Anda di halaman 1dari 57

Inti Tax Dispute di dalam

Pemeriksaan Transfer Pricing


(Jilid 1)
Free Webinar | 10 Feb 2021 | Pratama-Kreston Tax Research Institute
Dr. Prianto Budi S., Ak., CA., MBA
2

 Nama lengkap : Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA


 Nama panggilan : Prianto atau Prie
 Tempat, tgl lahir : Purwokerto, 8 September 1971
 Keluarga : 1 istri, 6 anak, 2 menantu, 2 cucu
 Pendidikan : D3 STAN (1993) - D4 STAN (1999) - S2 UGM (2012) - S3 FISIP UI (2020)
 Pekerjaan : • Pernah bekerja di Ditjen Pajak - pemeriksa fungsional di Karikpa Jakarta Enam (1994 – 1999)
• Pernah bekerja sebagai auditor/konsultan di KAP Kanaka Puradiredja & Rekan (1999-2004)
• Pendiri/pemilik PT Pratama Indomitra Konsultan dengan 100 pegawai (2010 – skrg)
• Pengajar S1 Fak. Ilmu Administrasi UI (Sep 2014 – skrg)
• Pengajar S2 Fak. Ilmu Administrasi UI (Sep 2020 – skrg)
• Pengajar S2 Magister Administrasi Institut STIAMI (Sep 2020 – skrg)
 Organisasi : • Ketua Bidang Kompartemen Akuntan Pajak Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jakarta
• Ketua Bid. Penelitian & Pengembangan IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) Pusat
• Anggota Komite Perpajakan IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia)

Biodata Narasumber
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
3

‫سأْت ُ ْم فَلَ َها‬


َ َ ‫س ْنت ُ ْم ِلَ ْنُِ ِس ُْ ْم َاِاِ ْن ا‬
َ ‫س ْنت ُ ْم ا َ ْح‬
َ ‫اِ ْن ا َ ْح‬
...Jika kamu berbuat baik, kamu berbuat baik untuk
Spirit Hidup dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, (kerugian
kejahatan) itu untuk dirimu sendiri ... (QS 17:7)

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
4

ِ‫ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﻨﺎﺱِ ﺃَﻧْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻟِﻠﻨﺎﺱ‬


Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang
Spirit Hidup bermanfaat bagi orang lain. (HR. Ahmad,
Thabrani, Daruqutni. Disahihkan Al Albani
dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
5

Spirit Hidup
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda:
”Apabila ‘anak Adam itu mati, terputuslah amalnya,
kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus
menerus, pengetahuan yang dimanfaatkan, dan anak
sholeh yang mendoakan dia.” (HR Muslim)

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
6

Sesi 1:
Agenda 1. Latar Belakang
Pembahasan 2. Konsep Pemeriksaan Pajak
3. Konsep Risk-Based Tax Audit

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi


Saptono, Ak., CA., MBA
7

Latar Belakang
Agenda 1

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
8

Sumber: David, Meissner, and Novy (2011) dalam (Elms & Low, 2013, hal. 15)

Fenomena Global Value Chains


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
9

Dulu: Produk dihasilkan oleh 1


perusahaan di 1 negara
Kini: Produk dihasilkan oleh banyak
Sumber: diolah dari Baldwin (2011, hal. 6) dalam (Elms & Low, 2013, hal. 17) perusahaan di lintas negara

Fenomena Global Value Chains


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
10

Fenomena
Global Value
Chains

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
11

Fenomena
Global Value
Chains

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
12
Sumber gambar:
http://www.worldbank.org/
en/topic/trade/publication/
book-making-global-
value-chains-work-for-
development

Fenomena Global Value Chains


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
13

Sumber:
http://dfat.gov.au/about-
us/publications/trade-
investment/trade-at-a-
glance/trade-at-a-glance-
2013/PublishingImages/bo
eing_787_large.jpg

Fenomena Global Value Chains


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
14

Sumber:
Global value chains and
Japan-Brazil FTA for XVIII
JBECC (Nakatomi, 2015)

Fenomena Global Value Chains


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
15

Sumber: Exploiting Global-value


Chains and Knowledge-Based Capital
for Growth (Wyckoff, 2013)

Fenomena Global Value Chains


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
100% 7 Value added
90% 16
6 by second
80%
Decomposition 70%
5 tier suppliers
Value added
of gross 60% 4
by first tier
exports 50% 3 suppliers
40% 2
30%
Value added
20% in the
1 country of
Final 10%
final
consumption Final 0%
assembly production
5
1

4
6
Sumber: (OECD, 2012, hal. 2)
2 Trade in inputs
Trade in 3 (second tier
inputs (first
tier suppliers) suppliers)

Model Global Value Chains


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
17

 Globalisasi telah menguntungkan ekonomi domestik


di banyak negara karena terjadi efisiensi.
 Globalisasi memengaruhi rezim PPh badan di
banyak negara ketika ekonomi menjadi lebih
Dampak terintegrasi secara global, begitu pula perusahaan.

