Anda di halaman 1dari 17

Hak pemegang saham di CG dan Fungsi Kepemilikan Kunci

Kasus: The (Un)Social Network


PSIKOLOGI AUDIT

Kelompok 6
Dominggus Richardo Rampisela – 123011901013
Evie Sibarani – 123011901018
Makalah ini Randy untuk –Memenuhi
DisusunAditya Tugas Mata Kuliah
123012001076
Satria Wibawa – 123011911060
TATA KELOLA / CORPORATE GOVERNANCE
Srirahayu - 123011911064
Disusun Oleh :

Bangkit Puji Pratama

Vinda Khaerunnida

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
CASE 6.4. TOMMY O’CONNELL,
2018 AUDIT SENIOR

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
APRIL 2021
KATA PENGANTAR
I. GARIS BESAR KASUS

Tommy O'Connell adalah seorang senior audit yang melakukan audit terhadap
Altamesa, perusahaan pembuatan girder baja. Untuk mempelajari lebih lanjut
tentang Altamesa, Tommy berdiskusi dengan Casi McCall, Senior audit pada
pekerjaan Altamesa pada dua tahun sebelumnya. Menurut Casi, manajemen
Altamesa mengambil posisi agresif mengenai beban akrual akhir tahun dan
pengakuan pendapatan. Perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian
untuk pendapatan yang diakui karena kontrak penjualannya diperpanjang selama
dua hingga lima tahun. Casi menceritakan beberapa perselisihan dengan kepala
akuntan perusahaan mengenai perkiraan tahap penyelesaian pekerjaan yang sedang
berjalan. Dalam upaya untuk "front load" sebanyak mungkin keuntungan pada
pekerjaan, kepala akuntan biasanya berkeras bahwa pekerjaan lebih lama dari
sebelumnya.

Sebelum memulai karyanya di Altamesa, Jack Morrison meminta Tommy


untuk membawa Carl Wilmeth ke Amarillo sebagai stafnya. Carl adalah akuntan
staf baru, dia baru dengan pengalaman yang hanya beberapa bulan saja. Tommy
tidak menghargai sikap sombong Carl, dan kurangnya pengalaman membuatnya
menjadi pertanyaan yang patut dipertanyakan dalam penugasan Altamesa. Dia
mendengar tentang kinerja Carl dari senior yang telah mengawasi carl, bahwa dia
tidak menyelesaikan semua prosedur audit yang ditugaskannya, kasus ini membuat
para senior mengalami kesulitan untuk mengkonfirmasi kecurigaan mereka.

Audit Altamesa sedang berjalan lancar. Tommy sibuk berusaha melepaskan


metode yang kompleks Altamesa untuk mengalokasikan biaya overhead untuk
pekerjaan dalam proses. Jadi dia tidak sempat mengulas kertas kerja Carl. Tommy
mengadakan wawancara dengan akuntan utama Altamesa. Dia menemukan bahwa
Casi benar: kepala akuntan jelas bermaksud mengakui keuntungan dalam pekerjaan
yang sedang berjalan secepat mungkin. Untuk memahami keputusan akuntansi
Altamesa untuk kontrak jangka panjangnya, Tommy menghabiskan waktu
beberapa jam tanpa batas waktu untuk membalik-balik lembar kerja dan kontrak
pesanan pekerjaan. Tommy dan Carl Bekerja 50 sampai 60 jam per minggu untuk
penugasan Altamesa. Tommy bekerja keras untuk mendapatkan pengakuan sebagai
senior "superstar". Bahkan dia mengorbankan waktu bersama istrinya.

Akhirnya, Akhir Agustus pekerjaan Altamesa selesai. Jack Morrison


menghargai pekerjaan Carl, karena dia tidak pernah melihat staf melakukan
dokumen kerja bersih dan terorganisir. Tapi nyatanya, performa Carl tidak terlalu
bagus. Tommy telah merencanakan untuk mendiskusikan kinerja pekerjaan Carl
dengan Morrison. Tapi dia enggan melakukannya. Tommy menyadari bahwa
sebagai atasan langsung Carl, dia bertanggung jawab atas pekerjaan itu.

