Anda di halaman 1dari 106

TAX REVIEW DALAM RANGKA

PERSIAPAN PEMERIKSAAN PAJAK


Dasar Hukum, Pengertian, dan Tujuan
Pemeriksaan
Dasar Hukum Pemeriksaan

Pasal 1 angka 25, Pasal 29, Pasal 29A, Pasal 30, dan Pasal 31
Undang-undang KUP
Ketentuan Terkait Pemeriksaan
PP 74/2011 Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

Tata Cara Pemeriksaan


PMK No. 17/PMK.03/2013
stdd
PMK No.184/PMK.03/2015

Kebija-
Standar Pemerik- kan
PER-23/PJ/2013 Pemerik SE-15/PJ/2018
saan Pemerik-
saan saan

SE-126/PJ/2010 Audit Plan SE–08/PJ/2012


KKP
SE-04/PJ/2012 Audit Program SE–28/PJ/2017
Pedoman LHP
SE-65/PJ/2013 Metode & Teknik PER–22/PJ/2013
Hub Istimewa
PER-07/PJ/2017 Pem. Lapangan Penilaian SE–05/PJ/2020

SE-10/PJ/2017 Pem. Lapangan Juknis WP Grup SE–26/PJ/2013


Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan: Pengertian
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Ps. 1 angka 25 UU KUP

1 dan/
2
atau
tujuan lain dalam
menguji kepatuhan rangka melaksanakan
pemenuhan kewajiban ketentuan peraturan
perpajakan perundang-undangan
perpajakan
Kewenangan Pemeriksaan
§ Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
[Ps. 29 ayat (1) UU KUP]
Tata Cara Pemeriksaan
ØTata cara pemeriksaan diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
ØDiatur dengan PMK No. 17/PMK.03/2013
stdd PMK No. 184/PMK.03/2015
[Ps. 31 ayat (1) UU KUP]
Pemeriksaan Harus Sesuai Standar Pemeriksaan

Ø Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan


kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai
dengan standar Pemeriksaan.
Ø Pemeriksaan untuk tujuan lain, harus dilaksanakan
sesuai dengan standar Pemeriksaan.
[Ps 6(1) dan Ps 72(1) PMK-17/PMK.03/2013 stdd PMK No.184/PMK.03/2015]

Standar Pemeriksaan diatur dengan PER-23/PJ/2013


Jenis
Pemeriksaan

Pemeriksaan Pemeriksaan
Lapangan Kantor

dilakukan di tempat tinggal atau


tempat kedudukan WP, tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas WP, lokasi Objek Pajak
atau tempat kedudukan Subjek
Pajak atau Wajib Pajak untuk
dilakukan di kantor DJP
pemeriksaan PBB, dan/atau
tempat lain yang dianggap perlu
oleh Pemeriksa Pajak
Ruang Lingkup
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN SATU
ATAU BEBERAPA SELURUH
JENIS PAJAK JENIS PAJAK (ALL
TAXES)

Satu atau beberapa


jenis pajak selain PPh
Tahunan Badan atau All Taxes
OP

• Satu atau Beberapa


Masa Pajak • Bagian Tahun
• Bagian Tahun Pajak Pajak
• Tahun Pajak • Tahun Pajak

baik tahun-tahun lalu maupun


tahun berjalan
Dalam hal SPT Tahunan PPh Badan atau OP diperiksa maka ruang lingkup
pemeriksaan dilakukan dengan cakupan seluruh jenis pajak.
Kriteria
Pemeriksaan

Pemeriksaan Pemeriksaan
Rutin Khusus

dilakukan sehubungan
dengan pemenuhan hak keterangan lain berupa Analisis risiko
dan/atau pelaksanaan data konkret (audit based (risk based
kewajiban perpajakan Wajib on data) audit)
Pajak
dilakukan terhadap WP
yang berdasarkan dilakukan terhadap WP
keterangan lain berupa berdasarkan hasil analisis
data konkret menunjukkan risiko menunjukkan
adanya indikasi indikasi ketidakpatuhan
ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban
pemenuhan kewajiban perpajakan
perpajakan
Review Proses Pemeriksaan
Tahapan Pemeriksaan
[Menguji Kepatuhan]

Penugasan/ Tahap
Persetujuan/Instruksi Tahap Tahap
Pelaporan Hasil Pemeriksaan SKP/
Pemeriksan/Permintaan Persiapan Pelaksanaan
dan Pembuatan Nota STP
Pemeriksaan WP Lokasi Pemeriksaan Pemeriksaan
Penghitungan

Metode, Teknik,
dan
Prosedur
Pemeriksaan
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN LAPANGAN
(Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan)

Persiapan Pelaksanaan
Mengumpulkan data WP, Penyampaian
Instruksi/Persetujuan/ Pemerik/
Mempelajari & SPPL dan
Penugasan Pemeriksaan, Perte- Pengujian di
menganalisis, Identifikasi Surat
Permintaan muan tempat WP
Masalah, Pos akan Panggilan d/r
Pemeriksaan WP Lokasi dengan & Peminja-
Diperiksa, Rencana Pem, Pertemuan WP man Buku,
Program Pem, Sarana & Sehub PL kep
Pengembalian Buku, Catatan,
Prasarana Pemeriksaan WP
Catatan, Dokumen Dokumen
Penolakan pemeriksaan
Tindak Lanjut
Nota Surat Ketetapan Setelah
Penyegelan
Penghitungan Pajak, Surat Pengujian di
Tagihan Pajak Permintaan tempat WP
Pajak dan Pemerik
Penjelasan/Keterangan buku, catatan,
Pengungkapan Ketidakbenaran dokumen
Pembahasan Pengisian SPT
Laporan Hasil dengan Tim QA
Pemeriksaan (LHP) Pemeriksaan Pembahasan
Pembahasan
Temuan Sementara
Akhir Hasil
Hasil Pemeriksaan,
Berita Acara Pemeriksaan Pemberitahuan
Pembahasan dengan WP Hasil Pemeriksaan
Pelaporan Akhir Hasil (SPHP) & Tanggapan
Pemeriksaan WP
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN KANTOR
(Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan)
Persiapan Pelaksanaan
Instruksi/Persetujuan/ Mengumpulkan data WP,
Penugasan Mempelajari & Penyampaian
Pemeriksaan, Surat Perte- Peminja-
menganalisis, Identifikasi
Permintaan Panggilan muan man Buku,
Masalah, Pos akan
Pemeriksaan WP Lokasi dalam rangka dengan Catatan,
Diperiksa, Rencana Pem,
Pemeriksaan WP Dokumen
Program Pem, Sarana &
Pengembalian Buku, Kantor
Prasarana Pemeriksaan
Catatan, Dokumen

Penolakan pemeriksaan
Nota Surat Ketetapan Pemeriksaan
Penghitungan Pajak, Surat Permintaan buku, catatan,
Pajak Tagihan Pajak Penjelasan/ dokumen
Keterangan (pengujian)

Pengungkapan Ketidakbenaran
Pembahasan
dengan Tim QA Pengisian SPT
Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) Pemeriksaan Pembahasan
Pembahasan Temuan Sementara
Akhir Hasil Hasil Pemeriksaan,
Berita Acara
Pembahasan Pemeriksaan Pemberitahuan
dengan WP Hasil Pemeriksaan
Pelaporan Akhir Hasil (SPHP) & Tanggapan
Pemeriksaan WP
Jangka Waktu Pemeriksaan (Menguji Kepatuhan)
SPHP

Perpanjangan
Penyampaian
Tanggapan Tertulis

Jangka waktu sejak Surat Tanggapan Tertulis


Pemberitahuan
Pemeriksaan Jangka waktu sejak Undangan Pembahasan Akhir
disampaikan/Sejak WP tanggal SPHP disampaikan
datang memenuhi sampai dengan tanggal
panggilan s.d. tanggal LHP Pembahasan Akhir
SPHP disampaikan
2 Bulan
JANGKA WAKTU JANGKA WAKTU PEMBAHASAN Risalah
Pembahasan
PENGUJIAN AKHIR DAN PELAPORAN
KANTOR LAPANGAN Permohonan
4 Bulan + 6 Bulan + 2 BULAN Pembahasan
2 Bulan 2 Bulan dgn Tim QA
Pembahasan
JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN Tim QA

WP K3S MIGAS WP GRUP Panggilan


Penandatanganan BAPAHP
INDIKASI TRANSFER PRICING/
TRANSAKSI KHUSUS LAIN (2 BULAN) Penandatanganan BAPAHP [Sesuai PMK
KANTOR LAPANGAN
17/PMK.03/2013 stdd
LHP
4 Bulan + 6 Bulan + PMK 184/PMK.03/2015]
3x6 Bulan 3x6 Bulan
Tahap Persiapan Pemeriksaan
Tujuan Persiapan Pemeriksaan
Ø memperoleh gambaran Wajib Pajak yang akan diperiksa,
menyusun rencana pemeriksaan dan program
pemeriksaan
Ø agar pelaksanaan pemeriksaan dapat dilaksanakan secara
efisien dan efektif.
Kegiatan-Kegiatan Dalam Tahap Persiapan Pemeriksaan
Berdasarkan urutan kegiatan:
a. Mengumpulkan data WP
[data internal dan eksternal DJP, wawancara dengan AR, observasi lapangan]
b. Mempelajari dan menganalisis data WP
[analisis horizontal, vertikal, rasio, perlakuan pajak (penyesuaian fiskal & ekualisasi),
analisis kualitatif lainnya]
c. Melakukan identifikasi masalah
d. Menentukan pos-pos yang akan diperiksa (Audit Scope)
e. Menyusun Rencana Pemeriksaan (Audit Plan)
f. Menyusun Program Pemeriksaan (Audit Program)
à berisi tujuan, metode, teknik, dan prosedur pemeriksaan atas pos-pos yang
diperiksa
g. Menyiapkan sarana pemeriksaan dan prasarana pemeriksaan.
Diikhtisarkan dari PER-23/PJ/2013 dan SE-10/PJ/2017