Globalisasi  Perkembangan di atas telah membuka peluang bagi


perusahaan multinasional untuk meminimalkan
terhadap Pajak beban pajak mereka.
 Salah satu caranya adalah dengan menerapkan
transfer pricing yang merupakan bagian dari BEPS
(Base Erosion & Profit Shifting)

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
18

Skema Transfer Pricing

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
19

Perihal Starbuck (Rp) Google (Rp) Amazon.com (Rp)


1. Omzet 6.646.600.000.000 43.420.000.000.000 55.110.000.000.000
2. PPh 0 100.200.000.000 0
3. % 0 0,2% 0

Dampak Globalisasi terhadap Pajak


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
20

 OECD telah memainkan peranan yang signifikan dengan


meluncurkan 15 Action Plan on BEPS yang dilandasi oleh tiga
pilar, seperti terangkum di slide di halaman berikut.
 Dari 15 rencana aksi BEPS tersebut, ada 4 action plan yang
berkaitan dengan isu transfer pricing, yaitu:
 Action plan 8,
Cara Otoritas  Action plan 9,
Pajak Mengatasi  Action plan 10, dan
 Action plan 13.
BEPS: Transfer
 Keempat Action Plan di atas telah dikodifikasi ke dalam OECD
Pricing Transfer Pricing Guidelines 2017.
 Indonesia juga telah mengadopsi keempat Action Plan di atas,
khususnya Action Plan 13, ke dalam Peraturan Menkeu no.
Peraturan Menkeu No. 213/PMK.03/2016 yang berlaku mulai
30 Des. 2016.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
21

No. Action Plan Pilar


1. Address the tax challenges of the digital economy Digital Economy
2. Neutralise the effects of hybrid mismatch arrangements Coherence
3. Strengthen CFC rules Coherence
4. Limit base erosion via interest deductions and other Coherence
financial payments
5. Counter harmful tax practices more effectively, taking into account transparency and Coherence
substance
6. Prevent treaty abuse Substance
7. Prevent the artificial avoidance of PE status Substance
8, 9, 10 Assure that transfer pricing outcomes are in line with value creation
Action 8 – Intangibles Substance
Action 9 – Risks and capital Substance
Action 10 – Other high-risk transactions Substance

Cara Otoritas Pajak Mengatasi BEPS: Transfer Pricing


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
22

No. Action Plan Pilar


11. Establish methodologies to collect and analyse data on BEPS and the actions to Transparency & Certainty
address it
12. Require taxpayers to disclose their aggressive tax planning arrangements Transparency & Certainty
13. Re-examine transfer pricing documentation Transparency & Certainty
14. Make dispute resolution mechanisms more effective Transparency & Certainty
15. Develop a multilateral instrument

Cara Otoritas Pajak Mengatasi BEPS: Transfer Pricing


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
23

 Action Plan 13 yang sudah dikodifikasi ke dalam


PerMenkeu No. 213/PMK.03/2016, berisi pengaturan
transfer pricing documentation (TP Doc) guna
meningkatkan transparansi untuk kepentingan otoritas
Cara Otoritas pajak dan mempertimbangkan biaya kepatuhan bagi
dunia usaha.
Pajak Mengatasi
BEPS: Transfer  Aturan yang harus dikembangkan tersebut mencakup
juga persyaratan bagi perusahaan multinasional untuk
Pricing menyajikan semua informasi yang diperlukan bagi semua
instansi pemerintah terkait dengan alokasi global untuk
penghasilan, aktivitas ekonomi, dan pajak yang dibayar di
masing-masing negara sesuai dengan template umum.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
24

