Anda di halaman 1dari 29

PUBLIC HEARING:

DRAF EKSPOSUR (DE)


STANDAR JASA INVESTIGASI (SJI)

Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) II

IAPI

Senin, 22 Februari 2021

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 1


▪ Draf Eksposur (DE) Standar Jasa Investigasi
(SJI) diterbitkan sebagai panduan bagi
Akuntan Publik dalam melaksanakan
Perikatan Jasa Investigasi, bagian dari
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

▪ SJI diterbitkan oleh IAPI adalah untuk


Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan
Publik (KAP), bukan untuk selain AP/KAP, dan
tidak dimaksudkan menghilangkan peluang
para praktisi lainnya dalam memberikan jasa
di bidang investigasi /akuntansi forensik,
audit kecurangan, dan lainnya.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2


Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan tanggapan terhadap DE SJI, baik yang
isinya pro/mendukung maupun yang isinya
kotra/menolak isi SJI.

Penerimaan tanggapan secara tertulis diperpanjang sampai dengan akhir bulan


Februari 2021, harap disampaikan melalu email ke alamat: teknis@iapi.or.id

Tanggal berlaku efektif akan ditentukan kemudian setelah mempertimbangkan


semua masukan dan pembahasan lebih lanjut dalam rapat-rapat Dewan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 3


UU Tipikor (UU 31/1999 jo. UU 20/2001 Pasal 32 ayat (1)

Dalam hal penyidik menemukan dan berpendapat bahwa satu atau lebih unsur tindak
pidana korupsi tidak terdapat cukup bukti, sedangkan secara nyata telah ada
kerugian keuangan negara, maka penyidik segera menyerahkan berkas perkara
hasil penyidikan tersebut kepada Jaksa Pengacara Negara untuk dilakukan gugatan
perdata atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan untuk mengajukan gugatan.

Yang dimaksud dengan "secara nyata telah ada kerugian keuangan negara"
adalah kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan hasil
temuan instansi yang berwenang atau Akuntan Publik yang ditunjuk.

SPAP yang mana yang harus dipakai


oleh Akuntan Publik (AP)?

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 4


Pedoman Perikatan Investigasi untuk Akuntan Publik
diterbitkan awal Agustus 2017 oleh
Komite Jasa Investigasi (KJI) IAPI dan Tim Adhoc Penyusunan Pedoman,
setelah melalui proses Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri pula oleh
Bapak/Ibu dari BPK RI, BPKP, KPK, Kejaksaan Agung, Bareskrim Polri, dan PPPK

Draf Eksposur (DE) Standar Jasa Investigasi (SJI)


diterbitkan pada bulan Januari 2021 oleh
DSPAP II IAPI

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 5


Tanggapan yang Masuk yang Kontra terhadap DE SJI

Ybs mengusulkan agar IAPI membatalkan keputusan penerbitan dan pemberlakuan DE SJI,
dengan alasan:
1. Ybs memahami banyak pihak penyidik yang meminta AP untuk mendukung suatu kegiatan
investigasi dalam bentuk jasa dengan label “audit ” dengan tujuan memperoleh suatu opini
atau kesimpulan atas suatu kasus. Ybs berpendapat bahwa edukasi terhadap pihak-pihak
adalah penting supaya mereka dapat memahami batasan kompetensi dan keahlian seorang
Akuntan Publik.
2. Penghitungan kerugian adalah bagian dari proses akuntansi forensik yang menggunakan
pendekatan akuntansi manajemen, bukan akuntansi keuangan. Dalam pemahaman ybs,
akuntansi forensik dan akuntansi manajemen tidak berada di bawah kewenangan IAPI.
3. Ybs menilai definisi investigasi dalam DE SJI 5000 paragraf 8 sangat luas. Tidak seluruh
jenis investigasi berada dalam wilayah kompetensi AP. Kecurangan yang melibatkan
kejahatan siber dan/atau yang membutuhkan kompetensi/perangkat digital dalam proses
investigasinya , misalnya, akan memerlukan keahlian di luar disiplin Akuntansi.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 6


Tanggapan yang Masuk yang Kontra terhadap DE SJI - lanjutan

4 . Yb s b erpendapat pada u mumn ya AP tidak men gua sa i pema ha man ata s KUHP dan KUHAP padah al
da la m D E SJI 500 0 pa ra graf 6 men ghar u skan AP men g acu kepada KUH P dan KU HAP da lam
men en t u kan si f at , sa at , d a n lu a s prosed u r ja sa y a n g d i la ku kan .