Produk Persiapan Pemeriksaan: Audit Plan dan Audit Program


Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan
Kegiatan-Kegiatan Dalam Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan
Ø Penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan dan Surat Panggilan dalam Rangka Pertemuan
Sehubungan dengan Pemeriksaan Lapangan atau Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan Kantor;
Ø Pertemuan dengan Wajib Pajak;
Ø Pemeriksaan/pengujian di tempat Wajib Pajak;
Ø Peminjaman buku, catatan dan dokumen Wajib Pajak;
Ø Permintaan penjelasan/keterangan;
Ø Penentuan Tindak lanjut pemeriksaan setelah pengujian di tempat Wajib Pajak dan pemeriksaan atas buku,
catatan, dokumen, dan keterangan lain;
Ø Pembahasan temuan sementara hasil pemeriksaan;
Ø Pemberitahuan hasil pemeriksaan dan tanggapan Wajib Pajak atas pemberitahuan hasil pemeriksaan; dan
Ø Pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
Kondisi yang mungkin terjadi pada tahap pelaksanaan pemeriksaan:
§ Terdapat penolakan pemeriksaan oleh Wajib Pajak;
§ Penyegelen (jenis pemeriksaan lapangan);
§ Perubahan Rencana Pemeriksaan dan Program Pemeriksaan;
§ Terjadi pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) oleh Wajib Pajak.
SURAT PEMBERITAHUAN PEMERIKSAAN
LAPANGAN (SPPL)

• Wajib disampaikan kepada WP


• disampaikan melalui faksimili, pos dengan bukti
pengiriman surat, atau jasa pengiriman lainnya
dengan bukti pengiriman
• disampaikan bersamaan dengan Surat Panggilan
[dalam Rangka Pertemuan Sehubungan dengan
Pemeriksaan Lapangan]
Pemberitahuan • Untuk memastikan SPPL tersebut diterima oleh
Pemeriksaan Lapangan Wajib Pajak, Pemeriksa Pajak melakukan konfirmasi
melalui telepon, email atau saluran komunikasi
lainnya.
[PER-07/PJ/2017]
• Dengan disampaikannya SPPL, Wajib Pajak tidak
dapat membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT)
SURAT PANGGILAN DALAM RANGKA
PEMERIKSAAN KANTOR

• disampaikan melalui faksimili, pos dengan bukti


pengiriman surat, atau jasa pengiriman lainnya
dengan bukti pengiriman.

Pemanggilan
Wajib Pajak
(Pemeriksaan Kantor)
Pertemuan dengan Wajib Pajak Sehubungan dengan
Pemeriksaan Lapangan

§ Dilakukan di kantor UP2 atau di kantor DJP selain kantor UP2 dengan
mempertimbangkan lokasi Wajib Pajak, di ruangan khusus yang memiliki
alat perekam suara (audio) dan gambar (visual).
§ Wajib Pajak yang menghadiri pertemuan dapat didampingi oleh pihak
lain. Pihak lain antara lain pegawai atau konsultan pajak yang memahami
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak.
Kewajiban Pemeriksa Pajak Apabila Wajib Pajak Hadir
dalam Pertemuan
1. memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan
(SP2) kepada Wajib Pajak.
2. memberikan penjelasan mengenai:
a. alasan dan tujuan pemeriksaan;
b. hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah pelaksanaan pemeriksaan;
c. hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan
Tim Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil pemeriksaan yang
terbatas pada dasar hukum koreksi yang belum disepakati antara Pemeriksa
Pajak dengan Wajib Pajak pada saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan,
kecuali untuk pemeriksaan atas keterangan lain berupa data konkret yang
dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Kantor;
d. kewajiban dari Wajib Pajak untuk memenuhi permintaan peminjaman buku,
catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
dan dokumen lainnya.
dituangkan dalam Berita Acara Pertemuan dengan Wajib Pajak
Kewajiban Pemeriksa Pajak Apabila Wajib Pajak Hadir
dalam Pertemuan
3. menandatangani dokumen Pakta Integritas yang ditandatangani bersama antara
Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan serta diketahui oleh
Kepala UP2.
4. melakukan permintaan keterangan kepada Wajib Pajak yang diperiksa sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat (3) huruf c Undang-Undang KUP.
5. melaksanakan hal-hal lain sesuai dengan Tata Cara Pemeriksaan.

Apabila Wajib Pajak hadir namun menolak membantu kelancaran pemeriksaan [tidak
mau memberikan keterangan], Pemeriksa Pajak membuat catatan penolakan tersebut
dalam Berita Acara Pemberian Keterangan
Kewajiban Pemeriksa Pajak Apabila Wajib Pajak Tidak Hadir
dalam Pertemuan
a. membuat Berita Acara Ketidakhadiran yang ditandatangani oleh Tim
Pemeriksa Pajak;
b. melanjutkan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan [dengan melakukan
pengujian] di tempat Wajib Pajak yang didahului dengan melakukan
pertemuan dengan Wajib Pajak dengan kewajiban seperti apabila Wajib
Pajak hadir dalam pertemuan di kantor DJP.
Pemeriksa wajib melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak/ Wakil atau Kuasa
WP untuk menjelaskan:
• alasan dan tujuan Pemeriksaan;
• hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah pelaksanaan Pemeriksaan;
• hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim
Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang belum
disepakati antara tim Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan terbatas pada dasar hukum koreksii, kecuali untuk pemeriksaan
atas keterangan lain berupa data konkret
• kewajiban dari Wajib Pajak untuk memenuhi permintaan buku, catatan, dan/atau
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lainnya, yang
Pertemuan dengan akan dipinjam dari Wajib Pajak
Wajib Pajak Sehubungan
Pemeriksaan Kantor
Berita Acara Pertemuan Dengan Wajib Pajak
Pengujian di Tempat Wajib Pajak
§ Dapat dilakukan pada hari yang sama atau berbeda dengan hari
pertemuan dengan Wajib Pajak dengan mempertimbangkan risiko dan
lokasi Wajib Pajak, serta SDM yang dibutuhkan
§ Didampingi Petugas yang Ditunjuk oleh Kepala UP2
§ Dalam hal diperlukan, dapat dibantu oleh Pegawai DJP lainnya atau
tenaga ahli yang ditunjuk melalui Surat Tugas à segala tindakan dan
kegiatan yang dilakukan oleh Pegawai DJP lainnya atau Tenaga Ahli
tersebut berada di bawah kendali Tim Pemeriksa Pajak
Tujuan Pengujian di Tempat Wajib Pajak
§ Untuk mengetahui proses bisnis Wajib Pajak/gambaran kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang sebenarnya
§ Untuk memperoleh gambaran mengenai sistem pengendalian intern
termasuk di dalamnya sistem akuntansi Wajib Pajak
§ Untuk meyakinkan kebenaran/keberadaan secara fisik aktiva yang
dilaporkan oleh Wajib Pajak berikut kepemilikannya.

Pengujian transaksi dan pengujian fungsional


Pengujian di Tempat Wajib Pajak

§ Wajib Pajak bersikap kooperatif à dilanjutkan pengujian sesuai


dengan ruang lingkup pemeriksaan dan audit plan
§ Wajib Pajak bersikap tidak kooperatif à dapat dilakukan penyegelan
§ Setelah dilakukan Penyegelan, Wajib Pajak kooperatif à dilanjutkan
pengujian sesuai dengan ruang lingkup pemeriksaan dan audit plan
§ Setelah dilakukan Penyegelan, Wajib Pajak tetap tidak kooperatif à
penghitungan besarnya penghasilan kena pajak secara jabatan atau
mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen Wajib Pajak

• Proses peminjaman buku, catatan, dan dokumen


à dimulai pada saat penyampaian Surat Panggilan dalam Rangka
Pertemuan Sehubungan dengan Pemeriksaan Lapangan kepada
Wajib Pajak yang dilampiri dengan Daftar Buku, Catatan, Dokumen
yang Harus Dibawa pada Saat Pertemuan
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen Wajib Pajak

PEMERIKSAAN LAPANGAN:
Dokumen yang diperlukan dan
ditemukan pada saat pelaksanaan
pemeriksaan dipinjam saat itu juga. Bukti Peminjaman dan Pengembalian
Buku, Catatan dan Dokumen
PEMERIKSAAN KANTOR:
Dokumen yang dibawa saat wajib
pajak datang memenuhi panggilan Dokumen Belum
dipinjamkan
Surat Permintaan Peminjaman
Buku, Catatan, & Dokumen
Harus dipenuhi WP dlm
(Dilampiri daftar dokumen yg wajib
jangka waktu 1 bulan
dipinjamkan)

Data WP dikelola secara elektronik


Atas Biaya WP
Minta Bantuan WP
Minta Bantuan Tenaga Ahli Surat Permintaan
Bantuan Tenaga Ahli

Dokumen WP berupa Surat Pernyataan bahwa


Fotokopi/Elektronik Fotokopi/Elektronik sesuai aslinya
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen Wajib Pajak

WP wajib menyerahkan buku, catatan & dokumen


Jangka Waktu
yang dipinjam pemeriksa maks 1 bulan sejak Surat
Pemenuhan
Pinjaman Permintaan Peminjaman disampaikan