 Action Plan 13 yang sudah dikodifikasi ke dalam


PerMenkeu No. 213/PMK.03/2016, berisi pengaturan
transfer pricing documentation (TP Doc) guna
meningkatkan transparansi untuk kepentingan otoritas
pajak dan mempertimbangkan biaya kepatuhan bagi
Cara Otoritas dunia usaha.
Pajak Mengatasi  PerMenkeu No. 213/PMK.03/2016 tersebut mencakup
BEPS: Transfer persyaratan bagi perusahaan multinasional untuk
Pricing menyajikan semua informasi yang diperlukan bagi semua
instansi pemerintah terkait dengan alokasi global untuk
penghasilan, aktivitas ekonomi, dan pajak yang dibayar di
masing-masing negara sesuai dengan template umum.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
25

 Action Plan 13 yang sudah dikodifikasi ke dalam


PerMenkeu No. 213/PMK.03/2016, berisi pengaturan
transfer pricing documentation (TP Doc) guna
meningkatkan transparansi untuk kepentingan otoritas
pajak dan mempertimbangkan biaya kepatuhan bagi
Cara Otoritas dunia usaha.
Pajak Mengatasi  PerMenkeu No. 213/PMK.03/2016 tersebut mencakup
BEPS: Transfer persyaratan bagi perusahaan multinasional untuk
Pricing menyajikan semua informasi yang diperlukan bagi semua
instansi pemerintah terkait dengan alokasi global untuk
penghasilan, aktivitas ekonomi, dan pajak yang dibayar di
masing-masing negara sesuai dengan template umum.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
26

 Tujuan pengaturan TP Doc adalah:


 Compliance with Arm’s Length Principle (ALP): untuk
memastikan bahwa wajib pajak menyajikan pertimbangan
tepat tentang persyaratan transfer pricing di dalam
menetapkan harga dan persyaratan lain untuk transaksi
antara perusahaan afiliasi dan di dalam melaporkan
Cara Otoritas pendapatan yang diperoleh dari transaksi tersebut ke dalam
SPT PPh Badan;
Pajak Mengatasi  TP risk assessment: untuk memberikan kantor pajak
BEPS: Transfer informasi yang diperlukan guna melakukan penilaian risiko
transfer pricing;
Pricing  TP audit: untuk memberikan informasi yang berguna kepada
kantor pajak untuk digunakan di dalam pemeriksaan pajak
secara tepat dan menyeluruh atas praktik penetapan harga
transfer Wajib Pajak yang diperiksa, meskipun Wajib Pajak
tersebut masih perlu melengkapi TP Doc dengan informasi
tambahan selama pemeriksaan pajak berlangsung.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
27

 Untuk mencapai tujuan TP Doc, perlu dibuat tiga dokumen, yaitu:


Master file (MF), Local file (LF), Country-by-country Reporting
(CbC-R)
 Pendekatan 3 jenis dokumen TP akan menyajikan informasi yang
relevan dan andal kepada kantor pajak untuk melakukan analisis
penilaian risiko TP secara efisien dan akurat.
Cara Otoritas  Pendekatan 3 jenis dokumen TP juga akan menyediakan platform
Pajak Mengatasi sehingga informasi yang dibutuhkan saat audit dapat
dikembangkan. Selain itu, pendekatan tersebut dapat menjadikan
BEPS: Transfer Wajib Pajak memiliki cara dan insentif untuk menggambarkan
Pricing kepatuhan mereka terhadap ALP untuk transaksi afiliasi yang
material.
 Dokumen CbC Reporting mengharuskan perusahaan
multinasional melaporkan laba, omzet, jumlah pegawai, aset, dan
pajak yang dibayar untuk masing-masing negara, seperti
diilustrasikan pada slide di halaman berikut.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
28

Cara Otoritas
Pajak Mengatasi
BEPS: Transfer
Pricing

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
29

Cara Otoritas Pajak Mengatasi BEPS: Transfer Pricing


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
30

Cara Otoritas Pajak Mengatasi BEPS: Transfer Pricing


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
31

Cara Otoritas Pajak Mengatasi BEPS: Transfer Pricing


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
32

Cara Otoritas Pajak Mengatasi BEPS: Transfer Pricing


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
33

Cara Otoritas Pajak Mengatasi BEPS: Transfer Pricing


Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
34

 Meskipun sudah ada revisi terhadap OECD Transfer Pricing


Guidelines (OECD, 2017) sesuai dengan BEPS Action Plan 13,
aturan TP tetap menyisakan (terlalu) banyak ruang untuk
interpretasi, yang mengakibatkan banyak diskusi antara
pembayar pajak dan administrasi pajak.
 Hal di atas bahkan diakui oleh OECD di dalam pedomannya.
Tidak setiap produk sama dan tidak setiap merek memiliki nilai
sama. Bagaimana membandingkan produk yang berbeda ini?
Permasalahan Karena itu, diskusi sering kali berfokus pada apakah transaksi
cukup 'sebanding' atau apakah semua syarat dan ketentuan
harus sama.
 Masalah lainnya adalah bahwa harga 'wajar' masih bisa
memfasilitasi penghindaran pajak oleh perusahaan
multinasional dengan mengalihkan laba ke jurisdiksi dengan
tarif pajak rendah.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
35