5 . Yb s b er pendapat tidak sehar usn ya jasa i nv est i gasi di kateg or ikan sebag a i ja sa a su ran s la inn y a ya ng
mer u ju k D E SJ I 5 0 0 0 pa ra g raf 7 d a n U U A P.

6 . Yb s b er p enda pat bah w a i n v est i gator tid ak di perb oleh ka n member i kan key akin an ata u opi n i
seba gai mana da la m peker jaa n a su ran s . In vest i gasi da pat di la ku kan t an pa har us mend ef in i si kan k ri t eri a
karena t ujuan i n v est ig asi ada lah u ntuk menc ar i fakta dan bukt i t er jad i at au tidak t er jadin y a
kec u ran g an .

7 . Yb s b er pendapat jasa pen gh it un gan kerug i an keuan ga n (D E SJ I 54 00 ) bu kan meru pakan ja sa a sura ns
karena A P mela kukan pen gh itu n gan seca ra lan gsun g dan b uka n melakuka n pemer iksaa n da n ev a luasi
at a s h a si l pen g h i t u ng an ker u g i a n keu a n g an b erd asarkan su at u k r i t er i a t olok u ku r y a n g d i sepa kati .

8 . Yb s b erpendapat ja sa pember i an ket eran ga n a hli (DE SJ I 55 00 ) bu kan mer u paka n ja sa asu ran s karena
h al pokok (subjec t matter ) dan k ri t er ia t idak dapat d i id ent if ika si dala m keg iat an pemb eri an ket eran gan
a h li .

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 7


Apakah Jasa Investigasi termasuk Jasa Asurans atau Bukan?

SJT/ISRS: SPR/ISRE: SA/ISA:


SPA/ISAE:
Non- Limited a) Reasonable Assurance Reasonable
Assurance Assurance b) Limited Assurance Assurance

FRA
UU AP: Forensic:
▪ Ps. 3 ayat (1) a. Jasa Audit atas informasi keuangan historis = Jasa Asurans Absolute
▪ Penjelasan Ps. 3 ayat (3) jasa Audit Kinerja = Bukan Asurans Assurance

Pedoman Penugasan Bidang Investigasi BPKP:


▪ Asurans: Audit investigatif; Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara.
▪ Asurans: Pemberian keterangan ahli yang merupakan kelanjutan audit penghitungan kerugian keuangan
negara.
▪ Konsultansi: Pemberian keterangan ahli yang bukan merupakan kelanjutan penugasan audit penghitungan
kerugian keuangan negara.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 8


Apakah Jasa Investigasi termasuk Jasa Asurans atau Bukan?

Yang kontra terhadap DE SJI mempermasalahan jasa investigasi dikategorikan sebagai jasa asurans
lainnya (DE SJI 5000 paragraf 7), dan permasalahan ini telah sampai dan menjadi perhatian PPPK pula, oleh
karena itu DSPAP II dan Dewan Pengurus IAPI telah bertemu dengan PPPK secara khusus membahas hal ini.

Dalam public hearing ini kita tidak membahas lagi pro-kontra perihal ini, tetapi masih terbuka masukan
terhadap hal ini, silahkan disampaikan paling lambat akhir bulan Februari 2021 melalui email ke alamat:
teknis@iapi.or.id

SJI diterbitkan oleh IAPI adalah untuk Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik
(KAP), bukan untuk selain AP/KAP, dan tidak dimaksudkan menghilangkan peluang
para praktisi lainnya dalam memberikan jasa di bidang investigasi/akuntansi
forensik, audit kecurangan, dan lainnya.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 9


Definisi Investigasi (DE SJI 5000 paragraf 8)

Investigasi adalah aktivitas/proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan/ merekam


fakta/bukti secara sistematis dan terukur yang bertujuan untuk mengungkapkan terjadi atau
tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan tindakan litigasi.
Namun demikian, yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan penyimpangan
keuangan atau melawan hukum adalah hakim di pengadilan, bukan Akuntan Publik.