1 bulan
2 minggu 3 minggu

Tidak atau hanya


Diserahkan
sebagian saja yg
seluruhnya
diserahkan

Surat Permintaan Surat Peringatan I Surat Peringatan II


Peminjaman Buku,
Cat, Dokumen
disampaikan ke WP Dilampiri dengan Daftar buku, cat, &
dokumen yg belum dipinjamkan
BA Tidak Dipenuhinya Berita Acara Pemenuhan
Permintaan Peminjaman Seluruh Peminjaman Buku,
Buku, Cat, Dokumen Catatan dan Dokumen

Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya Dilampiri dengan Daftar


melakukan pengujian dalam rangka menghitung buku, cat, & dokumen yg
belum dipinjamkan
besarnya penghasilan kena pajak berdasar bukti yang
kompeten yg cukup dan standar pemeriksaan
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen Wajib Pajak

WP tidak atau hanya menyerahkan sebagian


dari buku, catatan, dan dokumen yang wajib
dipinjamkan

Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya


melakukan pengujian untuk menghitung
penghasilan kena pajak

Tidak dapat menghitung Dapat menghitung


normal/menguji normal/menguji

WP OP yg melakukan
kegiatan usaha atau
WP Badan
pekerjaan bebas
Penghasilan Kena Pemeriksa Pajak dapat meminjam
Penghasilan Kena Tindak tambahan buku, catatan, dan/atau
Pajak dapat dihitung Pajak dapat dihitung
Lanjut secara jabatan
dokumen serta keterangan lain selain
secara jabatan yang sudah dipinjam
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen Wajib Pajak

Dalam hal buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang


dikelola secara elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh
Pemeriksa Pajak tidak dimiliki atau dikuasai oleh Wajib Pajak, Wajib
Pajak harus membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa buku,
catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang dikelola secara
elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa Pajak tidak
dimiliki atau dikuasai oleh Wajib Pajak
Pasal 26A ayat (4) UU KUP

• Pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain


yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan
informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib
Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi,
atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatannya.
Penetapan Secara Jabatan
§ Ps 12(3) UU KUP: Apabila Dirjen Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak
yang terutang menurut SPT tidak benar, Dirjen Pajak menetapkan
jumlah pajak yang terutang.

§ Memori Penjelasan Ps 13(1) UU KUP: Bagi WP yang tidak


menyelenggarakan pembukuan atau pada saat diperiksa tidak
memenuhi permintaan sehingga Dirjen Pajak tidak dapat menghitung
jumlah pajak yang seharusnya terutang, Dirjen Pajak berwenang
menerbitkan SKPKB dengan penghitungan secara jabatan, yaitu
penghitungan pajak didasarkan pada data yang tidak hanya diperoleh
dari Wajib Pajak saja. Pembuktian atas uraian penghitungan yang
dijadikan dasar penghitungan secara jabatan oleh Dirjen Pajak
dibebankan kepada Wajib Pajak
Permintaan Penjelasan kepada Wajib Pajak
1 Untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci, Pemeriksa Pajak melalui Kepala UP2
dapat memanggil Wajib Pajak, wakil, kuasa dari Wajib Pajak, pegawai atau anggota
keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak

2 Permintaan penjelasan dapat dilakukan pada saat pelaksanaan Pemeriksaan di tempat


Wajib Pajak

3 Penjelasan yang diberikan kepada


Pemeriksa Pajak, dituangkan dalam
berita acara mengenai pemberian
penjelasan Wajib Pajak yang
ditandatangani oleh tim Pemeriksa
Pajak dan Wajib Pajak, wakil, kuasa
dari Wajib Pajak, pegawai atau
anggota keluarga yang telah dewasa
dari Wajib Pajak

Dalam hal Wajib Pajak, wakil, kuasa Wajib Pajak, pegawai atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak menolak menandatangani berita acara, Pemeriksa Pajak membuat
catatan penolakan tersebut dalam berita acara
Permintaan Keterangan dan/atau Bukti Kepada Pihak Ketiga

Pemeriksa Pajak melalui Kepala UP2, dapat


meminta keterangan dan/atau bukti kepada
pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 Undang-Undang KUP secara tertulis sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur mengenai tata cara permintaan
keterangan kepada pihak ketiga

Permintaan Keterangan/Bukti kepada Pihak Ketiga Mengacu PMK No.87/PMK.03/2013


Tindak Lanjut Pemeriksaan Setelah Pengujian di Tempat Wajib Pajak

§ Dalam hal Wajib Pajak bersikap kooperatif:


ü melanjutkan pengujian dengan menggunakan metode dan teknik pemeriksaan sesuai dengan
audit plan dan audit program
ü memutuskan untuk menyampaikan kepada Wajib Pajak bahwa Wajib Pajak memiliki hak untuk
mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat
Pemberitahuan atau mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan.

§ Dalam hal Wajib Pajak terbukti tidak melaporkan peredaran usaha maupun biaya-biaya yang sebenarnya atau
terdapat temuan-temuan yang bersifat material dalam SPT à Pemeriksa Pajak dapat menyampaikan hak WP
untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT sdd Ps. 8 ayat (4) undang-undang KUP
§ Apabila Wajib Pajak tidak memanfaatkan Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang KUP, Pemeriksa Pajak dapat
mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan
§ Apabila Wajib Pajak tidak memanfaatkan Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang KUP dan tidak dilakukan pengusulan
Pemeriksaan Bukti Permulaan, Pemeriksa Pajak menyelesaikan pemeriksaan dengan membuat LHP sebagai
dasar penerbitan SKP dan/atau STP
Tindak Lanjut Pemeriksaan Setelah Pengujian di Tempat Wajib Pajak

§ Dalam hal Wajib Pajak tidak bersikap kooperatif:


ü Pemeriksa Pajak harus menentukan apakah akan menghitung besarnya
penghasilan kena pajak secara jabatan dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto (PMK untuk menghitung Peredaran Bruto
dengan Cara Lain, namun PerDirjen Pajaknya belum ada), atau
ü mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Pemeriksaan Buku, Catatan, dan Dokumen

§ Dilakukan sesuai dengan Audit Plan dengan menggunakan metode,


teknik, dan prosedur pemeriksaan yang tercantum dalam Audit
Program
§ Dituangkan dalam KKP
Pembahasan Temuan Sementara Hasil Pemeriksaan
§ Sebelum penyampaian SPHP, berdasarkan pertimbangan Kepala UP2
atau berdasarkan usulan Tim Pemeriksa Pajak dilakukan pembahasan
temuan sementara hasil pemeriksaan.
§ Pembahasan temuan sementara dilakukan bersama antara Tim
Pemeriksa Pajak dengan Kepala UP2 dan tim yang dibentuk oleh Kepala
UP2.
§ Hasil pembahasan temuan sementara dituangkan dalam Risalah Rapat
yang menjadi pertimbangan bagi Tim Pemeriksa Pajak untuk
menghasilkan temuan yang lebih objektif dan berkualitas.
SURAT PEMBERITAHUAN HASIL PEMERIKSAAN (SPHP)
SE-15/PJ/2018

Dilakukan sekali
untuk setiap SP2
dan dapat dilakukan 1 kali
revisi
untuk setiap SPHP

SPHP
Dilampiri daftar
temuan hasil Format dalam ketentuan
Pemeriksaan Tata Cara Pemeriksaan
yang berlaku

Syarat revisi : terdapat data baru atau data yang semula belum
terungkap saat pengujian, sepajang:
1. data tersebut baru ditemukan setelah penyampaian SPHP, misalnya
data hasil konfirmasi dari pihak ketiga
2. undangan pembahasan akhir belum dikirimkan kepada Wajib Pajak;
dan
3. masih dalam jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan
pelaporan.
Penyampaian SPHP dan Tanggapan Tertulis dari Wajib Pajak

Lembar
Secara Pernyataan
langsung/faksimili Persetujuan
7 HARI KERJA Hasil
SPHP Secara SEJAK Pemeriksaan
langsung/faksimili DITERIMANYA
SPHP Tanggapan
WP tertulis Setuju
Daftar
Temuan Menolak Perpanjangan
Menerima SPHP Surat
Tidak Setuju
Pemberitahuan 3 HARI
Perpanjangan Sebagian/
KERJA Seluruhnya
WP ttd Surat
Pernyataan
Penolakan
Menerima SPHP Surat
Sanggahan
Tidak
menyampaikan
tanggapan
Menolak lagi

BA Pernyataan BA Tidak
Penolakan disampaikannya
Menerima SPHP tanggapan
tertulis atas SPHP
Penyampaian SPHP & Tanggapan Tertulis
(Pemeriksaan Kantor atas Data Konkret)

Ø Penyampaian SPHP dilakukan bersamaan dengan


penyampaian undangan tertulis untuk menghadiri
pembahasan akhir hasil pemeriksaan
Ø tanggapan tertulis disampaikan paling lama pada saat Wajib
Pajak harus memenuhi undangan tertulis untuk menghadiri
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Ø Wajib Pajak tidak dapat melakukan perpanjangan jangka
waktu penyampaian tanggapan tertulis
Undangan Pembahasan Akhir

Undangan Pembahasan Hasil Akhir


Pemeriksaan
n a ka n harus disampaikan kepada WP dalam jangka
e l a k s a
m ra n gka m epada Wajib waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
Da l a
a n A k hir , k ndangan sejak:
has an u
Pemba arus diberik ncantumkan
h e
Pajak tulis yang m anakannya • diterimanya tanggapan tertulis dari Wajib
te r ilaks
secara n tanggal d akhir Pajak
hari da embahasan
p
• berakhirnya jangka waktu perpanjangan
penyampaian tanggapan tertulis dalam hal
Wajib Pajak tidak menyampaikan tanggapan
tertulis
Secara
langsung/
faksimili
Bagan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
TANGGAPAN TERTULIS