Fakta Utama:

1. Manajemen Altamesa mengambil posisi agresif mengenai beban akrual akhir


tahun dan pengakuan pendapatan.
2. Carl adalah seorang akuntan staf dengan pengalaman hanya beberapa bulan.
Dia menggunakan budget dengan sangat baik dalam tugasnya. Carl telah
menyelesaikan sebuah tugas dalam waktu kurang dari 60 jam ketika anggaran
audit diberikan 100 jam. Senior yang mengawasi Carl menduga bahwa dia telah
menyelesaikan semua prosedur audit yang ditugaskan kepadanya.
3. Setiap kali Tommy bertanya mengenai sebuah isu penting. Kepala akuntan
menjawabnya dengan cara yang menjijikkan dengan mengerutkan bibirnya dan
mengusap rambutnya. Dia kemudian menanggapi dengan jawaban bertele-tele
dan berbelit-belit yang dimaksudkan untuk membingungkan daripada memberi
tahu.
4. Tommy telah merencanakan untuk duduk bersama Morrison dan berbicara
dengannya tentang kinerja Carl. Tapi dia enggan melakukannya.
II. PENJELASAN KARAKTER DALAM KASUS

Jack Morrison = Partner / atasan Firma Akuntan tempat Tommy bekerja

Karakter : Introvert, Tipe Expresive style ditandai dengan tidak melakukan Analisa pekerjaan secara
menyeluruh, mudah mengambil kesimpulan, dalam hal ini terkait dengan kinerja dari Carl yang hanya dilihat
sekilas dan langsung menilai pekerjaan Carl bagus. Memiliki gaya kepemimpinan yang dominan, ditandai
dengan adanya ego dalam menilai pekerjaan Carl secara sepihak.

Casi Mc Call = Auditor sebelum nya

Karakter : karakter yang Nampak adalah memiliki professional dalam bekerja hal ini
dilihat dari keterbukaan dalam menyampaikan karakter dan masalah klien (Altamesa)

Suzie = Istri Tommy

Karakter : Seperti wanita umumnya yang lebih memilih untuk suami memiliki banyak
waktu untuk dirinya, sangat bertolak belakang dengan profesi Tommy sebagai auditor.

Memiliki karakter expressive karena menampakan kekecewaannya ketika Tommy lebih


banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan nya.

Carl = Junior Auditor

Karakter : Cenderung Ekstrovert dan tidak memiliki etos kerja, karena ketika Tommy sibuk memeriksa akun
biaya Altamesa, Carl memilih untuk ke klub malam. Carl senang bersosilisasi dengan lingkungan exclusive
melalui olahraga golf.

Carl diindikasikan memiliki previllege , karena berasal dari sosial yang tinggi sehingga pekerjaan nya tidak
terlalu dilihat, melainkan kolega nya yang dapat menaikan value nya.

Tommy = Senior Auditor

Karakter : Cenderung Introvert, dapat dilihat karena sering bertanya dalam benak diri sendiri, memiliki gaya
komunikasi amailable, karena menahan diri untuk tidak membahas kinerja Carl, padahal Tommy berada pada
posisi yang tidak menguntungkan dan dianggap salah menilai kinerja Carl.

Gaya Kepemimpinan : Influence, ditandai dengan antusias dan optimis menerima penugasan untuk Altamesa
Manufacturing karena alasan ada peluang untuk mengenal Morrison lebih dekat, akan tetapi kekurangan
dalam tipe influence semisal tidak memperhatikan hal detail tidak ditemukan pada diri Tommy, karena
Tommy dengan detail memeriksa cost revenue matching method Altamesa.Tommy memiliki etos kerja
tinggi, menjalankan prosedur audit dengan benar, dimulai dari berkomunikasi dengan Casi (auditor
sebelumnya)