 Contoh standar yang digunakan adalah mengalokasikan


passive income ke perusahaan di tax havens tanpa
aktivitas nyata
 Literatur penelitian yang mengupas isu transfer pricing
dan dinamikanya juga terus meningkat (lihat slide
halaman berikut).
 Grafik di slide halaman berikut menggambarkan
Permasalahan perkembangan artikel penelitian tentang transfer pricing
di Scopus database periode 1968–2019 dengan kata
kunci: Transfer Pricing, Transfer Prices, Transfer Price,
Arm‘s Length Principle.
 Sebagian besar perhatian peneliti fokus aturan hukum
tentang transfer pricing dan penggunaan harga transfer
sebagai teknik pengalihan keuntungan.
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
36

Permasalahan

Sumber: Transfer Pricing in V4 Countries


(Brychta dkk, 2020, hal. 26)
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
37

 Singh (2016) menyatakan bahwa ”TP is currently one of


the most widely debated topics among professionals and
tax authorities”.
 Menurut Bãndoi, Dãnciulescu, & Tomitã (2008), ada
empat alasan mengapa perusahaan harus betul-betul
cermat ketika mempertimbangkan strategi manajemen
risiko yang berkaitan dengan transfer pricing.
Permasalahan  Salah satunya adalah perusahaan multinasional (MNC)
seringkali berada di bawah tekanan yang lebih tinggi dan
kecurigaan yang sangat besar dari otoritas pajak.
 MNC biasanya berada di bawah kontrol yang lebih ketat
dan penilaian aturan yang lebih mendetail terkait suatu
pajak tertentu yang pengaturannya tidak jelas.
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
38

 Karena itu, MNC terpaksa menginvestasikan lebih banyak


waktu dan tenaga untuk menangani masalah terkait risiko
yang terkait dengan ketidaksinkronan (diskoneksi) di
antara wajib pajak dan otoritas pajak.
 Terkait dengan permasalahan di atas, pertanyaan yang
muncul dan perlu didiskusikan di dalam webinar ini
Permasalahan adalah:
 Hal apa saja yang melatarbelakangi tax dispute tetap
muncul di dalam pemeriksaan pajak transfer pricing
di Indonesia?
 Bagaimana Wajib Pajak mengatasi potensi tax
dispute di dalam pemeriksaan transfer pricing?

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
39

Konsep Transfer Pricing


Agenda 2

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
40

 Menurut Hiemann & Reichelstein (2012, hal. 3), di dalam


perusahaan yang terintegrasi secara vertikal, harga transfer
memainkan peran sentral untuk tujuan:
 akuntansi manajerial, dan
 pelaporan pajak.
 Banyak definisi tentang transfer pricing dan salah satu
definisinya dari masing-masing tujuan di atas diuraikan sbb:
Pengertian  Dari sisi akuntansi manajerial, transfer pricing didefiniskan
sebagai “the imposition of the price if a segment of the
Transfer Pricing company provides goods or services to other segments
from the same enterprise” (Martin and Sayrak, 2003).
 Dari sisi perpajakan, transfer pricing didefinisikan sebagai
“the term given to the process and determination of pricing
the assets transferred between related firms of a
multinational company across different tax jurisdictions” (Li
& Paisey, 2007, hal. 18)
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
41

 Secara umum, di dalam literatur tentang transaksi pihak


berelasi (related party transaction), menurut Corlaciu &
Tudor, 2011, p. 243, ada dua teori mendominasi, yaitu:
1. teori conflict of interest; dan
2. teori efficient transaction.

Pengertian  Untuk teori pertama, transaksi antar pihak berelasi


dipandang sebagai sesuatu yang membahayakan
Transfer Pricing kepentingan pemegang saham karena ada kepentingan
eksekutif perusahaan yang bermain (p. 243).
 Di teori kedua, transaksi afiliasi secara ekonomi dianggap
menguntungkan karena terjadi efisiensi perusahaan (p.
243).

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
42

 Salah satu bentuk efisiensi perusahaan adalah beban pajak


yang minimal.
 Menurut Kaur (2013), ada empat alasan utama mengapa MNE
menerapkan transfer pricing:
 Untuk menghemat pajak,
 Untuk memfasilitasi pengukuran kinerja,
 Untuk memberikan informasi yang relevan dengan
Posisi Transfer pengambilan keputusan yang bersifat trade-off (imbal
Pricing balik) dan
 Untuk mendorong keputusan agar kongruen dengan
tujuan.
 Penelitian Oyelere dan Turner (2000) mengungkap bahwa
transfer pricing menjadi salah satu isu terpenting di dalam
praktik manajemen strategis dan operasional untuk
perusahaan-perusahaan besar.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
43

 Berdasarkan survei 2003 oleh Ernst & Young, terungkap


bahwa responden melakukan transfer pricing karena
memiliki tujuan untuk:
 memaksimalkan kinerja operasi (73%), dan
 mengoptimalkan pengaturan pajak (68%).
baik sebagai prioritas "utama" atau prioritas "penting“.
Posisi Transfer  Menurut Cecchini, Leitch dan Strobel (2013), transfer
pricing merupakan inti dari sistem kontrol manajemen
Pricing MNE. Selain itu, penetapan kebijakan transfer pricing
merupakan masalah kompleks yang mencakup banyak
faktor dan banyak konsekuensi.
 Berdasarkan hal di atas, MNE harus membuat keputusan
strategis dan taktis untuk mengoordinasikan aktivitas
rantai nilai intra-organisasi mereka.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
44

 Harga transfer berfungsi untuk menentukan pendapatan


kedua pihak yang terlibat dalam cross-order transaction.
Karena itu, harga transfer cenderung membentuk basis
pajak di negara-negara yang terlibat di dalam transaksi
lintas batas tersebut.
 Di dalam skenario pemajakan lintas negara, tiga pihak
Isu Utama yang terlibat adalah:
 perusahaan multinasional sebagai satu kesatuan
Transfer Pricing secara keseluruhan,
 otoritas pajak negara sumber penghasilan
 otoritas pajak negara domisili.
 Saat otoritas pajak di satu negara mengenakan pajak
atas satu entitas anak dari MNE, hal itu memengaruhi
basis pajak di negara lain.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
45

 Dengan kata lain, situasi pajak lintas batas melibatkan masalah


yang berkaitan dengan:
 Jurisdiksi perpajakan,
 Alokasi penghasilan, dan
 Penilaian atau pengukuran basis pajak.
 Di dalam literatur, ada dua metode penentuan alokasi
penghasilan dan penilaian basis pajak, yaitu:
Isu Utama  Unitary taxation & formulary apportiontment.
 Separate Accounting & Arm’s Length Principle (ALP), dan
Transfer Pricing  Saat ini, Kanada & AS menerapkan formulary apportiontment,
sedangkan OECD menyarankan ALP di dalam OECD TP
Guidelines yang diterbitkan.
 Uni Eropa sedang memproses pergeseran basis pemajakan
berdasarkan Formulary Apportionment dan menamakannya
sebagai CCCTB (Consolidated Common Corporate Tax Base)

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi
Saptono, Ak., CA., MBA 46
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi
Saptono, Ak., CA., MBA 47
48

Konsep Arm’s Length


Principle (ALP)
Agenda 2

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
49

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
50

 Sumber utama ALP adalah Pasal 9 dari Model P3B


(OECD Model), yang diadaptasi di sebagian besar
perjanjian pajak bilateral.
 OECD telah memasukkan ALP sebagai bagian dari
aturan penetapan harga transfer dengan
menetapkan pedoman yang harus diterapkan MNE
Rujukan ALP
untuk menentukan syarat dan ketentuan transaksi
yang dikendalikan.
 Sebagian besar negara telah mengadaptasi prinsip
lengan panjang dengan memasukkan ketentuan
yang sesuai dalam undang-undang domestik.
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
51

Article 9
ASSOCIATED ENTERPRISES

1. Where
a) an enterprise of a Contracting State participates directly or
indirectly in the management, control or capital of an enterprise of
the other Contracting State, or
b) the same persons participate directly or indirectly in the
management, control or capital of an enterprise of a Contracting
Rujukan ALP State and an enterprise of the other Contracting State,
and in either case conditions are made or imposed between the two
enterprises in their commercial or financial relations which differ from
those which would be made between independent enterprises, then
any profits which would, but for those conditions, have accrued to one
of the enterprises, but, by reason of those conditions, have not so
accrued, may be included in the profits of that enterprise and taxed
accordingly.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
52