Tidak Setuju Sebagian/ Tidak Menyampaikan


Setuju Seluruhnya Tanggapan

Hari Ke
rja Hari Ke Hari Ke
Undangan Pembahasan rja rja
Undangan Pembahasan Undangan Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan Akhir Hasil Pemeriksaan Akhir Hasil Pemeriksaan

Hadir Tidak hadir Hadir Tidak hadir Hadir Tidak hadir


Risalah Risalah Risalah Risalah Risalah Risalah
Pembahasan pembahasan Pembahasan pembahasan Pembahasan pembahasan
BA BA
BA BA
Pembahasan Pembahasan
Akhir Hasil Beda Pendapat Pembahasan Pembahasan
Akhir Hasil Beda Pendapat
Pemeriksaan Akhir Hasil Akhir Hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan Pemeriksaan

BA Tim Quality BA Tim Quality BA


Ketidakhadiran Assurance Ketidakhadiran Assurance Ketidakhadiran
WP Dalam WP Dalam WP Dalam
Pembahasan Pembahasan Pembahasan
Akhir Hasil Akhir Hasil Akhir Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir


dianggap telah dianggap telah dianggap telah
dilakukan dilakukan dilakukan
Tim Quality Assurance

tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal Pajak dalam rangka membahas hasil Pemeriksaan
yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan guna menghasilkan Pemeriksaan yang berkualitas

Tugas Tim Quality Assurance


Sesuai PMK Pemeriksan
17/PMK.03/2013 stdd
a. membahas perbedaan pendapat antara Wajib
PMK 184/PMK.03/2015 Pajak dengan Pemeriksa Pajak yang terbatas pada
dasar hukum koreksi pada saat Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan; w
Ne
b. memberikan simpulan dan keputusan atas
perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan
Pemeriksa Pajak; dan
c. membuat risalah Tim Quality Assurance
Pemeriksaan yang berisi simpulan dan keputusan
hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada
huruf b dan bersifat mengikat.
Workflow Pembahasan dengan Tim Quality Assurance

Risalah Tim Ditandatangani


Quality Tim QA, Tim
Assurance Pemeriksa, WP
Undangan
Pembahasan Pembahasan
Kakanwil/ Dir P2
dengan Tim QA dengan Tim QA
WP menolak
menandatangani
Dihadiri minimal
Ketua, Sekretaris, 1 Membuat catatan
anggota tim QA, dan mengenai penolakan tsb
2 pemeriksa pada Risalah Tim QA

Surat permohonan
(langsung/fax) SYARAT PENGAJUAN: WP tidak hadir dalam
• Risalah Pembahasan telah di ttd oleh pembahasan
Tim Pemeriksa dan WP
• BA Pembahasan Akhir Hasil BA Ketidakhadiran
Pemeriksaan belum di ttd pemeriksa WP+Risalah Tim QA
Max. 3 hari kerja
sejak penandatanganan dan WP
risalah pembahasan WP • terdapat perbedaan pendapat yang
Pembahasan dengan Tim
terbatas pada dasar hukum koreksi
QA dianggap telah dilakukan
antara WP dengan Pemeriksa Pajak
pada saat PAHP. New
Penandatanganan Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

WP tidak setuju sebagian/seluruhnya


Mengajukan
pembahasan dengan
Tim QA

Surat Panggilan
untuk menandatangani
BA Pembahasan Akhir
Hasil pemeriksaan

WP
WP Surat Pernyataan
menolak
menerima Penolakan Menerima
menerima
Surat Panggilan

WP menolak
menandatangani
BA Penolakan
Menerima surat
panggilan
WP hadir dan bersedia
tanda tangan
Jk. Waktu untuk hadir adalah
3 hari kerja sejak tanggal WP hadir tapi menolak catatan pada BA PAHP mengenai

Surat Panggilan diterima tanda tangan penolakan penandatanganan BA

catatan pada BA PAHP mengenai tidak


WP tidak hadir dipenuhinya panggilan
Dokumen yang dapat dipertimbangkan dalam Pembahasan Akhir Dalam
Hal Wjib Pajak Dilakukan Penetapan Secara Jabatan

Dalam hal terhadap Wajib Pajak dilakukan penetapan secara


jabatan, buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data
yang dikelola secara elektronik serta keterangan lain yang dapat
dipertimbangkan oleh Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan terbatas pada:

penghitungan peredaran
usaha atau penghasilan
bruto dalam rangka kredit pajak sebagai
penghitungan pengurang Pajak
penghasilan secara Penghasilan
jabatan Tim Penelaahan Sejawat
Dengan Surat Tugas
Pembatalan Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tanpa Pemeriksaan Tanpa Pembahasan Akhir
penyampaian SPHP Hasil Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan
atau surat
ketetapan pajak

dibatalkan

proses Pemeriksaan harus dilanjutkan


dengan melaksanakan prosedur
penyampaian SPHP dan/atau
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

Catatan:
Untuk pemeriksaan dlm rangka restitusi Ps. 17B (1) UU KUP
dilanjutkan dgn penerbitan:
1. skp sesuai PAHP apabila jangka waktu 12 bulan belum
terlewati.
2. SKPLB sesuai SPT apabila jangka waktu 12 bulan terlewati.
METODE DAN TEKNIK PEMERIKSAAN
(SE-65/PJ/2013)
Metode Pemeriksaan
pernyataan pilihan Metode
Pemeriksaan, Teknik Pemeriksaan dan
Prosedur Pemeriksaan yang akan
SE-04/PJ/2012
dilaksanakan oleh Pemeriksa Pajak
dalam melakukan pemeriksaan sesuai
dengan Rencana Pemeriksaan

teknik pemeriksaan dan prosedur


pemeriksaan yang dilakukan terhadap
SE-65/PJ/2013
buku, catatan, dan dokumen serta
data, informasi, dan keterangan lain

cara-cara pengumpulan bukti,


pengujian, dan/atau pembuktian yang
SE-65/PJ/2013 dikembangkan oleh Pemeriksa Pajak
untuk meyakini kebenaran pos-pos serangkaian langkah dalam suatu Teknik
yang diperiksa Pemeriksaan, berupa petunjuk rinci yang
biasanya tertulis dalam bentuk perintah, untuk
SE-65/PJ/2013 dilakukan oleh Pemeriksa Pajak
Jenis Metode Pemeriksaan
• Metode Langsung
• merupakan teknik pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan untuk menguji
kebenaran pos-pos diperiksa yang dilakukan secara langsung terhadap buku,
catatan, dan dokumen terkait dengan pos-pos yang diperiksa.
• Metode Tidak Langsung
• merupakan teknik pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan untuk menguji
kebenaran pos-pos diperiksa yang dilakukan secara tidak langsung melalui
suatu pendekatan penghitungan tertentu

Pos-pos SPT adalah pos-pos di dalam SPT atau pos turunannya termasuk lampiran
baik SPT Masa maupun SPT Tahunan
Pendekatan dalam Metode Tidak Langsung
• Terdapat 6 (enam) pendekatan, yaitu :
• Transaksi Tunai dan Bank;
• Sumber dan Penggunaan Dana;
• Penghitungan Rasio;
• Satuan dan/atau Volume;
• Penghitungan Biaya Hidup;
• Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth).
Penggunaan Metode Tidak Langsung
(Berdasarkan SE-65/PJ/2013)
• Digunakan dalam hal Metode Langsung tidak dapat diterapkan.
• Pemeriksa Pajak harus memiliki bukti bahwa Metode Langsung tidak
dapat digunakan.
• Dapat digunakan untuk mendukung penggunaan Metode Langsung
atau untuk melakukan identifikasi masalah.
• Pemeriksa Pajak dapat menggunakan satu atau lebih pendekatan
Metode Tidak Langsung dalam melakukan pemeriksaan.

Pendapat:
Untuk pemeriksaan WP Orang Pribadi, dalam rangka menguji penghasilan WP dari sisi penggunaannya,
penggunaan Pendekatan Biaya Hidup dan Pendekatan Pertambahan Kekayaan Bersih dapat dilakukan
walaupun metode langsung dapat diterapkan.
Penetapan Secara Jabatan
• Ps 12(3) UU KUP: Apabila Dirjen Pajak mendapatkan bukti jumlah
pajak yang terutang menurut SPT tidak benar, Dirjen Pajak
menetapkan jumlah pajak yang terutang.
• Penjelasan Ps 13(1) UU KUP: Bagi WP yang tidak menyelenggarakan
pembukuan atau pada saat diperiksa tidak memenuhi permintaan
sehingga Dirjen Pajak tidak dapat menghitung jumlah pajak yang
seharusnya terutang, Dirjen Pajak berwenang menerbitkan SKPKB
dengan penghitungan secara jabatan, yaitu penghitungan pajak
didasarkan pada data yang tidak hanya diperoleh dari Wajib Pajak
saja. Pembuktian atas uraian penghitungan yang dijadikan dasar
penghitungan secara jabatan oleh Dirjen Pajak dibebankan kepada
Wajib Pajak
1. Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank
Ø Dalam pencatatan Wajib Pajak semua penghasilan dicatat di sisi debit dan
pengeluaran dicatat di sisi kredit, termasuk penghasilan-penghasilan yang bukan
merupakan objek pajak dan pengeluaran-pengeluaran yang tidak boleh
dikurangkan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
[Catatan: kalau datanya Rekening Koran Bank, maka penerimaan/penghasilan di
sisi kredit dan pengeluaran di sisi debit]
Ø Apabila jumlah sisi kredit melebihi jumlah sisi debit, selisihnya merupakan
penghasilan bruto Wajib Pajak yang perlu dipastikan apakah telah dilaporkan
atau tidak. Namun apabila jumlah sisi debit melebihi jumlah sisi kredit,
diperlukan keyakinan yang lebih mendalam karena ada kemungkinan Wajib
Pajak tidak melaporkan seluruh pengeluarannya.
Ø Untuk dapat menghitung Penghasilan Kena Pajak harus diperhitungkan
penghasilan yang bukan merupakan objek pajak dan pengeluaran yang tidak
boleh dikurangkan. Pengujian atas objek pajak lainnya dapat didasarkan pada
catatan yang ada dari kas/bank tersebut.
Formula Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank
(Sesuai SE-65/PJ/2013)