Gober = Accounting Internal Altamessa

Karakter: Gober sangat jelas bertujuan meningkatkan performance laporan keuangan


perusahaan, diantara nya adalah mengakui pendapatan ketika barang di produksi, Hal ini
berkaitan dengan IFRS 15 revenue recognition from customer contract, di Indonesia adalah
PSAK 72, pendapatan dapat diakui ketika progress pengerjaan dISERAHkan ke pelanggan,
dalam Hal ini Gober melihat auditor sebagai ancaman karena dapat menganulir pendapatan nya,
gober bersikap ekspresiv dan cenderung berkarakter ekstrovert, sebisa mungkin Cover akan fight
dengan auditor
III. LANDASAN TEORI

I. 10 STANDAR AUDIT MENURUT GAAS

Kita sering mendengar istilah GAAP di akuntansi di mana GAAP adalah singkatan
dari Generally Accepted Accounting Principle. Di dalam auditing, ada sebuah
istilah yang disebut GAAS yang merupakan singkatan dari Generally Accepted
Auditing Standard.

GAAS adalah aturan-aturan dan pedoman umum yang digunakan akuntan publik
yang terdaftar atau bersertifikat dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pemeriksaan laporan keuangan klien.

Di dalam GAAS terdapat 10 standar audit yang menjadi pedoman auditor dalam
melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan yang dikelompokkan dalam 3
standar. yaitu standar umum (general standards), standar pekerjaan lapangan
(standards of field work) dan standar pelaporan (standards of reporting).

Standar Umum (General Standards)

1. Competence, audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2. Independence, dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Due Professional Care, dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan
seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work)

4. Adequate Planning and Proper Supervision, pekerjaan harus direncanakan


sebaik-baiknya dan jika digunakan , asisten harus disupervisi dengan
semestinya.
5. Understanding the Entity, Environment, and Internal Control, pemahaman
yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh
untk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang harus dilakukan.
6. Sufficient Competent Audit Evidence, bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang diaudit.

Standar Pelaporan (Standards of Reporting)

7. Financial Statements Presented in Accordance with GAAP, laporan audit


harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
8. Consistency in the Application of GAAP, laporan audit harus menunjukkkan
keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya
dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
9. Adequacy of Informative Disclosures, pengungkapan informative dalam
laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam
laporan audit.
10. Expression of Opinion, laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai
laporan keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diterima.

II. KODE ETIK AKUNTAN PROFESIONAL


1. Prinsip Objektivitas

SEKSI 120
120.1 Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak
membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari
pihak lain, yang dapat mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya.
120.2 Akuntan Profesional mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat
mengganggu objektivitasnya. Namun tidak mungkin untuk mendefinisikan dan
memberikan rekomendasi atas seluruh situasi yang akan dihadapi oleh Akuntan
Profesional. Akuntan Profesional tidak akan memberikan layanan profesional
jika suatu keadaan atau hubungan menyebabkan terjadinya bias atau dapat
member pengaruh yang berlebihan terhadap pertimbangan profesionalnya.
2. Integritas auditor
SEKSI 110
110.1 Prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk bersikap
lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
Integritas juga berarti berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.

110.2 Akuntan Profesional tidak boleh terkait dengan laporan, pernyataan


resmi, komunikasi, atau informasi lain ketika Akuntan Profesional meyakini
bahwa informasi tersebut terdapat:
a) kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;
b) pernyataan atau informasi yang dilengkapi secara sembarangan; atau
c) penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan
sehingga akan menyesatkan.
Ketika menyadari bahwa dirinya telah dikaitkan dengan informasi semacam
itu, maka Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang
diperlukan agar tidak dikaitkan dengan informasi tersebut.

