanggal SPHP disampaikan LHP
Pembahasan Akhir
Risalah 2 Bulan
JANGKA WAKTU JANGKA WAKTU PEMBAHASAN
Pembahasan
PENGUJIAN AKHIR DAN PELAPORAN 3 hari
Permohonan
KANTOR LAPANGAN
2 BULAN Pembahasan dgn
4 Bulan + 2 Bulan 6 Bulan + 2 Bulan Tim QA
3x 6 BULAN
2 BULAN
13
JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN
Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak dalam rangka Pemeriksaan
Lapangan adalah sbb:
• Pemeriksa Pajak harus memiliki Tanda Pengenal Pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat
Perintah Pemeriksaan pada waktu melakukan pemeriksaan.
• Pemeriksa Pajak wajib
• memberitahukan secara tertulis tentang akan dilakukan pemeriksaan kepada Wajib
Pajak.
• memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada
Wajib Pajak.
• menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang akan diperiksa.
• membuat Laporan Pemeriksaan Pajak.
• memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil pemeriksaan berupa
hal-hal yang berbeda antara Surat Pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan untuk
ditanggapi Wajib Pajak
3
NORMA PEMERIKSAAN (contd.)
Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Wajib Pajak (WP) adalah sebagai berikut:
• Dalam hal Pemeriksaan Lapangan, WP berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk
memperlihatkan Surat Perintah Pemeriksaan dan Tanda Pengenal Pemeriksa.
• WP berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang maksud
dan tujuan pemeriksaan.
• Dalam hal Pemeriksaan Kantor, WP wajib memenuhi panggilan untuk datang menghadiri
pemeriksaan sesuai waktu ditentukan.
• WP wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-
dokumen yang diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan dan memberikan keterangan dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat permintaan, dan apabila permintaan
tersebut tidak dipenuhi oleh WP, maka pajak yang terutang dapat dihitung secara jabatan.
21
NORMA PEMERIKSAAN
WP berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak rincian yang berkenaan dengan hal-hal yang berbeda
antara hasil pemeriksaan dengan Surat Pemberitahuan.
WP atau kuasanya wajib menandatangani surat pernyataan persetujuan apabila seluruh hasil
pemeriksaan disetujuinya.
Dalam hal Pemeriksaan Lengkap, Wajib Pajak atau kuasanya wajib menandatangani Berita Acara Hasil
Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak atau tidak seluruhnya disetujui.
Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan, Wajib Pajak wajib melaksanakan ketentuan sebagaimana
diatur dalam Pasal 29 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000.
22
PEDOMAN PEMERIKSAAN
Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak dalam rangka Pemeriksaan
Lapangan adalah sbb:
• Pemeriksa Pajak harus memiliki Tanda Pengenal Pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat
Perintah Pemeriksaan pada waktu melakukan pemeriksaan.
• Pemeriksa Pajak wajib
• memberitahukan secara tertulis tentang akan dilakukan pemeriksaan kepada Wajib
Pajak.
• memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada
Wajib Pajak.
• menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang akan diperiksa.
• membuat Laporan Pemeriksaan Pajak.
• memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil pemeriksaan berupa
hal-hal yang berbeda antara Surat Pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan untuk
ditanggapi Wajib Pajak
3
STANDAR / PEDOMAN PEMERIKSAAN
Standar Umum
24
STANDAR / PEDOMAN PEMERIKSAAN
a) persiapan yang baik, sesuai dg tujuan Pemeriksaan
b) Pemeriksaan dilaksanakan dengan melakukan pengujian berdasarkan
metode dan teknik Pemeriksaan sesuai dengan program Pemeriksaan
Standar Umum (audit program) yang telah disusun
c) temuan Pemeriksaan harus didasarkan pada bukti kompeten yang cukup
dan berdasarkan ketentuan perUU perpajakan;
d) dilakukan oleh suatu tim Pemeriksa Pajak yang terdiri dari seorang
supervisor, seorang ketua tim, dan seorang atau lebih anggota tim, dan
Standar dalam keadaan tertentu ketua tim dapat merangkap sebagai anggota tim.