Jumlah semua penerimaan bank (mutasi kredit bank) +/+


Saldo Akhir Kas +/+
PPh yang dipotong/dipungut pihak lain +/+
Pengeluaran tunai +/+
Saldo Awal Kas -/-
Penerimaan yang bukan penghasilan*) -/-
Penerimaan yang bukan objek pajak -/-
PPN dipungut sendiri**) -/-
Penghasilan bruto seharusnya (final dan non final) xxx
*) Misal pencairan pinjaman, pencairan deposito, mutasi antar rekening sendiri,
pembatalan transaksi, dan sebagainya.
**) PPN dipungut sendiri diisi hanya apabila Pemeriksa Pajak dapat meyakini
terdapat PPN yang dipungut dalam mutasi kredit bank dan penerimaan kas.
Pendapat: Formula Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank
Penerimaan melalui kas *) +
Penerimaan melalui bank **) ++
Jumlah penerimaan kas dan bank +++
Dikurangi penerimaan kas dan bank yang bukan berasal dari penghasilan -
Penerimaan kas dan bank yang berasal dari penghasilan ++
Dikurangi :
- Penerimaan kas dan bank yang berasal dari penghasilan
yang bukan objek pajak -
- Penerimaan kas dan bank yang berasal dari penghasilan
dikenakan PPh final -
Penerimaan kas dan bank yang merupakan penghasilan yang dikenakan pajak dengan tarif
umum ++
Penyesuaian:
- PPh dipotong/dipungut pihak lain +
- PPN dipungut sendiri -
Penghasilan bruto yang dikenakan pajak dengan tarif umum xxx
Keterangan:
*) Penerimaan melalui kas datanya dapat diambil dari buku kas dengan
menjumlahkan mutasi debet buku kas atau dari arus kas dengan formula:
penerimaan kas = saldo kas akhir + pengeluaran kas – saldo kas awal.
**) Penerimaan melalui bank datanya dapat diambil dari buku bank dengan
menjumlahkan mutasi debet buku bank atau dari rekening koran bank dengan
menjumlahkan mutasi kredit rekening koran bank atau dari arus bank dengan
formula: penerimaan bank = saldo bank akhir + pengeluaran bank – saldo bank
awal.

Untuk menghitung penghasilan neto yang dikenakan pajak dengan tarif umum,
penghasilan bruto tersebut dikurangi dengan pengeluaran/biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dan pengeluaran lain yang
diperkenankan berdasarkan Undang-undang PPh dan peraturan pelaksanaannya.
2. Pendekatan Sumber dan Penggunaan Dana
Pendekatan Sumber dan Penggunaan Dana sebaiknya digunakan dalam
kondisi apabila terdapat data:
a. sumber pendanaan kegiatan usaha Wajib Pajak baik internal
maupun eksternal.
b. penggunaan dana Wajib Pajak baik untuk kegiatan operasional
maupun penambahan harta
2. Pendekatan Sumber dan Penggunaan Dana ...
lanjutan
Ø Apabila semua penghasilan dan pengeluaran dilaporkan dengan
benar, minimal jumlah sumber dana akan sama besarnya dengan
jumlah penggunaan dana.
Ø Setiap penggunaan dana selalu didukung oleh adanya sumber dana.
Ø Dengan demikian bila penggunaan dana lebih besar daripada
sumber dana berarti ada sejumlah sumber dana yang tidak
dilaporkan oleh Wajib Pajak. Sumber dana perlu diyakini apakah
sumber dana itu berasal dari penghasilan atau bukan.
3. Pendekatan Penghitungan Rasio
Pendekatan Rasio sebaiknya digunakan dalam kondisi:
a. terdapat data yang dapat digunakan sebagai pembanding dan/atau
penghitungan rasio baik dari Direktorat Jenderal Pajak, Wajib Pajak,
maupun dari pihak lain.
b. kegiatan usaha Wajib Pajak dapat dibandingkan dengan rasio yang
diperoleh.
3. Pendekatan Penghitungan Rasio
3. Pendekatan Penghitungan Rasio ... lanjutan
Ø Pendekatan ini merupakan cara untuk menguji dan menghitung
kembali peredaran usaha, harga pokok penjualan, laba bruto, laba
bersih, ataupun penghasilan bruto secara keseluruhan,
Ø dengan cara mengalikan basis data dengan persentase atau rasio-
rasio pembanding.
Pendekatan Penghitungan Rasio...cont’
A Formula Dasar Penjuala Harga Biaya Piutan Moda Rasio yang
No Persediaan Aktiva
1 Pos yang dihitung n Pokok Usaha g l digunakan

Pos yang dihitung dapat berupa peredaran usaha, HPP, laba kotor, atau 1. Tidak Ada Ada Penjualan = HPP
laba neto x (1+ GPM)
2. Tidak Ada Tidak Penjualan = HPP
Basis data pada Setahun x (1+ GPM)
2 Proyeksi data setahun periode x 3. Tidak Tidak Ada Ada HPP = Rata-rata
Periode Yang persediaan x ITO
yang diidentifikasi
Teridentifikasi Penjualan = HPP
B Formula Rasio x (1+GPM)
1 Rasio Margin Laba
Kotor 4. Tidak Tidak Tidak Ada HPP = Rata-rata
(Gross Profit persediaan x ITO
Margin/GPM) Penjualan = HPP
x (1+GPM)
2 Rasio Margin Laba
Bersih 5. Tidak Tidak Ada Ada Penjualan
(Net Profit Margin/NPM) = Rata-rata
3 Perputaran Persediaan piutang x ART
Rata-Rata 6. Tidak Tidak Tidak Ada Penjualan
(Inventory = Rata-rata
Turnover/ITO) piutang x ART
4 Perputaran Piutang 7. Tidak Tidak Tidak Ada Laba Bersih =
Rata-Rata Total Aktiva x
RoA
(Account Receivable
8. Tidak Tidak Tidak Ada Laba Bersih =
Turnover/ART)
Modal x RoE
5 Rasio Pengembalian
atas Aktiva
(Return on Asset/RoA)
6 Rasio Pengembalian
atas Modal
(Return on Equity/RoE)
4. Pendekatan Satuan/Volume
Ø Pendekatan Satuan dan/atau Volume adalah cara untuk menentukan
atau menghitung kembali jumlah penghasilan bruto Wajib Pajak atau
Pos SPT lainnya dengan menerapkan harga atau jumlah laba
terhadap jumlah satuan dan/atau volume usaha yang direalisasi oleh
Wajib Pajak.
Ø Satuan adalah segala sesuatu atau variabel dalam kuantum yang
memberikan petunjuk besarnya volume usaha. Pengertian satuan
atau unit tidak hanya mengacu pada jumlah barang yang diproduksi
atau terjual saja tetapi segala variabel (dalam kuantum) yang
memberi petunjuk besarnya volume usaha.
4. Pendekatan Satuan/Volume ... lanjutan
Contoh satuan:
a. Perdagangan = kuantitas barang dagangan terjual.
b. Pabrikasi = kuantitas barang jadi yang diproduksi, kuantitas
pemakaian bahan baku, bahan pembantu, upah satuan, rendemen.
c. Jasa = variabel yang mengidentifikasikan penghasilan
tergantung karakteristik usaha WP,misalnya:
1) jasa dokter yaitu jumlah kunjungan pasien;
2) jasa pengacara yaitu jumlah jam konsultasi;
3) hotel yaitu hari penggunaan kamar, penggunaan sabun, atau
barang pembantu lainnya.
Formula Pendekatan Satuan dan/atau Volume

1. Dalam hal volume usaha dalam setahun dapat diidentifikasi maka


peredaran usaha setahun dihitung dengan cara sebagai berikut:
Peredaran Volume
= x Harga Jual
Usaha Usaha
2. Dalam hal volume usaha yang dapat diidentifikasi hanya untuk periode
tertentu, maka volume usaha sebagaimana rumus di atas diproyeksikan
dengan cara sebagai berikut:
Volume pada Setahun
Proyeksi Volume
= periode yang x Periode yang
Usaha
diidentifikasi teridentifikasi
3. Dalam hal variabel yang dapat diidentifikasikan berupa input atau proses
maka volume pada periode yang diidentifikasikan dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Volume pada Volume input Persentase untuk
periode yang = pada periode x menghasilkan
diidentifikasi tertentu output
5. Pendekatan Biaya Hidup
Ø Biaya hidup adalah seluruh pengeluaran Wajib Pajak tidak termasuk
pengeluaran yang digunakan untuk menambah kekayaan. Setidaknya
apabila Wajib Pajak tidak memiliki utang maka penghasilan Wajib
Pajak minimal sama dengan biaya hidup. Penghasilan bruto tersebut
merupakan titik impas (break even point) bagi Wajib Pajak untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa adanya penambahan harta
kekayaannya.
Ø Dalam penerapan pendekatan ini, jumlah tanggungan Wajib Pajak
serta pola dan gaya hidup dan keadaan tempat tinggal Wajib Pajak
perlu diperhatikan untuk mendapatkan jumlah biaya hidup yang
sewajarnya.
Pengeluaran Biaya Hidup
• konsumsi rumah tangga • olahraga
• transportasi • pemeliharaan harta
• pendidikan • pengeluaran berkaitan
• kesehatan dengan perolehan
• rekreasi penghasilan
• gaya hidup (lifestyle) • pajak dan retribusi
• sumbangan • pengeluaran lainnya
6. Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth)
Ø Pendekatan Pertambahan Kekayaan Bersih dilakukan dengan
menghitung selisih kekayaan bersih Wajib Pajak awal dan akhir
tahun. Kekayaan bersih adalah selisih antara harta dan
kewajiban/utang yang dimiliki oleh Wajib Pajak orang pribadi.
Ø Penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dapat
digunakan untuk konsumsi (biaya hidup) dan/atau untuk menambah
kekayaan, sehingga penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dihitung
dengan menjumlahkan pertambahan kekayaan bersih dengan biaya
hidup.
Formula:
Kekayaan Bersih akhir tahun +/+
Kekayaan Bersih awal tahun -/-
Kenaikan (pengurangan) kekayaan bersih +/-
Biaya Hidup +/+
Penghasilan bukan objek/PPh Final -/-
Penghasilan bruto xxx
Formula: (WP Pengusaha)