110.3 Akuntan Profesional dianggap tidak melanggar ketentuan paragraf 110.2


sepanjang Akuntan Profesional memberikan laporan yang telah diperbaiki
terkait dengan permasalahan yang terdapat dalam paragraf tersebut.
III. Aturan Yang Berlaku di Indonesia
❖ Tujuan PSAK 72 adalah untuk menetapkan prinsip yang diterapkan entitas
untuk melaporkan informasi yang berguna kepada pengguna laporan
keuangan tentang sifat, jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan dan
arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan.
▪ PENGAKUAN
Mengidentifikasi Kontrak
Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan dalam ruang lingkup
pernyataan ini hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:
a) para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara
tertulis, lisan atau sesuai dengan praktik bisnis pada umumnya)
dan berkomitmen untuk melaksanakan kewajiban mereka
masing-masing;
b) entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barang
atau jasa yang akan dialihkan
c) entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang
atau jasa yang akan dialihkan;
d) kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, atau
jumlah arus kas masa depan entitas diperkirakan berubah
sebagai akibat dari kontrak); dan
e) kemungkinan besar (probable) entitas akan menagih imbalan
yang akan menjadi haknya dalam pertukaran barang atau jasa
yang akan dialihkan ke pelanggan. Dalam mengevaluasi apakah
kolektibilitas dari jumlah imbalan kemungkinan besar terjadi,
entitas hanya mempertimbangkan kemampuan dan intensi
pelanggan untuk membayar jumlah imbalan ketika jatuh tempo.
Jumlah imbalan yang akan menjadi hak entitas mungkin lebih
kecil dari jumlah yang tercatat dalam kontrak jika imbalan
bersifat variabel karena entitas dapat menawarkan suatu konsesi
harga kepada pelanggan.
❖ Untuk tujuan penerapan Pernyataan ini, tidak terdapat suatu kontrak , jika
setiap pihak dalam kontrak memiliki hak yang dapat dipaksakan secara
sepihak untuk mengakhiri kontrak takterlaksana penuh (wholly
unperformed contract) tanpa adanya kompensasi kepada pihak lain. Sebuah
kontrak tak terlaksana penuh jika kedua kriteria berikut terpenuhi:
1. entitas belum mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada
pelanggan; dan
2. entitas belum menerima, dan belum berhak menerima, imbalan
apapun dalam pertukaran dengan barang atau jasa yang dijanjikan.
❖ Ketika kontrak dengan pelanggan tidak memenuhi kriteria dan entitas
menerima imbalan dari pelanggan, maka entitas mengakui imbalan yang
diterima sebagai pendapatan hanya ketika salah satu peristiwa berikut
terjadi:
1. entitas tidak memiliki sisa kewajiban untuk mengalihkan barang atau
jasa kepada pelanggan dan seluruh, atau secara substansial seluruh,
imbalan yang dijanjikan pelanggan telah diterima entitas dan tidak dapat
dikembalikan;
2. atau kontrak telah diakhiri dan imbalan yang diterima dari pelanggan
tidak dapat dikembalikan.