Ada yang menilai definisi investigasi dalam DE SJI 5000 paragraf 8 sangat luas. Tidak seluruh
jenis investigasi berada dalam wilayah kompetensi AP. Kecurangan yang melibatkan kejahatan
siber dan/atau yang membutuhkan kompetensi/perangkat digital dalam proses investigasinya,
misalnya, akan memerlukan keahlian di luar disiplin Akuntansi

Ada yang memberikan masukan bahwa definisi investigasi yang dikaitkan dengan litigasi berupa
penyelesaian perkara di antara para pihak yang bersengketa berpotensi tidak dapat
mengakomodasi permintaan jasa investigasi yang tidak berkaitan dengan sengketa.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 10


Kompetensi untuk Melakukan Jasa Investigasi
1. DE SJI 5000 par. 18. b: AP yang melakukan perikatan jasa investigasi harus memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi di bidang investigasi, yang diperoleh dari
pendidikan formal, pelatihan, sertifikasi yang diterbitkan IAPI, dan pengalaman kerja.
2. DE SJI 5100 par. 7 s.d 12 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional .
3. Certified Professional Investigator (CPI) dari IAPI.
4. Pembanding di luar negeri:
• Certified in Financial Forensic s (CFF) dari AICPA dan CPA Canada.
• Financial Forensic Accounting (FFA) dari ISCA.
• dan masih banyak lagi macam sertifikasi seperti Certified Forensic Acc ounting Professional
(CFAP), Certified Bank Forensic Acc ountant (CBFA), Certified Stock Market Forensic
Ac counting Professiona l (CSMFA), Certified Forensic Acc ountant (CFA), Certified Fraud
Examiners (CFE), dan lain-lain.
Ada masukan agar ada periode transisi pada saat diberlakukan SJI nantinya

IAPI terbuka untuk menjalin kerja sama dengan asosiasi profesi lainnya di bidang investigasi.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 11


Ruang Lingkup

• Mengatur, mendefinisikan dan mengidentifikasi


perikatan jasa investigasi yang dilakukan oleh AP
dan KAP.

• Kerangka ini menyediakan pula acuan bagi pihak


DE SJI – 5000 terasosiasi dan pihak-pihak lain yang terlibat
dalam perikatan jasa investigasi.
KERANGKA
PERIKATAN JASA 5 (lima) unsur perikatan jasa investigasi yang
dilakukan oleh AP/KAP
INVESTIGASI
Hal Pokok dan
Hubungan Tiga
Informasi Hal Kriteria
Pihak
Pokok

Suatu Laporan
Bukti Audit
Akuntan Publik

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 12


Kriteria
▪ AP harus menggunakan kriteria yang sesuai
dengan konteksnya dalam suatu perikatan jasa
DE SJI 5000 paragraf 17: investigasi (DE SJI 5000 paragraf 32)
Perikatan jasa investigasi ▪ 5W + 2 H (DE SJI 5300 paragraf 8.d):
adalah perikatan yang: ▪ What (Apa – jenis penyimpangan)
• Mengharuskan penerapan ▪ Who (Siapa – pihak yang terkait)
keahlian akuntansi dan
audit, keahlian investigatif, ▪ Where (Dimana – tempat penyimpangan)
serta pola pikir (mindset) ▪ When (Kapan – waktu terjadinya
investigatif; dan penyimpangan)
• Mencakup suatu ▪ Why (Mengapa – penyebab terjadi
perselisihan atau potensi
penyimpangan)
perselisihan, atau adanya
risiko, pertimbangan atau ▪ How (Bagaimana – modus penyimpangan)
pernyataan kecurangan ▪ How much (Berapa banyak)
atau tindakan ilegal atau
perilaku tidak etis. ▪ Minimum informasi harus memenuhi kriteria
3W (What, Where, When)
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 13
Identifikasi jenis-jenis
dan Alur Perikatan
Jasa Investigasi

Jenis Perikatan Jasa Investigasi:


• Audit investigatif; dan/atau
• Penghitungan kerugian
keuangan; dan/atau
• Pemberian keterangan ahli.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 14


Ruang Lingkup

SJI 5100 ditetapkan sebagai dasar untuk dapat


menerapkan dan melakukan perikatan jasa
investigasi dan berkaitan dengan independensi,
objektivitas, integritas, skeptisisme profesional,
DE SJI – 5100 keahlian, kompetensi, dan hal lainnya yang dapat

STANDAR UMUM berupa:

JASA INVESTIGASI • Manajemen risiko ketika melakukan perikatan


jasa investigasi (DE SJI 5200);

• Audit investigatif (DE SJI 5300); dan/atau

• Penghitungan kerugian keuangan (DE SJI


5400); dan/atau

• Pemberian keterangan ahli (DE SJI 5500).


© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 15
Pelaksanaan jasa investigasi harus mengedepankan:

KOMPETENSI DAN
ETIKA (DE SJI 5100 par.3- KEHATI-HATIAN DOKUMENTASI (DE SJI
6) PROFESIONAL (DE SJI 5100 par.13-16)
Dalam melakukan perikatan 5100 par. 7-12) AP yang melakukan perikatan
jasa investigasi, harus jasa investigasi, termasuk Pihak
mematuhi kode etik yaitu: AP yang melakukan perikatan Terasosiasi harus
jasa investigasi, termasuk Pihak mendokumentasikan hal-hal
- Integritas Terasosiasi harus memiliki yang signifikan dalam
- Objektivitas kompetensi yang memadai menyediakan bukti yang
dalam bidang investigasi mendukung laporan
- Kompetensi dan kehati-hatian yang dibuktikan dengan
profesional pelaksanaan perikatan dan
sertifikat yang diterbitkan bukti bahwa perikatan
- Kerahasiaan oleh IAPI , dan pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan
- Perilaku profesional kompetensi secara Standar Jasa Investigasi.
berkelanjutan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 16


Ruang Lingkup
DE SJI 5200 ini menetapkan ketentuan yang harus
dilaksanakan dalam melakukan manajemen risiko untuk
perikatan jasa investigasi berupa:
• Audit investigatif; dan/atau
• Penghitungan kerugian keuangan; dan/atau
• Pemberian keterangan ahli.

DE SJI – 5200 Standar ini disusun untuk menetapkan hal-hal signifikan


termasuk penilaian risiko yang harus dilakukan sebelum
MANAJEMEN memutuskan untuk menerima dan melaksanakan
RISIKO perikatan termasuk penentuan Imbal Jasa Investigasi
sesuai yang ditetapkan oleh Pengurus IAPI.

Pada umumnya risiko perikatan jasa investigasi


dipertimbangkan lebih tinggi dibandingkan dengan
risiko perikatan audit laporan keuangan karena laporan
dari hasil pelaksanaan perikatan jasa investigasi akan
digunakan untuk tindakan litigasi, sedangkan laporan
audit atas laporan keuangan digunakan untuk tujuan
umum (general purpose).
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 17
Ruang Lingkup

Permintaan jasa audit investigatif dapat berupa:

• Pengembangan temuan hasil audit sebelumnya


yang terindikasi penyimpangan yang
DE SJI – 5300 menyebabkan kerugian keuangan.

AUDIT INVESTIGATIF • Permintaan dari entitas usaha.

• Permintaan dari Instansi Penyidik, Kejaksaan,


Kepolisian, dan/atau Penetapan Pengadilan,
yang dapat ditindaklanjuti dengan perikatan
audit investigatif; perikatan penghitungan
kerugian keuangan; serta perikatan pemberian
keterangan ahli.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 18


Tahapan Pelaksanaan

Penerimaan
Masalah, Kasus,
dan/atau Perencanaan Pelaksanaan
Perkara.

• Permintaan jasa audit • Pengumpulan bukti.


investigatif berasal dari
• Evaluasi bukti.
entitas usaha.
• Permintaan jasa audit
investigatif berasal dari
instansi penyidik
dan/atau penetapan
pengadilan.

Setelah tahap pelaksanaan selesai selayaknya AP atau Pihak terasosiasi melakukan


pengomunikasian ekspose hasil audit investigatif kepada pihak yang berkepentingan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 19


Penerimaan Masalah, Kasus, dan/atau Perkara

DE SJI 5300 paragraf 3: Perikatan audit investigatif dilaksanakan berdasarkan


hasil reviu atas ekspose, yaitu proses pengungkapan secara formal suatu
masalah, kasus, dan/atau perkara.