e) dapat dibantu oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian tertentu,
Pelaksanaan baik yang berasal dari Direktorat Jenderal Pajak, maupun yang berasal
dari instansi di luar Direktorat Jenderal Pajak yang telah ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak, sebagai tenaga ahli
f) dapat dilakukan secara bersama-sama dengan tim pemeriksa dari
instansi lain
g) dapat dilaksanakan di kantor Direktorat Jenderal Pajak, tempat tinggal
Standar Pelaporan atau tempat kedudukan Wajib Pajak, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas Wajib Pajak, dan/atau atau tempat lain yang dianggap
perlu oleh Pemeriksa Pajak
h) dilaksanakan pada jam kerja dan apabila diperlukan dapat dilanjutkan di
luar jam kerja
i) pelaksanaan Pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk Kertas
Kerja Pemeriksaan;
25
STANDAR / PEDOMAN PEMERIKSAAN
26
TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN
Melakukan pengujian
Melakukan analisis Melakukan sampling
fisik terhadap akun Melakukan footing
angka-angka data
neraca
Melacak angka-angka
Pemanfaatan Melakukan cross Melakukan konfirmasi
dan memeriksa
informasi pihak ketiga footing kepada pihak ketiga
dokumen
3
TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN
Metode
Langsung Metode Tidak
Langsung
3
TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN
Metode
Adalah teknik dan prosedur
Langsung pemeriksaan dengan
melakukan pengujian atas
kebenaran angka-angka dalam
SPT yang langsung dilakukan
terhadap laporan keuangan
dan buku, catatan, serta
dokumen pendukung
Pemeriksaan
Pemeriksaan
aspek
aspek umum
Perpajakan
Pemeriksaan Pemeriksaan
atas akun dan atas akun dan
saldo neraca saldo laba rugi
yang terkait yang terkait
dengan SPT dengan SPT
3
TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN
3
TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN
Metode
Metode
Transaksi
Biaya Hidup
Tunai
Metode Metode
Perhitungan Transaksi
Prosentase Bank
Metode Metode
Perbandinga Sumber dan
n Kekayaan Penggunaan
Bersih Dana
3
WEWENANG PEMERIKSA PAJAK
Atas peminjaman buku-buku dan lain-lain pada nomor (1) huruf a dan e,
serta nomor (2) huruf a dan c diberikan tanda bukti peminjaman yang
menyebutkan secara rinci dan jelas mengenai jenis serta jumlahnya.
Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan pajak rutin ini dilakukan karena berhubungan dengan pemenuhan hak atau
pelaksanaan kewajiban perpajakan WP, antara lain:
• Menyampaikan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang menyatakan LB restitusi.
• Menyampaikan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang menyatakan LB tidak disertai
permohonan pengembalian kelebihan.
• Menyampaikan SPT Masa PPN LB kompensasi.
• Sudah mendapat pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.
• Menyampaikan SPT rugi.
• Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, atau akan meninggalkan
Indonesia selamanya.
• Melakukan perubahan tahun buku, metode pembukuan, dan penilaian aktiva tetap.
KRITERIA PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan pajak
khusus ini dilakukan • Berdasarkan analisis risiko yang dibuat
berdasarkan hasil analisis berdasarkan profil WP atau data internal
risiko yang menunjukkan lainnya serta data eksternal secara manual
adanya indikasi ataupun komputerisasi.
ketidakpatuhan
pemenuhan kewajiban
• Ruang lingkupnya dapat meliputi satu,
perpajakan. Pemeriksaan beberapa, atau seluruh jenis pajak.
khusus dijalankan dengan • Pemeriksaannya menggunakan pemeriksaan
mengacu pada beberapa lapangan.
ketentuan, seperti:
VARIABEL PENENTU DSPP SESUAI SE-15
lndikasi Modus
Indikasi Ketidakpatuhan
Ketidakpatuhan Wajib
Tinggi (adanya Tax Gap)
Pajak
DSPP
ldentifikasi Kemampuan
ldentifikasi Nilai Potensi Wajib Pajak untuk
Pajak Membayar Ketetapan
Pajak (collectability)
1
INDIKATOR KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK
TLTB
Hubungan Istimewa
Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri (intra-group transaction) dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total
nilai transaksi
Menerbitkan Faktur NPWP 000 lebih dari 25% dari total Faktur Pajak yang diterbitkan dalam satu Masa Pajak
Wajib Pajak tidak melaporkan nilai pengalihan harta yang sebenarnya dalam rangka
likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha
Wajib Pajak tidak melaporkan nilai perolehan atau nilai penjualan
yangsebenarnya
1