Di indonesia terdapat standar audit yang berlaku yaitu Standar Professional


Akuntan Piblik (SPAP) yang sudah dikembangkan dari tahun 1975 yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan
Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Struktur dan standar dalam SPAP telah mengalami perubahan beberapa kali
yaitu :
• SPAP 2011 di dasari oleh US GAAS tahun 1998 → Namun tidak di update
secara kontinyu dengan US Professional Standarnya yang mengakibatkan
perubahan.
• SPAP 2013 didasarkan pada Handbook fo Internal Quality Auditing,
Review, Other Assurance and Related Services Pronuncement 2010 → yang
membedakan dengan sebelumnya ialah pemisahan perikatan audit
assurance dengan non-assurance.
• ISA (International Standards on Auditing) yang diadopsi oleh indonesia
pada tahun 2014
Implementasi ISA membuat beberapa perbedaan dengan Standard audit yang
telah diterapkan di Indonesia sebelumnya yaitu, sebelumnya terdapat 10 standar
yang dikelompokan menjadi 3 Standar yaitu :
a) Standar Umum (General Standards) →
✓ Competence
✓ Independence
✓ Due Professional Care
b) Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work)
✓ Adequate Planning and Proper Supervision,
✓ Understanding the Entity, Environment, and Internal Control
✓ Sufficient Competent Audit Evidence
c) Standar Pelaporan (Standards of Reporting)
✓ Financial Statements Presented in Accordance with GAAP
✓ Consistency in the Application of GAAP
✓ Adequacy of Informative Disclosures
✓ Expression of Opinion
ISA tidak mengelempokan standar audit menjadi 3 kelompok mlainkan
sebagai berikut :
a. Prinsip Umum dan Tanggung Jawab (SA.200 s/d 265)
b. Pengendalian mutu dan respon terhadap Resiko Audit (SA.300s/d SA.265)
c. Bukti audit dalam pemeriksaan Entitas (SA.500 s/d SA.580)
d. Standar penggunaan pekerjaan lain (SA.600 s/d SA.620)
Perbedaan ini berhubungan dengan perubahan acuan standar pelaporan
keuangan yang ada di Indonesia dimana yang awalnya menggunakan US GAAP
menjadi IFRS, yang membuat perubahan secara signifikan dari peneraparan Rule
Based menajdi principle based yang membuat standar audit menjadi risk based
audit, dimana risk based audit memiliki sifat konservatif.
IV. PERTANYAAN KASUS

1. Bandingkan dan bedakan peran professional senior audit dan staff akuntan.
Dalam analisis anda, pertimbangkan perbedaan tanggung jawab yang di
bebankan pada masing-masing peran, pekerjaan terkait tekanan dimana harus
mengahadapi dua peran yang berbeda dan bagaimana setiap peran berkontribusi
terhadap kesuksesan dalam penyelesaian penugasan audit. Manakah dari dua
peran ini yang : A) Lebih penting B) Lebih stress (tertekan), pertahankan pilihan
anda
2. Asumsikan jika anda sebagai Tommy O’Connell dan telah mempelajari bahwa
Carl akan bekerja sama di penugasan audit Altamesa. Apakah anda akan
menghandle situasi ini dengan cara yang berbeda dengan Tommy? Jelaskan.
3. Asumsikan jika sebagai Tommy O’Connel. Carl mendesak anda untuk
melakukan sesuatu dipertengahan penugasan Altamesa. Anda mencurigai bahwa
Carl tidak menyelesaikan semua prosedur penugasan, tetapi diwaktu bersamaan
anda sedang bergulat dengan sesuatu yang penting dalam menghadapi klien. Apa
yang akan anda lakukan ? Apa yang dapat anda lakukan untuk mengkonfirmasi
kecurigaan anda bahwa Carl tidak menyelesaikan tugasnya.
4. Asumsikan bahwa Jack Morrison mereview kertas kerja Altamesa. Hingga saat
Tommy tidak mengatakan apa-apa kepada Morrison tentang kecurigaannya
terhadap Carl. Apakah anda memiliki tanggung jawab proffesional untuk
mengangkat masalah ini dengan Morrison?, Jelaskan
5. Asumsikan pada beberapa point Tommy mengatakan Morrison bahwa dia
mencurigai Carl tidak menyelesaikan tugasnya. Satu-satunya bukti yang
mendukung teorinya adalah bahwa faktanya Carl dapat menyelesaikan
pekerjaannya dibawah anggaran pada setiap tugas utamanya pada satu periode
selama beberapa bulan. Jika menjadi Jack Morrison bagaimana anda mengatasi
masalah ini ?
V. PEMBAHASAN KASUS