Ada masukan, usul direvisi menjadi:


Perikatan audit investigatif dilaksanakan berdasarkan hasil reviu atas ekspose,
yaitu proses pengungkapan secara formal suatu masalah, kasus, dan/atau
perkara oleh Penyidik serta hasil observasi di lapangan oleh Akuntan
Publik/Kantor Akuntan Publik yang hasilnya dinilai layak audit (auditable).

Usulan serupa untuk paragraf 14.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 20


Menolak Permintaan Perikatan Audit Investigatif

DE SJI 5300 paragraf 11: Permintaan perikatan audit investigatif dari Instansi Penyidik tidak dapat
dipenuhi pada kondisi berikut:
a. Diketahui bahwa Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
atau lembaga APIP lainnya, yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian/ lnspektorat Lembaga Pemerintah
NonKementerian/ Inspektorat Pemerintah Daerah sedang atau sudah melakukan perikatan audit
investigatif atas kasus yang sama.
b. Diketahui bahwa salah satu Instansi Penyidik lainnya sedang atau sudah melakukan
penyelidikan/penyidikan atas kasus yang sama.

AP/KAP menyampaikan surat pemberitahuan yang ditujukan kepada Instansi Penyidik mengenai tidak
dapat dipenuhinya perikatan audit investigatif dengan menyebutkan alasan sebagaimana tersebut di atas.

Ada masukan, usul direvisi menjadi:


Ditambahkan kalimat “atau Kantor Akuntan Publik”.
a. Diketahui bahwa Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
atau lembaga APIP lainnya, yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian/ lnspektorat Lembaga Pemerintah
NonKementerian/ Inspektorat Pemerintah Daerah/Kantor Akuntan Publik sedang atau sudah
melakukan perikatan audit investigatif atas kasus yang sama.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 21
Unsur-Unsur Pokok Laporan Akuntan Publik atas Hasil Audit Investigatif

1. Laporan diberi judul: Laporan Akuntan Publik atas Hasil Audit Investigatif.
2. Pihak yang dituju.
3. Suatu paragraf yang berisi pernyataan bahwa perikatan dilaksanakan berdasarkan Standar
Jasa Investigasi yang ditetapkan oleh IAPI.
4. Suatu paragraf yang berisi pernyataan bahwa yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu
perbuatan penyimpangan keuangan atau melawan hukum adalah hakim di pengadilan ,
bukan AP.
5. Suatu identifikasi dan deskripsi tentang informasi hal pokok, mencakup antara lain:
• Saat atau periode yang berkaitan dengan pengevaluasian atau pengukuran hal pokok;
• Jika relevan, nama entitas atau komponen entitas yang berkaitan dengan hal pokok;
• Suatu penjelasan tentang karakteristik hal pokok;
• Pengidentifikasian kriteria;
• Jika relevan, suatu penjelasan keterbatasan yang signifikan dan inheren;
• Uraian Hasil Pelaksanaan Audit Investigatif; dan
• Kesimpulan .
6. Tanggal Laporan.
7. Nama AP, tanda tangan, dan nomor izin/registrasi AP dari Menteri Keuangan.
8. Nama KAP, Nomor Izin Usaha KAP, dan alamat KAP apabila belum dicantumkan dalam kop
suratnya KAP.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 22


Ruang Lingkup dan Pelaksanaan

• Jasa investigasi adalah jasa penghitungan


kerugian keuangan yang diakibatkan oleh
suatu masalah, kasus, dan/atau perkara dengan
perbuatan penyimpangan yang sudah

DE SJI – 5400 ditentukan hanya oleh hakim di pengadilan.

PERHITUNGAN Kesimpulan atas hasil penghitungan tersebut

KERUGIAN akan digunakan untuk mendukung tindakan


litigasi, sebagaimana yang diatur dalam SJI
KEUANGAN
5000.

• Permintaan jasa investigasi berupa


penghitungan kerugian keuangan dapat
berasal dari entitas usaha atau dari instansi
penyidik.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 23
DE SJI 5400 paragraf 1

Ada masukan berdasarkan Ybs mengetahui isi Pedoman Perikatan Investigasi


untuk Akuntan Publik lalu dibandingkan dengan isi DE SJI 5400.