IDENTIFIKASI NILAI POTENSI PAJAK
1
IDENTIFIKASI NILAI KEMAMPUAN WP MEMBAYAR (Collectability)
1
CRM (COMPLIANCE RISK MANAGEMENT)
Compliance Risk
Management
Pemeriksaan
Dasar Hukum :
UU PPSP
UU KUP ALUR DAN JADWAL PELAKSANAAN UTANG PAJAK &
PP No 74 Tahun 2011
PMK No 85/PMK.03/2010 PENAGIHAN PAJAK BIAYA PENAGIHAN
LUNAS
PUTUSAN
Permohonan PENGADILAN ATAU
Angsuran/Penundaan PUTUSAN BADAN
Langsung,Pos, PENCABUTAN PERADILAN PAJAK
SPSS Ekspedisi/kurir
dgn bukti kirim SITA
ATAU DITETAPKAN
LAIN DENGAN
KEPUTUSAN MENTERI
STP ATAU KEPUTUSAN
SKPKB 7 hari* LUNAS KEPALA DAERAH
SKPKBT SPMP/ Barang
SURAT 21 hari 2X24 jam
SK Pembetulan SP PENYITAAN 14 HARI TDK LUNAS Bergerak
SK Keberatan TEGURAN 1X
SPMP
Putusan Banding PENGUMUMAN
JURUSITA + 2 SAKSI
Putusan Jatuh tempo PARATE EXECUTIE
Peninjauan pembayaran 1
BAP SITA LELANG
DIBERITAHUKAN BRG BERGERAK & BRG TDK
Kembali bulan OLEH JURUSITA BERGERAK
Barang Tdk
PAJAK BRG YG DISITA DILARANG:
Bergerak
DIPINDAHTANGANKAN 14 hari
DIBUAT BAP SP 2X
DISEWAKAN
DIPINJAMKAN
DISEMBUNYIKAN
DIHILANGKAN PELAKSANAAN
DIRUSAK
PENYITAAN ATAS REK. BANK
LELANG
& EFEK YANG DIDAHULUI
PENCEGAHAN PENYANDERAAN DENGAN PEMBLOKIRAN
SYARAT:
UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
* = tergantung ada tidaknya JANGKA WAKTU:
upaya hukum dari WP 6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
AKIBAT:
UTANG PAJAK TDK HAPUS & PENAGIHAN
TETAP DILAKSANAKAN
43
* KEP / IJIN MENKEU
PENYIDIKAN PAJAK
44
PENYIDIKAN PAJAK
PENYIDIKAN PAJAK
(2) Dalam hal terdapat indikasi tindak pidana di bidang perpajakan yang
menyangkut petugas Direktorat Jenderal Pajak, Menteri Keuangan dapat
menugasi unit pemeriksa internal di lingkungan Departemen Keuangan untuk
melakukan pemeriksaan bukti permulaan.
(3) Apabila dari bukti permulaan ditemukan unsur tindak pidana korupsi,
pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang tersangkut wajib diproses menurut
ketentuan hukum Tindak Pidana Korupsi.
(4) Tata cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Pasal 43 A
PENYIDIKAN PAJAK
PENYIDIKAN PAJAK
PENYIDIK PAJAK
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang perpajakan;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen
lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
PENYIDIKAN PAJAK
WEWENANG PENYIDIK PAJAK
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan
sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
I. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
PENYIDIKAN PAJAK
WEWENANG PENYIDIK PAJAK
Acquisition
Form Kuesioner
Gambaran Umum SI
Wawancara
Pemeriksa
Wajib Pajak
DIGITAL FORENSIK
Digital Forensics Pada Proses Pemeriksaan
2. Dilakukan oleh Petugas Forensik:
Kepala Kanwil
STFD
Wawancara
Petugas Forensik
Pemeriksa
Serah
Terima BB
Form Kuesioner
Gambaran Umum SI
Pengolahan Data
Elektronik
Pemeriksa harus sudah ke lapangan (lokasi Wajib Pajak) sebelum mengajukan permohonan pengajuan Tenaga Forensik Digital
Pelajari seluruh proses bisnis dan alur produksi melalui wawancara beberapa pegawai, terutama bagian accounting dan IT
Pastikan siapa PIC yang berwenang soal IT dan Sistem Informasi yang digunakan
Kalau memungkinkan menghitung berapa jumlah PC, membuat peta gedung, dan bertanya kepada security, cleaning servis,
sopir, dll tentang sikon Wajib Pajak
Memastikan lokasi ruangan server dengan berbagai petunjuk, misalnya arah pemasangan kabel LAN, pipa saluran AC, dll
Membuat kronologis yang urut dan penjelasan komprehensif tentang situasi dan kondisi pada saat datang ke lokasi Wajib
Pajak pada Nota Dinas Pengajuan Tenaga Forensik Digital
IBK
KETENTUAN IBK
IBK
DASAR HUKUM
Poin-poin PENTING :
SE-16/PJ/2017
- Butir G ANGKA 2 -
Permintaan IBK dilakukan untuk keperluan :
a. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan kewajiban perpajakan.
b. Pemeriksaan untuk tujuan lain, KECUALI :
1) Penerbitan NPWP dan/atau Pengukuhan PKP secara Jabatan
2) Penghapusan NPWP dan/atau Pencabutan Pengukuhan PKP berdasarkan
Permohonan WP
3) Pengumpulan bahan guna penyusunan NPPN
7
DATA INTELIJEN
PENYELIDIKAN
PENGAMANAN
PENGGALANGAN
INTELIJEN
FUNGSI PENYELIDIKAN
Collection
Penyelidikan
Pengumpulan
(Intelijen)
(Gathering) 1. Pengamatan
(observasi)
2. Deteksi
Procurement 3. Penyusupan
4. Penyurupan
INTELIJEN
FUNGSI PENGAMANAN
1. Preventif security
Istilah Generik 2. Detective security
3. Kontra intelijen
1.Preventif
Sifat 2. Represif
INTELIJEN
FUNGSI PENGGALANGAN
Penggalangan