1. Peran keduanya sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam audit laporan
keuangan, namun tolak ukur kesuksesan dapat dibagi menjadi dua yaitu sukses
menyelesaikan audit dengan wajar atau sukses menyelesaikan audit dengan
wajar dan benar.
• Jika menyelesaikan audit dengan wajar, maka peran senior auditor lebih
penting karena, cakupan pekerjaan senior auditor lebih luas dibandingkan
dengan staffnya, dimana mualai dari penilaian risiko, penetapan rencana dan
prosedur audit hingga prosedur audit diserahkan kepada staffnya dan
mereview kerjaan staff hingga menyiapkan laporan audit. Itu semua sangat
menetukan kelancaran dalam mengerjakan suatu perikatan.
• Jika menyelesaikan audit dengan wajar dan benar maka staff/junior auditor
memiliki peran lebih penting, dikarenakan porsi kerjaan yang dimiliki oleh
junior lebih banyak kedalam prosedur yang berkaitan dengan dokumentasi
audit, seperti vouching dan prosedur lainnya yang membutuhkan supporting
document. Jika seorang junior tidak memiliki integritas dan kompetensi,
maka kertas kerja audit junior tersebut belum tentu benar dan belum tentu
juga sempat di review oleh seniornya seperti yang di lakukan Tomy, maka
senior hingga manager audit pun belum tentu dapat menemukan kesalahan
dari kertas kerja juniornya tersebut.

Peran dan tanggung jawab diatas akan


membuat senior audit lebih stres karena
tanggung jawab untuk merencanakan audit
dengan sewajarnya dan merancang
pendekatan audit. Hal tersebut berguna
untuk memungkinkan auditor untuk
memperoleh bukti yang cukup dan tepat,
menjaga biaya audit yang wajar, dan
menghindari kesalahpahaman terhadap
klien.
2. Menurut kelompok kami, kami akan menolak Carl sebagai asisten kami. Karena
sebagai auditor apakah itu senior atau staf, harus memiliki pelatihan teknis yang
memadai dan kemampuan untuk melakukan audit. Mengharuskan auditor untuk
memiliki pendidikan formal di bidang audit dan akuntansi dan pengalaman
praktis yang memadai.

Secara umum, jika kami Tommy O'Connell dan telah belajar bahwa Carl Wilmeth akan bekerja
pada audit keterlibatan Altamesa, kami akan khawatir. Alasannya bukan hanya karena pengalaman,
keangkuhan, dan reputasi buruk profesional Carl, tetapi juga karena prestasi kerja pribadi kami yang
penting untuk promosi kami. Kami tahu bahwa sebagai senior, kami bertanggung jawab untuk
pekerjaan staf. Namun, kami akan mencoba untuk mengatasi tantangan ini dengan berurusan dengan
itu berbeda dibandingkan dengan bagaimana Tommy menangani situasi. Kami akan sangat berhati-hati
dalam jenis tugas yang diberikan kepada Carl. Kemudian, kami akan memberikan perhatian khusus
pada apa yang dia lakukan setiap hari dan mencoba untuk membimbingnya melalui tindakan yang
tepat.
Karena memakan waktu untuk memverifikasi detail yang tunggal karya Carl sekaligus, kami akan
bertanya setiap hari satu ringkasan halaman dari pekerjaan dia dilakukan. Juga, sebagai audit senior
yang bertanggung jawab dalam audit keterlibatan Altamesa, sebelum memulai perikatan, kami akan
mengadakan pertemuan dengan tim audit untuk mengingatkan mereka tentang tanggung jawab mereka.
Selain itu, ketika kami mengevaluasi kinerja staf akuntan kami, kami akan mengembangkan
dengan sangat rinci indeks kinerja kuantitatif, yaitu waktu kerja dan volume; Selain itu, kami akan
membangun beberapa indeks kualitatif kinerja, upaya komunikasi yaitu atau gelar kontribusi untuk
kerja sama tim. Karena memakan waktu untuk memverifikasi detail yang kerjakan Carl, kami akan
mencoba meminta kepada partner perikatan audit untuk dapat menambah junior untuk dapat bergabung
dalam perikatan audit Altamesa, untuk dapat membagi volume kerja yang banyak tadi sehingga tidak
ada lagi pekerjaan yang tidak selesai.
3. Menurut kelompok kami, kami akan melakukan hal yang lebih penting yang
merupakan masalah dalam menghadapi klien. Setelah kami menyelesaikan
masalah ini saatnya untuk mengevaluasi kinerja Carl. Untuk mengkonfirmasi
kecurigaan kami terhadap Carl Saya akan menggunakan laporan yang Carl tidak
melakukan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana audit dan prosedur audit.
Karena Standard Audit mengharuskan auditor untuk mengakumulasi bukti yang
cukup dan tepat. Tanpa mengikuti prosedur audit tersebut kualitas bukti akan
menurun.