Article 9
ASSOCIATED ENTERPRISES

2. Where a Contracting State includes in the profits of an


enterprise of that State —and taxes accordingly — profits on
which an enterprise of the other Contracting State has been
charged to tax in that other State and the profits so included
are profits which would have accrued to the enterprise of the
Rujukan ALP first-mentioned State if the conditions made between the two
enterprises had been those which would have been made
between independent enterprises, then that other State shall
make an appropriate adjustment to the amount of the tax
charged therein on those profits. In determining such
adjustment, due regard shall be had to the other provisions of
this Convention and the competent authorities of the
Contracting States shall if necessary consult each other.

Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
53

No Lap. LR Metode TP Penjelasan


1 Sales CUP (metode Langsung menetapkan harga
(=price) langsung) tanpa dipengaruhi unsur lap.
LR lainnya
2. COGS - -
3. Gross Profit CPM & RPM Penetapan harga wajar
(metode mengacu pada laba kotor wajar
Metode langsung sehingga penerapannya perlu
memperhatikan COGS
Transfer Pricing 4. Operating - -
sesuai ALP Expense
5. Net profit TNMM & PSM Penetapan harga wajar
(metode tidak mengacu pada operating
langsung margin wajar sehingga
penerapannya perlu
memperhatikan unsur COGS
dan operating expenses
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
54

No Peraturan Penjelasan
1. Pasal 23A Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
UUD 1945 (Amd. III) undang-undang
2. UU No. 28/2007 Pasal 3 ayat (6)
Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta keterangan dan/atau dokumen yang harus
dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
3. UU No. 28/2007 Pasal 28 ayat (11)
Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan
dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara
elektronik atau secara program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh)
tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang
pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.

Rujukan TP di Indonesia
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
55

No Peraturan Penjelasan
4. Peraturan Pasal 10
Pemerintah No. (1) Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan
74/2011 dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola
secara elektronik atau secara program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10
(sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib
Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.
(2) Dalam hal Wajib Pajak melakukan transaksi dengan para pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan Wajib Pajak, kewajiban menyimpan dokumen lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi dokumen dan/atau informasi
tambahan untuk mendukung bahwa transaksi yang dilakukan dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa telah sesuai dengan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha.

Rujukan TP di Indonesia
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
56

No Peraturan Penjelasan
4. Peraturan Pasal 10
Pemerintah No. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dokumen dan/atau informasi tambahan
74/2011 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan tata cara pengelolaannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
5. (Peraturan Menkeu Pasal 1
No. 6. Dokumen Penentuan Harga Transfer adalah dokumen yang diselenggarakan oleh
213/PMK.03/2016) Wajib Pajak sebagai dasar penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha
dalam Penentuan Harga Transfer yang dilakukan oleh Wajib Pajak
Pasal 2
(1) Dokumen Penentuan Harga Transfer terdiri atas:
a. dokumen induk;
b. dokumen lokal; dan/ atau
c. laporan per negara

Rujukan TP di Indonesia
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA
57
Pasal 2 PMK 213/PMK.03/2016
(2) Wajib Pajak yang melakukan Transaksi Afiliasi dengan:
a. nilai peredaran bruto Tahun Pajak sebelumnya dalam satu Tahun Pajak lebih dari Rp 50.000.000.000,00
....;
b. nilai Transaksi Afiliasi Tahun Pajak sebelumnya dalam satu Tahun Pajak:
1. lebih dari Rp 20.000.000.000,00... untuk transaksi barang berwujud; atau
2. lebih dari Rp 5.000.000.000,00 ... untuk masing-masing penyediaan jasa, pembayaran bunga,
pemanfaatan barang tidak berwujud, atau Transaksi Afiliasi lainnya; atau
c. Pihak Afiliasi yang berada di negara atau yurisdiksi dengan tarif Pajak Penghasilan lebih rendah dari pada
tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang ... Pajak Penghasilan,
wajib menyelenggarakan dan menyimpan Dokumen Penentuan Harga Transfer sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf b sebagai bagian dari kewajiban menyimpan dokumen lain sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Rujukan TP di Indonesia
Free Webinar | Pratama-Kreston Tax Research Institute | Dr. Prianto Budi Saptono, Ak., CA., MBA

Anda mungkin juga menyukai