Ybs mengusulkan agar ruang lingkup kerugian keuangan dapat dijelaskan


berdasarkan sudut pandang sumber dana kerugian keuangan. Entitas Sektor
Swasta juga dapat memiliki potensi berhadapan dengan kerugian keuangan
negara apabila berpartisipasi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Dengan demikian, Akuntan Publik diharapkan akan dapat menilai risiko
perikatannya dengan lebih baik.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 24


Tahapan Pelaksanaan

Penerimaan
Masalah, Kasus, Perencanaan Pelaksanaan
dan/atau Perkara.

• Menetapkan pendekatan, • Langkah-langkah pelaksanaan


prosedur, dan teknik yang akan perikatan penghitungan
digunakan dalam menguji suatu kerugian keuangan mencakup
penyimpangan. reviu atas dokumen, prosedur
• Merencanakan metode analitis, pengujian fisik,
penghitungan kerugian obervasi, konfirmasi,
keuangan. wawancara, klarifikasi, dan
• Menetapkan prosedur dan
rekonstruksi fakta berdasarkan
langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam mengumpulkan bukti-bukti audit yang
serta mengevaluasi bukti diperoleh.
termasuk bukti berupa
keterangan ahli lainnya jika
diperlukan yang mendukung
simpulan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 25


Unsur-Unsur Pokok Laporan Penghitungan Kerugian Keuangan
1. Laporan diberi judul: Laporan Akuntan Publik atas Penghitungan Kerugian Keuangan.
2. Pihak yang dituju.
3. Suatu paragraf yang berisi pernyataan bahwa perikatan dilaksanakan berdasarkan
Standar Jasa Investigasi yang ditetapkan oleh IAPI.
4. Suatu paragraf yang berisi pernyataan bahwa yang menentukan terjadi atau tidaknya
suatu perbuatan penyimpangan keuangan atau melawan hukum adalah hakim di
pengadilan , bukan AP.
5. Suatu identifikasi dan deskripsi tentang informasi hal pokok, mencakup antara lain:
• Saat atau periode yang berkaitan dengan pengevaluasian atau pengukuran hal pokok;
• Jika relevan, nama entitas atau komponen entitas yang berkaitan dengan hal pokok;
• Suatu penjelasan tentang karakteristik hal pokok;
• Pengidentifikasian kriteria;
• Jika relevan, suatu penjelasan keterbatasan yang signifikan dan inheren
• Uraian Hasil Pelaksanaan Audit Investigatif; dan
• Kesimpulan .
6. Tanggal Laporan.
7. Nama AP, tanda tangan, dan nomor izin/registrasi AP dari Menteri Keuangan.
8. Nama KAP, Nomor Izin Usaha KAP, dan alamat apabila belum dicantumkan dalam kop
suratnya KAP.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 26


Ruang Lingkup

Pemberian keterangan ahli dilakukan ol eh AP sebagai dari


perikatan audit investigatif dan perikatan penghit ungan
kerugian keuangan.

AP dapat pul a diminta untuk memberikan keterangan ahl i


DE SJI – 5500 sedangkan audit investigatif dan pengh itungan kerugian

PEMBERIAN keuangan telah dilakukan oleh pihak lain, antara lain:

KETERANGAN AHLI • Entitas usaha yang sebel umnya telah membuat perikatan
dengan AP untuk melakukan jasa audit investigatif
dan/atau penghitungan kerugian keuangan;

• Entitas usaha lainnya yang sudah menghitung kerugian


keuangan dan meminta AP untuk memberikan
keterangan ahli; serta

• Instansi penyidik.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 27


Tahapan Pelaksanaan

1. Penerimaan Masalah, Kasus, 3. Pelaksanaan:


dan/atau Perkara Pemberian keterangan ahli dilakukan oleh AP dengan
mereviu kertas kerja, pelaksanaan pemberian
keterangan ahli untuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
di Instansi Penyidik, pelaksanaan pemberian
2. Perencanaan: keterangan ahli untuk persidangan, dan
Perencanaan yang memadai harus pendokumentasiannya.
dibuat berdasarkan SJI 5200, SJI
5300, dan SJI 5400 yang relevan Dalam hal ini pertanyaan kritikal harus menjadi pokok
dengan jasa pemberian perhatian bagi AP.
keterangan ahli.

4. Setelah tahap pelaksanaan selesai selayaknya AP atau


Pihak terasosiasi melakukan Pengomunikasian
Ekspose Hasil Audit Investigatif kepada Pihak yang
Berkepentingan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 28


Terima kasih

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 29

Anda mungkin juga menyukai