Carl menyelesaikan tugas yang seharusnya 100 jam dalam waktu 60 jam saja. Pada tahun sebelumnya,
untuk menyelesaikan tugas yang sama persis diperlukan waktu 110 jam. Fakta ini memberikan peringatan
bagi kami bahwa mungkin saja Carl tidak melakukan pekerjaannya dengan ketekunan dan profesional. Kami
percaya bahwa memberi lebih banyak pekerjaan untuk Carl pada saat ini tidak akan memberikan kontribusi
untuk keberhasilan perikatan audit. Oleh karena itu, kami akan menunggu sampai keputusan lebih lanjut
dibuat tentang kelalaian Carl setelah diskusi dengan Jack Morrison.
Untuk mengumpulkan bukti kelalaian Carl, kami pertama kali akan menghubungi dua auditor senior
yang telah mengawasi Carl. Mereka juga menduga bahwa ia tidak menyelesaikan semua prosedur auditnya
ditugaskan. Kami akan meminta saran dua auditor senior tentang apa yang harus kami lakukan tentang situasi
ini kami hadapi. Kami juga akan mencoba untuk mencari tahu apakah mereka memiliki bukti bahwa Carl
tidak melakukan pekerjaannya. Kami akan meminta auditor senior apakah mereka terus mencatat jumlah
waktu yang dihabiskan Carl pada setiap tugas dibandingkan dengan waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan
yang sama dilakukan oleh akuntan staf lain. Setelah menghubungi dua pengawas Carl sebelumnya, kami akan
menghubungi Jack Morrison dan menjelaskan kepadanya tentang situasi kami saat ini menghadapi. Kami
akan menjelaskan kepada Jack tentang kecurigaan kami bahwa Carl tidak melakukan tugasnya bersama
dengan catatan waktunya dihabiskan untuk tugas masing-masing dibandingkan dengan yang diberikan waktu
yang dihabiskan oleh akuntan staf sebelumnya pada tugas yang sama. Kami akan meminta saran Jack tentang
apa yang harus kami lakukan.
4. Menurut kelompok kami, Ya, kami memiliki tanggung jawab untuk
menginformasikan Morrison tentang kecurigaan kami terhadap Carl. Karena
sebagai seorang profesional kami harus memiliki etika untuk memberitahu fakta
atau kebenaran. "Menurut aturan 102 - Integritas dan Objektivitas Dalam kinerja
dari setiap layanan profesional, anggota harus menjaga obyektivitas dan
integritas, harus bebas dari konflik kepentingan, dan tidak akan dengan sengaja
salah merepresentasikan fakta atau bawahan."