Kekayaan Bersih akhir tahun +/+


Kekayaan Bersih awal tahun -/-
Kenaikan (pengurangan) kekayaan bersih +/-
Biaya Hidup +/+
Biaya Usaha +/+
Penghasilan bukan objek/PPh Final -/-
Penghasilan bruto xxx
Kelengkapan untuk Pendekatan Biaya Hidup dan Pertambahan
Kekayaan Bersih (SE-65/PJ/2013)

• Surat Pernyataan Sumber Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi


• Surat Pernyataan Biaya Hidup
• Surat Pernyataan Pertambahan/Pengurangan Kekayaan Bersih
• Surat Pernyataan Kepemilikan Rekening Koran, Deposito, Tabungan,
dan Rekening Lainnya
• Surat Pernyataan Laporan Keuangan Tidak Diaudit Oleh Akuntan
Publik
Teknik Pemeriksaan
Jenis Teknik Pemeriksaan
(SE-65/PJ/2013)

a. pemanfaatan informasi internal dan/atau eksternal Direktorat


jenderal Pajak
b. pengujian keabsahan dokumen
c. evaluasi
d. analisis angka-angka
e. penelusuran angka-angka
f. penelusuran bukti
g. pengujian keterkaitan
h. ekualisasi atau rekonsiliasi
Jenis Teknik Pemeriksaan
(SE-65/PJ/2013)

i. permintaan keterangan atau bukti


j. konfirmasi
k. inspeksi
l. pengujian kebenaran fisik
m. pengujian kebenaran penghitungan matematis
n. wawancara
o. uji petik (sampling)
p. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
q. Teknik-teknik Pemeriksaan lainnya
Analisis Angka-Angka

§ Analisis angka-angka adalah penelaahan dan


penguraian atas angka-angka dan bagian-bagiannya
serta hubungannya dengan angka pada pos lain untuk
mengetahui kewajaran jumlah suatu pos.
Pengujian Keterkaitan

Pengujian keterkaitan adalah pengujian yang dilakukan


untuk meyakini suatu transaksi berdasarkan pengujian atas
mutasi pos-pos lain yang terkait atau berhubungan dengan
transaksi tersebut.
Formula Pengujian Keterkaitan (SE-65/PJ/2013)
• Pengujian Arus Barang
Formula (disesuaikan dengan jenis persediaan):
Saldo Awal Persediaan (Unit) +/+
Pembelian (Unit) +/+
Saldo Akhir Persediaan (Unit) -/-
Persediaan keluar/digunakan/dijual/HPP (Unit) xxx

• Pengujian Arus Uang


Saldo Akhir Kas/Bank +/+
Pengeluaran Kas/Bank +/+
Saldo Awal Kas/Bank -/-
Penyesuaian non penghasilan +/-
Penerimaan Kas/Bank xxx
Formula Pengujian Keterkaitan (SE-65/PJ/2013) ... lanjutan
• Pengujian Arus Piutang
Pelunasan/Penerimaan melalui Kas/Bank +/+
Pelunasan Non Kas/Bank +/+
Saldo Akhir Piutang Usaha +/+
Saldo Awal Piutang Usaha -/-
Penyesuaian +/-
Peredaran Usaha xxx

• Pengujian Arus Utang


Saldo Akhir Utang Usaha +/+
Pembelian Tunai +/+
Pelunasan Utang Usaha +/+
Saldo Awal Utang Usaha -/-
Penyesuaian +/-
Pembelian xxx
Pengujian atas arus uang dan utang piutang untuk mendapatkan nilai
tunai dan akrual dari penghasilan bruto
Ekualisasi atau Rekonsiliasi

Ekualisasi atau rekonsiliasi adalah mencocokkan saldo 2


(dua) atau lebih angka yang mempunyai hubungan satu
dengan yang lainnya. Apabila hasilnya terdapat
perbedaan, maka perbedaan tersebut harus dapat
dijelaskan.
Formula Ekualisasi atau Rekonsiliasi
Objek PPN Dalam Negeri terdiri dari:
Peredaran usaha +/+
Ditambah:
a. Uang muka pelanggan akhir +/+
b. Pendapatan ditangguhkan akhir (PPN dibayar tahun ini) +/+
a. Penyerahan antar cabang (dalam hal tidak terdapat pemusatan PPN terutang) +/+
a. Harga jual aktiva Pasal 16D UU PPN +/+
a. Penyerahan tahun sebelumnya difakturkan tahun ini +/+
a. Penggantian biaya yang pajak masukannya telah dikreditkan +/+
a. Pemakaian sendiri +/+
a. Pemberian cuma-cuma +/+
a. Penyerahan BKP/JKP lainnya +/+
a. …. dsb +/+
Jumlah +/+
Dikurangi:
a. Uang muka pelanggan awal (pastikan telah difakturkan masa sebelumnya) -/-
a. Pendapatan ditangguhkan awal (pastikan telah difakturkan tahun sebelumnya) -/-
a. Penyerahan difakturkan tahun berikutnya -/-
a. …dsb -/-
Jumlah -/-
Jumlah Penyerahan Seluruhnya +/+
Penyerahan non BKP/JKP -/-
Penyerahan BKP/JKP Menurut Pemeriksa Pajak xxx
Formula Ekualisasi atau Rekonsiliasi ...
lanjutan
Objek PPh Pemotongan 21/23/26/Final:
Macam-macam objek pada Pos Laba Rugi/Pos Neraca/Pos SPT +/+
Objek-objek lainnya (misalnya dari pembukuan)
+/+
Objek dari masa sebelumnya
+/+
Dipotong/disetor/dilaporkan masa berikutnya
-/-
Diperhitungkan sebagai objek PPh Pemotongan lain
-/-
Dipotong/disetor/dilaporkan di KPP lain
-/-
Objek Pajak Menurut Pemeriksa Pajak xxx
Bukti Pemeriksaan (Audit Evidence)
Pengertian Bukti
• Arens, Elder, dan Beasley (2012: 24) memberikan
pengertian bukti (evidence) sebagai berikut: “Evidence
is any information used by auditor to determine
whether the information being audited is stated in
accordance with the established criteria.”
Bukti Pemeriksaan Berdasarkan Standar Pemeriksaan Pajak

Standar Pelaksanaan Pemeriksaan:


• temuan hasil Pemeriksaan harus didasarkan pada bukti kompeten
yang cukup dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan
Bukti Kompeten yang Cukup
§ Bukti kompeten: bukti yang valid dan relevan dengan tetap mempertimbangkan
prinsip kewajaran dan kelaziman usaha atas transaksi Wajib Pajak yang memiliki
hubungan istimewa.
ü Valid: bukti dapat diandalkan untuk menyimpulkan suatu fakta. Tingkat
validitas bukti dipengaruhi oleh 3 hal sebagai berikut:
• Indepedensi dan kualifikasi sumber diperolehnya bukti
• Kondisi di mana bukti diperoleh
• Cara bukti diperoleh
ü Relevan adalah bahwa bukti harus berkaitan dengan pos-pos yang akan
diperiksa sebagaimana tercantum dalam Program Pemeriksaan.

Bukti yang cukup adalah bukti yang memadai untuk mendukung temuan hasil
pemeriksaan. Kecukupan terkait dengan pertimbangan profesional (professional
judgement) Pemeriksa Pajak.
Jenis Bukti Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik (physical examination)
2. Konfirmasi (confirmation)
3. Dokumentasi (documentation)
4. Prosedur analitis (analytical procedures)
5. Wawancara dengan klien (inquiries of the client)
6. Penghitungan kembali (recalculation)
7. Pelaksanaan ulang (Reperformance)
8. Observasi (observation)
Contoh Kertas Kerja PPh Pasal 21
NO. URAIAN Ref Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember GABUNGAN
1 OBJEK PAJAK
Pegawai
a.
Tetap 8.353.519.324 6.897.100.859 6.796.124.720 6.618.749.909 6.188.089.588 11.417.441.303 6.722.447.372 6.521.134.226 6.937.460.835 6.841.674.827 7.172.772.391 8.256.918.702 88.723.434.056
b. Penerima Pensiun Berkala - - - - -
Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga
c. - - - - - - - - - - - - -
Kerja Lepas
d. Bukan Pegawai - - - - - - - - - - - - -
Distributor Multilevel
d.1 - - - - - - - - - - - - -
Marketing (MLM)
d.2 Petugas Dinas Luar Asuransi - - - - - - - - - - - - -
d.3 Penjaja Barang Dagangan - - - - - - - - - - - - -
d.4 Tenaga Ahli 60.000.000 - - - - - - 9.615.385 5.000.000 - 23.600.000 5.000.000 103.215.385
Bukan Pegawai yang
d.5 Menerima Penghasilan yang - - - - - - - - - - - 97.590.583 97.590.583
Bersifat Berkesinambungan
Bukan Pegawai yang
Menerima Penghasilan yang
d.6 6.359.271 - - 806.399.162 14.020.619 3.262.015 464.434.454 446.543.619 47.783.311 429.223.933 4.530.865.830
Tidak Bersifat 1.000.855.117 1.311.984.329
Berkesinambungan
JUMLAH OBJEK PPH PASAL 21
8.419.878.595 6.897.100.859 6.796.124.720 7.619.605.026 6.994.488.750 11.431.461.922 6.725.709.387 6.995.184.065 7.389.004.454 8.153.659.156 7.244.155.702 8.788.733.218 93.455.105.854
PAJAK
2
TERUTANG
Pegawai
a. 954.158.301 898.760.086 896.431.041 887.443.024 879.810.650 1.696.356.153 907.011.591 431.552.228 860.993.562 878.209.778 888.249.952
Tetap 1.285.250.564 11.464.226.930
b. Penerima Pensiun Berkala - - - - - - - - - - - - -
d.4 Tenaga Ahli 1.500.000 - - - - - - 240.385 125.000 - 590.000 125.000 2.580.385
Bukan Pegawai yang
d.5 Menerima Penghasilan yang - - - - - - - - - - - 5.855.435 5.855.435
Bersifat Berkesinambungan
Bukan Pegawai yang
Menerima Penghasilan yang
d.6 190.771 - - 29.413.087 24.192.149 420.619 97.015 13.932.854 13.384.016 39.357.953 1.239.111 12.767.376 134.994.951
Tidak Bersifat
Berkesinambungan
Anggota Dewan Komisaris atau
Dewan Pengawas yang tidak
f. - - - - - - - - - - - - -
Merangkap sebagai Pegawai
Tetap

JUMLAH PPH PASAL 21 TERUTANG 955.849.072 898.760.086 896.431.041 916.856.111 904.002.799 1.696.776.772 907.108.606 445.725.467 874.502.578 917.567.731 890.079.063
1.303.998.375 11.607.657.701
Contoh Kertas Kerja PPh Pasal 23
No. Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 jumlah

1Deviden *) - - - - - - - - - - - - -
Bunga
2 **) 366.904.110 343.232.877 356.712.329 335.342.466 346.520.548 - 681.863.014 346.520.548 - - - 1.628.383.561 4.405.479.453

3Royalti - - - - - - - - - - - - -

4Hadiah dan penghargaan - - - - - - - - - - - - -


Sewa dan Penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan
5 harta ***) 144.800.000 170.020.968 247.796.500 155.900.000 151.900.000 154.250.000 155.900.000 17.189.144 40.650.000 24.750.000 18.950.000 15.200.000 1.297.306.612
Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa
6 Konstruksi dan jasa lain sesuai
dengan PMK-244/PMK.03/2008

a. Jasa Teknik 52.458.000 42.407.052 73.127.822 151.258.306 760.245.946 27.775.922 95.504.500 40.986.000 126.248.098 26.673.374 66.900.273 71.440.625 1.535.025.918

b. Jasa Manajemen - - - - - - - - - - - - -

c. Jasa Konsultan - - - - - - 14.900.000 - - - 102.500.000 - 117.400.000

d. Jasa Lain : ***) 236.912.225 504.017.608 347.784.692 319.877.123 381.657.243 105.293.000 315.536.929 11.342.833.533 563.239.958 685.197.268 547.255.707 245.546.907 15.595.152.193

7- - - - - - - - - - - - - -

Jumlah 801.074.335 1.059.678.505 1.025.421.343 962.377.895 1.640.323.737 287.318.922 1.263.704.443 11.747.529.225 730.138.056 736.620.642 735.605.980 1.960.571.093 22.950.364.176
Contoh Kertas Kerja PPN INDUK
Masa : Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Pembetulan Ke : 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

I. PENYERAHAN BARANG DAN JASA

A. Terutang PPN :

1. Ekspor 2.099.828.720 6.297.392.851 0 0 0 0 3.144.480.000 0 0 3.697.190.112 0 0


2. Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri 21.899.605.571 20.292.028.003 16.000.714.885 27.156.939.164 21.627.602.369 39.378.821.738 8.226.600.650 17.453.360.833 24.573.020.473 22.666.705.089 55.998.455.952 26.846.651.873
Penyerahan yang PPN-nya dipungut oleh
3. Pemungut PPN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 23.999.434.291 26.589.420.854 16.000.714.885 27.156.939.164 21.627.602.369 39.378.821.738 11.371.080.650 17.453.360.833 24.573.020.473 26.363.895.201 55.998.455.952 26.846.651.873

B. Tidak Terutang PPN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Jumlah Seluruh Penyerahan (I.A + I.B) 23.999.434.291 26.589.420.854 16.000.714.885 27.156.939.164 21.627.602.369 39.378.821.738 11.371.080.650 17.453.360.833 24.573.020.473 26.363.895.201 55.998.455.952 26.846.651.873

I. PPN Terutang

A. Terutang PPN :

1. Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri 2.189.960.557 2.029.202.798 1.600.071.490 2.715.693.917 2.162.760.239 3.928.913.249 822.660.058 1.745.336.084 2.457.302.054 2.266.670.509 5.599.845.602 2.684.665.188
Penyerahan yang PPN-nya dipungut oleh
2. Pemungut PPN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 2.189.960.557 2.029.202.798 1.600.071.490 2.715.693.917 2.162.760.239 3.928.913.249 822.660.058 1.745.336.084 2.457.302.054 2.266.670.509 5.599.845.602 2.684.665.188

II. PENGHITUNGAN PPN KURANG BAYAR/LEBIH BAYAR

A. Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri 2.189.960.557 2.029.202.798 1.600.071.490 2.715.693.917 2.162.760.239 3.928.913.249 822.660.058 1.745.336.084 2.457.302.054 2.266.670.509 5.599.845.602 2.684.665.188
B. PPN Disetor Dimuka Dalam Masa Pajak Yang Sama 0 0 1.632.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan 637.619.136 702.432.790 1.229.816.171 2.097.661.655 1.163.608.744 1.545.236.707 1.916.089.052 2.706.009.567 2.173.674.294 1.459.825.365 1.597.580.910 1.799.320.829
D. PPN yang kurang atau (lebih) bayar (II.A - II.B - II.C) 1.552.341.421 1.326.770.008 368.622.719 618.032.262 999.151.495 2.383.676.542 -1.093.428.994 -960.673.483 283.627.760 806.845.144 4.002.264.692 885.344.359
PPN yang kurang atau (lebih) bayar pada SPT yang
E. dibetulkan 0 1.335.298.008 370.517.546 618.960.262 0 0 -1.085.374.294 -951.039.823 283.848.080 0 4.003.697.117 1.213.339.359
PPN yang kurang atau (lebih) bayar karena
F. pembetulan (II.D - II.E) 0 -8.528.000 -1.894.827 -928.000 0 0 -8.054.700 -9.633.660 -220.320 0 -1.432.425 -327.995.000
G. PPN yang kurang dibayar dilunasi tanggal 15/02/2010
H. Dikompensasikan masa
Contoh KOMPARASI LAPORAN KEUANGAN
KETERANGAN AKUN 2017 2018 Selisih Vertikal % Horizontal %
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Bank 322.427.000.000 303.801.000.000 - 18.626.000.000 7,28% -6,13%
Piutang Usaha
Piutang berelasi 2.018.000.000 6.881.000.000 4.863.000.000 0,16% 70,67%
Piutang Pihak Ketiga (netto) 491.606.000.000 770.220.000.000 278.614.000.000 18,47% 36,17%
Piutang Lain-lain -
Piutang berelasi 205.000.000 48.803.000.000 48.598.000.000 1,17% 99,58%
Piutang Pihak Ketiga 53.420.000.000 35.379.000.000 - 18.041.000.000 0,85% -50,99%
Persediaan 45.495.000.000 55.368.000.000 9.873.000.000 1,33% 17,83%
Beban Dibayar Dimuka (Netto) 1.712.000.000 749.000.000 - 963.000.000 0,02% -128,57%
Uang Muka 5.100.000.000 5.452.000.000 352.000.000 0,13% 6,46%
Pajak Dibayar Dimuka 474.000.000 1.919.000.000 1.445.000.000 0,05% 75,30%
Total Aset Lancar 922.457.000.000 1.228.572.000.000 306.115.000.000 29,45% 24,92%
ASET TIDAK LANCAR -
Taksiran tagihan PPh 14.897.000.000 26.651.000.000 11.754.000.000 0,64% 44,10%
Piutang Pihak berelasi 122.494.000.000 - - 122.494.000.000 0,00% #DIV/0!
Uang Muka Pembelian Aset Tetap 49.517.000.000 171.176.000.000 121.659.000.000 4,10% 71,07%
Aset Pajak Tangguhan 38.692.000.000 55.418.000.000 16.726.000.000 1,33% 30,18%
Aset Tetap Netto 2.169.885.000.000 2.656.140.000.000 486.255.000.000 63,68% 18,31%
Aset Lain-lain Netto 28.683.000.000 33.250.000.000 4.567.000.000 0,80% 13,74%
Total Aset tidak lancar 2.424.168.000.000 2.942.635.000.000 518.467.000.000 70,55% 17,62%
TOTAL ASET 3.346.625.000.000 4.171.207.000.000 824.582.000.000 100,00% 19,77%
Contoh KOMPARASI LAPORAN KEUANGAN
KETERANGAN AKUN 2017 2018 Selisih Vertikal % Horizontal %
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank Jangka pendek 584.882.000.000 - - 584.882.000.000 0,00% #DIV/0!
Utang Usaha
Utang usaha berelasi 75.864.000.000 13.608.000.000 - 62.256.000.000 0,76% -457,50%
Utang usaha Pihak Ketiga (netto) 101.676.000.000 189.787.000.000 88.111.000.000 10,53% 46,43%
Utang Lain-lain -
Utang usaha berelasi 237.600.000.000 74.515.000.000 - 163.085.000.000 4,14% -218,86%
Utang usaha Pihak Ketiga (netto) 292.878.000.000 335.780.000.000 42.902.000.000 18,64% 12,78%
Utang Pajak 70.039.000.000 50.317.000.000 - 19.722.000.000 2,79% -39,20%
Akrual 20.730.000.000 31.955.000.000 11.225.000.000 1,77% 35,13%
Liabilitas Imbalan kerja karyawan Jangka Pendek 40.584.000.000 68.445.000.000 27.861.000.000 3,80% 40,71%
Obligasi Jangka Pendek 20.000.000.000 - - 20.000.000.000 0,00% #DIV/0!
Wesel Bayar Jangka Menengah 147.829.000.000 - - 147.829.000.000 0,00% #DIV/0!
Utang Bank 111.123.000.000 264.751.000.000 153.628.000.000 14,70% 58,03%
Pendapatan Diterima dimuka 16.164.000.000 10.880.000.000 - 5.284.000.000 0,60% -48,57%
Utang Sewa Pembiayaan 2.586.000.000 - - 2.586.000.000 0,00% #DIV/0!
Total Liabilitas Jangka Pendek 1.721.955.000.000 1.040.038.000.000 - 681.917.000.000 57,73% -65,57%
LIABILITAS JANGKA PANJANG -
Utang Bank 433.868.000.000 600.800.000.000 166.932.000.000 33,35% 27,78%
Pendapatan Diterima dimuka 4.750.000.000 3.447.000.000 - 1.303.000.000 0,19% -37,80%
Utang Sewa Pembiayaan 3.650.000.000 237.000.000 - 3.413.000.000 0,01% -1440,08%
Obligasi 124.291.000.000 - - 124.291.000.000 0,00% #DIV/0!
Liabilitas Imbalan kerja karyawan 96.608.000.000 156.976.000.000 60.368.000.000 8,71% 38,46%
Liabilitas pajak tangguhan 4.974.000.000 - - 4.974.000.000 0,00% #DIV/0!
Total Liabilitas jangka panjang 668.141.000.000 761.460.000.000 93.319.000.000 42,27% 12,26%
TOTAL LIABILITAS 2.390.096.000.000 1.801.498.000.000 - 588.598.000.000 100,00% -32,67%
Contoh KOMPARASI LAPORAN KEUANGAN
KETERANGAN AKUN 2017 2018 Selisih Vertikal % Horizontal %
PENDAPATAN NETTO
RUMAH SAKIT
Rawat Inap
Obat dan Perlengkapan medis 518.844.000.000 627.149.000.000 108.305.000.000 20,51% 17,27%
Layanan rawat inap 476.263.000.000 595.515.000.000 119.252.000.000 19,47% 20,03%
layanan tindakan 366.349.000.000 470.168.000.000 103.819.000.000 15,37% 22,08%
layanan penunjang medis 201.937.000.000 229.161.000.000 27.224.000.000 7,49% 11,88%
Jasa Medis 117.935.000.000 159.025.000.000 41.090.000.000 5,20% 25,84%
Administrasi dan lainnya 113.024.000.000 144.280.000.000 31.256.000.000 4,72% 21,66%
Diskon asuransi - 12.132.000.000 - 10.543.000.000 1.589.000.000 -0,34% -15,07%
Sub Jumlah 1.782.220.000.000 2.214.755.000.000 72,42% 0,00%
Rawat Jalan
Obat dan Perlengkapan medis 646.595.000.000 658.879.000.000 12.284.000.000 21,55% 1,86%
Layanan penunjang medis 248.461.000.000 303.354.000.000 54.893.000.000 9,92% 18,10%
layanan poliklinik 201.515.000.000 220.326.000.000 18.811.000.000 7,20% 8,54%
layanan IGD 26.229.000.000 25.844.000.000 - 385.000.000 0,85% -1,49%
Jasa Medis 23.816.000.000 29.253.000.000 5.437.000.000 0,96% 18,59%
Administrasi dan lainnya 17.482.000.000 16.439.000.000 - 1.043.000.000 0,54% -6,34%
Sub Jumlah 1.164.098.000.000 1.254.095.000.000 89.997.000.000 41,01% 7,18%
Selisih tarif peket - 268.121.000.000 - 419.543.000.000 - 151.422.000.000 -13,72% 36,09%
Sub Jumlah 2.678.197.000.000 3.049.307.000.000 371.110.000.000 99,71% 12,17%
Non Rumah Sakit
Aset KSO - 4.028.000.000 4.028.000.000 0,13% 100,00%
Pendapatan manajemen - 4.756.000.000 4.756.000.000 0,16% 100,00%
Jumlah 2.678.197.000.000 3.058.091.000.000 379.894.000.000 100,00% 12,42%
Contoh KOMPARASI LAPORAN KEUANGAN
KETERANGAN AKUN 2017 2018 Selisih Vertikal % Horizontal %
BEBAN POKOK PENDAPATAN
RUMAH SAKIT
Obat dan Perlengkapan medis 729.681.000.000 824.706.000.000 95.025.000.000 48,38% 11,52%
Gaji dan Kesejahteraan 448.880.000.000 457.155.000.000 8.275.000.000 26,82% 1,81%
Penyusutan 58.595.000.000 79.936.000.000 21.341.000.000 4,69% 26,70%
Biaya Rujukan 75.431.000.000 79.418.000.000 3.987.000.000 4,66% 5,02%
Layanan penunjang medis 65.954.000.000 70.347.000.000 4.393.000.000 4,13% 6,24%
Kamar Rawat Inap dan Tindakan 29.474.000.000 49.616.000.000 20.142.000.000 2,91% 40,60%
Perbaikan dan Pemeliharaan 17.367.000.000 54.288.000.000 36.921.000.000 3,19% 68,01%
Makanan dan Minuman 35.519.000.000 37.665.000.000 2.146.000.000 2,21% 5,70%
Beban Poli dan IGD 41.423.000.000 39.261.000.000 - 2.162.000.000 2,30% -5,51%
Lain-lain 7.011.000.000 7.953.000.000 942.000.000 0,47% 11,84%
Sub Jumlah 1.509.335.000.000 1.700.345.000.000 191.010.000.000 99,76% 11,23%
Non Rumah Sakit
Pendidikan dan Pelatihan - 4.138.000.000 4.138.000.000 0,24% 100,00%
Jumlah 1.509.335.000.000 1.704.483.000.000 195.148.000.000 100,00% 11,45%
Contoh KOMPARASI LAPORAN KEUANGAN
KETERANGAN AKUN 2017 2018 Selisih Vertikal % Horizontal %

BEBAN USAHA
Beban Penjualan
Pemasaran dan Iklan 7.640.000.000 11.695.000.000 4.055.000.000 1,17% 34,67%
Lain-lain 7.414.000.000 8.375.000.000 961.000.000 0,83% 11,47%
Jumlah Beban 15.054.000.000 20.070.000.000 5.016.000.000 2,00% 24,99%
Beban Administrasi dan Umum
Gaji dan Tunjangan 354.706.000.000 562.456.000.000 207.750.000.000 56,04% 36,94%
Penyusutan 105.603.000.000 123.388.000.000 17.785.000.000 12,29% 14,41%
Perbaikan dan Pemeliharaan 100.651.000.000 98.436.000.000 - 2.215.000.000 9,81% -2,25%
Liabilitas Imbalan Karyawan 22.273.000.000 46.721.000.000 4,66% 0,00%
Listrik air dan Telepon 53.903.000.000 38.003.000.000 - 15.900.000.000 3,79% -41,84%
Perlengkapan Kantor 22.822.000.000 26.667.000.000 3.845.000.000 2,66% 14,42%
Transportasi 19.284.000.000 25.714.000.000 6.430.000.000 2,56% 25,01%
Perizinan, retribusi dan perpajakan 8.164.000.000 13.432.000.000 5.268.000.000 1,34% 39,22%
Jasa Propesional 9.879.000.000 10.206.000.000 327.000.000 1,02% 3,20%
Pelatihan dan Pendidikan 21.469.000.000 7.145.000.000 - 14.324.000.000 0,71% -200,48%
Cadangan kerugian nilai piutang 1.190.000.000 3.896.000.000 2.706.000.000 0,39% 69,46%
Penghapusan Piutang 8.594.000.000 - - 8.594.000.000 0,00% #DIV/0!
Lain-lain 47.601.000.000 27.454.000.000 - 20.147.000.000 2,74% -73,38%
Jumlah Beban Administrasi dan Umum 776.139.000.000 983.518.000.000 207.379.000.000 98,00% 21,09%
Jumlah 791.193.000.000 1.003.588.000.000 212.395.000.000 100,00% 21,16%
Contoh KOMPARASI LAPORAN KEUANGAN

KETERANGAN AKUN 2017 2018 Selisih Vertikal % Horizontal %

PENGHASILAN LAIN-LAIN

Penghasilan Sewa 5.297.000.000 18.015.000.000 12.718.000.000 50,11% 70,60%

Pendapatan Waralaba - 13.557.000.000 13.557.000.000 37,71% 100,00%

Rugi Penghapusan Aset - 2.166.000.000 - 5.548.000.000 - 3.382.000.000 -15,43% 60,96%

Laba penjualan aset 204.000.000 1.147.000.000

Lain-lain 4.560.000.000 8.783.000.000 4.223.000.000 24,43% 48,08%

Jumlah 7.895.000.000 35.954.000.000 28.059.000.000 100,00% 78,04%

Anda mungkin juga menyukai