Ya, kami percaya bahwa kami memiliki tanggung jawab profesional untuk meningkatkan hal ini
tentang Carl tidak melakukan tugas dengan ketekunan dan perawatan profesional karena. Fakta ini
akan membawa pertanyaan tentang dua standar audit umum Audit. Kompetensi Carl sebagai staf
akuntan serta profesionalismenya seharusnya sesuai dengan AU Bagian 230 yaitu “profesionalisme
harus dilakukan dalam melakukan pekerjaan dan dalam menyiapkan laporan audit”. AU bagian 230
.06 menyatakan : “Auditor harus menyerahkan tugas dan diawasi sepadan dengan tingkat
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang
mereka periksa. Mitra perikatan harus tahu, minimal, standar akuntansi dan audit profesional yang
relevan dan harus memiliki pengetahuan tentang klien. Mitra perikatan bertanggung jawab atas
tugas tugas untuk, dan pengawasan, anggota tim perikatan.
5. Sebagai Partner yang menjadi penanggung jawab dalam perikatan audit, kami
harus mengambil keputusan dengan melakukan beberapa hal:
a. Menanyakan secara langsung kepada Tommy apakah kewajibannya
sebagai supervisor sudah benar-benar dilaksanakan kemudian
menanyakan kepada tommy jika kecurigaan tommy harus
memberikan bukti yang lebih akurat misalnya dengan memberikan
kertas kerja review dari tommy yang menunjukkan bahwa Carl tidak
melaksanakan semua prosedur audit yang ada;
b. Setelah mengetahui kepastian dari Tommy, yang didasarkan kepada
bukti, kami memberitahukan kepada Carl bahwa tindakan-tindakan
yang dilakukan Carl keliru dan dapat memberikan salah saji dalam
melakukan pengujian karena tidak dilaksanakan berdasarkan standar
bahkan atas hal tersebut jika terjadi permasalahan hukum dapat
mengakibatkan Carl dan Firma Audit harus menghadapi tuntutan
hukum.
c. Memberikan sangsi pemecatan kepada Carl apabila memang
terbukti melakukan hal tersebut.

Menurut Standar Audit No 10, Mitra perikatan bertanggung jawab atas keterlibatan dan kinerjanya.
Dengan demikian, mitra perikatan bertanggung jawab untuk pengawasan yang tepat dari kerja anggota tim
perikatan dan untuk memenuhi standar PCAOB, termasuk standar tentang menggunakan tenaga ahli, auditor
lain, auditor internal, dan lain-lain yang terlibat dalam kontrol pengujian. Oleh karena itu, tanggung jawab
atau memastikan bahwa pekerjaan audit yang memadai telah dilakukan dalam perikatan audit untuk
mengeluarkan opini audit yang benar adalah tugas partner. Jika anggota tim tidak mengikuti program audit
maka tidak ada jaminan bahwa daerah mereka telah diuji disajikan secara wajar dan oleh karena itu, opini
audit yang diterbitkan berdasarkan pekerjaan staf dilakukan memiliki kemungkinan yang tidak benar.
Menurut standar, senior memiliki tanggung jawab profesional untuk menginformasikan mitra mengenai
kecurigaan mereka.
VI. KESIMPULAN & REKOMENDASI

Peran senior auditor maupun junior auditor sangatlah penting, keduanya


harus dapat bekerja sama dalam satu tim, untuk mencapai kesuksesan dalam audit
laporan keuangan. Namun peran seorang senior auditor lebih besar karena Sebagian
besar tanggung jawabnya senior audit mengawasi, memantau, dan meninjau
pekerjaan akuntan staf, yang biasanya mengumpulkan sebagian besar bukti audit
pada suatu perikatan. Selain itu, para senior biasanya diminta untuk melakukan
yang terbaik bagi seluruh perusahaan termasuk para rekanan. Selain itu integritas
dan kompetensi seroang auditor juga sebagai kunci untuk mencapai kesuksesan
dalam audit.
Kami merekomendasikan bahwa akan ada pertemuan mingguan atau
bulanan senior auditor untuk evaluasi kinerja junior, progress terkait audit, masalah
yang perlu ditangani dan lain-lain agar semuanya dapat dilakukan tindakan yang
tepat dan menghindari konflik di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/391401327/Makalah-Case-Tommy-Baru
https://www.slideshare.net/AriSastiaAsmarani/3-psikologi-audit
https://www.coursehero.com/file/76305375/Tommy-OConnell-Audit-Seniordocx/
https://www.termpaperwarehouse.com/essay-on/Tommy-OConnell-Senior-
Auditor/318950
https://www.essaytyping.com/case-6-4-tommy-oconnell-audit-senior/
https://pdfslide.net/documents/kasus-kasus-audit.html
https://studymoose.com/tommy-oconnell-audit-senior-essay
https://prezi.com/cuoftbpmu3fs/audit-project-case-64/

SEKIAN &
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai